The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Modul Ajar Cultural Responsive Teaching_Putri Khayriyah PPG Prajabatan Gel 2 Thn 2022

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Putri khayriyah, 2023-07-03 03:48:11

Modul Ajar Cultural Responsive Teaching_Putri Khayriyah PPG Prajabatan Gel 2 Thn 2022

Modul Ajar Cultural Responsive Teaching_Putri Khayriyah PPG Prajabatan Gel 2 Thn 2022

Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif II di Sekolah Menengah “Merancang dan melaksanakan pembelajaran dan asesmen yang efektif dengan pendekatan Culturally Responsive Teaching Marsirimpa (bergotong royong).” Dosen Pengampu: 1. Dr. Dede Ruslan, M.Si 2. Dr. Saidun Hutasuhut, M.Si 3. Dr. Muhammad Yusuf, M.Si Oleh Disusun Oleh: Putri Khayriyah Ritonga, S.Pd PROGRAM PENDIDIKAN EKONOMI PENDIDIKAN PROFESI GURU GELOMBANG 2 UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


Pembelajaran Culturally Responsive Teaching Sebelum guru menentukan strategi pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan abad 21, guru perlu mengetahui karakteristik peserta didik terlebih dahulu. Untuk dapat mengetahui karakter peserta didik perlu dilakukan pemetaan kebutuhan belajar. Karakteristik peserta didik yang dapat diidentifikasi sebagai faktor yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar adalah kecerdasan, kemampuan awal, gaya kognitif, gaya belajar, motivasi, dan faktor sosial-budaya. Pembelajaran Culturally Responsive Teaching memiliki karakteristik diantaranya memicu interaksi positif peserta didik, pembelajaran yang berpusat pada siswa (studentcenter), serta pembelajaran memicu pembentukan sikap berpikir kritis peserta didik. Sedangkan bagi guru, pendekatan Culturally Responsive Teaching dapat memfasilitasi guru untuk mengintegrasikan latar budaya peserta didik dalam pembelajaran. Guru juga dapat memotivasi serta membimbing siswa tanpa membedakan latar belakang budaya peserta didik. Budaya dalam hal ini dapat didefinisikan sebagai tradisi sekitar, karakteristik, serta gaya belajar peserta didik. Latar belakang budaya peserta didik yang beragam, menuntut guru untuk berinovasi dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dalam hal ini kaitannya dengan strategi apa yang akan digunakan untuk dapat mengakomodasi latar belakang budaya peserta didik agar dapat mengembangkan keterampilan peserta didik abad 21. Pendekatan Culturally Responsive Teaching adalah salah satu strategi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran yang mengakomodasi latar belakang budaya peserta didik sehingga menghasilkan pembelajaran bermakna. Pendekatan Culturally Responsive Teaching adalah suatu metode pembelajaran yang menghendaki adanya persamaan hak setiap siswa untuk mendapatkan pengajaran tanpa membedakan latar belakang budaya peserta didik. Dengan adanya pendekatan Culturally Responsive Teaching dapat memungkinkan peserta didik terlibat aktif baik berkomunikasi dan berkolaborasi bersama teman-temannya tanpa memandang latar belakang budaya mereka, sehingga keterampilan-keterampilan tersebut


dapat dilihat dengan cara mengembangkan keterampilan abad 21 dengan pendekatan Culturally Responsive Teaching. Yang menjadi ciri khas pendekatan Culturally Responsive Teaching, yaitu belajar dapat memanfaatkan budaya lokal untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Ketika melakukan kegiatan proses pembelajaran menggunakan pendekatan Culturally Responsive Teaching dapat meningkatkan keterampilan abad 21, keterampilan yang muncul yaitu peserta didik dapat berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah secara mandiri maupun kelompok, munculnya keterampilan komunikasi berupa ide-ide yang diutarakan antara anggota kelompok dalam bentuk tulis maupun non tulis, munculnya keterampilan kreatif dari peserta didik dalam mengeksplor pembelajaran yang diselesaikan. Hernandez membagi Culturally Responsive Teaching ke dalam lima kategori, yaitu : content integration, facilitating knowledge construction, prejudice reduction, social justice, dan academic development. Berikut penjelasan singkatnya: 1. Content Integration Content Integration yaitu pengintegrasian budaya dalam pembelajaran. Content Integration pada penelitian dilakukan dengan memberikan artikel kebudayaan pada siswa, membangun interaksi positif antar guru dengan siswa, dan memberikan apresiasi pada siswa 2. Facilitating Knowledge Construction Pendekatan Culturally Responsive Teaching yang memfasilitasi guru agar dapat membantu siswa dalam membangun pengetahuannya. Sebelum pembelajaran berlangsung, biasanya siswa telah memiliki konsep atau pengetahuannya sendiri (prakonsepsi). Guru dalam hal ini memiliki peran penting dalam membantu siswa untuk berkemampuan berpikir kritis siswa dengan melakukan debat.


3. Prejudice Reduction Salah satu aspek Culturally Responsive Teaching adalah prejudice reduction, dimana pada aspek ini guru berperan untuk membangun komunikasi yang baik antar siswa dan membuat lingkungan belajar yang nyaman. 4. Social Justice Social justice mengharuskan guru dalam membantu siswa sebagai agen perubahan. Melalui proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat membawa pengaruh yang baik untuk dirinya sendiri dan orang lain. 5. Academic Development Aspek Culturally Responsive Teaching, menuntut guru untuk memberikan peluang bagi siswa untuk mencapai prestasi akademiknya. Selain itu, guru juga harus menggunakan metode belajar yang bervariasi. Salah satu upaya guru untuk mensukseskan akademik siswa yaitu dengan penggunaan metode yang bervariasi selama pembelajaran. Soft skills siswa diperoleh dari penggunaan metode yang bervariasi. Metode digunakan bervariasi dengan pertimbangan bahwa gaya belajar siswa dalam satu kelas beragam. Penggunaaan metode yang bervariasi membuat siswa dominan dalam pembelajaran dengan metode yang sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing. Dalam bahasa Batak Toba, istilah gotong royong disebut dengan marsirimpa. Istilah gotong-royong disamakan dengan marsirimpa, karena unsur gotong-royong dapat dimaknai dengan saling atau disebut dengan kebersamaan. Gotong-royong (marsirimpa) merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama dengan melibatkan beberapa orang untuk menyelesaikannya, sebelum melakukan gotong-royong mereka terlebih dahulu membuat kesepakatan untuk waktu kapan dilakukan gotong-royong tersebut, perlengkapan pangan buat seharian mereka bekerja, serta di tempat siapa terlebih dahulu dilaksanakan gotong royong tersebut. Hal ini dilakukan selain sudah sebagai tradisi bagi kehidupan masyarakat juga mereka merasa senasib dan sepenanggungan dalam hidup suka maupun duka, untuk hal itu tidak ada yang kaya dan miskin serta semua ikut bergotong-royong.


Dalam kegiatan proses pembelajaran yang akan saya lakukan pada modul ini, saya akan menerapkan diskusi kelompok dengan menggunakan konsep marsirimpa, yang dimana nantinya seluruh peserta didik akan bergotong royong (bekerja sama) dalam menyelesaikan tugas diskusi kelompok yang diberikan oleh guru. Didalam diskusi tersebut, seluruh peserta didik secara bersama-sama saling bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas kelompok berupa LKPD yang telah diberikan oleh guru sehingga nantinya setiap peserta didik merasakan bahwa tugas tersebut merupakan beban bersama yang harus diselesaikan secara marsirimpa, bergotong royong. Berdasarkan pembahasan diatas maka pendekatan Culturally Responsive Teaching dapat di jelaskan karakteristik budaya pengalaman dan perspektif dari beragam etnis peserta didik sebagai media pembelajaran yang lebih efektif, maka yang saya lakukan sebelum merancang modul ajar pendekatan Culturally Responsive Teaching pada mata pelajaran ekonomi, sebelumnya saya akan melakukan profilling peserta didik kepada kelas yang saya ajarkan yaitu dengan memetakan peserta didik yang ada didalam kelas berdasarkan nama, jenis kelamin, suku/etnis, gaya belajar, agama dan umur yang dapat dilihat pada tabel berikut: No Nama Jenis Kelamin Suku Gaya belajar Agama Umur 1 Aulia Silfana P Jawa Auditori Islam 16 2 Chesia Aulia P Jawa Visual Islam 16 3 Cindyka Aurelia A P Jawa Auditori Islam 17 4 Dani Kamdika Sihaloho L Jawa Visual Islam 16 5 Dewi Desmalina P Jawa Auditori Islam 16 6 Fanisa Erpina P Sunda Auditori Islam 17 7 Fintky Lovikky L Tionghoa Visual Islam 17 8 Fitri Sanila P Jawa Kinestetik Islam 16 9 Fitriya Lestari P Jawa Visual Islam 17 10 Ihsan Ali L Jawa Visual Islam 16 11 Inayah Suci Ramadhani P Karo Auditori Islam 16 12 Jesyka Putri Ramadhani P Batak Kinestetik Islam 17 13 Kalila Ramadhani P Jawa Auditori Islam 16


14 Khairina Firantia Azha P Jawa Auditori Islam 15 Khairuna Pratiwi P Melayu Kinestetik Islam 16 16 Kayla Sabrina Zahra P Jawa, China Auditori Islam 16 17 Luthfia Zahra P Jawa Visual Islam 16 18 M. Daffa Fadhillah L Melayu Auditori Islam 16 19 M. Fahrie Rabad L Jawa Auditori Islam 16 20 Musouwir L Mandailing Kinestetik Islam 17 21 Mutia Sugianto P Jawa Auditori Islam 16 22 Nabila Syafitri P Jawa Auditori Islam 16 23 Nazerila Rosa P Jawa Visual Islam 16 24 Putri Ramadhani L P Mandailing Kinestetik Islam 17 25 Putri Serli Dewi P Jawa Auditori Islam 16 26 Rendy Trinanda L Jawa Auditori Islam 16 27 Reyhan Maulana L Jawa Kinestetik Islam 16 28 Salji Alfarda L Jawa Visual Islam 17 29 Salsabilah Nailah Z. P Jawa Visual Islam 17 30 Silvia Febrianti S. P Jawa Auditori Islam 16 31 Siti Nur Azizah L. P Jawa Visual Islam 17 32 Tia Ramadhani Syahri P Melayu Auditori Islam 16 33 Wahyu Wardana L Jawa Auditori Islam 17 34 Zaky Fadly L Jawa Kinestetik Islam 16 Berdasarkan hasil profilling peserta didik peserta didik kelas X-2 SMAN 1 Percut Sei Tuan, maka cara penulis merancang pembelajaran dan asesmen dengan menggunakan Culturally Responsive Teaching (budaya marsirimpa) dan asesmen adalah dapat dilihat dari modul berikut:


INFORMASI UMUM PERANGKAT AJAR Identitas Penulis Modul Nama Penyusun : Putri Khayriyah Ritonga, S.Pd Institusi : SMAN 1 Percut Sei Tuan Mata Pelajaran : Ekonomi Materi Pokok : Alat Pembayaran Non Tunai Tahun Penyusunan : 2022/2023 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (2 JP) Fase Kelas Jenjang Jumlah Siswa Moda Pembelajaran Alokasi Waktu E X SMA 34 Tatap Muka dan PJJ 90 Menit KOMPETENSI AWAL 1. Peserta didik dapat menjelaskan alat pembayaran non tunai yang berlaku di Indonesia secara kreatif dan mengembangkan sikap bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Peserta didik dapat mengetahui berbagai alat pembayaran non tunai yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Kata Kunci Materi 1. Alat pembayaran non tunai 2. Kartu debit 3. Kartu kredit 4. Cek 5. Giro 6. E-money


Tujuan Pembelajaran CP Indikator Capaian Pembelajaran 11.13. Melalui diskusi kelompok dengan menggunakan konsep marsirimpa, peserta didik mampu menjelaskan alat pembayaran non tunai 11.14. Melalui model pembelajaran problem based learning, Peserta didik mampu menganalisis dampak penerapan melakukan alat pembayaran non tunai dalam kehidupan sehari-hari. 11.15.Melalui model pembelajaran Culturally Responsive Teaching, peserta didik mampu mengevaluasi alatalat pembayaran non tunai yang sedang berlaku saat ini Alat Pembayaran Non Tunai • Aspek Kognitif 1. Menjelaskan pengertian Alat pembayaran non tunai 2. Menentukan jenis alat pembayaran non tunai 3. Menentukan manfaat alat pembayaran non tunai 4. Menganalisis kekurangan dari alat pembayaran non tunai • Aspek psikomotor/keterampilan 1. Menyajikan hasil analis alat-alat pembayaran nontunai yang sedang berlaku di kehidupan sehari-hari saat presentasi hasil diskusi Alur Tujuan Pembelajaran: 1. Membaca referensi dari berbagai sumber mengenai Alat pembayaran non tunai 2. Menyaksikan video mengenai Alat pembayaran non tunai dalam kehidupan seharihari 3. Mengetahui manfaat alat pembayaran non tunai 4. Menganalisis kekurangan dari alat pembayaran non tunaI


Pemahaman Bermakna: 1. Peserta didik dapat memahami bahwa alat pembayaran non tunai sangat diperlukan untuk mengetahui alat pembayaran digital yang dapat mempermudah masyarakat dalam bertransaksi 2. Peserta didik dapat memahami bahwa pentingnya alat pembayaran non tunai di abad21 dalam bertransaksi kehidupan masyarakat sehari-hari. Prasyarat Kompetensi ✓ Keterampilan belajar luring ✓ Pengetahuan mengenai konsep sistem pembayaran dan konsep uang sebagai alat pembayaran ✓ Pengetahuan materi mengenai alat pembayaran non tunai Profil Pelajar Pancasila Peserta didik menjadi pribadi yang bernalar kritis (memproses informasi, menganalisis, dan mengevaluasi penalaran), kreatif (menghasilkan gagasan yang orisinil), bergotong royong (kemampuan bekerja sama dengan orang lain), bersikap demokratis (dalam mengemukakan pendapat) dan beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sarana dan Prasarana ✓ Komputer/ Laptop ✓ Smartphone ✓ Jaringan internet ✓ LCD/ proyektor/infokus ✓ Aplikasi mobile banking pada handphone ✓ Papan tulis/Kertas/Pulpen ✓ Bahan ajar dan buku kurikulum merdeka ✓ Buku catatan peserta didik


Target Peserta Didik Target perangkat ajar ini dapat digunakan Guru untuk mengajar: ✓ Peserta didik regular/ tipikal ✓ Peserta didik cerdas istimewa berbakat istimewa (CIBI) ✓ Peserta didik yang berbudaya dengan menerapkan konsep marsirimpa (bergotong royong) Jumlah Peserta Didik Jumlah peserta didik untuk pembelajaran maksimal 34 peserta didik Ketersediaan Materi ✓ Pengayaan untuk peserta didik berpercapaian tinggi YA/TIDAK ✓ Alternative penjelasan, metode, aktivitas untuk peserta didik yang memiliki kesulitan konsep YA/TIDAK Materi Ajar Rincian materi ajar yang dipelajari pada modul ini yaitu: Alat Pembayaran Non Tunai 1. Pengertian alat pembayaran non tunai 2. Jenis alat pembayaran non tunai 3. Manfaat alat pembayaran non tunai 4. Kekurangan dari alat pembayaran non tunai Referensi Buku Adapun referensi materi ajar yang bias digunakan yaitu: ✓ Fitrawaty. 2019. Modul 4 Uang dan Lembaga Keuangan.Kemendikbud: Medan ✓ Astuti, Sari Dwi. 2020. Buku Siswa Ekonomi X. Mediatama: Surakarta ✓ Sutarno dll. 2016. Buku Siswa Ekonomi X. Jatra Grafis: Solo ✓ Internet dan media cetak ✓ Buku Sekolah Elektronik.


Referensi internet * Situs website : https://developers.bri.co.id/id/news/alat-pembayaran-non-tunai-pengertian-jenis-hingga manfaatnya https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220209080946-83-756802/jenis-jenis-alatpembayaran-nontunai-alternatif-bertransaksi-saat-ini https://investor.id/finance/320843/mengenal-alat-pembayaran-non-tunai https://koinworks.com/blog/alat-pembayaran-non-tunai-jenis-dan-manfaat-yang-wajib-kamutahu/ * Video dapat diakses di: https://www.youtube.com/watch?v=0kZacL3J3uc https://www.youtube.com/watch?v=sn8-KNV53XE https://www.youtube.com/watch?v=_sw028ZvaBY Alat Alat yang diperlukan dalam proses pembelajaran ➢ Gambar (lihat lampiran) ➢ Lembar kerja peserta didik atau lembar pengamatan ➢ Kertas HVS atau polio atau buku catatan murid Anggaran biaya ➢ Print dan fotocopy lembar kerja per lembar Rp.500,00


Pengaturan peserta didik ➢ Individu ➢ Berkelompok (5-6 orang) Model ➢ Model pembelajaran PBL (Problem based learning) Metode ➢ Ceramah ➢ Diskusi ➢ Presentasi ➢ Culturally Responsive Teaching ❖ Content Integration ❖ Facilitating Knowledge Construction ❖ Prejudice Reduction ❖ Social Justice ❖ Academic Development ➢ Menggunakan budaya Marsirimpa (bergotong royong) Pertanyaan Pemantik: 1. Apakah yang dimaksud dengan ATM? 2. Bisakah kamu menjelaskan kegunaan dari kartu debit? 3. Apakah kamu memakai alat pembayaran non tunai seperti M-banking? Persiapan pembelajaran Adapun langkah-langkah yang harus dipersiapkan sebelum mengajar yaitu 1. Membaca materi yang akan disampaikan 2. Membuat presentasi materi tentang alat pembayaran non tunai dalam bentuk Power Point 3. Menyiapkan lembar kerja peserta didik dan mencetaknya untuk dibagikan kepada peserta didik (boleh modifikasi dari yang sudah dibuat di model ini) untuk yang ketersediaan print dan fotocopy yang minim, lembar kerja peserta didik bisa ditulis di buku tulis peserta didik.


4. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran 5. Membuat kelompok diskusi yang nantinya peserta didik akan menerapkan budaya marsirimpa (bergotong royong) dalam menyelesaikan tugas LKPD kelompok yang akan diberikan. Kegiatan Pembelajaran (2JP = 1 Pertemuan) Rincian kegiatan Alokasi Waktu Kategori CRT Pendahuluan • Guru mengkondisikan peserta didik (berdoa, memeriksa kehadiran peserta didik) • Guru memberikan apersepsi dengan menanyakan materi sebelumnya (konsep sistem pembayaran dan memahami konsep uang sebagai pembayaran) dan mengaitkan dengan materi yang akan disampaikan • Guru memberikan motivasi kepada peserta didik tentang manfaat alat pembayaran non kehidupan di abad 21 dalam kehidupan sehari-hari • Guru menyampaikan tujuan pembelajaran • Guru menyampaikan acuan pembelajaran yang digunakan • Guru menyampaikan arahan mengenai langkahlangkah pembelajaran dengan model culturally responsive teaching yaitu siswa harus aktif dalam pembelajaran, saling menghargai dan menghormati perbedaan pendapat antara siswa dan mampu berkolaborasi 15 menit Content Integration


Inti • Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 orang per kelompok • Guru memberikan wacana sesuai dengan topik pembelajaran • Guru memberikan gambar infografis tentang Transaksi non tunai yang mudah, aman dan praktis. (Bagi peserta didik yang memiliki gaya belajar visual) • Guru memberikan pertanyaan terkait infografis tersebut yakni “Mengapa Transaksi non tunai dapat dikatakan mudah, aman dan praktis untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari?” 60 menit Prejudice Reduction Prejudice Reduction Facilitating knowledge construction Content Integration


• Guru memberikan link video kepada setiap kelompok yang memiliki gaya belajar audio tentang masalah Indonesia belum siap bertransaksi non tunai, yakni: https://www.youtube.com/watch?v=HVxzbdFvHA • Setelah peserta didik menyaksikan video tersebut kemudian Pendidik memberikan tugas pada kepada peserta didik mencari artikel di internet tentang tentang alat pembayaran non tunai seperti kartu debet, kartu kredit, cek, dan giro bilyet. Kemudian identifikasi ciri-ciri fisik dan cara penggunaannya dalam system pembayaran. Diskusikan bersama teman satu kelompok • Guru melakukan Pengorganisasian Peserta Didik. Dalam hal ini, Peserta didik dalam kelompok, mengidentifikasi konsep alat pembayaran non tunai • Guru Membimbing Penyelidikan Individu dan Kelompok. Dalam hal ini, Peserta didik bekerjasama dengan penuh tanggung jawab dalam kelompoknya (Collaboration) untuk mengumpulkan data dengan membaca buku sumber, bahan ajar yang tersedia dan sumber referensi lain. Kemudian mendiskusikan dan merumuskan tentang alat pembayaran non tunai • Setelah diskusi kelompok selesai, peserta didik mempresentasikan/membacakan hasil diskusi Facilitating knowledge construction Content Integration Facilitating knowledge construction Facilitating knowledge construction Academic


kelompok dan kelompok lain memberikan tanggapan dan Guru membimbing jalannya diskusi. (Critical) • Guru Menganalisis dan mengevaluasi proses penyelesaian masalah. Dalam hal ini, guru memberikan penguatan dengan memberikan penjelasan pada materi yang dianggap masih perlu dipertegas Kembali (jalannya diskusi). • Peserta didik bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok kemudian memberikan tanggapan terhadap wacana yang ditulis di lembar kerja peserta didik yang dibagikan (LKPD) • Guru melakukan ice breaking setelah kelompok visual melakukan presentasi di depan kelas development Academic development Academic development Penutup • Guru mengkondisikan peserta didik ke tempat duduknya masing- masing • Guru memberikan materi sebagai penguatan • Guru bersama peserta didik membuat simpulan tentang materi pada pertemuan kali ini • Guru memberikan refleksi (lembar refleksi terlampir) • Guru menugaskan peserta didik mempelajari materi untuk persiapan materi selanjutnya • Guru menutup pertemuan dan mengucapkan salam 15 menit Academic Development


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Kategori CRT (Content Integration) Budaya Marsirimpa (Kelompok Visual) Nama Kelompok : 1. ......................................... 2. ......................................... 3. dsb Kelas : Petunjuk 1. Baca artikel yang dibagikan oleh guru dengan seksama! 2. Berdasarkan artikel yang sudah dibaca, isilah pertanyaan di bawah ini! 3. Kerjakan secara berkelompok! 4. Presentasekan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas! Artikel https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150827204638-78-75025/bi-pembayaran-nontunai-pesat-dan-potensial-tetapi-berisiko Berdasarkan artikel tersebut : No Pertanyaan Jawaban 1 Apa yang dimaksud dengan alat pembayaran non tunai seperti kartu debet, kartu kredit, cek, dan giro bilyet? Kemudian identifikasi ciri-ciri fisik dan cara penggunaannya dalam system pembayaran! 2 Berdasarkan artikel tersebut, Mengapa Bank Indonesia mengatakan bahwasanya pembayaran non tunai perkembangannya pesat namun berisiko dalam hal potensial nya? Dan Bagaimana penanganan alat pembayaran non tunai yang dikatakan berisiko tersebut


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Kategori CRT (Content Integration) Budaya Marsirimpa (Kelompok Audio) Nama Kelompok : 1. ......................................... 2. ......................................... 3. dsb Kelas : Petunjuk 1. Berdasarkan video yang sudah ditonton, isilah pertanyaan di bawah ini! 2. Kerjakan secara berkelompok! 3. Presentasikan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas! Link Vidio https://www.youtube.com/watch?v=HV-xzbdFvHA Berdasarkan video tersebut : No Pertanyaan Jawaban 1 Apa yang dimaksud dengan alat pembayaran non tunai seperti kartu debet, kartu kredit, cek, dan giro bilyet? Kemudian identifikasi ciri-ciri fisik dan cara penggunaannya dalam system pembayaran! 2 Berdasarkan link video tersebut, Mengapa Indonesia belum siap bertransaksi secara non tunai? Dan Bagaimana penanganan masalah terhadap Indonesia yang belum siap untuk bertransaksi secara non tunai?


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Kategori CRT (Content Integration) Budaya Marsirimpa (Kelompok Kinestetik) Nama Kelompok : 1. ......................................... 2. ......................................... 3. dsb Kelas : Petunjuk 1. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan isilah pertanyaan di bawah ini! 2. Kerjakan secara berkelompok! 3. Presentasikan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas! No Pertanyaan Jawaban 1 Apa yang dimaksud dengan alat pembayaran non tunai seperti kartu debet, kartu kredit, cek, dan giro bilyet? Kemudian identifikasi ciri-ciri fisik dan cara penggunaannya dalam system pembayaran! 2 Melakukan, menjelaskan dan menceritakan kedepan, bagaimana cara menggunakan dan bertransaksi dengan pilihan bisa melalui ovo, dana, mobile banking ataupun bagaimana melakukan transaksi shopee melalui shoppe pay (layanan dompet digital ataupun transaksi online yang ditawarkan oleh shopee)


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Kategori CRT (Facilitating Knowledge Construction) Budaya Marsirimpa (Individu) Nama Siswa : Kelas : Petunjuk : Kerjakanlah secara mandiri! Materi Soal: 1. Apa yang dimaksud dengan Alat pembayaran non tunai? 2. Sebutkan dan jelaskan apa sajakah jenis-jenis dari alat pembayaran nontunai? 3. Apa sajakah manfaat dari melakukan pembayaran secara non tunai 4. Apakah pembayaran dengan uang non tunai akan selalu mempermudah bagi pemakainya? 5. Identifikasi kendala-kendala atau hambatan yang mungkin timbul dari penggunaan uang non tunai!


LAMPIRAN PENILAIAN 1. Instrumen Pengamatan/Observasi Lembaran Pengamatan/Observasi Sikap Peserta Didik dalam Diskusi Kelompok Nama Peserta Didik : Mata Pelajaran : Kelas/Semester : Hari/Tanggal Pengamatan : Tema Diskusi : No Aspek yang Diamati Kategori Keterangan B C K B = Baik C = Cukup K = Kurang 1 Kepatuhan terhadap aturan dalam diskusi 2 Memberikan ide, usul, dan saran dalam kelompok 3 Mengikuti diskusi dengan semangat atau antusias 4 Menyimak atau memperhatikan ketika teman lain sedang menyampaikan presentasi atau pendapat 5 Menghargai pendapat atau usul yang disampaikan pada teman atau kelompok lain 6 Tanggung jawab dalam kelompok 7 Kerja sama dalam kelompok 8 Kesantunan dalam menyampaikan pendapat


9 Cara menyanggah atau menanggapi pendapat teman lain 10 Penerimaan terhadap hasil diskusi Rubrik pengamatan: 1. Baik: Jika aspek atau kriteria yang diamati muncul dengan nyata dan sesuai dengan indikator aspek yang diamati. 2. Cukup: Jika aspek atau kriteria yang diamati muncul cukup nyata dan cukup sesuai dengan indikator aspek yang diamati. 3. Kurang: Jika aspek atau kriteria yang diamati muncul kurang nyata dan kurang sesuaidengan indikator aspek yang diamati. Pemskoran: ℎ 100% Kategori: Baik = 80-100 Cukup =60-79 • Peserta didik menjadi pribadi yang bernalar kritis • Kreatif (menghasilkan gagasan yang orisinil), • Bergotong royong (kemampuan bekerja sama dengan orang lain), • Demokratis (dalam mengemukakan pendapat) dan Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menumbuhkan sikap peduli sosial terhadap lingkungan sekitar.


LEMBAR PENILAIAN KOGNITIF INDIVIDU (bisa digunakan untuk soal pengayaan) Nama : Mata pelajaran : Kelas/semester : No. Contoh kasus Skor 1 Apa yang dimaksud dengan Alat pembayaran non tunai? 20 2 Sebutkan dan jelaskan apa sajakah jenis-jenis dari alat pembayaran nontunai? 20 3 Apa sajakah manfaat dari melakukan pembayaran secara non tunai 20 4 Apakah pembayaran dengan uang non tunai akan selalu mempermudah bagi pemakainya? 20 5 Identifikasi kendala-kendala atau hambatan yang mungkin timbul dari penggunaan uang non tunai! 20


Materi Ajar ALAT PEMBAYARAN NON TUNAI 1. Pengertian alat pembayaran non tunai Dalam dunia bisnis tidak sedikit orang melakukan transaksi pembayaran non tunai. Apa yang dimaksud pembayaran non tunai? Pembayaran non tunai adalah pembayaran yang dilakukan tanpa menggunakan uang tunai yang beredar saat ini melainkan menggunakan cek, bilyet giro, kartu kredit, dan alat pembayaran non tunai lainnya. 2. Jenis alat pembayaran non tunai a) Kartu debit Kartu debit adalah sebuah kartu pembayaran secara elektronik yang diterbitkan oleh bank. Kartu ini dapat berfungsi sebagai pengganti pembayaran dengan uang tunai. Kartu ini mengacu pada saldo tabungan bank anda di bank penerbit tersebut. Fungsi dari kartu debit adalah untuk memudahkan pembayaran Ketika berbelanja tanpa harus membawa uang tunai Dibanyak negara, penggunaan kartu debit telah menjadi begitu luas karen adapat menggantikan pembayaran melalui cek ataupun uang tunai. Tidak seperti kartu kredit dan kartu bayar, pembayaran menggunakan kartu debit langsung ditransfer dari rekening bank pemegang kartu, bukan mereka membayar Kembali uang tersebut dikemudian hari. b) Kartu kredit Kartu kredit atau yang dikenal dengan uang plastic sepertinya sudah bukan menjadi hal yang luar biasa saat ini. Bahkan tidak jarang orang memiliki kartu kredit lebih dari satu untuk memenuhi kebutuhan. Kalau digunakan dengan bijaksana, kartu kredit adalah alat transaksi yang cukup brrmanfaat. Namun jika penggunaannya tidak cermat, maka bukan tidak mungkin akan membawa


kesengsaraan bagi pemiliknya. System kartu kredit adalah suatu jenis penyelesaian transaksi retail dan system kredit, yang Namanya berasal dari kartu plastic yang diterbitkan kepada pengguna system tersebut. Sebuah kartu kredit berbeda dengan kartu debit di mana penerbit kartu kredit meminjamkan konsumen uang dan bukan mengambil uang dari rekening. Kebanyakan kartu kredit memiliki bnetuk dan ukuran yang sama. c) Cek Cek adalah surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang disebutkan di dalamnya atau kepada pemegang cek tersebut Cek merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk menarik atau mengambil uang di rekening giro. d) Giro Giro adalah suatu istilah perbankan untuk suatu cara pembayaran yang hampir merupakan suatu kebalikan dari system cek, berupa surat perintah untuk memindah bukukan sejumlah uang dari rekening seseorang kepada rekening lain yang ditunjuk surat tersebut. e) E-Money Teknologi pembayaran secara elektronik tidah hanya menggantikan cek, tetapi juga tunai dalam bentuk electronic money- adanya uang hanya dalam bentuk elektronik. Bentuk pertama darie-money adalah kartu debit. Kartu debit, yang bentuknya seperti kartu kredit, memungkinkan konsumen membeli barang dan jasa secara langsung dapat memindahkan dana secara elektronik darirekening bank, ke rekening pihak penjual. Kartu debit dapat digunakan di tempat-tempat yangmenerima kartu kredit dan sekarang ini menjadi lebih cepat dibandingkan dengan pembayaran tunai. Pada sebagian besar pasar swalayan, misalnya , konsumen dapat menggesek kartu debit melalui alat pembaca kartu yang ada dibagian kasir, dan rekening akan berkurang sebesar nilai pembelian yang dilakukan. Sebagian besar bank


dan perusahaan seperti visa dan master card menerbitkan kartu kredit dan kartu ATM yang dapat berfungsisebagai kartu debit. Bentuk e-money yang lebih mutakhir adalah store –value card dibeli dengan dolar tertentu yang dibayar dengan uang dimuka, mirip seperti kartu telepon prabayar. Semakin canggih store value card dikenal sebagai smart card. Smart card berisi chip computer yang dapat mengakses tunai secara digital dari pemilik rekening kapanpun dibutuhkan. Dinegara Asia seperti Jepang dan Korea, telepon seluler sekarang mempunyai fiture smart card yang memeberikan ekspresi bayar lewat telepon, menjadi perkembangan baru , smart card bisa dibeli dimesin ATM, computer pribadi dengan kartu pembaca smart card, atau peralatan telepon khusus. Bentuk ketiga dari e-money sering disebut dengan e cash yang digunakan melalui internet untuk membeli barang dan jasa. Pelanggan mendapatkan ecash dengan membuat satu rekening dibank yang memepunyai jaringan internet dan kemudia bisa mempunyai e cash yang dipindahkan ke computer pribadinya. Ketika ia ingin membeli sesuatu dengan ecash pelanggan dapat menjelajah toko yang ada di web, selanjutnya secara otomatis ecash ditransfer dari komputernyake computer penjual. Penjual kemudian mendapatkan dana yang ditransfer dari rekening bank konsumen ke rekening penjual sebelum barang itu dikirimkan. 3. Manfaat Alat Pembayaran Non Tunai Mekanisme pembayaran non tunai di Indonesia saat ini semakin maju. Terlebih dengan berkembangnya teknologi e-payment pada beberapa platform digital. Berikut ini manfaat pembayaran tanpa uang tunai. a) Proses Transaksi Lebih Cepat Sebagai pengguna e-wallet, Anda tidak perlu susah payah membawa uang dalam jumlah banyak, karena semua transaksi dapat dilakukan secara non tunai. Selain itu, transaksi ini juga dapat menghemat waktu karena bisa dilakukan kapanpun melalui ponsel Anda.


b) Bisa Dilakukan Dimana saja saat ini, Anda tidak perlu pergi ke ATM untuk melakukan pembayaran tagihan listrik, pulsa, internet, hingga asuransi. Pasalnya, Anda dapat membayarnya melalui m-banking maupun e-wallet dimana saja tanpa perlu mengantri dengan orang lain. c) Keamanan Lebih Baik Dengan pembayaran non tunai, Anda tidak perlu lagi membawa uang tunai dengan nominal besar. Karena, semua uang tersebut telah tersimpan dengan aman dalam dompet digital yang Anda gunakan. Selain itu, sistem keamanannya pun sudah teruji dengan dilengkapi PIN dan nomor OTP yang hanya bisa diketahui oleh Anda. Jika kartu debit, kredit maupun e-money hilang, Anda dapat segera memblokir kartu tersebut sehingga saldo dalam rekening tetap aman. d) History Keuangan Tertata Rapi Dalam pembayaran non tunai, semua transaksi yang Anda lakukan akan tercatat dengan rapi. Misalnya, pada jenis m-banking, Anda dapat melihat semua pengeluaran dan pemasukkan yang akan dicatat dalam riwayat mutasi rekening. Selain itu, e-money juga dapat memudahkan Anda mengatur pengeluaran. Fitur tersebut akan membantu Anda untuk melakukan evaluasi dan menekan pengeluaran kedepannya. e) Banyak Diskon dan Promo Tidak sedikit penjual yang bekerja sama dengan penyedia pembayaran non tunai untuk memberikan potongan harga hingga cashback, seperti pembelian tiket kereta, pesawat, bioskop, hotel, dan beberapa tempat wisata. 4. Kekurangan dari Alat Pembayaran Non Tunai Selain memiliki beberapa manfaat dalam mempermudah transaksi, sistem pembayaran non tunai juga mempunyai kekurangan. Diantaranya sebagai berikut. a) Adanya Pembatasan Pada setiap transaksi menggunakan uang elektronik, terdapat batasan dalam jumlah maksimum yang dapat Anda lakukan pada rekening per harinya.


b) Butuh Akses Internet Ketika menggunakan sistem cashless, Anda harus selalu terhubung dengan internet. Sehingga, apabila terjadi gangguan koneksi internet maka Anda tidak dapat mengakses ewallet dan proses pembayaran pun gagal dilakukan. c) Ancaman dari Cyber Crime Risiko kejahatan cyber akan selalu muncul mengikuti sistem transaksi digital, sehingga banyak pihak bank atau fintech yang membuat sistem keamanan yang lebih kuat untuk menghindari terjadinya cyber crime.


Click to View FlipBook Version