The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

4-Kelompok Preferensi 4-implementasi UAP

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by niussj, 2021-11-09 03:54:26

4-Kelompok Preferensi 4-implementasi UAP

4-Kelompok Preferensi 4-implementasi UAP

PREFERENSI 4:
MERAWAT BUMI

Percakapan Tiga putaran kelompok implementasi UAP

4
.

Daftar Isi:
Anggota kelompok … 2
Langkah-Langkah Percakapan Rohani Tiga Putaran:

• A. Persiapan … 3
• B. Panduan Percakapan Rohani Tiga Putaran … 4

o Putaran Pertama … 4
o Putaran Kedua: Sharing Reflekstif … 5
o Putaran Ketiga: Konsensus … 5
o Doa Ucapan Syukur … 6
o Pertanyaan Reflektif … 6
o Langkah-langkah Percakapan Rohani … 6
Bahan Pendalaman Implementasi UAP:
• Refleksi Personal sebagai Pribadi … 7
• Refleksi Personal sebagai bagian dari KBKL … 14
• Refleksi Personal sebagai bagian dari lembaga … 21
Notula Sharing Percakapan Tiga Putaran
• Notula Putaran Pertama 4A (… 28) dan 4B (… 30)
• Notula Putaran Kedua 4A (… 33) dan 4B (… 35)
• Notula Putaran Ketiga … 37

21 Anggota kelompok Preferensi 4:

Kelompok Preferensi 4A Kelompok Preferensi 4B

1. Adi Kriyo Widodo 1. Marcellinus Danang Kristiandaru

2. Alb. Atma Suganda 2. Mikael Jati Kurniawan

3. Anastasia Helda 3. Rezza Mustagfiri

4. Andreas Eka Sujatmanta 4. Riki Realita Kurniawan

5. Antonius Novianto 5. Tjandrawati Nugraha Agatha

6. Bernadetta Erawati 6. Veronika Dewi Aristiya

7. Carolina Sari Kusumaningtyas 7. Wening Putri Pertiwi

8. Christianus Pranatahadi 8. Yoakim L. Taboy

9. Citius Wahyu Edi Kusuma 9. Yohanes Dian Tri Nugroho

10. Fahmi Tanjung Albertian 10. Yohanes Wahyudi Utomo

11. Florensia Setyaningsih
Purnamawati

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 2

LANGKAH-LANGKAH
PERCAKAPAN ROHANI TIGA PUTARAN

A. PERSIAPAN

1. Setiap anggota kelompok membaca Bahan Pendalaman Implementasi UAP
(hlm. 7-32)
a. Pembacaan dilakukan secara mandiri dan tenang (tidak terburu-buru).
Luangkanlah waktu untuk membaca.
b. Setiap anggota menyiapkan buku catatan pribadi untuk mencatat kata,
kalimat, bagian yang dirasa menyentuh, mengena, menarik, inspiratif;
c. Bila ada beberapa kata, kalimat, bagian yang dirasa menyentuh, mengena,
menarik, inspiratif, tentukan maksimum tiga prioritas kata, kalimat, bagian
untuk disharingkan.

2. Fasilitator kelompok (nama yang dicetak tebal) bertugas:

a. membuat link di google meeting atau zoom meeting bila pertemuan

dilaksanakan secara daring;

b. mengumpulkan anggota kelompoknya untuk menentukan jadwal

pertemuan pertama;

c. menentukan PIC Notula (PIC yang mencatat sharing tiap anggota kelompok

percakapan tiga putaran);

d. menentukan jadwal percakapan rohani tiga putaran;

e. mengatur jalannya proses percakapan tiga putaran hingga sampai pada

penyusunan bundling/kesimpulan/rekomendasi di putaran ketiga;

f. menyerahkan kepada Pater Kepala Sekolah

bundling/kesimpulan/rekomendasi sebagai bahan penyusunan rencana

strategis Yayasan Loyola.

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 3

B. PANDUAN PERCAKAPAN ROHANI TIGA PUTARAN

Percakapan rohani adalah berbagi pengalaman tentang buah-buah
doa/bacaan rohani pribadi dan mendengarkan pengalaman refleksi dari anggota
lainnya dalam kelompok.

“Apa yang akan kita bagikan dalam percakapan rohani
kelompok adalah pengalaman rohani. Percakapan rohani ini
adalah cara menemukan Tuhan dalam pengalaman-
pengalaman tersebut dengan memperhatikan gerakan-
gerakan emosi kita, kehendak dan mimpi atau harapan kita”
(Luz Marina Diaz, PhD).

Putaran Pertama

Percakapan rohani dalam putaran pertama ini, kita diajak untuk berbagi
pengalaman rohani dalam kelompok dengan pertanyaan-pertanyaan refleksi, doa
dan pendalaman (bacaan) rohani pribadi. Setiap orang diberi waktu 5 – 10 menit
untuk membagikan pengalamannya dan perlu ditunjuk orang yang menjaga
waktu dan mengingatkan setiap pembicara. Pembicaraan hendaknya langsung
pada inti masalahnya dan dirumuskan secara singkat, padat dan jelas.

Langkah-Langkah:
1. Setiap orang akan berbicara gerakan-gerakan batin apa yang muncul dalam

doa/refleksi pribadi dan masing-masing akan diberi waktu sekitar 5-10 menit
untuk berbicara;
2. Dengarkan orang yang berbicara – jangan memikirkan apa yang akan Anda
sharingkan untuk giliran Anda.
3. Buka hati dan pikiran pada orang yang sedang berbicara; pahami dari
perspektif orang yang sedang berbicara.
4. Setiap selesai orang berbicara, ciptakan hening sekitar 30 detik untuk
mengingat-ingat lagi apa yang baru saja disharingkan. Setelah itu bisa
dilanjutkan dengan giliran orang lain untuk berbicara.
5. Fasilitator kelompok menunjuk seseorang untuk memulai sharing, lalu
dilanjutkan dengan orang lain secara berurutan. Setiap kali orang selesai
bicara, berikan waktu
hening sekitar 30 detik dan setelah semua orang berbicara, hening beberapa
menit untuk mengingat-ingat kembali dan merangkum
kecenderungan/gerakan umum apa yang telah disharingkan.

Catatan yang perlu diperhatikan dalam sharing pengalaman ini pada Putaran
Pertama ini.

Sharing pribadi:
1. Semua harus mendengarkan secara aktif dan penuh perhatian,
2. Mendengarkan orang lain tanpa memberi penilaian (judgment),
3. Memperhatikan tidak hanya apa yang dikatakan tetapi juga nada/intonasi

bicara dan perasaan orang yang sedang berbicara,
4. Hindari godaan untuk mempersiapkan diri bahan sharing pribadi Anda sendiri

ketika orang lain sedang berbicara.

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 4

Berbicara intensional:
1. Ungkapkan pengalaman, pemikiran, perasaan Anda sejelas mungkin,
2. Dengarkan secara aktif (perhatikan) pikiran dan perasaan Anda sendiri ketika

berbicara,
3. Pantau kecenderungan mementingkan diri Anda sendiri ketika berbicara.

Putaran Kedua: Sharing Reflektif

Mendengarkan (mengacu pada Sharing Putaran Pertama)
1. Apakah Anda tersentuh secara khusus dengan apa yang disharingkan dalam

Putaran Pertama? Apa yang mengesan dari sharing Putaran Pertama?
2. Tema atau isu umum mana saja yang banyak disharingkan dan yang

menyentuh/menggerakkan hati Anda?
3. Adakah sesuatu yang Anda harapkan muncul namun tidak Anda dengarkan

dalam sharing pada Putaran Pertama?

Perasaan/Gerakan Batin – Feeling/sensing:
Sharing dalam Putaran Kedua ini akan melahirkan kesadaran setiap anggota
sebagai kelompok. Di sinilah tanda-tanda Roh yang berkarya dalam kelompok
mulai terwujud, dan percakapan mulai mengarah pada kualitas penegasan Roh
bersama.

Dalam Putaran Kedua ini, Anda bisa berbicara secara spontan sesuai dengan
dorongan batin Anda. Dalam putaran kedua ini bicaranya singkat. Di sini bukan
bicara tentang apa yang lupa dikatakan dalam putaran pertama, bukan juga
untuk berargumentasi atau membantah sharing orang lain, namun bicara untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan reflektif sebagai berikut:
1. Di mana Anda mengalami adanya harmoni atau disharmoni ketika

mendengarkan sharing dari orang lain? Mengapa Anda merasa demikian?
2. Emosi atau perasaan-perasaan apa yang sedang Anda rasakan sekarang?

Apa arti/makna dari perasaan-perasaan ini menurut Anda?
3. Apakah ada hal-hal yang sama/mirip/sesuai yang Anda sharingkan dengan

yang disharingkan anggota kelompok lain?
4. Ide-ide atau inspirasi apa saja yang muncul dalam diri Anda dalam Putaran

Kedua ini?

Putaran Ketiga: Diskusi dan Konsensus

1. Gerakan-gerakan Roh semacam apa yang Anda kenali dari sharing Putaran
Pertama dan Kedua di atas?

2. Apakah muncul hal-hal yang perlu disepakati bersama?
3. Langkah-langkah atau rencana ke depan apa yang menurut Anda perlu

diambil bersama?

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 5

Doa Ucapan Syukur

Untuk menutup proses, setiap orang berdoa secara spontan untuk
mengungkapkan rasa syukur dengan satu kata atau kalimat singkat.

Pertanyaan Reflektif untuk mempertajam bahan pendalaman implementasi UAP:

Bagaimanakah hidup kita, komunitas kita, dan lembaga kita
bisa memberi kontribusi terhadap perawatan rumah kita
bersama dan bentuk-bentuk kerja sama apa yang bisa kita
kembangkan?

Catatan:
1. Yang dimaksudkan rumah kita bersama di sini adalah lingkungan di mana
kita hidup dan tinggal bersama. Lingkungan itu bisa berupa lingkungan
keluarga, lingkungan tempat kita tinggal, lingkungan tempat kita bekerja
dan berdoa, lingkungan kota kita, Semarang, lingkungan negara kita, dan
bumi kita.
2. Yang dimaksud dengan bentuk-bentuk kerja sama adalah upaya kita
bersama dengan anggota keluarga, anggota komunitas, anggota alumni,
anggota kolese lain, dan anggota masyarakat lainnya untuk mewujudkan
bumi, rumah kita bersama yang nyaman, aman, sehat, asri, dan seimbang.
3. Kata tanya “Bagaimana” mengundang kita untuk memikirkan,
mengimajinasikan, membayangkan cara-cara dan sarana-sarana yang
bisa kita pakai untuk berkontribusi terhadap perawatan rumah kita bersama
dan bentuk-bentuk kerja sama yang bisa kita kembangkan.

Langkah-Langkah Percakapan Rohani Tiga Putaran

1. Mohon Rahmat: Mohon keterbukaan budi dan hati, kerendahan hati, dan
kebesaran jiwa dalam membagikan pengalaman pribadi, mendengarkan
sharing orang lain dalam kelompok, dan mampu mendengarkan Roh Allah
yang berbicara melalui budi, hati, dan melalui orang lain.

2. Membagikan pengalaman pribadi terkait teks bahan pendalaman
implementasi UAP dan pertanyaan reflektif. Yang lain mendengarkan
secara atentif (Putaran Pertama)

3. Menanggapi sharing anggota kelompok lain yang menyentuh dan
menggerakkan batin (Putaran Kedua)

4. Bersama anggota kelompok lain mencermati gerakan-gerakan Roh yang
sama-sama dirasakan anggota kelompok, merumuskan hal-hal yang perlu
disepakati bersama, membuat rekomendasi yang menurut Anda perlu
diambil bersama (Putaran Ketiga)

5. Berdoa secara spontan untuk mensyukuri proses percakapan rohani tiga
putaran.

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 6

Bahan Pendalaman Implementasi UAP

1. Sebagai Pribadi, sejauh yang Saudara pahami dan alami, bagaimana upaya
Saudara untuk mengubah gaya hidup untuk merawat bumi, rumah bersama?

Bagaimana bisa merawat bumi lewat kebiasaan hidup sehari-hari. Misalnya ketika
belanja ke pasar membawa tas supaya tidak menggunakan kantong plastik dari penjual;
mengolah sampah organik; mengumpulkan kardus, botol utk kemudian ditukar dan dijual;
mengolah sampah plastik sedapat mungkin jika ada.

Membawa botol minum, mengurangi penggunaan plastik, menanam tanaman di rumah.

Dengan melakukan kebersihan dan gaya hidup yang baik, mengurangi penggunaan
plastik, mulai menggunakan bahan-bahan yang renewable.

Membuang sampah pada tempatnya, berusaha mengurangi belanja (terutama online)
yang tidak perlu, menanami lahan kosong di rumah.

Menanam banyak pohon, membuang sampah pada tempatnya, mengurangi penggunaan
plastik

Dengan melakukan eco ezym, mengurangi penggunaan botol plastik, tas plastik.

Sebagai guru Kimia, saya sadar sepenuhnya bagaimana bumi ini semakin "tua" dan
harus diupayakan usaha - usaha untuk merawat bumi.
Melalui pelajaran saya, selalu saya sisipkan "iklan" untuk bagaiman bersama kita
merawat bumi. Misalkan pengurangan penggunaan kantong plastik, pembuatan Eco
Enzyme dan penelitiannya.
Dan selain merawat bumi, juga saya ajarkan merawat diri kita sendiri yang merupakan
anugerah tak terkira dari Allah. Melalui ajakan untuk konsumsi makanan sehat, info
tentang penggunaan minyak goreng, bagaimana makan yang baik tanpa bahan
pengawet, menghindari minuman soft drink, dll.

saya secara pribadi bertanggung jawab atas plastik permen yg saya bawa, dan pastikan
saya akan membuang sampah ditempatnya, dimanapun saya berada, dan itu saya
tularkan ke istri saya yg dirumah agar memiliki kebiasaan yg sama.

Saya sering membuang sisa makanan terutama buah dan rempah ke kebun agar bisa
menjadi pupuk, saya juga menyetorkan kulit dan ampas buah kepada orang yang
mengolah sampah buah dan sayur segar menjadi sabun.

Hal yang sudah saya lakukan untuk bisa ikut serta merawat bumi adalah saya
mengurangi penggunaan plastik, menggunakan energi listrik secukupnya, dan
menggunakan air seperlunya, memasak nasi sesuai kebutuhan, supaya nasinya tidak
tersisa, sehingga tidak terbuang.

saya mengurangi penggunaan kantong plastik kresek dan menggantinya dengan tas kain
atau tas berbahan ramah lingkungan. Selain itu juga mengurangi penggunaan barang-
barang dari plastik.

Memberikan contoh yang baik.

Mengurangi penggunaan tissue, sedotan, membuang masker dengan cara dirusak dan di
gunting talinya, dll

Saya terlibat dalam komunitas "Bank Sampah" di lingkungan saya tinggal. Kegiatan kami
selain memberikan edukasi tentang penggunaan plastik/bahan anorganik lainnya, juga
melakukan aksi nyata menggalang dana untuk pendidikan anak-anak miskin. Bagaimana
mengubah sampah plastik menjadi lebih bernilai ekonomis dan bisa menjadi saluran
amal.

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 7

Selalu membawa tas belanja sendiri dari rumah. Membawa botol minum, untuk
mengurangi penggunaan botol plastik. Merawat tanaman di rumah. Hemat energi.
Membuat ecoenzyme.

Kiranya upaya untuk mencintai bumi yang sederhana dan tepat saat ini yaitu perlu sikap
hemat, disiplin, dan tanggung jawab khususnya setiap kali memanfaatkan berbagai
energi dan sarana yang menjadi bagian dalam kelancaran hidup kita. Jangan banyak
terjadi pemborosan uang, tenaga, dan sebagainya dalam mengusahakan kesejahteraan
umum, belajar, dan sebagainya dalam melestarikan alam ini.

Saya membuat kompos dari daun kering yang jatuh dari pohon yang saya tanam dan
sampah organik dari dapur.

Ikut mengurangi penggunaan plastik dan mencoba memanfaatkan limbah organik

Saya selalu berusaha menanam pohon pada lahan kosong, membantu dalam pemilihan
bumi pada abbrp komunitas pelestarian magrove

Banyak habitus ramah lingkungan yang berorientasi pada mengembangkan budaya
kehidupan berusaha saya aplikasikan dalam hidup keseharian namun jujur saja sering
kali kalah oleh karena sikap nggolek gampange.

Pola hidup sehat, tidak membuang sampah sembarangan, hidup dgn prokes untuk saling
menjaga orang lain di sekitar kita

Sebagai pribadi, saya sekeluarga sudah menguranggi banyak pemakaian plastik dalam
upaya melestarikan bumi. Ketika berbelanja, kami selalu membawa tas sendiri dari
rumah, jarang sekali minta/beli tas plastik dari toko.

saat ini saya benar2 concern dengan air dan listrik karena setelah tinggal di rumah
sendiri (tidak kos) saya baru paham mahalnya bayar PAM dan PLN. sy usahakan hanya
1 AC menyala di kelas, lampu kamar mandi sering sekali sy matikan, cek air keran agar
yakin tidak menyala saat meninggalkan kamar mandi. selain itu, saya sangat takut jika
bumi ini marah dengan perlakuan kita yang biadab, tidak manusiawi. dengan mengubah
gaya hidup, saya yakin, langkah kecilku memiliki sumbangsih yang signifikan terhadap
bumi kita ini.

Mengajarkan anak untuk berkreasi dengan bahan daur ulang sebagai pendidikan
terhadap anak untuk cinta lingkungan

selalu konsisten tebar ikan di sungai2

merawat tanaman

kita bisa menggunakan barang yang ramah lingkungan

Lingkungan hijau dirumah, buang sampah tempatnya kebetulan saya memang suka
tanaman

Mengurangi pembelian makanan dan minuman yang berbungkus plastik.

Mengurangi penggunaan plastik, menggunakan lampu dan listrik secukupnya,
menggunakan air secukupnya, dan tidak menggunakan kendaraan bermotor untuk jarak
dekat.

Bumi adalah milik bersama, tidak hanya milik generasi saat ini. apa yang kita buat saat ini
akan berdampak pada generasi berikutnya. Masalah energi, pencemaran lingkungan,
kerusakan alam, dll menjadi isu-isu yang perlu ditanggapi dengan pertobatan bersama
dan pertobatan pribadi. Memulai dari saya dan keluarga, menjadi hal yang paling
mungkin dilakukan. Mengurangi penggunaan plastik, hemat air dan listrik.

1. Menggunakan tas belanja.
2. Mengurangi penggunaan plastik.

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 8

3. Menggunakan tumbler atau alat makan yang tidak sekali pakai baik ketika sekolah, di
luar sekolah, maupun di warung makan.
4. Hemat dalam penggunaan air ketika cuci tangan (ketika memakai sabun, kran air
dimatikan).

yang saya lakukan, mengurangi plastik saat belanja sebisa mungkin saya tidak
menggunakan plastik, menggunakan tumbler untuk bekal minum dan juga paper less

Memulai dari hal kecil yakni membuang sampah pada tempatnya, hemat air, membawa
botol minum sendiri, dan juga menguragi penggunaan plastik. Memang bukan hal yang
luar biasa seperti menyelamatkan ekosistem laut atau membangun usaha serta membuat
karya dari limbah plastik. Bagi saya sesederhana apapun kontribusi kita, itu cukup
membantu bumi kita bangkit dari keterpurukan. Bumi sedang diterpa musibah bertubi-
tubi, jadi mungkin juga tidak kuat dalam menahan bebannya sendirian. Jika kita
menyadari pentingnya rasa empati pada bumi.

Sebagai pribadi yang menyadari bahwa merawat bumi sama dengan menyelamatkan
rumah anak cucu saya kelak, saya sangat bersyukur dibesarkan di tengah-tengah
keluarga yang sangat peka dengan hal ini (orang tua, kakak, bahkan pacar saya). Sudah
menjadi habit/kebiasaan yang terkesan kecil dan sepele namun berperan penting untuk
menyelamatkan bumi. Hal-hal simple yang semasa kecil susah sekali dibiasakan karena
sering lupa/malas, namun akhirnya tersadar bahwa hal kecil itu dapat membantu
memulihkan dunia. Se-simple mematikan lampu, memasang timer AC, cara hemat
menggunakan kran air, memakai kembali plastik/paper bag bekas, mengganti plastik
dengan tas kain untuk berbelanja, gowes, dan menggunakan peralatan makan ramah
lingkungan. Ada satu hal yang masih perlu saya kondisikan yaitu bijak menggunakan
tissue dan masker (karena keadaan pandemi).

Sebagai pribadi yang menyadari bahwa merawat bumi sama dengan menyelamatkan
rumah anak cucu saya kelak, saya sangat bersyukur dibesarkan di tengah-tengah
keluarga yang sangat peka dengan hal ini (orang tua, kakak, bahkan pacar saya). Sudah
menjadi habit/kebiasaan yang terkesan kecil dan sepele namun berperan penting untuk
menyelamatkan bumi. Hal-hal simple yang semasa kecil susah sekali dibiasakan karena
sering lupa/malas, namun akhirnya tersadar bahwa hal kecil itu dapat membantu
memulihkan dunia. Se-simple mematikan lampu, memasang timer AC, cara hemat
menggunakan kran air, memakai kembali plastik/paper bag bekas, mengganti plastik
dengan tas kain untuk berbelanja, gowes, dan menggunakan peralatan makan ramah
lingkungan. Ada satu hal yang masih perlu saya kondisikan yaitu bijak menggunakan
tissue dan masker (karena keadaan pandemi).

Sebagai pribadi mungkin saya masih belum berkontribusi secara langsung untuk
merawat bumi seperti melakukan reboisasi atau penghijauan.Tetapi yang saya lakukan
dalam kehidupan saya untuk merawat bumi yang paling sering saya lakukan di rumah
maupun di sekolah adalah dengan saya membuang sampah, menghemat air, menanam
sayur dan tidak membiasakan diri untuk membeli snack atau makanan kemasan, juga
berbelanja menggunakan tas belanja sendiri, mematikan AC dan lampu jika
meninggalkan ruangan kerja atau dirumah, dan juga tidak terlalu sering bepergian untuk
menghemat bahan bakar karena saat ini beberapa negara di dunia sedang mengalami
krisis energi.

Saya berusaha untuk mengurangi penggunaan plastik, gerakan yang digemakan tahun
2015 disini. Saya selalu membawa botol minum dan meminimalisir penggunaan tas
kresek untuk membawa barang ataupun menggunakan plastik bening untuk mewadahi
sendok. Saya juga meminimalisir penggunaan tissue dan memilih untuk mencuci tangan.
Saya juga mematikan AC ketika berada di ruangan yang jendelanya dapat dibuka dan
ada angin yang bisa masuk.

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 9

Upaya yang bisa diwujudkan untuk mengubah gaya hidup merawat bumi dengan
mengurangi pengonsumsian produk plastik. Aturan pemerintah melarang penggunaan
kantong plastik dalam berbelanjar salah satunya, ini pun sudah saya terapkan hingga
saat ini malah dari apa yang terjadi saat ini sudsh menjadi tren gaya hidup. Selain itu juga
penerapan tertib kebersihan sepeti membuang sampah pada tempatnya maupun
memilah sampah yang bisa terurai di bumi yang kita injak ini.

Sebagai pribadi usaha dalam merawat bumi melakukan penghijauan di rumah dgn
menanam tanaman di halaman dan taman rumah. Menggunakan sepeda dalam
bertransportasi dalam jarak dekat dan menengah jika memungkinkan dengan tidak
nbanyak barang bawaan. Membuang sampah dan menggunakan plastik secara
bijaksana. Menggunakan tumbler dalam setiap aktifitas untuk minum.

Secara pribadi saya berusaha merawat bumi dengan mengubah pola hidup dengan
reuse, reduce dan recycling, menghemat sumber daya air, listrik, dan bahan bakar yang
lebih ramah lingkungan, menanam berbagai tanaman sebagai sumber oksigen
semaksimal mungkin dan berusaha mengajak keluarga dan orang sekitar untuk merawat
bumi.

Merawat tanaman, menghijaukan kegersangan di sekitar rumah tempat tinggal. Hemat
energi dirumah ataupun dimanapun.

Saya sudah tidak terbiasa menggunakan kantung plastik dan membuang minyak jelantah
di saluran pembuangan. Botol-botol plastik yang tidak bisa dihindari tidak langsung saya
buang, tetapi digunakan sebagai vase untuk tanaman air.

mulai menggunakan tumbler untuk minum, belanja menggunakan wadah sendiri,
sehingga mengurangi sampah plastik

Saya selalu mengusahakan untuk tidak buang sampah sembarangan, mengurangi
penggunaan plastik misalnya saat berbelanja/menyimpan kantong plastik untuk
digunakan berkali-kali. Saya juga berusaha untuk menanam tumbuhan di lingkungan
sekitar saya, di depan rumah atau dipinggir-pinggir jalan dekat rumah saya.
selain membuat teduh juga mengurangi polusi yang ada.
Dalam rumah tangga saya juga selalu mengusahakan untuk menghemat penggunaan
listrik, misalnya selalu mematikan lampu yang tidak terpakai. Ini selain untuk merawat
Bumi juga mengurangi biaya pengeluaran

Memulai dari langkah sederhana:menghemat penggunaan energi listrik,konsumsi BBM,
meminimalis penggunaan plastik, menambah tanaman disekitar runah.

Yang sdh saya upayakan sampai saat ini, berusaha mengurangi pemakaian plastik, tas
kresek dll. memisahkan sampah dirmh apakah itu organik/ non organik. mengubah
sampah menjadi sesuatu yg berguna. mis ekoensym, menanam tanaman toga
sederhana( dipot)

Slogan yang dulu selalu saya Gaungkan di Komunitas Loyola "BRHDT" (Bersih, Rapi,
Hijau, Disiplin dan Tertib). Tindakan Ekologis menghijaukan ibu bumi.

Sebagai pribadi untuk merawat bumi adalah menanam tumbuhan-tumbuhan di rumah
walaupun dalam keterbatasan ruang. Membuang sampah pada tempatnya. Kedua hal ini
mungkin sederhana, namun kalau semua orang melakukan maka bisa terjadi
penghijauan dan kebersihan terjaga sehingga hal ini bisa membantu dalam merawat
bumi.

Upaya saya dengan cara menggunakan sabun dan detergen yang ramah lingkungan,
memisahkan sampah berdasarkan jenisnya, mengoptimalkan dan mengefektivitaskan
penggunaan listrik dan air, serta mengurangi penggunaan kertas.

Upaya-upaya yang sudah saya lakukan saat ini adalah dengan membawa makanan
sendiri dan meminimalisir penggunaan air minum kemasan botol sekali pakai.

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 10

Upaya saya dalam merawat bumi adalah mengurangi sampah yang tidak bisa terurai.
Membawa botol minum dan tempat makan sendiri menjadi gaya hidup yang menurut
saya baik untuk dilakukan setiap hari.

Dimulai dengan gaya hidup sehat yang Go Green seperti tidak menggunakan kantong
plastik melainkan tas belanja yang dapat digunakan berkali-kali, membawa botol minum
sendiri dan mengurangi penggunaan air minum dalam kemasan botol plastik, serta
menggunakan listrik dan air secukupnya.

Selalu menjaga kebersihan entah di rumah maupun di tempat kerja

saya mulai dari hal-hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya, memanfaat
barang-barang sebaik-sebaiknya.

Merawat tanaman, berperilaku hidup sehat, membuang sampah pada tempatnya,
mengurangi penggunaan kantong plastik dan material yang tidak terurai lainnya.

0

Memberi contoh dan melakukan Penghijauan dan hemat Energi

Kami berusaha untk mengurangi pencemaran lingkungan dan memakai produk2 yg
ramah lingkungan

Kami berusaha melestarikan lingkungan hidup dgn mengelola limbah air, mengelola
sampah dgn memilah2 menurut jenisnya , mengurangi pemakaian bungkus plastik 1x
pakai, dan mengurangi pemborosan energi .

Baik

Pelihara tumbuhan di lingkungan dengan baik,

Menjaga kebersihan lingkungan,contoh hal terkecilnya membuang sampah pada
tempatnya

Saya mengurangi penggunaan plastik saat berbelanja di tempat umum, dengan cara
membawa kantong belanja sendiri

Selalu menjaga kebersihan,ketertipan,keasrian,menciptakan penhijauan lingkungan

setelah cuci tangan tidak memakai tissue yang menambah sampah, menyimpan kresek
untuk digunakan lagi, membawa botol minum sendiri

Harus di terapkan kedisiplinan

Tidak membuang sampah sembarangan, saya pribadi tidak menggunakan produk dari
kulit binatang, mematikan AC ketika selesai kerja.

Gaya hidup untuk merawat bumi dengan mengurangi limbah plastik membawa tumbler
minum, menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya

Menggunakan listirk, air secukupnya dan tidak berlebihan. Menanam beberapa tanaman
atau pohon di halaman rumah yang kita punya.

MENGGUNAKAN TEMPAT YANG BISA DIPAKAI BERULANG KALI (BOTOL MINUM)

Pertama cukup mengembangkan hobi, tanaman-kompos-organik

Upaya pribadi saya dgn berpakaian sopan,rapi,dan dalam lingkungan tidak membuang
sampah dimana2 atau pada tempatnya itu sudah bagian merawat bumi.

Pola hidup sederhana sesuai ajaran Tuhan

Menjaga kebersihan area skitar Loyola.

Dengan hal sederhana mengurangi sampah yg susah diurai

Tidak membuang sampah sembarangan dan membawa bekal makan dan minum sendiri

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 11

Saya berusaha melakukan tindakan yg ramah lingkungan

Dengan memelihara dan tidak merusaknya

Dimulai dari hal yang kecil, dengan cara lebih banyak menghargai tanaman. Misalnya
penanaman mangrove sebagai barrier ekologis

Upaya saya untuk mengubah gaya hiduo untuk merawat bumi, rumah bersama yaitu
dengan melakukan kerja sama untuk menjaga lingkungan, dengan cara merawat
menjaga yg didasari dengan penghormatan terhadap ciptaan Tuhan

Keadaan bumi yang memburuk setiap harinya menjadikan kita harus memperbaiki
kebiasaan hidup kita dalam upaya menyelaatkan bumi dari kerusakan. Upaya yang dapat
kita lakukan bisa dimulai dari hal yang kecil seperti mebuang sampah pada tempatnya,
mengurangi penggunaan plastik, mendaur ulang limbah yang dapat digunakan kembali,
tebang pilih pohon, mengurangi efek green house, mematikan listrik dan air apabila
sudah selesai digunakkan. Dari hal kecil ini hapannya dapat menjaga kelestarian alam
dan menjaga bumi dari kerusakan yang akan semakin parah.

Sebagai pribadi untuk merawat bumi upaya yg saya lakukan yaitu membuang sampah
pada tempatnya, merawat tanaman dilingkunag saya untuk.penghijauan dan mengurangi
emisi gas rumah kaca dwngan tidak menvgunakan ac

Dengan mengurangi penggunaan plastik

Dengan membuang sampah pada tempatnya, mematikan lampu dan AC saat tidak
digunakan.

menjaga kebersihan, menanam pohon

mengurangi penggunaan plastik

Saya tdk membuang sampah sembarangan dan membawa tas belanja saat berbelanja

Tanam tumbuh tumbuhan sebanyak mungkin

Menghargai dan merawat lingkungan, mengurangi komsumsi yang serba instan

dengan melestarikan lingkungan hidup, dengan penghijauan

Memutuskan untuk menjaga kelestarian dengan mulai menggunakan bahan-bahan atau
barang-barang yang reuseable

Menciptakan lingkungan yang bersih , memanfaatkan lahan di sekitar kita untuk
menanam tanaman yang bermanfaat.

Dalam kesadaran pribadi yang sungguh-sungguh, saya belum bisa memahami dan
merasakannya. Kadang ikut arus saja.

Tidak membuang sampah sembarangan dan selalu memberisihkan lingkungan adalah
kunci sederhana dalam merawat bumi

Sederhana tidak menciptakan sampah berlebih

Belanja dengan membawa tas sendiri, memakai air seperlunya, mematikan lampu jika
tidak perlu, dan lain sebagainya

Saya secara pribadi berusaha untuk merawat bumi dengan selalu membuang sampah
pada tempatnya. Saya membiasakan diri untuk tidak dengan mudah meninggalkan
sampah ditempat sembarangan. Sebagai contoh nyata, saya bisa menyimpan terlebih
dahulu sampah yang saya miliki apabila belum menemukan tempat sampah. Bagi saya
negara Indonesia bisa menjadi lebih maju dan bersih seperti negara maju lain ketika
setiap orang mau berbenah dan dimulai dari diri kita sendiri.

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 12

Berusaha mengurangi penggunaan AC jika tidak digunakan, membawa tas belanja
sendiri, memisah - misahkan sampah seperti sampah plastik, kardus, sisa - sisa
makanan. Sangat disayangkan karena masih banyak orang yang saat membuang
sampah semuanya dijadikan 1 plastik tanpa memisah - misahkan menurut jenisnya
terlebih dahulu. Saya sudah sejak lama menerapkannya di rumah, dan berusaha
mengingatkan orang - orang sekitar.

Mulai saat pandemi saya belajar menanam beberapa tanaman antara lain ada pakcoy,
cabe, dan sawi walaupun yang tumbuh hanya cabe tapi saya belajar banyak bagaimana
cara merawat ciptaan Tuhan tapi memang nampaknya saya tidak berbakat di dunia
tanam menanam.

Terkait preferensi keempat, saya merasa belum sungguh optimal dalam
mengupayakannya. Kendati demikian, ada beberapa hal sederhana yang saya lakukan
seperti menghemat penggunaan listrik (mematikan AC dan lampu), meminta siswa/i
melakukan BBM, dsb. Sejauh ini, ada beberapa hal yang sudah direncanakan, seperti
pendampingan program pengolahan limbah sampah oleh DKKL dan pendampingan
program taman dinding DKKL. Hanya saja hal ini belum sempat dilaksanakan dalam
lingkungan LC karena keterbatasan kehadiran siswa selama masa pandemi.

Sebagai pribadi, saya berusaha untuk membawa tas belanja saat pergi membeli
keperluan rumah tangga. Saya memilah sampah organik dan non organik rumah tangga,
dan menggunakan sampah organik sebagai pupuk rumahan. Saya menggunakan listrik
dengan seperlunya. Mengkonsumsi makanan seperlunya tidak membuang makanan.
Mengurangi penggunakan plastik sekali pakai.

Bumi adalah rumah. tempat tinggal yang perlu dijaga dan dirawat bersama. Sudah sekian
tahun, saya menerapkan pemisahan sampah organik dan non organik. Limbah organik
yang dihasilkan dirumah akan saya kubur di tanah, kadang-kadang membuat biopor
antara 1-2 hari sekali. untuk sampah plastik, saya belum menemukan cara yang paling
efektif untuk penggunaannya. sampah plastik dari botol biasa dimanfaatkan sebagai
wadah untuk membuat pupuk organik. selain itu di rumah, saya membuat saluran filter
sederhana untuk limbah bahan cair. ini beberapa hal yang bisa saya lakukan di rumah
sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan

Beberapa di antaranya adalah: tidak membuang sampah sembarangan, menata ruangan
(kamar dan ruang kerja) dengan rapi, mengurangi penggunaan barang konsumtif yang
tidak dapat didaur ulang.

Yang saya upayakan untuk mengubah gaya hidup saya untuk merawat bumi adalah
dengan mematikan lampu dan AC ruangan saya ketika tidak digunakan, membuka
jendela ruangan saya agar udara berganti, menggunakan tas pengganti plastik ketika di
toko belanja, memperbaiki barang-barang saya yang masih bisa dipakai, misalnya sepatu
dan tas, juga sepeda. Saya juga mengupayakan untuk hemat plastik.

Mengubah pola hidup sederhana

Dengan hidup sederhana, dan mencintai alam sekitarnya

Kita harus menyanyangi dan sadar lingkungan,dengan hal2 yg kecil dengan merawat
penghijauan dilingkungan,membuang sampah pada tempanya.

Saya sejauh ini berusaha ikut merawat bumi,misal dengan tidak membuang sampah
sembarangan,mematikan listrik ketika tidak terpakai dll

Perlunya kesadaran dan pembelajaran utk semakin mencintai semua ciptaanNYA

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 13

2. Sebagai bagian dari Keluarga Besar Kolese Loyola (Komunitas), menurut
Saudara, bagaimana komunitas kita mengupayakan perubahan gaya hidup untuk
merawat bumi, rumah bersama?

Sudah baik dan perlu terus ditingkatkan msialnya dengan mengubah gaya hidup dengan
menghemat pengeluaran listrik, yaitu mematikan AC dan membuka jendela; Mengurangi
penggunaan botol minum plastik dengan membawa tumbler ke sekolah; beberapa guru
ada yang mengurangi emisi karbon dengan bersepeda ke sekolah; Mengurangi sampah
kertas lewat penggunaan Google Drive

Adanya lampu led (solar cell) untuk mengurangi energi listrik. Hanya barangkali
penggunaan air, AC, dan sampah sekolah perlu ditekan.

harus lebih baik lagi.

Mematikan listrik lampu dan AC di kelas dan ruang kerja, bila tidak digunakan, memilah
dan membuang sampah pada tempatnya, melakukan 3R di Loyola.

Mengingatkan utk mematikan lampu & AC stlh meninggalkan ruangan, mengingatkan
untuk menghemat air

Merawat tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar ruang publik SMA Kolese Loyola,
memgurangi penggunaan plastik di area sekolah.

Sebagai komunitas, saya melihat masih kurang usaha usaha nyata untuk merawat bumi.
Namun dengan usaha lebih gigih bisa kita upayakan bersama perubahan gaya hidup
untuk lebih merawat bumi, mulai dari usaha usaha kecil dan sepele.

menurut saya sudah baik dan bagus, karena pohon pohon yg ada di sekolah masih
berdiri kokoh dan sekolah masih terlihat asri.

SMA Loyola sudah beberapa tahun ini giat menanam pohon salah satunya dengan
menerima donasi pohon atau tanaman dari KEKL.

Komunitas juga sudah berupaya ikut merawat bumi dengan ikut mendukung program
sekolah yaitu BBM (bawa botol minum)

belum terlihat. Masih banyak peluang untuk mengembangan bidang pengolahan
sampah-sampah daun untuk kompos. Sementara hanya botol minum pribadi saja yang
terlihat. Perlu adanya dobrakan kuat untuk membangun kesadaran untuk menjaga alam
sekitar

Menanamkan gaya hidup yang baik.

Ada program membawa botol minun dari rumah

Komunitas sudah mulai sadar perlunya merawat bumi. Usaha mengurangi sampah
plastik sudah dilakukan beberapa tahun terakhir. Pemisahan sampah organik-anorganik
secara jelas. Kebiasaan tidak membuang sampah sembarangan diterapkan di lingkungan
sekolah. Penanaman pohon dilakukan di beberapa tempat di lingkungan sekolah.
Mungkin perlu ada program yang lebih terintegrasi dalam pembelajaran: bagaimana
tindakan merawat bumi ini dimasukkan dalam kegiatan intrakurikuler.

Program Bawa Botol Minum cukup berhasil mengubah kebiasaan mengkomsumsi
minuman kemasan plastik. Upaya membuat Loyola makin sejuk dan asri juga cukup baik,
meski mungkin masih bisa ditambah lagi. Penggunaan panel surya untuk mendapatkan
listrik tenaga surya sudah mulai diupayakan.

Komunitas harus hemat energi, disiplin menggunakan sarana yang memerlukan berbagai
energi dari alam, dan menggunakan berbagai kelengkapan dalam tugas secara tepat
guna. Kurangi penggunaan kertas, kan sekarang apa-apa sudah digital. Listrik dimatikan
kiranya tidak perlu dipergunakan atau kiranya penerangan sudah cukup.

Sekolah mengurangi sampai plastik dengan menganjurkan membawa botol minum.

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 14

Saya merasa komunitas Loyola masih boros energi, kesadaran mematikan listrik yang
sudah tidak terpakai belum menjadi budaya.

Sudah kerahasiaan yang baik dengan menggunakan lampu LED, dan panel surya cukup
banyak mengurangi dalam penggunaan bahan bakar fosil. Tetapi juga perlu aksi nyata
yang rutin dalam pemulihan bumi dengan aksi penamaan pohon atau atau gerakan
pengurangan emisi bersama.

Entahlah, pandemi ini membuat saya sangat minim interaksi dalam berbagai aspek
kehidupan bersama komunitas ini dalam aspek merawat bumi dan berorientasi pada
mengembangkan budaya kehidupan. Kalau melihat seruan-seruan moral yang
terpampang dari flyer atau poster sih bagus dan cukup banyak kok.

Dengan menanam banyak pohon sebagai paru-paru sekolah & jg tempat tinggal burung
sehingga nyaman untuk belajar, saat ini dgn prokes yg ketat demi menjaga satu dgn
lainnya

Yang sudah dan masih berjalan dengan baik adalah program BBS (bawa botol sendiri)
untuk minum. Sayangnya, akhir-akhir ini sekolah justru sering membeli makan siang
untuk guru dalam kemasan plastik.

Komunitas kami sangat mengamini apa yang dikatakan oleh Paus Fransiskus. beliau
mengatakan setiap aktivitas yang berdampak pada lingkungan juga harus
“memperhitungkan hak-hak dasar kaum miskin dan mereka yang kurang mampu.” belia
menekankan “konsumerisme yang tidak beretika” telah menyebabkan tingkat konsumsi
yang menyebabkan memperparah kerusakan lingkungan. dengan begitu, kami sadar
bahwa penggunaan transportasi yang berlebihan bisa berakibat kurang baik, maka
beberapa dari kami getol dengan gowes (kerja naik sepeda) atau berjalan kaki atau
menggunakan moda transportasi umum.

Sudah baik

belum konsisten antara kebijakan dan pelaksanaan

mengurangi sampah plastik

kita sudah memulai dengan adanya kegiatan ekologi kepada anak-anak

Dengan pembangunan yang ada sekarang jelas kalau ruang hijau berkurang semoga
kedapan ada ruang2 hijau yang baru

Komunitas kita mengupayakannya dengan gerakan bersama membawa Tumbler sendiri.

Perlu upaya lebih bagi komunitas kita untuk menjalankan komitmen ini. Misalnya
mengenai pengurangan penggunaan plastik, setiap KBKL diwajibkan membawa botol
minum dan wadah makan sendiri, kantin sekolah meminimalisir makanan dan minuman
dalam kemasan plastik, selalu mematikan lampu dan AC setelah menggunakan,
pemasangan panel surya untuk memanfaatkan energi sinar matahari, pengolahan
sampah daun yang ada di lingkungan sekolah menjadi pupuk kompos dan hasilnya
dipasarkan.

Komunitas loyola intens untuk merawat ibu bumi. salah satunya Gerakan Bawa Botol
Minum, 5 tahun lalu dicetuskan, sampai saat ini masih setia dihidupi semua warga
sekolah demi mengurangi sampah plastik.

1. Penyediaan galon dan tidak dijualnya botol plastik untuk air mineral.
2. Pemberian souvenir menggunakan tas kain.

Komunitas melarang penggunaan botol minum kemasan disekolah diganti dengan BBM
yang diisikan pada tumbler masing - m,asing, membuat tempat sampah organik dan non
organik

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 15

Di SMA Kolese Loyola ada program bernama BBM (Bawa Botol Minum) dimana seluruh
KBKL diwajibkan membawa tumblr atau reusable bottle yang bisa digunakan berkali-kali.
Selain itu selalu ada gerakan sadar lingkungan (Darling) yang mengajak para KKL untuk
lebih menghargai bumi, menjadi sosok yang peduli dengan kebersihan serta mau
menjaga bumi dari kerusakan lewat cara-cara yang sederhana.

Komunitas turut berperan dalam mengupayakan perubahan gaya hidup untuk merawat
bumi, lebih condong ke metode saling mengingatkan. Sepertinya biasa saja, namun
adanya kemauan dan kepekaan untuk berani mengingatkan (perhatian) menjadi niat baik
yang bisa dikembangkan dalam upaya perubahan gaya hidup untuk merawat bumi. Tidak
hanya itu, bahkan ada juga beberapa guru yang turut aktif dalam upaya perubahan gaya
hidup dengan giat bersepeda ke sekolah.

Komunitas turut berperan dalam mengupayakan perubahan gaya hidup untuk merawat
bumi, lebih condong ke metode saling mengingatkan. Sepertinya biasa saja, namun
adanya kemauan dan kepekaan untuk berani mengingatkan (perhatian) menjadi niat baik
yang bisa dikembangkan dalam upaya perubahan gaya hidup untuk merawat bumi. Tidak
hanya itu, bahkan ada juga beberapa guru yang turut aktif dalam upaya perubahan gaya
hidup dengan giat bersepeda ke sekolah.

Dalam komunitas Loyola juga menerapkan dengan baik tentang kegiatan menjaga bumi
dengan beberapa kegiatan dimasa offline yaitu menanam bakau dipinggiran pantai di
Semarang dan beberapa kegiatan lain. Juga membiasakan kepada KBKL semua untuk
menghemat energi dengan mematikan AC dan lampu jika meninggalkan ruangan kerja,
juga memiliki sumber energi dari sinar matahari.

Menurut saya, upaya tersebut belum saya rasakan secara signifikan. Penggunaan AC
masih sangat tinggi, padahal di setiap ruangan hanya ada 1 guru, yang brarti bahwa
konsumsi listrik untuk 1 guru sama dengan untuk 32 orang siswa + 1 guru di kelas. Hal
tersebut juga mungkin terjadi karena tidak banyak pepohonan besar di Loyola yang bisa
memberi kesejukan dan minimnya angin yang lewat, sehingga para guru memilih untuk
menyalakan AC saja. Dengan demikian, konsumsi listrik dan batu bara sebagai bahan
bakar listrik menjadi tetap banyak.

Ketika saya melintas disalah satu sudut loyola terlihat ada titik pengolahan limbah. Jadi
menurut saya ini adalah wujud kesadaran loyola bersama komunitas kolese loyola untuk
merawat bumi agar kita bersama semesta menjaga kelestarian ini bersama-sama.

Di komunitas Kolese Loyola upaya merawat bumi dengan melalkukan gaya hidup yang
mengutamakan keramahan terhadap akam sudah cukup baik dengan dibuatnya
lingkungan hijau walaupun masih kurang tetapi terlihat adanya panambahan dan
pengelolaan yang baik untuk itu. Penggunaan tumlber di setiap kegatan untuk minum
juga dilakukan sejak 5 tahun lalu. Kegiatan DKKL dan Lopala yang mengusahakan
penanaman pohon bakau, pembuatan tempat sampah organik dan anorganik juga
sangat membantu dalam kampanye merawat bumi kita. Memang perlu setiap saat
langkah2 dalam usaha merawat bumi harus selalu didengungkan.

upaya yang dilakukan komunitas sudah lebih baik dengan membawa botol minum
sendiri, mengurangi penggunaan plastik. Namun masih perlu meningkatkan usahanya
dengan pemilahan dan pengolahan sampah sehingga tercipta zero waste.

Dengan mematikan ac di kelas, listrik jika tidak digunakan.
Menjaga lingkungan sekitar tidak buang sampah sembarangan.
Olahraga guru sekali setiap minggu.

Sudah ada upaya yang luar biasa 2 tahun lalu (bawa botol minum sendiri dan tradisinya
masih terbawa sampai sekarang), namun terkadang kita lalai untuk mengurani sampah
plastik dari kemasan makanan

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 16

mengupanyakan, dengan tetap mempertahankan ruang terbuka hijau, menggunakan
panel surya dsb.

Sudah cukup baik, saat offline dulu ada gerakan menggunakan tumbler, mengurangi
penggunaan plastik dll
bahkan saat dunia online ini MGBS Kimia membuat inovasi yang menggunakan sampah
dapur menjadi suatu hal yang berguna (dijadikan pembersih lantai, sabun pencuci piring
dll)

Komunitas Loyola sudah menerapkan BBM: Bawa Botol Minum untuk siswa,guru dan
karyawan, kantin tidak boleh menjual air kemasan plastik, makanan kemasan plastik.

KBKL sudah mulai disadarkan pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan, dlm
pembelajaran para guru jg tdk henti2nya mengajak siswanya utk hal tersebut.

Menghijaukan Loyola, jangan menebangi pohon. Pohon bertumbuh pelan-pelan dari hari
ke hari, bulan ke bulan, tahun ke tahun dan "nyata" memberikan kesegaran, kesejukan,
kesuburan. Apabila ditebang, hanya dalam beberapa menit semuanya itu hilang,
menangislah bumi.

Sebagai komunitas bisa mengupayakan merawat bumi dengan hal sederhana yang kita
lakukan misalnya membuang sampah pada tempatnya, mengusahakan dalam kegiatan
belajar mengajar juga mengajak para siswa untuk merawat bumi.

Memulai menghemat listrik dengan adanya sistem sollar cell.

Berbagai upaya komunitas KBKL sudah menuju ke arah gaya hidup untuk merawat bumi
seperti penggunaan alat listrik yang minimal serta kebiasaan untuk mematikan lampu
ruangan jika tidak digunakan, selain itu juga ada gerakan bawa botol minum sendiri
membuat jumlah sampah botol plastik dapat diminimalisir.

Komunitas ini adalah komunitas yang berani untuk gerak bersama menyelamatkan bumi
dengan aksi sosial bersama menanam mangrove dan kesadaran membuang sampah
pada tempatnya. Dengan perilaku hidup sehari2 ini, diharapkan menjadi komunitas yang
kuat dan sehat untuk membangun rumah bersama di bumi.

Eco enzym dari MGBS Kimia, program DKKL yaitu Bawa Botol Minum (BBM),
pengelolaan sampah berdasarkan organik anorganik.

selalu mengingatkan untuk menjaga kebersihan ruang kerja maupun ruang mengajar

alangkah baiknya komunitas membentuk suatu team yang mampu menggerakkan
komunitas mengupayakan gaya hidup merawat bumi. team ini bisa mengajak komunitas
menggunakan fasiltas sebaik mungin tanpa ada sikap yang hamur-hamburan. selain dari
itu, bila diadakan program menanam pohon bersama itu lebih baik lagi.

Masa pandemi tidak tampak. Jika masa offline dapat mengajak siswa untuk memilah
sampah atau memanfaatkan sampah dengan ecoenzym misalnya

0

Sudah ada kesadaran dan mulai melakukan

Gaya hidup ramah lingkungan, tdk menggunakan plastik, tdk seenaknya membuabg air,
hemat listrik dll

Yayasan sudah melakukan penghematan energi dgn mengganti penerangan komplex
Loyola dgn bolep low energi , instal energi surya .

Dikembangkan lagi utk kreatif dan mandiri

Kembali lagi ke masa lampau, gaya hidup yh klasik akan menarik, krn dari yg klasik
mereka tau merawat barang dan alam disekitar

Membuat ruang hijau di lingkungan Loyola,menyediakan tempat sampah

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 17

Sudah baik, karena di kantin sudah berusaha mengurangi penggunaan plastik

menjaga kelestaruan lingkungan

dengan menanam pohon dan rutin menyirami

Popsila harus berkarakter supaya terbentuk jiwa yang disiplin

Pada umumnya KBKL sudah sadar untuk perduli dengan lingkungan, namun masih ada
rekan-rekan yang merokok dilingkungan sekolah, sekolah sendiri merupakan Kawasan
Tanpa Rokok (“KTR”) sebagaimana diatur dalam Pasal 115 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (“UU Kesehatan”) jo. Pasal 50 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang
Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan (“PP 109/2012”).
Adapun sanksinya bagi yang merokok di KTR diatur di Pasal 199 ayat (2) UU Kesehatan,
yang bunyinya:

Setiap orang yang dengan sengaja melanggar kawasan tanpa rokok sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 115 dipidana denda paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah).

Sehingga terhadap murid dan guru yang merokok di lingkungan sekolah bisa dikenakan
sanksi berupa pidana denda maksimal Rp 50 juta karena telah melanggar kawasan
tanpa rokok yang seharusnya bebas dari asap rokok.

Komunitas harus mengupayakan tempat yang bebas dari asap rokok dalam lingkup
Sekolah untuk membuat suasana nyaman.

Letak kampus Loyola yang ada di tengah-tengah Kota Semarang, sudah diangagap
cukup sehat, hijau dan asri udaranya. Karena mesti di tengah kota, LC banyak memiliki
pohon besar dan rumput menghijau di lapangan sepak bola. ada beberapa taman yang
terdapat tanaman terawat.

Di SEKOLAH ADA PROGRAM BBM (BAWA BOTOL MINUM)

Perubahan ini pasti, mulai dari pembenahan konsumsi energi listrik, penggunaan energi
terbarukan dan meminimalkan sampah plastik

Komunitas sudah mengupayakan dan memberikan fasilitas semaksimal mungkin untuk
merubah gaya hidup dan merawat bumi dengan baik.

Mendekat kan diri pada Tuhan .

Memberikan tempat sampah di banyak titik. Menyediakan kran dan sabun untuk mencuci
rangan.

Selalu menggaungkan rasa miris terhadap hal yg merusak bumi

Mengurangi penggunaan plastik

sdah dilakukan bersama siswa lewat ekstra dan oh

Dengan tidak memakai plastik sehingga tidak Terjadi penumpukan sampah

Sangat bagus karena mulai muncul. Praktik praktik budidaya dan perubahan perilaku
konsumtif sehingga mulai terbentuk Environmental awarness

Komunitas sudah melaksanakan/melakukan upaya perubahan gaya hidup untuk merawat
bumi, rumah bersama, dengan memperhatikan lingkungan sekitar Loyola, bekerjasama
dengan pihak lain dalam membangun modal kehidupan alternatif didasarkan pada
penghormatan terhadap ciptaan Tuhan

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 18

Komunitas ini mengupayakan perubahan kebiasaan buruk seseorang untuk menghindari
kerusakan yang semakin parah pada bumi ini serta mengajarkan untuk selalu menjaga
kelestarian bumi.

Menurut saya lembaga sudah sangat mendukung dan mengupakan dengan memisahkan
samaph anorganik dan organik serta sampah kimiawi . Penghiajuan di lingkungan
sekolah

Penggunaan panel surya

Dengan tetap mengupayakan ruang terbuka hijau di lingkungan sekolah.membuat
resapan dan mengelola limbah laboratorium supaya output yang dihasilkan tetap ramah
lingkungan .

menjaga kebersihan

sangat mendukung pengupayaan perubahan gaya hidup demi merawat bumi

Saya sedang berusaha utk mengurangi penggunaan AC

Menanam dan merawat tumbuh tumbuhan sebanyak mungkin dan tidak merusak bumi

Menerapan lingkungan hijau dengan menanam kembali dan merawat yang ada

penghujauan kurang

Menekankan peduli lingkungan dengan menjaga kebersihan

Merawat taman-taman sehingga tampak asri dan udara menjadi segar

Pengadakan penghijauan dengan menanam pohon rindang. Pergantian lampu
menggunakan LED. Adanya solarsell.

Dengan ajakan merawat lingkungan, mendonasikan untuk penyelamatan lingkungan dan
mendukung segala macam kegiatan terkait dengan pelestarian lingkungan

Lewat tindakan kecil seperti go green, tidak membuat sampah berlebih

Saling membuat budaya untuk peka jika AC/lampu disuatu ruangan belum dimatikan,
melakukan penanaman mangrove bersama siswa, dan mulai menggunakan panel surya
sebagai alternatif energi

Saya suka ketika Loyola mengadakan kegiatan untuk mengurangi pengunaan plastik
sekali pakai. Suatu hal yang berani dan nyata diterapkan di Loyola sehingga bisa
memberikan pemahaman yang baik bagi anak. Karena anak jaman now perlu suatu bukti
dan tindakan nyata bukan sekedar himbauan.

Berusaha mengurangi penggunaan AC, contohnya jika di kelas hanya menyalakan 1 AC,
membuka jendela. Mengurangi penggunaan kertas dan plastik.

Loyola sudah sangat baik dibuktikan dengan adanya banyak tanaman yang ada disekitar
loyola dan para karyawan yang dengan telaten merawatnya bahkan saat pembangunan
gedung baru dan renov tanaman tetap dirawat walaupun memang ada yang terkena
debu dll

Saya merasa KBKL masih perlu ditemani dalam mengupayakan preferensi nomor 4 ini.
Ada banyak hal yang menunjukkan abgaimana gaya hidup KBKL cenderung kurang
merawat bumi sebagai rumah bersama, mis. kurang hemat energi, kurang peduli dengan
limbah sampah, dsb. Kendati demikian, tidak semua KBKL melakukan hal tersebut. Yang
patut disyukuri, ada beberapa KBKL yang mencoba mengusahakan preferensi ini melalui
hal-hal sederhana dalam lingkup kerja mereka, seperti proyek eco-enzim, proyek hemat
energi, proyek hidroponik, dsb. Sayangnya, hal-hal tersebut masih sebatas gerakan
individu/ketertarikan kelompok kecil, dan belum menjadi gerak bersama.

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 19

Sebagai KBKL, komunitas ini telah berupaya untuk mengajak membawa botol minum
sendiri, mengurangi penggunakan sedotan plastik, mematikan lampu dan AC bila
ruangan tidak digunakan.

sebagai komunitas di sekolah, upaya yang dilakukan adalah menerapkan 3R. salah satu
contohnya adalah program BBM (bawa botol minum), edukasi tentang kesadaran
lingkungan kepada KKL lewat kegiatan DARLING (sadar lingkungan) dan menanam
mangrove di pesisir pantai semarang dalam kegiatan PESIRI. Kegiatan-kegiatan
merupakan kegiatan dari DKKL

Yang saya tahu adalah sebagai berikut:
- Hampir dalam setiap kesempatan menganjurkan untuk membawa botol minum sendiri.
- Sebisa mungkin tidak menggunakan sedotan plastik.
- Menanam pohon perindang di area SMA Kolese Loyola.
- Membuat penampungan dan pengolahan limbah laboratorium.

Yang saya amati, komunitas mulai menyadari pentingnya memberi informasi perubahan
ketidakhadiran dan kehadiran kepada pihak eksekutif untuk mempermudah perhitungan
snack agar tidak terlalu boros pengeluarannya. Komunitas, melalui para guru MIPA,
mulai membuat ecoenzim untuk memanfaatkan sampah organik basah untuk diolah
menjadi cairan yang bermanfaat bagi kehidupan.

Catatan:
1. saya masih menemukan ruang-ruang yang tidak dipakai namun lampu dan AC
menyala.
2. Absennya kotak sampah untuk memilah sampah organik, non-organik (sampah plastik
dan botol kaca bekas)
3. Absennya pengolahan sampah organik dan non-organik

Kita tiidak saling berlomba harta

Dengan silahturahmi di tingkatkan, dan menjalin komunikasi yg baik di antara KBKL

Dengan cara penanaman tanaman penghijauan dilingkungan sekolahan,memilah
sampah2 organik dan non organik

Sudah cukup bagus dilaksanakn misal penghijauan loyola

Baik perlu dikembangkan lagi.

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 20

3. Sebagai bagian dari Lembaga Karya Pendidikan SMA Kolese Loyola, menurut
Saudara, bagaimanakah lembaga kita perlu mengupayakan sebuah sistem yang
mendukung perubahan gaya hidup demi terwujudnya bumi, rumah bumi yang
nyaman?

Pertama yang sudah berjalan dengan baik adalah penggunaan solar cell untuk
pencahayaan. Kedua yang perlu ditingkatkan adalah larangan penggunaan botol plastik
yang masih terjadi sampai saat ini; Ketiga, belum adanya tempat pengolahan sampah
organik dan non organik di lingkungan sekolah. Hal ini perlu dipikirkan dan dicari jalan
keluarnya.

Membangun kebiasaan membawa botol minum, membawa alat makan, penggunaan air
secukupnya, penggunaan listrik secukupnya, dan menanam tanaman lebih banyak lagi di
lingkungan sekolah.

Dengan mengelola sampah dan penggunaan barang-barang yang ramah lingkungan di
lingkungan SMA Kolese Loyola dan menanamkan nilai ke para KBKL, DKKL, KEKL
bahwa harus turut serta dalam menjaga lingkungan mulai dari diri sendiri.

Mematikan listrik lampu dan AC di kelas dan ruang kerja, bila tidak digunakan, memilah
dan membuang sampah pada tempatnya, melakukan 3R di Loyola.

Himbauan untuk hemat energi, himbauan utk hemat air

Menerapkan nya dalam dinamika LOC.

Dalam kapasitas sebagai Lembaga (Yayasan Loyola), saya kira usahanya sudah lebih
nyata. Misalkan denga upaya menciptakan banyak ruang hijau di Loyola, penggunaan
solar cell di atap gedung, perbaikan sistem kelola limbah dll.

karyawan lapangan dan karyawan gemilang sudah bertugas dengan baik menurut saya
secara pribadi.

Membuat semacam katalog tanaman apa saya yang terdapat di Loyola beserta
keterangannya.

Dulu sebelum pandemi Covid sekolah turut serta ikut merawat bumi dengan program
BBM ( bawa botol minum) dan mengurangi penggunaan plastik di kantin sekolah . serta
program hemat penggunaan air dan listrik. sampai sekarang dalam massa pandemi
program BBM masih tetap berjalan

Dibuat aturan baku dan sanksi yang tegas untuk menindak guru/karyawan/Yesuit yang
kurang peduli terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan. Kita dipanggil untuk
merawat bumi dan memelihara kehidupan.

Memulai dari diri kita masing-masing.

Mengurangi sampah plastik, mengurangi penggunaan kertas dan membuat asri
lingkungan sekolah.

Upaya-upaya sistemik:
- Pemilihan jenis tanaman/pohon yang banyak menghasilkan oksigen.
- Optimalisasi pemasangan AC: desain ruangan kerja diupayakan meminimalkan
penggunaan AC (selain boros listrik, juga bahaya gas CFC). Desain ruangan memang
perlu dipikirkan betul.

- Perlu dipikirkan mekanisme penggunaan listrik dan AC di kelas-kelas. Saya masih sering
menjumpai, kelas yang tidak digunakan untuk mengajar tetapi AC dan listriknya menyala
terus dari pagi hingga siang.

- Hemat air.

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 21

Selama pandemi, konsumsi air sangat meningkat, mungkin perlu dipikirkan supaya
ketersediaan air dapat dipertahankan kelangsungannya. Pengolahan air yang dikonsumsi,
mungkin bisa dilakukan dengan menggunakan sistem reverse osmosis.

Lembaga perlu melakukan audit energi, audit lingkungan sekolah, dan segera melakukan
penanganan terhadap berbagai praktik tidak cinta lingkungan. Semua harus dalam gerak
dan kepedulian sama terhadap sarana-prasarana untuk dapat dipergunakan secara
tanggungjawab, hemat, dan disiplin.

Lembaga dapat membuat pengolahan sampah sendiri dengan daur ulang atau
pembuatan pupuk kompos dari bahan organik.

Mungkin memulai dengan gerakan hemat energi

Sudah baik dilihat dalam pengurangan penggunaan listrik, perlu ditingkatkan kegiatan
nyata penamaan pohon yang merupakan aksi nyata serta sangat terlihat

Pembangunan yang massive dan proses yang masih berjalan tidak bisa saya jadikan
patokan dalam menilai tapi dari indikasi yang ada sistem dari lembaga ini mengafirmasi
adanya arah tersebut dengan penghijauan, pembangunan ramah lingkungan bahkan
sampai sekitar Kolese Loyola.

Dengan saling menghargai dan membantu satu dgn yg lain, tanpa ada batas dan jarak
dgn semua anggota keluarga di sekolah

Lanjutkan terus program BBS yang sudah berjalan hampir 10 tahun. Biasakan beli
makanan dalam kemasan kertas, bukan plastik atau sterofoam. Biasakan pengarsipan
dalam bentuk digital, tidak harus diprint.

sudah. hal ini nampak dari pengelolaan limbah dan munculnya area hijau di sekolah ini.

Pengolahan limbah untuk cinta lingkungan seperti pembuatan pupuk buatan alami dari
limbah yg ada

perlu dibuat program yg jelas dan terukur dan konkret mengenai gaya hidup sehat dan
menghargai alam

mengurangi penggunakan plastik yang berlebihan

di lembaga kita perlu adanya kegiatan terutama kepada anak-anak untuk belajar
menghargai lingkungan dan memanfaatkan barang bekas menjadi nilai guna

Sistem hidroponik, penanaman tanaman. Pengurangan ACpenambahan ruang hijau

Lembaga kita perlu meninjau kembali pembuatan fasilitas yang tepat guna dan ramah
lingkungan.

Perlu ada lembaga khusus untuk mendukung perubahan gaya hidup menggunakan energi
yang terbarukan, pengolahan sampah organik, penanaman dan perawatan pohon,
pembuatan biopori, dll

Keteladanan, edukasi, aktualisasi dan evaluasi tetangan program ramah lingkungan
benar-benar dilakukan, sehingga program yang ada benar-benar evektif.

1. Kebijakan tumbler dan tidak adanya penjualan air mineral di area sekolah.
2. Upaya penyebaran dan penyediaan sarana untuk membagikan ilmu pengetahuan
tentang eco enzym.

Sangat perlu dengan sistem BBM dan hemat plastik

Lembaha harus paling tidak menjambatani ide yang berasal dari banyak pihak, tidak boleh
berat sebelah. Contohnya untuk membuat kebijakan mengenai kebersihan sekolah, jika
hanya diperuntukkan bagi karyawan, saya rasa itu tidak adil. Guru dan siswa pun wajib
menjaga kebersihan kelas, jadi harus ada koneksi yang lancar antara berbagai pihak
sehingga menjauhkan kita dari perpecahan.

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 22

Dilihat dari lingkungannya, Kolese Loyola sudah cukup mengedepankan sistem go green,
mengingat masih adanya beberapa pohon rindang dan taman sekolah. Satu usulan saya
bagi lembaga untuk memulai langkah lebih jauh lagi demi terwujudnya sistem sekolah
ramah lingkungan dengan memasang beberapa poster yang erat kaitanya dengan habitus
cinta lingkungan.
Harapanya, poster tersebut dapat mengigatkan para KBKL untuk cinta lingkungan, dimulai
dari hal sepele, seperti membawa botol isi ulang, mengurangi plastik, dan menghemat
daya listrik.

Dilihat dari lingkungannya, Kolese Loyola sudah cukup mengedepankan sistem go green,
mengingat masih adanya beberapa pohon rindang dan taman sekolah. Satu usulan saya
bagi lembaga untuk memulai langkah lebih jauh lagi demi terwujudnya sistem sekolah
ramah lingkungan dengan memasang beberapa poster yang erat kaitanya dengan habitus
cinta lingkungan. Harapanya, poster tersebut dapat mengigatkan para KBKL untuk cinta
lingkungan, dimulai dari hal sepele, seperti membawa botol isi ulang, mengurangi plastik,
dan menghemat daya listrik.

Dalam Lembaga sudah membiasakan kepada KBKL semua untuk menghemat energi
dengan mematikan AC dan lampu jika meninggalkan ruangan kerja, juga memiliki sumber
energi dari sinar matahari, menyediakan sarana prasarana yang bisa digunakan untuk
menghemat energi, dan menyediakan tempat sampah disetiap sudut, dan memiliki
banyak pohon yang bisa menjadi sumber oksigen, juga memiliki ruangan yang banyak
jendela sebagai pencahayaan dan ventilasi.

Kolese Loyola perlu untuk menggalakkan lagi gerakan mengubah gaya hidup yang ramah
lingkungan terutama di tengah krisis energi. Hal ini tidak hanya untuk para guru, tetapi
juga untuk para siswa yang konsumsi energi dan plastiknya lebih besar dan lebih sering.
Kita perlu menyadarkan mereka, bahwa punya uang dan kepandaian tidak cukup jika
bumi ini kehabisan energi atau bumi ini sudah tidak berfungsi. Maka, conscience dan
compassion terhadap bumi ini juga perlu digalakkan.

Mungkin dengan pemaksimalan pengelolahan limbah tersebut. Maupun juga bisa dengan
penerapan penggolongan sampah. Seperti sampah organik yang bisa digunakan sebagai
pupuk dan sejenisnya atau sampah daur ulang yang bisa bernilai guna lainnya, seperti
plastik yang bisa diolah menjadi berbagai kerajinan tangan.

Terlihat cukup baik Lembaga kita ini dalam rangka perawatan bumi dengan memberikan
sarana dan fasilitas yang memang dapat kita rasakan bersama dampaknya misal Taman2
yang cukup asri, penyediaan dispenser galon air minum yang membantu program DKKL
mengurangi sampah palstik. Membuat ebijakan penjual di kantin tidak menjual produk
dengan kemasan plastik. Pemasangan panel selsurya untuk menamngkap energi sinar
matahari merupakan kebijakan yang sangat baik dalam merawat bumi kita. Sangat baik
lagi jika semakin banyak lagi dipasang panel surya ini.

Gerakan merawat bumi tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri tanpa sistem yang jelas. Maka
perlu membuat sistem penghematan sumber daya air, listrik, dan pengolahan limbahnya,
melakukan penghijauan sebagai sumber oksigen, mengurangi emisi karbon dengan
membatasi pembakaran yang tidak perlu, mengadakan gerakan hidup sehat dengan
kegiatan olahraga bersama, memfasilitasi pola makan yang sehat.

Hemat energi, cell surya.
Menghijaukan lingkungan sekolah.
Membuat satu hari selama satu semester jalan sehat/sepeda ria.

Kembali mengadakan program yang berhubungan dengan pengenalan dan perbaikan
alam di area-area tertentu (misal: tambak, hutan, dll) secara perlahan setelah lama
menerlantarkan program tersebut karena COVID19.

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 23

dengan menambah ruang terbuka hijau dengan pohon yang rimbun, mengurangi
penggunaan kardus atau botol saat pemesanan catering untuk makan, kardus atau
sterofoam bisa diganti dengan tepak atau kotak makan

sudah sukup baik dalam memfasilitasi yang ada

Mengupayakan penghijauan kembali: pepohonan yang ditambah, gedung baru Kanisius
lantai satu yang banyak AC nya ini kurang bersahabat bagi bumi sekitar loyola. Maaf ya
Romo.

Perlu sekali disekolah ini menggerakan siswanya utk lebih peduli dengan lingkungan
sekitar misal dengan memisahkan sampah dan dilahan sekolah dibelakang itu ada
pengolahan limbah yang pelaksanaannya sampai sekarang masih dipertanyakan

Hijaukan Loyola dan SETIA merawatnya. ( Menanam dan membuat taman itu mudah,
tetapi yang paling sulit adalah KESETIAAN untuk merawatnya). Budayakan untuk hidup
bersih dan alami, kurangi plastik.

Lembaga bisa mengusahakan ruang terbuka hijau, banyak pohon-pohon di lingkungan
sekolah. Selain itu, dapat mengajak siswa untuk ikut dalam merawat bumi melalui
kegiatan belajar-mengajar.

Dimulai dr masing2 anggota lembaganya terlebih dahulu. Membiasakan hal2 yg
mendukung pemeliharaan bumi seperti menghemat penggunaan kertas, tissue, dsb.
Membedakan ssmpah berdsarkan jenis, bijak dalam penggunaan listrik, air, dsb

Berbagai upaya Lembaga Karya Pendidikan SMA Kolese Loyola sudah menuju ke arah
gaya hidup untuk merawat bumi seperti pembangunan yang mempertimbangkan resapan
air, penggunaan listrik yang kini didukung oleh pengunaan tenaga matahari dan
menggunakan peralatan yang hemat energi.

Lembaga ini sudah bijak dalam menerapkan sistem solar panel, penggunaan LED, dan
penyediaan galon minum di beberapa titik. Hanya saja program penghijauan harus
disertai dengan estetika dan kebermanfaatan (pohon buah/sayur). Sehingga selain hijau,
dapat menggugah kesadaran kita untuk merawat bumi.

Kalau tidak salah Yayasan Loyola sudah menerapkan lampu bertenaga surya sebagai
penerapan energi ramah lingkungan. Adanya fasilitas dispenser dan galon air minum di
setiap sudut ruang juga mendukung pengurangan sampah plastik.

menyediakan fasilitas pendukung untuk pengolahan sampah yang ada di lingkungan
sekolah

alangkah baiknya lembaga memfasilitasi dalam membentuk suatu team yang mampu
menggerakkan komunitas mengupayakan gaya hidup merawat bumi. team ini bisa juga
menjalin hubungan dengan masyarakat luas bisa dengan kaum miskin, tersingkir dan
mungkin dengan orang-orang yang sekiranya membutuhkan pekerjaan. program ini
memberikan manfaat baik untuk tujuan merawat bumi maupun untuk mebantu mereka
yang tersingkir. program ini bisa dikatakan sekali dayung dua pulau terlampaui.

Terlibat pada gerakan merawat bumi. Mengoptimalkan lahan yang dimiliki (Girisonta)
sebagai lahan untuk bercocok tanam / kampus alam, tempat siswa untuk terlibat
langsung, misal memanen hasil tanaman atau mengolah / merawat tanaman. Ikut serta
gerakan penyelamatan bumi, menanam mangrove, dll.

0

Memberi pemahaman dan contoh perilkalu

Yayasan sudah berupaya menggunakan energi surya, adalah bagian dari penghematan
tenaga listrik

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 24

Melakukan penghematan penggunaan air , penggunaan energi , mengelola sampah dgn
baik , dgn menciptakan suasana ramah lingkungan .

Perlu ditingkatkan lagi
Ajari mereka mengenal alam, pengetahuan tentanv alam agar mereka tahu bumi harus
hijau

Membuat ruang hijau di lingkungan SMA Kolese loyola
Lebih banyak melakukan penghijauan karena pasca pembangunan saya merasa bahwa
loyola semakin terasa panas karena belum ada penghijauan seperti dulu

Tetep menjaga keasrian lingkungan

jangan banyak ngeprint, serta tempat sampah dipersempit ukurannya

Sekarang kebanyakan sistem digital ...jangan di lupakan sistem" Yang lama
Tegas saja dalam menerapkan aturan, walaupun perlu dipahami bahwa sangat tidak
mudah.
Lembaga perlu tegas terhadap setiap tindakan yang sudah diterapkan tidak hanya untuk
siswa tapi juga berlaku untuk Guru dan Tenaga kependidikan. Gaya hidup yang
memperlukan peran serta bersama

Kebersihan sampah, ruang dan selokan, perawatan tanaman yang teratur.

DENGAN SEMINAR / PERATURAN YANG DIBUAT OLEH YAYASAN.
Pertama sadar diri bahwa kita "mampu" dan masih ada yg tidak mampu, maka pendidikan
internal Guru Tendik untuk tahu kapan menggunakan alat electronik dan kapan kita
memaksimalkan alam, kedua bangunan yang lebih minim konsumsi energi

Ya perlu untuk mengupayakan kenyamanan dalam SMA Kolese Loyola

Kerja ,dan di landasi dengan berdo,a

Menyediakan sarana atau alat untuk mendukung kebersihan Loyola.

Belum terpikirkan

1.Menghimbau para warga sekolah untuk membawa bekal makan dan minum sendiri
(memakai tepak dan botol minum)
2. Memanfaatkan barang yang tidak terpakai menjadi loose part
Sdah dilakukan sebagai contoh gerakan membawa botol minum sendiri untuk mengurangi
sampah plastik,mungkin kedepan bisa paper less

Menghindari pemakaian plastik

Dengan cara lebih praktikal yang dapat dimulai dengan cara sederhana sehingga
nantinya dapat menjadi gaya hidup.
Dengan cara berkolaborasi serta kerjasama antara Kepala Sekolah, pendidik tenaga
pendidikan, serta siswa saling mendukung dan ada kesadaran untuk merawat lingkungan
sehingga bisa membangun modal kehidupan mencapai tujuan rumah bumi yg nyaman
Upaya yang perlu dilakukan dalam menjaga kelesatarian bumi dapat dilakukan dari hal
yang kecil seperti menciptakan ruang hijau disekitar lingkungan agar lingkungan tetap asri
dan nyaman, membuang sampah pada tempatnya, dan mematikan listrik dan air apabila
telah selesai digunakan.

Lembaga sudah mengupayakan sebuah sistem pengolahan limbah kimiawi

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 25

Salah satu contohnya dengan menyediakan tempat sampah 2 jenis (organik dan
anorganik) yang tersebar menyeluruh di wilayah sekolah

Mungkin dengan lebih bijak dalam mengelola penggunaan listrik, air, tisu, serta membuat
pengelolaan sampah yang baik.

penanaman pohon, pembuatan resapan air

Program BBM yang mengharuskan setiap KBKL membawa tambler/tempat minum demi
pengurangan penggunann gelas plastik perlu digalakkan lagi

penanaman pohon untuk penghijauan perlu ditingkatkan

meminimalkan penggunaan listrik dan air yang tidak perlu

Mungkin bisa dilakukan pengolahan limbah utk menjadi sesuatu yg berguna

Menanam tumbuh tumbuhan swbanyak mungkin dan tidak merusaknya

menerapkan program bersama yang berkelanjutan berkaitan dengan merawat bumi
rumah kita

menambah tanaman di sekitar kampus

Adanya pengurangan penggunaan bahan sekali pakai di lingkungan sekolah

Menjaga lingkungan tetap bersih dan asri , sehingga tercipta suasana nyaman , taman -
taman yang cantik yang bisa dinikmati setiap hari

Sepertinya sudah mulai diupayakan. Hanya saya yang belum bisa merasakannya secara
mendalam.

Dengan penempatan pilah sampah..pengolah kompos hingga menanam pohon agar
suasan hijau dan asri adalah sedikit gambaran kepedulian sekolah akan lingkungan yang
berkelanjutan

Membentuk semacam taman sekolah yang didalamnya melibatkan semua warga sekolah

Memperbanyak oenanaman pohon yang rindang, merawat pohon tinggi yang sudah ada
sebelumnya, memperbanyak instalasi energi terbarukan (panel surya), dan memperkuat
image sekolah ramah lingkungan dalam konten promosi sekolah,

Saya rasa gerakan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai perlu diadakan lagi. Ini
adalah suatu hal yang baik dan bisa melatih KBKL untuk menerapkan juga pada
kehidupannya diluar SMA Kolese Loyola.

Menyediakan beberapa tempat sampah dengan pembagiannya seperti sampah organik,
anorganik, daur ulang, dan berusaha menerapkannya pada komunitas untuk memilah
sebelum membuang.

Mungkin suatu hari nanti loyola bisa seperti beberapa sekolah yang lain untuk setiap 1
anak membawa 1 tanaman untuk kemudian di tanam dan dirawat disekolah itu sebagai
bentuk pembelajaran bagaimana kita merawat ciptaan Tuhan yang lainnya. Tapi untuk
saat ini melalui pelajaran geografi dimana saat percakapan rohani 3 putaran kemarin
menceritakan bahwa anak diminta untuk merawat 1 tanaman yang ada d rumahnya itu
sudah merupakan wujud nyata Loyola ingin turut serta dalam pelestarian alam.

Saya merasa sebenarnya sebagai sebuah lembaga, LC sudah memberi ruang dan sistem
yang mendukung perubahan gaya hidup demi bumi sebagai rumah kita. Beberapa tata
kelola sudah diupayakan agar ada ruang hijau serta hemat energi. Beberapa kebijakan
juga dilakukan [mis. tata kelola finansial yang lebih terstruktur] demi mendukung gaya
hidup yang lebih sederhana demi lingkungan sekitar. Sayangnya, hal-hal tersebut kurang
dipahami sehingga seringkali disalahartikan oleh beberapa pihak.

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 26

Lembaga perlu memberikan penyadaran bahwa merawat bumi merupakan tugas dan
tanggungjawab bersama, memaparkan kondisi Loyola saat ini dalam konteks merawat
bumi. Membuat kesepakatan dengan komunitas langkah apa saja yang dapat ditempuh
dalam merawat bumi dalam konteks Loyola. Sistem akan berjalan jika semua anggota
komunitas memahami dasar dibuat dan diadakannya.

Tiga tahun lalu saya mengajak KKL X melakukan pengamatan untuk membandingkan
daya serap CO2 populasi tanaman di Loyola dengan Emisi karbon yang dihasilkan dari
penggunaan energi listrik. hasilnya menunjukkan bahwa jumlah emisi carbon yang
dihasilkan sebesar 107 kg gas CO2/jam sedangkan daya serap tanaman jenis pohon di
Loyola mampu menyerap carbon sebesar 29,3 kg gas CO2/jam.
Dua tahun belakangan ini Loyola membangun dan merenovasi. penggantian bolham ke
LED menurut saya adalah langkah yang baik setidaknya penggunaan energinya
berkurang jauh. Yayasan Loyola juga mulai menguji coba penggunaan solar cell. langkah
- langkah ini juga menurut saya baik untuk diteruskan. selain itu dengan adanya IPAL
(instalasi pembuangan air limbah) ini juga mendukung untuk mengurangi pencemaran air.
mungkin yang menjadi catatan adalah jenis tanaman yang ada di Loyola juga
dipertimbangkan dari sisi besaran daya serap CO2 nya. Mengusulkan juga untuk menjadi
gerakkan bersama Yayasan dan Sekolah untuk menetapkan satu waktu agar sekali dalam
setahun komunitas Loyola melakukan aksi menanam pohon

Pada saat ini sudah ada sistem tersebut. Tinggal bagaimana kita merawat dan
memodifikasinya jika ada perkembangan yang terbaru.

Lembaga, dalam hal ini Yayasan, sudah mengupayakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) untuk memanfaatkan tenaga surya untuk menyalakan lampu luar untuk menerangi
gedung SMA Kolese Loyola.

Catatan:
1. perlu diupayakan segera penghijauan paving di sekitar Gedung LSC agar tampak hijau
dan segar.
2. Pengadaan pengolahan sampah organik dan non-organik. Bisa bekerja sama dengan
pihak lain untuk mengelola.
3. penanaman tanaman yang rakus CO2 dan menyuplai O2 agar suasana kampus
menjadi sejuk dan hijau.
4. pembuatan tanaman hidroponik untuk mensuplai sayur organik yang sehat.

Memberikan fasilitas umum misal tempat tinggal, sarana transpotasi.

Dengan sistem mencintai alam dan melakukan praktek bercocok tanam

Diadakan program hijau bersih,ditanamkan kesetiap masing2 untuk sadar buang sampah
pada temptnya dan terus merawat dan mengupayakan lingkungan sekitar tetap hijau

Untuk mewujudkan bumi yang nyaman perlu dukungan dari seluruh komunitas

Perlunya kesadaran dan pengenalan akan Alam

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 27

NOTULA PERCAKAPAN ROHANI TIGA PUTARAN

PUTARAN PERTAMA 4A
No Nama Anggota Sharing singkat, padat dan jelas
1. Adi Kriyo

Widodo

2. Alb. Atma
Suganda

3. Anastasia
Helda

4. Andreas Eka
Sujatmanta

5. Antonius 28
Novianto

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi

6. Bernadetta
Erawati

7. Carolina Sari
Kusumaningtyas

8. Christianus
Pranatahadi

9. Citius Wahyu
Edi Kusuma

10. Fahmi Tanjung
Albertian

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 29

11. Florensia
Setyaningsih
Purnamawati

PUTARAN PERTAMA 4B

No Nama Sharing singkat, padat dan jelas
Anggota

1. Marcellinus
Danang
Kristiandaru

2. Mikael Jati
Kurniawan

3. Rezza
Mustagfiri

4. Riki Realita 30
Kurniawan

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi

5. Tjandrawati
Nugraha
Agatha

6. Veronika
Dewi Aristiya

7. Wening Putri
Pertiwi

8. Yoakim L.
Taboy

9. Yohanes Dian
Tri Nugroho

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 31

10. Yohanes
Wahyudi
Utomo

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 32

PUTARAN KEDUA 4A Sharing singkat tentang tema/sharing putaran pertama
No Nama Anggota yang menyentuh dan menggerakkan batin.
Sharing dari:
1. Adi Kriyo Tema dari:
Widodo Yang menyentuh/menggerakkan batin:

2. Alb. Atma Sharing dari:
Suganda Tema dari:
Yang menyentuh/menggerakkan batin:

3. Anastasia Sharing dari:
Helda Tema dari:
Yang menyentuh/menggerakkan batin:

4. Andreas Eka Sharing dari:
Sujatmanta Tema dari:
Yang menyentuh/menggerakkan batin:

5. Antonius Sharing dari:
Novianto Tema dari:
Yang menyentuh/menggerakkan batin:

6. Bernadetta Sharing dari:
Erawati Tema dari:

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 33

Yang menyentuh/menggerakkan batin:

7. Carolina Sari Sharing dari:

Kusumaningtyas Tema dari:

Yang menyentuh/menggerakkan batin:

8. Christianus Sharing dari:
Pranatahadi Tema dari:
Yang menyentuh/menggerakkan batin:

9. Citius Wahyu Sharing dari:
Edi Kusuma Tema dari:
Yang menyentuh/menggerakkan batin:

10. Fahmi Tanjung Sharing dari:
Albertian Tema dari:
Yang menyentuh/menggerakkan batin:

11. Florensia Sharing dari:
Setyaningsih Tema dari:
Purnamawati Yang menyentuh/menggerakkan batin:

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 34

PUTARAN KEDUA 4B

No Nama Sharing singkat tentang tema/sharing putaran pertama
Anggota yang menyentuh dan menggerakkan batin.
Sharing dari:
1. Marcellinus Tema dari:
Danang Yang menyentuh/menggerakkan batin:
Kristiandaru

2. Mikael Jati Sharing dari:
Kurniawan Tema dari:
Yang menyentuh/menggerakkan batin:

3. Rezza Sharing dari:
Mustagfiri Tema dari:
Yang menyentuh/menggerakkan batin:

4. Riki Realita Sharing dari:
Kurniawan Tema dari:
Yang menyentuh/menggerakkan batin:

5. Tjandrawati Sharing dari:
Nugraha Tema dari:
Agatha Yang menyentuh/menggerakkan batin:

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 35

6. Veronika Sharing dari:

Dewi Aristiya Tema dari:

Yang menyentuh/menggerakkan batin:

7. Wening Putri Sharing dari:

Pertiwi Tema dari:

Yang menyentuh/menggerakkan batin:

8. Yoakim L. Sharing dari:
Taboy Tema dari:
Yang menyentuh/menggerakkan batin:

9. Yohanes Sharing dari:
Dian Tri Tema dari:
Nugroho Yang menyentuh/menggerakkan batin:

10. Yohanes Sharing dari:
Wahyudi Tema dari:
Utomo Yang menyentuh/menggerakkan batin:

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 36

Putaran Ketiga:

1. Gerakan-gerakan Roh semacam apa yang Anda kenali dari sharing Putaran
Pertama dan Kedua di atas?

2. Apakah muncul hal-hal yang perlu disepakati bersama?

3. Langkah-langkah atau rencana ke depan apa yang menurut Anda perlu
diambil bersama?

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi 37

Kelompok Preferensi 4: Merawat Bumi

38 https://www.cheverus.org/faith-service/uap.cfm


Click to View FlipBook Version