The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Kuliah Pengantar Agribisnis merupakan mata kuliah yang memberikan pemahaman dasar tentang agribisnis, mulai dari konsep, ruang lingkup, hingga peranannya dalam pembangunan ekonomi. Mata kuliah ini dirancang untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menganalisis dan memahami berbagai aspek agribisnis

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by TAUFIK SETYADI, 2024-06-05 09:27:12

E-BOOK PENGANTAR AGRIBISNIS

Kuliah Pengantar Agribisnis merupakan mata kuliah yang memberikan pemahaman dasar tentang agribisnis, mulai dari konsep, ruang lingkup, hingga peranannya dalam pembangunan ekonomi. Mata kuliah ini dirancang untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menganalisis dan memahami berbagai aspek agribisnis

Keywords: AGRIBISNIS

Beberapa hambatan yang dihadapi pelaku agribisnis dalam mendapatkan akses terhadap kredit dan modal: • Persyaratan yang ketat: Lembaga keuangan biasanya memiliki persyaratan yang ketat, seperti agunan dan riwayat kredit yang baik, yang sulit dipenuhi oleh pelaku agribisnis. • Kurangnya informasi: Pelaku agribisnis seringkali tidak memiliki informasi yang cukup tentang produk dan layanan kredit yang tersedia. • Bunga kredit yang tinggi: Bunga kredit yang tinggi dapat membebani pelaku agribisnis dan menghambat pertumbuhan usaha mereka. Upaya untuk meningkatkan akses terhadap kredit dan modal untuk agribisnis: • Pemerintah: o Memberikan subsidi bunga kredit. o Menjamin kredit agribisnis. o Menyediakan program pelatihan dan edukasi tentang keuangan bagi pelaku agribisnis. o Mempermudah regulasi dan perizinan usaha. • Lembaga keuangan: o Mengembangkan produk dan layanan kredit yang khusus ditujukan bagi pelaku agribisnis. o Mempermudah persyaratan kredit bagi pelaku agribisnis.


o Bekerjasama dengan lembaga lain untuk menyediakan layanan pendampingan dan edukasi bagi pelaku agribisnis. • Teknologi: o Memanfaatkan teknologi untuk mempermudah proses pengajuan dan penyaluran kredit. o Mengembangkan platform crowdfunding untuk membantu pelaku agribisnis mendapatkan modal. Manfaat meningkatkan akses terhadap kredit dan modal untuk agribisnis: • Meningkatkan produktivitas dan efisiensi agribisnis: Penggunaan peralatan dan mesin pertanian yang tepat guna dapat meningkatkan hasil panen dan efisiensi agribisnis. • Meningkatkan skala usaha agribisnis: Kredit dan modal dapat digunakan untuk memperluas usaha agribisnis. • Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku agribisnis: Meningkatnya produktivitas, efisiensi, dan skala usaha agribisnis dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku agribisnis. • Meningkatkan ketahanan pangan nasional: Agribisnis yang berkembang dapat membantu meningkatkan ketahanan pangan nasional. Contoh program/lembaga yang membantu meningkatkan akses terhadap kredit dan modal untuk agribisnis:


• Kredit Usaha Rakyat (KUR) • Lembaga Penjaminan Kredit UMKM (LPMUKM) • Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) • Inkubator Bisnis • Platform Crowdfunding Meningkatkan akses terhadap kredit dan modal merupakan solusi penting untuk mendorong pengembangan agribisnis dan meningkatkan kesejahteraan pelaku agribisnis. Upaya dari pemerintah, lembaga keuangan, dan teknologi dapat membantu pelaku agribisnis mendapatkan akses yang lebih mudah dan terjangkau terhadap kredit dan modal. 1.3 Menciptakan Lapangan Kerja di Pedesaan Agribisnis dapat menciptakan lapangan kerja di pedesaan melalui berbagai cara, seperti: • Pengembangan usaha agribisnis: Pertumbuhan usaha agribisnis, seperti usaha tani, peternakan, pengolahan hasil pertanian, dan pemasaran, dapat menciptakan lapangan kerja baru di pedesaan. • Meningkatkan keterampilan dan kapasitas SDM: Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan SDM di bidang agribisnis dapat meningkatkan peluang kerja dan kualitas pekerjaan di pedesaan. • Membangun infrastruktur pendukung: Membangun infrastruktur seperti jalan, irigasi, dan penyimpanan hasil panen dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas agribisnis, dan membuka peluang kerja baru.


• Menciptakan ekosistem agribisnis yang kondusif: Menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi agribisnis dapat menarik investor dan mendorong pertumbuhan usaha agribisnis, yang pada akhirnya dapat menciptakan lapangan kerja baru. 2 Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Akses terhadap Makanan Bergizi Agribisnis dapat meningkatkan ketahanan pangan dan akses terhadap makanan bergizi melalui berbagai cara, seperti: • Meningkatkan diversifikasi pangan: Mendorong petani untuk menanam berbagai jenis tanaman pangan dapat meningkatkan ketahanan pangan dan akses terhadap makanan bergizi. • Meningkatkan akses terhadap makanan bergizi: Meningkatkan akses masyarakat terhadap makanan bergizi melalui program bantuan sosial dan edukasi gizi. • Membangun sistem pangan yang berkelanjutan: Membangun sistem pangan yang berkelanjutan yang dapat menyediakan akses terhadap makanan bergizi bagi semua orang. 3 Membangun Komunitas Pedesaan yang Berkelanjutan Agribisnis dapat membangun komunitas pedesaan yang berkelanjutan melalui berbagai cara, seperti: • Mengembangkan agribisnis yang ramah lingkungan: Mendorong pengembangan agribisnis yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.


• Meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat pedesaan: Meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat pedesaan melalui agribisnis. • Membangun kapasitas kelembagaan dan partisipasi masyarakat: Memperkuat kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan agribisnis. RANGKUMAN Agribisnis memainkan peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di pedesaan. Berikut adalah beberapa poin penting: a. Peran Agribisnis: • Meningkatkan produktivitas dan efisiensi: Penerapan teknologi, bibit unggul, pupuk, dan teknik budidaya yang tepat dapat meningkatkan hasil panen dan pendapatan petani. • Meningkatkan nilai tambah: Pengolahan hasil panen menjadi produk olahan bernilai tambah dapat meningkatkan pendapatan petani dan membuka peluang usaha baru. • Membuka lapangan kerja: Agribisnis membutuhkan banyak tenaga kerja, mulai dari petani, pengolah hasil panen, hingga pedagang. • Mengembangkan ekonomi pedesaan: Agribisnis dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di pedesaan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. b. Tantangan Agribisnis:


• Kurangnya akses terhadap modal dan kredit: Petani seringkali kesulitan mendapatkan modal dan kredit untuk mengembangkan usaha mereka. • Kurangnya akses terhadap pasar: Petani seringkali kesulitan memasarkan produk mereka dengan harga yang wajar. • Minimnya infrastruktur: Infrastruktur yang tidak memadai seperti jalan, jembatan, dan irigasi dapat menghambat kegiatan agribisnis. • Keterampilan dan pengetahuan yang terbatas: Petani often lack the skills and knowledge to adopt new technologies and improve their farming practices. c. Upaya Meningkatkan Agribisnis: • Pemerintah: o Memberikan subsidi bunga kredit untuk petani. o Membangun infrastruktur yang memadai di pedesaan. o Memberikan pelatihan dan edukasi kepada petani tentang teknologi dan metode pertanian terbaru. o Membantu petani dalam mendapatkan akses pasar. • Lembaga keuangan: o Mengembangkan produk dan layanan kredit yang khusus ditujukan bagi petani. o Mempermudah persyaratan kredit bagi petani.


o Bekerjasama dengan lembaga lain untuk menyediakan layanan pendampingan dan edukasi bagi petani. • Teknologi: o Memanfaatkan teknologi untuk mempermudah proses pengajuan dan penyaluran kredit. o Mengembangkan platform crowdfunding untuk membantu petani mendapatkan modal. o Mengembangkan teknologi pertanian yang tepat guna untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. SOAL LATIHAN 1. Lakukan riset kecil tentang program-program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan agribisnis di Indonesia. Buatlah ringkasan singkat dari program-program tersebut. 2. Carilah informasi tentang teknologi terbaru yang dapat digunakan untuk meningkatkan agribisnis di Indonesia. Buatlah laporan singkat tentang teknologi tersebut dan jelaskan bagaimana teknologi tersebut dapat membantu petani.


BAB VII. TREN DAN ISU GLOBAL DALAM AGRIBISNIS 7.1 Keamanan Pangan dan Traceability: Sebuah Tinjauan Mendalam 7.1.1. Definisi dan Pentingnya Keamanan Pangan dalam Agribisnis Keamanan pangan didefinisikan sebagai keadaan di mana pangan bebas dari bahaya dan cemaran yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Dalam agribisnis, keamanan pangan menjadi aspek fundamental yang menjamin kelayakan dan kepercayaan konsumen terhadap produk pangan. Pentingnya keamanan pangan: • Melindungi kesehatan manusia: Konsumsi pangan yang terjamin keamanannya meminimalisir risiko penyakit bawaan makanan (PPM) dan gangguan kesehatan lainnya. • Meningkatkan kepercayaan konsumen: Konsumen yang yakin dengan keamanan pangan akan lebih mudah menerima dan membeli produk pangan. • Mendukung ketahanan pangan: Keamanan pangan yang terjaga memastikan ketersediaan pangan yang aman dan bergizi bagi masyarakat. • Meningkatkan daya saing agribisnis: Produk pangan yang aman dan terlacak meningkatkan reputasi dan daya saing di pasar domestik dan internasional. 7.1.2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keamanan Pangan


Keamanan pangan dapat terpengaruh oleh berbagai faktor, mulai dari pra-panen hingga pasca-panen: • Kontaminasi biologis: Bakteri, virus, parasit, dan jamur yang dapat menyebabkan penyakit seperti keracunan makanan, kolera, dan salmonellosis. • Kontaminasi kimiawi: Residu pestisida, logam berat, dan bahan kimia berbahaya lainnya yang dapat beracun bagi manusia. • Kontaminasi fisik: Benda asing seperti pecahan kaca, batu, atau plastik yang dapat menyebabkan cedera fisik saat dikonsumsi. • Praktik pengolahan pangan yang tidak tepat: Pengolahan yang tidak higienis, suhu penyimpanan yang tidak memadai, dan pengemasan yang tidak aman dapat meningkatkan risiko kontaminasi. • Faktor lain: Bencana alam, perubahan iklim, dan praktik pertanian yang tidak berkelanjutan juga dapat memengaruhi keamanan pangan. 7.1.3. Konsep Traceability dan Perannya dalam Memastikan Keamanan Pangan • Traceability, atau kemampuan melacak, mengacu pada kemampuan untuk melacak asal-usul dan perjalanan suatu produk pangan dari hulu ke hilir dalam rantai pasokan. Traceability memainkan peran penting dalam memastikan keamanan pangan dengan: • Memudahkan identifikasi dan penarikan produk yang terkontaminasi: Jika terjadi kontaminasi, traceability dapat membantu


melacak sumber kontaminasi dan menarik produk yang terkontaminasi dari pasar dengan cepat dan efisien. • Meningkatkan akuntabilitas pelaku agribisnis: Traceability mendorong pelaku agribisnis untuk bertanggung jawab atas keamanan produk mereka dan menerapkan praktik yang lebih baik. • Meningkatkan transparansi dan kepercayaan konsumen: Konsumen yang mengetahui asal-usul dan perjalanan suatu produk pangan akan lebih percaya diri dengan keamanannya. 7.1.4. Sistem Traceability yang Diterapkan di Berbagai Negara • Berbagai negara telah menerapkan sistem traceability dengan pendekatan dan teknologi yang berbeda, antara lain: • Uni Eropa: Memiliki sistem traceability wajib untuk berbagai produk pangan, seperti daging sapi, buah-buahan, dan sayuran. • Amerika Serikat: Menerapkan sistem traceability berbasis barcode dan RFID untuk produk pangan tertentu. • Australia: Memiliki sistem traceability nasional yang terintegrasi dengan sistem biosecurity. • China: Mengembangkan sistem traceability berbasis blockchain untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi. 7.1.5. Tantangan dan Peluang Implementasi Traceability di Indonesia


Implementasi traceability di Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan, seperti: • Kurangnya infrastruktur dan teknologi yang memadai. • Kesadaran pelaku agribisnis tentang pentingnya traceability masih rendah. • Biaya implementasi traceability yang relatif tinggi. • Keterbatasan regulasi dan standar traceability yang komprehensif. Namun, terdapat pula peluang untuk meningkatkan implementasi traceability di Indonesia, yaitu: • Meningkatkan peran pemerintah dalam mendorong dan memfasilitasi penerapan traceability. • Memberikan edukasi dan pelatihan kepada pelaku agribisnis tentang traceability. • Mengembangkan teknologi traceability yang terjangkau dan mudah digunakan. • Membangun kolaborasi antar-pemangku kepentingan dalam agribisnis. Penerapan traceability yang efektif di Indonesia akan meningkatkan keamanan pangan, transparansi, dan daya saing agribisnis, serta memberikan manfaat bagi konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah. Keamanan pangan merupakan aspek krusial dalam agribisnis. Traceability, sebagai alat untuk melacak asal-usul dan


perjalanan produk pangan, memiliki peran penting dalam memastikan keamanan pangan dan meningkatkan kepercayaan konsumen. Implementasi traceability di Indonesia masih menghadapi tantangan, namun dengan upaya dari berbagai pihak, traceability dapat menjadi solusi untuk meningkatkan keamanan pangan dan daya saing agribisnis di Indonesia. 7.2 Dampak Perubahan Iklim terhadap Agribisnis: Tantangan dan Peluang 1. Dampak Perubahan Iklim terhadap Berbagai Aspek Agribisnis Perubahan iklim, dengan manifestasinya seperti peningkatan temperatur global, pola curah hujan yang berubah, dan fenomena cuaca ekstrem, membawa dampak signifikan terhadap berbagai aspek agribisnis, di antaranya: • Produksi tanaman: o Kekeringan dan stres air dapat menurunkan hasil panen dan kualitas tanaman. o Banjir dan genangan air dapat merusak tanaman dan lahan pertanian. o Hama dan penyakit tanaman dapat berkembang lebih pesat karena perubahan temperatur dan kelembaban. • Peternakan: o Gelombang panas dapat menyebabkan stres pada hewan ternak, menurunkan produksi susu dan daging, dan meningkatkan risiko penyakit.


o Kekeringan dapat menyebabkan kekurangan air dan pakan ternak. o Penyakit ternak dapat lebih mudah menyebar karena perubahan temperatur dan kelembaban. • Perikanan: o Kenaikan temperatur laut dapat mengganggu habitat dan siklus hidup ikan. o Pengasaman laut dapat merusak terumbu karang dan ekosistem laut lainnya. o Bencana alam seperti badai dan gelombang pasang dapat merusak tambak dan infrastruktur perikanan. 2. Strategi Adaptasi dan Mitigasi bagi Pelaku Agribisnis Untuk menghadapi dampak perubahan iklim, pelaku agribisnis perlu menerapkan strategi adaptasi dan mitigasi, di antaranya: • Adaptasi: o Mengganti varietas tanaman yang lebih tahan terhadap kekeringan, hama, dan penyakit. o Menerapkan teknik irigasi yang efisien untuk mengoptimalkan penggunaan air. o Membangun infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem. o Mengubah pola peternakan dan perikanan untuk menyesuaikan dengan kondisi iklim yang berubah.


• Mitigasi: o Mengurangi emisi gas rumah kaca dari kegiatan agribisnis, seperti penggunaan pupuk kimia dan bahan bakar fosil. o Melestarikan hutan dan lahan basah yang berperan sebagai penyerap karbon dioksida. o Menerapkan praktik pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan. 3. Peran Teknologi dan Inovasi dalam Meningkatkan Ketahanan Agribisnis Teknologi dan inovasi memainkan peran penting dalam meningkatkan ketahanan agribisnis terhadap perubahan iklim, di antaranya: • Teknologi informasi dan komunikasi (TIK): o Sistem pemantauan cuaca dan iklim untuk membantu petani dalam mengambil keputusan budidaya yang tepat. o Platform pasar online untuk menghubungkan petani dengan pembeli secara langsung. o Aplikasi mobile untuk memberikan informasi dan edukasi tentang praktik pertanian yang berkelanjutan. • Bioteknologi: o Pengembangan varietas tanaman yang tahan terhadap kekeringan, hama, dan penyakit. o Pemuliaan ternak yang lebih tahan terhadap stres dan penyakit.


o Teknologi akuakultur yang lebih efisien dan ramah lingkungan. • Precision agriculture: o Penggunaan sensor dan analisis data untuk mengoptimalkan penggunaan pupuk, air, dan pestisida. o Penerapan sistem irigasi otomatis yang hemat air. o Pemetaan lahan pertanian untuk mengidentifikasi area yang berpotensi terkena dampak perubahan iklim. 4. Kebijakan Pemerintah Terkait Perubahan Iklim dan Dampaknya terhadap Agribisnis Pemerintah memiliki peran penting dalam mendukung agribisnis untuk beradaptasi dan bermitigasi terhadap perubahan iklim melalui berbagai kebijakan, di antaranya: • Pengembangan infrastruktur: o Membangun sistem irigasi yang modern dan efisien. o Memperbaiki infrastruktur jalan dan pelabuhan untuk memperlancar distribusi produk pertanian. o Membangun infrastruktur pasca panen untuk mengurangi kehilangan hasil panen. • Penelitian dan pengembangan: o Mendukung penelitian dan pengembangan teknologi yang dapat membantu petani dalam menghadapi perubahan iklim. o Memfasilitasi transfer teknologi kepada petani.


o Memberikan insentif bagi petani yang menerapkan praktik pertanian berkelanjutan. • Kebijakan fiskal dan insentif: o Memberikan subsidi untuk pupuk, pestisida, dan alat-alat pertanian. o Memberikan insentif pajak bagi petani yang berinvestasi dalam teknologi ramah lingkungan. o Membentuk program asuransi untuk melindungi petani dari risiko gagal panen akibat perubahan iklim. Kesimpulan Perubahan iklim menghadirkan tantangan besar bagi agribisnis, namun juga membuka peluang untuk inovasi dan adaptasi. Dengan strategi yang tepat, penerapan teknologi, dan dukungan kebijakan pemerintah, agribisnis di Indonesia dapat menjadi lebih tangguh dan berkelanjutan di tengah perubahan iklim. 7.3 Perkembangan Bioteknologi dan GMO: Sebuah Tinjauan Mendalam 1. Gambaran Umum tentang Bioteknologi dan Aplikasinya dalam Agribisnis Bioteknologi adalah bidang ilmu yang memanfaatkan organisme hidup dan proses biologis untuk menghasilkan produk dan layanan yang bermanfaat bagi manusia. Dalam agribisnis, bioteknologi telah berkembang pesat dan memberikan banyak manfaat, di antaranya:


• Pengembangan varietas tanaman yang lebih tahan terhadap hama, penyakit, dan herbisida. • Peningkatan nilai gizi dan kualitas produk pangan. • Pengembangan hewan ternak yang lebih produktif dan tahan penyakit. • Pengembangan biopestisida dan biofertilizer yang ramah lingkungan. • Peningkatan efisiensi proses produksi dan pengolahan pangan. 2. Jenis-Jenis Organisme Hasil Rekayasa Genetika (GMO) dan Manfaatnya bagi Agribisnis Organisme hasil rekayasa genetika (GMO) adalah organisme hidup yang telah dimodifikasi gennya melalui teknik bioteknologi. GMO memiliki berbagai manfaat bagi agribisnis, di antaranya: • Peningkatan hasil panen dan kualitas produk. • Pengurangan penggunaan pestisida dan pupuk kimia. • Peningkatan ketahanan terhadap hama, penyakit, dan herbisida. • Peningkatan nilai gizi dan sifat fungsional produk pangan. • Pengembangan produk pangan baru dengan karakteristik yang diinginkan. Beberapa contoh GMO yang umum digunakan dalam agribisnis termasuk: • Tanaman tahan herbisida: Tanaman ini dimodifikasi gennya agar tahan terhadap herbisida tertentu, sehingga memungkinkan petani untuk mengendalikan gulma dengan lebih mudah dan efisien.


• Tanaman tahan hama dan penyakit: Tanaman ini dimodifikasi gennya untuk menghasilkan protein yang beracun bagi hama atau penyakit tertentu, sehingga dapat melindungi tanaman dari kerusakan. • Tanaman dengan nilai gizi tinggi: Tanaman ini dimodifikasi gennya untuk meningkatkan kandungan vitamin, mineral, atau protein tertentu, sehingga dapat memberikan manfaat kesehatan yang lebih besar bagi konsumen. 3. Isu-Isu Etika dan Lingkungan Terkait Pengembangan dan Penggunaan GMO Pengembangan dan penggunaan GMO menimbulkan beberapa isu etika dan lingkungan, di antaranya: • Keamanan pangan: Kekhawatiran tentang potensi risiko kesehatan dari konsumsi GMO masih terus berlanjut, meskipun belum ada bukti ilmiah yang kuat untuk mendukungnya. • Keragaman hayati: Penggunaan GMO yang berlebihan dapat menyebabkan hilangnya keragaman hayati dan mengganggu keseimbangan alam. • Hak-hak petani: Kekhawatiran tentang dominasi perusahaan multinasional dalam pengembangan dan komersialisasi GMO, dan potensi eksploitasi petani kecil. • Labeling: Konsumen berhak untuk mengetahui apakah produk pangan yang mereka konsumsi mengandung GMO atau tidak.


4. Kebijakan Pemerintah dan Regulasi Internasional Terkait GMO Pemerintah di berbagai negara telah menerapkan kebijakan dan regulasi terkait GMO untuk memastikan keamanan dan keberlanjutan penggunaannya. Beberapa contoh kebijakan dan regulasi tersebut: • Protokol Cartagena tentang Keamanan Hayati: Protokol internasional ini bertujuan untuk mengatur perdagangan dan penggunaan GMO yang aman dan bertanggung jawab. • Peraturan Uni Eropa tentang GMO: Uni Eropa memiliki peraturan yang ketat tentang pengembangan, pengujian, dan pemasaran GMO. • Peraturan Amerika Serikat tentang GMO: Amerika Serikat memiliki sistem regulasi yang lebih fleksibel untuk GMO dibandingkan Uni Eropa. 5. Prospek Perkembangan Bioteknologi dan GMO di Masa Depan Bioteknologi dan GMO terus berkembang pesat dan memiliki potensi untuk memberikan banyak manfaat bagi agribisnis di masa depan. Beberapa prospek perkembangan yang menarik termasuk: • Pengembangan varietas tanaman yang lebih tahan terhadap perubahan iklim. • Pengembangan produk pangan baru dengan karakteristik yang unik dan bermanfaat. • Pengembangan biofuel yang lebih efisien dan ramah lingkungan.


• Pengembangan terapi gen dan obat-obatan baru dari produk pertanian. Penting untuk terus mengembangkan dan menggunakan bioteknologi dan GMO secara bertanggung jawab dan berkelanjutan, dengan mempertimbangkan isu-isu etika dan lingkungan yang terkait. Kesimpulan Bioteknologi dan GMO memiliki potensi besar untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan agribisnis. Namun, penting untuk mempertimbangkan isu-isu etika dan lingkungan yang terkait dengan pengembangan dan penggunaannya. Dengan regulasi yang tepat dan penelitian yang bertanggung jawab, bioteknologi dan GMO dapat menjadi alat yang berharga untuk mengatasi tantangan pangan global dan meningkatkan kualitas hidup manusia. 7.4 Persaingan Global dan Perdagangan Internasional: Sebuah Tinjauan Mendalam 1. Konsep Globalisasi dan Dampaknya terhadap Agribisnis Globalisasi mengacu pada proses saling keterhubungan dan ketergantungan antar negara di seluruh dunia. Globalisasi memiliki dampak signifikan terhadap agribisnis, di antaranya: • Meningkatnya perdagangan internasional: Perdagangan produk pertanian antar negara menjadi lebih mudah dan efisien, membuka peluang pasar baru bagi pelaku agribisnis.


• Meningkatnya persaingan global: Pelaku agribisnis dihadapkan pada persaingan yang lebih ketat dari negara-negara lain yang memiliki keunggulan komparatif dan komparatif dalam produksi pangan. • Perubahan preferensi konsumen: Konsumen global semakin menuntut produk pangan yang berkualitas tinggi, aman, dan berkelanjutan. • Penerapan standar internasional: Pelaku agribisnis harus memenuhi standar internasional terkait kualitas, keamanan, dan keberlanjutan produk untuk dapat bersaing di pasar global. 2. Perjanjian Perdagangan Internasional dan Pengaruhnya terhadap Agribisnis di Indonesia Indonesia terlibat dalam berbagai perjanjian perdagangan internasional, seperti: • ASEAN Free Trade Area (AFTA): AFTA memungkinkan perdagangan bebas produk pertanian antar negara-negara ASEAN. • World Trade Organization (WTO): WTO mengatur aturan perdagangan internasional, termasuk produk pertanian. • Comprehensive and Economic Partnership Agreement (CEPA): Indonesia memiliki CEPA dengan beberapa negara, seperti Korea Selatan dan Jepang. Perjanjian perdagangan internasional ini memiliki pengaruh terhadap agribisnis di Indonesia, di antaranya: • Meningkatkan akses pasar: Perjanjian perdagangan internasional membuka peluang pasar baru bagi produk pertanian Indonesia.


• Meningkatnya persaingan: Perjanjian perdagangan internasional juga membuka akses pasar bagi produk pertanian dari negara lain, sehingga meningkatkan persaingan di pasar domestik. • Perubahan harga produk: Harga produk pertanian dapat dipengaruhi oleh kebijakan perdagangan internasional dan fluktuasi harga global. 3. Strategi Persaingan bagi Pelaku Agribisnis Indonesia di Pasar Global Pelaku agribisnis Indonesia dapat bersaing di pasar global dengan menerapkan strategi berikut: • Meningkatkan kualitas dan keamanan produk: Produk pertanian Indonesia harus memenuhi standar internasional terkait kualitas, keamanan, dan keberlanjutan. • Meningkatkan efisiensi produksi: Pelaku agribisnis perlu menerapkan teknologi yang efisien dan ramah lingkungan untuk meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya produksi. • Membangun merek dan identitas produk: Produk pertanian Indonesia perlu memiliki merek dan identitas yang kuat untuk menarik konsumen global. • Mengembangkan strategi pemasaran yang efektif: Pelaku agribisnis perlu mengembangkan strategi pemasaran yang efektif untuk menjangkau konsumen global.


• Membangun jaringan dan kemitraan: Pelaku agribisnis perlu membangun jaringan dan kemitraan dengan pelaku agribisnis di negara lain untuk meningkatkan akses pasar dan peluang bisnis. 4. Peran Pemerintah dalam Mendukung Agribisnis Indonesia di Pasar Global Pemerintah memiliki peran penting dalam mendukung agribisnis Indonesia di pasar global, di antaranya: • Membangun infrastruktur: Pemerintah perlu membangun infrastruktur yang memadai untuk mendukung agribisnis, seperti jalan, pelabuhan, dan sistem irigasi. • Memberikan insentif dan subsidi: Pemerintah dapat memberikan insentif dan subsidi untuk membantu pelaku agribisnis meningkatkan kualitas produk dan efisiensi produksi. • Melakukan promosi perdagangan: Pemerintah perlu melakukan promosi perdagangan untuk memperkenalkan produk pertanian Indonesia kepada konsumen global. • Memfasilitasi negosiasi perdagangan: Pemerintah perlu memfasilitasi negosiasi perdagangan internasional untuk memperjuangkan kepentingan agribisnis Indonesia. • Mengembangkan sumber daya manusia: Pemerintah perlu mengembangkan sumber daya manusia di sektor agribisnis untuk meningkatkan keahlian dan kompetensi pelaku agribisnis.


5. Tantangan dan Peluang bagi Agribisnis Indonesia dalam Menghadapi Persaingan Global Agribisnis Indonesia menghadapi beberapa tantangan dalam menghadapi persaingan global, di antaranya: • Keterbatasan infrastruktur: Keterbatasan infrastruktur dapat menghambat distribusi produk pertanian dan meningkatkan biaya logistik. • Rendahnya efisiensi produksi: Rendahnya efisiensi produksi dapat menyebabkan harga produk pertanian Indonesia kurang kompetitif di pasar global. • Kurangnya akses pasar: Pelaku agribisnis Indonesia masih memiliki akses pasar yang terbatas di beberapa negara. • Keterbatasan sumber daya manusia: Keterbatasan sumber daya manusia dapat menghambat pengembangan teknologi dan inovasi di sektor agribisnis. Namun, agribisnis Indonesia juga memiliki beberapa peluang untuk bersaing di pasar global, di antaranya: • Kekayaan alam yang melimpah: Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, seperti lahan pertanian yang luas dan iklim yang tropis, yang dapat mendukung produksi berbagai komoditas pertanian. • Tenaga kerja yang murah: Tenaga kerja di Indonesia relatif murah dibandingkan dengan negara-negara lain, yang dapat memberikan keuntungan komparatif dalam produksi


RANGKUMAN Keamanan Pangan dan Traceability: • Keamanan pangan menjadi aspek fundamental dalam agribisnis. • Traceability membantu memastikan keamanan pangan dengan melacak asal-usul dan perjalanan produk. • Tantangan implementasi traceability: infrastruktur, kesadaran, biaya, dan regulasi. • Peluang: dukungan pemerintah, edukasi, teknologi, dan kolaborasi. Dampak Perubahan Iklim: • Perubahan iklim berdampak signifikan pada produksi tanaman, peternakan, dan perikanan. • Strategi adaptasi dan mitigasi: varietas tanaman tahan, irigasi efisien, infrastruktur tahan cuaca, dan praktik peternakan/perikanan berkelanjutan. • Peran teknologi: pemantauan cuaca, platform pasar online, aplikasi mobile, bioteknologi, precision agriculture. • Kebijakan pemerintah: infrastruktur, penelitian, insentif, dan asuransi. Perkembangan Bioteknologi dan GMO: • Bioteknologi memberikan banyak manfaat bagi agribisnis. • Jenis GMO dan manfaatnya: tahan hama/penyakit/herbisida, nilai gizi tinggi, produk baru.


• Isu-isu etika dan lingkungan: keamanan pangan, keragaman hayati, hak-hak petani, dan labeling. • Kebijakan dan regulasi: Protokol Cartagena, peraturan UE dan AS. • Prospek: varietas tahan perubahan iklim, produk pangan baru, biofuel, dan terapi gen. Persaingan Global dan Perdagangan Internasional: • Globalisasi meningkatkan perdagangan internasional dan persaingan global. • Perjanjian perdagangan internasional: AFTA, WTO, CEPA. • Strategi bagi pelaku agribisnis Indonesia: kualitas/keamanan produk, efisiensi produksi, merek/identitas, pemasaran, dan jaringan/kemitraan. • Peran pemerintah: infrastruktur, insentif/subsidi, promosi perdagangan, negosiasi perdagangan, dan pengembangan SDM. • Tantangan: infrastruktur, efisiensi produksi, akses pasar, dan SDM. • Peluang: kekayaan alam, tenaga kerja murah, dan pasar domestik yang besar. SOAL LATIHAN Carilah informasi terbaru tentang tren dan isu global dalam agribisnis. Pilih satu isu yang menarik bagi Anda dan jelaskan bagaimana tren tersebut dapat memengaruhi masa depan agribisnis di Indonesia.


DAFTAR PUSTTAKA Referensi: • Soekartawi, D. (2017). Agribisnis: Pengantar, Konsep, dan Aplikasinya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.: [URL yang tidak valid dihapus] • Mubyarto. (2012). Ekonomi Pertanian: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.: [URL yang tidak valid dihapus]


Click to View FlipBook Version