The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by gedesugiyastika, 2022-07-24 21:14:29

BS_PAHBP_KLS XI

BS_PAHBP_KLS XI

bepergian, membantu orang tua dengan tulus ikhlas, serta
menjaga dan merawat orang tua yang sedang sakit.
e. Bhuta Yadnya adalah pengorbanan suci dengan lascarya
yang ditujukan kepada makhluk yang lebih rendah daripada
manusia melalui beberapa perilaku, misalnya mengadakan
reboisasi, membersihkan lingkungan rumah, menjaga
kebersihan saluran air, berperilaku baik kepada binatang
dan tumbuhan, Serta melaksanakan upacara tawur agung,
rsigana, mecaru, ngeruwat, nyomia, dan lain-lain.

Ungkapan terima kasih kepada Sang Pencipta masih
dilaksanakan oleh masyarakat Nusantara dalam bentuk tradisi
upacara-upacara menurut kearifan lokal, seperti upacara-
upacara berikut.
• Upacara Mangongkal Holi, yaitu memindahkan jenazah leluhur

yang sudah dikubur bertahun-tahun untuk diletakkan pada peti
dalam bangunan tugu khusus. Tradisi ini dilaksanakan pada
masyarakat Sumatra Utara.
• Sedekah Rame, yaitu upacara adat yang diselenggarakan oleh
para petani Lahat untuk memulai kegiatan pertanian.

Bab 4 Yadnya Dalam Cerita Mahabharata 141

• Upacara Ngebabali, yaitu upacara adat yang dilaksanakan saat
memulai membuka perladangan yang baru untuk ditanami
oleh masyarakat Lampung.

• Mapas, yaitu upacara adat Betawi yang dilakukan saat seorang
ibu baru melahirkan.

• Seren Taun, yaitu upacara adat masyarakat Banten sebagai
sarana bersyukur pada Tuhan atas segala hasil pertanian.

• Ngaben, yaitu upacara kremasi sebagai bentuk penghormatan
kepada leluhur oleh masyarakat Bali.

• Naik Dango, yaitu upacara adat suku Dayak, Kalimantan Barat,
sebagai wujud syukur pada Sang Pencipta atas hasil panen yang
dinikmati.

• Upacara Bakar Batu, sebagai bentuk syukur dan simakrama
dengan kerabat, seperti perkawinan, kelahiran, dan penobatan
kepala suku oleh masyarakat Papua.

• Aruh Baharin, yaitu upacara pasca panen padi bagi masyarakat
Kalimantan Selatan.

• Upacara Adat Posuo, yaitu upacara masyarakat Buton, Sulawesi
Tenggara, untuk perubahan status gadis remaja menuju gadis
dewasa.

• Mappalili, yaitu upacara mengawali penanaman padi di sawah
oleh masyarakat Sulawesi Selatan.

• Upacara Tanam Sasi, yaitu rangkaian upacara adat kematian
setelah 40 hari, kemudian dicabut kembali setelah 1.000 hari
bagi Suku Marin.

• Ngertakeun Bumi Lamba, yaitu upacara adat sebagai wujud rasa
syukur terhadap sumber daya alam.

142 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI

Aktivitas Ungkapan terima kasih kepada Sang Pencipta
masih banyak dilaksanakan oleh masyarakat
Nusantara melalui kearifan lokal masing-masing.

1. 1. Carilah informasi mengenai berbagai
upacara sebagai bentuk ucapan terima kasih
kepada Sang Pencipta sesesuai kearifan lokal
yang kalian ketahui.

2. 2. Tuliskan pandangan kalian mengenai
manfaat kegiatan keagamaan berdasarkan
kearifan lokal tersebut.

2. Tokoh pelaksana Yadnya dalam cerita
Mahabharata

a. Yudhistira

Yudhistira adalah salah satu tokoh
dalam cerita Mahabharata yang
melaksanakan Yadnya dalam
kehidupannya. Berbagai Yadnya
telah dilaksanakan oleh Yudhistira,
di antaranya melaksanakan
daksina ke­p­ a­da gurunya, Rsi Drona
Acarya. Yudhistira mel­aksanakan
perintah guru­nya dengan baik,
melaksanakan Tirtayatra ke empat
arah, mengunjungi tempat-tempat
suci, seperti sungai suci, gunung suci,
dan pertapaan suc­i yang tersebar
di empat penjuru mata angin.
Yudhistira juga melaksanakan
Aswameda Yadnya, yaitu melepaskan

Bab 4 Yadnya Dalam Cerita Mahabharata 143

kuda yang diiringi pasukan untuk memperluas wilayah
kerajaan. Selain itu, Yudhistira juga melaksanakan Yadnya untuk
kebahagiaan sanak keluarga dan istri ketika ia menceb­ urkan
diri ke sungai di neraka yang airn­ ya mendidih bernama Sungai
Witarini. Yudistira dengan tulus ikhlas menceburkan dirinya ke
dalam sungai demi bisa berk­ umpul dengan saudara-saudara dan
istri­nya. Yadnya untuk keluarga dijelaskan dal­am swargarohana
parwa.

b. Arjuna

Arjuna adalah tokoh yang banyak
digemari dalam cerita Mahabharata.
Dalam cerita dijelaskan bahwa
Arjuna banyak melaksanakan
Yadnya dal­ am kehidupannya, seperti
Guru Daksina atau memberikan
se­suatu kepada guru yang telah
memberikan pengetahuan kepada­
nya dengan menjalankan tugas
ter­akhir yang diperintahkan oleh
gurunya dengan sebaik-baiknya
sehingga sang guru merasa senang.
Ia juga melakukan Tirtayatra menu­
ju sungai Gangga kemudian menuju
Gunung Himalaya, dan berdoa
kepada Dewa Sangkara. Kemudian,
selain melangsungkan pernikahan
dengan Dewi Drupadi, ia juga
melang­sungkan wiwaha dengan
Citrangada, putri Citrasena.

144 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI

c. Karṇa atau Radeya

Karṇa atau yang dikenal dengan nama
lain Radeya, merupakan seorang raja
di Kerajaan Angga. Ada beberapa
Yadnya yang ia lakukan, seperti
memberikan punia kepada seorang
Rsi yang meminta baju pelindung
dan anting-anting yang dipakai
Karṇa, setia terhadap kawan yang
telah memberikan banyak kepadanya
atau melakukan balas budhi, dan
setia terhadap janji yang diucapkan
kepada orang tuanya.

d. Bhima

Bhima adalah putra kedua Dewi
Kunti dari lima bersaudara. Bhima
merupakan putranya yang paling
kuat dan tangguh. Kekuatan yang
dimiliki Bhima terlihat ketika ia
menggendong semua saudaranya
yang kelelahan. Bhima melaksanakan
wiwaha dengan Hidimbi di hutan
dan ikut memberikan daksina
kepada Drona setelah menyelesaikan
pembelajaran. Bhima juga memetik
bunga untuk Drupadi sebagai bentuk
pelayanan kepada istrinya. Selain itu,
Bhima sangat menghormati orang
yang lebih tua dan selalu melakukan
perintah guru, kakak, dan ibunya.
Bhima melakukan Yadnya dalam

Bab 4 Yadnya Dalam Cerita Mahabharata 145

bentuk pengorbanan dirinya untuk dijadikan kurban kepada
Raksasa yang meresahkan. Bhima juga melakukan Yadnya
dengan menjadi juru masak di Kerajaan Wirata pada saat
melakukan penyamaran.

e. Nakula dan Sahadewa

Nakula dan Sahadewa adalah saudara
kembar yang memiliki kepandaian
dalam bidang kesehatan. Dengan
kepandaian keduanya, mereka
melakukan pelayana­ n kepada sesama
manusia melalui pengo­ batan. Mereka
sangat patuh kep­ ada kakak-kakaknya.
Kata-kata mer­eka lembut dan sopan.
Setiap hari mereka melakukan
pemujaan kepada Sang Pencipta
serta patuh terhadap ajaran-ajaran
kebenaran dari orang suci dan orang
yang lebih tua. Mereka ber-Yadnya
sebagai pengurus ternak pada saat
menyamar di Kerajaan Wirata.

146 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI

Buatlah kelompok beranggotakan empat orang.
Kemudian diskusikan permasalahan di bawah ini.

Ayo Media massa sering memuat pemberitaan
Berdiskusi mengenai banjir setiap musim penghujan tiba.
Banjir sering kali menyebabkan kerugian besar,
baik materi maupun nonmateri. Banjir dapat
disebabkan oleh kondisi alam yang tidak pasti,
tetapi juga dapat diakibatkan oleh perilaku
manusia. Diskusikanlah perilaku apa sajakah
yang dapat menyebabkan banjir atau bencana
alam lainnya dan tuliskan pula Yadnya apa
yang dapat dilakukan untuk mencegah atau
menanggulangi bencana alam!

Pilihlah satu orang anggota kelompok untuk menjadi notulen.
Catat hasil diskusi kalian dalam selembar kertas. Presentasikan
di depan kelas secara berkelompok dan serahkan hasil tulisan
notulen pada guru untuk dinilai.Buatlah catatan notulen seperti
berikut.

Jenis Bencana Alam Hubungan bencana alam Solusi atas masalah
dengan Panca Yadnya bencana alam

Bab 4 Yadnya Dalam Cerita Mahabharata 147

C. Cerita-Cerita Yadnya dalam Mahabharata

Pernikahan Abhimanyu

Abhimanyu adalah putra Arjuna. Ia sangat tamp­ an dan gagah
berani. Kecerdasannya seperti Arjuna, sebab semenjak kecil sudah
diberikan pengetahuan akan banyak hal agar menjadi Ksatriya
yang hebat dan tangguh. Hari ini merup­ akan hari yang indah
bagi Abhimanyu karena akan melangsungkan wiwaha dengan
putri can­tik nan ayu bernama Uttari atau Uttara, yang dalam teks
Jawa Kuno disebut Sang Uttari. Melihat keduanya sedang duduk
di depan api suci seperti melihat pasangan Dewa Kama dan Dewi
Ratih yang ada di bumi.

Tempat pernikahan Abhimanyu dihias bagaik­ an istana para
dewa; megah, indah, wangi, dan penuh keceriaan. Para pelayan
mempersiapkan perlengkapan upacara wiwaha dengan sigap.
Buah-buahan segar, bunga-bunga wangi, dan dupa-dupa wangi,
telah tertata di sekitar tung­ku api suci. Pendeta agung yang
ditunjuk untuk memimpin upacara wiwaha telah duduk di depan
Api Suci sambil melantunkan doa-doa wiwaha.

Abhimanyu dan Uttara duduk di depan pendeta suci, siap
untuk mengucapkan sumpah suci wiwaha akan setia sampai ajal
menjemput. Pendeta Agung mulai merapal mantra-mantra suci
untuk memohon kepada Hyang Widhi Wasa agar kedua mempelai
hidup bahagia, dapat membangun keluarga yang sukinah,
memiliki anak yang suputra, serta diberikan umur panjang.

Abhimanyu dan Uttara mengikatkan kain mereka berdua
sebagai tanda menjalin ikatan keluarga, kemudian berdiri
mengelilingi api suci sambil mengucapkan janji untuk saling
setia dalam mengarungi bahtera kehidupan. Setelah proses
pengambilan sumpah suci, kedua mempelai menuju orang tua
mempelai laki-laki untuk memohon doa restu dan petuah-petuah

148 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI

dalam menjalani kehidupan, kemudian ke orang tua mempelai
perempuan dengan tujuan yang sama.

Semua saksi yang hadir mengikuti proses pernikahan yang
sangat indah dan penuh kasih sayang ini dengan sepenuh hati.
Proses wiwaha berjalan dengan lancar dan penuh keceriaan.
Semua orang yang hadir dalam upacara wiwaha tersebut
menikmati hidangan yang telah disediakan dengan penuh cinta
kasih.

Latihan Jawablah pertanyaan berikut!
Individual
1. Sesuai dengan Yadnya apakah kisah Pernikahan
Abhimanyu di atas? Jelaskan dan berikan
alasan.

2. Tuliskan sarana apa sajakah yang terdapat
dalam cerita di atas?

Gugurnya Bhisma

Pada saat matahari mengarah ke utara atau utarayana, keluarga
Bharata pergi ke tempat Rsi Bhisma yang terbaring lemah.
Mereka membawa bunga-bunga yang wangi, dupa-dupa yang
harum, buah-buah yang segar, dan kain sutra yang paling bagus.
Rsi Bhisma di pembaringan panahnya tengah menunggu hari
terakhir hidupnya. Ia mulai menghitung detik-detik kematiannya.
Saat seluruh keluarga Bharata telah berkumpul di sekelilingnya,
Rsi Bhisma berkata perlahan, “Wahai keluargaku semua, aku
sangat bahagia kalian telah berkumpul. Matahari sudah bergerak
menuju utarayana. Inilah saatnya aku akan kembali kepada Sang
Penguasa kehidupan ini.” Setelah lama melihat keluarganya,
Rsi Bhisma memalingkan pengelihatannya kepada Sri Krisna
lalu meminta bunga dan melakukan pemujaan ke hadapan

Bab 4 Yadnya Dalam Cerita Mahabharata 149

Hyang Widhi Wasa. Ia berkata, “Oh, Sri Krisna penguasa jagat
raya, engkau pencipta dunia, engkau adalah Jiwa yang Abadi.
Tunjukkanlah wujud-Mu yang mahamulia kepada hamba.
Izinkanlah hamba meninggalkan dunia ini.”

Setelah Rsi Bhisma melihat wiswarupa Sri Krisna, ia kemudian
berkata, “Oh, Sri Krisna, izinkanlah aku meninggalkan badan
ini.” Lalu Krisna berkata:

Vasudeva Uvaca
ānujānāmi bhīṣma tvāṃ vasūn āpnuhi pārthiva
na te ‘sti vṛjinaṃ kiṃ cin mayā dṛṣṭaṃ mahādyute (44)
pitṛbhakto ‘si rājarṣe mārkaṇḍeya ivāparaḥ
tena mṛtyus tava vaśe sthito bhṛtya ivānataḥ (45)
(mahabharata XIII.153.44-45)

Terjemahan Bebas:
Wahai Bhisma, aku menyadari (janami) bahwa engkau
(twam) adalah penjelmaan Wasu (wasun) yang turun ke di
dunia ini (parthiwa), tak ada malapetaka apa pun (kim) yang
akan menyentuhmu (na te asti vrjina), kau akan tetap murni
(cinmaya) dan dimuliakan (mahadyuti) karena bhakti-mu
kepada leluhur (ayahmu) sebagaimana Rajarsi Markandeya
mendapat kemuliaan. Dengan ini kau akan bisa memilih (tava)
dan menguasai mautmu sendiri (mrtus) engkau berkuasa atas
pelayanmu.

Setelah mendengar perkataan Sri Krisna, Rsi Bhisma tersenyum,
lalu berbaring kembali dengan pelan. Ia menggerakkan tubuhnya
dan menyiapkan diri untuk menerima kematiannya. Kemudian,
perlahan-lahan dari tubuhnya keluar cahaya yang indah naik ke
angkasa dan menghilang. Suara yang merdu dan indah terdengar
dari angkasa, angin berhembus sejuk, harum wangi dari bunga-
bunga menyebar ke seluruh alam, menjadikan bumi sentosa.
Setelah Rsi Bhisma meninggal, tubuhnya diletakkan di atas kayu

150 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI

bakar dari cendana dan ditutupi kain sutra berwarna putih. Lalu
proses pembakaran jenazah Rsi Bhisma dimulai. Semua yang
hadir memberikan penghormatan terakhir dengan penuh rasa
haru. Keesokan harinya, abu jenazah Rsi Bhisma dikumpulkan
kemudian dibawa ke tepi Sungai Gangga. Sebelum abu
dihanyutkan, diadakan upacara persembahan suci pada Gangga.
Lalu abu jenazah Rsi Bhisma dihanyutkan ke Sungai Gangga.
Keluarga Bharata masih diliputi kesedihan karena kehilangan
orang yang paling berjasa pada kerajaan Astinapura. Rsi Bhisma
adalah seseorang yang memiliki jiwa kebangsaan yang sangat
tinggi serta seorang kakek yang menyayangi cucunya.

Latihan Setelah membaca cerita di atas, berikan pendapat
Individual kalian terhadap persoalan-persoalan berikut.

1. Yadnya yang manakah yang berkaitan dengan
kisah Gugurnya Bhisma? Jelaskan dan berikan
alasan.

2. Mengapa Bhisma menunggu matahari condong
ke arah utara (utarayana) untuk meninggalkan
badan kasarnya?

3. Mengapa Bhisma tetap berperang melawan
Pandawa?

4. Kegiatan apakah yang masih dilaksanakan
sampai sekarang jika dihubungkan dengan
cerita gugurnya Bhisma? Tuliskan hasil analisis
kalian.

Bab 4 Yadnya Dalam Cerita Mahabharata 151

Aswameda Yadnya

Raja Yudhistira telah menjadi raja Hastinapura setelah perang
Baratayudha. Kemudian datanglah Maharsi Wyasa, sesepuh
Wangsa Bharata, menemui Raja Yudhistira. Melihat kedatangan
sang sesepuh, Yudhistira sangat bergembira dan menyambut
dengan sukacita. Maharsi Wyasa berkata, “Yudhistira, aku
melihat engkau masih menyimpan kesedihan. Janganlah terlalu
lama bersedih. Lakukanlah Yadnya agar kesedihanmu hilang.”
Mendengar nasihat Maharsi Wyasa yang luhur itu, Raja Yudhistira
menyetujui dan memohon petunjuk kepada Sang Maharsi. Raja
Yudhistira berkata, “Oh, Maharsi Agung, berilah petunjuk kepada
hamba, Yadnya yang tepat untuk menghilangkan kesedihan ini.”
Maharsi Wyasa berkata, “Laksanakan Aswameda Yadnya atau
Kurban Kuda, tujuannya untuk menghilangkan kesedihan dosa
setelah perang. Namun Yadnya ini membutuhkan biaya yang
besar. Pergilah ke Gunung Himawan, di sana terdapat harta
benda yang tersimpan milik Raja Maruta. Minta restu beliau
agar dapat melaksanakan Aswameda Yadnya.” Mendengar
petunjuk sesepuh Wangsa Bharata tersebut, hati Yudhistira
merasa senang. Kemudian ia melakukan perjalanan ke Gunung
Himawan. Perjalanan itu berjalan lancar dan harta yang dicari
pun didapatkan. Raja Yudhistira kemudian mempersiapkan

152 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI

pelaksanaan Aswameda Yadnya. Seekor kuda putih yang kuat
dan gagah telah dihias. Pasukan yang dipimpin oleh Arjuna
mengawal perjalanan kuda persembahan tersebut. Aswameda
Yadnya dipimpin oleh Maharsi Wyasa, Maharsi Paila, dan
Maharsi Yadnyawalkya. Aswameda Yadnya dilaksanakan tepat
pada hari Purnama ke-Sembilan. Setelah persiapan Aswameda
Yadnya lengkap, kuda persembahan dilepas dan diikuti oleh
pasukan Hastinapura dengan pimpinan Arjuna. Awal mula
perjalan tidak terjadi halangan apa pun. Namun, ketika sampai
di wilayah Kerajaan Trigata, pasukan Kerajaan Hastinapura
tidak diperpolehkan memasuki wilayah tersebut sehingga
terjadi peperangan yang dimenangkan oleh Arjuna. Selanjutnya
penghadangan juga terjadi di Kerajaan Prajiotisa yang dipimpin
Raja Bajradata, Kerajaan Sinduraja, Kerajaan Manipura yang
dipimpin Raja Wabruwahana, dan Kerajaan Rajagraha yang
dipimpin Sang Megasandhi. Semuanya dapat ditaklukkan oleh
pasukan Kerajaan Hastinapura. Kemudian kuda persembahan
kembalimenujuKerajaanHastinapura,melihatkudapersembahan
sampai dengan selamat, seluruh warga Hastinapura bersukacita.
Maka puncak upacara Aswameda Yadnya pun dilaksanakan. Raja
Yudhistira merasa lega dan kesedihannya pun sirna.

Bab 4 Yadnya Dalam Cerita Mahabharata 153

Sarpa Yadnya

Raja Janamejaya adalah putra Raja Parikesit dan cicit Pandawa.
Setelah mendengar kisah ayahnya yang meninggal karena digigit
ular, ia mengadakan upacara kurban ular (Sarpa Yadnya). Raja
Janamejaya memerintahkan menterinya untuk mengundang
orang-orang suci di seluruh penjuru negeri dan mempersiapkan
sarana upacara Sarpa Yadnya. Tempat untuk melaksanakan Yadnya
luasnya mencapai 2 Yojana. Kemudian diucapkanlah mantra-
mantra sakti. Setelah tempat Sarpa Yadnya selesai dipersiapkan,
datanglah para Maharsi yang telah diundang untuk menyelesaikan
upacara tersebut. Maharsi yang memimpin kurban Sarpa Yadnya,
antara lain Bhagawan Candabhargawa membacakan mantra
Rg Weda, Bhagawan Koça melantunkan nyanyian Samaweda,
Bhagawan Janmanikunda membacakan Atharwaweda, Bhagawan
Jyotisinggalambayu membacakan Yajurweda, dan Bhagawan
Byasa menjadi pemimpin utama dalam Sarpa Yadnya ters­e­but.
Para bhagawan, empu, dan pandita yang lain juga ikut dalam
upacara Sarpa Yadnya tersebut. Seluruh orang suci yang hadir
melan­tunkan mantra arthanatana. Saat mantra telah dibacakan
oleh para orang suci tersebut, bermacam-macam naga terbang
di angkasa lalu jatuh ke tempat pengurbanan Sarpa Yadnya yang
telah disiapkan. Telah banyak naga yang jatuh menjadi kurban.

154 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI

Ada yang berwarna hitam, putih, berwarna-warni, serta yang
lain. Para naga yang terjatuh tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka
hanya berusaha untuk tidak mati terbakar oleh api pengurbanan.
Asap mengepul tinggi karena telah banyak membakar naga, baik
besar maupun kecil, sehingga asap tersebut sampai ke Nagaloka
tempat tinggal Naga Taksaka yang menjadikannya ketakutan.
Kemudian Naga Taksaka pergi ke surga memohon pertolongan
Dewa Indra. Maka Dewa Indra memberi tahu untuk memohon
belas kasih Sang Astika. Naga Taksaka pergi menemui Sang
Astika dan memohon pertolongan agar para naga tidak habis
menjadi kurban. Mendengar penuturan Naga Taksaka, lalu Sang
Astika berkata, “Saya akan pergi menghadap Sang Raja agar
menghentikan pengurbanan ini.” Sang Astika pun menghadap
Raja Janamejaya dan berkata, “Tuanku Raja, pengurbanan Sri
Paduka sangatlah sempurna, bagaikan pengurbanan oleh Sang
Hyang Soma.” Mendengar pujian dari Sang Astika, Raja berkata,
“Apa yang engkau kehendaki?” Sang Astika menjawab, “Tolong
hentikan Sarpa Yadnya ini, Paduka, agar tidak semua naga mati.”
Hati Sang Raja terketuk, kemudian ia menghentikan Sarpa Yadnya
dan memberikan makan seluruh undangan.

Bab 4 Yadnya Dalam Cerita Mahabharata 155

Refleksi Setelah mempelajari materi Yadnya dalam cerita
Mahabharata, buatlah catatan harian. Perhatikan
aktivitas Yadnya di sekitar kalian, kemudian jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut.

1. Apakah kalian pernah melihat pelaksanaan
Yadnya?

2. Apakah kalian pernah melaksanakan Yadnya?

3. Bagaimana proses kalian melaksanakan Yadnya
tersebut?

4. Yadnya apakah yang menarik untuk kalian
laksanakan setiap saat?

Setelah melakukan perenungan, tuliskan dalam
catatan harian kalian. Kalian juga dapat bertukar
catatan harian dengan teman-teman di kelas.

Asessmen

A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d, dan e!
1. Perhatikan contoh berikut!

1. Bersembahyang
2. Membaca buku
3. Mengerjakan PR
4. Mencuci piring
2. Contoh pelaksanaan Rsi yadnya ditandai dengan nomor ....
A. 1 dan 2.
B. 1 dan 4.
C. 2 dan 3.
D. 2 dan 4.
E. 3 dan 4.

156 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI

3. Yudhistira menceburkan dirinya ke dalam sungai yang airnya
mendidih dan berbau busuk. Yudhistira berperilaku demikian
agar dapat berkumpul dengan istri dan saudara-saudaranya.
Selain itu Yudhistira selalu mematuhi perintah dari orang
tuanya dan sesepuh kerajaan Astinapura.
Perilaku Yudhistira termasuk ke dalam pelaksanaan ….
A. Dewa dan Bhuta Yadnya
B. Pitra dan Manusa Yadnya
C. Bhuta dan Pitra Yadnya
D. Dewa dan Manusa Yadnya
E. Rsi dan Dewa Yadnya

4. Perhatikan contoh berikut!
1. Menyiram tanaman
2. Mencuci piring
3. Menolong orang tua
4. Belajar
Contoh pelaksanaan Pitra Yadnya dalam kehidupan ditandai
dengan nomor ....
A. 1 dan 2.
B. 1 dan 3.
C. 2 dan 3.
D. 2 dan 4.
E. 3 dan 4.

5. Arjuna sangat disayangi oleh sesepuh keluarga Bharata
karena kepintaran dan kecerdasannya. Suatu hari Arjuna
melaksanakan perjalanan menuju Indra Loka untuk bertemu
dengan Dewa Indra sebagai dewa pujaannya. Sepanjang
perjalanan, Arjuna mengunjungi tempat-tempat suci. Perilaku
Arjuna tersebut merupakan bentuk pelaksanaan ….

Bab 4 Yadnya Dalam Cerita Mahabharata 157

A. Tirtayatra
B. Simakrama
C. Kunjungan
D. Penghormatan
E. Pengabdian

6. Perhatikan perilaku berikut!
1. Menebang pohon
2. Membuang piring
3. Membuang sampah
4. Membakar baju
5. Memukul binatang

Contoh perilaku Bhuta Yadnya yang tidak tepat adalah nomor
....

A. 1, 2, dan 3.

B. 1, 2, dan 4.

C. 2, 3, dan 5.

D. 1, 3, dan 5.

E. 3, 4, dan 5.

B. Berilah tanda centang () pada jawaban yang tepat. Kalian
dapat memilih lebih daripada satu jawaban!

1. Pengorbanan suci secara lascarya berarti pengorbanan
yang didasari sikap tulus dan tanpa pamrih. Dalam Kitab
Suci Atharvaveda dijelaskan bahwa Yadnya memiliki peran
penting dalam menyangga dunia, sehingga dunia tetap ajeg
dan seimbang. Selain Yadnya, terdapat lima penyangga dunia
lainnya, di antaranya adalah....
Kebenaran agung (satya)
Cinta kasih yang tulus (prema)

158 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI

Penebusan kesalahan (tapa)
Tanpa kekerasan (ahimsa)
Kedamaian hidup (shanti)

2. Kitab Manawa Dharmasastra III.70 menjelaskan bahwa
terdapat lima jenis pengorbanan. Setiap pengorbanan memiliki
tujuan dan cara dalam pelaksanaannya di masyarakat.
Yadnya yang termasuk Panca Yadnya dalam Kitab Manawa
Dharmasastra adalah …
Brahma Yadnya adalah persembahan yang dilaksanakan
dengan belajar dan mengajar secara tulus ikhlas.
Rsi Yadnya ialah persembahan suci yang ditujukan kepada
guru atau Rsi.
Pitra Yadnya adalah persembahan tarpana dan air kepada
leluhur.
Manusa Yadnya yaitu pelaksanaan upacara sejak bayi
dalam kandungan sampai menikah dan pertolongan atau
saling membantu dengan sesama manusia.
Nara Yadnya adalah penerimaan tamu dengan ramah
tamah.

3. Kisah Mahabharata dan Ramayana merupakan bagian dari
Itihasa. Keduanya memiliki nilai-nilai tentang Yadnya dan
etika yang dapat dijadikan tuntunan dalam menjalankan
kehidupan. Kata Itihasa sendiri memiliki arti ….
Kejadian masa lalu
Kejadian nyata/sudah terjadi begitu
Cerita para raja
Kejadian itu, begitulah nyatanya/sejatinya
Kisah kepahlawanan masa lalu

Bab 4 Yadnya Dalam Cerita Mahabharata 159

4. Dalam kisah Devavrata, ia bersumpah tidak akan menikah
dan memiliki anak pada saat ia hendak melamar Satyawati
sebagai istri ayahnya, yaitu Prabu Santanu. Dikisahkan, ketika
Santanu jatuh hati kepada Satyawati, ada syarat yang diajukan
oleh ayahnya, Dasabala, bahwa kelak nanti anak Satyawati
harus dinobatkan sebagai raja menggantikan Santanu.
Padahal Santanu sudah memiliki calon penggantinya yakni
Devavrata, anaknya dari hasil pernikahanyya dengan Devi
Gangga. Semenjak itu Raja santanu selalu murung. Perubahan
sikap ayahnya diketahui oleh Devavrata. Setelah ia mengetahui
penyebabnya, ia mendatangi Satyawati dan menjawab keragu-
raguan Dasabala dengan bersumpah tidak akan naik tahta
dan tidak akan menikah. Berkat sumpahnya itu, ia mendapat
nama baru yakni Bhisma dan diberikan anugrah oleh ayahnya
bahwa ia dapat menentukan kapan waktu kematiannya. Dari
cerita di atas, nilai Yadnya yang dapat dipetik ialah ...
Bhisma rela mengorbankan kepentingannya sendiri dan
meng­uta­makan kebahagiaan ayahnya.
Ibu lebih berat daripada bumi dan ayah lebih luhur
daripada langit.
Bhisma rela tidak menikah seumur hidup dan tidak naik
tahta hanya demi membuat ayahnya bahagia.
Bumi memelihara dan merawat makhluk hidup.
Langit sangat bermanfaat karena memberi hujan, tetapi
seorang ayah lebih besar manfaatnya dibandingkan
putranya.

5. Raja Janamejaya adalah putra Raja Parikesit dan cicit Pandawa.
Setelah mendengar kisah ayahnya yang meninggal karena
digigit oleh ular, ia mengadakan upacara kurban ular (Sarpa
Yadnya). Alasan Raja Janamejaya melaksanakan Sarpa Yadnya
adalah …

160 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI

Iri hati pada raja sebelumnya.
Kebencian pada Naga Taksaka.
Kesombongan akan kehebatan.
Keinginan balas dendam.
Keinginan pamer punya kekayaan.

C. Jawablah dengan singkat dan benar!
1. Dalam agama Hindu terdapat lima jenis Yadnya. Setiap jenis

memiliki tujuan masing-masing. Tuliskan kelima Yadnya
tersebut beserta artinya!
2. Agama Hindu memberikan banyak penekanan tentang Yadnya.
Hal ini tertuang dalam berbagai kitab suci, baik tersurat
maupun tersirat. Tuliskan Kitab Suci Weda yang menjelaskan
Yadnya dalam agama Hindu!
3. Yadnya harus dilaksanakan setiap hari, karena manusia
diciptakan dari Yadnya. Tuliskan minimal empat pelaksanaan
Bhuta Yadnya dalam kehidupan setiap hari!
4. Yadnya dapat dilakukan dalam bentuk upacara atau dalam
bentuk kegiatan sehari-hari. Perilaku Bhima mencerminkan
Yadnya sehari-hari banyak jumlahnya. Tuliskan minimal
empat perilaku Bhima dalam melaksanakan Yadnya sehari-
hari!
5. Kitab Suci Sarasamuscaya 2 menjelaskan bahwa tujuan Yadnya
adalah untuk meningkatkan kualitas diri. Tuliskan pandangan
kalian mengenai maksud dari sloka tersebut!

Bab 4 Yadnya Dalam Cerita Mahabharata 161

Pengayaan Setelah mempelajari materi di atas, apakah
kalian membutuhkan tambahan wawasan? Untuk
memperoleh wawasan lebih tentang Yadnya dalam
agama Hindu dapat dicari pada kitab-kitab suci
berikut:

• Kitab Suci Bhagawadgita

• Lontar Korawa Srama

• Lontar Agastya Parwa

• Pustaka Suci Wrhaspati Tattwa

Kitab Suci dan Lontar di atas menjelaskan tentang
Yadnya dalam agama Hindu. Yadnya sangatlah
penting sebab Yadnya adalah salah satu penyangga
dunia.

162 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Bab 5
REPUBLIK INDONESIA 2021
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Buku Siswa SMA Kelas XI
Penulis:

SEJARAH PERKEMBANGAN

HINDU DI DUNIA

TUJUAN PEMBELAJARAN

Pada akhir pembelajaran materi, peserta didik mampu
menjelaskan perkembangan agama Hindu dan
menganalisis peninggalan sejarah Hindu di Dunia.

Apakah kalian mengetahui sejarah perkembangan
agama Hindu di dunia?

Apa sajakah peninggalan agama Hindu di dunia?
Bagaimanakah upaya melestarikan peninggalan

agama Hindu tersebut?

Perkembangan agama Hindu telah melewati berbagai
zaman, dari sebelum Masehi hingga kini. Agama Hindu
diperkirakan telah berkemb­ang dari sekitar 3102 SM sampai
dengan 1300 SM dan hingga sekarang masih tetap eksis. Pada
awal perkembangannya, agama Hindu tidak seperti sekarang.
Sebelumnya Hindu dikenal dengan sebutan Sanatana Dharma,
yakni ajaran yang menekankan kebenaran dan bersumber dari
Weda. Selain Sanatana Dharma, Hindu juga disebut Waidika
Dharma atau Dharmanya Weda, artinya agama berdasarkan
Kitab Suci Weda.

KATA KUNCI
Sejarah, Perkembangan Hindu, menjaga kelestarian

situs, Harapa, dan Mohenjodaro

164 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI

A. Perkembangan Agama Hindu Dunia

Perhatikan peta berikut!

Peta di atas adalah peta sebuah negara di Asia. Tuliskan nama
negara yang memiliki peta wilayah seperti di atas serta tuliskan
pandangan kalian tentang hubungan negara tersebut dengan
perkembangan agama Hindu.

1. Perkembangan Agama Hindu

Kata “agama” berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu dari suku kata
a yang berarti “tidak” dan gama yang berarti “kacau”, sehingga
“agama” bermakna adanya keteraturan dan peraturan untuk
mencapai arah atau tujuan tertentu. Selain itu, diyakini pula
bahwa kata “agama” berasal dari kata Sansekerta a dan gam; a
artinya “tidak” dan gam artinya “pergi”. Jadi kata “agama” berarti
tidak pergi, tetap di tempat, langgeng, dan diwariskan secara
turun temurun.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama adalah
ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan)
dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa, serta tata

Bab 5 Sejarah Perkembangan Hindu di Dunia 165

kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan
manusia serta manusia dan lingkungannya. Sedangkan
menurut Max Muller, agama adalah kemampuan atau disposisi
mental yang tidak bergantung, meskipun ada perasaan dan
penalaran, memungkinkan manusia untuk memahami Yang Tak
Terbatas dengan nama yang berbeda-beda dan dalam berbagai
penyamaran.

Agama Hindu yang kalian kenal sekarang awalnya tidaklah
bernama, sebab sebelum dikenal tulisan, agama Hindu telah
berkembang. Istilah Hindu dikenal setelah orang-orang Persia,
Yunani, dan Inggris memperkenalkan orang-orang yang tinggal
di lembah Sungai Sindhu sebagai orang Hindu. Kemudian,
bangsa Arya yang merupakan rumpun bangsa Indo-German yang
melakukan ekspansi ke lembah Sungai Sindhu, menyebut wilayah
kekuasaannya dengan sebutan Sapta Sindhu atau wilayah dengan
tujuh sungai di barat daya anak benua India (yang salah satu
sungainya bernama Indus). Hal ini memiliki banyak kemiripan
dengan kata Hapta-Hendu yang termuat dalam Zend Avesta, kitab
suci kaum Zoroaster di Iran. Agama Hindu merupakan suatu
agama yang berevolusi dari kumpulan adat-istiadat kehidupan
masyarakat di lembah Sungai Sindhu oleh Bangsa Arya secara
turun-temurun dari generasi ke generasi melalui pergaulan
antara Bangsa Arya dengan Bangsa Asli.

166 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI

Menurut Doab, Bangsa Arya datang ke India dari Barat Laut
India melalui Hindu-Kush atau Khaiber Pass. Kemudian mereka
menetap di antara lembah Sungai Sindhu dan Saraswati. Orang
Arya sudah memiliki kebudayaan yang tinggi pada zaman itu,
walaupun mereka hidup nomaden (tidak menetap). Bangsa Arya
dianggap sebagai pembawa dan penyebar agama Weda (Vedic
Religion) di India. Sebelum mengalami perubahan, bangsa asli
lembah Sungai Sindhu memiliki kebudayaan bertapa, meditasi,
tidak menikah, melatih pikiran, serta mencari jalan kematian
dan kelahiran, sebab mereka percaya bahwa ketika badan dan
jiwa menyatu, itu merupakan bentuk kekekalan.

Bangsa Arya pada mulanya memiliki kepercayaan tentang
fenomena-fenomena alam, seperti sungai, halilintar, pohon-
pohon besar, matahari, dan lain-lain, tetapi setelah terjadinya
alkulturasi antara Bangsa Arya dan Bangsa Dravida sebagai
Bangsa Asli lembah Sungai Sindhu, itu menjadi model agama
Hindu yang kalian kenal seperti sekarang. Perkembangan agama
Hindu di India diawali dari peradaban lembah Sungai Indus
sekitar 2600-1900 SM.

2. Perkembangan Agama Hindu di Dunia
a. India

Agama Hindu di India diawali dari peradaban lembah Sungai
Sindhu dengan bangsa aslinya adalah Bangsa Dravida. Bangsa
Dravida yang mendiami lembah Sungai Sindhu memiliki
kebudayaan yang adiluhung. Kemudian datanglah Bangsa Arya
ke lembah Sungai Sindhu dan mereka menetap di sana bersama
Bangsa Dravida, sehingga terjadi alkulturasi kebudayaan agama
Hindu yang kalian kenal sekarang. Perkembangan agama Hindu
di India dapat disimpulkan sebagai berikut.

Bab 5 Sejarah Perkembangan Hindu di Dunia 167

1. Peradaban Lembah Sungai Sindhu sekitar tahun 3000 SM-2000
SM.

2. Zaman Weda sekitar 2000 SM sampai dengan 1000 SM. Pada
masa ini mulai dituliskan kitab-kitab Weda.

3. Zaman Brahmana sekitar 1000 SM sampai dengan 300 M.
4. Zaman Purana sekitar 300 M sampai dengan 700 M.
5. Zaman Reformasi Hindu (Zaman Sangkaracharya) sekitar 700

M sampai dengan 1200 M.
6. Zaman Gerakan Bhakti sekitar 1200 M sampai dengan 1800 M.
7. Gerakan Hindu Modern sekitar 1800 M sampai dengan 1947

M.

Govinda Das mengelompokkan perkembangan agama Hindu
ke dalam tiga zaman sebagai berikut.

1. Zaman Weda Kuna
Perkembangannya dimulai pada zaman Weda Kuna, setelah
kedatangan Bangsa Arya yang cerdas, tangguh, pemberani, dan
terampil ke lembah Sungai Sindhu. Bangsa Arya dan Bangsa
Dravida yang berdiam di sana kemudian saling memengaruhi
dan dimulailah penulisan buku-buku Kitab Suci Weda. Buku
yang pertama ditulis adalah Kitab Suci Rgweda, yang kemudian
diajarkan secara lisan, serta dilantunkan atau dinyanyikan. Kitab
Suci Weda adalah wahyu Hyang Widhi Wasa yang diterima oleh
Maharsi. Kitab Suci Weda mengajarkan tentang dewa-dewi yang
bertugas untuk menyinari dunia.

2. Zaman Brahmana
Kehidupan beragama ditandai dengan pemusatan pada rohani
atau bhatin melalui upacara kurban. Kaum Brahmana mendapat
penghormatan yang tinggi karena pengaruhnya sangat besar
pada masa itu. Hal ini terlihat jelas semasa pemerintahan
Chandragupta Maurya sekitar 322 SM sampai 298 SM. Pada

168 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI

zaman Brahmana, disusun kitab Kalpasutra, yakni Srautasutra,
Grhyasutra, Dharmasastra, dan Sulwasutra. Pada masa ini pula
dibuat pengelompokan masyarakat berdasarkan warna dan
dharma-nya, yakni Brahmacari, Grihasta, Wanaprastha, dan
Sannyasin.

3. Zaman Upanisad
Kehidupan masyarakat pada masa ini diutamakan pada upacara
terutama pada aspek jnana (pengetahuan). Pada masa Upanisad,
acarya dan sisya mengadakan diskusi yang hasilnya disusun dalam
bentuk buku yang dikenal dengan sebutan Kitab Upanisad. Kitab
ini memuat hakikat atman, Brahman, hubungan antara Brahman
dengan atman, hakikat maya, hakikat widya dan awidya, serta
mengenai moksa.

b. Mesir (Afrika)

Ditemukan sebuah prasasti berbentuk inkripsi berangka tahun
1280 SM yang memuat tentang perjanjian antara raja Ramses II
dengan bangsa Hittite. Disebutkan bahwa Maitravaruna sebagai
dewa kembar dalam Weda telah dinyatakan sebagai saksi.
Kata Ramses diidentikkan dengan nama Sri Rama dalam cerita
Ramayana.

c. Madagaskar

Madagaskar adalah sebuah pulau yang berada jauh di sebelah
timur pantai Afrika Selatan. Nama-nama tempat di sana
kebanyakan menggunakan istilah yang erat hubungannya
dengan sebutan Sri Rama.

d. A frika Utara

Di Afrika Utara terletak Gurun Sahara, yang menurut para ahli
geologi sebenarnya adalah sebuah samudra yang mengering.
Kata “samudra” dalam bahasa sansekerta adalah Sagara. Ada

Bab 5 Sejarah Perkembangan Hindu di Dunia 169

kemungkinan bahwa kata sagara dalam bahasa sansekerta
disalahucapkan menjadi kata “Sahara”.

e. Meksiko

Masyarakat Meksiko merayakan hari raya pesta-ria atau hari
Rama-Sita. Waktu perayaannya erat hubungannya dengan waktu
hari suci Navaratri atau Dussara dalam agama Hindu.

f. Peru

Penduduk Peru memiliki kebiasaan memuja dewa matahari.
Suku asli masyarakat Peru adalah suku Inca. Dalam Asiatic
Researches disebutkan bahwa kata “Inca” berasal dari kata ina
yang berarti matahari. Menurut keyakinan umat Hindu, dewa
matahari disebut Siwa Raditya (Surya atau Matahari).

g. Amerika Serikat

Di Amerika Serikat terdapat daerah bernama Ash Mountain yang
merupakan bagian dari Sequoia National Park, di negara bagian
California, dan Horse Island, yaitu sebuah pulau di negara bagian
Alaska. Dalam Purana terdapat kisah tentang 60.000 putra Raja
Sagara yang mendapat hukuman dari Maharsi Kapila menjadi
abu. Singkat cerita, Raja Sagara menugaskan putranya ke Patala-
loka untuk menemukan kuda persembahan yang hilang. Kuda
yang hilang ditemukan dekat pertapaan Maharsi Kapila. Secara
tidak sopan, putra-putra Raja Sagara mengusik tapabrata Sang Rsi.
Sang Rsi merasa terganggu, lalu marah dan menghukum seluruh
putra raja menjadi abu. Kata “Patala-loka” memiliki arti “negeri
di balik India”, yaitu benua Amerika. Kata “California” memiliki
kedekatan dengan kata “Kapila Aranya”. Maka kemungkinan
daerah California merupakan tempat terjadinya peristiwa
hukuman Maharsi Kapila kepada putra Raja Sagara.

h. Australia

170 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI

Penduduk asli Australia, yaitu kaum Aborigin, mempunyai tarian
tradisional yang dikenal dengan nama Tari Siwa atau Siwa Dance.
Siwa Dance merupakan tarian yang biasa ditarikan penduduk
asli Australia. Menurut Pencer dan Gillen, para penari Siwa Dance
menghiasi dahinya dengan hiasan mata ketiga. Sudah menjadi
kebiasaan bagi para penganut aliran Siwa membuat mata ketiga
di dahi. Jika dihubungkan, ini artinya penduduk asli Australia
telah mengenal atau mendengar dongeng-dongeng Weda dan
nama-nama Dewa dalam Kitab Suci Weda.

Buatlah kelompok beranggotakan empat orang.
Kemudian diskusikan dengan kelompok kalian
tentang hal-hal berikut.

Ayo • Temukan dan jelaskan perkembangan agama
Berdiskusi Hindu di mancanegara, selain materi yang telah
kalian pelajari pada bab ini..

• Mengapa kebudayaan lembah Sungai Sindhu
kemudian disebut agama Hindu?

• Bagaimana peran Bangsa Arya terhadap
perkembangan Agama Hindu?

Pilihlah salah satu teman kalian untuk menjadi
juru bicara kelompok. Setelah selesai berdiskusi, juru
bicara dipersilakan untuk melakukan presentasi di
depan kelas.

Bab 5 Sejarah Perkembangan Hindu di Dunia 171

B. Peninggalan-Peninggalan Agama Hindu di
Dunia

1. Jenis Peninggalan Sejarah

Peninggalan sejarah terbagi ke da­
lam dua kategori, yaitu documents
atau dokumen dan remains atau
peninggalan. Dokumen adalah la­
poran dari kejadian-kejadian yang
berisi pandangan serta pemikiran-
pemikiran manusia di masa lalu.
Remains adalah peninggalan yang
tidak disengaja, baik berupa bar­ang
fisik, bangunan fisik serta pe­ninggalan rohani. Dokumen se­cara
sadar ditulis untuk tujuan komunikasi dan transmisi kete­rangan.
Contoh dokumen misalnya batu tertulis, buku harian, daun
lontar, relief-relief pada candi, dan surat kabar. Sementara itu,
peninggalan biasanya berupa bangunan yang dapat berbentuk:

a. Menhir, yaitu batu yang berdiri tegak, belum digarap, dan
masih kasar, tetapi diletakkan oleh manusia dengan sengaja di
satu tempat untuk kepentingan memperingati seseorang yang
masih hidup maupun yang telah meninggal.

b. Dolmen, yaitu meja batu yang difungsikan untuk tempat saji
dan pemujaan kepada nenek moyang.

c. Sarkofagus, yaitu benda berbentuk seperti lesung atau palung
tetapi memiliki tutup.

d. Kubur batu, yaitu peti mati dari batu yang dinding-dindingnya
lepas antara yang satu dengan yang lainnya.

e. Punden berundak-undak, yaitu bangunan yang bersusun
bertingkat-tingkat.

172 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI

f. Arca, yaitu patung manusia atau dewa yang melambangkan
nenek moyang atau dewa dan menjadi sesembahan.

2. Peninggalan Agama Hindu di Dunia

Peninggalan sejarah sesuai definisi di atas terdapat banyak
jenisnya. Berikut peninggalan-peninggalan sejarah yang
bernapaskan Hindu yang ditemukan di Mohenjodaro dan
Harappa.
a. Arca manusia berkepala tiga, bertangan empat, berdiri dengan

kaki kanan dan kaki kiri terangkat ke depan. Arca tersebut
memiliki kemiripan dengan arca Siwanataraja.
b. Materaiberhiaskanburungelangyangsedangmengembangkan
sayap, kepala menghadap kiri atas, dan terdapat hiasan ular,
mirip dengan Burung Garuda.
c. Materai yang berisi lukisan pohon yang berdekatan dengan
dewa.
d. Materai bergambar orang duduk bersila bermuka tiga
bertanduk dua. Hiasan kepalanya meruncing ke atas.
e. Bangunan rumah yang telah memiliki tata ruang dan letak
yang sangat baik.

Bab 5 Sejarah Perkembangan Hindu di Dunia 173

f. Arca orang tua berjanggut dan menggunakan jubah serta arca
seorang wanita yang bentuk badannya agak gemuk. Kedua
arca tersebut berbahan terakota.

g. Latra lengkap dengan pancurannya sebagai tempat pemandian
umum atau sebagai taman yang disucikan untuk memandikan
arca-arca dewa.

h. Sandal yang terbuat dari bahan kaca.

Selain peninggalan yang ditemukan di kota Harappa dan
Mohenjodaro, peninggalan Hindu ditemukan di daerah lainnya,
diantaranya adalah sebagai berikut.

a. P enyebutan nama Ramses I, Ramses II, Ramses III, dan
seterusnya untuk raja-raja Mesir zaman purbakala. Nama
Ramses memiliki kemiripan dengan Rama.

b. Patung Ganesa di Meksiko serta pesta ria yang disebut hari
Rama-Sita.

c. Pemujaan kepada dewa matahari oleh penduduk Peru zaman
dahulu identik dengan Surya Namaskar atau pemujaan kepada
Dewa Surya (dewa matahari).

d. Tarian tradisional Siwa Dance (tari Siwa) bagi penduduk suku
Aborigin di Australia.

e. Horse Island dan Ash Mountain di Amerika Serikat memiliki
kemiripan dengan kisah Raja Sagara dalam cerita Purana
Hindu.

Latihan 1. Carilah informasi mengenai peninggalan-
Individual peninggalan agama Hindu di mancanegara.
Kemudian tuliskan pula tempat ditemukannya
peninggalan-peninggalan tersebut.

2. Tuliskan pandangan kalian mengapa kota
Harappa dan Mohenjodaro dikatakan sebagai
peradaban yang sangat modern pada zamannya.

174 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI

3. Upaya-Upaya Melestarikan Peninggalan Hindu
Dunia

Peninggalan-peninggalan sejarah patut dilestarikan dan
dipelihara agar tetap terjaga keutuhannya, keindahannya,
serta nilai-nilai yang terdapat dalam peninggalan tersebut.
Peninggalan-peninggalan sejarah kemudian dikategorikan
sebagai cagar budaya. Menurut UU No. 11 Tahun 2010 tentang
Cagar Budaya Pasal 1 Ayat 5, Situs Cagar Budaya adalah lokasi
yang berada di darat dan/atau di air yang mengandung Benda
Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dan/atau Struktur Cagar
Budaya sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian pada
masa lalu. Selanjutnya Pasal 75 menjelaskan bahwa Cagar Budaya
wajib dipelihara dan dirawat, maksudnya adalah:

1. S etiap orang wajib memelihara Cagar Budaya yang dimiliki
dan/atau dikuasainya.

2. Cagar Budaya yang ditelantarkan oleh pemilik dan/atau yang
menguasainya dapat dikuasai oleh negara.

Pada Pasal 76 dijelaskan bahwa cara memelihara Cagar Budaya
antara lain:

1. P emeliharaan dilakukan dengan cara merawat Cagar Budaya
untuk mencegah dan menanggulangi kerusakan akibat
pengaruh alam dan/atau perbuatan manusia.

2. Pemeliharaan Cagar Budaya sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat dilakukan di lokasi asli atau di tempat lain, setelah
lebih dahulu didokumentasikan secara lengkap.

3. Perawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan pembersihan, pengawetan, dan perbaikan atas
kerusakan dengan memperhatikan keaslian bentuk, tata letak,
gaya, bahan, dan/atau teknologi Cagar Budaya.

4. Perawatan Cagar Budaya sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) yang berasal dari air harus dilakukan sejak proses

Bab 5 Sejarah Perkembangan Hindu di Dunia 175

pengangkatan sampai ke tempat penyimpanannya dengan
tata cara khusus.

Merujuk pada aturan-aturan yang tertuang dalam UU No. 11
Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, dapat disimpulkan beberapa
upaya untuk memelihara dan melestarikan peninggalan atau
Cagar Budaya, antara lain:
1. Memelihara peninggalan sejarah baik berupa bangunan,

susastra, arca, candi, alat musik, dan lain-lain dengan sebaik-
baiknya, dengan cara menjaga kebersihan dan keindahan,
serta mengadakan perbaikan supaya tidak terjadi kerusakan.
2. Melestarikan benda-benda peninggalan sejarah agar tidak
rusak yang disebabkan oleh faktor alam maupun non-alam,
sehingga masih dapat diwariskan kepada generasi mendatang.
3. Menjaga kebersihan dan keindahan peninggalan dengan tidak
mencoret-coret benda peninggalan sejarah, sehingga tidak
mengurangi nilai estetika dari peninggalan tersebut.
4. Turut aktif dalam menjaga kebersihan dan keutuhan
peninggalan sejarah yang terdapat di lingkungan sekitar
kalian.

176 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI

5. Mengikuti protokol yang berlaku di setiap tempat peninggalan
sejarah, agar setiap pengunjung dapat menikmati keutuhan
dari peninggalan tersebut.

6. Menyimpan dengan sebaik-baiknya peninggalan sejarah
sesuai undang-undang yang berlaku, sehingga tetap terjaga
dan aman.

7. Mengadakan festival-festival kebudayaan untuk mengingatkan
generasi mendatang agar tetap menjaga dan melestarikan
budaya dan peninggalannya.

8. Mengemas peninggalan sejarah yang menjadi ikon pariwisata
dengan tidak merusak peninggalan tersebut.

Mari Berpikir Sebuah peninggalan yang telah ditetapkan sebagai
Kritis cagar budaya dikunjungi oleh banyak orang. Orang
yang datang memiliki perilaku yang berbeda-beda.
Ada yang membuang sampah sembarangan, ada
yang mencoret-coret, dan ada yang duduk-duduk
tidak pada tempatnya.

• Tuliskan upaya apa yang kalian lakukan
menghadapi perilaku yang demikian.

• Solusi apa yang kalian berikan agar peninggalan
tersebut tetap terpelihara dengan baik?

Bab 5 Sejarah Perkembangan Hindu di Dunia 177

Refleksi Buatlah catatan harian. Lakukanlah perjalanan ke
tempat-tempat peninggalan agama Hindu, kemudian
jawab pertanyaan-pertanyaan berikut.

1. Apakah kalian pernah mengunjungi situs
peninggalan sejarah agama Hindu?

2. Apa yang kalian lakukan jika berada di situs
peninggalan agama Hindu?

3. Upaya apa yang kalian lakukan untuk menjaga
kelestarian peninggalan yang kalian kunjungi?

4. Peninggalan agama Hindu manakah yang paling
berkesan untuk kalian? Sampaikan alasannya.

Setelah melakukan perenungan, tuliskan dalam
catatan harian kalian. Catatan harian kalian juga
dapat dibagikan kepada teman-teman di kelas kalian.

Asessmen

A. Berilah tanda silang () pada huruf a, b, c, d, atau e!
1. California merupakan negara bagian Amerika Serikat.

Menurut para ahli, nama California disepadankan dengan ….
a. K apila sagara
b. Kapila aranya
c. Kapila muni
d. Kapila das
e. K apila mondas

2. Di India, kita mengenal dengan pangeran Sri Rama yang sangat
terkenal bijaksana. Nama Sri Rama sering dipadankan dengan

178 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI

nama-nama lain di negara yang berbeda-beda. Sri Rama di
negara Mesir disepadankan dengan ….
a. Rasul
b. R amses
c. Raskita
d. Raksasa
e. Ramdev

3. Perhatikan hal-hal yang berkaitan dengan agama Hindu
berikut!
1) Siwa Dance
2) Horse Island
3) Dewa matahari
4) Hari Rama-Sita
5) Matravaruna

Peninggalan agama Hindu di atas yang terdapat di negara
Peru dan Australia ditunjukkan oleh nomor ….

a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 1 dan 3
d. 2 dan 4
e. 4 dan 5

4. Lembah Sungai Sindhu merupakan awal perkembangan
agama Hindu. Masyarakatnya telah memiliki kebiasaan yang
sangat luhur untuk mendekatkan diri dengan Hyang Widhi
Wasa. Kemudian datang Bangsa Arya memberikan pengaruh
pada kebiasaan masyarakat di lembah Sungai Sindhu. Salah
satu pengaruh Bangsa Arya tersebut adalah ....

Bab 5 Sejarah Perkembangan Hindu di Dunia 179

a. bertapa dan memuja gunung
b. memuja gunung dan laut
c. meditasi dan memuja halilintar
d. bertapa dan meditasi
e. memuja laut dan bertapa

5. Perhatikan nama negara berikut!
1) Mesir
2) Meksiko
3) Peru
4) Australia
5) Amerika Serikat
Inskripsi yang berangka tahun 1280 SM dan perayaan Rama-
Sinta ditemukan di negara-negara yang ditunjukkan oleh
nomor ….

a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 3 dan 4
d. 4 dan 5
e. 1 dan 5
B. Berilah tanda centang () pada jawaban yang tepat. Kalian
dapat memilih lebih daripada satu jawaban!
1. Raja Sagara melaksanakan kurban kuda yang dilepas dan
diikuti oleh 60.000 putra sang raja. Setelah lama menempuh
perjalanan, mereka kemudian beristirahat dan tertidur.
Keesokan harinya, kuda kurban tersebut hilang. Para putra
Raja Sagara menjadi bingung dan mencari ke segala arah,
bahkan sampai ke Patala Loka. Dalam pencariannya mereka
mengganggu pertapaan Maharsi Kapila sehingga mereka

180 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI

pun dihukum menjadi abu. Perilaku para putra sang raja
mencerminkan sikap ….

Sombong dan tidak beretika
Tidak bertanggung jawab dan tidak beretika
Tidak setia dan tidak sombong
Setia dan bertanggung jawab
Tidak bertanggung jawab dan sombong

2. Sebuah cagar budaya terletak di sebelah rumah kalian.
Setiap hari banyak orang berkunjung dengan berbagai gaya
dan tingkah laku. Cagar budaya tersebut dibuka pukul 09.00
sampai 16.00 dengan tiket masuk Rp5.000,-. Di sekitar lokasi
cagar budaya disediakan tempat parkir untuk motor dengan
tarif Rp2.000. Jika terdapat 5 pengunjung dengan 2 motor,
berapa pemasukan cagar budaya tersebut dan apa yang kalian
upayakan untuk menjaga cagar budaya tersebut?

Rp24.000,- dan digunakan untuk operasional lingkungan
cagar budaya

Rp22.000,- dan digunakan untuk menjaga parkir
Rp24.000,- dan digunakan untuk menata parkir
Rp24.000,- dan mengambil uangnya
Rp22.000,- dan mencuci motornya
3. Peninggalan sejarah dapat berupa bangunan, susastra, dan
masih banyak lagi. Orang tua kalian adalah seorang pelestari
cagar budaya dan memiliki susatra peninggalan agama Hindu.
Susatra tersebut kondisinya kini terlihat lapuk dan tersimpan
di tempat yang sangat lembap. Upaya yang paling tepat kalian
lakukan adalah ….

Mengambil dan membersihkannya
Membaca dan membersihkannya

Bab 5 Sejarah Perkembangan Hindu di Dunia 181

Membersihkan dan merapikan bagian yang rusak
Merapikan dan memindahkannya
Memindahkan dan menjaganya
4. P erkembangan Hindu di India melalui beberapa zaman.
Setiap zaman memiliki ciri-cirinya tersendiri. Perkembangan
tersebut memberikan warna pada bentuk keberagamaan
Hindu di Indonesia. Ciri perkembangan zaman Brahmana dan
Weda yang tepat adalah ….
Disusunnya Rg Weda dan Upanisad
Disusunnya Upanisad dan Griyasutra
Disusunnya Sulwasutra dan Rg Weda
Disusunnya Atharwa Weda dan Aranyaka
Disusunnya Griyasutra dan Atharwa Weda
5. Pemerintah Indonesia melalui Undang-Undang No. 11 Tahun
2010 tentang Cagar Budaya mengatur kewajiban pelestarian
cagar budaya oleh seluruh masyarakat Indonesia. Poin dalam
UU tersebut adalah …
Melestarikan dan memujanya
Membersihkan dan menyimpannya
Memelihara dan melihatnya
Memperbaiki dan membersihkannya
Memperbaiki dan menjualnya
C. Jawablah dengan singkat dan benar!
1. A gama Hindu banyak memiliki peninggalan sejarah. Tuliskan
peninggalan-peninggalan agama Hindu yang terdapat pada
perdaban bangsa Dravida yang ditemukan di kota Harappa
dan Mohenjo-daro!

182 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI

2. Pada zaman Brahmana dibuatlah kitab Kalpasutra yang terbagi
ke dalam empat kategori. Tuliskan jenis-jenis Kalpasutra dan
jelaskan isi dari buku-buku tersebut!

3. Perkembangan Hindu di India pada zaman Weda dikatakan
banyak memuja dewa. Salah satu dewa yang banyak dipuja
adalah Dewa Agni. Tuliskan alasan mengapa Dewa Agni
banyak dipuja pada zaman Weda? Berikan pandangan pribadi
kalian!

4. Dua orang remaja sedang pergi ke tempat cagar budaya.
Sesampainya di lokasi, seorang remaja menyewa sepeda
motor, sedangkan remaja yang lain tetap berjalan kaki. Jika
dihubungkan dengan upaya melestarikan cagar budaya,
perilaku manakah yang tepat menurut kalian dan berikan
alasannya!

5. Seorang petani sedang menggali tanah untuk menanam pohon.
Pada kedalaman 2 meter ia menemukan benda yang mirip
dengan peninggalan bersejarah. Menurut kalian, hal apakah
yang mesti dilakukan petani tersebut? Berikan alasannya!

Bab 5 Sejarah Perkembangan Hindu di Dunia 183

Pengayaan Setelah mempelajari materi di atas, apakah kalian
membutuhkan tambahan wawasan? Jika ya,
temukanlah wawasan tambahan tentang Sejarah
Perkembangan Agama Hindu pada buku-buku
berikut.

1. Mengenal Agama-Agama (memperluas wawasan
pengetahuan agama melalui mengenal dan
memahami agama-agama), karya I Ketut Donder
dan I Ketut Wisarja, tahun 2010.

2. Widya Dharma Agama Hindu untuk SMA Kelas 10,
karya Ida Bagus Sudirga, dkk., tahun 2007.

3. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas
XII, karya I Gusti Ngurah Dwaja dan I Nengah
Mudana, tahun 2018.

4. Sejarah Terlengkap Agama-Agama di Dunia dari
Masa Klasik Hingga Modern, karya M. Ali Imron,
tahun 2015.

Buku-buku di atas menjelaskan tentang sejarah
perkembangan agama Hindu, sehingga kalian
mengetahui perkembangan agama Hindu lebih
dalam.

184 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI

Index

A buddhi 47, 52, 58, 61

abhāva 50 C

acarya 4, 154 Citta 54, 56

Acarya 132 D

ākāśa 48, 49 daksina 132, 133
Darśana 4, 43, 44, 45, 46, 48, 49,
ānanda 63 50, 51, 53, 54, 55, 56, 59, 60, 61,
64, 65, 66, 67, 69, 70, 71, 72, 74,
āpah 48, 49 75, 76, 79, 80, 81, 82, 84
apara 50, 63 dharma 50, 87, 98, 99, 102, 108,
112, 129, 154, 172
apavarga 47
Dharmasastra 86
Apta Vakya 52, 80
diksa 118, 171
apurwa 61
doṣa 47
Āraṇyaka 2, 5, 8, 12, 13, 17, 18, Drstanta 47
duḥka 47
36
Dvaita 62, 63, 66, 78
artha 87, 112
E
arthanatana 141
empu 141
Astadasaparwa 127, 171 entas-entas 129

astangga yoga 72 G

Asuri grhasta 83, 86, 88, 89, 95, 114

Aswameda Grhyasutra 154
guṇa 50
Aswameda Yadnya

ātmā 65

Aswameda 132, 139, 140
Aswameda Yadnya 132, 139, 140
ātmā 10, 15, 29, 120
Ātman 6, 12, 13, 14, 15, 21
Avidya 2, 171
Awaya 47, 80

B H

Bhagawan 141 Hetwabhasa 48, 80

Bhāsya 65 I

Brahmacarya 57 immediate 59

Brahman 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, ista dewata 59, 74
19, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 28, 29, Itihasa 126, 145
36, 44, 62, 63, 69, 118, 155

brahma vidya 29

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI 185

J pramāṇa 46, 48, 52, 56, 67, 68,
69, 70, 75, 80
Jagatraya 6, 21, 44 Prameya 46, 47
jagra 56, 74
Jalpa 46, 47 pratyabhāva 47

K pravṛtti 47

kāla 48, 49, 63 Prayojana 46, 47
Kalpasutra 66, 154, 167 pṛthivī 48, 49, 118
kama 87, 112 purusa 51, 53

klea 57 R
Kleśa 57
kuputra 96 Reme 34

L Reme, rapah, regen 34

lascarya 117, 118, 126, 129, 130, rsigana 130

144 rtam 118

M S

mecaru 130 sadhana 6, 19
Saguna Brahman 9, 12
moksa 87, 112, 155 sakti 60, 140

Monotheisme 63 salunglung sabayantaka 34

N Samādhi 59

ngaben 129 Saṁhitā 2, 127
ngeruwat 130 Samsaya 46, 47

Nirguna Brahman 9, 12 Sanatana Dharma 150
Nirnaya 46, 47
Nirvikalpa 59, 68 sanyasin 38, 86, 89

nyāya 60 Sapta Sindhu 152
nyomia 130
sarira 47, 100
P Sarpa Yadnya 140, 141, 146

padharta 44 Śauca 172
pañca indriya 47
pandita 141 savikalpa 68
paras paros sarpanaya 34
Siddhanta 46, 47
prakerti 51, 52, 53, 74 silogisme 47, 68, 69
sisya 3, 4, 6, 65, 154

Srautasutra 154

sthula sarira 100

sukinah , 84, 85, 89, 95, 100, 101,
104, 107, 114, 136

186 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI

suksma sarira 100 V 2, 28,

Sulwasutra 154, 166 vasudhaiva kuṭumbakam

Suputra 172 30, 31, 33, 34, 37, 42
sūtra 62 vāyu 48, 49
Swadharma 172 Vedanta 4, 38

T W

Tarka 46, 47, 64 Wada 47

Tarka Vāda 64 Waidika Dharma 150

tat tvam asi 28, 29, 33 wanaprasta 86, 89

tawur agung 130 wiracarita 127

tejah 48, 49 wiswarupa 137
Tirtayatra 132, 133, 143
Witanda 48
tiwah 129
wiwaha 83, 84, 85, 86, 88, 89,
transenden 59, 63 96, 97, 98, 99, 100, 108, 109, 110,
111, 114, 133, 135, 136
Tri Rna 120
Y
U yajña 118

UPANIṢAD 1
upawasa 101

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI 187

GLOSARIUM

A

Astadasaparwa: Delapan belas bagian cerita Mahabharata, yang
setiap bagian menceritakan tentang perilaku kehidupan keluarga
Bharata.

Astangga yoga: Delapan tahapan yoga menurut ajaran Yoga
Darsana, untuk mencapai kelepasan.

Avidya: Ketidaktahuan atau kebodohan yang menyelimuti manusia
karena terpengaruh oleh maya.

C

Catur pramana: Empat cara untuk memperoleh pengetahuan
menurut ajaran-Nya, yakni melalui pengamatan,

D

Daksina: Pemberian kepada guru yang mengajar dan mendidik kita,
sebagai wujud terima kasih karena telah diberikan pengetahuan.

Dharma: Kebenaran sejati yang berasal dari Hyang Widhi Wasa.
Diksa: Proses penyucian bagi seseorang yang ingin menjadi

sulinggih atau orang suci. Setelah melalui proses diksa ia berhak
diberi gelar sulinggih.

I

Ista dewata: Salah satu dewa pujaan seseorang atau dewa pilihan
untuk dipuja, sebab dewa tersebut memberikan ketenangan dan
kebahagian bagi pemujanya.

J

Jagat raya: Sebutan untuk alam semesta dalam agama Hindu. Jagat
raya adalah dunia beserta segala isinya yang diciptakan oleh
Hyang Widhi Wasa.

K

Kuputra: Sebutan anak yang tidak berbakti kepada orang tua
karena telah melakukan perilaku-perilaku yang tidak baik
sehingga keluarganya malu.

188 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI

N

Ngaben: Sebutan upacara pembakaran jenazah Hindu Bali untuk
mengembalikan unsur Panca Mahabhuta manusia melalui
proses pembakaran jenazahnya.

P

Prakerti: Unsur kebendaan pembentuk alam semesta dan isinya
sehingga dapat dilihat dan dirasakan.

Purusa: Unsur kejiwaan pembentuk alam semesta dan isinya yang
tidak dapat dilihat dengan mata, tetapi dapat dirasakan.

R

Rtam: Hukum alam semesta yang diciptakan oleh Hyang Widhi
Wasa untuk mengatur seluruh isi alam semesta.

S

Sanatana dharma: Kebenaran abadi atau kebenaran yang tidak
akan punah, karena tanpa awal dan akhir.

Sapta sindhu: Tujuh aliran sungai yang terdapat di lembah sungai
Sindhu.

Śauca: Perilaku suci lahir batin.
Sisya: Sebutan peserta didik bagi umat Hindu di zaman Upanisad.
Suputra: Sebutan untuk seorang anak yang selalu berbakti kepada

orang tua melalui perilaku-perilaku luhur dalam kehidupannya.
Swadharma: Melaksanakan kewajiban sesuai tugas dan tanggung

jawabnya.

W

Wiswarupa: Perwujudan Hyang Widhi Wasa yang hanya dapat
dilihat dengan kesucian hati.

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI 189

Daftar Pustaka

Adib, H. M, 2011, Filsafat Ilmu ontologi, Efistemologi, Aksiologi dan
Logoka Ilmu Pengetahuan Cetakan II 2011. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Adiputra, I. G, 2008, Materi Pokok Darsana. Jakarta: Direktorat Jendral
Bimbingan Masyarakat Hindu Departemen Agama RI.

Akkase Teng, H. M, 2016. Rasionalis dan Rasionalisme Dalam Perspektif
Sejarah. Jurnal Ilmu Budaya Vol 4 No 2 Desember 2016, 16.

Ambarnuari, M, 2019, Dvaita Vedanta dalam teks Lontar Bhuwana
Mambah. Jurnal Sanjiwani Vol X No 2 september 2019, 96.

Ariyoga, I. N, 2019, Nilai Pendidikan Agama Hindu Dalam Lontar
Swargarohana Parwa. Satya Widya Jurnal Studi Agama Vol 2 No 1
Juni 2019, 67-81.

Armini, N. W, 2020, Efektivitas Hatha Yoga Terhadap Kesehatan Fisik.
Jurnalyoga Dan Kesehatan Jurusan Yoga Kesehatan Fakultas Brahma
Widya Ihdn Denpasar Vol. 3 No. 1 Maret 2020, 76.

Bantas, I. K, 2000, Materi Kuliah Siwatattwa. Jakarta: Sekolah Tinggi
Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta .

Batan, W. N, 2002, Lebih Jauh Tentang Agnihotra. Bali: Pasraman Liang
Galang.

Dewanto, 2005, Rg Veda Samhita Mandala VIII, IX, X Bhasya Of
Sayanacarya. Surabaya: Paramita.

Dewanto, 2005, Yajurveda Samhita Srimad Vajasaneyi Madhyandina .
Surabaya: Paramita.

Dewi, L. K, 2020, Filsafat Ketuhanan Dalam Yoga Darsana. Vidya darśan
Jurnal Mahasiswa Filsafat Hindu Volume 2 No 1 Mei 2020, 8.

Donder, I. K, 2010, Mengenal Agama-Agama (Memperluas Wawasan
Pengetahuan Agama Melalui Mengenal dan Memahami Agama-
Agama). Surabaya: Paramita.

Donder, I. K, Keesaan Tuhan dan Peta Wilayah Kognitif Teologi Hindu;
Kajian Pustaka Tentang Pluralisme Konsep Teologi dalam Hindu.
Harmoni Jurnal Multikultural dan Multireligius Vo 14 IHDN.

Dwaja, I. G, dan Mudana, I N, 2018, Pendidikan Agama Hindu dan
Budi Pekerti. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.

190 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI


Click to View FlipBook Version