The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku antologi cerpen berjudul Cinta, Persahabatan, dan Alam merupakan hasil dari kegiatan Gendis Sewu (Gerakan Pendongeng dan Penulis Seribu) sebuah inovasi layanan dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya dalam pelaksanaan teknis dilakukan oleh Petugas Bacaan Masyarakat (TBM) se-Kecamatan Rungkut yang bekerja sama dengan SDN Penjaringan Sari II / 608 Surabaya.

Di dalamnya berisi sekumpulan cerita yang mengisahkan rasa cinta kepada orang tua, saudara, sahabat, dan lingkungan sekitar.

Para penulis mengungkapkan perasaannya yang dituangkan dalam tulisan untuk membuat pembaca ikut merasakan berbagai emosi antara lain rasa sedih, haru, dan bahagia.

Jangan lupa bahagia!

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by tbmgabwiltim, 2022-04-18 22:30:33

CINTA, ALAM, DAN PERSAHABATAN

Buku antologi cerpen berjudul Cinta, Persahabatan, dan Alam merupakan hasil dari kegiatan Gendis Sewu (Gerakan Pendongeng dan Penulis Seribu) sebuah inovasi layanan dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya dalam pelaksanaan teknis dilakukan oleh Petugas Bacaan Masyarakat (TBM) se-Kecamatan Rungkut yang bekerja sama dengan SDN Penjaringan Sari II / 608 Surabaya.

Di dalamnya berisi sekumpulan cerita yang mengisahkan rasa cinta kepada orang tua, saudara, sahabat, dan lingkungan sekitar.

Para penulis mengungkapkan perasaannya yang dituangkan dalam tulisan untuk membuat pembaca ikut merasakan berbagai emosi antara lain rasa sedih, haru, dan bahagia.

Jangan lupa bahagia!

mendapatkan beasiswa mendalami FashionDesign
di sekolah yang aku impikan.

Ternyata diam-diam Laudya mengirimkan
salah satu design coret-coretku,

“Aah … bagaimana bisa aku menang,
beneran nih,” ujarku dengan perasaan tidak
percaya.

“Iyaa beneran,” serempak besties ku berujar.

“Sebulan yg lalu aku, Alya dan Neona
sepakat untuk mengirimkan hasil designmu ke
ajang perlombaan FashionDesign kategori anak-
anak,” kata Laudya.

“Awal aku lihat di instagram diadakannya
lomba FashionDesign, aku ingin menunjukan kamu
Ren, kalau gadget tidak melulu hanya upload foto
atau video di media sosial, dan bergaya pada
aplikasi tiktok serta bermain game, tapi bisa untuk
mencari informasi – informasi yang bermanfaat
lainnya,” lanjut Neona.

38

“Iya deh… Setuju kalau gadget ternyata
tidak seperti yang aku kira,” kataku akhirnya
mengakui kalau mereka benar.

“Terima kasih bestie untuk semuanya,
setidaknya hobi tidurku juga bermanfaatkan
hahaha,” kataku.

“Yup,” respon cepat dari Alya, sembari
semuanya tertawa.

“Semangat ya Ren, jangan lupa entar kelar
kursus design gratis nya bikinkan kita baju yang
keren – keren ya,” lanjut Laudya.

“Siap boss!! Yang pasti aku gak bakal
ketiduran di kelas design-ku ini hahahaha,”
jawabku.

Bahagianya hatiku memiliki teman-teman
yang baik, sabar dan terpenting dapat menerima
kekuranganku, begitupun aku menerima mereka
apa adanya.

Mama ku juga selalu berpesan

39

“Berbuatlah kebaikan, maka pahala yang
terbaik akan kita terima,”

Ternyata benar kita tidak boleh menilai
seseorang dari luarnya saja.

40

ANAK YANG TANGGUH

Oleh Marie Angelic Cleopatra

Di sebuah desa di pinggir laut dengan suasana
kekeluargaan yang erat. Tiara memiliki Ayah
bernama Hadi dia seorang pelaut. Sedangkan Ibu
Tiara telah meninggal dunia saat melahirkan Tiara.
Dia tidak pernah melihat Ibunya. Jika Tiara rindu
Ibunya dia akan berkunjung ke makam Ibunya.
Tiara anak yang baik, pintar, juga periang.

Kini Tiara sudah saatnya masuk sekolah
Ayahnya mendaftarkan Tiara sekolah di pulau
seberang. Para guru dan temannya menyukai Tiara
karena dia baik dan sopan.

"Tiara ingin menjadi seorang guru Ayah,"
kata Tiara pada Ayahnya.

"Ya rajin-rajinlah belajar agar tercapai cita-
citamu nak," kata Ayah Tiara.

41

Suatu hari Ayah Tiara memohon izin untuk
menikah lagi.Karena Ayah Tiara kasihan
kepadanya. Tiara pun mengijinkan Ayahnya.

Hari itu pernikahan Pak Hadi dengan Ibu
Tania berlangsung. Tiara dan Ayahnya sangat
bahagia dengan pernikahan itu. Warga desa juga
turut bahagia. Waktu berjalan begitu cepat Bu
Tania sudah mengandung adik Tiara. Keluarga
Tiara sangat bahagia.

Ketika hari lahir Bu Tania tiba dia berjalan
mondar mandir menunggu kedatangan Dukun
beranak. Tidak lama sang dukun beranak datang,
sang dukun segera naik keatas, dengan cekatan
dia membantu proses Bu Tania melahirkan. Pak
Hadi menunggu dengan gelisah.

"Owek...! Oweeek...!” terdengar suara bayi
dari dalam rumah. Semua orang bersyukur dan
tersenyum senang.

Pak Hadi langsung menggendong anak
lelakinya. Setelah kehadiran adik bayinya Tiara

42

selalu membantu Ibunya menjaga Adiknya. Suatu
hari Pak Hadi berkata pada istrinya.

“Bu, sebentar lagi Tiara akan berulang
tahun, aku akan memberikan dia hadiah sepatu
baru. Bulan depan aku akan melaut sekalian
membelikan hadiah,” ujar Pak Hadi.

Tiba waktunya Pak Hadi akan melaut. Bu
Tania khawatir akan kepergian suaminya karena
cuaca sedang tidak baik-baik saja. Tetapi Ayah
Tiara tetap berangkat. Sebelum pergi Pak Hadi
berpamitan pada istrinya dan anak-anaknya.

"Tiara, Heri...Ayah pergi dulu ya!" sambil
berpamitan Ayahnya berpesan.

"Tiara sayangi Adikmu dan patuhilah Ibumu.
Jadilah anak yang tangguh jangan mudah
mengeluh,” pesan Pak Hadi kepada Tiara.

"Baik Ayah,” kata Tiara sambil melambaikan
tangan ke arah Ayahnya.

43

Sudah tiga bulan berlalu, Ayah Tiara tak juga
pulang, Tiara lalu menanyakan kepada Kepala
Suku. Setelah diselidiki, ternyata kapal Ayah Tiara
tenggelam karena badai, Tiara menangis di pinggir
pantai. Dia berjanji akan mematuhi dan mengingat
pesan terakhir Ayahnya. Lalu dia pulang untuk
memberitahu Ibunya. Akan tetapi Ibunya tidak
percaya. Lalu Ibunya menanyakan kepada kepala
suku dan sangat kaget ketika ternyata beritanya
benar.

Sejak saat itu sikap Ibu Tania berubah. Dia
mulai jahat kepada Tiara dan tidak
memperbolehkan Tiara sekolah. Karena dia harus
mencari uang untuk keluarga.Setiap pagi Tiara
bangun untuk memasak dan menyiapkan air. Lalu
dia berangkat untuk mencari kelapa, melinjo dan
ikan untuk di jual. Sesampainya di rumah Ibunya
telah menunggunya di depan pintu.

"Tiara kamu kok lama sekali! Cepat masak
Ibu sudah lapar.”

44

“Baik Bu” kata Tiara.

Dia segera memasak, Setelah siap dia
menghidangkan masaknya lalu Ibu dan adiknya
memakanya dengan lahap. Tetapi Tiara tidak di
sisakan makannya. Tiara mendekati meja makan
dia melihat masakannya telah habis. Akhirnya dia
tidur dalam keadaan lapar.

Tiara bangun pagi dan segera pergi mencari
kelapa atau melinjo. sebelum berangkat Ibu nya
berpesan padanya.

"Hari ini kamu harus cari yang lebih banyak
lagi."

“Baik Bu” kata Tiara.

Dia sudah mencari melinjo dan kelapa
hingga sore hari tapi hasilnya cuma sedikit. Lalu dia
pulang dengan sedih. Setibanya di rumah Ibunya
telah menunggunya.

"Mana hasilnya?"

45

"Ini Bu!" kata Tiara sambil menyerahkan
uang sedikit dari kantongnya.

“Kalau segini mana cukup?”Ibu Tania
memukul dan mencubiti Tiara dan berkata,

"Dasar anak pembawa sial! Mulai malam ini,
kamu tidur di luar.”

Tiara tidur di luar rumah tanpa apapun. dia
menangis mengingat perkataan Ibunya. Perkataan
Ibunya membuat dia terluka. Entah berapa kali jika
sudah marah Ibunya bukan hanya memukul nya
tapi juga sering berkata yang melukai hatinya.

Hari itu Tiara berangkat lebih awal. Setelah
merasa tangkapan ikan nya cukup banyak dia
segera pulang. Dari kejauhan dia sudah melihat
api. Semakin dekat dengan tepian pantai api nya
semakin terlihat jelas. Doni sudah menunggu Tiara
untuk membantu mengangkat sampannya.

"Rumah mu terbakar Tiara!”

46

Tanpa berpikir lama-lama dia segera berlari
menuju rumahnya.

"Dimana Ibu dan Adikku?” teriak Tiara.
“Mereka terjebak di dalam Tiara.”

Tiara sangat berani dan melompat kedalam
kobaran api itu. Dia mencari dan menyelamatkan
Adiknya tetapi tidak dengan Ibunya. Ibunya tidak
selamat karena tertimpa bangunan.

Dengan hati sedih Tiara melompat keluar
meninggalkan Ibunya. Karena terlalu banyak
menghirup asap, Tiara tidak sadarkan diri. Setelah
dia sadar dan melihat rumahnya telah habis
terbakar.

Tiara dan Adiknya tidak punya tempat
tinggal lagi. Tetapi banyak yang sayang mereka
dan kini mereka hidup bahagia dirawat dan
dibesarkan oleh salah satu guru sekolahnya yang
sangat menyayangi Tiara dan Adiknya.

47

BERWISATA DI HUTAN MANGROOVE

Oleh Fairy Syifa SyahFakhira
Namaku Robin aku sedang pergi menggunakan
mobil bersama temanku Nami, kami ingin pergi ke
hutan mangroove. Kami dengar disana ada tempat
makan yang enak dan murah, jadi kami ingin
kesana untuk mencobanya. Meskipun perjalanan
cukup jauh tetapi kami menikmatinya, kami
mendengarkan musik kesukaan kami, kami
berbincang hal-hal yang lucu dan banyak lagi yang
kami lakukan di dalam mobil. Sepanjang perjalanan
banyak hewan dan pemandangan yang bagus, jadi
kami bisa mengambil beberapa foto.

Saat di tengah jalan ban mobil kami bocor,
meskipun ada ban serep dan alat untuk
menggantinya tapi aku tidak tahu bagaimana cara
mengganti bannya, jadi aku mencoba menelepon
ayahku untuk membantu. Sudah beberapa kali
kucoba menelepon Ayahku tetapi tidak bisa
terhubung juga. Setelah aku lihat ternyata ponselku
tidak ada sinyal, di ponsel Nami pun juga tidak ada

48

sinyal. Jalan juga sepi jadi tidak ada satu orang pun
yang lewat. Aku tidak tahu harus bagaimana. Tiba-
tiba di kejauhan ada pengendara motor yang lewat,
saat dia sudah dekat dia menghampiri kami. Aku
merasa waswas takut jika dia ingin berbuat jahat
kepada kami.

“Kalian mengapa berhenti di pinggir jalan
begini? Apa ada yang bisa saya bantu?” tanyanya
kepada kami.

“Ini Pak, ban mobil kami bocor, kami tidak
tahu bagaimana cara menggantinya,” jawabku
dengan sopan.

“Oh itu, sini Bapak bantu.”

Syukurlah ternyata dia ingin membantu kami
untuk mengganti ban mobil kami yang bocor.
Selang beberapa menit pengendara itu sudah
selesai mengganti ban. Sebagai tanda terima kasih
aku dan Nami ingin memberinya uang tetapi
pengendara itu menolak.

49

“Tidak perlu,Nak, saya tidak butuh imbalan
saya senang bisa membantu kalian,” katanya
lembut.

Aku dan Nami pun berterimakasih sekali lagi
dan pengendara itu pun pergi. Aku dan Nami
melanjutkan perjalanan menuju hutan mangroove.
2 kilometer kemudian ada lubang di sebelah kanan
jalan, Nami ingin menghindari lubang itu jadi dia
membelokkan setir ke kiri. Tetapi di sebelah kiri ada
selokan dan ban depan mobil kita pun masuk ke
selokan. Lagi-lagi kami mendapat masalah.

“Bagaimana ini kita tidak bisa mengeluarkan
ban mobil ini dari selokan?” tanya Nami
kebingungan.

Aku mencoba menginjak gas mundur
barangkali mobil kami bergerak dan keluar dari
selokan. Nami memandu dari luar mengarahkan
supaya ban mobil kami tidak lagi terjebak. Tiba-tiba
ada pengendara lain yang datang dengan
beberapa temannya.

50

“Hei anak muda apakah ban mobil kalian
terjebak di dalam selokan? Kami bisa membantu
kalian,” kata pengendara berbadan besar itu
dengan semangat.

“Benar, ban mobil kami terjebak di dalam
selokan, kami sudah berusaha mengeluarkannya
tapi kami belum berhasil,” sahut Nami.

“Baiklah biarkan kami membantu kalian,”
jawab pengendara itu.

Setelah beberapa menit, pengendara itu dan
beberapa temannya berhasil mengeluarkan ban
mobil kami dari selokan.

“Hei anak muda!Kami sudah berhasil
mengeluarkan ban mobil kalian dari selokan.
Berikan kami upah karena kami sudah berhasil
membantu kalian,” sahut pengendara itu dengan
semangat.

Nami pun memberikan uang 100 ribu
kepada pengendara itu, tapi pengendara itu
menolak dan berkata

51

“Seratus ribu tidaklah cukup anak muda,
mengeluarkan ban dari selokan itu sangat sulit dan
membutuhkan banyak tenaga.”

Aku menambahkan uang lima puluh ribu dan
berterima kasih kepadanya, pengendara itu
langsung mengambil uang nya dan pergi.

Aku dan Nami kembali melanjutkan
perjalanan menuju hutan mangroove. Di sepanjang
jalan ada banyak pohon yang rindang, suasananya
juga sejuk jadi Nami berpikir kalau sudah dekat dari
hutan mangroove. Tiba-tiba hujan turun, hujannya
tidak terlalu deras, aku melihat ada beberapa anak
sedang bermain dan bersepeda saat hujan ini,
mereka terlihat sangat senang bermain hujan, aku
jadi ingat saat kecil aku juga sering main hujan.

Saat sudah sampai di hutan mangroove
Nami memarkir mobilnya karena kita harus berjalan
kaki 50 meter terlebih dahulu untuk nenuju tempat
makan, tujuan kami. Setelah kurang lebih 50 meter
perjalanan tibahlah kami pada sebuah bangunan

52

yang terlihat kuno, bangunan kuno itu adalah
tempat makan yang kami tuju.

Aku dan Nami ingin mengambil beberapa
foto karena pemandangan nya cukup bagus.
Setelah mengambil beberapa foto aku dan Nami
masuk ke tempat makan itu yang bernama
Mangroove Restaurant, tempatnya bagus dan
makanannya juga enak. Menu yang kami coba
adalah ayam bakar. Ayam bakar adalah salah satu
menu favorit di restoran ini. Untuk minumannya aku
memesan es jeruk dan Nami memesan teh telang
yang juga salah satu menu favorit di restoran ini.

Sesudah makan, aku dan Nami ingin

mencoba menaiki perahu untuk ke tempat parkiran

mobil. Setelah sampai di parkiran mobil, aku dan

Nami memutuskan untuk pulang, hari juga semakin

malam. Meskipun perjalanan ke hutan mangroove

ini banyak rintangan aku dan Nami tetap senang

sudah bisa pergi ke hutan mangroove ini dan

mencoba makanan di

MangrooveRestaurant.Pemandangan di Hutan

53

Mangroove pun juga indah, kami mengabadikan
banyak foto di sana. Semoga Hutan Mangroove
tetap rindang dan bersih.

54

KAMPUNG BEBAS SAMPAH

Oleh Aysar Dharmaputra Adihermono

Halo namaku Kaka, aku tinggal di sebuah kampung
yang para warganya bersama-sama berusaha agar
dapat menyehatkan Bumi yang sudah mulai rusak
dan penuh dengan keberadaan sampah yang mulai
menggunung. Karena sebagian warga masih
banyak yang belum teredukasi pentingnya memilah
sampah dan mengirim sampah ke tempat yang
sudah terpilih untuk mengolah barang limbah jadi
bermanfaat.

Aku hari ini di ajak oleh Mama bersama
warga desa Pandugo, ke Balai RT untuk pertemuan
bersama kader yang memberikan pengarahan agar
dapat meminimalkan sisa sampah kain agar tidak
langsung dibuang ke tempat sampah dengan cara
mengolah sisa kain.

Adapun sisa kain itu bisa berupa baju bekas,
selimut bekas, sarung bekas yang nantinya akan

55

dikumpulkan dan dipilah bersama-sama warga dan
kader guna untuk menjadi barang yang lebih
bermanfaat.

“Sejauh ini, bagaimana para kader, apakah
kegiatan ini dapat segera terealisasikan? Tidak ada
kendala kan?” tanya pak RT kepada para kader.

“Belum terlihat kendala yang berarti, namun
apa bila nanti ada kesulitan saat menjalaninya,
sudah pasti kami akan diskusi ke pak RT,” jawab
salah satu kader yaitu Pak Yono.

Akupun menanyakan kepada Mamaku
bagaimana dan apa saja manfaat dari memilah
sampah kain bekas ini.

“Mama, memangnya apa sih manfaat dari
memilah kain bekas? Kenapa tidak langsung di
buang saja?” tanyaku kepada Mama.

“Manfaat dari pemilahan ini banyak sekali
Nak, kain yang sudah tidak terpakai itu ketika di
buang termasuk yang susah di uraikan oleh alam,
jadi daripada lama di alam dan mencemari

56

lingkungan mending kita daur ulang untuk menjadi
hal-hal yang lebih bermanfaat,Nak,” jawab Mama
sambil mendengar penjelasan lagi dari Pak Yono.

“O… begitu ya ma, lalu bisa jadi barang apa
saja ma kain bekas itu?” tanyaku lagi

“Itu kita dengar bersama penjelasan Pak
Yono nak,” sahut Mama.

“Kain-kain bekas ini kita kumpulkan dan kita
akan bisa manfaatkan untuk taplak meja, baju, lap,
dan bahkan kantong belanja kain ibu, bapak
sekalian,” Pak Yono menerangkan di depan
panggung.

Lalu tak terasa acara itupun selesai dan di
tutup oleh pesan-pesan dari Pak RT.

“Baik, terima kasih atas partisipasi Ibu-ibu
dan Bapak-bapak kader semuanya saya rasa kita
tinggal pelaksanaan saja ke lapangan,” kata Pak
RT menutup diskusi hari itu dengan para warga.

57

Seminggu kemudian saat aku mau bermain
ke lapangan aku melihat ada warga yang masih
bandel suka buang sampah sembarangan dan
bakar-bakar sampah, yang ternyata adalah
sampah-sampah kain bekas.

Akupun mencoba menegur Pak Sobirin yang
sedang membakar sampah itu.

“Maaf Pak Sobirin, bukannya sudah
diberitahu pak RT kalo kita di larang untuk
membakar sampah kain bekas?” tanyaku ke Pak
Sobirin.

“Iya, aku tau memangnya kenapa? ini kan
sampah-sampahku!” jawab Pak Sobirin.

“Tapi ‘kan akan mencemari alam pak,”
jawabku .

“Sudah pergi sana! Anak kecil tidak tahu
apa-apa,” sahut Pak Sobirin kesal.

Aku akan melaporkan perbuatan Pak
SobirinkepadaPak RT. Kemudian pak RT datang

58

danmenegur Pak Sobirin, karena masih melanggar
aturan dilingkungan kampung Pandugo.

Saat itu juga Pak RT mengumpulkan semua
warga di tempat Pak Sobirin agar dapat menjadi
pembelajaran untuk tidak lagi membakar sampah
kain bekas.

“Para warga jangan ada lagi perbuatan
seperti ini ya, yang membakar limbah kain bekas,
karena akan mencemari lingkungan kita. Nanti dari
anggaran RT akan saya alokasikan dana untuk
membuat banner himbauan-himbauan prilaku sadar
lingkungan, dengan jargon-jargon yang menarik
agar para warga kita dan masyarakat lain yang
melintasi pemukiman kita dapat ikut serta
mencontoh Gerakan kita juga,” kata Pak RT di
depan warga yang membuat Pak Sobirin juga
sadar kalo perbuatannya salah

Lalu akupun juga menjadi semakin tau kita
dapat memanfaatkan bahan kain, karena limbah
kain bekas sering kita temukan, seperti bekas baju,

59

sarung, potongan kain-kain dan lain sebagainya.
Dan yang terpenting manfaatnya di jadikan kantong
belanja kain.

Kita harus menggunakan kantong kain untuk
berbelanja atau membawa alat makan dan lain
sebagainya yang bisa meminimalkan penggunaan
kantong plastik, karena kantung plastik salah satu
penyumbang sampah terbesar di bumi ini. Ada
baiknya kita sudah mulai bertindak demi
kelangsungan Bumi kita lebih lama lagi dapat kita
rawat dengan penuh kesadaran dan cinta.

60

MENJAGA KEBERSIHAN

Oleh Naziela Wilda Asy-Syakira

Di hari Minggu, keluarga Mira sedang libur dan
berkumpul. Hari itu sedang membersihkan rumah,
Mira ditugaskan untuk membersihkan rumah. Mira
mempunyai seorang adik yang bernama Nini. Saat
Mira mengecek kamar Nini, Mira melihat banyak
sekali kotoran dimana-mana, dan banyak mainan
berantakan. Saaat Nini pulang, Mira ingin
berbicara dengan Nini.

“Nini kenapa kamarmu berantakan sekali?”
tanya Mira.

“Oo ... itu kak memang kamarku kotor,
karena aku malas membersihkannya kakak,” jawab
Nini.

Lalu Mira menyuruh Nini membereskan
mainannya, tetapi Nini malah menolaknya, dan dia
pergi untuk makan. Mira menasehati Nini dengan
kesal.

61

“Nini jika kamu tidak membersihkan

kamarmu, maka kamarmu akan berantakan
terus,”kata Mira.

“Tetapi aku malas,Kak.Soalnya banyak

banget mainannya yang berserakan dan banyak

sampah,” jawab Nini.

“Nah, mangkanya kamu harus

membersihkan kamarmu agar bersih, dan tidak

banyak sampah dimana mana, juga mainan tidak
akan berserakan,” kata Mira.

“Yaudah deh, Kakak aku mau

membersihkan kamarku, soalnya kamarku kotor
banget, sekarang aku tidak malas lagi,” kata Nini

“Yaudah ayo kita membereskan kamarmu

bersama sama,” jawab Mira.

Setelah itu Nini dan Mira membereskan

kamarnya bersama-sama. Dan kamar Nini tidak

berantakan lagi, sekarang kamar Nini sudah bersih

dan rapi. Mira pun senang dan Nini juga ikut

senang. Nini juga berjanji kepada Mira akan

membersihkannya kamarnya setiap hari. Agar

rumah mereka akan selalu bersih dan rapi.

62

Setelah selesai membersihkan kamarnya
Nini keluar bersama teman-temannya untuk
bermain di lapangan. Ketika di jalan Nini melihat
ada seorang anak yang membuang sampah
sembarangan. Karena teringat kata-kata kakaknya
dia pun menegur anak itu.

“Permisi, nama kamu siapa?” Tanya Nini
“Oh namaku Miki. Ada apa tiba tiba kamu
menanyakan namaku? apakah kamu ingin
berteman denganku?” kata Miki.
“Aku hanya bilang kamu tidak boleh buang
sampah ke sungai, karena nanti sungai kita bisa
tercemar,” kata Nini.
“Lalu aku harus buang sampah dimana?
Tempat sampahnya sudah penuh,”tanya Miki.
“Kamu ambil kantong plastik saja
dirumahmu, lalu kamu letakkan kantong plastik
didekat tong sampah, nah kantong plastiknya isi
saja dengan sampahmu itu,” jawab Nini.
“Tapi aku tidak punya kantong plastik untuk
membuang sampah. Mana bisa buang sampah
kalau ga ada plastik, hanya ada sungai disini, aku

63

buang sampah ini ke sungai saja tidak ada pilihan
lain,” sahut Miki sembari akan membuang
sampahnya lagi.

“Hei!, jangan dulu, kamu mau sungai kita
tercemar?”

“Kalau tidak mau sungai kita tercemar kita
berfikir solusinya sebentar ya, sabar,” kata Nini.

“Yaudah aku tunggu, tapi mikirnya jangan
lama-lama, karena aku mau ke perpustakaan untuk
mencari buku.”

Beberapa menit kemudian, tiba-tiba saja
Ibu Nini mendatangi mereka dan penasaran ada
apa kok rebut-ribut.

“Hai anak anak, ada apa ini? Apakah ada
masalah?” tanya Ibu Nini.

“Wah Ibu datang di waktu yang tepat. Ini tadi
Miki mau membuang sampah ke sungai, karena
tempat sampahnya penuh, dan dia tidak punya
kantong plastik,” jawab Nini.

“Iya,Tante. Tadi aku hampir mau membuang
sampah ke sungai, soalnya aku buru buru mau ke
perpustakaan,” kata Miki

64

“Oh itu, ya sudah gini aja, Tante akan
memberimu kantong plastik saja ya,” kata Ibu Nini.

“Wah terima kasih ya, Tante” ucap Miki.
“Iya sama-sama yang penting lingkungan
kita harus bebas sampah,” jawab Ibu Nini.
Lalu Ibu Nini pulang ke rumah untuk
mengambil kantong plastik. Sesampainya di rumah
Ibu Nini di sambut oleh Mira yang selesai
membersihkan halaman.
“Halo Mira, wah terima kasih ya sudah
membantu Ibu untuk mengerjakan tugas rumah”
ucap ibu.
“iya Ibu sama sama. Aku juga senang
dengan lingkungan yang bersih,” sahut Mira.
“O iya Mira, Ibu minta tolong ambilkan
kantong plastik didekat jemuran,” kata Ibu.
“Baik Ibu, tapi buat apa kantong plastik itu?”
tanya Mira.
“Tadi Nini baru saja mempunyai teman baru
lagi, tapi teman barunya hampir saja membuang
sampah kesungai, karena tong sampahnya penuh,”
kata Ibu.

65

“Oh begitu.Baiklah aku ambil dulu kantong
plastiknya,” kata Mira.

Lalu Mira memberikan kantong plastiknya
kepada Ibu. Ia menuju lagi ke Nini dan Miki yang
masih menunggu di dekat sungai.

“Nah itu dia ibuku!” kata Nini.
“Ini kantong plastiknya, sekarang kamu bisa
buang sampahnya kesini ya” kata Ibu.
“Baik tante terima kasih lagi yaa,” kata Miki.
Akhirnya Nini pun sadar pentingnya menjaga
kebersihan. Dimulai dari menjaga kamar sendiri
hingga lingkungan yang lebih luas seperti sungai
dan lain-lainnya. Mira kini sangat senang melihat
perubahan Adiknya yang sekarang selalu menjaga
kebersihan lingkungan.
Miki sadar untuk tidak lagi membuang
sampah sembarangan di sungai. Saat itu ada
pengumuman dari pak RT. Bahwa ada acara
gotong royong di kampung mereka. Lalu semua
ikut acara gotong royong tersebut, karena mereka
ingin kampungnya selalu bersih dan ingin
menghindari dari kotoran. Katanya Nini juga mau

66

mau gotong royong bersama, Nini juga mengajak
kakaknya dan teman barunya Miki. Kampung
mereka akhirnya bersih dan rapi.

67


Click to View FlipBook Version