Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
0|Page
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
DAFTAR ISI
PETA KONSEP ...................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 3
A. Identitas Modul ........................................................................................................................... 3
B. Kompetensi Dasar....................................................................................................................... 3
C. Deskripsi Singkat Materi ............................................................................................................ 3
D. Petunjuk Penggunaan Modul ...................................................................................................... 3
E. Materi Pembelajaran ................................................................................................................... 4
KEGIATAN PEMBELAJARAN I ......................................................................................................... 5
Tingkat Keanekaragaman Hayati............................................................................................................ 5
A. Tujuan Pembelajaran................................................................................................................... 5
B. Uraian Materi .............................................................................................................................. 5
1. Keanekaragaman Gen ............................................................................................................. 5
2. Keanekaragaman Jenis............................................................................................................ 6
3. Keanekaragaman Ekosistem ................................................................................................... 7
C. Ringkasan..................................................................................................................................11
D. Penugasan Mandiri....................................................................................................................12
E. Latihan Soal ..............................................................................................................................13
F. Penilaian Diri.............................................................................................................................15
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 ...................................................................................................... 16
Penyebaran, Pelestarian, dan Manfaat Keanekaragaman Hayati .......................................................... 16
A. Tujuan pembelajaran.................................................................................................................16
B. Uraian materi ............................................................................................................................16
1. Penyebaran Flora ..................................................................................................................16
2. Persebaran Fauna ..................................................................................................................18
3. Ancaman Terhadap Kelestarian Flora dan Fauna .................................................................19
4. Upaya Pelestarian..................................................................................................................19
5. Manfaat Keanekaragaman Hayati .........................................................................................21
C. Ringkasan..................................................................................................................................24
D. Penugasan Mandiri....................................................................................................................25
E. Latihan Soal ..............................................................................................................................25
F. Penilaian Diri.............................................................................................................................27
KUNCI JAWABAN DAN PEMBAHASAN ....................................................................................... 29
A. Kunci Jawaban Pembahasan Latihan Soal Kegiatan 1 .............................................................29
B. Kunci Jawaban Pembahasan Latihan Soal Kegiatan 2 .............................................................31
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 34
1|Page
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
PETA KONSEP
2|Page
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
PENDAHULUAN
A. Identitas Modul : Biologi
:X
Mata Pelajaran : 6 x 45 menit
Kelas : Keanekaragaman Hayati
Alokasi Waktu
Judul Modul
B. Kompetensi Dasar
3.2 Menganalisis berbagai tingkat keanekaragaman hayati di Indonesia beserta
ancaman dan pelestariannya beserta ancaman dan pelestariannya.
4.2 Menyajikan hasil observasi berbagai tingkat keanekaragaman hayati di Indonesia
dan usulan upaya pelestariannya.
C. Deskripsi Singkat Materi
Keanekaragaman hayati merupakan keanekaragaman yang meliputi
keseluruhan variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah. Keseluruhan gen,
jenis, dan ekosistem merupakan dasar kehidupan di bumi. Keanekaragaman tersebut
tidak dapat dipisahkan karena memiliki keterkaitan satu sama lain. Keanekaragaman
hayati tersebar di seluruh permukaan bumi yang dibagi menjadi 3 yaitu sebaran
wilayah, sebaran fauna dan sebaran flora sehingga mewarnai keberagaman mahluk
hidup serta dapat memberi manfaat terutama terhadap kehidupan manusia. Dalam
mempertahankan kelestarian hidup organisme dan berlangsungnya daur materi atau
aliran energi maka keanekaragaman hayati sangat diperlukan. Akan tetapi kualitas dan
kuantitas keanekaragaman hayati pada suatu wilayah dapat mengalami penurunan atau
bahkan dapat menghilang. Keanekaragaman hayati dapat dijaga kelestariannya serta
dapat dipulihkan kembali dengan 2 cara yaitu melalui in situ dan ex situ.
D. Petunjuk Penggunaan Modul
Agar anda berhasil mencapai kompetensi maka ikuti petunjuk langkah-langkah yang
harus anda lakukan selama mempelajari modul ini :
1. Baca dan pahami kompetensi yang akan dipelajari pada modul ini, serta amati
tujuan pembelajaran setiap masing-masing kegiatan belajar.
2. Baca dan pahami materi yang telah disajikan dalam modul ini dengan baik, apabila
menemukan kesulitan, Anda dapat mendiskusikannya dengan teman-teman, dan
jika masih belum terpecahkan, sebaiknya tanyakan kepada guru.
3. Apabila modul ini dirasa belum mencukupi dalam memberikan informasi, carilah
referensi yang menunjang Anda untuk menyelesaikan kegiatan belajar dan tugas.
4. Kerjakan secara mandiri soal latihan dalam setiap kegiatan belajar dan soal tes
penilaian akhir sebagai evaluasi terhadap keberhasilan belajar Anda.
3|Page
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
5. Periksalah hasil kegiatan belajar, tugas, dan latihan soal Anda melalui kunci
jawaban dalam modul ini. Jika hasil pekerjaan Anda belum benar, maka pelajarilah
kembali materi yang berkaitan dengan hal tersebut kemudian perbaiki kesalahan
Anda. Khusus untuk jawaban soal latihan dan tes penilaian akhir, perhatikan umpan
balik pada setiap akhir kegiatan dalam modul ini. Apabila hasil soal evaluasi
mencapai 80% benar maka Anda dapat melanjutkan kegiatan belajar selanjutnya.
6. Agar keberhasilan belajar Anda tercapai dalam mempelajari modul ini, laksanakan
sesuai urutan kegiatan dengan benar.
E. Materi Pembelajaran
Modul ini terbagi menjadi 2 kegiatan pembelajaran dan di dalamnya meliputi uraian
atau penjelasan materi, penugasan, soal latihan serta soal evaluasi.
Pertama : Tingkat keanekaragaman hayati
Kedua : Persebaran, pelestarian dan ancaman keanekaramagan hayati
4|Page
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
KEGIATAN PEMBELAJARAN I
Tingkat Keanekaragaman Hayati
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran I, diharapkan peserta didik dapat mengidentifikasi,
menjelaskan, dan menganalisis tingkat keanekaragaman hayati serta mampu menyajikan
hasil observasi berbagai tingkat keanekaragaman hayati di Indonesia.
B. Uraian Materi
Keanekaragaman hayati adalah semua makluk yang hidup di bumi, termasuk semua
jenis tumbuhan, binatang, dan mikroorganisme. Jenis-jenis di dalam keanekaragaman
hayati saling berhubungan dan membutuhkan satu dengan yang lainnya untuk tumbuh dan
berkembang sehingga membentuk suatu sistem kehidupan. Keanekaragaman hayati juga
disebut dengan istilah biodiversitas. Indikator keanekaragaman hayati dapat diketahui
melalui data rinci yang menggambarkan suatu komunitas, seperti bentuk, penampilan,
ukuran, serta ciri-ciri lainnya. Keanekaragaman hayati dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor genetik, yang bersifat relatif stabil atau
konstan pengaruhnya terhadap morfologi (fenotipe) organisme. Sedangkan faktor
eksternal, seperti lingkungan yang relatif labil pengaruhnya terhadap morfologi (fenotipe)
organisme. Para ilmuwan sepakat untuk mengelompokkan keanekaragaman hayati
berdasarkan tingkat keragamannya menjadi tiga tingkat, yaitu keanekaragaman gen,
keanekaragaman jenis, keanekaragaman ekosistem.
1. Keanekaragaman Gen
Gen atau plasma nuftah adalah substansi kimia yang terdapat di dalam lokus
kromosom dan berperan dalam menentukan sifat keturunan. Setiap individu makhluk
hidup mempunyai kromosom yang tersusun atas benang-benang pembawa sifat
keturunan yang terdapat di dalam inti sel, sehingga seluruh organisme mempunyai
kerangka dasar komponen sifat menurun yang sama. Kerangka dasar tersebut tersusun
atas ribuan sampai jutaan faktor menurun yang mengatur tata cara penurunan sifat
organisme. Walaupun kerangka dasar gen seluruh organisme sama, namun komposisi
atau susunan dan jumlah faktor dalam kerangka bisa berbeda-beda. Hal inilah yang
menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen. Dengan demikian maka
keanekaragaman gen dapat diartikan sebagai keanekaragaman individu dalam satu
jenis atau spesies makhluk hidup.
Keanekaragaman gen menyebabkan bervariasinya susunan genetik sehingga
berpengaruh pada genotip (sifat) dan fenotip (penampakan luar) suatu makhluk hidup.
Susunan gen tersebut mengekspresikan berbagai variasi dari satu jenis makhluk hidup,
seperti menyebabkan perbedaan warna mahkota bunga, perbedaan warna kulit
manusia, perbedaan bentuk pial ayam, dan sebagainya.
5|Page
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
Gambar 1.1 Macam-macam bentuk pial ayam
Sumber: Kistinnah dan Endang (2009).
Meningkatnya keanekaragaman gen disebabkan oleh adanya perkawinan atau
persilangan antar individu yang mempunyai karakter yang berbeda. Hal ini
dikarenakan pada saat persilangan akan terjadi penggabungan gen-gen individu
melalui peleburan sel kelamin. Misalnya yaitu di dalam satu keluarga terdapat anak-
anak yang memiliki sifat berbeda seperti satu anak berambut lurus dan anak yang lain
berambut keriting. Selain persilangan, keanekaragaman gen juga dipengaruhi oleh
faktor lingkungan yang mempengaruhi fenotip atau bentuk. Dua individu yang
memiliki struktur dan urutan gen yang sama, belum tentu memiliki bentuk yang sama
pula. Misalnya, orang yang hidup di daerah pegunungan memiliki jumlah eritrosit yang
lebih banyak daripada orang yang hidup di daerah pantai. Hal ini disebabkan adanya
adaptasi terhadap kandungan oksigen di lingkungannya. Di daerah pegunungan
kandungan oksigennya lebih rendah dibandingkan di daerah pantai, sehingga fenotipe
pipi orang pegunungan umumnya lebih kemerahan dibanding orang pantai.
2. Keanekaragaman Jenis
Spesies atau jenis memiliki pengertian, individu yang mempunyai persamaan
secara morfologis, anatomis, fisiologis dan mampu saling kawin dengan sesamanya
(inter hibridisasi) yang menghasilkan keturunan yang fertil (subur) untuk melanjutkan
generasinya. Keanekaragaman jenis menunjukkan seluruh variasi yang terdapat pada
makhluk hidup antar jenis. Perbedaan antar spesies organisme dalam satu keluarga
lebih mencolok sehingga lebih mudah diamati daripada perbedaan antar individu
dalam satu spesies. Contohnya yaitu dalam keluarga kacang-kacangan, terdapat
kacang tanah, kacang buncis, kacang hijau, kacang kapri, dan lain-lain. Di antara jenis
kacang-kacangan tersebut dapat mudah dibedakan karena di antara ketiga jenis kacang
tersebut ditemukan ciri khas yang sama. Akan tetapi, ukuran tubuh atau batang,
kebiasaan hidup, bentuk buah dan biji, serta rasanya berbeda. Contoh lainnya yaitu
dalam keanekaragaman jenis pada pohon kelapa, pohon pinang dan juga pada pohon
palem yang menunjukkan perbedaan antara ketiganya meskipun masih dalam satu
suku.
6|Page
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
Gambar 1.2 Keanekaragaman jenis pada pohon kelapa, pohon pinang, dan pohon
palem.
Sumber: Anshori dan Djoko (2009).
3. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem merupakan hubungan timbal balik (interaksi) antara komponen
biotik dengan komponen abiotik. Komponen biotik meliputi semua makhluk hidup
(tumbuhan, hewan, dan manusia) yang tinggal di suatu lingkungan. Sedangkan
komponen abiotik meliputi lingkungan fisik dan kimia di sekitar makhluk hidup.
Lingkungan fisik terdiri atas sinar matahari, iklim, cuaca, suhu, udara, angin,
kelembapan, air, dan tanah. Lingkungan kimia terdiri atas kandungan mineral,
kandungan keasaman, dan salinitas.
Perbedaan kondisi komponen abiotik (tidak hidup) pada suatu daerah
menyebabkan jenis makhluk hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan
tersebut berbeda-beda. Akibatnya, permukaan bumi dengan variasi kondisi komponen
abiotik yang tinggi akan menghasilkan keanekaragaman ekosistem. Keanekaragaman
ekosistem dibagi menjadi 2 jenis, yaitu ekosistem perairan dan ekosistem daratan.
a. Ekosistem Daratan
Ekosistem daratan adalah ekosistem yang komponen abiotiknya sebagian besar
terdiri atas tanah. Ekosistem darat meliputi area yang sangat luas yang disebut
bioma. Berdasarkan letak geografisnya, ekosistem daratan dibagi menjadi
beberapa macam, yaitu sebagai berikut.
1) Bioma Gurun
Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25
cm/tahun). Suhu siang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan
juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C).
Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan yang
dijumpai berupa tumbuhan menahun berdaun seperti kaktus. Hewan yang
hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
7|Page
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
Gambar 1.3.1 Bioma gurun.
2) Bioma Padang Rumput
Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan
hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran
air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herba) dan rumput
yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison,
zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan
ular.
Gambar 1.3.2 Bioma padang rumput.
3) Bioma Taiga
Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Tumbuhan yang sering
dijumpai yaitu konifer, pinus, dan sejenisnya. Hewannya antara lain moose,
beruang hitam, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim
gugur.
Gambar 1.3.3 Bioma taiga.
4) Bioma Tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran
kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Contoh tumbuhan
yang dominan adalah Sphagnum sp., liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan
kayu yang pendek, dan rumput. Hewan yang hidup di daerah ini ada yang
menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas.
Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya rusa
kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.
8|Page
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
Gambar 1.3.4 Bioma tundra.
5) Savana/Sabana
Sabana merupakan padang rumput yang diselingi pohon-pohon. Sabana
terdapat didaerah tropis, dengan curah hujan 90- 150cm/tahun, misalnya di
Kenya (Afrika) dan Australia Utara.
Gambar 1.3.5 Savana.
6) Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropik mempunyai curah hujan yang sangat deras antara
200-450 cm/tahun. Setiap tahun matahari bercahaya dengan temperatur
lingkungan antara 21-30 derajat Celsius. Pada hutan hujan tropis terdapat
keanekaragaman makhluk hidup yang tinggi.
Gambar 1.3.6 Hutan hujan tropis.
b. Ekosistem Perairan
Ekosistem perairan adalah ekosistem yang komponen abiotiknya sebagian besar
terdiri atas air. Ekosistem ini dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu ekosistem
air tawar dan ekosistem air laut.
1) Ekosistem Air Tawar
Memiliki ciri berupa kadar garam atau salinitas yang rendah,
dipengaruhi oleh iklim dan cuaca, serta terbagi menjadi beberapa zona
berdasarkan kadar masuknya cahaya matahari, yaitu zona litoral, zona limnetik,
dan zona profundal.
9|Page
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
Gambar 1.3.7 Ekosistem air tawar
2) Ekosistem Air Laut
Memiliki ciri-ciri yaitu mempunyai kadar garam yang tinggi, tidak
dipengaruhi oleh iklim dan cuaca, memiliki variasi perbedaan suhu di bagian
permukaan dengan di bagian kedalaman, serta terbagi menjadi beberapa zona
berdasarkan kadar masuknya cahaya matahari (zona fotik, zona twilight, dan
zona afotik). Selain itu ekosistem laut juga terbagi menjadi beberapa zona
berdasarkan kedalaman, yaitu zona litoral, zona neritik, zona batial, dan zona
abisal.
Gambar 1.3.8 Ekosistem air laut.
Ekosistem air laut juga terdiri dari beberapa macam ekosistem, yaitu:
- Ekosistem laut dalam
- Ekosistem terumbu karang
- Ekosistem estuari (daerah pencampuran air laut dengan air sungai)
- Ekosistem pantai pasir
- Ekosistem pantai batu.
10 | P a g e
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
C. Ringkasan
➢ Keanekaragaman hayati atau biasa disebut dengan istilah biodiversitas adalah semua
makluk yang hidup di bumi termasuk semua jenis tumbuhan, binatang, dan
mikroorganisme. Keanekaragaman hayati dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
internal (genetik) dan faktor eksternal (lingkungan).
➢ Tingkat keanekaragaman hayati
1. Keanekaragaman Gen
Keanekaragaman gen disebabkan bervariasinya susunan genetik sehingga
berpengaruh pada genotip (sifat) dan fenotip (penampakan luar) suatu makhluk
hidup.
Contoh: perbedaan warna kulit manusia dan perbedaan bentuk pial ayam.
2. Keanekaragaman Jenis
Keanekaragaman jenis menunjukkan seluruh variasi yang terdapat pada makhluk
hidup antar jenis.
Contoh: keanekaragaman jenis pada keluarga kacang-kacangan (kacang tanah,
kacang buncis, kacang hijau, kacang kapri).
3. Keanekaragaman Ekosistem
Keanekaragaman ekosistem disebabkan karena adanya perbedaan komponen
biotik yang disebabkan oleh perbedaan kondisi komponen abiotik (tidak hidup) di
suatu lingkungan. Keanekaragaman ekosistem dibagi menjadi 2 jenis, yaitu
ekosistem perairan (ekosistem air tawar dan air laut) dan ekosistem daratan
(contoh: bioma gurun, bioma tundra).
11 | P a g e
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
D. Penugasan Mandiri
Observasi Tingkat Keanekaragaman Hayati di Lingkungan Sekitar
Langkah Kerja :
1. Amati lingkungan sekitar tempat tinggalmu!
2. Tentukan 2 ekosistem yang akan diamati masing-masing terdiri atas ekosistem
darat dan ekosistem air!
3. Amati kehidupan yang ada pada setiap ekosistem tersebut! (meliputi berbagai jenis
mahluk hidup yang ada dan kondisi komponen yang ada dalam ekosistem).
4. Masukkan data hasil pengamatan pada tabel berikut ini! (Sertakan gambar pada
tabel) Kemudian jawablah pertanyaan yang telah disediakan!
Kondisi yang teramati Ekosistem Air Ekosistem Darat
Kondisi komponen
abiotik
Kondisi komponen
biotik
Jenis keanekaragaman
tumbuhan yang
ditemukan
Jenis keanekaragaman
hewan yang ditemukan
Dokumentasi
Pertanyaan:
1. Bagaimana kondisi komponen abiotik pada kedua ekosistem yang Anda amati?
2. Bagaimana kondisi komponen biotik pada kedua ekosistem yang Anda amati?
3. Pada ekosistem yang manakah keanekaragaman gen dan jenis paling tinggi?
Apa yang menyebabkannya? Jelaskan?
4. Pada ekosistem yang manakah keanekaragaman gen dan jenis paling rendah?
12 | P a g e
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
Apa yang menyebabkannya? Jelaskan?
5. Bagaimana upaya yang dapat Anda lakukan untuk melestarikan keanekaragaman
hayati disekitar lingkungan Anda ?
E. Latihan Soal
Pilihlah satu jawaban yang paling benar!
1. Kelompok tumbuhan yang merupakan tingkatan satu gen adalah….
A. Mangga manalagi, mangga geding, dan mangga harum manis
B. Jambu, mangga dan pepaya
C. Kelapa sawit, kelapa gading dan aren
D. Aren, jambu dan kelapa sawit
E. Bawang merah, bawang putih dan bawang daun
2. Keanekaragaman jenis dapat terlihat dari adanya perbedaan….
A. Bentuk, warna, ukuran dan penampilan
B. Bentuk, warna, jumlah, ukuran dan faktor pembawa sifat menurun
C. Morfologi dan anatomi
D. Tingkah laku dan gen
E. Morfolofgi dan tingkah laku
3. Organisme yang menunjukan berbagai macam variasi pada komunitas,
ekosistemdan spresies dapat menimbulkan
A. Varietas
B. Spesies baru
C. Populasi
D. Biodiversitas
E. Habitat baru
4. Di bawah ini merupakan ciri-ciri ekosistem air.
1) Salinitas rendah
2) Variasi suhu tinggi
3) Penetrasi cahaya matahari kurang
4) Suhu air daerah tropis kurang lebih 250C
5) Adanya aliran air
6) Tidak diperngaruhi iklim dan suaca
Ciri-ciri ekosistem air tawar adalah….
13 | P a g e
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
A. (1), (2) dan (3)
B. (1), (2) dan (5)
C. (2), (3) dan (5)
D. (2),(3) dan (6)
E. (4),(5) dan (6)
5. Keanekaragaman jenis (spesies) tertinggi terdapat pada ekoisitem….
A. Gurun
B. Hutan hujan tropis
C. Sawah
D. Mangrove
E. Sabana
6. Felis catus (kucing rumah) dan Felis silvestris (kucing liar) merupakan
keanekaragaman hayati tingkat....
A. Gen
B. Plasma nutfah
C. Ekosistem
D. Genus
E. Spesies
7. Faktor-faktor berikut ini dapat meningkatkan keanekaragaman hayati, kecuali….
A. Klasifikasi
B. Perkawinan antar spesies
C. Adaptasi
D. Interaksi gen dengan lingkungan
E. Domestikasi
8. Berikut ini yang bukan merupakan konservasi (perlindungan) keanekaragaman
tumbuhan secara eksitu adalah ...
A. Kebun raya
B. Cagar alam
C. Kebun binatang
D. Kebun koleksi
E. Taman safari
9. Daerah hutan hujan tropis di Indonesia memiliki ciri-ciri/karakteristik berikut ...
A. Hutan lebat dan homogen
B. Banyak semak dan rumput
14 | P a g e
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
C. Banyak pohon besar dan heterogen
D. Didominasi tumbuhan kaktus
E. Banyak pohon berukuran kecil
10. Dibawah ini merupakan penyebab hilang atau menurunnya keanekaragaman hayati,
kecuali ...
A. Perubahan iklim global
B. Pencemaran tanah dan air
C. Keseimbangan lingkungan
D. Introduksi spesies
E. Fragmentasi dan hilangnya habitat
F. Penilaian Diri
Lakukan penilaian diri untuk mengetahui seberapa jauh Anda memahami materi
pada kegiatan pembelajaran 1. Berilah tanda centang (√) pada kolom jika sesuai atau
tidak sesuai dengan yang dirasakan.
No Deskripsi Kompetensi Hasil Penilain Diri
Ya Tidak
1 Apakah Anda dapat menjelaskan pengertian
keanekaragaman hayati?
2 Apakah Anda dapat membedakan
keanekaragaman tingkat gen, tingkat jenis dan
tingkat ekosistem?
3 Apakah Anda dapat mengidentifikasi ciri-ciri
berbagai bioma sebagai bagian dari
keanekaragaman hayati tingkat ekosistem?
4 Apakah Anda dapat dapat mendeskripsikan
ancaman keanekaragaman hayati ?
5 Apakah Anda dapat mendeskripsikan upaya
pelestarian keanekaragaman hayati ?
Jika menjawab “Tidak” pada salah satu pertanyaan di atas maka pelajari kembali
modul kegiatan pembelajaran. Jika menjawab “Ya “ pada semua pertanyaan, maka
lanjutkan ke kegiatan pembelajaran selanjutnya.
15 | P a g e
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
Penyebaran, Pelestarian, dan Manfaat Keanekaragaman Hayati
A. Tujuan pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran 2, peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan data persebaran flora dan fauna, upaya pelestarian flora dan fauna, serta
mengetahui manfaat keanekaragaman hayati bagi kehidupan.
B. Uraian materi
Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alam, tak
terkecuali dengan flora dan fauna. Bahkan, Indonesia memiliki peran yang sangat
penting bagi dunia, karena Indonesia berperan dalam menurunkan suhu bumi karena
memiliki hutan yang sangat luas dan sebagai penghasil oksigen terbesar ke-2 di dunia,
sehingga diberi julukan sebagai paaru-paru dunia. Tentunya, baik flora dan fauna yang
ada di Indonesia, jumlahnya terbesar dari Sabang hingga ke Merauke. Antar wilayah
juga memiliki flora dan fauna yang sangat beragam. Hal ini, mempengaruhi
keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia. Jika dikelompokkan terdapat pembagian
daerah persebaran flora dan fauna.
Pembagian daerah persebaran flora dan fauna, didasarkan pada garis Wallace dan
garis Weber.
- Garis Weber
Adalah garis khayal yang memisahkan flora dan fauna di Indonesia menjadi tipe
asiatis dan tipe australia. Penamaan garis weber itu diambil dari nama seorang
peneliti, yaitu Max Carl Wilhelm Weber yang berasal dari Jerman. Ekspedisi
Sibolga (1899-1900) yang dipimpin Weber menemukan tanaman dan hewan
bertulang belakang (vertebrata) lebih tepat terbagi di Kepulauan Tanimbar. Batas
pemisah itu kemudian diberi nama Garis Weber. Pada 1919, Weber menamai
kawasan di sisi barat (kiri) Garis Weber sebagai Paparan Sunda. Sedangkan yang
di sisi timur (kanan) sebagai Paparan Sahul.
- Garis Wallace
Adalah garis yang memisahkan wilayah geografi hewan Asia dengan hewan
Australasia. Nama garis ini berasal dari penemunya, Alfred Russel Wallace. Dari
1854 hingga 1862, peneliti asal Inggris itu berkeliling Indonesia untuk
mengumpulkan spesimen biologis. Perbedaan ini berasal dari nenek moyang
spesies ribuan tahun lalu ketika benua-benua dan pulau bentuknya berbeda dari saat
ini.
1. Penyebaran Flora
Berdasarkan hasil proses pembentukan daratan wilayah Indonesia serta hasil
penelitian Wallace dan Weber, maka secara geologis, persebaran flora di Indonesia
dibagi ke dalam 3 wilayah, yaitu:
16 | P a g e
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
Gambar 2.1 Peta persebaran Flora Di Indonesia
a. Flora Dataran Sunda
Penyebaran flora Dataran Sunda meliputi berbagai wilayah di Jawa,
Sumatera, Kalimantan, dan Bali. Flora dataran sunda atau yang biasa dikenal
sebagai flora asiatis memiliki karakteristik tumbuhan kayu, heterogen, dan
berwarna hijau sepanjang tahun dan didominasi oleh jenis tumbuhan berhabitus
pohon dari suku Dipterocarpaceae. Flora di dataran Sunda disebut juga flora
Asiatis karena ciri-cirinya mirip dengan ciri-ciri tumbuhan Asia. Contoh-
contohnya yaitu: tumbuhan jenis meranti-merantian, berbagai jenis rotan dan
berbagai jenis nangka. Hutan Hujan Tropis terdapat di bagian Tengah dan Barat
pulau Sumatera dan sebagian besar wilayah Kalimantan. Di dataran Sunda
banyak dijumpai tumbuhan endemik. Di Kalimantan 59 jenis dan di Jawa 10
jenis. Tumbuhan endemik adalah tumbuhan yang hanya terdapat pada tempat
tertentu dengan batas wilayah yang relatif sempit dan tidak terdapat di wilayah
lain. Misalnya bunga Rafflesia Arnoldii hanya terdapat di perbatasan Bengkulu,
Jambi, dan Sumatera Selatan. Anggrek Tien Soeharto yang hanya tumbuh di
Tapanuli Utara, Sumatera Utara.
b. Flora Dataran Sahul
Penyebaran flora Dataran Sahul meliputi wilayah Papua dan pulau-
pulau kecil di sekitarnya. Flora di pulau-pulau tersebut berada di bawah
pengaruh benua Australia, biasa disebut flora Australis yang didominasi oleh
jenis-jenis tumbuhan berhabitus pohon dari suku Araucariaceae dan Myrtaceae.
ataran Sahul memiliki corak hutan Hujan Tropik tipe Australia Utara, yang ciri-
cirinya sangat lebat dan selalu hijau sepanjang tahun. Di dalamnya tumbuh
beribu-ribu jenis tumbuh- tumbuhan dari yang besar dan tingginya bisa
mencapai lebih dari 50 m, berdaun lebat sehingga matahari sukar menembus
kepermukaan tanah dan tumbuhan kecil yang hidupnya merambat. Berbagai
jenis kayu berharga tumbuh dengan baik, seperti kayu besi, cemara, eben hitam,
17 | P a g e
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
kenari hitam, dan kayu merbau. Di daerah pantai banyak kita jumpai hutan
mangrove dan pandan, sedangkan di daerah rawa terdapat sagu untuk bahan
makanan. Di daerah pegunungan terdapat tumbuhan Rhododendron yang
merupakan tumbuhan endemik daerah ini.
c. Flora Daerah Peralihan (Daerah Wallace)
Penyebaran flora daeral peralihan meliputi berbagai wilayah yaitu
Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara yang berada di bawah pengaruh benua
Asia dan Australia, yang mana jenis tumbuhan berhabitus pohonnya didominasi
oleh jenis dari suku Araucariaceae, Myrtaceae, dan Verbenaceae. Corak
vegetasi yang terdapat di daerah Peralihan meliputi: Vegetasi Sabana Tropik di
Kepulauan Nusa Tenggara, Hutan pegunungan di Sulawesi dan Hutan
Campuran di Maluku.
Dalam dunia tumbuhan, flora di wilayah Indonesia merupakan bagian dari flora
Malesiana. Ditinjau dari wilayah biogeografi, setidaknya terdapat tujuh wilayah
biogeografi utama Indonesia yang menjadi wilayah penyebaran berbagai spesies
tumbuhan, yaitu Sumatra, Jawa dan Bali, Kalimantan, Sunda Kecil, Sulawesi,
Maluku dan Irian.
2. Persebaran Fauna
Gambar 2.2 Peta Persebaran Flora di Indonesia
a. Fauna tipe Asiatis
Berdasarkan garis webber yang membatasi antara hewan/ fauna yang
bertipe Asia terdapat di kawasan barat Indonesia antara lain Sumatera, Jawa,
Bali dan Kalimantan. Adapun kriteria fauna asiatis adalah binatang menyusui
yang berukuran besar, terdapat berbagai jenis kera, banyak jenis ikan air tawar,
dan jenis burungnya berwarna sedikit. Hewan- hewan tersebut antara lain gajah,
harimau, banteng, dan badak.
b. Fauna tipe Australis
18 | P a g e
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
Sedangkan secara garis wallace yang terbentang, hewan yang bertipe
Australia terdapat di kawasan timur Indonesia antara lain Maluku, Nusa
Tenggara, dan Papua. Adapun kriteria fauna australis yaitu mamalia memiliki
tubuh yang relatif kecil, berbagi jenis burung warna bulu yang menawan, tidak
ditemukan kera di hutannya, memiliki banyak binatang berkantong, ikan air
tawar yang ada relatif lebih sedikit, terdapat banyak hewan yang bertanduk.
Hewan-hewan tersebut antara lain biawak, kuskus dan burung cendrawasih.
c. Fauna tipe peralihan
Hewan-hewan yang terdapat di sulawesi merupakan tipe peralihan.
Karakteristik fauna tipe peralihan yaitu tidak berbulu/cuman sedikit, jenisnya
tidak ditemui diwilayah asiatis atau australis, reptillnya besar dan kebanyakan
hewan endemik. Misalnya anoa dan babi rusa.
3. Ancaman Terhadap Kelestarian Flora dan Fauna
Tingginya kekayaan flora dan fauna, memberikan manfaat yang luar biasa.
Namun, dibalik besarnya manfaat yang dihasilkan, terdapat oknum-oknum tidak
bertanggung jawab yang memanfaatkan flora dan fauna untuk kepentingan
pribadinya. Hal ini, berakibat pada menurunnya keanekaragaman flora dan fauna.
Secara umum penyebab kepunahan flora dan fauna disebabkan oleh 2 faktor
utama, yaitu:
a. Kerusakan habitat yang diakibatkan oleh konversi habitat alami serta
pemanfaatan sumberdaya alam dengan cara yang merusak.
b. Pemanfaatan spesies yang tidak berkelanjutan seperti perburuan dan
perdagangan ilegal, termasuk tidak ada atau tidak efektifnya regulasi,
pemanfaatan yang tidak terpantau serta masuk dan berkembangnya
spesiesspesies yang bersifat invasif.
Kepunahan dapat terjadi secara alami, misalnya karena perubahan iklim yang
ekstrim yang pernah terjadi pada masa geologi jutaan tahun yang lalu. Kepunahan
secara alami juga dapat disebabkan oleh epidemi penyakit, asteroid atau spesies
invasif.
4. Upaya Pelestarian
Kekayaan flora dan fauna adalah sebuah anugerah dan potensi yang dapat
dimanfaatkan untuk kesejahteraan dengan catatan tidak melebihi batas yang telah
ada sehingga tidak menganggu kelestarian. Namun, tentunya tidak semua oknum
memiliki kesadaraan dalam menjaga kelestarian flora dan fauna di Indonesia. Tidak
jarang ditemukan flora dan fauna dalam keadaan tidak bernyawa karena dibunuh
oleh manusia untuk kepentingan pribadinya. Hal ini terus menjadi sorotan, karena
jika tidak dihentikan maka akan menganggu kelestarian alam. Salah satu cara yang
dapat diterapkan untuk mengendalikan penurunan jumlah dan mutu kehidupan flora
fauna adalah dengan melakukan kegiatan konservasi secara in-situ maupun ex-situ.
Keduanya memiliki beberapa perbedaan, yaitu:
19 | P a g e
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
a. Konservasi in-situ (dalam kawasan) adalah perindungan populasi dan
komunitas alami. Konservasi flora dan fauna secara in-situ dilakukan di habitat
aslinya. Hal ini bertujuan agara flora dan fauna tersebut dapat menjalani
kehidupannya secara alami. Contoh tempat untuk melakukan konservasi secara
in-situ adalah:
- Cagar alam merupakan tempat suaka alam karena kondisi didalamnya
memiliki kekhasan tumbuhan, hewan, maupun ekosistem yang dilindungi
dan perkembangannya berlangsung secara alami.
- Suaka marga satwa merupakan kawasan hutan yang memiliki ciri khas yaitu
didalamnya terdapat keanekaragaman satwa yang membutuhkan
perlindungan untuk melestarikan hidupnya.
- Hutan lindung merupakan kawasan hutan yang ditetapkan pemerintah
sebagai hutan yang dilindungi oleh undang-undang karena memiliki fungsi
ekologis yang besar, terutama berkaitan dengan tata air dan kesuburan tanah
agar manfaatnya tetap dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
- Taman nasional merupaka kawasan pelestarian alam yang memiliki
ekosistem asli dan alami, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan
untuk tujuan penelitian, pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya dan
pariwisata.
Gambar 2.3 Taman Nasional Baluran (contoh pelestarian in-situ)
b. Konservasi ex-situ adalah konservasi yang dilakukan di luar habitat aslinya,
dimana flora atau fauna yang akan dikonservasi diambil, kemudian dipelihara
disuatu tempat tertentu yang dijaga keamanannya maupun kesesuaian
ekologinya. Konservasi ex-situ tersebut dilakukan dalam uapaya pengelolaan
jenis satwayang memerlukan perlindungan dan pelestarian. Tujuan dari
perlindungan dan pelestarian alam tidak hanya untuk menyelamatkan jenis
tumbuhan dan hewan dari ancaman kepunahan, akan tetapi mengusahakan
terjaminnya keanekaragaman hayati dan keseimbangan unsur-unsur ekosistem
yang telah mengalami gangguan akibat meningkatnya aktivitas manusia yang
menambah kawasan hutan alam. Kawasan konservasi ex-situ sama pentingnya
dengan kawasan konservasi in-situ dan mempunyai peran yang saling
melengkapi. Beberapa contoh tempat pelestarian secara ex-situ yaitu:
20 | P a g e
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
- Kebun binatang merupakan tempat fauna dipelihara dalam lingkungan
buatan sebagai upaya konservasi dan digunakan sebagai sarana rekreasi.
Pengelolaan kebun binatang ada yang dikelola oleh pihak swasta maupun
dikelola BUMD (badan usaha milik daerah).
- Kebun botani merupakan lahan yang ditanami berbagai jenis flora sebagai
upaya konservasi, keperluan koleksi, dan penelitian.
- Taman hutan raya merupakan kawasan pelestarian alam dengan tujuan
koleksi flora maupun fauna yang alami atau bukan alami, jenis asli dan atau
bukan asli yang memiliki manfaat sebagai tempat konservasi, penelitian,
ilmu pengetahuan, dan pendidikan.
- Arboretum merupakan bahasa latin, berasal dari kata arbor yang berarti
pohon dan retum yang berarti tempat. Arboretum adalah sebuah tempat
yang digunakan sebagai tempat perkembangbiakan flora untuk tujuan
penelitian dan konservasi
- Taman safari merupakan sebuah tempat wisata keluarga yang berwawasan
lingkungan dengan berorientasi pada habitat satwa di alam bebas sebagai
sarana edukasi.
-
Gambar 2.4 Taman Safari Bogor
5. Manfaat Keanekaragaman Hayati
Dengan tingginya tingkat keanekaragaman hayati, tentunya memberikan
manfaat yang besar bagi kehidupan terutama untuk kesejahteraan manusia jika
dikelola tanpa melebihi batas yang telah ditentukan. Manfaat yang ditimbulkan dari
keanekaragaman hayati yaitu:
a. Manfaat Ekonomi Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman jenis flora dan fauna, memiliki nilai ekonomis yang
dapat diperbarui dan dimanfaatkan secara berkelanjutan.
- Contoh nilai ekonomis dari flora yaitu pada kayu. Beberapa jenis kayu
memiliki manfaat bagi kepentingan masyarakat Indonesia maupun untuk
kepentingan ekspor. Jenis kayu-kayu tersebut antara lain adalah kayu
ramin, gaharu, merariti, dan jati jika di ekspor akan menghasilkan devisa
bagi negara. Selain dijual tanpa diolah, kayu juga dapat dijual denga diubah
21 | P a g e
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
menjadi bentuk lain misalnya dibuuat kerajinan atau perabotan yang
memiliki niai jual tinggi. Selain kayu, beberapa tumbuhan juga dapat
dijadikan sebagai sumber makanan yang mengandung karbohidrat, protein,
vitamin serta ada tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat-oabatan
dan kosmetika.
- Contoh nilai ekonomis dari fauna yaitu dapat dimanfaatkan sebagai sumber
makanan dan untuk kegiatan industri. Contonya yaitu ayam dapat
dibudidayakan dan menghasilkan banyak keuntungan bagi peternak. Laut
menghasilkan ikan dan kerang yang kaya akan protein dan hewan di laut
merupakan daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke pantai.
b. Manfaat Ekologi Keanekaragaman Hayati
Ekologi berkaitan erat dengan lingkungan. Keanekaragaman hayati
merupakan komponen ekosistem yang sangat penting, misatnya hutan hujan
tropis. Keberadaan hutan hujan tropis yang luas, membuat Indonesia menjadi
negara penghasil oksigen terbesar ke-2 di dunia. Hutan hujan tropis memiliki
nilai ekologis atau nilai lingkungan yang penting bagi bumi, antara lain:
- Merupakan paru-paru bumi Kegiatan fotosintesis hutan hujan tropis dapat
menurunkan kadar karbondioksida (CO2) di atmosfer, yang berarti dapat
mengurangi pencemaran udara dan dapat mencegah efek rumah kaca.
- Dapat menjaga kestabilan iklim global, yaitu mempertahankan suhu dan ke
lembaban udara.
c. Manfaat Farmasi Keanekaragaman Hayati
Kesehatan merupakan anugerah tuuhan yang sangat berharga. Namun,
tidak selalu manusia dalam keadaan sehat. Hal ini, mendorong berkembangnya
dunia medis. Manusia telah lama menggunakan sumber daya hayati untuk
kepentingan medis. Sedikitnya ada 5.100 spesies tumbuhan telah digunakan
masyarakat untuk ramuan olahan cina. Sekitar 80% penduduk di Dunia ketiga
(lebih kurang 3 milyar) tergantung pada pengobatan tradisonal. Selain
pengobatan tradisional, pengobatan moderenpun sangat tergantung pada
keragaman hayati terutama tumbuhan dan mikroba. Sumber daya dari tanaman
liar, hewan dan mikroorganisme juga sangat penting dalam pencarian bahan-
bahan aktif bidang kesehatan. Banyak obat-obatan yang digunakan saat ini
berasal dari tanaman; beberapa antibiotik, berasal dari mikroorganisme, dan
struktur kimia baru ditemukan setiap saat.
d. Manfaat Industri Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan
(dapat mendatangkan devisa untuk industri). Misalnya untuk bahan baku
industri, rempah-rempah, dan perkebunan. Sebagai contoh yaitu pemanfaatan
kayu gaharu dan cendana untuk industri kosmetik, kayu jati dan rotan untuk
meubel, teh dan kopi untuk industri minuman, gandum dan kedelai untuk
industri makanan, dan ubi kayu untuk menghasilkan alcohol. Rempah-rempah,
misalnya lada, vanili, cabai, bumbu dapur. Perkebunan misalnya: kelapa sawit
dan karet.
e. Manfaat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
22 | P a g e
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
Ilmu pengetahuan dan teknologi selaluu berkembang seiring dengan
majunya peradaban. Kekayaan aneka flora dan fauna sudah sejak lama
dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini masih
banyak jenis hewan dan tumbuhan yang belum dipelajari dan belum diketahui
manfaatnya. Dengan demikian keadaan ini masih dapat dimanfaatkan sebagai
sarana pengembangan pengetahuan dan penelitian bagi berbagai bidang
pengetahuan. Misalnya penelitian mengenai sumber makanan dan obat-obatan
yang berasal dari tumbuhan.
23 | P a g e
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
C. Ringkasan
➢ Pembagian daerah persebaran flora dan fauna di Indonesia didasarkan pada garis
Wallace dan garis Weber. Garis Weber adalah garis khayal yang memisahkan flora
dan fauna di Indonesia menjadi tipe asiatis dan tipe australia. Sedangkan garis
Wallace adalah garis yang memisahkan wilayah geografi hewan Asia dengan
hewan Australasia.
➢ Persebaran Flora
1. Flora Dataran Sunda (Flora Asiatis)
Terdapat pada wilayah di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Bali.
Contoh: tumbuhan jenis meranti-merantian, berbagai jenis rotan dan berbagai
jenis nangka.
2. Flora Dataran Sahul (Flora Australis)
Terdapat pada wilayah Papua dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Contoh: cemara, eben hitam, kenari hitam, dan sagu.
3. Flora Daerah Peralihan
Terdapat pada wilayah Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara.
Contoh: jenis dari suku Araucariaceae, Myrtaceae, dan Verbenaceae.
➢ Persebaran Fauna
1. Fauna Tipe Asiatis
Terdapat di kawasan barat Indonesia antara lain Sumatera, Jawa, Bali dan
Kalimantan.
Contoh: gajah, harimau, banteng, dan badak.
2. Fauna Tipe Australis
Terdapat di kawasan timur Indonesia antara lain Maluku, Nusa Tenggara, dan
Papua.
Contoh: biawak, kuskus dan burung cendrawasih.
3. Fauna Tipe Peralihan
Terdapat di Sulawesi.
Contoh: anoa dan babi rusa.
➢ Flora dan fauna dapat mengalami kepunahan disebabkan oleh 2 faktor utama,
yaitu kerusakan habitat atau pemanfaatan sumberdaya alam dengan cara yang
merusak serta pemanfaatan spesies yang tidak berkelanjutan seperti perburuan dan
perdagangan ilegal.
➢ Upaya Pelestarian
1. Konservasi in-situ (dalam kawasan) adalah perlindungan populasi dan
komunitas alami yang dilakukan di habitat aslinya.
Contoh : cagar alam, suaka margasatwa, hutan lindung, taman nasional.
2. Konservasi ex-situ adalah konservasi yang dilakukan di luar habitat aslinya,
dimana flora atau fauna yang akan dikonservasi diambil, kemudian dipelihara
disuatu tempat tertentu yang dijaga keamanannya maupun kesesuaian
ekologinya.
Contoh : kebun binatang, kebun botani, arboretum, dan taman safari.
24 | P a g e
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
D. Penugasan Mandiri
Peta Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia
Tujuan:
Menyusun peta persebaran flora dan fauna di Indonesia dan menempatkan hewan dan
tumbuhan endemik dan langka berdasarkan persebarannnya.
Media:
Berbagai sumber referensi yang terkait
Langkah-langkah kegiatan:
• Carilah referensi yang terkait dengan peta persebaran flora dan fauna
• Cetaklah peta tersebut
• Buatlah garis yang memisahkan masing-masing daerah persebaran fauna di
Indonesia
• Identifikasilah hewan dan tumbuhan khas dan langka yang terdapat di daerah Anda
kemudian gambar/cetak dan tempelkan pada peta yang telah Anda buat
• Tuliskan pendapat Anda mengapa hewan/tumbuhan tersebut langka dan upaya apa
yang dapat dilakukan untuk mencegah kepunahannya.
E. Latihan Soal
1. Berikut ini adalah daerah-daerah yang termasuk kawasan Malesiana, kecuali...
A. Filipina
B. Indonesia
C. Semenanjung Malaya
D. Australia
E. Papua Nugini
2. Berikut ini yang termasuk fauna tipe Australis adalah....
A. Anoa, Komodo, Kuskus
B. Gajah, Badak bercula satu, burung merak
C. Kangguru, Cenderawasih, Burung kasuari
D. Anoa, gajah, badak jawa
E. Komodo, babi rusa, beruang
3. Garis yang memisahkan jenis fauna (hewan) Indonesia bagian timur dengan bagian
tengah adalah..
A. Garis weber
B. Garis khatulistiwa
C. Garis wallace
25 | P a g e
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
D. Garis lintang
E. Garis bujur
4. Berikut yang termasuk flora khas Indonesia bagian timur adalah
A. Bunga bangkai, matoa, sagu
B. Sagu, matoa, pala
C. Bunga padma, kayu jati, sagu
D. Bunga bangkai, bunga padma, bunga payung
E. Sagu, matoa, kayu jati
5. Berikut ini adalah aktivitas manusia yang dapat menyebabkan punahnya hewan
atau tumbuhan, kecuali...
A. Membangun tempat tinggal baru dalam hutan
B. Memburu hewan langka
C. Membuat cagar alam
D. Perluasan lahan pertanian
E. Pertambangan
6. Salah satu upaya menjaga keanekaragaman hayati adalah
A. Penanaman secara monokultur
B. Membuang limbah rumah tangga ke sungai
C. Perburuan hewan
D. Menangkap ikan menggunakan peledak
E. Pelestarian hewan secara ex situ dan in situ
7. Berikut ini adalah upaya pelestarian keanekaragamanhayati yang dilakukan di
Indonesia.
1) Pemeliharaan taman laut Bunaken
2) Perlindungan bunga bangkai di Bengkulu
3) Pelestarian kebun plasma nutfah di Cibinong
4) Pelestarian badak bercula satu di Ujung Kulon
5) Pembangunan bman buah mekarsari di Cileungsi
Yang merupakan upaya pelestarian secara ex situ adalah….
A. 1dan 2
B. 1dan 4
C. 2 dan 3
D. 3 dan 5
26 | P a g e
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
E. 4 dan 5
8. Berikut ini yang tidak termasuk usaha pelestarian spesies secara in situ adalah
A. Cendrawasih di Papua
B. Badak bercula satu di Banten
C. Tembakaui Indonesia
D. Anoa di Sulawesi
E. Maleo di Sulawesi
9. Perlindungan alam di ujung kulon dilakukan tanpa campur tangan manusia, kecuali
jika dipandang perlu. Perlindungan alam tersebut bertujuan....
A. Melindungi hewan yang terancam punah
B. Untuk penelitian dan kepentingan ilmiah
C. Sebagai taman rekreasi dan wisata
D. Untuk melindungi hewan tertentu secara ex situ
E. Melindungi komunitas tumbuhan tertentu
10. Garis yang memisahkan jenis fauna (hewan) Indonesia bagian barat dengan bagian
tengah adalah..
A. Garis weber
B. Garis khatulistiwa
C. Garis wallace
D. Garis lintang
E. Garis bujur
F. Penilaian Diri
Lakukan penilaian diri untuk mengetahui seberapa jauh Anda memahami materi
pada kegiatan pembelajaran 1. Berilah tanda centang (√) pada kolom jika sesuai atau
tidak sesuai dengan yang dirasakan.
No Deskripsi Kompetensi Hasil Penilain Diri
Ya Tidak
1 Apakah Anda dapat menjelaskan penyebaran
flora di Indonesia ?
27 | P a g e
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
2 Apakah Anda dapat menjelaskan penyebaran
fauna di Indonesia ?
3 Apakah Anda dapat menjelaskan ancaman
terhadap pelestarian flora dan fauna di Indonesia ?
4 Apakah Anda dapat menjelaskan
upaya pelestarian flora dan fauna di Indonesia ?
5 Apakah Anda dapat menjelaskan manfaat
keanekaragaman hayati bagi kehidupan ?
Jika menjawab “Tidak” pada salah satu pertanyaan di atas maka pelajari kembali
modul kegiatan pembelajaran. Jika menjawab “Ya “ pada semua pertanyaan, maka
lanjutkan ke kegiatan pembelajaran selanjutnya.
28 | P a g e
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
KUNCI JAWABAN DAN PEMBAHASAN
A. Kunci Jawaban Pembahasan Latihan Soal Kegiatan 1
No Kunci Jawaban Pembahasan
Soal
1A Jenis mangga mempunyai berbagai variasi,
Mangga manalagi, hal ini disebabkan faktor gen yang
mangga geding, dan bervariasi. Mangga dalam satu jenis
mangga harum manis memiliki rasaa dan tekstur yang berbeda
beda begitupun dari segi penampilan fisik
tanamannya.
2C Keanekaragaman jenis adalah perbedaan
Morfologi dan anatomi yang dapat ditemukan pada suatu
komunitas. Perbedaan dapat ditemukan
dengan memperhatikan anatomi dan
morfologi.
3D Keanekaragaman hayati (Biodiversity)
Biodiversitas Keanekaragaman hayati adalah tingkat
variasi bentuk kehidupan dalam, mengingat
ekosistem bioma spesies atau seluruh
planet. Keanekaragaman hayati adalah
ukuran dari kesehatan ekosistem.
Keanekaragaman hayati adalah sebagian
fungsi dari iklim.
4A Ciri-ciri air tawar
(1), (2), (3) - Salinitas rendah, di bawah 1 %.
- Dipengaruhi iklim dan cuaca.
- Suhu bervariasi sangat rendah.
- Penetrasi masuknya cahaya kurang.
5B Karena hutan hujan tropis memiliki
Hutan hujan tropis variasi spesies terbanyak dibandingkan
dengan ekosistem lainnya.
29 | P a g e
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
6E Felis catus (kucing rumah) dan Felis
Spesies silvestris (kucing liar) sama-sama berasal
dari genus felis.
7A Faktor yang dapat menjaga serta
Klasifikasi meningkatkan keanekaragam hayati
diantaranya ialah faktor keturunan
(genetik), perkawinan antar jenis /
spesies, faktor lingkungan klimatik (iklim),
faktor lingkungan edafik (tanah), dan faktor
lingkungan fisiografik, faktor adaptasi,
faktor domestikasi, dan faktor interaksi gen
dengan lingkungan.
8B Konservasi secara in situ yaitu konservasi
Cagar alam yang dilakukan langsung di habitat aslinya,
seperti cagar alam, taman nasional
sedangkan konservasi ek situ adalah
konservasi yang dilakukan di luar habitat
aslinya, seperti kebun raya, kebun binatang,
kebun koleksi, dan taman safari.
9C Ciri-ciri hutan hujan tropis diantaranya:
Banyak pohon besar dan (1) terdapat banyak pohon berukuran besar,
heterogen
tinggi, dan lebat
(2) memiliki kelembaban yang tinggi
(3) memiliki vegetasi tanaman berlapis
(4) sinar matahari tidak mampu
menjangkau dasar hutan
(5) jenis tumbuhan heterogen (banyak
jenisnya)
(6) memiliki daya regenerasi tinggi
(7) terdapat genangan air di dasar hutan
10 C Keseimbangan lingkungan bukan
Keseimbangan lingkungan merupakan penyebab hilangnya
keanekaragaman hayati, justru
30 | P a g e
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
keseimbangan lingkungan diperlukan agar
lingkungan tetap lestari.
PEDOMAN PENSKORAN
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Nilai = J u m l a h S k o r x 100
h ko k i
Konversi tingkat penguasaan:
90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan Kegiatan Belajar 2. Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi
Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.
B. Kunci Jawaban Pembahasan Latihan Soal Kegiatan 2
No Kunci Jawaban Pembahasan
Soal
1E Flora indo-malaya meliputi tumbuhan yang
Papua Nugini hidup di wilayah India, Vietnam, Thailand,
Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Flora
yang tumbuh di Malaysia, Indonesia, dan
Filipina biasa disebut sebagai kelompok
flora malesiana. Papua Nugini tidak
termasuk kedalam kawasan Malesiana.
2C Kangguru, cendrawasih, dan burung kasuari
Kangguru, cendrawasih, termasuk fauna tipe Australis. Ciri fauna
burung kasuari Australis diantaranya yaitu terdapat banyak
31 | P a g e
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
3A mamalia berukuran kecil, terdapat hewan
Garis Weber berkantung, jenis burung memiliki warna
bulu indah namun memiliki suara yang
4B kurang bagus
Sagu, matoa, pala Garis weber merupakan garis yang
memisahkan jenis fauna bagian timur
denganbagian tengah sedangkan garis
wallace merupakan garis yang memisahkan
jenis fauna bagian tengah dengan bagian
barat. Dengan adanya garis ini maka
Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah
fauna yaitu Oriental (Asiatis), Australis,
dan Peralihan
Sagu, matoa, dan pala adalah jenis flora ciri
khas dataran Sahul atau Indonesia bagian
timur.
5C Membuat cagar alam bukan merupakan
Membuat cagar alam aktivitas yang cepat menyebabkan punahnya
hewan atau tumbuhan. Membuat cagar alam
termasuk kedalam konservasi atau
perlindungan hewan dan tumbuhan
6E Salah satu usaha untuk menjaga
Pelestarian ex situ dan in keanekaragaman hayati yaitu dengan
situ konservasi atau perlindungan terhadap
hewan atau tumbuhan. Ada dua jenis
konservasi yaitu secara in situ (di dalam
habitatnya) dan ex situ (di luar habitatnya).
7D Pelestarian ex situ adalah pelestarian
3 dan 5 hewan/tumbuhan langka di luar habitat
aslinya. Dari data diatas yang termasuk
pelestarian ex situ yaitu nomor 3 dan 5
8C Pelesarian in situ adalah pelestarian hewan
Tembakau di Indonesia atau tumbuhan langka di habitat aslinya.
32 | P a g e
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
Jadi, yang ”tidak termasuk" usaha
pelestarian spesies secara in situ adalah
termbakau di Indonesia.
9A Perlindungan alam di ujung kulon bertujuan
Melindungi hewan yang untuk melindungi hewan-hewan yang
terancam punah
terancam punah. Di taman ujung kulon
melindungi hewan badak bercula satu,
banteng, dan harimau loreng.
10 C Garis Wallace merupakan garis yang
Garis wallace memisahkan jenis fauna bagian Tengah
dengan
bagian Barat. Dengan adanya garis weber
dan wallace, maka Indonesia dibagi
menjadi tiga wilayah
fauna, yaitu Oriental (Asiatis), Australis,
dan Peralihan.
PEDOMAN PENSKORAN
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Nilai = J u m l a h S k o r x 100
h ko k i
Konversi tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan
Kegiatan Belajar 2. Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan
Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.
33 | P a g e
Modul Biologi SMA/MA Kelas X KD 3.2
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z., Purnomo, dan Candra P. 2020. Keanekaragaman Hayati Sebagai Komunitas:
Berbasis Autentitas Kawasan. Jombang: UNWAHA Press.
Alfiani, Martha. 2014. Biologi Keanekaragaman Hayati Untuk SMA/MA. Program Studi
Pendidikan Biologi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Anshori, Moch dan Djoko Martono. 2009. Biologi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) –
Madrasah Aliyah (MA) Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Kistinnah, Idun dan Endang Sri Lestari. 2009. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya
SMA/MA. Jakarta: CV. Putra Nugraha.
Kusmana, Cecep dan Agus Hikmat. 2015. Keanekaragaman Hayati Flora di Indonesia. Jurnal
Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Vol. 5 (2): 187-198.
Kuspriyanto. 2015. Upaya Konservasi Keanekaragaman Hayati di Kawasan Lindung di
Indonesia. METAFORA. Vol. 1 (2): 134-142.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). 2014. Kekinian Keanekaragaman Hayati
Indonesia. Jakarta: LIPI Press.
Siboro, Thiur Dianti. 2019. Manfaat Keanekaragaman Hayati Terhadap Lingkungan. Jurnal
Ilmiah Simantek. Vol. 3 (1).
34 | P a g e