MATERI MENDESKRIPSIKAN KONSEP PERMINTAAN, PENAWARAAN DAN HARGA PASAR (MARKET EQUILIBRIUM) A. Permintaan 1. Pengertian Permintaan adalah jumlah barang dan jasa tertentu yang di minta (di beli) pada berbagai kemungkinan tingkat harga dan dalam kurun waktu tertentu. Permintaan terciptaan apabila pembeli memiliki keinginan untuk membeli barang dan jasa yang di sertai kemampuan untuk membayarnya. Terdapat teori permintaan yng menjelaskan tentang sifat hubungan antara jumlah barang yang diminta/dibeli oleh masyarakat dengan mempertibangkan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Sebagai contoh seseorang yang hendak membeli makanan, selain mempertimbangkan harga makanan tersebut, ia juga mempertimbangkan citra rasa makanan, selera lidah. 2. Faktor faktor permintaan Berikut adalah faktor faktor penting yang mempengaruhi permintaan yaitu : 2.1 Harga barang/jasa merupakan faktor terpenting dalam jumlah permintaan sehingga hukum permintaan “semakin tinggi harga suatu barang, semakin sedikit permintaan pada barang tersebut, sebaliknya semakin rendah harga suatu barang, semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut, cateris paribus”. Hubungan timbal balik terjadi antara harga dan jumlah barang yang diminta. Digambarkan dalam kurva sumbu X dan Y. Kurva permintaan adalah kurva yang mengambarkan hubungan antara harga barang yang diminta oleh masyarakat. Perhatikan gambar 1 berikut yang mengambarkan kurva permintaan
Kurva permintaan dibuat berdasarkan daftar permintaan yang berupa tabel yang berisi gambaran angka angka tentang hubungan antara harga dan jumlah barang/jasa yang diminta oleh masyarakat. Contoh tabel 1 permintaan untuk kurva seperti gambar tersebut yaitu Keadaan Harga Jumlah 1 12.000 10 2 11.000 20 3 10.000 30 4 9.000 40 5 8.000 50 Dalam menganalisis permintaan ada dua istilah yang harus di bedakan yaitu permintaan dan jumlah barang yang di minta. Permintaan adalah keseluruhan dari kurva permintan sedangkan jumlah barang yang di minta (Quantity Demand) adalah banyaknya barang yang diminta pada berbagai tingkat harga. 2.2 Harga barang lain. Hubungan antara barang/jasa lain di bedakan menjadi tiga yaitu: barang/jasa penganti (subtituse), barang/jasa pelengkap (complementer) dan barang netral. Barang penganti adalah barang yang dapat mengantikan fungsi barang lain. Contohnya alat transfortasi online seperti maxim yang dapat di gantikan oleh grab. Faktor ini dapat mempengaruhi jumlah permintaan barang/jasa yang mmepunyai fungsi yang sama, karena itu jika maxim menaikan tariff penggunaan, maka permintaan pada grab semakin meninggkat meski pun tidak menurunkan harga tarif. Barang/jasa pelengkap adalah barang/jasa yang di butuhkan agar barang/jasa lain dapat berfungsi. Misalnya telepon dengan pulsa atau kuota. Jika pengguna telepon meningkat, maka permintaan terhadap pulsa/kuota juga akan meningkat. Barang netral adalah barang yang tidak mempengaruhi terhadap barang lain contohnya beras dan baju. 2.3 Pendapataan masyarakat. Jika suatu barang tergolong normal maka dan terjadi peningkatan pendapatan masyarakat maka, akan terjadi peningkatan permintaan terhadap barang/jasa tersebut. Misalnya laptop, jika masyarakat memiliki
penghasilaan meningkat maka, permintaan terhadap laptop tersebut juga meningkat. Namun, jika barang bersifat barang inferior, peningkatan terhadap pendapataan masyarakat akan menyebabkan penurunan permintaan terhadap barang/jasa tersebut. Misalnya kompor minyak tanah dan kompor gas, pendapataan masyarakat meningkat, prmintaan terhadap kompor minyak tanah menurun. 2.4 Distribusi pendapataan. Misalnya, pemerintah menaikan pajak terhadap masyarakat dengan penghasilaan tinggi, kemudian pajak tesebut di konstribusikan untuk masyarakat dengan pendapataan rendah. Pada hal ini akan mengalami perubahaan permintaan terhadap beberapa barang/jasa. Barang barang yang di beli oleh masyarakat kalangan atas cendrung relative lebih mahal akan berkurang, Sebaliknya barang barang yang di komsumsi masyarakat berpenghasilan rendah yang relative mahal akan meningkat. 2.5 Citra rasa masyarakat. Misalnya masyarakat secara umum menyukai produk tertentu (barang X) maka, permintaan terhadap barang X akan meningkat. Contohnya masyarakat di kota A lebih menyukai mobil buatan Jepang karena irit BBM di banding moil Amerika atau Eropa , maka kurva permintaan terhadap mobil Jepang akan bergeser kekanan. 2.6 Ramalan mengenai keadaan dimasa yang mendatang. Jika mengetahui prediksi BBM meningkat pada bulan selanjutnya, maka permintaan terhadap BBM akan meninggkat meski pun harga BBM belum mengalami perubahaan . Kurva permintaan BBM akan bergeser kekanan. Jika para mengamati ekonomi bahwa akan terjadi resesi ekonomi pada bulan depan, maka masyarakat akan mengurangi komsumsi termasuk BBM. Akibatnya permintaan terhadap BBM menurun meskipun harga tetap (kurva BBM bergeser ke kiri). 3. Jenis jenis permintaan 3.1 Berdasarkan daya beli konsumenya • Permintaan absolut, permintaan terhadap barang/jasa yang di iringi dengan kemampuan untuk membeli sehingga lebih merupakan anggan angan. Misalnya seseorang yang ingin membeli sepatu olahraga dengan harga Rp. 1. 500.000 tetapi, tidak memiliki cukup uang untuk membelinya. • Permintaan potensial, permintaan terhadap barang/jasa yang didukung kepemilikan sejumlah uang atau kemampuan daya beli, namun masih berupa
rencana karena adanya barang alternative. Biasanya orang orang akan membeli benda ini diringi dengan pengaruh iklan. Misalnya, seseorang yang memiliki cukup uang untuk membeli laptop, tetapi belum merasa perlu untuk membelinya. • Permintaan efektif, Permintaan efektif adalah permintaan yang disertai dengan daya beli konsumen dan telah melakukan pembelian. Misalnya, seseorang yang memiliki cukup uang untuk membeli ponsel dan telah membelinya. 3.2 Berdasarkan subjeknya/jumlah konsumenya • Permintaan individu, Permintaan individu adalah permintaan atas suatu barang atau jasa oleh seorang individu. Misalnya, permintaan Ibu Erni dan Ibu Rani terhadap bahan pokok makanan. • Permintaan pasar, Permintaan pasar adalah permintaan atas suatu barang atau jasa oleh seluruh konsumen dalam suatu pasar. Misalnya, permintaan terhadap beras di Indonesia. Tabel 2 contoh permintaan individu dan permintaan pasar No Nama barang Harga Barang Permintaan Ibu Erni Permintaan Ibu Rani Permintaan Pasar 1 Beras Rp 14.930/kg 15 18 33 2 Minyak goreng Rp 16.500/kg 25 13 38 3 Tepung Rp 9.500/kg 32 40 72 Berdasarkan tabel 2, Permintaan individu di tunjukan oleh kolom Ibu Erni dan Ibu Rani. Ibu Erni dan Ibu Rani memiliki perbedaan. Hal ini di sebabkan karena kebutuhan setiap individu berbeda. Sedangkan permintaan pasar merupakan jumlah permintaan individu antara Ibu Erni dan Ibu Rani. 4. Elasitisitas Permintaan Elastisitas permintaan harga adalah ukuran mengenai seberapa responsif jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga. Elastisitas permintaan (Ed) adalah derajat kepekaan yang disebabkan oleh perubahan harga barang sehingga terjadi
perubahan pada kuantitas barang yang diminta. Pengukuran elastisitas permintaan adalah dengan tingkat koefisien elastisitas. Elastisitas permintaan juga diartikan sebagai perbandingan persentase perubahan kuantitas barang yang diminta dengan persentase perubahan harga barang itu sendiri 4.1 Jenis jenis elastisitas permintaan • Elastis sempurna (Ed > ∞) Elastisitas sempurna terjadi jika perubahan harga menyebabkan perubahan jumlah permintaan secara tak terhingga. Artinya, jika harga suatu barang naik, maka jumlah permintaan akan turun menjadi nol. Contoh barang yang memiliki elastisitas sempurna adalah obat-obatan. • Elastis (Ed > 1) Elastisitas elastis terjadi jika perubahan harga menyebabkan perubahan jumlah permintaan yang signifikan. Artinya, jika harga suatu barang naik, maka jumlah permintaan akan turun secara signifikan. Contoh barang yang memiliki elastisitas elastis adalah pakaian, makanan ringan, dan barang elektronik. • Inelastis (Ed < 1) Elastisitas inelastis terjadi jika perubahan harga menyebabkan perubahan jumlah permintaan yang tidak signifikan. Artinya, jika harga suatu barang naik, maka jumlah permintaan akan turun secara tidak signifikan. Contoh barang yang memiliki elastisitas inelastis adalah barang-barang kebutuhan pokok, seperti beras, minyak goreng, dan gula pasir. • Inelastis sempurna (Ed = 0) Elastisitas inelastis sempurna terjadi jika perubahan harga tidak menyebabkan perubahan jumlah permintaan. Artinya, meskipun harga suatu barang naik, jumlah permintaan tetap sama. Contoh barang yang memiliki elastisitas inelastis sempurna adalah barang-barang yang tidak memiliki pengganti yang sempurna, seperti air, listrik, dan tanah. B. Penawaran 1. Pengertian Penawaran adalah keseluruhan jumlah barang yang bersedia ditawarkan pada berbagai tingkat harga tertentu dan waktu tertentu. Penawaran dan produksi mempunyai
hubungan yang sangat erat. Hal-hal yang mendorong dan menghambat kegiatan produksi berpengaruh terhadap jumlah penawaran. 2. Faktor faktor yang mempengaruhi penawaran 2.1 Biaya produksi Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh produsen untuk menghasilkan suatu barang atau jasa. Biaya produksi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah seiring dengan perubahan jumlah barang yang diproduksi, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang berubah seiring dengan perubahan jumlah barang yang diproduksi. Biaya produksi memiliki hubungan yang berbanding terbalik dengan penawaran. Artinya, jika biaya produksi meningkat, maka penawaran akan menurun. Hal ini disebabkan karena produsen akan berupaya untuk mengurangi kerugian dengan mengurangi jumlah barang yang diproduksi. Sebaliknya, jika biaya produksi menurun, maka penawaran akan meningkat. Hal ini disebabkan karena produsen akan memperoleh keuntungan yang lebih besar dengan memproduksi lebih banyak barang. Contohnya pada saat harga bahan baku naik, maka biaya produksi produsen barang yang menggunakan bahan baku tersebut juga akan naik. Akibatnya, produsen akan mengurangi jumlah barang yang diproduksi untuk memenuhi permintaan pasar yang menurun. Secara umum, hubungan antara biaya produksi dan penawaran dapat digambarkan dalam bentuk kurva penawaran. Kurva penawaran menunjukkan hubungan antara harga barang dan jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen. Kurva penawaran memiliki kemiringan negatif, yang berarti bahwa harga dan jumlah barang yang ditawarkan bergerak dalam arah yang berlawanan. Sesuai dengan hukum penawaran “Semakin tinggi harga suatu barang akan semakin tinggi penawaran terhadap barang tersebut, begitu pula sebaliknya semakin rendah harga suatu barang maka semakin rendah pula penawaran terhadap barang tersebut. ceteris paribus. Dengan demikian terdapat hubungan yang berbanding lurus antara harga dan jumlah barang yang ditawarkan. Jika digambarkan dalam sebuah kurva pada sumbu X dan Y, penawaran akan naik dari kiri bawah ke kanan atas. Perhatikan tabel 3 berikut ini!
Harga per kotak Kuantitas yang di tawarkan Rp 150.000.00 10 pasang Rp 200.000.00 20 pasang Rp 255.000.00 30 pasang Rp 300.000.00 40 pasang Rp 350.000.00 50 pasang Pada waktu harga rendah, tidak banyak produsen yang menjual barangnya karena harga tersebut hanya memberi keuntungan yang sangat kecil bagi mereka, atau bahkan harga tersebut belum menutupi biaya produksi yang dikeluarkan untuk membuat produk tersebut. Namun, pada saat harga tinggi, jumlah barang yang ditawarkan meningkat karena harga yang tinggi tersebut memberikan selisih keuntungan yang besar. Berdasarkan data yang di proleh dari tabel 3 maka di proleh gambar 2 kurva penawaran 2.2 Kemajuan teknologi Kemajuan teknologi dapat membantu produsen untuk memproduksi barang dengan lebih efisien, sehingga biaya produksinya menjadi lebih rendah. Hal ini akan mendorong produsen untuk menawarkan lebih banyak barang, karena mereka dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar. Misalnya, dengan menggunakan mesin pertanian modern, petani dapat memanen hasil pertanian lebih cepat dan dengan biaya yang lebih rendah. Hal ini akan mendorong petani untuk menanam lebih banyak tanaman, sehingga jumlah pasokan beras, gandum, dan tanaman pangan lainnya akan meningkat.
Kemajuan teknologi juga dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja, sehingga produsen dapat menghasilkan lebih banyak barang dengan jumlah tenaga kerja yang sama. Hal ini juga akan mendorong produsen untuk menawarkan lebih banyak barang. Misalnya, dengan menggunakan robot industri, produsen dapat memproduksi mobil, komputer, dan barang-barang elektronik lainnya dengan lebih cepat dan efisien. Hal ini akan mendorong produsen untuk menawarkan lebih banyak barang-barang tersebut ke pasar. 2.3 Harapan laba Harapan laba adalah perkiraan tentang berapa banyak laba yang akan diperoleh perusahaan di masa depan. Harapan laba dapat mempengaruhi penawaran dengan dua cara yaitu harapan laba yang tinggi dapat mendorong produsen untuk meningkatkan penawaran. Hal ini karena produsen ingin memanfaatkan peluang untuk menghasilkan lebih banyak laba.Harapan laba yang rendah dapat mendorong produsen untuk mengurangi penawaran. Hal ini karena produsen ingin mengurangi risiko kerugian. 2.4 Faktor faktor Non ekonomi • Bencana alam. Bencana alam dapat menyebabkan penurunan penawaran barang dalam berbagai cara. Pertama, bencana alam dapat merusak sarana produksi, seperti pabrik, ladang, dan kebun. Kerusakan sarana produksi ini dapat menyebabkan penurunan jumlah barang yang dapat diproduksi. Kedua, bencana alam dapat mengganggu pasokan bahan baku, sehingga produsen tidak dapat memproduksi barang dalam jumlah yang diinginkan. Ketiga, bencana alam dapat menyebabkan gangguan transportasi, sehingga barang yang telah diproduksi tidak dapat didistribusikan ke pasar. • Kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi penawaran melalui berbagai cara. Pertama, kebijakan tarif impor dapat mempengaruhi penawaran barang impor. Tarif impor yang tinggi dapat membuat barang impor menjadi lebih mahal, sehingga produsen dalam negeri akan cenderung meningkatkan produksinya untuk memenuhi kebutuhan pasar. Kedua, kebijakan subsidi dapat mempengaruhi penawaran barang. Subsidi dapat mengurangi biaya produksi, sehingga produsen dapat menawarkan barang dengan harga yang lebih rendah. Ketiga, kebijakan pembatasan produksi dapat
mempengaruhi penawaran barang. Kebijakan ini dapat membatasi jumlah barang yang dapat diproduksi, sehingga penawaran barang akan berkurang. • Larangan impor. Larangan impor dapat meningkatkan penawaran barang dalam negeri. Hal ini karena produsen dalam negeri tidak perlu bersaing dengan produsen impor. Produsen dalam negeri dapat menjual barangnya dengan harga yang lebih tinggi, karena tidak ada pesaing dari luar negeri. 3. Jenis jenis penawaran 3.1 Berdasarkan pelakunya • Penawaran Individu adalah penawaran yang dilakukan oleh seorang penjual atau produsen. Penawaran individu ini biasanya dilakukan oleh produsen yang memiliki skala produksi kecil, sehingga tidak dapat mempengaruhi harga pasar. Dalam penawaran individu, terdapat hubungan yang positif antara harga dan jumlah barang yang ditawarkan. Artinya, jika harga suatu barang naik, maka jumlah barang yang ditawarkan juga akan naik. Sebaliknya, jika harga suatu barang turun, maka jumlah barang yang ditawarkan juga akan turun. • Penawaran Pasar adalah penawaran yang dilakukan oleh seluruh penjual atau produsen suatu barang atau jasa pada tingkat harga tertentu. Penawaran pasar ini biasanya dilakukan oleh produsen yang memiliki skala produksi besar, sehingga dapat mempengaruhi harga pasar. Dalam penawaran pasar, juga terdapat hubungan yang positif antara harga dan jumlah barang yang ditawarkan. Namun, hubungan tersebut tidak selalu linier. Dalam jangka pendek, hubungan tersebut dapat berbentuk kurva lurus yang naik dari kiri ke kanan. Namun, dalam jangka panjang, hubungan tersebut dapat berbentuk kurva cembung ke kanan. 3.2 Penawaran berdasarkan hubunganya dengan harga • Penawaran Normal adalah penawaran yang terjadi ketika harga suatu barang atau jasa naik, maka jumlah barang atau jasa yang ditawarkan juga naik. Penawaran normal ini terjadi karena produsen memiliki motivasi untuk meningkatkan keuntungan. Jika harga suatu barang atau jasa naik, maka produsen akan memperoleh keuntungan yang lebih besar jika mereka menawarkan lebih banyak barang atau jasa.
• Penawaran Terbalik adalah penawaran yang terjadi ketika harga suatu barang atau jasa naik, maka jumlah barang atau jasa yang ditawarkan justru turun. Penawaran terbalik ini terjadi karena produsen memiliki motivasi untuk mengurangi kerugian. Jika harga suatu barang atau jasa naik, maka produsen akan mengalami kerugian yang lebih besar jika mereka menawarkan lebih banyak barang atau jasa. 3.3 Penawaran berdasarkan hubungan dengan waktu • Penawaran Jangka Pendek adalah penawaran yang terjadi dalam jangka waktu yang pendek, sehingga tidak memungkinkan produsen untuk mengubah jumlah input yang digunakan. Dalam jangka pendek, produsen hanya dapat mengubah jumlah barang yang ditawarkan dengan mengubah jumlah input variabel, seperti tenaga kerja. • Penawaran Jangka panjang adalah penawaran yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang, sehingga produsen memiliki waktu untuk mengubah jumlah input yang digunakan. Dalam jangka panjang, produsen dapat mengubah jumlah barang yang ditawarkan dengan mengubah jumlah semua input, baik input tetap maupun input variabel. 4. Hukum dan kurva penawaran Hukum penawaran menyatakan “Semakin tinggi harga suatu barang akan semakin tinggi penawaran terhadap barang tersebut, begitu pula sebaliknya semakin rendah harga suatu barang maka semakin rendah pula penawaran terhadap barang tersebut. ceteris paribus. Dengan demikian terdapat hubungan yang berbanding lurus antara harga dan jumlah barang yang ditawarkan. Jika digambarkan dalam sebuah kurva pada sumbu X dan Y, penawaran akan naik dari kiri bawah ke kanan atas 5. Elatisitas Penawaran 5.1 Elastisitas penawaran inelastis sempurna (E = 0) Elastisitas penawaran inelastis sempurna menunjukkan bahwa jumlah penawaran barang tidak berubah sama sekali meskipun harga berubah. Hal ini terjadi jika barang tersebut tidak memiliki pengganti yang dapat menggantikannya, misalnya air, listrik, dan obat-obatan. 5.2 Elastisitas penawaran inelastis (0 < E < 1)
Elastisitas penawaran inelastis menunjukkan bahwa jumlah penawaran barang berubah relatif kecil dibandingkan dengan perubahan harga. Hal ini terjadi jika barang tersebut memiliki sedikit pengganti, misalnya minyak goreng, gula, dan beras. 5.3 Elastisitas penawaran uniter (E = 1) Elastisitas penawaran uniter menunjukkan bahwa jumlah penawaran barang berubah sama dengan perubahan harga. Hal ini terjadi jika barang tersebut memiliki banyak pengganti, misalnya pakaian, elektronik, dan makanan ringan. 5.4 Elastisitas penawaran elastis (E > 1) Elastisitas penawaran elastis menunjukkan bahwa jumlah penawaran barang berubah relatif besar dibandingkan dengan perubahan harga. Hal ini terjadi jika barang tersebut memiliki banyak pengganti dan mudah diproduksi, misalnya sepatu, mobil, dan pakaian. 5.5 Elastisitas penawaran elastis sempurna (E → ∞) Elastisitas penawaran elastis sempurna menunjukkan bahwa jumlah penawaran barang berubah tak terbatas dibandingkan dengan perubahan harga. Hal ini terjadi jika barang tersebut dapat diproduksi dengan sangat cepat dan mudah, misalnya barang-barang digital. C. Harga Keseimbangan 1. Pengertian Harga Keseimbangan (Harga Pasar) merupakan harga yang terjadi sebagai akibat interaksi permintaan dan penawaran terjadi di pasar, maka harga keseimbangan disebut harga pasar. Harga keseimbangan yang terbentuk oleh interaksi permintaan dan penawaran cenderung bersifat stabil. faktor-faktor selain harga barang atau jasa itu sendiri dapat menyebabkan baik kurva permintaan maupun penawaran bergeser ke kanan ataupun ke kiri. Menurut ilmu ekonomi harga keseimbangan merupakan harga yang terbentuk pada perpotongan antara kurva permintaan dan penawaraan. Dalam bahasa sederhana harga keseimbangan adalah harga kesepakatan antara penjual dan pembeli . harga keseimbangan terjadi akibat interaksi permintaan dan penawaran di pasar sehingga di sebut sebagai harga pasar. 2. Proses dan Faktor terbentuknya harga keseimbangan
Harga keseimbangan terjadi karena adanya interaksi antara penjual dan pembeli untuk melakukan kegiatan permintaan dan penawaran. Penjual menawarkan barang daganganya dengan harga yang sudah di tentukanya. Pembeli kemudian melakukan permintaan penurunan harga terhadap barang tersebut. Hal ini akan terus berlanjut hingga mencapai titik kesepakatan keduanya. Dalam melakukan kegiatan ini terdapat point penting yaitu dalam proses interaksi harus dilakukan secara wajar hingga tidak ada tekanan agar tidak merugikan sebelah pihak. Berdasarkan proses terbentuknya harga keseimbangan diatas, maka dapat di ketahui apa saja faktor faktor yang mempengaruhi harga keseimbangan tersebut. Faktor faktor yang mempengaruhinya yaitu: a. Permintaan terhadap barang atau jasa bertambah, tetapi jumlah barang atau jasa terbatas b. Besarnya biaya produksi c. Pandangan masa depan d. Selera konsumen e. Penawaran terhadap barang atau jasa bertambah,m tetapi daya beli konsumen tetap atau berkurang. 3. Peran dan fungsi harga keseimbangan Harga keseimbangan memberikan kesempatan pada penjual dan pembeli untuk menentukan harga yang di senangi keduanya. Selain itu pula, terdapat beberapa peran dan fungsi harga keseimbangan yaitu: a. Menunjukan perubahan kebutuhan masyarakat b. Memberikan stimulus kepada pengusaha untuk berinovasi pada perubahan permintaan c. Membantu penjua untuk menentukan penawaran d. Membantu produsen untuk memilih jenis barang yang di produksi e. Menenntukan hasil produksi diantara konsumen f. Menentukann teknologi yang tepat untuk proses produksi 4. Cara menghitung harga keseimbangan Dalam menghitung harga keseimbangan terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu: a. Menghitung dengan tabel
Salah satu cara yang dapat di gunakan yaitu menggunakan tabel yang dapat di lakukan dengan mudah yang berisi harga (P), Jumlah barang yang di minta (Qd), Jummlah barang yang di tawarkan (Qs). Dalam tabel harga berisi harga barang, Qd berisi jumlah barang ang diminta terhadap harga tersebut sedangkan dalam Qs berisi daftar jumlah unit yang ditawarkan dengan harga terkait. Untuk penjelasan detail, perhatikan tabel berikut: Berikut contoh tabel harga keseimbangan pada produk A P (Harga Barang) Qd (Jumlah barang yang diminta) Qs (Jumalah barang yag ditawarkan) Rp 12.000 200 120 Rp 14.000 180 140 Rp 16.000 160 160 Rp 18.000 140 180 Rp 20.000 120 200 b. Menghitung harga keseimbangan dengan kurva Cara menghitung mengunakan cara ini tidak jauh berbeda dengan cara sebelumnya. Hanya saja menjadikan P dan Q menjadi kurva. Harga keseimbangan terletak pada perpotongan antara D (permintaan) dan S (penawaran). Untuk lebih jelasnya perhatikan kurva berikut:
c. Menghitung Harga Keseimbangan dengan Pendekatan Matematis Pendekatan matematis diberlakukan jika data yang diperoleh merupakan fungsi permintaan dan penawaran. Harga keseimbangan akan terbentuk jika memenuhi rumus keseimbangan: Qd = Qs atau Pd = Ps Keterangan: Qd = jumlah barang yang diminta Qs = jumlah barang yang ditawarkan Pd = harga barang yang diminta Ps = harga barang yang ditawarkan Contoh sederhana dari penerapan rumus ini adalah misal diketahui fungsi permintaan Qd = 80 – P dan fungsi penawaran Qs = 8P – 100. Maka untuk menentukan harga dan jumlah keseimbangannya adalah dengan menerapkan rumus keseimbangan dahulu. Qd = Qs 80 – P = 8P – 100 -P – 8 P = -100 – 80 -9P = - 180 P = (-180/-9) P = 20 Berdasarkan rumus maka diperoleh harga (P) keseimbangannya yaitu 20. Maka untuk mencari jumlah (Q) keseimbangannya adalah dengan memasukkan nilai harga ke salah satu saja fungsi yang diketahui. Qd = 80 – P Qd = 80 – 20 Qd = 60 Jadi, didapatkan nilai jumlah (Q) keseimbangannya adalah 60. Nilai ini bisa dibuktikan kebenaranya karena jika dimasukkan ke rumus Qs juga akan menghasilkan nilai yang sama. Qs = 8P - 100 Qs = 8(20) – 100 Qs = 160 – 100
Qs = 60 Menggunakan rumus Qd maupun Qs nilainya akan sama. Berarti bahwa keseimbangan pasar tercapai pada harga P = 20 dan jumlah barang Q = 60 dan biasa ditulis titik keseimbangan harga (Equilibrium Price) E (60,20).