i KEBUTUHAN TENAGA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERDASARKAN KONSEP NEED ASSESSMENT DI SD NEGRI WILAYAH PADANGSAMBIAN KAJA DENPASAR BARAT TAHUN PELAJARAN 2022–2023 PROPOSAL SKRIPSI Diajukan kepada Sekolah Tinggi Agama Islam Denpasar Bali Program Studi Manajemen Pendidikan Islam untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan OLEH: DIAN AWAL JULIANI NPM: 2019125200494 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) DENPASAR BALI PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM 2023 M/1444 H
ii PERSETUJUAN Proposal Skripsi yang Berjudul : Kebutuhan Tenaga Guru Pendidikan Agama Islam berdasarkan Konsep Need Assessment di SD Negri Padangsambian Kaja Denpasar Barat Tahun Pelajaran 2022-2023 Nama : Dian Awal Juliani NPM : 2019125200494 Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam Setelah diteliti dan diadakan perbaikan seperlunya, kami dapat menyetujuinya untuk dipertahankan di depan Sidang Tim Penguji Proposal Skripsi Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Denpasar Bali. Denpasar, …. Januari 2022 Pembimbing I, Jumari, S.P., M.Pd. NIDN: 2103026701 Pembimbing II, H. Khoeron, M.Pd.I NIDN: 2121056401 Mengetahui: Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Islam STAI Denpasar Bali Dr. Sudarsono, S.Kom. I., M.Pd. I. NIDN: 2110069001
iii ABSTRAK Juliani, Dian Awal. 2022. Kebutuhan Tenaga Guru Pendidikan Agama Islam berdasarkan Konsep Need Assessment di SD Negri Padangsambian Kaja Denpasar Barat Tahun Pelajaran 2022-2023. Proposal Skripsi. Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Denpasar Bali. Dosen Pembimbing I: Jumari, S.P., M.Pd. dan Dosen Pembimbing II: H. Khoeron, M.Pd.I Kata Kunci: Kebutuhan Tenaga Guru, Pendidikan Agama Islam, Need Assessment Latar belakang dari rencana penelitian ini adalah Penyelengaraan Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Dasar Khususnya di Provinsi Bali saat ini belum optimal karena tidak sebandingnya jumlah guru dengan siswa sebagai akibat adanya kebijakan moratorium, ada yang pensiun dan tidak meratanya sebaran guru PAI. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data melalui teknik observasi, angket, wawancara dan dokumentasi Fokus penelitian ini adalah: 1) Bagaimana Perkembangan Kebutuhan Tenaga Guru Pendidikan Agama Islam di SD Negri Padangsambian Kaja Denpasar Barat Tahun Pelajaran 2022-2023?. 2) Apa kendala yang dihadapi dalam memenuhi Kebutuhan Tenaga Guru Pendidikan Agama Islam di SD Negri Padangsambian Kaja Denpasar Barat Tahun Pelajaran 2022-2023. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Bagaimana pemenuhan Kebutuhan Tenaga Guru Pendidikan Agama Islam di SD Negri Padangsambian Kaja Denpasar Barat Tahun Pelajaran 2022-2023. dan 2) Apa kendala yang dihadapi dalam memenuhi Kebutuhan Tenaga Guru Pendidikan Agama Islam di SD Negri Padangsambian Kaja Denpasar Barat Tahun Pelajaran 2022-2023. Metode penelitian yang akan digunakan adalah kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, serta teknik keabsahan data melalui metode triangulasi. Hasil penelitian akan dituangkan secara deskripsi. Harapan penulis, dari hasil penelitian ini adalah meratanya pemenuhan kebutuhan guru PAI di sekolah Dasar Negri Padangsambian Kaja yang disesusaikan dengan jumlah kebutuhan rombongan belajar siswa yang ada sehingga kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan efisien.
iv ABSTRACT Juliani, Dian Awal. 2022. The Need for Islamic Religious Education Teachers Based on the Need Assessment Concept at SD Negri Padangsambian Kaja West Denpasar for the 2022-2023 Academic Year. Thesis proposal. Islamic Education Management Study Program at the Islamic College of Religion (STAI) Denpasar Bali. Advisor I: Jumari, S.P., M.Pd. and Supervisor II: H. Khoeron, M.Pd.I Keywords: Need for Teachers, Islamic Religious Education, Need Assessment The background of this research plan is that the implementation of Islamic Religious Education (PAI) in Elementary Schools, especially in Bali Province, is currently not optimal because the number of teachers and students is not proportional as a result of the moratorium policy, some are retiring and the distribution of Islamic Religious Education teachers is uneven. This study uses a qualitative method. Data collection through observation techniques, questionnaires, interviews and documentation The focus of this research is: 1) How is the development of the Need for Islamic Religious Education Teachers at SD Negri Padangsambian Kaja West Denpasar for the 2022-2023 Academic Year? 2) What are the obstacles encountered in fulfilling the Need for Islamic Religious Education Teachers at SD Negri Padangsambian Kaja West Denpasar for the 2022-2023 Academic Year. The research method that will be used is descriptive qualitative, with data collection techniques through observation, interviews, and documentation, as well as data validity techniques through triangulation methods. The results of the research will be presented in a descriptive manner. The author's hope, from the results of this study, is that the fulfillment of the needs of PAI teachers in the Padangsambian Kaja Negri Elementary School is adjusted to the number of needs of existing student study groups so that teaching and learning activities will be more effective and efficient.
v DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... ii HALAMAN ABSTRAK ................................................................................... iii DAFTAR ISI ..................................................................................................... v A. Latar Belakang .......................................................................................... 1 B. Fokus Penelitian ......................................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6 E. Sistematika Penyusunan ............................................................................. 7 F. Kajian Teori ............................................................................................... 8 G. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 17 H. Kerangka Konsep ....................................................................................... 21 I. Metode Penelitian ....................................................................................... 21 1. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 21 2. Pendekatan dan Jenis Penelitian ......................................................... 22 3. Penentuan Informan …………………………………………………. 23 4. Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Indikator Variabel … 24 5. Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data ……………………... 26 6. Keabsahan Data ……………………………………………............... 28 7. Teknik Analisis Data ………………………………………………... 28 J. Daftar Pustaka ........................................................................................... 32
A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah sebuah proses transformasi pengetahuan menuju perbaikan, penguatan, dan penyempurnaan semua potensi manusia. 1 John Dewey mengemukakan bahwa education is thus a fostering, a nurturing, a cultivating, process. All of these words mean that it implies attention to the condition of growth. 2 Pendidikan adalah sebuah proses perkembangan, pengasuhan dan penanaman. Dari beberapa kata tersebut berarti bahwa pendidikan menunjukkan adanya perhatian akan kondisi pertumbuhan (siswa). Oleh karena itu, pendidikan tidak mengenal ruang dan waktu. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat dan bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja dan mampu melakukan proses kependidikan Pendidikan agama merupakan pendidikan yang memberikan pengetahuan, keterampilan, dan membentuk sikap peserta didik dalam mengamalkan ajaran agama pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Secara umum pendidikan agama berfungsi untuk membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan mampu menjaga kerukunan hubungan antar umat beragama (Penjelasan Pasal 37 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Seiring dengan hal tersebut pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia 1Mahfud Junaedi, Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan Pengembangan, (Semarang: Rasail, 2010), hlm. 10 2 John Dewey, Democracy and Education, (New York: Macmillan, Originally Published, 1916), h. 10.
32 32 muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Pada Pasal 1 ayat (2) UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), disebutkan, “Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman”, dan pada Pasal 4 ayat (3) disebutkan, “Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.”3 Sementara terkait dengan hak dan kewajiban warga negara (masyarakat) terhadap pendidikan pada Pasal 8 disebutkan, “Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan”, dan pada Pasal 9 disebutkan, “Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan”, serta pada Pasal 1 ayat (16) disebutkan, “Pendidikan berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan pendidikan berdasarkan kekhasan agama, sosial, budaya, aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai perwujudan pendidikan dari, oleh, dan untuk masyarakat.”4 Ketentuan ini menunjukkan bahwa setiap warga negara (masyarakat) memiliki hak dan kewajiban, serta tanggung jawab terhadap keberlangsungan pendidikan yang terus berkembang seiring perkembangan jaman dan kemajuan IPTEK. 3Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2006), h. 5 4 Ibid., h. 7
33 33 Guru adalah tenaga kependidikan yang memiliki pengaruh penting bagi peningkatan proses perkembangan generasi penerus bangsa. Guru juga merupakan pendidik professional yang mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, membimbing serta mengevaluasi peserta didik. Seorang guru dengan segala ilmu yang dipelajari dan dimilikinya bisa mengembangkan potensi seorang anak didiknya. Mereka juga dituntut untuk peka terhadap pembaharuan, perubahan serta ilmu pengetahuan dan juga teknologi yang terus berkembang seiring perubahan zaman dan juga tuntutan kebutuhan masyarakat. Mereka meimiki gagasan yang harus diwujudkan guna kepentingan anak didik.5 Berdasarkan data di Kementerian Agama, saat ini terjadi kekurangan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) sebanyak 37.600 orang. Hal ini apabila diambil rasio jumlah guru PAI hanya satu orang persekolah. Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Komaruddin Amin, mengatakan akar permasalahan kurangnya guru PAI ini dikarenakan rekrutmen guru PAI di sekolah umum statusnya adalah PNS daerah dan pada sejumlah daerah, keberadaan guru PAI masih belum menjadi prioritas. Jumlah alokasi guru PAI yang baru, tidak sebanding dengan jumlah yang pensiun. Kamaruddin juga menjelaskan mata pelajaran PAI tidak bisa dipandang sebelah mata. Selain permasalahan kekurangan guru PAI di sekolah, juga dihadapkan persoalan lain yaitu tidak meratanya penyebaran dan lemahnya pembinaan guru PAI. Guru sering menjadi pihak yang dipersalahkan ketika pendidikan menunjukkan hasil yang 5 Antologi Esay Mahasiswa Pendidikan guru Sekolah Dasar, Peran guru dalam membentuk karakter siswa, (Yogyakarta: UAD Press, 2021), h.344
34 34 mengecewakan. Karena itu, perlu diadakan berbagai upaya serius dalam penyebaran guru PAI pada satuan pendidikan dan upaya pembinaan untuk peningkatkan professional guru PAI misalnya melalui kegiatan KKG/MGMP. 6 Perubahan jumlah komposisi tenaga guru dapat disebabkan oleh banyak hal, diantaranya, seperti dikemukan oleh Wiliams yang mengelompokan penyebab perubahan kebutuhan tenaga guru sebagai berikut: 1).Perubahan terhadap jumlah murid yang disebabkan oleh; a).perubahan structural dalam bidang pendidikan, seperti batas usia yang diperbolehkan untuk tingkat pendidikan tertentu, termasuk jumlah murid wajib belajar untuk usia tertentu dan perubahan lamanya waktu belajar untuk menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu; b). perubahan rasio antar guru-murid yang disebabkan oleh perubahan jumlah murid rata-rata perkelas yang mungkin disebabkan oleh kebijaksanaan pimpinan dan kebijaksanaan nasional, perubahan fasilitas, perluasan gedung, metode belajar-mengajar yang digunakan, perubahan hari efektif sekolah perubahan jam pelajaran perminggu, dan perubahan jam wajib mengajar guru. 2). Perubahan yang disebabkan oleh aanya penggantian guru yang tiak memenuuhi syarat, baik karena kualifikasi penidikan, bidang studi yang diajarkan, penggantian guru asing. 3). Perubahan yang disebabkan oleh adanya penggantian guru karena meninggal dunia, pensiun, berhenti, dan lain-lain.7 Dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pada Bab I Pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih 6 H.M. Hasbullah. Kebijakan Pendidikan Dalam Perspektif Teori, Aplikasi, dan Kondisi Obyektif Pendidikan di Indonesia, ( Yogyakarta: Rajawali Pers,2015), h. 165 7 Ibid, h.71
35 35 dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Oleh karena itu guru merupakan salah satu unsur yang harus berperan dan menempatkan diri sebagai tenaga professional. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru terletak tanggungjawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu. Organisasi profesional guru sedunia mengungkapkan bahwa peranan guru di sekolah tidak hanya sebagai transmitter ide, tetapi juga berperan sebagai transformer dan katalisator nilai dan sikap.8 Sebelum tampil didepan kelas mengelola interaksi belajar mengajar, terlebih dahulu guru harus menguasai bahan apa yang harus dikontakkan dan sekaligus bahan-bahan apa yang dapat mendukung jalannya proses belajar mengajar. Dengan modal penguasaan bahan ajar, maka guru akan dapat menyampaikan materi pelajaran secara sistematis dan dinamis. Karena alasan inilah maka bagi seorang guru diwajibkan untuk memenuhi syarat bukan saja sebagai orang yang pandai tapi juga orang yang berbudi, orang yang beriman yang perbuatannya sendiri dapat memberikan pengaruh pada jiwa anak didiknya. Bukan hanya apa yang diajarkannya saja yang penting; tetapi apa yang ia lakukan, cara dia membawa diri, sikapnya di dalam dan di luar kelas, semuanya diharapkan sesuai dengan cita-cita yang tanpa keraguan sedikitpun diterima oleh muridnya. 9 8Sudirman AM. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Pedoman Guru dan Calon Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994), h.142 9 Syed Sajjad Husain, dkk, Menyongsong Keruntuhan Pendidikan Islam, diterjemahkan oleh Rahmani Astuti dari judul asli Crisis Muslim Education, (Bandung: Gema Risalah Press, 1994), h. 158
36 36 B. Fokus Penelitian 1. Bagaimana Perkembangan Kebutuhan Tenaga Guru Pendidikan Agama Islam di SD Negri Padangsambian Kaja Denpasar Barat Tahun Pelajaran 2022-2023?. 2. Apa kendala yang dihadapi dalam memenuhi Kebutuhan Tenaga Guru Pendidikan Agama Islam di SD Negri Padangsambian Kaja Denpasar Barat Tahun Pelajaran 2022-2023?. C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana pemenuhan Kebutuhan Tenaga Guru Pendidikan Agama Islam di SD Negri Padangsambian Kaja Denpasar Barat Tahun Pelajaran 2022-2023. 2. Untuk mengetahui apa kendala yang dihadapi dalam memenuhi Kebutuhan Tenaga Guru Pendidikan Agama Islam di SD Negri Padangsambian Kaja Denpasar Barat Tahun Pelajaran 2022-2023. D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teori Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam menambah wawasan serta ilmu pengetahuan bagi stakeholder pendidikan. Hal ini khususnya yang berkaitan dengan terpenuhinya kebutuhan tenaga guru peniikan agama islam di SD Negri Padangsambian Kaja Denpasar Barat. 2. Secara Praktis
37 37 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, pendidik, maupun stakeholder dunia pendidikan dalam menganalisis kebutuhan tenaga guru PAI di sekolah. 3. Secara Institusional Bagi SD Negri di desa Padangsambian Kaja, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat utamanya dapat menganalisis seberapa banyak kebutuhan tenaga guru PAI yang sesuai dengan rombongan belajar siswa yang ada, serta dapat meningkatkan kualitas PAI di SD padang sambian kaja, serta menjaga kepercayaan masyarakat. Selain itu, bagi STAI Denpasar Bali juga diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam pemecahan permasalahan pendidikan Islam khususnya di Bali. E. Sistematika Penyusunan Sistematika penyusunan merujuk pada Pedoman Penulisan Tugas Akhir STAI Denpasar Bali sebagai berikut:10 BAB I PENDAHULUAN, memuat uraian tentang; latar belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penyusunan. Bagian terpenting dari bab ini antara lain adalah dilakukannya preliminary study mengenai masalah yang akan diteliti. BAB II KAJIAN TEORI, memuat uraian tentang; kajian teori, penelitian terdahulu, dan kerangka konsep. Uraian pada setiap bagian dalam bab ini menggunakan paradigma penelitian kualitatif. 10STAI Denpasar Bali, Pedoman Penulisan Tugas Akhir, (Denpasar: STAI Denpasar Bali, 2018), h. 54–57
38 38 BAB III METODE PENELITIAN, memuat uraian tentang; lokasi dan waktu penelitian; pendekatan dan jenis penelitian; penentuan informan; variabel penelitian, definisi operasional, dan indikator variabel penelitian; jenis, sumber, dan teknik pengumpulan data; keabsahan data; serta teknik analisis data. Untuk keabsahan data digunakan teknik triangulasi (menggunakan beberapa sumber dan metode). BAB IV PEMAPARAN DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, memuat uraian tentang; pemaparan data penelitian dan pembahasan. Pemaparan data penelitian menggambarkan deskripsi lokasi penelitian dan semua data hasil penelitian berdasarkan fokus pertanyaan penelitian. Pembahasan tentang hasil penelitian didukung oleh penjelasan teoritik (dengan mencantumkan referensi utama yang relevan). Selanjutnya hasil penelitian dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu yang relevan. BAB V PENUTUP, memuat uraian tentang; simpulan dan saran yang dinyatakan secara terpisah. Simpulan merupakan pernyataan singkat yang disarikan dari hasil penelitian dan pembahasan. Saran ditujukan kepada para pengelola obyek penelitian, dan kepada peneliti dalam bidang sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian yang sudah diselesaikan. F. Kajian Teori 1. Kebutuhan Tenaga Guru Kebutuhan pada mulanya merupakan konsep yang sering digunakan dalam ilmu ekonomi dan telah banyak dikembangkan untuk berbagai keperluaan dalam kegiatan manusia yang berbeda. Dalam ilmu ekonomi
39 39 kebutuhan disebut “demand”. Kebutuhan ini dapat diartikan sebagai sesuatu yang diharapkan ada untuk memenuhi apa yang diperlukan. Apabila hal tersebut tidak terpenuhi maka akan terjadi kondisi ketidakseimbangan atau kesenjangan. Sedangkan Danny Meirawan (A. Sunandar, 2006:5) menyebutkan bahwa kebutuhan adalah istilah dalam perencanaan yang memperlihatkan adanya gap (kesenjangan) antara hasil yang dicapai sampai saat sekarang dengan hasil yang diinginkan. Untuk memperbaiki hasil yang diperoleh sekarang sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik, maka diperlukan adanya suatu tambahan, tambahan itulah yang dimaksud dengan kebutuhan. Dalam konteks pendidikan kebutuhan merupakan kondisi yang menuntut terpenuhinya sesuatu hal untuk menjalankan proses pendidikan dengan baik. Seperti halnya ketersediaan guru, fasilitas pembelajaran, kurikulum dan lain sebagainya. Kebutuhan tenaga guru mengandung makna sejumlah orang yang dibutuhkan untuk mengerjakan sesuatu pada lembaga tertentu dan pada periode tertentu. Menurut Gaffar, kebutuhan tenaga guru (teacher demand) adalah tuntutan pemakai jasa professional guru untuk memberikan pelayanan pendidikan terhadap anak didik pada lembaga pendidikan pemakai jasa guru. Kebutuhan tenaga guru selalu diikuti dengan adanya Lembaga pendidikan guru yang menyediakan kebutuhan tenaga guru tersebut.11 11Chandra wijaya dkk, Manajemen Sumber Daya Pendidik dan Tenaga Kependidikan, (Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia, 2019), h.70
40 40 Kebutuhan guru tidak bersifat tetap tetapi mengalami perubahanperubahan. Perubahan kebutuhan guru ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Menuurt Peter Williams (A. Sunandar, 2006:7) mengelompokkan penyebab perubahan kebutuhan tenaga guru sebagai berikut: 1. Perubahan terhadap jumlah murid yang disebabkan oleh a. Perubahan struktural dalam pendidikan, seperti batas usia yang diperbolehkan untuk tingkat pendidikan tertentu, termasuk jumlah murid wajib belajar untuk usia tertentu dan perubahan lamanya waktu belajar untuk menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu, perubahan jumlah penduduk dan persebarannya, perubahan ratio enrolment jumlah penduduk usia sekolah yang mengikuti pendidikan dengan jumlah usia sekolah secara keseluruhan. b. Perubahan rasio antara guru- murid yang disebabkan oleh perubahan jumlah murid rata- rata per kelas yang mungkin disebabkan oleh kebijaksanaan pempinan dan kebijaksanaan nasional, perubahan fasilitas, perluasan gedung, metode belajar mengajar yang digunakan, perubahan gari efektif sekolah, perubahan jam pelajaran per minggu, dan perubahan jam wajib mengajar guru. 2. Perubahan yang disebabkan oleh adanya penggantian guru yang tidak memenuhi syarat baik karena ijazah/ kualifikasi pendidikan,
41 41 bidang studi yang diajarkan, penggantian guru asing, dan lain sebagainya. 3. Perubahan yang disebabkan oleh adanya penggantian guru kerena meninggal dunia, pensiun, berhenti dan lain- lain. Kebutuhan adalah kekurangan adanya sesuatu dan menuntut segera untuk dipenuhi agar terjadi keseimbangan.12 Dalam kegiatan pembelajaran guru merupakan sumber ilmu dan ketrampilan. Kehadirannya di muka kelas merupakan kondisi mutlak yang harus ada agar proses belajar mengajar berlangsung dengan baik. 13 Guru adalah elemen yang sangat dominan dalam kegiatan pembelajaran dan tidak dapat tergantikan oleh teknologi secanggih apapun. Perkembangan teknologi dalam bidang pendidikan yang terwujud dengan beraneka ragamnya media pembelajaran dan alat bantu pembelajaran tidak lantas mampu menggantikan kehadiran guru di dalam kelas. Di dalam Alquran, guru memiliki kedudukan istimewa yang digolongkan sebagai orang yang beruntung baik di dunia maupun di akhirat. Dalam Alquran Surah Al - Mujadilah ayat 11 Allah Swt. berfirman: ا ين ا الَّذِ ا ه ُّ أاي ا َي ا يل ِ ِذاا ق إ ا ۖ و ْ لا ُكم ُ ِح ا ََّّلل ا ْس ف ا وا ي ُ اح ْس اف ا ِس ف ِ ال ا اج وا ِِف الْم ُ ا َّسح اف ت ْ لا ُكم ا يل ِ ِذاا ق ُوا إ ن ا آم ا ا ت ا ِ ِب ُ ا ََّّلل ا ٍتۚ و ا ا اج ر ا د ا لْم ِ ُوا الْع أُوت ا ين الَّذِ ا و ْ ْ ُكم ن ِ ُوا م ن ا آم ا ين الَّذِ ُ اِع ا ََّّلل ف ْ ر ا وا ي ُ ْ ُشز ان ا وا ف ُ ْ ُشز ان ر ِي ب ا لُوان خ ا ْم ع م (اجملدلة: 11 ) 12Sunaryo, Psikologi Untuk Keperawatan,(Jakarta: .Buku Kedokteran EGC,2002), h.142 13 Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, (Yogyakarta: Bigraf Publishing, 2000), h.5.
42 42 Artinya: " Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan..” (Q.S. AlMujadilah[58]:11) 2. Pendidikan Agama Islam Pendidikan merupakan sebuah proses alih dan pengembangan pengetahuan dengan aneka ragam media yang menyertainya. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peniik dengan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendiikan yang berlangsung alam lingkingan tertentu yang isebut dengan interaksi pendiikan.14 Dalam pandangan al-Ghazali pendidikan adalah usaha pendidik untuk menghilangkan akhlak buruk dan menanamkan akhlak yang baik kepada siswa sehingga dekat kepada Allah dan mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Sedangkan Ibnu Khaldun memandang bahwa pendidikan itu memiliki makna luas. Menurutnya pendidikan tidak terbatas pada proses pembelajaran saja dengan ruang dan waktu sebagai batasannya, tetapi bermakna proses kesadaran manusia untuk menangkap, menyerap, dan menghayati peristiwa alam sepanjang zaman. 15 14Nana Syaoih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h.3. 15Mokh. Iamn Firmansyah, Pendidikan Agama Islam : Pengertian, Tujuan, Dasar, Dan Fungsi, Jurnal Pendiikan Agama Islam, Ta’lim Vol 17 No. 2. 2019, h.79. Tersedia di: http://jurnal.upi.edu/file/01_PENDIDIKAN_AGAMA_ISLAM,_PENGERTIAN,_TUJUAN,_ DASAR,_DAN_FUNGSI.pdf, di akses pada tanggal 4/1/2023, Jam 10:00
43 43 PAI adalah usaha dan proses penanaman sesuatu (pendidikan) secara kontinyu antara guru dengan siswa, dengan akhlakul karimah sebagai tujuan akhir. Penanaman nilai-nilai Islam dalam jiwa, rasa, dan pikir; serta keserasian dan keseimbangan adalah karaktersitik utamanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Bab 1 Pasal 1 dan 2 ditegaskan, “Pendidikan agama dan keagamaan itu merupakan pendidikan dilaksanakan melalui mata pelajaran atau kuliah pada semua jenjang pendidikan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan serta membentuk sikap, kepribadian manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, juga keterampilan dan kemampuan peserta didik dalam menyikapi nilai-nilai agama, serta untuk mempersiapkan peserta didik menjadi manusia yang dapat menjalankan dan mengamalkan ajaran agamanya” Dalam pandangan islam, pendidikan merupakan proses suci untuk mewujudkan tujuan asasi hidup, yaitu beribadah kepaa Allah dengan segala maknanya yang luas.16Karenanya, tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam yaitu untuk menciptakan pribadipribadi hamba Allah yang taat dan patuh padanya. Majid dan Andayani mengemukakan tujuh fungsi dalam PAI. Ketujuh fungsi itu adalah pengembangan, penanaman nilai, penyesuaian mental, perbaikan, pencegahan, pengajaran, dan penyaluran. Fungsi pengembangan berkaitan dengan keimanan dan ketakwaan siswa kepada Allah Swt. yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Fungsi 16 Hery Noer Aly dan Muzier S, Watak Pendidikan Islam, (Jakarta: Friska Agung Insani, 2008), h. 55
44 44 penanaman nilai diartikan sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Prinsip penyesuaian mental maksudnya berkemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial, dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam. Fungsi perbaikan mengandung maksud memperbaiki kesalahankesalahan siswa dalam keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi pencegahan mengandung maksud berkemampuan menangkal hal-hal negatif yang berasal dari lingkungan atau dari budaya lain yang dapat membahayakan diri dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya. Fungsi pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum, sistem, dan fungsionalnya. Fungsi penyaluran bermaksud menyalurkan siswa yang memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal. Masykur mengenalkan fungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agama Islam. Nilai-nilai tersebut relatif tetap atas pola-pola tingkah laku, peranan-peranan, dan relasi-relasi yang terarah dalam mengikat individu yang mempunyai otoritas formal dan sanksi hukum, guna tercapainya kebutuhan-kebutuhan dasar. Fungsi-fungsi dari beberapa penulis tersebut memberikan informasi kepada kita beberapa hal penting. Pertama, PAI memiliki fungsi penanaman nilai-nilai Islami melalui pembelajaran yang bermutu. Kedua, PAI memiliki fungsi keunggulan baik pembelajaran
45 45 maupun output yang dihasilkan, yakni siswa dengan pribadi insan kamil. Ketiga, PAI dengan fungsi rahmatan li al’alamin yang berarti bahwa siswa, baik dalam kehidupan pribadi dan sosialnya mampu menebarkan kedamaian sebagai esensi ajaran agama Islam. 3. Need Assesment Need Assesment adalah proses sistematis untuk menentukan dan mengatasi kebutuhan, atau "kesenjangan" antara kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan atau "keinginan". Kesenjangan antara kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan harus diukur untuk mengidentifikasi kebutuhan secara tepat. Kebutuhan dapat berupa keinginan untuk meningkatkan kinerja saat ini atau untuk memperbaiki kekurangan.17 Konsep pemenuhan kebutuhan dalam studi ini digunakan konsep need assessment. Assesment didefinisikan sebagai proses untuk mengidentifikasi jarak/gap antara yang dicita-citakan dengan kenyataan yang ada. Roger Kaufman dkk, menjelaskan bahwa assessment ini dikaitkan dengan istilah needs yang berarti kebutuhan. Menurut mereka, needs assessment merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengidentifikasi gap antara realitas yang ada dengan sesuatu yang diidealkan/dicita-citakan. Kemudian menempatkan gap tersebut ke dalam skala prioritas yang akhirnya memilih salah satunya untuk dipenuhi. 5 Berdasarkan rujukan tersebut maka yang dimaksud dengan pemenuhan kebutuhan dalam studi ini adalah penelusuran terhadap tingkat pemenuhan guru pendidikan agama 17Sujarwo dan Erma Kusumawardani, Analisis Kebutuhan Masyarakat, (Depok: Rajawali Press, 2020), h. 9
46 46 Islam di Sekolah pada seluruh jenjang SD, SMP dan SMA/SMK yang mencakup: penerimaan dan penarikan guru, dan pembinaan guru pendidikan agama.18 Dalam pengukuran kesenjangan seorang analisis harus mampu mengetahui seberapa besar masalah yang dihadapi. Beberapa fungsi Need Assessment menurut Morisson sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi kebutuhan yang relevan dengan pekerjaan atau tugas sekarang yaitu masalah apa yang mempengaruhi hasil pembelajaran. 2. Mengidentifikasi kebutuhan mendesak yang terkait dengan finansial, keamanan atau masalah lain yang menggangu pekerjaan atau lingkungan pendidikan. 3. Menyajikan prioritas-prioritasuntuk memilih tindakan. 4. Memberikan data basis untuk menganalisa efektifitas pembelajaran. Berdasarkan konsep needs assessment di atas yang dimaksud dengan analisis kebutuhan guru dalam studi ini adalah suatu proses penghitungan terhadap jumlah guru pendidikan agama Islam di SD, SMP dan SMSA/SMK yang tersedia dengan jumlah guru agama yang dibutuhkan. Dengan demikian akan diketahui jumlah guru pendidikan agama yang ideal berdasarkan rasio jumlah guru pendidikan agama dengan rombongan belajar. 18Roger Kaufman, Alicia M. Rojas & Hanna Mayer. 1993. Needs Assessment A User’s Guide, Education Technology Publications, Englewood Cliffs, New Jersey, hal.3
47 47 G. Penelitian Terdahulu Pertama, penelitian Suprapto (2018) berjudul, “Kebutuhan Guru Pendiikan Agama Islam di Sekolah”. Hasil penelitian menunjukkan; 1) Hasil penghitungan kelebihan dan kekurangan guru PAI yang berstatus negeri pada jenjang SD sesuai kurikulum 2013 di Provinsi Nusa Tenggara Barat terjadi kelebihan guru sebanyak 68 orang. Keadaan ini tidak merata antar Kabupaten/Kota, Kabupaten Lombok Timur masih kekurangan 137 orang guru diikuti oleh Kabupaten Sumbawa 41 orang dan Kota Mataram 20 orang. Sedangkan untuk 7 Kabupaten/Kota lainnya telah cukup memadai. Sementara yang mengalami kelebihan guru pada Lobar (16 orang); Lombok Utara (30 orang); Loteng (6 orang); Sumbawa Barat (15 orang); Dompu (55 orang); Bima (108 orang) dan Kota Bima (36 orang), dan 2) Jumlah guru PAI pada tingkat pendidikan dasar dan menengah sudah cukup namun karena penyebarannya tidak merata mengakibatkan adanya beberapa sekolah mengalami kekurangan guru PAI. Disamping itu juga karena meningkatnya jumlah siswa mengakibatkan naiknya jumlah rombongan belajar yang tidak diikuti dengan tambahnya jumlah guru PAI yang ada.19 Kedua, penelitian Atim Rinawati dan Nginyatul Khasanah (2017) berjudul, “Analisis Kebutuhan (Need Assesment) Pengembangan Instrumen Penilaian Kompetensi Kepribaian Guru di Kabupaten Kebumen” Hasil penelitian menunjukkan; 1) permasalahan kepribadian guru yang paling 19 Suprapto, “Kebutuhan Guru Pendiikan Agama Islam di Sekolah”, EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, (Online), Vol. 16 No. 2 (2017), (https://jurnaledukasikemenag.org, diakses tanggal 4 Januari 2023
48 48 menjadi sorotan kepala sekolah berkaitan dengan posisi guru sebagai role model (panutan) bagi siswa. Kenyataan di lapangan pada umumnya guru belum menyadari sepenuhnya bahwa dirinya menjadi sosok yang selalu diamati bahkan ditiru oleh siswa. Berkaitan dengan hal ini, Kepala MTs Syafi[iyah Grogolpenatus secara khusus menyampaikan bahwa dalam konsep Islam, guru mestinya mampu memposisikan diri sebagai uswatun hasanah (suri tauladan yang baik). Masih banyak ditemukan guru yang dalam istilah Jawa dikatakan jarkoni, gelem ngajar ora gelem ngelakoni. Artinya, guru mau mengajar tapi tidak mau melakukan sendiri apa yang dia ajarkan. Sebagai contoh, guru dengan tegas menerapkan kedisiplinan siswa berkaitan dengan ketepatan waktu masuk kelas. Ada sanksi khusus untuk siswa yang terlambat masuk kelas, namun di waktu yang lain guru terlambat dan berulang ulang dengan berbagai macam alasan. Sikap yang seperti ini menjadikan kepercayaan serta wibawa guru di hadapan siswa menjadi turun. dan 2) kepala sekolah berpendapat bahwa pengembangan instrumen kompetensi kepribadian guru harus segera dikembangkan mengingat belum difasilitasinya penilaian tersebut secara khusus oleh pemerintah. Tentulah hal ini menjadi permasalahan yang cukup serius mengingat dalam Undang-Undang pemerintah telah menghasruskan guru memiliki kompetensi kepribadian, akan tetapi tidak disertai alat untuk mengukur. Di tingkat satuan pendidikan sangat disadari pentingnya penilaian serta pembinaan kepribadian akan tetapi untuk saat ini
49 49 belum ada upaya yang berarti mengingat belum terfasilitasinya penilaian kompetensi kepribadian tersebut. 20 Ketiga, penelitian Nunung Hanifah dkk (2022) berjudul, “Metode Assesment Guru Pai Terhadap Pengembangan Karakter Moral Keagamaan Siswa Smpn 2 Mojotengah Wonosobo.” Hasil penelitian menunjukkan; 1) Pengaruh metode assesment Guru PAI terhadap pengembangan karakter moral keagamaan yaitu, peserta didik menjadi lebih giat melaksanakan kewajiban beribadah. Dikarenakan proses dari assessment tersebut berlangsung selama proses belajar mengajar, mereka nyaman melakukan kebiasaankebiasaan yang diterapkan di sekolah. Orang tua peserta didik juga turut merasakan pengaruhnya, mereka beranggapan bahwa dengan adanya kegiatan keagamaan di sekolah, anak-anak mereka menjadi terbiasa pula di rumah. Walaupun ada juga orang tua menganggap sepele tentang kebiasaan anak-anak mereka, sehingga hal tersebut perlu dievaluasi kembali. Dan 2) penerapan metode assessment Guru PAI SMPN 2 Mojotengah Wonosobo dilaksanakan sesuai dengan prinsip formatif yang menyatu dengan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung serta mengikutsertakan peserta didik di setiap kegiatannya. Mengikutsertakan peserta didik pada pelaksanaannya, juga mencakup pada ranah perilaku, pengetahuan, dan keterampilan, namun juga motivasi belajar, perilaku saat pembelajaran berlangsung, gaya belajar, serta kerjasama pada proses pembelajaran.21 20Atim Rinawati dan Nginayatul Khasanah, Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Kebumen, An-Nidzam Vol. 4 No. 2, Juli-Desember 2017 21 Nunung Hanifah dkk, Metode Assesment Guru Pai Terhadap Pengembangan Karakter Moral Keagamaan Siswa Smpn 2 Mojotengah Wonosobo. JASNA : Journal for
50 50 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan No. Peneliti dan Judul Perbedaan Persamaan Persoalan yang Belum Terjawab 1. Suprapto (2018) berjudul, “Kebutuhan Guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah” Memfokuskan pada penghitungan kelebihan dan kekurangan guru PAI yang berstatus negeri pada jenjang SD sesuai kurikulum 2013 Sama-sama mengkaji Need Assesment dan pengitungan kelebihan dan kekurangan guru PAI ▪ Mengetahui kekurangan guru PAI di SD yang ada di desa Padangsambia n Kaja. ▪ Mengetahui kendala yang dihadapi dan solusi yang dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan guru PAI. 2. Atim Rinawati dan Nginyatul Khasanah (2017): “Analisis Kebutuhan (Need Assesment) Pengembangan Instrumen Penilaian Kompetensi Kepribaian Guru di Kabupaten Kebumen” Memfokuskan pada assesmen penilaian kepribaian guru agar menjai uswatun hasanah. 3. Nunung Hanifah dkk (2022): “Metode Assesment Guru Pai Terhadap Pengembangan Karakter Moral Keagamaan Siswa Smpn 2 Mojotengah Wonosobo” Memfokuskan pada metode assesment Guru PAI terhadap pengembangan karakter moral keagamaan Sumber Data: Olahan Peneliti tahun 2023 Dari tabel di atas, terlihat masih terdapat ruang tentang persoalan yang belum terjawab, yang dapat diajukan sekaligus sebagai distingsi penelitian ini, yakni terkait dengan fokus atau tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui pemenuhan kebutuhan tenaga guru di SD wilayah sekitar Desa Padangsambian Kaja Denpasar Bali, dan mengetahui kendala yang dihadapi Aswaja StudiesVolume 2. No 2, 2022. Tersedia di https://ejournal.unisnu.ac.id/jasna/article/view/3343/pdf. Di akses 4 Januari 2023
51 51 dan solusi yang dilakukan.Sementara persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah sama-sama mengkaji tentang kebutuhan tenaga guru pendidikan agama Islam yang menggunakan konsep Analisis Kebutuhan ( Need Assesmen).Dengan demikian diharapkan penelitian ini bisa melengkapi penelitian-penelitian terdahulu. H. Kerangka Konsep Kerangka konsep dalam penelitian ini sebagaimana pada gambar berikut. Kebutuhan • Primer • Sekunder Guru Pendidikan Agama Islam SD Negri di Desa Padangsambian Kaja Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konsep Penelitian Dari bagan di atas, dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian tentang kebutuhan tenaga guru pendidikan agama islam di SD Negri yang berada diwilayah desa padangsambian kaja Denpasar barat terdapat dua indikator kebutuhan, yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Keua hal ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan guru yang mnedesak harus segera dipenuhi atau di penuhi atau tidak kebutuhan guru tersebut tidak akan membawa dampak bagi proses pembelajaran siswa si sekolah. J. Metode Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Dasar Negri wilayah desa Padangsambian Kaja Denpasar Barat. Pemilihan lokasi penelitian
52 52 dilakukan secara purposive (sengaja) atas pertimbangan-pertimbangan tertentu. Penelitian akan dilaksanakan dalam kurun waktu kurang lebih empat bulan (Januari–April 2023), mulai dari pelaksanaan preliminary study hingga penyusunan laporan penelitian. 2. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berjenis deskriptif. Sugiyono menyatakan, pendekatan kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.22 Sementara menurut Furchan, jenis deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala saat penelitian dilakukan. Dalam penelitian deskriptif, tidak ada perlakuan yang diberikan/dikendalikan seperti yang dapat ditemui dalam penelitian eksperimen. Tujuan penelitian ini adalah untuk melukiskan variabel atau kondisi “Apa yang ada” dalam suatu situasi.23 22Ibid, h. 9 23 Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2005), h. 447
53 53 3. Penentuan Informan Sugiyono menyatakan bahwa pada penelitian kualitatif, sampel penelitiannya bukan dinamakan responden tetapi sebagai narasumber, atau partisipan dan informan penelitian. Fungsinya untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Dalam penelitian ini, teknik sampling yang sering digunakan adalah purposive sampling artinya untuk gambaran kriteria saja tetapi ketika di lapangan akan menggunakan teknik snowball sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.24 Untuk penentuan key informan dalam penelitian ini, tema dicantumkan secara purposive jika tidak demikian akan menyulitkan. Adapun untuk langkah selanjutnya di lapangan digunakan teknik snowball sampling. Menurut Azwar, situasi sosial untuk sampel awal menjadi semacam muara dari banyak domain lainnya. Sampel sebagai sumber data atau sebagai informan sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagai key informan, yakni: a. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui tetapi juga dihayati. b. Mereka yang tergolong masih/sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti. c. Mereka yang mempunyai waktu memadai untuk dimintai informasi. d. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil kemasannya sendiri. 24Sugiyono, Op. Cit., h. 218
54 54 e. Mereka yang pada mulanya tergolong cukup asing dengan Peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber.25 Adapun kriteria key informan yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan penelitian ini, yakni sebagaimana dalam tabel berikut ini. Tabel 3.1 Kriteria Key Informan No. Key Informan Keterangan 1. I Made Saptudiarta, S.Pd. Kepala Sekolah SD Negri 5 Padangsambian Kaja 2. Safiah, S.Pd Guru Agama Islam SDN 5 Padangsambian Kaja 3. Ni Nyoman Widya Ningsih, S.P., M.Pd Wali Kelas V SDN 5 Padangsambian Kaja 4. I Wayan Mustika, S.Pd. Kepala Sekolah SDN 2 Padangsambian Kaja 5. Ikarunia Ulan Suci Maha Rakni Guru Agama Islam SDN 2 Padangsambian Kaja 6. Ni Nyoman Hermawati, S.Pd. Wali Kelas V SDN 2 Padangsambian Kaja Sumber Data: Elaborasi Data Hasil Preliminary Study tahun 2021 4. Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Indikator Variabel Penelitian a. Variabel Penelitian Varibel X = Kebutuhan Tenaga Guru PAI Variabel Y = Konsep Need Assesment b. Definisi Operasional 1) Kebutuhan Tenaga Guru kebutuhan tenaga guru (teacher demand) adalah tuntutan pemakai jasa professional guru untuk memberikan pelayanan pendidikan terhadap anak didik pada lembaga pendidikan pemakai jasa guru. Kebutuhan tenaga guru selalu diikuti dengan adanya 25Saifuddin Azwar, Metode penelitian, (Yogyakarta Pustaka Pelajar, 2010), h. 221
55 55 Lembaga pendidikan guru yang menyediakan kebutuhan tenaga guru tersebut. 2) Pendidikan Agama Islam Pendidikan agama dan keagamaan itu merupakan pendidikan dilaksanakan melalui mata pelajaran atau kuliah pada semua jenjang pendidikan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan serta membentuk sikap, kepribadian manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, juga keterampilan dan kemampuan peserta didik dalam menyikapi nilai-nilai agama, serta untuk mempersiapkan peserta didik menjadi manusia yang dapat menjalankan dan mengamalkan ajaran agamanya. 3). Need Assesmen Need Assesment adalah proses sistematis untuk menentukan dan mengatasi kebutuhan, atau "kesenjangan" antara kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan atau "keinginan". Kesenjangan antara kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan harus diukur untuk mengidentifikasi kebutuhan secara tepat. Kebutuhan dapat berupa keinginan untuk meningkatkan kinerja saat ini atau untuk memperbaiki kekurangan. c. Indikator Variabel Penelitian Berdasarkan definisi operasional di atas, maka indikator penelitian terkait dengan perkembangan organisasi, yakni meliputi: 1) Evolusi (pertumbuhan dan perkembangan), 2) Stagnasi (kemandegan), 3)
56 56 Involusi (kemunduran), dan 4) Kondisi internal dan eksternal yayasan. Sementara indikator penelitian terkait dengan lembaga pendidikan Islam adalah penyelenggaraan jenjang lembaga pendidikan Islam oleh Yayasan Al-Ma’ruf Denpasar, yakni meliputi: RA, MI, MTs, MA, SMK, dan STAI. 5. Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data a. Jenis dan Sumber pengumpulan Data Jenis pengumpulan data dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif berkenaan dengan data yang bukan angka, mengumpulkan dan menganalisis data yang bersifat naratif. Jenis penelitian kualitatif terutama digunakan untuk memperoleh data yang kaya, informasi yang mendalam tentang isu atau masalah yang akan dipecahkan. Data merupakan keteranganketerangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau 23 yang dianggap atau anggapan, atau suatu fakta yang digambarkan lewat angka, simbol, kode dan lain-lain.26 b. Teknik Pengumpulan Data Menurut Sunarti Nur, teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data. 27 Untuk memperoleh data yang 26Iqbal Hasan, Analisis Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 19. 27Sunarti Nur, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 308.
57 57 valid dan akurat, dalam penelitian ini akan digunakan beberapa teknik, sebagai berikut: a. Wawancara Menurut Widodo, teknik wawancara dipergunakan apabila seseorang memiliki suatu tujuan melalui pengumpulan informasi secara lisan dari informan, teknik yang digunakan di sini yakni semi terstruktur. Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori indept interview, dimana dalam pelaksanaanya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ideidenya.28 b. Observasi (Pengamatan) Arikunto menyatakan, observasi atau disebut juga pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan segala indera.29 Dalam penelitian ini digunakan teknik observasi agar dapat melihat secara langsung di Yayasan Al-Ma’ruf Denpasar, yakni hal-hal yang berkaitan dengan fokus penelitian. c. Dokumentasi Menurut Margono, dokumentasi merupakan cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip 28Widodo, Metedologi Penelitian Populer & Praktis, (Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2017), h. 45 29Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), h. 203
58 58 dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum yang berhubungan dengan masalah penelitian. 30 Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang terkait dengan sejarah dan profil dari Yayasan Al-Ma’ruf Denpasar, serta daftar kegiatan lainnya yang menunjang hasil dari penelitian. 6. Keabsahan Data Untuk keabsahan data dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. 31 Dalam hal ini, triangulasi berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti mengumpulkan data melalui wawancara dan diperiksa kembali dengan dokumentasi, atau peneliti mengumpulkan data melalui wawancara, kemudian diperiksa kembali dengan observasi. 7. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif kualitatif. Sudiyono menyebutkan, teknik deskriptif kualitatif dalam sebuah penelitian merupakan cara mendeskripsikan fenomena yang terjadi di lapangan yang dipilih secara sistematis berdasarkan kategorinya untuk memperoleh suatu kesimpulan dengan 30Margono, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 181 31Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2020), cet. 2, h. 296
59 59 bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat.32 Tahap analisis data dalam penelitian ini meliputi tiga kegiatan utama sebagai berikut: a. Reduksi Data Menurut Sugiyono, mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-hal yang penting, kemudian dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu.33 b. Penyajian Data Menurut Miles dan Huberman seperti yang dikutip oleh Sugiyono, penyajian data yang paling sering dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks dan naratif.34 Pada proses ini, upaya penyusunan data yang relevan dalam bentuk uraian, bagan, atau hubungan antar kategori agar pembaca akan mengerti proses atau kronologi kegiatan dalam analisis data, dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian, sehingga memberi peluang akan adanya penarikan simpulan. c. Penarikan Simpulan (Verifikasi Data) Sukardi menyatakan bahwa untuk dapat menggambarkan dan menjelaskan kesimpulan yang memiliki makna, maka harus digunakan strategi memaknai analisis spesifik dan menarik serta menjelaskan kesimpulan. 35 Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab fokus penelitian yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin 32Anas Sudiyono, Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 1987), h. 46 33Nasution, Metode Research, (Bandung: Jemmars, 1991), h. 247. 34 Lexy J Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1996), h. 249 35Sukardi., Penelitian Kualitatif Naturalistik dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Usaha Keluarga, 2006), h. 72
60 60 juga tidak, karena penelitian ini masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah berada di lapangan. J. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta Azwar, Saifuddin. 2010. Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Furchan, Arief. 2005. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar Hasbullah. 2017. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Depok: PT. Raja Grafindo Persada Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Penelitian Dengan Statistik, Jakarta: Bumi Aksara. Junaedi, Mahfud. 2010. Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan Pengembangan, Semarang: Rasail. J Moelong, Lexy. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Margono. 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta Nasution. 1991. Metode Research. Bandung: Jemmars Nur, Sunarti. 2011. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara. Sajjad Husain, Syed. 1994. Menyongsong Keruntuhan Pendidikan Islam, diterjemahkan oleh Rahmani Astuti dari judul asli Crisis Muslim Education, Bandung: Gema Risalah Press. Sunaryo. 2002. Psikologi Untuk Keperawatan, Jakarta: .Buku Kedokteran EGC. Syaoih Sukmadinata, Nana. 2011. Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sukardi.. 2006. Penelitian Kualitatif Naturalistik dalam Pendidikan, Yogyakarta: Usaha Keluarga.
61 61 Widodo. 2017. Metedologi Penelitian Populer & Praktis, Jakarta: PT. Rajawali Pers. Wijaya, Chandra. 2019 Manajemen Sumber Daya Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia. Zamroni. 2000. Paradigma Pendidikan Masa Depan, Yogyakarta: Bigraf Publishing. dst. Kitab Suci dan Undang-undang/Peraturan: 1. Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Kementerian Agama RI, Dicetak oleh PT Sinergi Pustaka Indonesia, 2012) 2. Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan (Jakarta: Departemen Agama RI, 2006). Tidak Diperjual Belikan 3. Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Redaksi Sinar Grafika, 2009) 4. Undang-undang Nomor 28 tahun 2004 tentang Perubahan atas Undangundang Nomor 16 tahun 2001 tentang Yayasan (Jakarta: Kementerian Sekretariat Negara RI) 5. Peratutan Pemerintah Nomor 2 tahun 2013 tentang Perubahan atas Peratutan Pemerintah Nomor 63 tahun 2008 tentang Pelaksanaan Undang-undang tentang Yayasan (Jakarta: Kementerian Sekretariat Negara RI) 6. dst. Internet: 1. Mokh. Iamn Firmansyah, 2019. “Pendidikan Agama Islam : Pengertian, Tujuan, Dasar, Dan Fungsi”, Jurnal Pendiikan Agama Islam, Ta’lim Vol 17 No.2.2019,h.79. http://jurnal.upi.edu/file/01_PENDIDIKAN_AGAMA_ISLAM,_PENGERT IAN,_TUJUAN,_DASAR,_DAN_FUNGSI. di akses pada tanggal 4 Januari 2023. 2. Suprapto. 2017.“Kebutuhan Guru Pendiikan Agama Islam di Sekolah”, EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, (Online), Vol. 16 No. 2 (2017), (https://jurnaledukasikemenag.org. diakses tanggal 4 Januari 2023.
62 62 3. Atim Rinawati dan Nginayatul Khasanah, 2017. “Analisis Kebutuhan (Need Assesment) Pengembangan Instrumen Penilaian Kompetensi Kepribaian Guru di Kabupaten Kebumen” Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Kebumen, An-Nidzam Vol. 4 No.2.https://ejournal.iainukebumen.ac.id/index.php/An-Nidzam/article/download/33/27/. di akses 4 Januari 2023