LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
"Menentukan Sifat Suatu Larutan dengan Menggunakan Indikator Kertas Lakmus dan Indikator Alami
Menggunakan Kol Ungu"
Disusun oleh:
1.Anggy Freciliany (04)
2.Dede Fernanda (11)
3.Delvia Nasywa T.P (12)
4.Melda Alya Kasta (20)
5.Moh.Trio Adi S. (21)
6.Riska Nabila Putri (26)
Kelas: XI MIPA 6
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PROVINSI JAWA TENGAH
SMA NEGERI 2 BREBES
Jln. Jendral A. Yani No. 77, Brebes 52212
Tahun Ajaran 2021/2022
1. Landasan Teori
Dalam kehidupan sehari-hari kita cukup sering menjumpai senyawa asam basa baik dari makanan
maupun barang yang digunakan. Salah satunya adalah detergen yang digunakan untuk mencuci pakaian,
merupakan zat yang bersifat basa.
Asam basa merupakan larutan elektrolit. Larutan tersebut dapat pula dikenal dengan ciri khas, seperti
asam mempunyai rasa masam contohnya cuka dapur, vitamin C, maupun jeruk nipis. Sedangkan basa
mempunyai rasa pahit dan licin bila dipegang, seperti detergen, pasta gigi, maupun kapur sirih.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ada beberapa para ahli menjelaskan
sifat asam dan basa melalui sebuah teori secara rinci. Setidaknya, ada 3 teori asam basa menurut para
ahli antara lain Teori Arrhenius, Teori Bronsted-Lowry, Teori Asam Basa Lewis.
1.Teori Arrhenius
Ahli kimia yang berasal dari Swedia yaitu Svante Arrhenius menghubungkan sifat keasaman dengan ion
hydrogen (H+) pada tahun 1884. Asam Arrhenius adalah zat yang apabila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan ion H+ dalam larutan, misalnya asam klorida (HCl) dan asam asetat (CH3COOH). Dengan
persamaan reaksi dari asam klorida dan asam asetat sebagai berikut :
HCl (aq) → H+ (aq) + Cl (aq)
CH3COOH (aq) → Ch3COO– (aq) + H+ (aq)
Berdasarkan persamaan reaksi tersebut maka ciri khasnya adalah dalam pelarut air zat tersebut
mengion menjadi hidrogen yang bermuatan positif dengan lambing H+ dan ion yang bermuatan
negative akan disebut dengan sisa asam.
Disamping itu, basa Arrhenius adalah zat yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion OH–.
Misalnya natrium hidroksida (NaOH) dan ammonium hidroksida (NH4OH). Dimana, persamaan reaksi
basa tersebut antara lain
NaOH (aq) → Na+ (aq) + OH– (aq)
NH4OH (aq) → Nh4+ (aq) + OH– (aq)
Basa yang dalam larutan banyak menghasilkan ion OH- disebut basa kuat, sedangkan yang sedikit
menghasilkan ion OH- disebut dengan basa lemah. Tidak semua senyawa yang dalam rumus kimianya
terdapat gugus hidroksida termasuk golongan basa.
2.Teori Bronsted – Lowry
Pada tahun 1923, ahli kimia Johannes Nicolaus Bronsted dan Thomas Martin Lowry mengembangkan
definisi asam dan basa berdasarkan kemampuan (donor) atau menerima (akseptor) proton (ion H+).
Menurut konsep Bronsted dan Lowry, zat yang memiliki kecenderungan untuk menyumbangkan ion H+
pada zat lain adalah asam. Sedangkan zat yang memiliki kecenderungan untuk menerima ion H+ dari zat
lain adalah basa.
Senyawa yang dapat bertindak sebagai asam basa Bronsted-Lowry disebut amfoter. Perhatikan reaksi
berikut ini !
HCl (aq) + NH3 (aq) → NH4+ (aq) + Cl–(aq)
(asam) (basa) (asam konjugasi) (basa konjugasi)
Pada reaksi tersebut, asam klorida (HCl) menyumbangkan proton (H+) pada ammonia (NH3) dan
membentuk ion ammonium yang bermuatan positif (NH4+) dan ion klorida yang bermuatan negatif (CI–).
Sehingga NH3 merupakan basa Bronsted – Lowry karena menerima proton. Pada bagian produk, Cl-
disebut dengan basa konjugasi dari HCl dan NH4+ disebut dengan asam konjugasi dari basa NH3.
3. Teori Asam Basa Lewis
Pada tahun 1923, Gilbert Newton Lewis seorang ahli kimia dari UC Berkeley mengusulkan teori
alternative untuk menggambarkan asam dan basa. Teorinya menjelaskan tentang asam dan basa
berdasarkan struktur dan ikatan.
Asam menurut Lewis adalah suatu zat yang mempunyai kecenderungan menerima pasangan electron
dari basa. Contoh beberapa asam Lewis adalah SO3, BF3, maupun AlF3. Sedangkan basa menurut Lewis
adalah zat yang dapat memberikan pasangan elektron. Basa lewis memiliki pasangan electron bebas,
contohnya adalah NH3, Cl–, maupuan ROH. Lewis menjelaskan lebih lanjut bahwa reaksi asam basa
merupakan reaksi serah terima pasangan elektron, sehingga terbentuk suatu ikatan kovalen koordinasi.
Indikator Asam Dan Basa
Menggunakan indikator kertas lakmus dan kol ungu sebagai indikator alami dalam larutan asam basa.
II. Tujuan
Mengamati larutan yang bersifat asam dan larutan yang bersifat basa secara sederhana menggunakan
indikator kertas lakmus dan menentukan trayek pH kol ungu sebagai indikator alami larutan asam basa.
III. Alat dan bahan
Adapun alat yang digunakan yaitu
1. Plat tetes
2. Gelas kimia
3. Pipet tetes
4. Lumpang dan alu (mortar)
5. Tisu kering
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum 1 yaitu
1. Aquades
2. Air jeruk asam dan manis
3. Air comberan
4. Air cuka
5. Alkohol
6. Air sitrun
7. HCL
8. NAOH
9. Air kapur
10. Soda kue
11. NH4CL
12. Air hujan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum 2 yaitu
1. Ekstrak kol ungu
2. Air sabun/detergen
3. Air jeruk asam dan manis
4. Larutan cuka dapur
5.Larutan HCI
IV. Cara Kerja
Cara Kerja Praktikum Ke 1:
1. Potong kecil-kecil kertas lakmus kurang lebih 0,5cm
2. Letakkan potongan kertas lakmus merah pada satu lekukan pada plat tetes dan
potongan kertas lakmus biru pada lekukan plat tetes yang lain.
3. Teteskan aquades pada kedua lekukan yang ada kertas lakmus merah dan biru, tunggu
beberapa saat, catat perubahan yang terjadi.
4. Lakukan langkah diatas untuk bahan lainnya.
5. Catat di Tabel.
Cara Kerja Praktikum 2:
1. Siapkan Plat tetes yang kering dan bersih, kemudian tiap lubang isi dengan larutan pH
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, Larutan cuka, Air sabun/detergen,air jeruk asam,air jeruk
manis,dan larutan HCI.
2. Kol ungu di tumbuk dengan lumpang, kemudian diberi aquades kurang lebih 30ml,
kemudian diaduk dan diambil sari kol ungu dengan menggunakan pipet.
3. Teteskan sari kol ungu ke plat tetes yang sudah ada larutan pH 1-14.
4. Amati dan catat perubahan warnanya.
5. Ulangi langkah 1-4 dengan menggunakan bahan lainnya.
V. Hasil Pengamatan Kertas Lakmus Sifat Larutan
Praktikum 1 Asam Netral Basa
Perubahan Warna pada kertas lakmus Merah Biru
✔
No Bahan Biru Biru ✔
✔
1 Air Kapur Biru Biru ✔
2 Soda Kue ✔
3 NH4CI Merah Merah ✔
4 Air Hujan ✔
5 Alkohol Merah Biru ✔
6 Air Sitrun ✔
7 HCI Merah Biru ✔
8 NaOH ✔
9 Air Cuka Merah Merah
10 Air Comberan
11 Air Jeruk Asam Merah Merah
Biru Biru
Merah Merah
Biru Biru
Merah Merah
12 Air Jeruk Manis Merah Merah ✔.
Praktikum 2
Larutan pH 1 pH 2 pH 3 pH 4 pH 5 pH 6 pH 7
Ungu Ungu Ungu
Ekstrak kol Merah Merah Ungu Ungu
muda muda muda pH 12 pH 13 pH 14
ungu muda Biru tua Biru tua Kuning
Larutan pH 8 pH 9 pH 10 pH 11 Air Jeruk
manis
Ekstrak kol Ungu tua Ungu Ungu tua Biru Merah
ungu gelap
Larutan Larutan Air sabun Cuka Air Jeruk
HCI asam
Ekstrak kol Merah Ungu Merah Merah
ungu muda
VI. Pertanyaan dan Diskusi
Pertanyaan
1. Dari percobaan di atas, bagaimana menurut anda cara mengenali sifat suatu larutan?
2. Kapan zat/bahan dikatakan asam / basa dengan indikator lakmus merah dan lakmus
biru?
3. Jelaskan tentang bahan-bahan yang termasuk asam dan basa dilingkungan sekitar kita?
4. Jelaskan indikator alami yang ada di sekitar kita?
5. Jelaskan indikator alami yang paling efektif untuk digunakan dalam menentukan
larutan asam dan basa?
Jawaban
1.Cara mengenali sifat suatu larutan dapat menggunakan indikator buatan dan indikator alami,indikator
buatan dapat menggunakan kertas lakmus sedangkan indikator alami dapat menggunakan kol ungu.
2.Suatu larutan dikatakan memiliki sifat asam ketika terjadi perubahan warna kertas lakmus biru
menjadi merah begitu sebaliknya suatu larutan dikatakan memiliki sifat basa ketika terjadi perubahan
warna kertas lakmus merah menjadi biru.
3.Bahan-bahan yang termasuk asam di lingkungan sekitar kita yaitu air cuka,larutan HCI,larutan
NH4CI,air sitrun,air jeruk manis dan air jeruk asam.
Bahan-bahan yang termasuk basa di lingkungan sekitar kita yaitu air kapur,soda kue,larutan NaOH,dan
air comberan.
4.Indikator alami yang dapat digunakan untuk mengetahui sifat larutan asam dan basa yaitu dengan
menggunakan kol ungu selain menggunakan kol ungu dapat menggunakan bunga kertas,bunga
sepatu,dan masih banyak lagi.
5.Indikator alami yang paling efektif untuk digunakan dalam menentukan larutan asam dan basa adalah
kol ungu. Kol ungu merupakan salah satu alternatif bahan pembuatan indikator asam basa alami karena
memiliki senyawa antosianin yang memberikan warna berbeda pada derajat keasaman (pH) yang
berbeda.
VII. Kesimpulan
Pada percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa,untuk mengenali sifat larutan
dapat menggunakan indikator kertas lakmus dan indikator alami yaitu kol ungu.Dengan indikator kertas
dapat disimpulkan suatu larutan dikatakan memiliki sifat asam apabila terjadi perubahan warna kertas
lakmus biru menjadi merah dan suatu larutan dikatakan memiliki sifat basa apabila terjadi perubahan
warna kertas lakmus merah menjadi biru.Dengan indikator alami yaitu kol ungu dapat diamati terjadi
perubahan warna dalam larutan asam, basa, dan netral.