The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by iwan19003, 2021-04-14 20:03:42

KULTUM RAMADHAN JILID 1 (REVISI)

KULTUM RAMADHAN JILID 1 (REVISI)

Keywords: kultum Ramadhan

1|KULTUM RAMADHAN

Abu Yusuf Akhmad Ja’far, Lc

JILID 1

2|KULTUM RAMADHAN

Judul :
KULTUM RAMADHAN

Penulis:
Abu Yusuf Akhmad Ja’far, Lc

Design Cover :
Abu Nahsyal

Cetakan Pertama 2021

Alamat Penerbit:
Dar Al-Furqon
CV. Dunia Literasi Lestari
NIB : 1215000122198
Jl. Kyiai Sepuh, Gg. 18 Ds. Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota
Pasuruan - Jawa Timur
No. HP: 082286919195

3|KULTUM RAMADHAN

MUQODDIMAH

‫بسم الله الرحمن الرحيم‬

ْ َ ‫َ ََْْ ُد‬ ‫َو‬ ، ‫يَْر َض ى‬ ‫َو‬ ‫َرّبُنَا‬ ‫ َك َما ُِي ُّب‬، ‫فِْيِه‬ ‫ُمبَاَرًكا‬ ْ‫اَلَلحْهًُداَو َكَثِْيًْْراََ ُدطَّيَِِبً اا‬ ِ‫لله‬ ‫اَللحَإِْملَهَُد‬
ُ‫َعْب ُدهُ َو َر ُسْولُه‬ ‫ُمَ ام ًدا‬ ‫إِاَل‬

ْْ َُُْ ‫ َو َل َُْوتُ ان إِاَل َو‬،‫ ََيّيََُا ال ِِّذيْ َن آَمنُْوا اتاُقْوا اللهَ َح اق تَُقاتِِه‬: ‫قَُما َْسللِاُمللْوهُ َْتَ َعا َل‬
ُ‫ اَْوُك الخْيَُرْم َادلثَهٍَةْدبِِْدي َعَهةْدَو ُيُك ُالمَ ابمِْدٍد َعٍةَصلَ َضىَاَللَلةه‬،‫الَوحَ ِديَْْارِثالأكَُُُِماْوِرُبُُامْللَدهََِثتَتَُعََااََلفَِإ‬،‫َوَعلَإْيِ ِهاْ َوَ ْصَسَلاد ََْق‬
، ‫َاما بَ ْع ُد‬

Segala puji bagi Allah atas limpahan rahmat dan nikmat-Nya.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad salallahu ‘alaihi wa sallam.

Ketika melakukan safari dakwah ke beberapa daerah, terutama di
pedalaman, kami menjumpai beberapa tokoh yang membimbing masyarakat,
tentu dengan keterbatasan yang mereka miliki.

Mereka sudah terlanjur di tokohkan, sedangkan kesempatan belajar
agama lebih dalam lagi terhalang oleh berbagai kegiatan yang sudah dijalani.
Hanya melalui video, audio dan buku-buku dengan arahan para ustadz yang
lebih berilmu, mereka memperbarui ilmu sebagai bahan untuk disampaikan ke
masyarakat.

Dari sinilah kami tergerak dengan sedikit ilmu yang penulis miliki,
kami menulis sebuah materi yang sangat mereka butuhkan untuk kegiatan-
kegiatan keagamaan mereka, terutama ketika momen Ramadhan.

4|KULTUM RAMADHAN

Kami sangat termotivasi dengan buku “Majalis Syarhi Ramadhan”
karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullahu Ta’ala dan
buku “Majalis Syahri Ramadhan Al-Mubarok” karya Syaikh Shalih Fauzan
Al-Fauzan Hafidzahullahu Ta’ala .

Oleh karena itu, buku ini kami beri judul “KULTUM
RAMADHAN”, yang merujuk kepada tulisan dan nasihat para ulama di atas
manhaj salaf.

Semoga bermanfaat bagi pembaca, dan menjadi pahala jariyah bagi
penulis dan siapa saja yang menyebarkannya.

Mohon kiranya jika ada kesalahan, silahkan disampaikan kepada kami,
in syaa Allah kami akan berlapang dada dan sangat senang menerima kritik
dan saran anda semuanya.

Abu Yusuf Akhmad Ja’far
Lipatkain Selatan, 01 Sya’ban 1442 H

5|KULTUM RAMADHAN

DAFTAR ISI

Halaman Judul ..................................................................................................
Muqoddimah ....................................................................................................4
Daftar Isi ..........................................................................................................6

1. Meluruskan Niat dalam Ibadah............................................................7
2. Akhlak yang Baik ..............................................................................10
3. Manfaatkan Waktu ketika di Dunia ...................................................14
4. Wasiat Agung Rasulullah ‫ ﷺ‬.............................................................19
5. Cinta karena Allah Ta’ala..................................................................23
6. Konsekuensi Cinta kepada Rasulullah ‫ﷺ‬...........................................27
7. Shalawat kepada Nabi ‫ﷺ‬....................................................................31
8. Hak Para Sahabat ..............................................................................35
9. Ramadhan Syahrul Qur’an.................................................................39
10. Berdakwah di Jalan Allah ..................................................................43

Daftar Pustaka................................................................................................48
Biografi Penulis Buku......................................……………………………..51

6|KULTUM RAMADHAN

1
MELURUSKAN NIAT DALAM IBADAH1

ْ َ ‫َ ََْْ ُد‬ ‫َو‬ ، ‫يَْر َض ى‬ ‫َو‬ ‫َرّبُنَا‬ ‫ َك َما ُِي ُّب‬، ‫فِْيِه‬ ‫ُمبَاَرًكا‬ ‫ََحْ ًدا َكثِْيًرا طَّيِِبًا‬ ِ‫لله‬ ‫اَللحَإِْملَهَُد‬
ُ‫َعبْ ُدهُ َو َر ُسْولُه‬ ‫ُمَ ام ًدا‬ ْ‫اللهُ َو َ ََْْ ُد َ ا‬ ‫إِاَل‬

ْْ َُُْ ‫ َو َل َُْوتُ ان إِاَل َو‬،‫ ََيّيََُا ال ِِّذيْ َن آَمنُْوا اتاُقْوا اللهَ َح اق تَُقاتِِه‬: ‫قَُما َْسللِاُمللْوهُ َْتَ َعا َل‬

Segala puji hanya milik Allah, pujian yang banyak, lagi baik, penuh
keberkahan seperti yang disukai dan di ridhoi Rabb kami.

Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang berhak untuk
disembah) selain Allah. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad ‫ ﷺ‬adalah
hamba dan utusan-Nya.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-

benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam keadaan beragama Islam.”(QS. Al-Imran : 102)

Kaum muslimin rahimakumullah

Sesungguhnya ikhlasnya amal merupakan pondasi agar sebuah amalan

diterima dan merupakan tangga untuk terwujudnya sesuatu yang
diinginkannya . Allah Ta’ala berfirman,

َ‫َوَما َُِمُرْوا إِاَل لِيَ ْعبُُدْوا اللهَ ُمْلِ ِصْ َي لَهُ ال ِِّديْ َن ُحنََفآء‬

“Padahal tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk beribadah

kepada-Nya, mengikhlaskan segala ibadah untuk-Nya; sebagai orang-orang
yang hanif” (QS : Al-Bayyinah : 5).

1 Diringkas dari Buku Memuliakan Ilmu, hal 20-26

7|KULTUM RAMADHAN

Dalam Ash-Shahihain (Bukhari dan Muslim), dari Umar
Radhiyallahu'anhu, bahwasannya Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

‫ َولِ ُكِِّل اْمِر ٍئ َما ََْوى‬،‫الأَ ْع َما ُل ِبلّنِِياِة‬

"Amalan-amalan itu tergantung niatnya, dan setiap orang akan
diganjar sesuai dengan apa yang dia niatkan".

Sudah sepatutnya bagi setiap orang yang menginginkan keselamatan
dunia dan akhirat untuk terus memeriksa dan memperbaiki keikhlasan. Dalam
semua perkaranya, baik besar maupun kecil, baik yang terlihat maupun yang
tersembunyi.

Senantiasa memeriksa dari kosongnya perkara ikhlas (di dalam hati),
dimana hal ini menunjukan betapa sulitnya untuk meluruskan niat.

Sufyan ats-Tsauri Rahimahullah berkata :

‫َما َعا َلْ ُت َْْيئًا َ َْ اد َعلَ اي ِم ْن ِْيا ْت ؛ ِلأَْاََا تَََُقلا ُب َعلَ اي‬

"Tidak ada sesuatu pun yang lebih sulit untuk aku atasi dari
meluruskan niatku, karena niat itu berbolak-balik dalam diriku."

Definisi dari ikhlas berputar pada 4 hal di bawah ini :

1. Meniatkan suatu amalan hanya untuk Allah.
2. Tidak mengharap-harap pujian manusia dalam beramal.
3. Kesamaan antara sesuatu yang tampak dan yang tersembunyi.
4. Mengharap balasan di akhirat dari amalan yang dia lakukan.

Jangan sampai amalan kita sia-sia hanya karena riya (ingin
dilihat/dipuji manusia) dan sum’ah (ingin didengar manusia) dalam beramal.
Allahul Mustaan.

Hadist tentang tiga golongan yang menjadi korek api neraka harus
menjadi pengingat kita, mereka itu adalah Qori Al-Qur’an, mujahid (yang
berjihad di medan perang) dan orang yang rajin sedekah. Kenapa bisa
demikian? Karena mereka beramal tanpa rasa ikhlas, mengharap pujian
manusia di dunia.

8|KULTUM RAMADHAN

Demikian yang dapat kami sampaikan.

،َْ ‫َوَوآَصلاِخ ُىر اَدللهْعَُواَعَلَن ىَ َِْْبِّايِِنَلاحَْمُُمَُدامللٍدِه َوَر َِِّعبلَ الىَعاآللَِِهِمَْوَي َص ْحبِِه َو َسلا‬

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad,
kepada keluarganya, dan para sahabatnya. Dan penutup doa kami, segala
puji hanya milik Allah Rabb semesta alam.

9|KULTUM RAMADHAN

2
AKHLAK YANG BAIK

ْ َ ‫َ ََْْ ُد‬ ‫َو‬ ، ‫يَْر َض ى‬ ‫َو‬ ‫َرّبُنَا‬ ‫ َك َما ُِي ُّب‬، ‫فِْيِه‬ ‫ُمبَاَرًكا‬ ْ‫اَلَلحْهًُداَو َكَثِْيًْْراََ ُدطَّيَِِبً اا‬ ِ‫لله‬ ‫اَللحَإِْملَهَُد‬
ُ‫َعبْ ُدهُ َو َر ُسْولُه‬ ‫ُمَ ام ًدا‬ ‫إِاَل‬

ْْ َُُْ ‫ َو َل َُْوتُ ان إِاَل َو‬،‫ ََيّيََُا ال ِِّذيْ َن آَمنُْوا اتاُقْوا اللهَ َح اق تَُقاتِِه‬: ‫قَُما َْسللِاُمللْوهُ َْتَ َعا َل‬

Segala puji hanya milik Allah, pujian yang banyak, lagi baik, penuh
keberkahan seperti yang disukai dan di ridhoi Rabb kami.

Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang berhak untuk
disembah) selain Allah. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad ‫ ﷺ‬adalah
hamba dan utusan-Nya.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-
benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam keadaan beragama Islam.”(QS. Al-Imran : 102)

Kaum muslimin rahimakumullah

Sesungguhnya disyari’atkan bagi setiap muslim untuk berakhlak yang
baik. Karena diantara tujuan diutusnya Rasulullah ‫ ﷺ‬adalah untuk

menyempurnakan akhlak yang mulia. Sebagaimana diriwayatkan dari Abu

Hurairah radhiyallahu anhu ia berkata, Rasululla‫ق‬hِ َ‫ْخَﷺ‬bَ‫أ‬e‫ْل‬r‫ا‬s‫َح‬abِ‫ال‬d‫َص‬a; َْ َِِّ ُ‫إَِّانَا بُعِثْ ُت ِلأ‬

“Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak-
akhlak yang mulia” (HR. Ahmad)

Seorang yang baik akhlaknya menunjukkan kesempurnaan imannya.

Dan mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik

akhlaknya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu ia berkata,

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda; ‫َ ْك َم ُل المْؤِمنِْ َي إِْيَا ًن َ ْح َسنُ َُ ْْ ُخلًُقا‬

10 | K U L T U M R A M A D H A N

“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik
akhlaknya”( HR. Tirmidzi)

Akhlak yang baik merupakan pemberat timbangan kebaikan.

Sebagaimana sabda‫ُ ِق‬R‫لُل‬a‫ا‬su‫ِن‬lu‫ ْس‬ll‫ُح‬ah‫ِمﷺْن‬ ; ‫المْؤِم ِن‬ ِْ ‫ِمْي َزا‬ ‫َْ ْيٍء‬ ‫ِم ْن‬

‫الِقيَاَمِة‬ ‫يَ ْوَم‬ ‫ِ ْف‬ ‫َثَْق ُل‬ ‫َما‬

“Tidak ada sesuatu yang lebih berat di timbangan orang mukmin pada
hari kiamat selain daripada akhlak yang baik.”(HR. Ahmad)

Kaum muslimin rahimakumullah …

Akhlak yang baik meliputi akhlak kepada Allah Ta’ala dan akhlak
kepada sesama manusia. Barangsiapa yang memahami akhlak baik hanya
kepada manusia, maka itu pemahaman yang kurang tepat. Berikut ini
perincian akhlak kepada Allah.

A. Akhlak Kepada Allah Ta’ala

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin2 menjelaskan bahwa
akhlak yang baik kepada Allah Ta’ala mencakup tiga hal, antara lain :

1. Menerima berita yang datang dari Allah Ta’ala, dengan cara

membenarkannya ‫تلق ى َخبار اللهِ ِبلُا ْص ِديِْق‬

Apapun berita yang datang dari Allah Ta’ala, baik yang bersumber

dari Al-Qur’an maupun As-Sunnah, baik yang mampu dicerna dengan akal

maupun tidak, maka berita tersebut harus diterima dan tidak boleh ragu

sedikitpun. Allah Ta’ala berfirman; ‫َوَم ْن َ ْص َد ُق ِم َن اَّالِل َح ِديثًا‬

“Dan siapakah yang lebih benar perkataan(nya) daripada Allah?”(QS. An-
Nisaa : 87)

2. Menerima hukum Allah Ta’ala, dengan cara melaksanakan dan

menerapkannya ‫تلق ى َحكامه ِبلُاْنِفْي ِذ و الَُطْبِْيِق‬

2 Lihat Kitab Makaarim Al-Akhlak, hal, 13-42 (diringkas)

11 | K U L T U M R A M A D H A N

Baik itu hukum yang bersifat perintah maupun larangan. Diantara
hukum Allah Ta’ala yang berupa larangan adalah firman- Nya;

‫َوَ َح ال اَّاللُ الْبَْي َع َو َحارَم الِِّرَب‬

“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”(QS.

Al-Baqoroh : 275)

Maka seorang muslim harus menjauhi berbagi bentuk riba. Baik itu
riba fadhl maupun riba nasi’ah.

3. Menerima Takdir Allah Ta’ala, dengan sabar dan ridha

‫تلق ى َقداره ِبل اصِْْب َو الِِّر َضا‬

Ketetapan Allah Ta’ala atas para hamba-Nya mencakup hal yang baik
dan hal yang buruk. Ketika seorang hamba mendapatkan takdir yang buruk,
maka ia harus bersabar dan berupaya untuk ridha terhadap takdir tersebut.

B. Akhlak Kepada Sesama Manusia

Al-Hasan Al-Bashri menyebutkan bahwa akhlak yang baik terhadap
sesama manusia ada tiga, yaitu:

1. Tidak mengganggu (‫) َكُّف ى الأََذى‬
Hendaknya seorang muslim tidak mengganggu manusia lainnya,

terutama terhadap orang-orang dekat dengannya. Diriwayatkan dari Abu

Sy‫َل‬ur‫ي‬ai‫ذ‬h‫ا‬,‫ال‬:ba‫ل‬hَ ‫ا‬wَ‫ق‬a‫؟‬N‫َّالِل‬a‫ا‬b‫َل‬i‫رسﷺو‬be‫ا‬r‫ي‬s‫ن‬aْb‫َم‬da:;‫قِي َل‬ ،‫يُْؤِم ُن‬ ‫َل‬ ‫واَّالِل‬ ،‫يُْؤِم ُن‬ ‫َل‬ ‫ئَِقواهَُّالِل‬،‫َلجياُُْرؤهُِم بَُنَوا‬ ِ‫واَّالل‬
‫يأْم ُن‬

“Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah
tidak beriman.” Ditanyakan, “Siapa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab,
“Seorang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya.”
) Muttafaq Alaihi)

2. Bersikap dermawan ( ‫) بَْذ ُل النا َدى‬

Hendaknya seorang muslim bersikap dermawan terhadap muslim yang
lainnya. Dan Rasulullah ‫ ﷺ‬adalah orang yang sangat dermawan, bahkan beliau

12 | K U L T U M R A M A D H A N

lebih dermawan dari pada angin yang berhembus. Disebutkan dalam riwayat

Imam Bukhari da‫لَِة‬n‫َس‬M‫ُمْر‬uْ‫ل‬s‫ا‬l‫ح‬iِmْ‫فَلََر ُسْوُل الّّٰلِِه َصلا ى الّّٰلِهُ َعلَْيِه َو َسلا َْ َ ْجَوُد ِبلْ َخْي ِر ِم َن الِِّري‬
Termasuk bentuk kedermawanan adalah dengan memaafkan

kesalahan Bmearnsuiksaiapyraanmg alahin(n‫ِه‬y‫ْج‬a‫َو‬. ‫ال‬ ُ‫طَََقَة‬ )
3.

Hendaknya seorang muslim bersikap ramah ketika bertemu dengan

saudaranya. Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Dzar radhiyallahu anhu ia

berkata, Nabi ‫ﷺ‬ bersabda kepadaku; ‫ِم َن‬ ْ‫َتِقَر ا‬

‫َ َخا َك بوجٍه طليٍق‬ ‫تَلَق ى‬ ْ َ ‫َولَو‬ ،‫َْْيئًا‬ ‫المَْعُروف‬ ‫َل‬

“Janganlah engkau meremehkan suatu kebaikan apapun, walaupun engkau

bertemu saudaramu dengan wajah yang ceria.” (HR. Muslim)

Demikian yang dapat kami sampaikan.

،َْ ‫َوَوآَصلاِخ ُىر اَدللهْعَُواَعَلنَ ىَ َِْْبِّايِِنَلاحَْمُُمَُدامللٍدهِ َوَر َِِّعبلَ الىَعاآللَِِهِمَْوَي َص ْحبِِه َو َسلا‬

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad,
kepada keluarganya, dan para sahabatnya. Dan penutup doa kami, segala
puji hanya milik Allah Rabb semesta alam.

13 | K U L T U M R A M A D H A N

3
MANFAATKAN WAKTU KETIKA DI DUNIA

ْ َ ‫َ ََْْ ُد‬ ‫َو‬ ، ‫يَْر َض ى‬ ‫َو‬ ‫َرّبُنَا‬ ‫ َك َما ُِي ُّب‬، ‫فِْيِه‬ ‫ُمبَاَرًكا‬ ‫ََحْ ًدا َكثِْيًرا طَّيِِبًا‬ ِ‫لله‬ ‫اَللحَإِْملَهَُد‬
ُ‫َعْب ُدهُ َو َر ُسْولُه‬ ‫ُمَ ام ًدا‬ ْ‫اللهُ َو َ ََْْ ُد َ ا‬ ‫إِاَل‬

ْْ َُُْ ‫ َو َل َُْوتُ ان إِاَل َو‬،‫ ََيّيََُا ال ِِّذيْ َن آَمنُْوا اتاُقْوا اللهَ َح اق تَُقاتِِه‬: ‫قَُما َْسللِاُمللْوهُ َْتَ َعا َل‬

Segala puji hanya milik Allah, pujian yang banyak, lagi baik, penuh
keberkahan seperti yang disukai dan di ridhoi Rabb kami.

Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang berhak untuk
disembah) selain Allah. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad ‫ ﷺ‬adalah
hamba dan utusan-Nya.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-
benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam keadaan beragama Islam.”(QS. Al-Imran : 102)

Kaum muslimin rahimakumullah

Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu adalah seorang sahabat yang
pemberani, diusia lima belas tahun ia telah ikut andil dalam perang Khandaq,
melalui izin dari Rasulullah ‫ ﷺ‬, begitu juga dengan perang Mu’tah, maupun

Yarmuk. Beliau juga ikut dalam Fathu Makkah (penaklukan Kota Makkah).

Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu adalah sahabat yang banyak
memahami sunnah-sunnah Rasulullah ‫ﷺ‬, sehingga beliau dipercaya untuk
memberi fatwa pada masa Islam selama enam puluh tahun.

Beliau adalah sahabat Rasulullah yang terakhir wafat di Makkah pada
tahun 73 H di usia 84 tahun.

Ulama hadits menobatkan Abdullah bin Umar sebagai sahabat kedua
yang banyak meriwayatkan hadits setelah Abu Hurairah radhiyallahu anhu.

14 | K U L T U M R A M A D H A N

Beliau telah meriwayatkan hadits sebanyak 2.630 buah hadits3. Diantaranya

a‫و‬،)ْ‫حك‬dَََa‫ا‬،ِlَ‫بوتب‬a‫ْاص‬h‫اِرليِْلَم‬h‫كَغ‬a‫َِر‬d‫كِِظ‬i‫ََُت‬t‫ا‬sَ‫َْتاحَيْن‬bَ‫َكَأ‬eَ‫ْن‬rَ‫اف‬i‫َِم‬k‫ََْتوي‬u‫ُّد‬t،‫كاْيل‬i‫ََس‬n‫ْف‬i‫ضْم‬.َِِD‫مَذْنَار‬aِ‫ُِإك‬r‫(ل‬i‫ك‬::َA‫َُلل‬bُِ‫قاْحوا‬dَ‫َُق‬u‫ِيَصف‬ll‫ْاب‬a‫ْنََم‬h‫ِمَُِك‬b‫َعبَْنْن‬i‫ِْذ‬n‫ لَْهُُخ‬U‫َساَللوا‬m‫ي‬،‫ءَََو‬a‫اِض‬r‫ْيرَسِه‬iََ‫ل‬a‫َرَعَم‬b‫ُاْمل‬e‫لعُه‬r‫لِر‬k‫ُنِظا‬a‫َُى‬tْ‫ْن ب‬a‫َاتللَوِهفََكَا َََْص;تَلاا‬،‫ََرَسْصبُِسبَْيْوٍْلحُل‬ ‫َ َخ َذ‬
‫َوَعإِابذَِاُر‬

“Rasulullah ‫ ﷺ‬memegang pundakku, lalu bersabda, “Jadilah engkau
di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau pengembara.” Lalu Ibnu
Umar berkata, “Jika engkau di waktu sore, maka janganlah engkau menunggu

pagi dan jika engkau di waktu pagi, maka janganlah menunggu sore dan

pergunakanlah waktu sehatmu sebelum engkau sakit dan waktu hidupmu
sebelum engkau meninggal dunia.”(HR. Bukhari)

Kaum muslimin rahimakumullah…

Ada beberapa pelajaran yang dapat diambil dari hadits ini4, diantaranya :

1. Kepiawaian Rasulullah ‫ ﷺ‬dalam mengajarkan ilmu agama

Rasulullah ‫ ﷺ‬adalah sebaik-baik guru dalam mengajarkan ilmu Islam.
Beliau mengajarkan ilmu dengan menggunakan bahasa lisan dan bahasa
perbuatan, sehingga menjadikan orang yang diajak bicara selalu teringat
dengan tarbiyah (pendidikan) beliau. Diantara cara beliau dalam mengajarkan
ilmu ialah dengan memegang pundak orang yang diajak bicara.

2. Manusia seharusnya tidak menjadikan dunia sebagai tempat
bermukim selamanya

Namun hendaknya seorang muslim rindu untuk tinggal di negeri

akhirat, yaitu Surga. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah ‫;ﷺ‬

‫ َْو َعابُِر َسبِْيٍل‬،‫ُك ْن ِ ْف ال ُّدْيَا َكأَْا َك َغِريْب‬

“Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau
pengembara”

3 Lihat lebih lengkap Kitab Usdu Al-Ghobah, hal 716-718
4 Lihat Syarh Al-Arbain An-Nawawiyah, hal 424 – 425 (diringkas dan ditambah
faidah lainnya)

15 | K U L T U M R A M A D H A N

3. Memotivasi untuk memanfaatkan waktu dan mengisinya
dengan amal shalih

‫ ِص احُِ َك‬S‫ْن‬eb‫ِم‬a‫ذ‬gْ ‫خ‬aُi‫َو‬m،aَ‫ء‬n‫ا‬a‫ َس‬p‫َم‬e‫ل‬n‫ا‬j‫ر‬eِ‫ظ‬lِaَُs‫ْن‬aَ‫ت‬nَdََ‫ف‬ar‫ت‬iَ Ib‫ْح‬nَ‫ب‬u‫ ْص‬Uَ m‫َذا‬aِ‫َوإ‬r r،‫ك‬a‫ََح‬d‫تِا‬hَ‫اصْوب‬i‫َم‬yِa‫الل‬l‫ك‬lَ‫ِر‬a‫ِظ‬hِ‫َُات‬uَ‫تََحْني‬anَ‫َْن‬hَ‫مف‬uِ‫ ;َتَو‬،‫إلَِِذماَرَِْضم َسَكْي‬

“Jika engkau di waktu sore, maka janganlah engkau menunggu pagi dan jika

engkau di waktu pagi, maka janganlah menunggu sore dan pergunakanlah
waktu sehatmu sebelum engkau sakit.”

4. Memperingatkan seorang muslim agar tidak panjang angan-
angan

Memendekkan angan-angan karena takut datangannya ajal secara tiba-
tiba. Pendek angan-angan merupakan bentuk zuhud terhadap dunia,
sebagaimana perkataan Imam Ahmad Rahimahullahu;

‫الُّزْه ُد ِ ْف ال ُّدْيَا قَ ْصُر الأََمِل‬

“Zuhud terhadap dunia adalah pendek angan-angan.”

Ketahuilah bahwa kematian itu datangnya dengan tiba-tiba. Berkata

Bakr A‫َل‬l-ُ‫ه‬M‫ِإْا‬uَ‫ف‬z‫ْل‬an‫فَع‬iْ َ‫ي‬R‫َْل‬a‫ف‬h‫ب‬im‫ْو‬aُُh‫ْك‬u‫َم‬lla‫سَرةِِه‬hِ‫ِخ‬uَْ‫ْيَيَبِاْي َوَتيُإِاَْصلبِ ََوحَعَِْْفَدَهُْه ِِعلْن َادل;آَر‬ ‫َل‬ ْ‫إلَِ َعِْلاهُا َْس َُْطَيَابِْيَع ََتَحُِدْفُك َْْْهَِ ل‬
‫ال ُّد‬
‫يَْد ِري‬

“Apabila kalian mampu untuk tidak bermalam, kecuali wasiat (telah)

tertulis disamping kepalanya, maka lakukanlah. Karena ia tidak mengetahui

mungkin ia (masih) bermalam dengan penduduk dunia dan pagi (harinya ia

telah menjadi) penduduk akhirat.”5

5. Mengingatkan agar manusia mempergunakan masa hidupnya

Karena setelah kematian datang, maka akan muncul penyesalan yang
berat karena meninggalkan kebaikan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu
ia berkata, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda;

5 Lihat Kitab Jami Al-Ulum wal Hikam, Jilid 2/hal 463

16 | K U L T U M R A M A D H A N

‫َْ ِدَم‬ ً‫ُُْم ِسنا‬ َْ ‫َكا‬ ْ ِ‫إ‬ :‫قَا َل‬ ‫ْيئاًَوَمَْاِدََْمَداَ َمُُْهَُليَايَ َُرك ُْسو َْوَْلََْازللعهِ؟‬:‫ َْقَالُمُْواِس‬.‫إِاََولإِ ََْْدَكما‬،‫َايُْْزوَداَُدت‬ ‫ِم ْن َ َح ٍد‬ ‫َما‬
َْ ‫َل يَ ُكْو‬ ْ َ

“Tidaklah seorang meninggal dunia kecuali ia akan menyesal.” Para
sahabat bertanya, “Apa yang ia sesalkan, wahai Rasulullah?” Rasulullah ‫ﷺ‬
bersabda, “Apabila ia adalah (seorang yang) baik, maka ia menyesal

mengapa tidak menambah (kebaikannya). Dan apabila ia adalah (seorang

yang) jelek, maka ia meyesal mangapa ia tidak (bertaubat sebelum waktu)
sakaratul maut (datang).”(HR, Tirmidzi)

Kaum muslimin rahimakumullah …

Ingatlah bahwa dunia ini adalah ladang tempat beramal dan bukan
tempat perhitungan amal. Manfaatkanlah waktu hidup di dunia dengan
melakukan amalan shalih untuk bekal ke negeri akhirat. Ali bin Abi Thalib

ًr‫ْدواا‬aُْ‫وَغ‬dْ‫و‬h‫َُك‬iَ‫ف‬y،a‫ب‬،lَْl a‫َسْاو‬hُ‫بَن‬u‫اِح‬a‫َم‬n‫ََُل‬h‫ْنَو‬u‫لِم‬p‫مِِّل‬eَ‫ُك‬r‫َع‬nِ‫َول‬a‫َم‬h،‫ةًْو‬mَ‫باِللَي‬e‫ْق‬nْ‫ اُم‬g‫فَتِإ‬aْta،َ‫َل‬k‫يََات‬a‫ْْر‬n‫َُْْواوإِ اِْم اْنلآَبِْخنََارةَِءقَاِلد;ُّاد‬،‫ َْتوَلُم ْدتَبَُِركةًْو‬،‫إِِمِ حاْْناَسلاَّبُْدنَْابيَِاءَوقَاَللِدآاَِعْخرَََمرتَِةلَل‬

“Sesungguhnya dunia beranjak pergi dan akhirat (akan) datang.

Masing-masing dari keduanya memiliki anak-anak, maka jadilah kalian

menjadi anak-anak akhirat dan janganlah kalian menjadi anak-anak dunia.

Karena sesungguhnya hari ini adalah (kesempatan) untuk beramal dan tidak

ada perhitungan, dan besok (di akhirat) adalah tempat perhitungan dan tidak
(dapat lagi) untuk beramal.”6

Demikian yang dapat kami sampaikan.

،َْ ‫َوَوآَصلاِخ ُىر اَدللهْعَُواَعَلَن ىَ َِْْبِّايِِنَلاحَْمُُمَُدامللٍدِه َوَر َِِّعبلَ الىَعاآللَِِهِمَْوَي َص ْحبِِه َو َسلا‬

6 Lihat Kitab Jami Al-Ulum wal Hikam, Jilid 2/hal 415

17 | K U L T U M R A M A D H A N

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad,
kepada keluarganya, dan para sahabatnya. Dan penutup doa kami, segala
puji hanya milik Allah Rabb semesta alam.

18 | K U L T U M R A M A D H A N

4
WASIAT AGUNG RASULULLAH

ْ َ ‫َ ََْْ ُد‬ ‫َو‬ ، ‫يَْر َض ى‬ ‫َو‬ ‫َرّبُنَا‬ ‫ َك َما ُِي ُّب‬، ‫فِْيِه‬ ‫ُمبَاَرًكا‬ ْ‫اَلَلحْهًُداَو َكَثِْيًْْراََ ُدطَّيَِِبً اا‬ ِ‫لله‬ ‫اَللحَإِْملَهَُد‬
ُ‫َعْب ُدهُ َو َر ُسْولُه‬ ‫ُمَ ام ًدا‬ ‫إِاَل‬

ْْ َُُْ ‫ َو َل َُْوتُ ان إِاَل َو‬،‫ ََيّيََُا ال ِِّذيْ َن آَمنُْوا اتاُقْوا اللهَ َح اق تَُقاتِِه‬: ‫قَُما َْسللِاُمللْوهُ َْتَ َعا َل‬

Segala puji hanya milik Allah, pujian yang banyak, lagi baik, penuh
keberkahan seperti yang disukai dan di ridhoi Rabb kami.

Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang berhak untuk
disembah) selain Allah. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad ‫ ﷺ‬adalah
hamba dan utusan-Nya.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-
benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam keadaan beragama Islam.”(QS. Al-Imran : 102)

Kaum muslimin rahimakumullah

Abu Ayyub Al-Anshari Radhiyallahu anhu nama aslinya adalah
Khalid bin Zaid bin Kulaib bin Tsa’labah, kunyahnya adalah Abu Ayyub Al-
Anshari dari Bani An-Najjar. Beliau adalah sahabat yang ikut dalam bai’at

Aqabah, perang Badar, Uhud, Khandaq, dan peperangan lainnya.

Beliau adalah seorang pemberani, penyabar, dan bertaqwa. Beliau

hidup sampai pemerintahan Bani Umayyah. Beliau tinggal di Madinah Al-

Munawwarah, lalu pindah ke Syam. Beliau wafat pada tahun 52 H, bertepatan

dengan 672 M, dimakamkan di bawah tembok benteng Konstantinopel. Dan

beliau Meriwayatkan sebanyak 155 hadits dari Rasulullah ‫ﷺ‬. Diantaranya

a‫ِِّل‬d‫َص‬.a‫س‬lَِ‫ف‬ah‫لَناكا‬h‫تِا‬a‫َي‬dَi‫َِدص‬tsْ‫َي‬b‫ْفْف‬eِِri‫ت‬k‫ماَا‬uِ‫م‬tْ‫قُس‬inَ‫اا‬iَ‫ذَي‬.‫إِِل‬D‫ا‬:a‫ِلع‬rََi‫َقْاج‬A‫فَا‬b‫َو‬،u ،A‫ًجداْز‬yِ‫َوغ‬yَْu‫هَُو‬b‫ِْمنْن‬Aِْ‫ُرظ‬l-‫ِعِذ‬Aَُ‫ْع‬n:َ‫ت‬s‫َل‬h‫ٍام‬aَ‫َق‬rََ‫ف‬i‫َك‬,‫ِل‬i‫ب‬a‫ ْْج‬b‫كلار‬eَr‫تَﷺ‬ka‫َل‬t‫و‬aَ‫ِ;اب‬،‫َتَُم َوىِِّداٍعلنا‬ :‫قَا َل‬
‫َص ََ َة‬

19 | K U L T U M R A M A D H A N

“Seorang lelaki datang kepada Nabi ‫ ﷺ‬dan berkata; “Wahai Rasulullah,
berilah saya nasihat dan persingkatlah.” Maka Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, “Jika

engkau berdiri mengerjakan shalat, maka shalatlah seperti orang yang

berpamitan (akan meninggal dunia). Janganlah engkau mengucapkan

perkataan, yang engkau akan meminta maaf darinya keesokan hari. Dan
berputus-asalah dari apa yang ditangan manusia.” (HR. Ahmad)

Kaum muslimin rahimakumullah

Ada beberapa pelajaran yang dapat diambil dari hadits ini7, di
antaranya :

1. Berupaya Menghadirkan Kekhusyu’an di Dalam Shalat

Diantara cara menghadirkan kekhusyu’an di dalam shalat adalah
dengan menganggap bahwa shalat yang sedang dilakukan adalah shalat yang
terakhir kalinya.

Dengan munculnya kekhusyu’an dalam shalat, maka shalat akan
memberikan pengaruh kepada pelakunya, dan akan menjadikan seseorang
terhalangi dari perbuatan keji dan munkar –biiznillah-.

2. Berfikir Sebelum Berucap

Hendaknya seorang mempertimbangkan dampak dari ucapan yang

akan dikeluarkannya. Karena bisa jadi dengan satu kalimat yang keluar dari

lisan seseorang, akan menjerumuskannya ke dalam Neraka.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu,, bahwa

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda; ‫ِِبَا‬ ‫ِبل َكلِ َمِة‬ ْ‫إِ ا‬

‫الم ْشِرِق و الم ْغِر ِب‬ ‫بَْ َي‬ ‫َما‬ ‫َبْ َع َد‬ ‫الناا ِر‬ ‫ِ ْف‬ ‫يَنْ ِزُل‬ ُْ ‫لَيََُ َكلا‬ ‫الَعْب َد‬

”Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu kalimat, (lalu) ia

terjerumus ke dalam Neraka karena ucapan tersebut sejauh antara timur dan
barat.”

Karena demikian besar pengaruh lisan, maka di waktu pagi hari

anggota-anggota َ‫ه‬b‫لل‬a‫ا‬d‫ق‬aِ‫ا‬n‫اِت‬ b‫ُل‬e‫ْو‬r‫ُق‬pَُeَ‫ف‬saَْn ‫سا‬k‫نََا‬e‫ّلِِْج‬p‫جال‬aَ‫ر‬d‫ِِفَُو‬a‫اَِكّْع‬liُ‫تت‬sَa‫َا‬nَ‫لُْج‬.ّ‫ُك‬R‫ءَو َج‬aَ‫عا‬sْ‫َض‬u‫ا‬lْ‫ع‬uِْ َlِ‫وإأ‬l‫َل‬a‫ا‬h‫ َقفَِإْﷺم نَاْا‬bَُ‫ْسَم‬e‫َد‬rِ‫آا‬s‫ت‬a‫َن‬b‫ب‬d‫ْام‬a‫إِفَذَِإا َِْ اْصْبسََُ;َحَق‬

‫فِْينَا فَِإَّانَا َْن ُن بِ َك‬

“Ketika anak Adam di pagi hari, setiap anggota badan berpesan

kepada lisan. Mereka mengatakan, “(Wahai lisan) Bertaqwalah kepada

7 Lihat Kitab Bahjah Qulub Al-Abror wa Qurrotu Uyuni Al-Akhbar fi Syarhi Jawami
Al-Akhbar, hal 150-151 (diringkas dan ditambah)

20 | K U L T U M R A M A D H A N

Allah, karena kami semua tergantung kepadamu. Jika engkau bertindak

benar, maka kami akan bertindak benar pula. Tetapi jika engkau melenceng,
maka kami juga ikut melenceng.” (HR. Tirmidzi)

Ucapan yang keluar dari lisan seseorang akan mempengaruhi

aktivitasnya. Jika ucapannya baik, maka akan tampak pada aktivitasnya.

Demikian sebaliknya, jika ucapannya buruk, maka buruk pula aktivitasnya.

Yahya b‫ٍل‬i‫ج‬nُ ‫َر‬K‫ُق‬at‫ِط‬si‫ْن‬r‫َم‬ R‫ َد‬a‫َس‬hَ‫ف‬im‫َل‬ah‫َو‬ul،l‫ِه‬aِ‫ل‬h‫َم‬u‫ َع‬p‫ِر‬eِ‫ئ‬r‫ا‬n‫َس‬ah‫ ْف‬mِ ‫ك‬eَnِ‫ل‬gَ‫ذ‬at‫ت‬aُkْ‫ف‬a‫َر‬n‫إََِعلَملِ;َعِه‬ ‫َرَسُجائٍِلِر‬ ‫َمَعاَرفْ َصُتلَ َحذَلَِمَْنكِطُِْقف‬

‫ق ٌّ إاَل‬

“Tidaklah aku menemui seorang yang baik ucapannya, melainkan akan

tampak (kebaikan) dalam semua aktivitasnya. Dan tidaklah seorangpun yang

jelek ucapannya, melainkan tampak pula (kejelekan) dalam semua
aktivitasnya.”8

Maka dari itu hendaklah seorang berfikir sebelum berucap. Karena jika

ucapan telah terlontar, maka seorang akan mengikuti ucapannya. Sedangkan

jika ucapan belum diucapkan, maka orang tersebut yang mengendalikannya.

Abu Hatim bin Hibban Al-Bu‫ا‬sََti‫َك‬Rَ‫مل‬aَ h‫َا‬i‫ب‬mِِ aْْ ‫ا‬h‫َكل‬ulَُlَ‫ي‬aْh‫َل‬uْ pِ‫وإ‬eَrn،ُ‫ه‬aُْh‫ َك‬mَ‫َمل‬en‫بَا‬gِِaَْt a‫كلا‬kَ aَ‫ت‬n‫ال َكلِ َمةُ إذَ;ا‬

“Perkataan yang telah diucapkan akan selalu mengikutinya, sedangkan
perkataan yang belum diucapkan ia mampu mengendalikannya.”9

3. Tidak Meminta Kepada Manusia

Hendaknya seorang merasa cukup dengan apa yang Allah Ta’ala

berikan kepadanya. Karena dengan demikian menunjukkan besarnya
tawakkalnya kepada Allah Ta’ala dan menjadikan ia mulia ditangah-tengah

manusia. Jibril alaihissalam pernah datang kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬kemudian ia

berpesan; ‫َك‬،‫َْرَوَفَ اْحلمبِْؤِمْبِنَماقِيَاُِمْْئهُ َِتبللافَْيِإِْال‬،َ‫َمَّيِ ِاْت‬ ْْ‫َتوفَِإاْاْعلََ ك‬،‫ِبِْْئِه‬ ‫ْا ِعَك ُْشُْمَِزماي‬،‫يَِاْْئُُمََتامدفَِإ‬
‫الناا ِس‬
‫ِ ْسوُِ ْغانَاْعءَُمهُ ْلعََمِان‬،‫َوُمَفاِعُِّرزقُهُهُا‬

8 Lihat Kitab Hilyatu Al-Auliya, Jilid 3/hal 68
9 Lihat Kitab Roudhotu Al-Uqola, hal 45

21 | K U L T U M R A M A D H A N

“Wahai Muhammad. Hiduplah sekehendakmu, engkau pasti (akan)

meninggal dunia. Cintailah siapa pun yang engkau suka, engkau pasti

berpisah dengannya. Beramallah sekehendakmu, engkau pasti dibalas

karenanya. Ketahuilah, bahwa kemuliaan seorang mukmin terletak pada

shalat malamnya (qiyamul lail).Dan kejayaannya ketika ia tidak butuh kepada
manusia.”

Dan barangsiapa yang melatih dari untuk berkecukupan, niscaya

Allah Ta’ala akan memberikan ُ‫ه‬k‫لل‬e‫ا‬c‫ِه‬uِ‫ن‬k‫ ْغ‬uُ‫ي‬p‫ِن‬a‫غ‬nْ َُk‫ْس‬eَ‫ي‬pa‫ْن‬d‫َم‬an‫َو‬y،a.ُ‫ه‬N‫الل‬aُb‫افه‬iِ‫يُﷺع‬ bersabda;

‫َم ْن يَ ْسَُ ْعِف ْف‬ ‫َو‬
“Barangsiapa melatih diri untuk iffah (sikap menjauhi maksiat dan dosa),

niscaya Allah menjadikannya bersifat iffah. Barangsiapa melatih diri untuk
berkecukupan, niscaya Allah membuatnya berkecukupan.” (HR. Muslim)

Demikian yang dapat kami sampaikan.

،َْ ‫َوَوآَصلاِخ ُىر اَدللهْعَُواَعَلنَ ىَ َِْْبِّايِِنَلاحَْمُُمَُدامللٍدهِ َوَر َِِّعبلَ الىَعاآللَِِهِمَْوَي َص ْحبِِه َو َسلا‬

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad,
kepada keluarganya, dan para sahabatnya. Dan penutup doa kami, segala
puji hanya milik Allah Rabb semesta alam.

22 | K U L T U M R A M A D H A N

5
CINTA KARENA ALLAH

ْ َ ‫َ ََْْ ُد‬ ‫َو‬ ، ‫يَْر َض ى‬ ‫َو‬ ‫َرّبُنَا‬ ‫ َك َما ُِي ُّب‬، ‫فِْيِه‬ ‫ُمبَاَرًكا‬ ْ‫اَلَلحْهًُداَو َكَثِْيًْْراََ ُدطَّيَِِبً اا‬ ِ‫لله‬ ‫اَللحَإِْملَهَُد‬
ُ‫َعْب ُدهُ َو َر ُسْولُه‬ ‫ُمَ ام ًدا‬ ‫إِاَل‬

ْْ َُُْ ‫ َو َل َُْوتُ ان إِاَل َو‬،‫ ََيّيََُا ال ِِّذيْ َن آَمنُْوا اتاُقْوا اللهَ َح اق تَُقاتِِه‬: ‫قَُما َْسللِاُمللْوهُ َْتَ َعا َل‬

Segala puji hanya milik Allah, pujian yang banyak, lagi baik, penuh
keberkahan seperti yang disukai dan di ridhoi Rabb kami.

Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang berhak untuk
disembah) selain Allah. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad ‫ ﷺ‬adalah
hamba dan utusan-Nya.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-
benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam keadaan beragama Islam.”(QS. Al-Imran : 102)

Kaum muslimin rahimakumullah

Islam adalah agama yang mengajarkan cinta dan kasih sayang.

Rasulullah ‫ ﷺ‬sendiri adalah seorang yang lembut dan penuh cinta kasih.

Hingga pernah suatu ketika beliau mencium cucunya Al-Hasan bin Ali
Radhiyallahu anhu, yang pada saat itu ada Aqra’ bin Habis At-Tamimi
Radhiyallahu anhu sedang duduk, lalu ia berkata, “Aku mempunyai sepuluh
orang anak tidak pernah satupun dari mereka aku cium.” Kemudian Rasulullah

‫ ﷺ‬melihat kepadanya dan bersabda;

ْْ ‫َم ْن َل يَْرَح ْْ َل يُْرَح‬

“Siapa yang tidak menyayangi, (maka) ia tidak dirahmati (oleh Allah)” (HR.

Bukhari dan Muslim)

Ini merupakan contoh kasih sayang yang diajarkan oleh Rasulullah ‫ﷺ‬
kepada umatnya. Di dalam satu haditsnya Rasulullah ‫ ﷺ‬juga pernah bersabda;

23 | K U L T U M R A M A D H A N

‫َل يُْؤِم ُن َ َح ُدُك ْْ َحّات ُِي اب ِلأَ ِخْيِه َما ُِي ُّب لِنَْف ِسِه‬

“Tidaklah sempurna iman seseorang diantara kalian hingga ia mencintai
saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (Muttafaq Alaih)

Hendaknya rasa cinta yang ada dalam diri seorang muslim didasari
untuk mengharapkan keridhaan Allah Ta’ala. Karena barangsiapa yang
mampu meletakkan cinta karena Allah, maka ini menunjukkan kesempurnaan
imannya.

Kaum muslimin rahimakumullah

Syaikh Abdullah Jibrin Rahimahullahu dalam kitabnya Tahzib Aqidah
membagi kecintaan menjadi tiga, antara lain :

1. Kecintaan yang Wajib (Mahabbah Wajibah)

Cinta yang wajib yaitu mencintai Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, dan
mencintai apa-apa yang dicintai oleh Allah Ta’ala di dalam hal peribadahan
maupun selainnya. Kecintaan wajib ini harus berada diatas segala-galanya.
Suatu ketika Umar bin Khaththab pernah mengatakan kepada Rasulullah ‫;ﷺ‬

،،ْ‫لآَ َل‬:‫ ُّبفإْاهﷺا‬:‫فلَهقاَلعُ َماُلرن‬.‫لر‬،َ‫َْاِْفملآِنس َََْْكيْفاِفَسقعُايَم‬:‫نَحفَقُكاابَِِّللإلاَْيلنْ َّكيُبٍءِمإانَﷺل‬،َ‫تَالَحِمَّحاتنَُّبَُْْفكإَِوس الَْيِم‬،َ‫َحبَليَأَُِّْدبِهإ‬،‫سيَلوأَََْلْْفاََِتّساللَِي‬،‫يوواااَلّاللَِذر‬

”Wahai Rasulullah, engkau lebih aku cintai atas segala sesuatu kecuali diriku
sendiri.” Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, “Tidak, demi Dzat yang jiwaku berada di
Tangan-Nya, sehingga aku lebih engkau cintai melebihi dirimu (sendiri).”
Umar lalu berkata, “Kalau begitu, mulai sekarang engkau lebih aku cintai
daripada diriku sendiri.” Kemudian Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, ”Sekarang
(imanmu telah sempurna), wahai Umar.” (HR. Bukhari)

2. Kecintaan Secara Tabiat (Mahabbah Thabi’iyyah Mubahah)

Kecintaan secara tabiat misalnya adalah kecintaan orang tua kepada
anaknya, seorang suami kepada isterinya dan hartanya, dan lain sebagainya.
Disyaratkan pada kecintaan ini tidak boleh ada unsur kentundukan dan

24 | K U L T U M R A M A D H A N

pengagungan. Serta kecintaan ini tidak boleh menyamai derajat kecintaan
kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya. Jika derajat kecintaan tersebut sama atau
bahkan lebih, maka ini termasuk ke dalam kecintaan yang diharamkan.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala;

‫فقََُُتَْْلَربَاشإِْ وُ صَْْواَكَاك ََحَْسّااّٰآتَدَبيَهَُأْاؤُِك تََْْواَمََوّاَلبَلْسُنَااِبكَُِؤُْمكُن ِْرِْهتََْۗورإَِواََْضخّاْلَولوُاََََُُْْالك ْْيَََََْوحَِدْزَاوابي ُجاإِللَْْيَُكق ُْْْوك َمَْْوالَْعِمَفِاَشنيِسَراتَُِقّالُكِل َيَْْوََورَْمُسَووالِِهل اَوقَُِْجَرَفَْاٍُُدُموَِهفا َوَِسبَِِيالَِرِةه‬

“Katakanlah, “Jika bapak-bapak kalian, anak-anak kalian, saudara-saudara
kalian, isteri-isteri kalian, keluarga kalian, harta kekayaan yang kalian
usahakan, perniagaan yang kalian khawatirkan kerugiannya, dan tempat
tinggal yang kalian senangi, (semuanya itu) lebih kalian cintai dari Allah dan
Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, Maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang fasik.” (QS. At-Taubah : 24)

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di Rahimahullahu

m‫مَِبذاِةِه‬eَ‫ُِه‬ng‫ْ نى‬aَ‫ل‬t‫َِعم‬ak‫ءا‬aََ‫ي‬nِْ‫َمَْونَعلََك اى َْتَْق َِدْ;ْي‬،‫سلَْ ولِىِه‬.ُ‫ْيَولَِرِهَع‬،ِ‫والُجمَْوْوقِجِِبََتاٍَُدامَلباِأَِةْفاكَِْيِّّلَلِسِدب‬،َ‫َالَحَوَك َّعُِرْلبَيَ ةُإِىلَْيَاِهْعلَوِظمَ ِعَُْْين ِدَادَلِّّْيِلالِلٍلََوشَرَعِدلَُيسْ ِْىودلِِهُو‬،ُ‫اَلومُكَهِّْذِلِذُكِهْوَاَراْلآْيِيَتٍءة‬

“Ayat yang mulia ini merupakan dalil yang agung tentang wajibnya
mencintai Allah dan Rasul-Nya. Dan mendahulukan kecintaan tersebut di atas
kecintaan kepada sesuatu apapun. Dan ini merupakan ancaman yang keras dan
kebencian yang kuat terhadap siapa saja yang disebutkan (pada ayat ini), (jika
itu semua) lebih dicintai dari Allah dan Rasul-Nya, serta berjuang di jalan-
Nya.”10

3. Kecintaan yang Syirik (Mahabbah Syirkiyyah)

Kecintaan yang syirik yaitu mencintai makhluk dengan diiringi unsur
ketundukan dan pengagungan. Kecintaan yang diiringi dengan unsur

10 Lihat Kitab Tafsir Al-Karim Ar-Rahman fi Tafsir Kalam Al-Mannan, hal 378

25 | K U L T U M R A M A D H A N

ketundukan dan pengagungan hanyalah diperuntukkan kepada Allah Ta’ala

saja.

Tidak boleh ada sesuatu pun yang berhak menerimanya selain Dia.

Sehingga apabila ada seorang yang mencintai selain Allah setara dengan
kecintaannya kepada Allah Ta’ala, maka ia telah menjadikannya sebagai
tandingan Allah Ta’ala dalam hal kecintaan dan pengagungan. Dan perbuatan

ini termasuk syirik besar.

Allah Ta’ala berfirman;

‫آََْمنُِدويا ُدَ اَْلَّْعُدَذاُحبِابا‬ ‫َوالا ِذي َن‬ ۖ ‫اَلَْْعَداَذاًدا َبُِيّبَُ اوَْْ اَُلْ ُْْقاوََةك َُِّحاللِ ِِّبَِجاَيّالًعلِا‬ ‫ُدو ِْ اَّالِل‬ ‫ََِّوالِِلم َۗنَوالَلْناوايََِسرىَم اْنلا ِذيَيُاَنِخ ُذظَلَِمُمْنوا‬
َ‫َوَ اْ اَّالل‬ َْ ‫إِْذ يََرْو‬

“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah
tandingan-tandingan selain Allah. Mereka mencintainya sebagaimana
mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar
cintanya kepada Allah. Dan seandainya orang-orang yang berbuat zhalim itu
mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada Hari Kiamat), bahwa kekuatan
itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah sangat berat siksaan-Nya
(niscaya mereka akan menyesal).” (QS. Al-Baqoroh : 165)

Demikian yang dapat kami sampaikan.

،َْ ‫َوَوآَصلاِخ ُىر اَدللهْعَُواَعَلنَ ىَ َِْْبِّايِِنَلاحَْمُُمَُدامللٍدِه َوَر َِِّعبلَ الىَعاآللَِِهِمَْوَي َص ْحبِِه َو َسلا‬

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad,
kepada keluarganya, dan para sahabatnya. Dan penutup doa kami, segala
puji hanya milik Allah Rabb semesta alam.

26 | K U L T U M R A M A D H A N

6
KONSEKUENSI CINTA KEPADA

RASULULLAH

ْ َ ‫َ ََْْ ُد‬ ‫َو‬ ، ‫يَْر َض ى‬ ‫َو‬ ‫َرّبُنَا‬ ‫ َك َما ُِي ُّب‬، ‫فِْيِه‬ ‫ُمبَاَرًكا‬ ‫ََحْ ًدا َكثِْيًرا طَّيِِبًا‬ ِ‫لله‬ ‫اَللحَإِْملَهَُد‬
ُ‫َعْب ُدهُ َو َر ُسْولُه‬ ‫ُمَ ام ًدا‬ ْ‫اللهُ َو َ ََْْ ُد َ ا‬ ‫إِاَل‬

ْْ َُُْ ‫ َو َل َُْوتُ ان إِاَل َو‬،‫ ََيّيََُا ال ِِّذيْ َن آَمنُْوا اتاُقْوا اللهَ َح اق تَُقاتِِه‬: ‫قَُما َْسللِاُمللْوهُ َْتَ َعا َل‬

Segala puji hanya milik Allah, pujian yang banyak, lagi baik, penuh
keberkahan seperti yang disukai dan di ridhoi Rabb kami.

Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang berhak untuk
disembah) selain Allah. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad ‫ ﷺ‬adalah
hamba dan utusan-Nya.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-
benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam keadaan beragama Islam.”(QS. Al-Imran : 102)

Kaum muslimin rahimakumullah

Setiap orang yang mengaku sebagai muslim tentunya akan mencintai
nabinya Muhammad ‫ﷺ‬. Mencintai Rasulullah merupakan hal yang penting
dan mulia di dalam Islam. Karena dengan kecintaan tersebut seorang dapat
ditinggikan derajatnya di Surga.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, ia berkata;
“Seorang laki-laki mendatangi Rasulullah ‫ ﷺ‬dan berkata,

‫َما َ ْع َدْد َت لَهَا؟‬: ‫َمَّت ال اسا َعةُ؟ قَاَل رسوُل اَّالل ﷺ‬

“Kapan (terjadi) Hari Kiamat?”.

Rasulullah menjawab, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk
(kedatangan) Hari Kiamat?”

27 | K U L T U M R A M A D H A N

‫َْ َت َم َع َم ْن َ ْحبَْب َت‬: ‫ قَاَل‬،‫ ُح ُّب اَّاللِ ورسولِِه‬:‫قَاَل‬

Ia menjawab, “Kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya.”
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, “Engkau akan bersama dengan orang yang

engkau cintai.” (Muttafaq Alaihi)

Anas bin Malik Radhiyallahu a‫ِل‬n‫ْو‬hَ‫ق‬u‫ْن‬b‫ِم‬er‫اد‬kْaَtَa : ‫اِْل ْسََِم‬ ‫بَْع َد‬ ‫فَِر ْحنَا‬ ‫فَ َما‬

‫ فَِإْا َك َم َع َم ْن َ ْحبَْب َت‬: ‫الناِ ِِّب ﷺ‬ ‫فََر ًحا‬

“Tidak ada sesuatu yang lebih membahagiakanku setelah (masuk)
Islam, melebihi kebahagiaan (mendengar) sabda Nabi ‫ﷺ‬, “Engkau akan

bersama dengan orang yang engkau cintai.”

‫َ ْع َم ْل‬ ْ‫َل‬ ْ ِ‫َوإ‬ ، ْْ َُ ‫َمَع‬ َْ ‫َ ُكو‬ ْ َ ‫وَْر ُجو‬ ، ‫َوعُ َمَر‬ ، ‫بَ ْكٍر‬ ‫َوََب‬ ، ُ‫َوَر ُسولَه‬ َ‫اَّالل‬ ‫فَأََن َُ ِح ُّب‬
.ْْ ِ‫ِبَ ْع َمالِه‬

“Maka Aku mencintai Allah, Rasul-Nya, Abu Bakar, Umar, karena

aku mengharap akan bersama mereka, meskipun amalanku tidak (setingkat)
dengan amalan-amalan mereka.” (HR. Muslim)

Kaum muslimin rahimakumullah

Bagi seorang muslim yang mengaku mencintai Rasulullah ‫ﷺ‬, ada
beberapa konsekuensi yang harus dilaksanakan, antara lain :

1. Membenarkan apa yang beliau sampaikan

(‫)تَ ْص ِديْ ُقهُ ِف َما أَ ْخبَ َر‬

Sebagaimana firman Allah Ta’ala :

‫َوَما آََت ُك ُْ الار ُسوُل فَ ُخ ُذوهُ َوَما َََْا ُك ْْ َعْنهُ فَاَُْ َُوا‬

“Apa yang diberikan Rasul kepada kalian, maka terimalah. Dan apa
yang dilarangnya bagi kalian, maka tinggalkanlah.” (QS. Al-Hasyr : 7)

2. Mentaati apa yang beliau perintahkan

( ‫( طَا َعتُهُ فِ َما أََمَر‬

28 | K U L T U M R A M A D H A N

Sebagaimana firman Allah Ta’ala :

ْ ‫َرِحي‬ ‫َغُفور‬ ُ‫َواَّالل‬ ۗ ْْ‫تَُْيَبِولاْبْواُك ُْفَِإ ااَّْاللاَُّالَلَويََْغلِفْرُِيلَُُّبك ْْالْ َذُكُْافِوبَِريُكَ ن‬ ‫اَّاللَ فَاتابِعُوِن‬ ََْ‫قُ ْل۝إِقُ ْْل ُكَْنِطُُ يْْعُوَاُِتّابَُّاول ل‬
ْ ‫َوالار ُسوَل ۖ فَِإ‬

“Katakanlah, “Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, maka

ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi kalian dan mengampuni dosa-dosa
kalian.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (32) Katakanlah,
“Taatilah Allah dan Rasul-Nya, jika kalian berpaling, maka sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang kafir.” (QS. Ali Imran : 31-32.)

Berkata Al-Hafizh Ibnu Katsir Rahimahullahu Ta’ala :

“Ayat yang mulia ini adalah pemutus hukum bagi setiap orang yang mengaku

mencintai Allah namun tidak menempuh jalan Rasulullah Muhammad ‫ﷺ‬,

maka sesungguhnya ia dusta dalam pengakuannya tersebut hingga ia
mengikuti syari’at yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad dan agama(nya)
dalam semua ucapannya, perbuatannya, dan (semua) keadaannya.”11

3. Menjauhkan diri dari apa-apa yang beliau larang

)‫(ا ْجتِنَا ُب َما نَ َهى َعْنهُ َو َز َجَر‬

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Shakhr, ia berkata,
aku mendengar Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda;

‫ فَِإَّانَا َْهلَ َك الا ِذي َن‬،ْْ ُُ‫وا َْخوَُِمَاَفََُمَُْ رْتُْ ُك َعْْلَ بِىِهَْفَبِأْيَتاُئِواَِ ِْْمْنهُ َما ا ْسَُطَْع‬،َُ‫َمفََاسائِْجلَُِنَِِبُ ْْوه‬،ُ‫َِمماْنَْقَََْبْيلُُُِكُ كْْ ْْ َكثَْعْنَرةُه‬

“Apa saja yang aku larang kalian (untuk melaksanakannya), maka
jauhilah. Dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian, maka lakukanlah
menurut kemampuan kalian. Sesungguhnya kehancuran orang-orang sebelum
kalian (adalah karena mereka) banyak bertanya dan menyelisihi nabi-nabi
mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Tidak beribadah kepada Allah, kecuali dengan cara yang beliau
syari’atkan

11 Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Adzim, Jilid 2/hal 32

29 | K U L T U M R A M A D H A N

)َ ‫(أَ ْن َليَ ْعبُ َد اللهَ لِب َال َِمَا َرَر‬

Artinya seorang muslim wajib beribadah kepada Allah Ta’ala sesuai
dengan apa yang disyari’atkan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad ‫ﷺ‬.
Diriwayatkan dari Ummul Mu’minin Ummu Abdillah Aisyah Radhiyallahu
anha, bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda.

‫َم ْن َع ِم َل َع َمًَ لَْي َس َعلَْيِه َْمُرَن فَ ََُو َرد‬

“Barangsiapa yang membuat perkara baru dalam urusan (agama)
kami yang bukan darinya, maka ia tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kaum muslimin rahimakumullah

Janganlah kecintaan seorang kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬diwujudkan dengan
berlebihan dalam menjunjung dan menyanjung beliau sampai pada batasan
yang dilarang.

Para sahabat adalah orang yang sangat menghormati dan mencintai
Rasulullah . Namun penghormatan yang dilakukan oleh para sahabat adalah
penghormatan yang pada tempatnya dan tidak sampai berlebih-lebihan, karena
Nabi ‫ ﷺ‬pernah mengingatkan para sahabat tentang tidak bolehnya berlebihan
dalam menyanjung beliau.

Demikian yang dapat kami sampaikan.

،َْ ‫َوَوآَصلاِخ ُىر اَدللهْعَُواَعَلَن ىَ َِْْبِّايِِنَلاحَْمُُمَُدامللٍدِه َوَر َِِّعبلَ الىَعاآللَِِهِمَْوَي َص ْحبِِه َو َسلا‬

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad,
kepada keluarganya, dan para sahabatnya. Dan penutup doa kami, segala
puji hanya milik Allah Rabb semesta alam.

30 | K U L T U M R A M A D H A N

7
SHALAWAT KEPADA NABI ‫ﷺ‬

ْ َ ‫َ ََْْ ُد‬ ‫َو‬ ، ‫يَْر َض ى‬ ‫َو‬ ‫َرّبُنَا‬ ‫ َك َما ُِي ُّب‬، ‫فِْيِه‬ ‫ُمبَاَرًكا‬ ْ‫اَلَلحْهًُداَو َكَثِْيًْْراََ ُدطَّيَِِبً اا‬ ِ‫لله‬ ‫اَللحَإِْملَهَُد‬
ُ‫َعْب ُدهُ َو َر ُسْولُه‬ ‫ُمَ ام ًدا‬ ‫إِاَل‬

ْْ َُُْ ‫ َو َل َُْوتُ ان إِاَل َو‬،‫ ََيّيََُا ال ِِّذيْ َن آَمنُْوا اتاُقْوا اللهَ َح اق تَُقاتِِه‬: ‫قَُما َْسللِاُمللْوهُ َْتَ َعا َل‬

Segala puji hanya milik Allah, pujian yang banyak, lagi baik, penuh
keberkahan seperti yang disukai dan di ridhoi Rabb kami.

Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang berhak untuk
disembah) selain Allah. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad ‫ ﷺ‬adalah
hamba dan utusan-Nya.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-

benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam keadaan beragama Islam.”(QS. Al-Imran : 102)

Kaum muslimin rahimakumullah

Shalawat kepada Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬merupakan perintah Allah
Ta’ala. Sebagaimana firman Allah Ta’ala;

‫إِ اْ اَّاللَ َوَمََئِ َكَُهُ يُ َصّلُو َْ َعلَ ى الناِ ِِّب يَا َّيََُا الا ِذي َن آَمنُوا َصّلُوا َعلَْيِه َو َسّلِِ ُموا تَ ْسلِي ًما‬

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk
Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi
dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab : 56)

Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi Rahimahullahu memberikan
penjelasan tentang ayat diatas, yaitu;

 Shalawat Allah untuk Nabi ‫ ;ﷺ‬artinya adalah pujian dan

keridhaan Allah terhadap beliau.

31 | K U L T U M R A M A D H A N

 Shalawat para malaikat untuk Nabi ‫ ;ﷺ‬adalah doa dan

permohonan ampun mereka untuk beliau.
 Shalawat orang-orang beriman untuk Nabi ‫ ;ﷺ‬ialah

penghormatan dan pengagungan terhadap Nabi.

Rasulullah ‫ ﷺ‬mengancam orang-orang yang tidak bershalawat kepada

beliau, ketika nama beliau disebut. Diriwayatkan dari Abu Hurairah

Radhiyallahu anhu ia berkata, Rasulullah ‫ َص ِّﷺِل‬bُ‫ي‬erْْs َ‫ل‬aَ‫ف‬bُd‫ده‬aَ ;‫ِعْن‬ ‫ذُكِْر ُت‬ َْ ‫َرِغ‬

‫علَ اي‬ ‫َر ُجٍل‬ ‫َْ ُف‬

“Binasalah seorang yang namaku disebut disisinya, tetapi ia tidak
bershalawat kepadaku.” (HR. Tirmidzi)

Kaum muslimin rahimakumullah

Diantara waktu-waktu yang disyari’atkan untuk bershalawat kepada
Nabi ‫ﷺ‬, antara lain :

1. Setelah membaca doa tasyahud di dalam shalat

Bacaan shalawat pada tasyahud awal merupakan Sunnah Shalat,
sedangkan bacaan shalawat pada tasyahud akhir adalah Rukun Shalat.

2. Setelah selesai menjawab adzan

Disunnahkan bagi seorang yang telah selesai menjawab adzan agar

bershalawat kepada Nabi ‫ ﷺ‬dengan Shalawat Ibrahimiyah.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash, bahwa ia mendengar

Nabi ‫ ﷺ‬bersabda; ُ‫فَِإْاه‬ ،‫َعلَ اي‬ ‫َصّلُوا‬ ‫ُثا‬ ،‫يَ ُقوُل‬ ‫َما‬ ‫ِمثْ َل‬ ‫إَِصذَلاا ىََِسالْعلُُه ُْ َعالَلْْيُِمهَؤِِِّذِبَ اَْ َعفَُقْشورالًُوا‬

ً‫َم ْن َصلا ى َعلَ اي َصََة‬

“Apabila kalian mendengar muadzin, maka ucapkanlah seperti apa

yang diucapkan (muadzin). Kemudian bacalah shalawat untukku, karena

sesungguhnya berangsiapa yang membaca shalawat untukku satu kali, maka
dengan itu Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali…” (HR. Muslim)

32 | K U L T U M R A M A D H A N

3. Ketika memulai dan mengakhiri doa

‫َعلََْعيِهِج َُلثا‬: ‫ﷺ‬F‫اِء‬aَ‫ن‬d‫ُبلثا‬hّ‫ِوا‬a‫ن‬l‫هِل‬a‫لا‬h‫ الل‬b‫قِدا‬i‫ي‬n‫ِمف‬A،‫ﷺْح‬bَُِ‫ب‬idَْ‫َِدِِّب‬R‫يَلنْبا‬a‫ْلا‬dَ‫ىف‬h َْْ‫ل‬i ‫َع‬y‫ُك‬a‫ِلُد‬lِّ‫َح‬la‫ََص‬hُ‫ءَي‬u‫ْلاْْا ى‬a َ‫َلص‬nَ‫ف‬h‫ِبها‬u‫إِدَذَتِِا‬bَُe‫رهَِْصع‬rَِ‫يب‬kَْ‫عُغ‬a‫لِْف‬t‫ِْد‬a‫ناَِرفَِِّبُجَقاًََلﷺيَلَْدُهُثاعَُلَو;ْيَو‬،‫لَََيهَُِسَذَاَعصِّاِلُلثاناَِعَُّبدلَ َعىاهُاﷺل‬

“Rasulullah ‫ ﷺ‬mendengar seorang laki-laki berdoa dalam shalatnya, tetapi
tidak bershalawat untuk Nabi ‫ﷺ‬. Maka beliau bersabda, “(Orang) ini telah
tergesa-gesa.” Lalu beliau memanggil orang tersebut dan bersabda kepadanya
atau kepada yang lainnya, “Apabila seorang diantara kalian memohon

sesuatu kepada Allah, hendaklah ia memuji Allah dan bershalawat untuk
Nabi-Nya, kemudian berdoalah sekehendaknya.” (HR. Tirmidzi)

4. Ketika menyebut atau mendengar Nama Rasulullah ‫ﷺ‬

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda; ‫ فَلَ ْْ يُ َصِِّل علَ اي‬،ُ‫الْبَ ِخْي ُل َم ْن ذُكِْر ُت ِعْن َده‬

”Orang yang bakhil adalah orang yang ketika namaku disebut disisinya, ia
tidak bershalawat untukku.”(HR. Tirmidzi)

5. Ketika Hari Jum’at

Diriwayatkan dari Aus bin Aus Radhiyallahu anhu ia berkata, Nabi ‫ﷺ‬

b‫ْيِه‬eِ‫ف‬rs‫َو‬ab،dُ‫ة‬a‫النَ ْف ;َخ‬ ‫َوفِْيِه‬ ، ‫ َوفِْيه قُبِ َض‬، ‫ُخلِ َق آَدُم‬ ‫ففِِْيْيِِهه‬ ،‫ َفضَأَِلْكثَِيُاراْواِم ُكَع ْلَْ اييَْوِمَم َنا اللُْماصَعَِةَِة‬،ْ‫اإِل اَْصِمْعَْقنةَُف‬
‫َعلَ اي‬ ‫ فَِإ اْ َصََتَ ُك ْْ َمْعُرْو َضة‬،

”Sesungguhnya diantara hari yang paling baik adalah hari Jum’at, pada hari

itu Nabi Adam diciptakan, pada hari itu juga diwafatkan, pada hari itu

sangkakala ditiup dan manusia dimatikan. Karena itu perbanyaklah shalawat

atasku pada hari itu, karena sesungguhnya shalawat kalian sampai
kepadaku.” (HR. Abu Dawud)

33 | K U L T U M R A M A D H A N

6. Dalam setiap majelis

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi ‫ ﷺ‬,

beliau َْb ‫ا‬e‫َك‬rs‫لا‬aَbِ‫إ‬d‫ِه‬a‫فِ;ْي‬ ْْ َِِِ‫َْبِّي‬ ‫َعلَ ى‬ ‫يُ اصّلُوا‬ ْ‫َوَل‬ ‫َيَوإِْذ ُْكُرَواْااءَللهََغتََفََعرالََهلُ ْْفِْيِه‬ ْ‫َُْملِ ًسا َل‬ ‫َجفَلَِإ َْس قََْاْوءَم‬،‫تَِمَراة‬
،ْْ َُ َ‫َع اذب‬
ْْ َِ ْ‫َعلَي‬

“Tidaklah suatu kaum duduk di sebuah majelis yang yang tidak

disebut nama Allah didalamnya dan tidak bershalawat kepada Nabi mereka,

kecuali mereka jatuh pada kebatilan. Jika Allah berkehendak Ia akan

mengadzab mereka, dan jika Ia berkehendak akan mengampuni
mereka.”(HR. Tirmidzi)

Demikian yang dapat kami sampaikan.

،َْ ‫َوَوآَصلاِخ ُىر اَدللهْعَُواَعَلنَ ىَ َِْْبِّايِِنَلاحَْمُُمَُدامللٍدِه َوَر َِِّعبلَ الىَعاآللَِِهِمَْوَي َص ْحبِِه َو َسلا‬

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad,
kepada keluarganya, dan para sahabatnya. Dan penutup doa kami, segala
puji hanya milik Allah Rabb semesta alam.

34 | K U L T U M R A M A D H A N

8
HAK PARA SAHABAT

ْ َ ‫َ ََْْ ُد‬ ‫َو‬ ، ‫يَْر َض ى‬ ‫َو‬ ‫َرّبُنَا‬ ‫ َك َما ُِي ُّب‬، ‫فِْيِه‬ ‫ُمبَاَرًكا‬ ْ‫اَلَلحْهًُداَو َكَثِْيًْْراََ ُدطَّيَِِبً اا‬ ِ‫لله‬ ‫اَللحَإِْملَهَُد‬
ُ‫َعْب ُدهُ َو َر ُسْولُه‬ ‫ُمَ ام ًدا‬ ‫إِاَل‬

ْْ َُُْ ‫ َو َل َُْوتُ ان إِاَل َو‬،‫ ََيّيََُا ال ِِّذيْ َن آَمنُْوا اتاُقْوا اللهَ َح اق تَُقاتِِه‬: ‫قَُما َْسللِاُمللْوهُ َْتَ َعا َل‬

Segala puji hanya milik Allah, pujian yang banyak, lagi baik, penuh
keberkahan seperti yang disukai dan di ridhoi Rabb kami.

Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang berhak untuk
disembah) selain Allah. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad ‫ ﷺ‬adalah
hamba dan utusan-Nya.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-

benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam keadaan beragama Islam.”(QS. Al-Imran : 102)

Kaum muslimin rahimakumullah

Allah Ta’ala berfirman;

ُْْْ َ‫ََْتواَُْلَأََْا اَصْلاأَِْرَََاوالُارِذيَخَنالِاِدتايبَ َعُنوفُِهي ََْْاِبَِبَْحًداَساّٰ ذٍَلِْ ََركِضالََْيفْاوَُزّاللُالَْعَعْنِظُي‬ ‫اَْلوَأََعاولُادو لََْهُ ِْْم َنَجنااالْ ُمٍتََاَِِْجِرِرييَن‬ َْ ‫َوال اسابُِقو‬
ُ‫َوَر ُضوا َعْنه‬

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam)
dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti
mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada
Allah dan Allah menyediakan bagi mereka Surga-surga yang mengalir

sungai-sungai di bawahnya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Itulah kemenangan yang besar.”( QS. At-Taubah : 100)

Allah Ta’ala memilih generasi terbaik untuk menemani dan
mendampingi Rasul-Nya Muhammad ‫ﷺ‬, merekalah para sahabat.

35 | K U L T U M R A M A D H A N

Imam Bukhari mendefinisikan sahabat adalah “Seorang yang
mendampingi Rasulullah ‫ ﷺ‬atau melihatnya dari kalangan kaum muslimin.”

Pada definisi yang lain ada tambahan “Dan (mereka) meninggal
dunia dalam keadaan beriman.”

Kaum muslimin rahimakumullah

Kerena demikian besar jasa para sahabat atas umat ini, maka umat ini
memiliki kewajiban yang harus ditunaikan kepada para sahabat Rasulullah ‫ﷺ‬,
di antaranya kewajiban tersebut adalah :

1. Mengakui keutamaan mereka

Karena sahabat adalah orang yang hidup pada sebaik-baik masa.
Sebagaimana diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud, dari Nabi ‫ﷺ‬, beliau
bersabda;

ْْ َُ َْ‫ ُثا الا ِذيْ َن يَلُْو‬،ْْ َُ َْ‫ ُثا الا ِذيْ َن يَلُْو‬،‫َخْيُر الناا ِس قَْرِْن‬

“Sebaik-baik manusia adalah pada masaku, kemudian yang
setelahnya, kemudian yang setelahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bahkan sebagian para sahabat ada yang diberikan karomah oleh Allah.
Diantaranya adalah Amirul Mukminin Umar bin Khaththab Radhiyallahu
anhu.

Dimana beliau pernah mengucapkan saat khutbah Jum’at (di Madinah)
kepada Sariyah bin Zanim (Panglima pasukan yang dikirim ke daerah persia),

‫يَا َسا ِريَةُ الَبَ َل الَبَ َل‬

“Wahai Sariyah, (naiklah ke) gunung… (naiklah ke) gunung.”

Ucapan tersebut terdengar oleh Sariyah meskipun jarak antara
Madinah dan Persia sangat jauh. Sehingga akhirnya Sariyah dan pasukannya
berhasil kembali ke Madinah dengan membawa kemenangan.

2. Mencintai mereka

Sahabat adalah orang yang sangat mencintai Rasulullah ‫ﷺ‬. Pada waktu
usai perang Uhud Sa’ad bin Ar-Rabi ditemukan dengan dua belas luka yang

36 | K U L T U M R A M A D H A N

ada pada tubuhnya, karena berupaya untuk melindungi Rasulullah ‫ ﷺ‬pada
perang tersebut. Ketika sakaratul maut beliau berpesan;

‫َوَ ْخِْْب قَْوَم َك َْاَُ ْْ َل عُ ْذر لَهُ ْْ ِعْن َد اللهَ إِ ْ قُُِ َل َر ُسْوُل اللِه ﷺ َو َوا ِحد ِمْن َُ ْْ َحي‬

“Beritahukanlah kepada kaummu bahwa mereka tidak mempunyai
alasan disisi Allah jika Rasulullah ‫ ﷺ‬sampai terbunuh, sementara salah
seorang di antara mereka masih ada yang hidup.”

Dan diriwayatkan bahwa ada seorang wanita dari Bani Dinar, yang

suaminya, saudaranya, bapaknya gugur sebagai syahid dalam perang Uhud.

Ketika diberitahukan kepadanya tentang berita duka tersebut, ia balik
bertanya, “Apa yang dialami Rasulullah ‫ﷺ‬.” Maka dijawab “Alhamdulillah,
seperti yang engkau inginkan, beliau dalam keadaan baik-baik saja.” Wanita
tersebut berkata, “Perlihatkan beliau kepadaku.” Lalu mereka
menunjukkannya kepada Rasulullah ‫ﷺ‬. Maka setelah itu ia berkata, “Semua
musibah, setelah engkau selamat (wahai Rasulullah) adalah ringan.”

Ini menunjukkan betapa besar pengorbanan dan cinta para sahabat
kepada Rasulullah ‫ﷺ‬, maka umat inipun harus mencintai mereka.

3. Mengikuti mereka

Para sahabat adalah orang-orang yang belajar Islam langsung dari
Rasulullah ‫ﷺ‬. Sehingga metode keberagamaan mereka adalah metode yang
murni yang harus diteladani oleh umat ini.

Dan Rasulullah ‫ ﷺ‬juga memerintahkan agar umat ini mengikuti para

sahabat. Sebagaimana diriwayatkan dari Irbadh bin Sariyah Radhiyallahu

anhu ia berkata, Rasulullah ‫ُّضْوﷺا‬b‫َع‬ers،a‫َي‬bِْdِ‫ِدّي‬aَ;ْ ‫الم‬ ‫الارا ِْ ِديْ َن‬ ‫الُلََفاِء‬ ‫َو ُسناِة‬ ،‫بِ ُسناِْت‬

‫َعلَْي ََا ِبلنََوا ِج ِذ‬ ْْ ‫َعلَْي ُك‬
“Berpegang teguhlah kepada sunnahku dan sunnah Khulafaur

Rasyidin yang lurus (mendapat petunjuk) dan gigitlah dengan gigi geraham
kalian.”(HR. Tirmidzi)

37 | K U L T U M R A M A D H A N

4. Meyakini haramnya mencela mereka

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Abu Sa’id Al-

K‫َوَل‬hu،dْْ r‫ِه‬i‫ِد‬ia‫ َح‬bَe‫د‬r‫ا‬k‫ُم‬at‫َغ‬aَ,‫بَل‬R‫ا‬a‫َم‬su‫ا‬lً‫ب‬u‫َه‬l‫ذ‬lah،‫ُ ُحﷺٍد‬bَ e‫َل‬rsْ‫ث‬a‫ِم‬b‫ق‬dَa‫ فَلَْو َ اْ َ َح َدُك ْْ َْ;َف‬،‫ََْلِصْيتََفُهُسّبُوا َ ْص َحاِ ْب‬

“Janganlah kalian mencela para sahabatku. Seandainya seorang dari
kalian menginfaqkan emas sebesar gunung Uhud, maka tidaklah hal tersebut
dapat menyamai satu mud (infaq) mereka dan tidak pula setengahnya.”
(Muttafaq Alaihi)

5. Memohonkan ampunan untuk mereka

Allah mensifati orang-orang muslim yang baik, yang datang setelah
para sahabat dengan firman-Nya;

‫ََواِْلاَعِذيْل َنِف َجقُالُءُوبِوانَاِم ِغْناَبَْلعِلاِدِذِهي َْْن يَآُقَمنُولُواو ََْربانََاربانَإِاْا اَكْغِفَْررءُولَنَافَوَِرِلِحيْخ َْواِْنَا الا ِذي َن َسبَ ُقوَن ِبِْليَا ِْ َوَل‬

“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan
Anshar), mereka berdoa, “Wahai Rabb kami, ampunilah kami dan saudara-
saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah
Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang
beriman. Wahai Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi
Maha Penyayang.”(QS. Al-Hasyr : 10)

Demikian yang dapat kami sampaikan.

،َْ ‫َوَوآَصلاِخ ُىر اَدللهْعَُواَعَلنَ ىَ َِْْبِّايِِنَلاحَْمُُمَُدامللٍدِه َوَر َِِّعبلَ الىَعاآللَِِهِمَْوَي َص ْحبِِه َو َسلا‬

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad,
kepada keluarganya, dan para sahabatnya. Dan penutup doa kami, segala
puji hanya milik Allah Rabb semesta alam.

38 | K U L T U M R A M A D H A N

9
RAMADHAN SYAHRUL QUR’AN

ْ َ ‫َ ََْْ ُد‬ ‫َو‬ ، ‫يَْر َض ى‬ ‫َو‬ ‫َرّبُنَا‬ ‫ َك َما ُِي ُّب‬، ‫فِْيِه‬ ‫ُمبَاَرًكا‬ ْ‫اَلَلحْهًُداَو َكَثِْيًْْراََ ُدطَّيَِِبً اا‬ ِ‫لله‬ ‫اَللحَإِْملَهَُد‬
ُ‫َعبْ ُدهُ َو َر ُسْولُه‬ ‫ُمَ ام ًدا‬ ‫إِاَل‬

ْْ َُُْ ‫ َو َل َُْوتُ ان إِاَل َو‬،‫ ََيّيََُا ال ِِّذيْ َن آَمنُْوا اتاُقْوا اللهَ َح اق تَُقاتِِه‬: ‫قَُما َْسللِاُمللْوهُ َْتَ َعا َل‬

Segala puji hanya milik Allah, pujian yang banyak, lagi baik, penuh
keberkahan seperti yang disukai dan di ridhoi Rabb kami.

Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang berhak untuk
disembah) selain Allah. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad ‫ ﷺ‬adalah
hamba dan utusan-Nya.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-
benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam keadaan beragama Islam.”(QS. Al-Imran : 102)

Kaum muslimin rahimakumullah

Bulan Ramadhan disebut dengan Syahrul Qur’an (Bulan Al-Qur’an),
karena pada bulan tersebut merupakan bulan diturunkannya Al-Qur’an.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala;

ُْ ‫َْ َُْر َرَم َضا َْ الا ِذي َُِْزَل فِيِه الُْقْرآ‬

“Bulan Ramadhan (adalah bulan) yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al-Qur’an.”( QS. Al-Baqarah : 185)

‫ُثا‬ ، ‫عِازِة‬B‫ ال‬e‫ت‬rِka‫بَْي‬ta‫ْف‬Iِbn‫َل‬u‫َجَع‬A.َ‫ف‬b‫ِس‬b‫اا‬aَ‫ْناي‬s‫ّاُدل‬m‫ِامل‬eَ‫َِء‬n‫َكا‬eَ‫َس‬rَ‫ب‬aَn‫َال‬g‫َإَِو‬k‫ِل‬aَْn ً‫َنضَاة‬a‫َس‬y‫َم‬a‫َنَر‬t ْd‫ِرِري‬iَ‫ْْش‬aَْt‫ِع‬as‫الَعلَُق ْرىآ َُْر ُِسْْفوِلالّناِِللِهْص ِفﷺ ِمِ ْ;ْفن‬ ‫َُِْزَل‬
‫َُِْزَل‬

39 | K U L T U M R A M A D H A N

“Al-Qur’an diturunkan pada pertengahan bulan Ramadhan ke langit

dunia dari tempat asalnya, di Baitul Izzah. Kemudian diturunkan kepada
Rasulullah ‫ ﷺ‬selama dua puluh tahun untuk menjawab perkataan manusia.”12

Di bulan Ramadhan Rasulullah ‫ ﷺ‬senantiasa memuraja’ah
(mengulang) hafalan Al-Qur’annya kepada Jibril alaihissalam.

Sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu, ia
berkata;

،‫ِجِْْبي ُل‬ ُ‫يَْلَقاه‬ ‫ِحْ َي‬ َْ ‫َرَم َضا‬ ‫ِف‬ ُْ ‫َما يَ ُكو‬ ُ‫ِاَفّالِلُكِِّلﷺلَْيَلٍَْةجَوِمُدْنالناَراَم ِسَضا َوََْكافَ َيَُْدَا ِْرجَُسوُهد‬ ‫َر ُسوُل‬ َْ ‫َكا‬
َْ ‫الُْقْرا‬ ُ‫يَْلَقاه‬ َْ ‫َوَكا‬

“Rasulullah ‫ ﷺ‬adalah orang yang paling dermawan dalam kebaikan,

dan beliau akan lebih dermawan (dari hari-hari biasanya) pada bulan

Ramadhan, ketika Jibril menjumpainya. Dan Jibril selalu mendatanginya
setiap malam pada bulan Ramadhan. Rasulullah ‫ ﷺ‬membacakan Al-Qur’an
kepadanya.” (HR. Muslim)

Demikian juga para salaf dahulu, mereka menyibukkan diri di bulan
Ramadhan dengan tilawah Al-Qur’an. Sungguh telah di dengar suara

dengungan (seperti dengungan lebah) dari rumah-rumah mereka, karena
bacaan Al-Qur’an mereka. Diantara mereka adalah :

 Imam Ats-Tsauri Rahimahullahu setiap bulan Ramadhan datang, ia

memfokuskan diri untuk membaca Al-Qur’an.
 Imam Malik Rahimahullahu setiap datang bulan Ramadhan, beliau

meninggalkan majelis ilmunya dan memfokuskan diri untuk membaca Al-

Qur’an dari Mushhaf.
 Imam An-Nawawi Rahimahullahu mengatakan; “Ada pula di antara salaf

yang mengkhatamkan Al-Qur’an dalam tiga malam, dan bahkan ada yang

mengkhatamkannya dalam sehari-semalam.”
 Disebutkan dalam sebuah riwayat, bahwa Utsman bin Affan biasa

mengkhatamkannya dalam semalamِ‫له‬.‫ال‬S‫م‬eَِhَi‫ك‬nَ g‫ْن‬g‫م‬aِ beliau mengatakan;

‫َْبَِع ْت‬ ‫طَََُر ْت قُلُْوبُنَا لََما‬ ‫لَْو‬

12 Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim, Jilid 1/hal 502

40 | K U L T U M R A M A D H A N

“Sekiranya hati kita bersih, maka tidak akan puas membaca Kalamullah
(Al-Qur’an).”

 Az-Zuhri Rahimahullahu ketika ditanya tentang amalan di bulan

Ramadhan. Maka beliau menjawab; ‫إَِّانَا ُهَو تَََِوةُ الُقْرآ ِْ َو إِطَْعاُم الطاَعاِم‬

“Amalan itu hanyalah membaca Al-Qur’an dan memberi makan
(untuk berbuka).”

 Ibnul Qayyim Rahimahullahu menyebutkan bahwa sebab pertama dari

sepuluh sebab yang dapat mendatangkan kecintaan Allah kepada seorang
hamba adalah; Membaca Al-Qur’an dengan tadabbur, dengan memahami

makna-maknanya.

Kaum muslimin rahimakumullah

Seorang pembaca Al-Qur’an akan mendapatkan pahala yang besar dan
berlipat ganda. Karena setiap satu huruf Al-Qur’an bernilai satu kebaikan, dan

satu kebaikan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali lipat.

Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam hadits dari Abdullah bin
Mas’ud ia berkata, bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda;

،‫َحْرف‬ ‫آل‬ :‫َقُ ْوُل‬ ‫َل‬ ،‫َ ْمثَالِهَا‬ ‫بَِع ْشِر‬ ُ‫َحْروالفحَ َسنَة‬،‫وَحِمْيَ سْنَة‬ ‫ِم ْنكَُِا ِب اللِه فَلَهُ بِِه‬ ً‫َلَِحْرفاف‬ :َ‫ََمولَْنِكقَْنَر‬
،‫ وَلَم َحْرف‬،‫َحْرف‬

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah, maka

baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan dilipat gandakan menjadi sepuluh

kali lipat. Aku tidak mengatakan Alif, Lam, Mim adalah satu huruf, akan tetapi
Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf.”(HR. Tirmidzi)

Hendaknya seorang pembaca Al-Qur’an juga berupaya untuk
mentadabburi Al-Qur’anul Karim.

‫ُل َوََُِْ ِم ُع‬Ib‫ِغ‬n‫وا‬uَ‫اش‬R‫ل‬a‫ ا‬j‫ِه‬a‫ْي‬bِ‫ُع ف‬p‫ط‬eِr‫َق‬n‫ْن‬aَ‫ت‬h‫َل‬b‫ْي‬e‫للا‬r‫ا‬kaْ‫ ا‬t‫ِإِر‬aَُ‫اِفِْيْسِهُِ الْحهِبََاَ ُُْبَوياََُِلَواْكثَطَاأُِرفِيِْمِهَنالاَقلّْلََُُِِبَوِةَواِلّلِِْف َسَارَم ُْ َضاَع لََْ ىلَْيالًُاََد;ّفب‬

41 | K U L T U M R A M A D H A N

“Dianjurkan untuk memperbanyak tilawah Al-Qur’an di waktu malam
bulan Ramadhan. Karena pada waktu malam, kesibukan-kesibukan sudah
berhenti. Sehingga keinginan kuat pun terkumpul di dalamnya. Dan hati
beserta lisan dapat bekerja sama untuk mentadabburi(nya).”

Akhirnya kita memohon kepada Allah, agar menerima bacaan Al-
Qur’an kita dan menerima pula seluruh amal ibadah kita.

Kita juga memohon kepada Allah agar memberikan ampunan
terhadap dosa-dosa kita.

Demikian yang dapat kami sampaikan.

،َْ ‫َوَوآَصلاِخ ُىر اَدللهْعَُواَعَلنَ ىَ َِْْبِّايِِنَلاحَْمُُمَُدامللٍدهِ َوَر َِِّعبلَ الىَعاآللَِِهِمَْوَي َص ْحبِِه َو َسلا‬

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad,
kepada keluarganya, dan para sahabatnya. Dan penutup doa kami, segala
puji hanya milik Allah Rabb semesta alam.

42 | K U L T U M R A M A D H A N

10
BERDAKWAH DI JALAN ALLAH

ْ َ ‫َ ََْْ ُد‬ ‫َو‬ ، ‫يَْر َض ى‬ ‫َو‬ ‫َرّبُنَا‬ ‫ َك َما ُِي ُّب‬، ‫فِْيِه‬ ‫ُمبَاَرًكا‬ ْ‫اَلَلحْهًُداَو َكَثِْيًْْراََ ُدطَّيَِِبً اا‬ ِ‫لله‬ ‫اَللحَإِْملَهَُد‬
ُ‫َعبْ ُدهُ َو َر ُسْولُه‬ ‫ُمَ ام ًدا‬ ‫إِاَل‬

ْْ َُُْ ‫ َو َل َُْوتُ ان إِاَل َو‬،‫ ََيّيََُا ال ِِّذيْ َن آَمنُْوا اتاُقْوا اللهَ َح اق تَُقاتِِه‬: ‫قَُما َْسللِاُمللْوهُ َْتَ َعا َل‬

Segala puji hanya milik Allah, pujian yang banyak, lagi baik, penuh
keberkahan seperti yang disukai dan di ridhoi Rabb kami.

Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang berhak untuk
disembah) selain Allah. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad ‫ ﷺ‬adalah
hamba dan utusan-Nya.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-

benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam keadaan beragama Islam.”(QS. Al-Imran : 102)

Kaum muslimin rahimakumullah

Sungguh beruntunglah seorang yang diberikan kemampuan dapat

mengajak manusia untuk menerima kebenaran. R‫ًدا‬a‫ح‬sِu‫َوا‬luَlًla‫ُج‬h‫ َكﷺ َر‬bِ‫ب‬eُ‫ل‬r‫ال‬sَّa‫ ا‬b‫َي‬da‫يَ َْ;ِد‬

ِْ ‫َخْير لَ َك ِم ْن َُحِْر النا َع‬ ْ َ‫َلأ‬

“Sesungguhnya jika Allah memberi petunjuk kepada seseorang

melalui (dakwah)mu, maka itu lebih baik bagimu daripada engkau memiliki
unta merah.”(HR. Muslim)

Karena demikian mulianya berdakwah di jalan Allah Ta’ala, maka

ucapan apakah yang lebih mulia selain dari ucapan dalam rangka menyeru
manusia kepada kebenaran dan Surga Allah Ta’ala.

Alla‫َي‬h‫ِم‬Tِ‫ل‬a‫’ْس‬a‫ُم‬lْ‫ل‬a‫ن ا‬bَe‫ِم‬rf‫ن‬irِ‫ا‬mِْ‫ إ‬a‫َل‬n‫َوَم ْن َ ْح َس ُن قَْوًَل ِما ْن َد َعا إَِل اَّاللِ َوَع ِم َل َصالِحًا َوقَ;ا‬

43 | K U L T U M R A M A D H A N

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang

menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shalih, dan berkata,
“Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri” (QS.

Fushshilat : 33)

Allah Ta’ala juga berfirman;

‫إِ اْ َربا َك‬ ‫َ ْح َس ُن‬ ‫ِه َي‬ ‫ِبلاِت‬ ْْ ُ‫َۖواَلْوَُهمَْووِعَ ْظعَلَِة ُْالِْحبَلَْسُمنََِْةَُ ِۖديَوَنَجاِدلْه‬ ‫َإِْعَّٰلَل ُْ َِسببَِيْنِل ََضرّبِِالَكَعِْبنلْحَِسْكبِيَملِِةِه‬ ُ‫ا ْدع‬
‫ُهَو‬

“Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Rabbmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat

dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl : 125)

Kaum muslimin rahimakumullah

Dari Surat An-Nahl ayat 125 diatas dapat diketahui bahwa tingkatan
dalam berdakwah ada tiga, yaitu :

1. Dengan Hikmah

Berdakwah dengan hikmah di peruntukkan kepada orang-orang awam
yang belum mengerti tentang masalah agama. Misalnya, ada seorang memiliki
kerabat wanita yang belum berjilbab, maka wanita tersebut didakwahi dengan
hikmah, dengan menunjukkan keutamaan berjilbab. Sehingga dengan
demikian diharapkan wanita tersebut bersedia untuk berjilbab. Hendaknya
setiap juru dakwah berupaya untuk hikmah dalam berdakwah, karena asal
dalam dakwah adalah lemah lembut.

2. Dengan Pelajaran yang Baik

Berdakwah dengan pelajaran yang baik diperuntukkan kepada orang-
orang yang telah mengerti tentang ilmu agama, tetapi ia belum mampu untuk
mengamalkannya. Misalnya, kerabat wanita yang dahulu pernah didakwahi
tentang jilbab, setelah selang beberapa waktu ternyata ia masih juga belum
berjilbab. Maka didakwahi dengan memberikan pelajaran dan nasihat yang
baik, agar imannya bertambah dan ia bersedia untuk mengenakan jilbab yang
syar’i.

44 | K U L T U M R A M A D H A N

3. Dengan Bantahan yang Baik

Berdakwah dengan bantahan yang baik diperuntukkan kepada orang
yang telah mengerti tentang ilmu, tetapi ilmunya menyelisihi kebenaran.
Misalnya, kerabat wanita yang dahulu pernah didakwahi dengan memberi
nasihat yang baik berkenaan dengan jilbab, ternyata ia masih menolak dengan
alasan bahwa jilbab hanya merupakan tradisi orang arab. Dengan demikian
berarti muslimah tersebut telah memiliki ilmu tentang jilbab, namun ilmunya
menyelisihi kebenaran. Sehingga perlu diberikan bantahan yang ilmiah dan
disampaikan dengan cara yang baik, agar ia dapat memahami kebenaran yang
hakiki.

Kaum muslimin rahimakumullah

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin menjelaskan bahwa
seorang yang akan berdakwah haruslah memiliki tiga bekal, antara lain :

1. Mengetahui Hukum-hukum Syar’i (‫) َعالًِما ِبلحُ ْكِم ال َشْرِعي‬

Sebelum seorang berdakwah mengajak orang lain, maka seorang juru

dakwah haruslah berilmu terlebih dahulu. Ilmu merupakan bekal bagi seorang

juru dakwah dalam membimbing umat dan memutuskan permasalahan yang

terjadi diantara mereka. Jika seorang juru dakwah tidak mengetahui hukum
syar‟i, maka ia akan banyak terjerumus pada kesalahan.

2. Mengetahui Cara Berdakwah

( ِ‫)َو ِْف َكْيِفب ياِة ال ب اد ْعَوة‬

Seorang juru dakwah haruslah mengetahui strategi, metode, dan target
dalam dakwahnya. Juru dakwah harus mengetahui skala proiritas dalam
berdakwah, ia harus medahulukan perkara yang terpenting untuk disampaikan.
Sehingga dengan demikian dakwah yang diembannya akan berjalan secara
sistematis dan terarah.

45 | K U L T U M R A M A D H A N

3. Mengetahui Kondisi Orang yang Didakwahi

( ‫)َو ِْف َحا ِل الَْدعُْو‬

Seorang juru dakwah juga harus memahami keadaan orang yang akan
didakwahinya. Sehingga ia dapat memberikan solusi yang tepat terhadap
permasalahan yang diajukan kepadanya. Seorang juru hendaknya juru dakwah
hendaknya bersabar dalam dakwahnya, tugasnya hanyalah menyampaikan dan
mengajak manusia kepada kebenaran. Adapun hasilnya adalah urusan Allah
Ta’ala. Karena Allahlah yang memberikan hidayah (taufiq) kepada siapa yang
dikehendaki-Nya.

Demikian yang dapat kami sampaikan.

،َْ ‫َوَوآَصلاِخ ُىر اَدللهْعَُواَعَلَن ىَ َِْْبِّايِِنَلاحَْمُُمَُدامللٍدِه َوَر َِِّعبلَ الىَعاآللَِِهِمَْوَي َص ْحبِِه َو َسلا‬

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad,
kepada keluarganya, dan para sahabatnya. Dan penutup doa kami, segala
puji hanya milik Allah Rabb semesta alam.

46 | K U L T U M R A M A D H A N

JILID 2

47 | K U L T U M R A M A D H A N

Daftar Pustaka

Al-Qur`an Al-Karim dan Terjemahan

Al-Ashfahany, Abi Nuaim Ahmad bin Abdullah, Hilyatu Al-Auliya’, Bairut:
Dar Al-Fikr, 1996 (pdf)

Al-Bukhari, Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al-Mughiroh Al-Ju’fy,
Shahih Bukhari, Kairo: Daar Ibnu Katsir, 2015

Al-Busty, Abi Hatim Muhammad bin Hibban, Raudhotu Al-Uqola’, Kairo:
Maktabah As-Sunnah Al-Muhammadiyah, tt (pdf)

Al-Hanbaly, Abu Faroj Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab, Lathoiful
Ma’ariif, Dimaskus: Dar Ibnu Katsir, 1420 H/ 1999 (pdf)

---, Jami Al-Ulum wal Hikam, Bairut : Dar Al-Basyaair, 2015 (pdf)

Al-Jauziyah, Abu Abdillah Muhammad bin Abi Bakar Ibnul Qayyim, Zaadul
Ma’ad fii Hadyi Khoiril Ibad, Bairut: Muassasah Ar-Risalah, 1418 H/ 1997
(pdf)

Al-Jazary, Izzuddin Abul Hasan Ali bin Muhammad (Ibnul Atsir), Usdu Al-
Ghobah fii Ma’ifati Ash-Shohabah, Bairut: Dar Ibnu Hazm, 2012 (pdf)

Al-Qazuwaini, Muhammad bin Yazid Abi Abdillah, Sunan Ibn Majah, Kairo:
Dar Ibnu Al-Jauzi, 2011

Al-‘Utsaimin, Muhammad bin Shalih, Ash-Shiyam, Unaiza: Muassasah
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Al-Khoiriyyah, 1430 H (pdf)

---, Majalis Syahri Ramadhan, Unaiza: Dar Ats-Tsuroyya, 1424 H/ 2004 (pdf)

---,Makarim Al-Akhlaq,Riyadh : Madar Al-Wathon, 1428 H (pdf)

---,Syarh Al-Arbain An-Nawawiyah, Riyadh : Dar Ats-Tsuroyya, 2004 (pdf)

Ad-Dimasyqi, ‘Imaduddin Abul Fida Isma’il ibn Katsir, Tafsir Al-Qur’an Al-
Azhim, Giza: Muassasah Qurtubah, 2000 (pdf)

48 | K U L T U M R A M A D H A N

An-Nasa’i, Muhammad bin ‘Ali bin Syu’aib Abi Abdirrahman, Al-Mujtaba
Sunan An-Nasa’i, Kairo: Dar Ibnu Al-Jauzi, 2011

An-Naysabuury, Abu Husain Muslim bin Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairi,
Shahih Muslim, Kairo : Ad-Daar Al-‘Alamiyyah, 2016
An-Naysabuury, Abu Bakr Muhammad bin Ibrahim bin Mundzir, Al-Ijma’,
Ajmaan : Maktabah Al-Furqon, 1999 (pdf)
As-Sa’dy, Abdurrahman bin Nashir, Bahjah Qulub Al-Abror wa Qurrotu
Uyuni Al-Akhbar fi Syarhi Jawami Al-Akhbar, Riyadh: Wizaroh Syuun Al-
Islamiyah wal Auqof, 1423 H (pdf)

----, Tafsir Al-Karim Ar-Rahman fi Tafsir Kalam Al-Mannan, Riyadh: Dar As-
Salam, 2002 (pdf)
As-Sijistany, Sulaiman bin Al-Asy’ats Abu Dawud, Sunan Abi Dawud, Kairo:
Dar Ibnu Al-Jauzi, 2011
At-Tirmidzi, Muhammad bin ‘Isa bin Suroh Abi ‘Isa, Al-Jaami’ As-Shahih
Sunan At-Tirmidzi, Kairo: Dar Ibnu Al-Jauzi, 2011
Ath-Thobary, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir, Tafsir Ath-Thobary Jaami Al-
Bayan An Ta’wil Ayy Al-Qur’an, tt: Dar Hijr, tt (pdf)

Hito, Muhammad Hasan, Fiqh Shiyam, Bairut: Dar Al-Basyaair, 1988 (pdf)
Ja’far, Abu Yusuf Akhmad, Memuliakan Ilmu, Pasuruan : Dar Al-Furqon,
2020

---, Menjadikan Bulan Ramadhan Lebih Bermakna, Pasuruan : Dar Al-Furqon,
2021 (pdf)

Yuhadi, Abu Hafidzah Irfan, Materi Kultum Pilihan, tt: tt, 1434 H (pdf)

49 | K U L T U M R A M A D H A N

Website:
https://www.dorar.net
https://www.alukah.net
http://www.saaid.net
https://fatwa.islamweb.net
http://waqfeya.com
dan yang lainnya

50 | K U L T U M R A M A D H A N


Click to View FlipBook Version