MAKALAH KETEKNIKAN “ETIKA PROFESI DAN PERKEMBANGANNYA” OLEH : M.RIZKY MAULANA 2110631150070 TUGAS BLOCKCHAIN KELAS F PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA
i KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat, berkah, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Etika Profesi dan Perkembangannya”. Makalah ini disusun guna memberikan informasi tambahan mengenai Etika Profesi , dan juga untuk memenuhi tugas matakuliah Etika Keteknikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sumbernya berupa artikel dan tulisan telah penulis jadikan referensi guna penyusunan makalah ini. Semoga dapat terus berkarya guna menghasilkan tulisan-tulisan yang mengacu terwujudnya generasi masa depan yang lebih baik . kami berharap, semoga informasi yang ada di dalam makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, banyak kekurangan dan kesalahan, penulis menerima kritik dan saran yang membantu guna penyempurna makalah ini. Karawang,15 desember 2023 Penulis
ii DAFTAR ISI Kata Pengantar ..............................................................................................................................i Daftar isi ........................................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.................................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1 1.3 Tujuan .................................................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Etika ..................................................................................................................3 2.2 Jenis Etika ...........................................................................................................................4 2.3 Fungsi dan Tujuan Etika .....................................................................................................5 2.4 Prinsip Etika........................................................................................................................ 5 2.5 Pengertian Profesi ...............................................................................................................6 2.6 Ciri – ciri Profesi................................................................................................................. 6 2.7 Pengembangan Profesi........................................................................................................ 7 2.8 Integritas dalam Menjalankan Sebuah Profesi.................................................................... 8 2.9 Syarat Suatu Profesi............................................................................................................ 9 2.10 Peranan Etika dalam Profesi ...............................................................................................9 2.11 Pengertian dan Prinsip Etika Profesi....................................................................................9 2.12 Pengertian Kode Etik Profesi............................................................................................ 11 2.13 Tujuan dan Fungsi Kode Etik Profesi............................................................................... 12 2.14 Pelanggaran Kode Etik .....................................................................................................13 2.15 Sanksi Kode Etik................................................................................................................13 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................15 3.2 Saran .................................................................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................. 16
1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Etika profesi sangatlah dibutuhkan dalam berbagai bidang khususnya bidang teknologi informasi.Kode etik sangat dibutuhkan dalam bidang TI karena kode etik tersebut dapat menentukan apa yang baik dan yang tidak baik serta apakah suatu kegiatan yang dilakukan oleh IT-er itu dapat dikatakan bertanggung jawab atau tidak. Pada jaman sekarang banyak sekali orang di bidang TI menyalahgunakan profesinya untuk merugikan orang lain, contohnya hacker yang sering mencuri uang,password leat computer dengan menggunakan keahlian mereka. Contoh seperti itu harus dijatuhi hukuman yang berlaku sesuai dengan kode etik yang telah disepakati. Dan banyak pula tindakan kejahatan dilakukan di internet selain hacker yaitu cracker, dll. Oleh sebab itu kode etik bagi pengguna internet sangat dibutuhkan pada jaman sekarang ini. Kode etik profesi Informatikawan merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih memperjelas,mempertegas dan merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-norma terebut sudah tersirat dalam etika profesi. Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang diangkat pada pembahasan makalah ini adalah : 1. Apakah pengertian etika ? 2. Apa saja jenis etika ? 3. Apa fungsi dan tujuan etika ? 4. Bagaimana prinsip etika ? 5. Apa pengertian profesi ? 6. Apa saja ciri – ciri profesi ? 7. Bagaimana pengembangan profesi ?
2 8. Bagaimana integritas dalam menjalankan sebuah profesi ? 9. Apa saja syarat suatu profesi ? 10. Bagaimana peranan etika dalam profesi ? 11. Apa pengertian dan prinsip etika profesi ? 12. Apa pengertian kode etik profesi ? 13. Apa tujuan dan fungsi kode etik profesi ? 14. Bagaimana pelanggaran kode etik ? 15. Apakah sanksi kode etik ? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari makalah ini adalah : 1. Mengetahui apa pengertian etika 2. Mengetahui jenis - jenis etika 3. Mengetahui fungsi dan tujuan etika 4. Mengetahui bagaimana prinsip etika 5. Mengetahui pengertian profesi 6. Mengetahui ciri – ciri profesi 7. Mengetahui bagaimana pengembangan profesi 8. Mengetahui bagaimana integritas dalam menjalankan sebuah profesi 9. Mengetahui syarat suatu profesi 10. Mengetahui bagaimana peranan etika dalam profesi 11. Mengetahui pengertian dan prinsip etika profesi 12. Mengetahui pengertian kode etik profesi 13. Mengetahui tujuan dan fungsi kode etik profesi 14. Mengetahui bagaimana pelanggaran kode etik 15. Mengetahui sanksi kode etik
3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Etika Secara etimologi, kata etika atau etik berasal dari kata ethos (bentuk jamaknya “ta etha”) bahasa Yunani, yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri sendiri maupun kepada masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini berarti bahwa etika berkaitan dengan nilai-nilai (sifat-sifat yang penting atau berguna bagi kemanusiaan), tata cara hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain atau dari satu generasi ke generasi berikutnya. Etika juga dimengerti sebagai filsafat moral, yaitu ilmu yang membahas dan mengkaji nilai dan norma yang diberikan oleh moralitas. Sebagai cabang filsafat, etika sangat menekankan pada pendekatan kritis dalam melihat dan mengkaji nilai dan norma moral serta permasalahanpermasalahan moral yang timbul di tengah-tengah kehidupan manusia (bermasyakat). Ini menunjukkan bahwa etika dapat dirumuskan sebagai refleksi kritis dan rasional tentang (Sonny Keraf, 2005): a. nilai dan norma tentang bagaimana manusia hidup yang baik sebagai manusia b. masalah-masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada nilai dan normanorma moral yang umum diterima. Kata etika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mempunyai 3 (tiga) arti, yaitu: 1. sebagai sistem nilai atau sebagai nilai-nilai atau norma-norma moral yang menjadi pedoman bagi seseorang atau kelompok untuk bersikap dan bertindak 2. sebagai kumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak atau moral 3. sebagai ilmu tentang yang baik dan yang buruk yang diterima dalam suatu masyarakat, menjadi bahan refleksi yang diteliti secara sistematis dan metodis. Masih ada banyak pengertian tentang etika dari para ahli di antaranya adalah : 1. sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik (O.P. Simorangkir) 2. sebagai teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal (Sidi Gajalba)
4 3. sebagai cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya (Burhanudin Salam). Jadi, Etika adalah aturan tentang perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesama yang menegaskan mana yang baik dan mana yang buruk sebagai hasil kajian secara kritis dan mendalam dari masalah-masalah kehidupan manusia yang mendasarkan pada nilai dan norma moral yang umum diterima. 2.2 Jenis Etika Secara umum etika dapat dibagi menjadi dua, yaitu Etika Umum dan Etika Khusus. 1. Etika Umum berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak atau mengambil keputusan secara etis dengan berpegang pada teori-teori etika dan prinsipprinsip moral dasar yang menjadi tolok ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika Umum dapat dianalogikan dengan ilmu pengetahuan yang membahas pengertian umum dan teori-teori tentang baik-buruk suatu perbuatan/tindakan. 2. Etika Khusus merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berupa: bagaimana seseorang mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang dilakukan berdasarkan cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Penerapan dapat juga berupa: bagaimana seseorang menilai perilakunya sendiri dan perilaku orang lain dalam bidang kegiatan/kehidupan khusus secara etis. Etika Khusus dibagi menjadi dua, yaitu: etika individual dan etika sosial. Etika individual memuat kewajiban manusia terhadap diri sendiri sedangkan etika sosial membicarakan tentang kewajiban manusia sebagai anggota kelompok masyarakat/umat manusia. Etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian diwujudkan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logikarasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik. Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “kendali diri” (“self control”), karena segala sesuatunya dibuat dan
5 diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri dan suatu profesi hanya akan dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat bilamana dalam diri para pelaku profesi (profesional) tersebut ada kesadaran kuat untuk mematuhi etika profesi ketika memberikan jasa keahlian profesinya kepada masyarakat yang memerlukannya. 2.3 Fungsi dan Tujuan Etika Sebagai norma-norma dasar bagi kelakuan manusia, etika mempunyai fungsi : 1. Untuk memberi petunjuk yang harus dilakukan dalam situasi konkrit yang sedang dihadapi. 2. Memberi petunjuk bagaimana mengatur pola konsistensi dengan orang lain. 3. Membimbing tingkah laku manusia agar dalam mengelola kehidupan tidak sampai bersifat tragis. Tujuan Selain fungsi seperti yang diuraikan di atas, etika juga mempunyai tujuan: 1. Agar orang dalam bertindak sesuai dengan nilai dan norma moral yang berlaku dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral. 2. Etika sebagai ilmu menuntut orang untuk berperilaku moral secara kritis dan rasional. 3. Etika membantu manusia untuk bertindak secara bebas tetapi dapat dipertanggungjawabkan. 2.4 Prinsip Etika Ada sejumlah prinsip etika yang penting menurut Harris,1993; Fleddermann 1999, yaitu: a. Etika kemanfaatan umum (utilitarianism ethics) Setiap tindakan yang menghasilkan manfaat terbesar bagi kepentingan umum harus dipilih dan dijadikan motivasi utama. b. Etika kewajiban (duty ethics)Setiap sistem harus mengakomodasikan hal-hal yang wajib berupa nilai moral yang harus ditaati seperti: jangan berbohong, jangan mencuri, harus jujur, dll c. Etika kebenaran (right ethics) Suatu pandangan yang tetap menganggap salah terhadap segala macam tindakan yang melanggar nilai-nilai dasar moralitas, contoh tindakan plagiat, apapun alasannya tetap salah karena melanggar nilai dan etika akademis. d. Etika keunggulan/kebaikan (virtue ethics)
6 Suatu cara pandang untuk membedakan tindakan yang baik dan buruk dengan melihat karakteristik perilaku dasar orang yang melakukannya. Penekanan pada moral perilaku individu bukan pada kebenaran tindakan yang dilakukannya. e. Etika sadar lingkungan (environmental ethics) Etika yang mengajak masyarakat untuk berfikir dan bertindak dengan konsep masyarakat modern yang sensitif terhadap kondisi lingkungannya. Tidak hanya pada nilai moral untuk kemanusiaan saja tapi juga terhadap sumber daya alam (flora, fauna, lingkungan) yang perlu dilindungi, dijaga dan dirawat. 2.5 Pengertian Profesi “Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian dan keterampilan yang tinggi dan melibatkan komitmen pribadi (moral) yang mendalam” (R. T. De George, 1986). Sebagai “pokok” mata pencaharian mengandung makna bahwa profesi itu merupakan wadah di mana seseorang berkiprah mencari nafkah untuk kebutuhan hidupnya. “Keahlian” merupakan suatu aspek yang dibutuhkan untuk dapat melakukan pekerjaan itu. Tanpa keahlian kita tidak bisa melaksanakan tugas dengan baik. Dikatakan ahli di sini berarti memerlukan ilmu pengetahuan yang mendalam, keterampilan dan pengalaman yang matang. Oleh karena itu, profesi membutuhkan pendidikan, pelatihan dan pengalaman secara memadai untuk menjadi seorang profesional. “Profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi”. Seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian. Sementara ada orang lain yang melakukan hal yang sama namun hanya sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang. 2.6 Ciri – ciri profesi Ada sejumlah ciri atau sifat yang melekat pada profesi, di antaranya adalah: 1. Adanya keahlian dan keterampilan khusus Untuk dapat menjalankan pekerjaannya dengan baik seorang profesional harus memiliki keahlian dan keterampilan. Para profesional memiliki keahlian dan keterampilan yang lebih tinggi dari orang dari profesi lain. Kemampuan ini biasanya
7 diperoleh dari pendidikan, dan pelatihan serta pengalaman yang bertahun-tahun. Bahkan pendidikan dan pelatihan biasanya dilakukan dengan tingkat seleksi yang sangat ketat. 2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi Kaidah dan standar moral ini dituangkan dalam satu dokumen yang disebut kode etik profesi. Kode etik ini berupa aturan sebagai kaidah moral atau aturan main dalam menjalankan profesinya. 3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat Setiap insan pelaksana profesi harus mendahulukan kepentingan masyarakat luas di atas kepentingan pribadi. 4. Para profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi Sebagai profesional, seseorang hidup dari profesinya. Sebagai imbalan terhadap keahlian, tenaga, pikiran dan keterampilan mereka dibayar mahal. Di samping itu, profesi juga akan membentuk identitas seseorang. 5. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi Setiap profesi selalu menyangkut kepentingan orang banyak dan selalu berkaitan dengan nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus. 2.7 Pengembangan Profesi Profesi harus dikembangkan secara berkelanjutan sebagai aktualisasi terhadap tuntutan kebutuhan. Mengambil istilah dari Tatty S.B. Amran, untuk mengembangkan profesi memerlukan hal-hal yang terkait dengan “KASAH”: 1. Knowledge (Pengetahuan) Sesuatu yang didapat dari membaca dan pengalaman. Pengetahuan dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu: a. Pengetahuan biasa, yaitu pengetahuan tentang hal – hal biasa, kejadian sehari – hari yang selanjutnya disebut pengetahuan. b. Pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang mempunyai sistem dan metode tertentu yang selanjutnya disebut ilmu pengetahuan.
8 c. Pengetahuan filosofis, yaitu semacam ilmu istimewa yang mencoba menjawab hal-hal yang tidak terjawab oleh ilmu – ilmu biasa yang sering disebut dengan filsafat. d. Pengetahuan teologis, yaitu pengetahuan tentang keagamaan, pengetahuan tentang pemberitahuan dari Tuhan. 2. Ability (Kemampuan) Meliputi kemampuan yang bisa dipelajari (yaitu pengetahuan dan keterampilan), dan yang alamiah yaitu bakat. 3. Skill (Keterampilan) Merupakan keahlian yang diperoleh dari latihan/melakukan secara terus menerus dan bermanfaat untuk jangka panjang. 4. Attitude (Sikap diri) Sikap diri merupakan suatu konsep yang tertanam pada diri seseorang yang dibentuk oleh suasana lingkungan. 5. Habit (Kebiasaan diri) Kegiatan yang harus terus menerus dilakukan yang tumbuh dari dalam pikiran yang dilandasi dengan kesadaran bahwa usaha membutuhkan proses yang panjang. 2.8 Integritas Dalam Menjalankan Sebuah Profesi Integritas adalah sifat dasar yang harus dimiliki seseorang yang utuh kepribadiannya, bersikap dan bertindak sebagai diri sendiri, konsekwen dalam berbagai dimensi kehidupan menurut suatu pola kepribadian yang tidak dibuat- buat baik dalam pergaulan, pekerjaan, maupun dalam segala hal. Adapun dalam menjalankan profesinya, seorang dituntut memiliki integritas meliputi: 1. Integritas Intelektual: keterlibatan dalam kebenaran artinya tidak berlaku bohong dan jijik terhadap ketidakjujuran intelektual. 2. Integritas Moral: tidak main kotor, tidak berkhianat, adil, jujur, tidak munafik, tidak kejam, tidak tinggi hati, tidak sok pintar, dst. 3. Integritas Religius: agama bukan salah satu sektor terpisah dari kepribadiannya tetapi turut menentukan sikap orang dalam semua bidang (Benny Tengker, 1994)
9 2.9 Syarat Suatu Profesi Untuk menjadi suatu profesi memerlukan syarat-syarat yang harus dipenuhi, di antaranya yaitu: 1. Melibatkan kegiatan intelektual. 2. Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus. 3. Memerlukan persiapan profesional yang dalam dan bukan sekedar latihan. 4. Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan. 5. Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen. 6. Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi. 7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat. 8. Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik. 2.10 Peranan Etika dalam Profesi Nilai-nilai etika itu milik suatu kelompok masyarakat, mulai dari yang paling kecil (keluarga) sampai dengan kelompok yang besar (bangsa). Dengan nilai etika, kelompok masyarakat tersebut mempunyai sistem nilai yang mengatur kehidupan bersama. Golongan masyarakat yang mempunyai nilai etika tertulis (kode etik) sebagai landasan pergaulan bersama baik untuk antar sesama anggotanya maupun pergaulan dengan masyarakat umum disebut “masyarakat profesional”. Dengan adanya aturan ini ini masyarakat akan mudah mengenali perilaku-perilaku anggota profesi yang menyimpang dari aturan yang telah disepakati. Sebagai contoh: pada profesi hokum: adanya mafia peradilan, pada profesi dokter: adanya klinik kelas “VVIP” di daerah mewah dan mahal, sehingga masyarakat miskin tidak mungkin bisa berobat ke sana. Ini merupakan contoh-contoh perilaku yang keluar dai nilai-nilai etika. Jadi peranan etika dalam profesi menjadi sangat penting, di samping sebagai landasan pergaulan bersama juga akan memudahkan masyarakat menilai anggota yang keluar dari nilai-nilai etika yang telah ditetapkan. 2.11 Pengertian dan Prinsip Etika Profesi Etika profesi merupakan standar moral yang tinggi yang digunakan sebagai petunjuk dan pedoman para profesional dalam menjalankan profesinya. Berikut ini adalah jiwa yang dikandung dalam etika profesi.
10 1. Etika profesi memberikan wawasan agar kita mampu berfikir kritis terhadap norma moral yang berlaku pada suatu profesi sebagai pegangan, pedoman untuk menjalankan profesinya dengan penuh tanggung jawab sehingga semua tuntutan moral dari suatu profesi dapat dilaksanakan. 2. Etika profesi tidak hanya terbatas pada norma-norma formal yang berlaku dalam profesi saja melainkan juga sebagai pengantar sang pelaku menjadi manusia yang lebih sempurna. Sebagai contoh seorang dokter tidak cukup sekedar memegang sumpahnya sebagaimana diikrarkan pada abad IV SM oleh Hipocrates, di mana seorang dokter dalam menjalankan tugasnya akan selalu menyimpan tentang apa yang dia lihat, dengar dari seorang pasiennya. Dokter yang memegang teguh sumpah ini sudah dapat dikatakan sebagai dokter yang baik, tetapi tidak sendirinya telah menjadi orang yang baik secara moral dan utuh. Nilai-nilai kemanusiaan yang terdapat dalam lingkungan profesinya perlu dihargai dan digunakan sebagai acuan sebagai dokter. Ini berarti keadilan, cinta kasih, dan penghargaan terhadap hak asasi orang lain harus menjiwai pelayanan yang diberikan, dalam arti profesi dokter sebagai sumber hidup berperan juga sebagai wadah pemanusiaan dirinya sebagai dokter. 3. Etika profesi membantu orang dengan norma-norma untuk menyatakan identitasnya sebagai manusia yang baik. Ini berarti bahwa dengan melaksanakan norma-norma etika profesi, identitas seseorang tidak hanya diakui oleh masyarakat internal, namun mendapatkan pengakuan dari masyarakat umum tentang identitasnya itu. Prinsip adalah sesuatu sikap yang dipegang kokoh sebagai suatu pedoman. Prinsipprinsip etika profesi meliputi: tanggung jawab, keadilan dan otonomi. 1. Tanggung jawab Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya. Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya. 2. Keadilan Prinsipini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya. 3. Otonomi Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan diberi kebebasan dalam menjalankan profesinya.
11 2.12 Pengertian Kode Etik Profesi Kode etik profesi merupakan suatu pedoman bagi para profesional dalam menjalankan profesinya. Bagian ini akan memberikan pengertian, tujuan dan fungsi serta beberapa contoh kode etik profesi. Kode adalah tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata, tulisan atau benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu, misalnya untuk menjamin suatu berita, keputusan atau suatu kesepakatan organisasi. Kode juga dapat berarti kumpulan peraturan yang sistematis. Kode etik adalah norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja. Kode etik profesi adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari oleh para profesional dalam rangka memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi masyarakat dari perbuatan yang tidak profesional. Kode etik profesi sebetulnya bukanlah hal yang baru. Ini dibuat untuk mengatur tingkah laku moral suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan akan dipegang teguh oleh seluruh anggota kelompok itu. Profesi adalah suatu Moral Community yang memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama. Kode etik profesi dapat menjadi penyeimbang segi-segi negatif dari suatu profesi, sehingga kode etik ibarat kompas yang menunjukkan arah moral bagi suatu profesi dan sekaligus juga menjamin mutu moral profesi itu di mata masyarakat. Kode etik bisa dilihat sebagai produk dari etika terapan, sebab dihasilkan berkat penerapan pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu, yaitu profesi. Tetapi setelah kode etik ada, pemikiran etis tidak berhenti. Kode etik tidak menggantikan pemikiran etis, tapi sebaliknya selalu didampingi refleksi etis. Supaya kode etik dapat berfungsi dengan semestinya, salah satu syarat mutlak adalah bahwa kode etik itu dibuat oleh profesi sendiri. Kode etik tidak akan efektif kalau ditentukan dari atas atau oleh pihak lain karena tidak akan dijiwai oleh cita-cita dan nilainilai yang hidup dalam kalangan profesi itu sendiri. Instansi dari luar bisa menganjurkan membuat kode etik dan barang kali dapat juga membantu dalam merumuskan, tetapi pembuatan kode etik itu sendiri harus dilakukan oleh
12 profesi yang bersangkutan. Supaya dapat berfungsi dengan baik, kode etik itu sendiri harus menjadi hasil pengaturan diri (self regulation) dari profesi. Dengan membuat kode etik profesi sendiri akan menetapkan hitam di atas putih niatnya untuk mewujudkan nilai-nilai moral yang dianggapnya hakiki. Hal ini tidak akan pernah bisa dipaksakan dari luar. Hanya kode etik yang berisikan nilai-nilai dan cita-cita yang diterima oleh profesi itu sendiri yang bisa mendarah daging dengannya dan menjadi tumpuan harapan untuk dilaksanakan dengan tekun dan konsekwen. Syarat lain yang harus dipenuhi agar kode etik dapat berhasil dengan baik adalah bahwa pelaksanaannya diawasi terus menerus. Pada umumnya kode etik akan mengandung sanksi-sanksi yang dikenakan pada pelanggar kode etik. 2.13 Tujuan dan Fungsi Kode Etik Profesi Tujuan kode etik profesi adalah untuk: 1. Menjunjung tinggi martabat profesi 2. Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota 3. Meningkatkan pengabdian para anggota profesi 4. Meningkatkan mutu profesi 5. Meningkatkan mutu organisasi profesi 6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi 7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat 8. Menentukan baku standarnya sendiri. Adapun fungsi dari kode etik profesi adalah: 1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan 2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan 3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi 4. Etika profesi sangatlah dibutuhkan dalam berbagai bidang. Kode etik di Indonesia cukup banyak dan bervariasi sesuai dengan jumlah dan jenis profesi yang ada. Umumnya pemilik kode etik adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat nasional, misalnya: Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), Ikatan Penasehat HUKUM Indonesia, Jurnalistik Indonesia, Advokasi Indonesia. Suatu gejala baru dan positif adalah bahwa sekarang ini perusahaan-perusahan swasta cenderung membuat kode
13 etik sendiri untuk menunjukkan mutu etisnya dan sekaligus meningkatkan kredibilitasnya. 2.14 Pelanggaran Kode Etik Yang dimaksud dengan pelanggaran kode etik adalah pelanggaran terhadap nilainilai yang seharusnya dijunjung tinggi oleh segenap anggota profesi seperti: nepotisme (kolusi), menaikkan harga secara tidak wajar (mark-up), meminta jasa (kick-back fee). Selain itu pelanggaran juga bisa berupa layanan jasa, yaitu layanan yang tidak sesuai dengan standard kualitas kinerja profesional. Di dunia kerja/industri sering terjadi pelanggaran etika profesi seperti: ▪ Penyuapan, pemalsuan ▪ Ketidak-adilan, ketidak-amanan produk ▪ Ketidak jujuran dalam pengujian ▪ Ketidak pedulian dalam perlindungan kesehatan dan lingkungan ▪ Kelalaian, kelambanan, pelanggaran ketentuan. Menurut M. Gandi, pelanggaran etika merupakan: ▪ Science without humanity ▪ Knowledge without character ▪ Commerce without morality ▪ Wealth without work ▪ Pleasure without conscience ▪ Politics without principles ▪ Religion without sacrifices Banyak jenis pelanggaran etika profesi, tergantung dari profesi masing-masing. 2.15 Sanksi Kode Etik Kode etik profesi adalah aturan dan sistem nilai yang dirumuskan dan diterapkan oleh dan pada profesi itu sendiri. Kode etik ini sifatnya mengikat bagi semua anggotanya. Oleh karena itu, bila terjadi pelanggaran terhadap kode etik, maka akan ada sanksi bagi yang bersangkutan. Secara umum sanksi pelanggaran terhadap kode etik ini dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu: sanksi moral dan sanksi dikeluarkan dari organisasi.
14 Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu dewan kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu. Karena tujuannya adalah mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali kode etik juga berisikan ketentuan-ketentuan profesional, seperti kewajiban melapor jika mengetahui teman sejawat melanggar kode etik. Ketentuan itu merupakan akibat logis dari self regulation yang terwujud dalam kode etik; sepertinya kode etik itu berasal dari niat profesi mengatur dirinya sendiri, demikian juga diharapkan kesediaan profesi untuk menjalankan kontrol terhadap pelanggar. Namun demikian, dalam praktek sehari-hari kontrol ini biasanya tidak berjalan dengan mulus karena rasa solidaritas tertanam kuat dalam anggota-anggota profesi, yaitu: seseorang profesional pada umumnya merasa segan melaporkan teman sejawat yang melakukan pelanggaran. Bila terjadi hal seperti ini berarti tujuan kode etik tidak tercapai karena solidaritas antar kolega ditempatkan di atas kode etik profesi. Oleh karena itu, sebagai pelaksana profesi, maka yang bersangkutan harus memahami betul tujuan kode etik profesi sebelum melaksanakannya. Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih memperjelas, mempertegas dan merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-norma tersebut sudah tersirat dalam etika profesi. Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma atau aturan yang ditulissecara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan apa yang perlu dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional.
15 3.1 Kesimpulan BAB III PENUTUP Etika berasal dari bahasa Yunani "ethos" yang berarti adat istiadat atau kebiasaan yang baik. Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Bertolak dari kata tersebut, akhirnya etika berkembang menjadi studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda.pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam adalah: sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama. Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan profesional dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama. 3.2 Saran Makalah ini cocok dilakukan penelitian lanjut untuk profesi pekerjaan tertentu.
16 DAFTAR PUSTAKA Amran, Tatty S.B., 1994, Kiat Wanita Meniti Karir, PT. Pusaka Binamam Persindo Fledderman, Charles B. 1999. Engineering Ethics. Prentice Hall. Keraf, Sonny, 2005, Etika Bisnis, Tuntutan dan Relevansinya, Yogyakarta: Kanisius National Society of Pofessional Engineers, 2007, Code of Ethics for Engineers, Virginia: NSPE. Nursiti, Nathalia, 2009. Makna Etika Profesi Bagi Penyandang Profesi Sekretaris, Secretarial: ISSN 2085-4803 Vol 1 No. 1, Juni 2009 Partowijoto, Achmadi, Organisasi PII dan Etika Profesi, Jakarta: PII Prasko, 2011, Etika Profesi Perawat Gigi (1-9), www.zona-prasko.blogspot.com, 2011. Risnanto, R. Rizal, 2099, Etika Profesi, Semarang: Universitas Diponegoro Suseno, Frans Magnis, 1993, Etika Sosial, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Tengker, Benny, 1994, Etika Profesi, Jakarta: Akademi Ilmu Sekretari dan Manajemen Indonesia.