The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by istiani.ppi, 2022-01-11 01:27:15

Buku Orintasi Kader

Buku Orintasi Kader

PEDOMAN
ORIENTASI KADER PITA PUTIH INDONESIA
DALAM PERCEPATAN PENCEGAHAN DAN PENURUNAN STUNTING
DI KABUPATEN LOMBOK UTARA PROVINSI NUSATENGGARA BARAT

TAHUN 2021

1

PIMPINAN PUSAT PITA PUTIH INDONESIA

Assalamualaikum Wr. Wb, Salam sejahtera bagi kita semua, Om Swastiastu.

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala karunia dan
hidayahNya yang telah dianugerahkan kepada kita semua, sehingga Pita Putih Indonesia
dapat berperan aktif pada Program Fasilitasi Peran Serta Ormas dalam Percepatan
Pencegahan dan Penurunan Stunting dengan memperkuat peran kader dalam membantu
Posyandu mencapai level aktif dalam penjangakuan kegiatannya.

Pencegahan stunting harus dilakukan dengan pelibatan multipihak dan pendekatan
multisektor. Pengambil kebijakan terkait memegang peran penting dalam penyusun
kebijakan terpadu untuk penanganan stunting. Peran masyarakat tidak kalah penting lewat
kegiatan Posyandu yang berada di garda depan. Namun seringkali kinerja Posyandu kurang
optimal dalam penjangkauan layanan ke masyarakat. Posyandu aktif merupakan upaya
terobosan dalam mengukur kinerja Posyandu dalam menjangkau masyarakat di sekitarnya.
Kondisi ini semakin menurun pada saat pandemik COVID 19 yang mengharuskan adanya
beragam pembatasan mobilitas dan kegiatan masyarakat.

Posyandu merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Namun,
menghadapi pandemi pelayanan posyandu harus melakukan inovasi agar bisa disesuaikan
pada masa new normal atau adaptasi kebiasaan baru. Dalam Stranas Percepatan Penurunan
Stunting, Kemenkes bertanggungjawab terhadap Strategi Pilar II, yakni Komunikasi
Perubahan Perilaku. Salah satu strategi pencapaian Tujuan Pilar II tersebut adalah dengan
melakukan Komunikasi Antar Pribadi (KAP). Tenaga kesehatan telah mendapatkan pelatihan
KAP sebagai strategi penjangkauan sasaran. Namun hal yang sama belum mencapai tingkat
kader di desa, padahal peran mereka di masyarakat sangat vital. Untuk itu KAP perlu
dimodifikasi dan diadaptasi sebagai bagian strategi yang bisa dilakukan kader di desa sebagai
garda depan penjangkauan sasaran dalam memanfaatkan layanan Posyandu, hingga
mencapai Posyandu Aktif, dalam memberikan layanan, terutama terkait pencegahan dan
penurunan angka stunting.

Kader dari organisasi masyarakat terutama perempuan perlu didorong kembali
mengaktifkan layanan Posyandu dengan teknik-teknik yang lebih inovatif, seperti penyebaran
informasi dan layanan berbasis teknologi informasi dan penjangkauan ke rumah atau model
lain yang bisa dikembangkan berbasis konteks lokal dengan menggunakan pendekatan KAP.

Jakarta, September 2021
Ketua Umum PPI Nasional

DR. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M. Pd

2

SAMBUTAN
DIREKTUR PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Stunting merupakan salah satu masalah gizi yang sedang dihadapi Indonesia. Hal ini

menjadi penting karena menyangkut kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa yang

akan datang. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusian di bawah lima tahun

(balita) akibat kekurangan gizi kronis yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya

berada di bawah minus dua dari standar deviasi (-2SD) panjang atau tinggi anak seumurnya.

Kekurangan gizi kronis ini terjadi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan, dimulai sejak bayi

dalam kandungan sampai berusia 2 tahun.

Untuk mencegah hal tersebut, pemerintah mencanangkan program intervensi

pencegahan stunting terintegrasi yang melibatkan lintas kementerian dan lembaga. Dengan

adanya kerjasama lintas sektor ini diharapkan dapat menekan angka stunting di Indonesia

sehingga dapat tercapai target yang tertuang dalam RPJMN 2020-2024 menjadi 14% pada

tahun 2024. Untuk mencapai target penurunan stunting, dilakukan berbagai upaya melalui

intervensi spesifik dan sensitif, penajaman strategi serta komitmen yang tinggi dari semua

pihak termasuk upaya meningkatkan partisipasi masyarakat. Apabila anak baduta yang

mengalami permasalahan dengan panjang atau tinggi badan, mendapatkan intervensi yang

benar, maka risiko untuk mengalami stunting bisa diperkecil serta akan dapat meminimalisir

dampak kesehatan yang kelak terjadi di kemudian hari. Tingginya prevalensi stunting

menunjukkan bahwa terdapat permasalahan mendasar yaitu ketidaktahuan masyarakat

terhadap faktor-faktor penyebab stunting. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan untuk

setiap kelompok sasaran sesuai perannya dalam pencegahan stunting menjadi penting, yang

dapat dilaksanakan dalam pemberdayaan masyarakat antara lain di Posyandu. Upaya

Pemberdayaan Masyarakat, memerlukan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk mitra

potensial yakni Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) yang mempunyai Kader yang dapat

digerakkan sampai diakar rumput, keluarga dan masyarakat sasaran Posyandu berada. Oleh

karena itu peningkatan kapasitas Kader Ormas melalui orientasi merupakan upaya strategis

untuk mendukung tercapainya cakupan layanan Posyandu Aktif yang diharapkan dapat

mempercepat pencegahan dan penurunan stunting.

Kami memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya dengan tersusunnya buku

pedoman Orientasi Kader Pita Putih Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai acuan

standar dalam penyelenggaraan orientasi yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas

kader dalam berperan aktif dalam penrcepatan pencegahan dan penurunan stunting

khususnya di Kabupaten/Kota lokus stunting binaan Ormas tentunya tetap harus mematuhi

protokol kesehatan secara ketat sesuai kebijakan yang dikeluarkan oleh SATGAS COVID-19

setempat.

Semoga yang kita lakukan memberikan manfaat dan mendapatkan ridho dari Allah

SWT.

Jakarta, September 2021
Direktur Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat,

3
dr. Imran Agus Nurali, SPKO

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………………. 2
SAMBUTAN ………………………………………………………………………………………………. 3
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………. 4

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………… 5
BAB II A. Latar Belakang …………………………………………………………… 6
B. Tujuan …………………………………………………………… 7
BAB III C. Sasaran …………………………………………………………… 7
BAB IV D. Kompetensi
PROSES ORIENTASI ……………………………………………………………. 8
A. Penyelenggaraan Orientasi ……………………………………………………………. 9
B. Metode ……………………………………………………………. 10
C. Waktu dan Lokasi ……………………………………………………………. 10
D. Materi dan ……………………………………………………………. 11
……………………………………………………………. 16
Narasumber/Pembicara …………………………………………………………….. 19
E. Alur Orientasi …………………………………………………………….. 20
KEBERHASILAN ORIENTASI
PENUTUP ……………………………………………………………... 21
LAMPIRAN ……………………………………………………………… 22
1. Susunan Acara Orientasi
2. Format Rencana Tindak ……………………………………………………………… 23
……………………………………………………………… 24
lanjut ……………………………………………………………… 25
3. Format Pelaksanaan ……………………………………………………………… 26

Impelementasi
4. Format Pemantauan Kader
5. Kuesioner Pre dan Pos Tes

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………… 28
TIM PENYUSUN ……………………………………………………………… 29

4

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pita Putih Indonesia (PPI) merupakan salah satu anggota dari lembaga global – White Ribbon
Association (WRA) yang berpusat di Amerika. Pita Putih Indonesia merupakan lembaga
swadaya masyarakat (LSM) yang mempunyai semangat dan komitmen tinggi untuk
mendorong dan menggerakkan masyarakat untuk peduli dan memahami tentang kondisi
dimasa ibu hamil, melahirkan, nifas dan bayi baru lahir, di mana kehamilan dan persalinan
harus aman dan sehat seutuhnya. Semua kehamilan diinginkan, semua kelahiran selamat,
semua Bayi dan Anak sehat. PPI telah berkiprah lebih dari 20 tahun di beragam wilayah di
Indonesia.

PPI telah melakukan beragam program terkait kesehatan ibu dan anak di berbagai wilayah di
Indonesia bersama dengan PPI daerah. Program-program besar yang dilakukan PPI terbagi
dalam:

1. Melakukan advokasi dengan pendekatan berbasis data untuk mengatasi masalah dan
membuat solusi

2. Membina kemitraan dengan lintas Kementerian, Lembaga masyarakat dengan
melakukan pendekatan ke akar rumput, tokoh masyarakat, dan pemerintah untuk
mendorong peningkatan perubahan dengan membangun jejaring dan penguatan
kapasitas.

3. Menggunakan media cetak/elektronik dan pengaruh tokoh masyarakat untuk
memperkuat suara dan kepentingan perempuan.

PPI memiliki pengalaman panjang dalam membangun kerjasama dengan Direktorat Promosi
Kesehatan, Kementerian Kesehatan. Berikut adalah beberapa diantaranya:

No Tahun Fokus Program Wilayah Sasaran

1 2016 • Lokakarya Peran Serta APPI Dalam • Jawa Barat: Kabupaten /Kota

Penguatan Upaya Promotif Preventif (Garut, Sumedang, Indramayu,

dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Tasikmalaya dan Bandung Barat dan

dan Program Keluarga Sehat. Kota Bandung).

• Edukasi dan sosialisasi masyarakat • Sumatera Barat: Kota Padang,

lewat siaran Radio Kabupaten Solok, Kota Solok,

Kabupaten Padang Pariaman, Kota

Pariaman, Kabupaten Agam,

Kabupaten 50 Koto

5

2 2017 • Penggiatan gerakan masyarakat hidup • Provinsi Jawa Barat (Bandung), Kota

sehat dan kel sehat di Indonesia Bandung, Kabupaten Garut,

terutama fokus di Jawa Barat dan Kabupaten Majalengka

Sumatera Barat • Provinsi Sumatera Barat (Padang).

• Edukasi dan sosialisasi masyarakat Kabupaten Solok, Kota Padang,

lewat beragam media massa Kabupaten Solok

3 2018 • Meningkatkan komitmen Penentu • Provinsi Jawa Barat: Kab Bandung

kebijakan/pimpinan baik Ormas, di Barat dan Kab Garut

wilayahnya dalam upaya penurunan • Provinsi Sumatera Barat :

Stunting dan optimalisasi pelaksanaan Kabupaten Pasaman Barat dan

GERMAS. kabupaten Solok

• Meningkatkan kapasitas Fasilitator di

Kabupaten/Kota dan kecamatan

dalam pencegahan stunting

• Melaksanakan Optimalisasi Germas

dan berperan serta dalam Penurunan

Stunting

4 2019 • Meningkatkan komitmen Penentu • Provinsi Jawa Barat -Kabupaten

kebijakan/pimpinan baik Ormas, di Garut,

wilayahnya dalam upaya penurunan • Provinsi Sumatera Barat

Stunting dan optimalisasi pelaksanaan Kabupaten Solok)

GERMAS. • Provinsi NTT kabupaten Timor

• Meningkatkan kapasitas Fasilitator di Tengah Selatan/ TTS)

Kabupaten/Kota dan kecamatan • Provinsi Kalimantan Tengan

dalam pencegahan stunting Kabupaten Kota Waringin Timur

• Melaksanakan Optimalisasi Germas

dan berperan serta dalam Penurunan

stunting

5 2020 Sosialisasi kesehatan/keselamatan ibu, • DKI JAKARTA:

bayi baru lahir dan anak (KIBBLA) pada o Jakarta Barat

masa Pandemi melalui kunjungan rumah, o Jakarta Utara

Internet (media sosial serta kelompok o Jakarta Pusat (1 RW)

media sosial) serta sarana telepon dan o Jakarta Timur (2 RW)

media luar ruang

• JAWA TIMUR:
o Kota Surabaya
o Kabupaten Malang
o Kabupaten Tuban

Program kerjasama untuk Lombok Utara NTB bermakna sebagai keberlanjutan kemitraan
yang telah terjalin selama ini. Berbasis pengalaman program di wilayah lainnya, maka
pendekatan di Lombok Utara lebih ditekankan pada model kolaborasi yang kuat, selain oleh
PPI daerah NTB dan Lombok Utara juga lembaga lainnya yang potensial, seperti PKK, Ormas
Perempuan dan organisasi lainnya. Kader PPI sebagai pelaksana lapangan yang diharapkan
selain sebagai pelaksana program, juga menindak-lanjuti kiprahnya dalam pendampingan
Posyandu dalam penjangkauan kelompok sasaran.

6

B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Meningkatnya kapasitas Kader Pita Putih Indonesia untuk melaksanakan peran dan
tugasnya dalam mendukung Posyandu Aktif sebagai upaya Percepatan Pencegahan dan
Penurunan Stunting di Provinsi Jawa Barat Tahun 2021.

b. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan Kader Pita Putih Indonesia terkait peran dan tugasnya
dalam percepatan pencegahan stunting.
2. Meningkatkan pengetahuan Kader Pita Putih Indonesia terkait stunting dan upaya
kesehatan Posyandu Aktif sebagai percepatan pencegahan dan penurunan
stunting.
3. Meningkatkan kemampuan Kader Pita Putih Indonesia dalam melakukan
komunikasi antar pribadi dalam pencegahan stunting.
4. Meningkatkan pemahaman Kader Pita Putih Indonesia tentang Posyandu di masa
adaptasi kebiasaan baru.
5. Meningkatnya pemahaman Kader Pita Putih Indonesia dalam pencegahan COVID-
19 di Tingkat Individu/Masyarakat.
6. Membangun komitmen belajar Kader Pita Putih Indonesia dan menciptakan iklim
pembelajaran yang kondusif selama Orientasi.
7. Menyusun rencana tindak lanjut, implementasi dan pemantauan kegiatan.
8. Memperoleh kesepakatan kader Pita Putih Indonesia terkait kegiatan melalui
penandatanganan Komitmen Bersama.

C. SASARAN
Sasaran pelaksanaan kegiatan oleh Pita Putih Indonesia di Kabupaten Lombok Utara
Provinsi Nusa Tenggara Barat yang merupakan lokus Stunting, dengan kriteria:
a. Ditugaskan oleh Pimpinan Pita Putih Indonesia Tingkat Kabupaten/Kota,
b. Telah berpengalaman sebagai kader Pita Putih Indonesia minimal 2 (dua) tahun,
c. Berusia di bawah 50 tahun,
d. Berbadan sehat dan diutamakan tidak mempunyai penyakit komorbid,
e. Bersedia mengikuti kegiatan orientasi dan tugas hingga program selesai
f. Pendidikan minimal SMA/MA/sederajat
g. Berbadan sehat dan tidak mempunyai penyakit komorbid,

D. KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN
Setelah mengikuti Orientasi ini, peserta mampu:
a. Memahami Peran dan Tugas Kader Pita Putih Indonesia dalam Mendukung
Percepatan dan Pencegahan Stunting,
b. Memahami Gambaran Umum Stunting dan Dampaknya Terhadap Masa Depan
Keluarga,

7

c. Memahami Kebijakan Posyandu di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru,
d. Melakukan Upaya Pencegahan Penularan COVID-19,
e. Melakukan Komunikasi Antar Pribadi dalam Pencegahan Stunting,
f. Menyusun Rencana Tindak Lanjut.

8

BAB II
PROSES ORIENTASI

A. PENYELENGGARAAN ORIENTASI
Orientasi akan dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan di kabupaten di
Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Barat yang merupakan wilayah yang menerapkan
PPKM sistem level pada saat pelaksanaan kegiatan orientasi dilakukan.

1. Tugas Tim Pelaksana Pita Putih Indonesia Tingkat Pusat:
a. Membuat dan menyampaikan surat resmi kepada Pita Putih Indonesia baik tingkat
Provinsi dan Kabupaten Lombok Utara untuk berkoordinasi, memfasilitasi, dan
melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan.
b. Membuat Surat Penugasan kepada Pita Putih Indonesia tingkat Provinsi dan
Kabupaten untuk melakukan koordinasi dengan Satgas Covid Provinsi dan
kabupaten Lombok Utara pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tatap muka
(luring).
c. Bersama Tim Pengawas dan Persiapan Direktorat Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat, menyusun Pedoman Orientasi Kader Pita Putih
Indonesia, dan mengembangkan media yang terkait.
d. Memfasilitasi undangan permohonan sebagai pemberi sambutan/narasumber/
moderator/observer yang ditujukan kepada Direktur Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, dan pihak-pihak lain yang dianggap perlu.
e. Berkoordinasi aktif dengan Pita Putih Indonesia Provinsi dan Kabupaten.

2. Tugas Pita Putih Indonesia Provinsi:
a. Melakukan komunikasi dan berkoordinasi dengan Satgas Covid Provinsi dan
Kabupaten terkait seluruh rangkaian kegiatan pertemuan secara tatap muka
(luring).
b. Menugaskan PPI Kabupaten untuk memfasilitasi kegiatan di tingkat kabupaten.

3. Tugas Pita Putih Indonesia Kabupaten:
a. Melakukan komunikasi dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, Satgas Covid
Kabupaten dan Puskesmas.
b. Mencari calon kader sebanyak 4 orang tiap kecamatan (kecamatan Bayan,
kecamatan Kayangan, kecamatan Gangga, kecamatan Tanjung, kecamatan
Pemenang).
c. Menunjuk pelaksana sebanyak 2 orang di Kabupaten Lombok Utara.
d. Membuat surat tugas bagi kader dan pelaksana.
e. Menentukan tempat pelaksanaan orientasi disesuaikan dengan PPKM level di
Kabupaten Lombok Utara.

9

f. Menyiapkan sarana prasarana termasuk laptop, proyektor, dan layar.
g. Menyediakan internet/Wifi.
h. Menyiapkan snack dan konsumsi.
i. Bekerjasama dengan institusi/fasyankes untuk menfasilitasi pengecekan

sertifikat vaksinasi (minimal 1 atau 2 jika sudah vaksinasi lengkap) serta
pengukuran suhu tubuh bagi narasumber, peserta, dan pelaksana kegiatan
pertemuan yang dilakukan secara tatap muka (luring).
j. Menggandakan format pencatatan dan pelaporan implementasi (format
terlampir di dalam Buku Pedoman Orientasi).
k. Menyiapkan dokumen dan laporan pertanggungjawaban keuangan sesuai
standar (format diberikan Tim Pelaksana PHDI Pusat).

4. Pelaksanaan Orientasi:
Orientasi Kader dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Kegiatan dan pemberian materi orientasi dilakukan secara daring, kecuali untuk
pemberian materi dengan praktik KAP diberikan secara luring dengan
menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan kebijakan SATGAS COVID-19.
2. Pemberian materi KAP secara daring pada hari pertama dan secara luring pada
hari kedua yang dilaksanakan di Kabupaten Lombok Utara.
3. Pembatasan pergerakkan (tidak ada perjalanan) dari pusat ke ibukota provinsi,
dari ibukota provinsi ke kabupaten/kota.
4. Tersedianya sarana cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir atau minimal
hand sanitizer.
5. Adanya tanda jaga jarak minimal 1 meter / pengaturan tempat duduk minimal 1
meter.
6. Terpasangnya media-media informasi pencegahan penyebaran Covid-19,
7. Seluruh narasumber, peserta, dan pelaksana menerapkan protokol kesehatan,
yakni: memakai masker, menjaga jarak, dan sering mencuci tangan dengan sabun
dan air mengalir atau memakai hand sanitizer.
8. Sebelum kegiatan berlangsung, dilakukan pengecekan sertifikasi vaksinasi
(minimal 1 atau 2 jika sudah vaksinasi lengkap), dan pengukuran suhu tubuh
narasumber, peserta, pelaksana, observer, dan semua yang terlibat dalam
kegiatan orientasi ini.
9. Memiliki ventilasi udara yang memadai (misalnya: jendela yang dapat di buka),
10. Memiliki koneksi internet yang memadai.
11. Menyiapkan alat bantu, media maupun materi dan format-format yang
diperlukan untuk proses pembelajaran orientasi,
12. Melakukan presensi peserta ,
13. Memastikan kehadiran para narasumber, moderator, observer, dan peserta,
14. Melakukan pre dan pos test,

10

15. Membuat dokumentasi dan laporan proses orientasi, rencana tindak lanjut
peserta, implementasi, pemantauan dan pasca orientasi.

16. Memiliki nomor kontak petugas pelayanan kesehatan/puskesmas/rumah sakit
terdekat apabila sewaktu-waktu diperlukan.

B. WAKTU DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN ORIENTASI
Orientasi diselenggarakan selama 2 (dua) hari dengan total pembelajaran selama 10 jam
(600 menit) dengan detail sebagai berikut:
a. Hari Pertama; dilakukan secara daring.
Semua narasumber, moderator, peserta dan panitia mengikuti secara daring dari
kediaman masing-masing (Link Zoom disediakan oleh Tim Pusat ).
b. Hari Kedua;
- Tim dari Pusat dan Provinsi mengikuti secara daring
- Narasumber KAP dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat, peserta, dan
tim panitia kabupaten mengikuti secara tatap muka (luring) sesuai dengan tempat
yang telah ditetpkan.

C. METODE
Kegiatan dilakukan secara hybrid (kombinasi metode tatap muka/luring dan
virtual/daring) yaitu menggunakan kombinasi antara daring dan luring) yaitu dengan
metode sebagai berikut:
a. Ceramah dan tanya jawab
b. Simulasi/permainan terbatas
c. Diskusi Kelompok terbatas
d. Penugasan mandiri

D. NARASUMBER DAN MODERATOR
Narasumber:
1. Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
2. Tim Pelaksana Kerjasama Pita Putih Indonesia
3. Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat
4. Dinas Kesehatan Kabupaten/Petugas Puskesmas Kecamatan

Khusus untuk narasumber materi Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dengan persyaratan
sebagai berikut:
1. Berasal dari Dinas Kesehatan atau puskesmas di kabupaten/kota setempat yang telah

mengikuti orientasi Komunikasi Antar Pribadi dalam Percepatan Penurunan Stunting.
2. Apabila belum ada tenaga kesehatan yang pernah dilatih di kabupaten/kota tersebut,

maka narasumber bisa diambil dari kabupaten/kota terdekat yang tenaga
kesehatannya sudah pernah mengikuti orientasi Kapasitas Komunikasi Antar Pribadi.

11

Moderator:
1. Tim PPI Provinsi Nusa Tenggara Barat
2. Tim PPI Kabupaten Lombok Utara

E. STRUKTUR MATERI ORIENTASI KADER ORMAS DALAM PERCEPATAN DAN
PENCEGAHAN STUNTING

MATERI TEORI PENUGASAN JUMLAH
1 (OJ)
1. Membangun Komitmen Pembelajaran 1
(Building Learning Commitment)
11
2. Stunting dan Pengaruhnya terhadap Masa
Depan Keluarga 11

3. Peran dan Tugas Kader Pita Putih Indonesia 11
dalam Pencegahan Stunting
11
4. Kebijakan Posyandu dalam Masa Adaptasi
Kebiasaan Baru 224

5. 5 M dan 1 V Untuk Pencegahan COVID-19 di 0,5 0,5
Keluarga 0,5 0,5

6. Komunikasi Antar Pribadi dalam Pencegahan 10
Stunting

6.1 Konsep Dasar Komunikasi Antar Pribadi
dalam Pencegahan Stunting

6.2 Bina Suasana dalam Komunikasi Antar
Pribadi

6.3 Teknik Membangun Partisipasi
6.4 Alat Bantu Komunikasi Antar Pribadi
7. Penyusunan Rencana Tindak Lanjut
8. Penandatangan Komitmen
T O T A L (OJ)
Catatan: 1 OJ = 1 orang per jam; 1 OJ = 60 Menit

F. URAIAN MATERI
a. Materi
1. Membangun Komitmen Pembelajaran (Building Learning Commitment)
Tujuan:
- Membangun komitmen belajar kader Pita Putih Indonesia dan menciptakan
iklim pembelajaran yang kondusif selama orientasi

Langkah pembelajaran
Narasumber menjelaskan terkait dengan:

12

- Perkenalan
- Pencairan
- Kesepakatan dan harapan yang akan dicapai
- Norma kelas dalam pembelajaran
- Kontrol kolektif dalam pelaksanaan norma kelas

Alat bantu:
LCD, laptop, mic, pointer, materi dalam bentuk powerpoint, dll (disesuaikan
dengan kreatifitas pemandu BLC).

2. Stunting dan Pengaruhnya Terhadap Masa Depan Keluarga
Tujuan:
- Meningkatkan pengetahuan peserta terkait stunting dan pengaruhnya
terhadap masa depan keluarga

Langkah pembelajaran
Narasumber menjelaskan terkait dengan:
- Pengertian stunting
- Penyebab stunting
- Dampak jangka pendek dan jangka panjang
- Upaya Pencegahan stunting di tingkat individu/keluarga

Alat bantu:
LCD, laptop, mic, pointer, materi dalam bentuk powerpoint

3. Peran dan Tugas Kader Pita Putih Indonesia dalam Mendukung Percepatan dan
Pencegahan Stunting
Tujuan:
Meningkatkan pengetahuan Kader Pita Putih Indonesia terkait peran dan
tugasnya dalam percepatan pencegahan Stunting

Langkah pembelajaran
Narasumber menjelaskan terkait dengan:

- Kegiatan yang telah dilakukan Pita Putih Indonesia terkait percepatan
pencegahan Stunting

- Peran dan Tugas kader Pita Putih Indonesia dalam percepatan pencegahan
Stunting

Alat bantu
LCD, laptop, mic, pointer, materi dalam bentuk powerpoint

13

4. Kebijakan Posyandu di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru
Tujuan:
Meningkatkan pemahaman peserta tentang posyandu di masa adaptasai
kebiasaan baru.
Langkah pembelajaran
Narasumber menjelaskan terkait dengan
- Pengertian dan fungsi posyandu
- Sasaran posyandu
- Kebijakan pelaksanaan posyandu di masa adaptasi kebiasaan baru

Alat bantu
LCD, laptop, mic, pointer, materi dalam bentuk powerpoint.

5. 5M 1V untuk Pencegahan COVID-19 di Keluarga
Tujuan:
Meningkatkan pemahaman kader Pita Putih Indonesia tentang upaya pencegahan
penularan COVID-19.
Langkah pembelajaran
Narasumber menjelaskan terkait dengan
- Situasi COVID-19 terkini di Indonesia /di wilayah provinsi dan kabupaten lokasi
kegiatan
- Hubungan penyakit tidak menular dengan COVID-19
- Data protokol kesehatan
- Apa itu 5M 1V?
- Bagaimana peran individu/keluarga/masyarakat dalam pencegahan COVID-19

Alat bantu:
LCD, laptop, mic, pointer, materi dalam bentuk powerpoint.

6. Komunikasi Antar Pribadi dalam Pencegahan Stunting
Pokok Bahasan I
Konsep Dasar Komunikasi Antar Pribadi dalan Pencegahan Stunting

Tujuan : Meningkatkan kemampuan peserta dalam melakukan komunikasi antar
pribadi dalam pencegahan stunting

Langkah pembelajaran :
- Pengondisian
- Penyampaian materi Konsep Dasar Komunikasi Antar Pribadi
- Penugasan

14

Alat bantu:
LCD, laptop, mic, pointer, materi dalam bentuk powerpoint, kertas, spidol

Pokok Bahasan II
Bina Suasana dalam Komunikasi Antar Pribadi
Tujuan : Meningkatkan kemampuan peserta dalam melakukan bina suasana
dalam komunikasi antar pribadi dalam pencegahan stunting

Langkah pembelajaran :
- Pengkondisian
- Penyampaian materi Bina Suasana dalam Komunikasi Antar Pribadi
- Penugasan

Alat bantu:
LCD, laptop, mic, pointer, materi dalam bentuk powerpoint.

Pokok Bahasan III
Tehnik Membangun Partisipasi
Tujuan: Meningkatkan kemampuan peserta dalam menerapkan teknik
membangun partisipasi dalam komunikasi antar pribadi dalam pencegahan
stunting

Langkah pembelajaran :
- Pengondisian
- Penyampaian materi Teknik Membangun Partisipasi
- Penugasan

Alat bantu:
LCD, laptop, mic, pointer, materi dalam bentuk powerpoint, flipchart, metaplan,
spidol.

Pokok Bahasan IV
Alat Bantu Komunikasi Antar Pribadi
Tujuan : Meningkatkan kemampuan peserta untuk menggunakan alat bantu
komunikasi antar pribadi dalam pencegahan stunting

Langkah pembelajaran :
- Pengondisian
- Penyampaian materi penggunaan Alat Bantu Komunikasi Antar Pribadi
- Penugasan

15

Alat bantu:
LCD, laptop, mic, pointer, materi dalam bentuk powerpoint, media cetak terkait
pencegahan stunting, telpon genggam, tools KAP

7. Penyusunan Rencana Tindak Lanjut
Tujuan : Menyusun rencana tindak lanjut, implementasi dan pemantauan

Langkah pembelajaran :
Narasumber menjelaskan tentang
- Rencana tindak lanjut
- Implementasi oleh kader Pita Putih Indonesia
- Pemantauan oleh kader Pita Putih Indonesia

Alat bantu:
LCD, laptop, mic, pointer, materi dalam bentuk powerpoint.

8. Penandatanganan Komitmen
Tujuan: memperoleh kesepakatan institusi yaitu Dinas Kesehatan Kabupaten
Lombok Utara, Pita Putih Indonesia Kabupaten Lombok Utara, TP-PKK Kabupaten
Lombok Utara, dan kader Pita Putih Indonesia terkait kegiatan orientasi kader
ormas melalui penandatanganan komitmen bersama.

Langkah pembelajaran:
- Rencana tindak lanjut
- Penandatanganan komitmen oleh kader
- Implementasi oleh kader Pita Putih Indonesia
- Pemantauan oleh kader Pita Putih Indonesia

Alat bantu:
LCD, laptop, mic, pointer, materi dalam bentuk powerpoint, flipchart, spidol

16

G. ALUR ORIENTASI

Gambar 1. Alur Orientasi

17

H. SUSUNAN ACARA ORIENTASI

WAKTU KEGIATAN/MATERI NARASUMBER/MODERATOR/
PENANGGUNGJAWAB
WIB
Panitia Pita Putih Indonesia NTB
HARI PERTAMA (DARING) 28 September 2021 PPI NTB

07.30 – 08.00 Registrasi Online Peserta MC – PPI Provinsi NTB
PPI Provinsi NTB
08.00 – 08.15 Pre Test (kader) PPI Provinsi NTB

08.15 – 08.30 Pembukaan Ketua Umum PPI Provinsi NTB

Lagu Indonesia Raya

Doa

08.30 – 08.40 Sambutan Pembukaan

08.40 – 08.55 Key note Speech: Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB
Kebijakan Percepatan, Pencegahan
08.55 – 09.05 dan Penurunan Stunting di propinsi Direktur Promosi Kesehatan dan
09.05 – 09.20 Pemberdayaan Masyarakat
NTB dan khusunya KLU
Arahan dan Peresmian Kegiatan PPI Kabupaten Lombok Utara
Moderator: PPI KLU
Membangun Kesepakatan Belajar
(BLC)
Panel I

09.20 – 09.35 - Stunting dan Pengaruhnya Dit. Promkes dan PM

Terhadap Masa Depan Keluarga PPI Nasional

09.35 – 09.50 - Peran dan Tugas Kader Pita Putih Moderator PPI KLU
Moderator: PPI NTB
Indonesia dalam Pencegahan Dit. Promkes dan Pemberdayaan

Stunting Masyarakat
Dinas Kesehatan Provinsi NTB
09.50 – 10.20 Diskusi dan tanya jawab
Moderator PPI NTB
Panel II PPI NTB

10.20 – 10.25 - Kebijakan Posyandu di masa PPI NTB
Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Utara
Adaptasi Kebiasaan Baru

10.25 – 10.40 - 5M 1V untuk Pencegahan COVID-

19 di Keluarga dan Kondisi

Pandemi di Prov NTB

10.40 – 11.00 - Diskusi dan tanya jawab

11.00 – 110 - Penutupan dan Persiapan Hari

Kedua

HARI KEDUA (DARING DAN LURING) – 30 September 2021

07.30 – 07.45 Refleksi Hari I

07.45 – 09.45 Komunikasi Antar Pribadi

I. Konsep Dasar Komunikasi Antar

Pribadi dalam Pencegahan

Stunting

18

II. Bina Suasana dalam Komunikasi

Antar Pribadi

09.45 – 10.00 Rehat Sehat
10.00 – 12.00
Komunikasi Antar Pribadi (lanjutan) Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Utara
12.00 – 13.00
13.00 – 13.10 III. Teknik Membangun Partisipasi PPI Nasional
13.10 – 13.25 Panitia Pita Putih Indonesia NTB
13.25 – 14.00 IV. Alat Bantu Komunikasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Puskesmas

14.00 – 14.10 Istirahat ishoma Kecamatan dan Tim PPI KLU
14.10 – 14.20
14.20 – 14.30 Monitoring and Evaluasi PPI NTB
14.30 - Selesai Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Utara
Post Test secara online,
PPI KLU
Rencana Tindak Lanjut PPI KLU

Implementasi, Pemantauan oleh

kader Ormas

Evaluasi Akhir Pelaksanaan Orientasi

Penandatanganan Komitmen

Penutupan

Penyelesaian administrasi

Catatan:
a. Untuk kegiatan Hari Pertama diikuti secara daring oleh seluruh narasumber, moderator,

peserta dan panitia dari tempat masing-masing.
b. Untuk kegiatan Hari Kedua :

- Tim pusat dan provinsi mengikuti secara daring dari tempat kediaman masing-masing,
- Fasilitator KAP berjumlah 5 orang yang berasal dari Dinas Kesehatatan Kabupaten /

Puskesmas wilayah Lombok Utara yang telah mengikuti pelatihan KAP, peserta,
panitia mengikuti secara luring di tempat yang telah ditetapkan
- Hari Kedua kegiatan tatap muka (luring) akan dipantau pelaksanaannya oleh Pita Putih
Indonesia Pusat dan provinsi serta Kemenkes RI melalui online/zoom meeting.

19

BAB III
KEBERHASILAN ORIENTASI
Keberhasilan orientasi yang diharapkan adalah:
Adanya peningkatan kemampuan dan komitmen bersama Kader Pita Putih Indonesia di
Kabupaten Lombok Utara di Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam pencegahan dan penurunan
stunting yang ditandai dengan:
- Adanya peningkatan hasil pre dan post test
- Adanya kemampuan praktik KAP
- Tersusunnya rencana tindak lanjut, implementasi, dan pemantauan kegiatan
- Ditandatanganinya komitmen bersama untuk berperan aktif dalam pencegahan dan
penurunan stunting pada paska orientasi

20

BAB IV
PENUTUP

Stunting adalah masalah mendesak bagi negeri kita saat ini. Pita Putih Indonesia (PPI)
Nasional menilai bahwa pencegahan dan penurunan stunting merupakan peran multipihak
dan perlu ditangani secara multi sektor. PPI juga menilai bahwa peran kader amatlah penting
dalam membantu Posyandu menjangkau lebih banyak sasaran menjadi aktif dengan
melakukan penyadaran langsung dengan dialog yang memotivasi. Kader juga diharapkan
membangun koordinasi dan kolaborasi dengan beragam pihak di masyarakat dan berdialog
untuk membuka peluang akses terhadap sumberdaya bagi kesehatan masyarakat terutama
ibu dan anak terlebih dalam kasus stunting.

Tindak lanjut pelatihan dan orientasi ini menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan program
secara keseluruhan dalam konteks percepatan penurunan dan pencegahan stunting di NTB,
khususnya kabupaten Lombok Utara. Tindak lanjut tersebut termasuk membantu Posyandu
meningkatkan tingkat keaktifan. Salah satunya dengan kegiatan penjangkauan langsung ke
kelompok sasaran agar mereka terpapar informasi, mendapat layanan dan berubah perilaku
untuk semaksimal mungkin mendapatkan layanan Posyandu dan melakukan upaya kesehatan
diri dan lingkungannya.

Kader terlatih akan menjangkau kelompok sasaran dengan pendekatan komunikasi antar
pribadi yang lebih persuasif dan membangun motivasi agar tumbuh kesadaran diri. Disamping
menjangkau sasaran utama, kader diharapkan membangun dialog dan kerja kolaboratif
dengan beragam organisasi yang ada di masyarakat termasuk organisasi informal dan formal.
Tokoh formal lokal seperti kelapa desa dan tokoh informal seperti pemuka agama merupakn
pihak-pihak kunci yang bisa berkontribusi dalam upaya membangun kesadaran kelompok
sasaran dalam aspek kesehatan terutama perilaku sehat guna pencegahan stunting.

Untuk pengukuran kegiatan ini, kader akan dibekali format pencatatan kegiatan yang
dilakukan untuk mengakomodir informasi kegiatan sekaligus merekam pembelajaran kunci
selama melakukan interaksi dengan kelompok sasaran, maupun saat membangun dialog dan
kolaborasi dengan beragam organisasi setempat.

21

LAMPIRAN 1. SURAT KOMITMEN

SURAT PERNYATAAN KOMITMEN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Lengkap :.................................

Alamat Rumah : ................................

Telp. / HP : ................................

Kader Desa : ……………………………..

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama sendiri sebagai Kader Pita Putih Indonesia
Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

MENYATAKAN
1. Bersedia mengikuti dan mematuhi ketentuan yang berlaku dalam Program Fasilitasi
Ormas dalam percepatan pencegahan dan penurunan stunting 2021 sebagaimana
yang tercantum dalam Perjanjian Kerja sebagai Kader Pita Putih Indonesia,
2. Bersedia menyelesaikan tugas dan fungsi kader yang telah dietapkan dengan sebai-
baiknya
3. Bersedia menerima sanksi hasil keputusan rapat pengurus PPI Kabupaten Lombok
Utara Provinsi Nusa Tenggara Barat, bila mengundurkan diri setelah adanya
penetapan kader pada kegiatan Orientasi Kader

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Lombok Utara, ........................... 2021

Yang membuat Pernyataan,

(..............................................)

22

LAMPIRAN 2. Format Rencana Tindak Lanjut

Ormas : …………………………………………………………………………………

Kabupaten/Kota : …………………………………………………………………………………

Puskesmas Kecamatan : …………………………………………………………………………………

Lokasi sasaran : Desa/Kelurahan …………………………………………………………….

Nama Kader : …………………………………………………………………………………

Alamat Kader : …………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

No. HP : …………………………………………………………………………………

NO TANGGAL KELOMPOK NAMA NO HP NAMA KETERANGAN
SASARAN
SASARAN SASARAN POSYANDU
4
12 3 56 7

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

dst

Keterangan:
1. Tulis nomor
2. Tulis tanggal rencana pelaksanaan kegiatan
3. Tulis kelompok sasaran misalnya: ibu hamil, ibu menyusui, ibu memiliki baduta/balita, remaja putri,

keluarga
4. Tulis nama sasaran yang diberikan implementasi
5. Tulis nomor HP sasaran
6. Tulis nama Posyandu dalam wilayah tempat tinggal target/sasaran
7. Tulis keterangan tambahan apabila diperlukan

Yang merencanakan,
…….. September 2021

TTD

(Nama lengkap kader)

23

LAMPIRAN 3. Format Pelaksanaan Implementasi KAP

Ormas : …………………………………………………………………………………

Kabupaten/Kota : …………………………………………………………………………………

Puskesmas Kecamatan : …………………………………………………………………………………

Nama Kader : …………………………………………………………………………………

Alamat Kader : …………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

No. HP : …………………………………………………………………………………

NO KELOMPOK NAMA ALAMAT NOMOR TANGGAL ALAT JENIS E- NAMA KETERANGAN

SASARAN SASARAN HP PELAKSANAAN BANTU KAP MEDIA POSYANDU

YANG YANG

DIGUNAKAN DIGUNAKAN

12 3 45 6 7 8 9 10

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Catatan: Tambahkan dokumentasi/foto kegiatan berupa screen capture chat sewaktu mengedukasi
sasaran

Keterangan:
1. Tulis nomor
2. Tulis nama sasaran yang dijadikan target implementasi KAP
3. Tulis jenis kelompok sasaran, misalnya: ibu hamil/ibu menyusui/ibu baduta-balita, remaja putri, keluarga (pilih salah satu)
4. Tulis alamat sasaran
5. Tulis nomor HP sasaran
6. Tulis tanggal pelaksanaan kegiatan
7. Tulis alat bantu KAP yang digunakan (disesuaikan dengan kelompok sasaran)
8. Tulis media digital yang digunakan selama mengedukasi sasaran, misalnya: video, animasi, poster, lembar balik, flyer,

buku saku, dll
9. Tulis nama Posyandu yang terdekat dengan alamat sasaran
10. Tulis keterangan tambahan apabila diperlukan

Dengan ini saya menyatakan laporan ini
telah dibuat dengan sebenar-benarnya,
…………………..2021

TTD

(Nama lengkap Kader)

24

LAMPIRAN 4. Format Pemantuan oleh Kader Ormas

Ormas : …………………………………………………………………………………

Kabupaten/Kota : …………………………………………………………………………………

Puskesmas Kecamatan : …………………………………………………………………………………

Nama Kader : …………………………………………………………………………………

Alamat Kader : …………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

No. HP : …………………………………………………………………………………

NO NAMA KELOMPOK ALAMAT NOMOR KUNJUNGAN KE POSYANDU NAMA KETERANGAN

SASARAN HP POSYANDU

PERTAMA KEDUA KETIGA

12 3 45 6 78 9 10

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Catatan: Tambahkan dokumentasi/foto kegiatan berupa screen capture chat sewaktu memantau sasaran

Keterangan:
1. Tulis nomor
2. Tulis nama sasaran yang dipantau
3. Tulis jenis kelompok sasaran, misalnya: remaja putri/ibu hamil/ibu menyusui/ibu baduta-balita, keluarga (pilih

salah satu)
4. Tulis alamat sasaran
5. Tulis nomor HP sasaran
6. Tulis tanggal kunjungan pertama ke Posyandu setelah dijadikan target implementasi oleh kader
7. Tulis tanggal kunjungan kedua ke Posyandu setelah dijadikan target implementasi oleh kader
8. Tulis tanggal kunjungan ketiga ke Posyandu setelah dijadikan target implementasi oleh kader
9. Tulis nama Posyandu yang terdekat dengan alamat sasaran
10. Tulis keterangan tambahan apabila sasaran tidak/belum mengunjungi Posyandu, beserta alasannya.

Dengan ini saya menyatakan laporan ini
telah dibuat dengan sebenar-benarnya,
…………………..2021

TTD

(Nama lengkap Kader)

25

LAMPIRAN 5. Format Kegiatan Penjangkauan

Nama Sasaran

Dusun/Desa

Kecamatan

Metode penjangkauan (pilih yang sesuai)

a. Kunjungan rumah

b. Lewat media sosial

Nama Kader PPI

Karakteristik sasaran (lingkari yang sesuai)

a. Ibu hamil

b. Ibu menyusui

c. Ibu bayi/balita

d. Remaja puteri

e. Lainnya (sebutkan)

Topik masalah Saran yang diberikan

a.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

Dengan ini saya menyatakan laporan ini telah
dibuat dengan sebenar-benarnya,
…………………..2021

TTD

(Nama lengkap Kader)

26

LAMPIRAN 6: Format Kegiatan Kolaborasi dan Berjejaring

Nama Sasaran Organisasi/individu tokoh
Dusun/Desa
Puskesmas/Kecamatan
Metode penjangkauan (pilih yang sesuai)

c. Kunjungan
d. Lewat media sosial
Nama Kader PPI
Tanggal
Topik yang dibicarakan dan kesepakatan kegiatan lanjutan yang direncanakan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Dengan ini saya menyatakan laporan ini telah
dibuat dengan sebenar-benarnya,
…………………..2021
TTD
(Nama lengkap Kader)

27

LAMPIRAN 7: Format Lembar Komitmen

KOMITMEN BERSAMA
PENCEGAHAN DAN PENURUNAN STUNTING DI KABUPATEN LOMBOK UTARA

PROVINSI NUSATENGGARA BARAT
…….. SEPTEMBER 2021

Kami peserta pertemuan Orientasi Kader Ormas Pita Putih Indonesia yang terdiri dari :
- Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Utara
- Pita Putih Indonesia Kabupaten Lombok Utara
- Tim Penggerak PKK Kabupaten Lombok Utara
- Puskesmas Bayan
- Puskesmas Kayangan
- Puskesmas Tanjung
- Puskesmas Senaru
- Puskesmas Gangge
- Puskesmas Pemenang
- Puskesmas Nipah
- Puskesmas Santong
dengan ini berkomitmen : Pencegahan dan penurunan Stunting merupakan tanggungjawab
bersama melalui:
1. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku sasaran (Ibu hamil, remaja putri, keluarga

dan masyarakat) dalam pencegahan dan penurunan Stunting dengan penerapan PHBS
(10 indikator)
2. Meningkatkan cakupan Posyandu Aktif dan pengembangan kemampuan kader kesehatan
dan pengelola Posyandu
3. Meningkatkan kerja kolaboratif antar lembaga atau organisasi di masyarakat di desa dan
kecamatan
4. Mengembangakn inovasi pendekatan kelompok sasaran dengan adaptasi kebiasaan baru
dalam kondisi pandemik COVID -19

………………. ………………. ………………. …………….
28

………………. ………………. ………………. ……………….

………………. ………………. ………………. ……………….

29

SOAL PRE TEST
ORIENTASI KADER PITA PUTIH INDONESIA
DALAM PERCEPATAN PENCEGAHAN DAN PENURUNAN STUNTING
DI KABUPATEN LOMBOK UTARA PROVINSI NUSATENGGARA BARAT

1. Kepanjangan dari Germas
a. Gerakan Masyarakat Sehat
b. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
c. Gerakan Masyarakat tidak sehat
d. Gerakan Masyarakat selalu sehat

2. Kepanjangan dari Gerakan 5 M?
a. Memakai Masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi
kerumunan, serta Membatasi keinginan
b. Memakai Masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi
masalah, serta Membatasi mobilisasi dan interaksi
c. Memakai Masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi
kerumunan, serta Membatasi mobil
d. Memakai Masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi
kerumunan, serta Membatasi mobilisasi dan interaksi

3. Menurut hasil survei, pada waktu dimana titik lengah penggunaan masker dan jaga jarak ?
a. Restauran/tempat makan, rumah. Tempat olahraga, tempat wisata jalan umum, mall
b. Restauran/tempat makan, rumah. Tempat olahraga, tempat wisata jalan umum, kantor
c. Restauran/tempat makan, rumah. Tempat olahraga, tempat wisata jalan umum, rumah sakit
d. Restauran/tempat makan, rumah. Tempat olahraga, tempat wisata jalan umum, sekolah

4. Apa yang dimaksud dengan stunting?
a. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis,
terutama pada 100 hari pertama kehidupan
b. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis,
terutama pada 1000 hari pertama kehidupan
c. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada bayi akibat kekurangan gizi kronis, terutama
pada 1000 hari pertama kehidupan
d. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kelebihan gizi, terutama pada
1000 hari pertama kehidupan

5. Dari pernyataan berikut mana yang merupakan gejala dari stunting :
a. Tinggi badan lebih pendek dari anak seusianya, Proporsi tubuh kelihatan normal, tetapi
tampak lebih muda/lebih kecil dari anak seusianya, Berat badan lebih rendah dan
pertumbuhan tulang tertunda
b. Tinggi badan lebih pendek dari anak seusianya, Proporsi tubuh kelihatan normal, tetapi
tampak lebih muda/lebih kecil dari anak seusianya, Anak sering rewel
c. Tinggi badan lebih pendek dari anak seusianya, Berat badan lebih rendah dan pertumbuhan
tulang tertunda, anak terlihat ceria

30

d. Tinggi badan lebih pendek dari anak seusianya, Proporsi tubuh kelihatan normal, tetapi
tampak lebih muda/lebih kecil dari anak seusianya, Berat badan lebih rendah dan
pertumbuhan gigi tertunda

6. Dampak Jangka Panjang dari stunting adalah
a. Gangguan pertumbuhan fisik
b. Gampang terkena penyakit
c. Perkembangan kognitifnya terganggu
d. Tingkat kecerdasan rendah

7. Apa saja alur kegiatan posyandu ?
a. Pendaftaran → Pencatatan → Penimbangan → Pelayanan Kesehatan → Penyuluhan
b. Pendaftaran → Pencatatan → Penimbangan → Penyuluhan → Pelayanan Kesehatan
c. Pendaftaran → Penimbangan → Pencatatan → Penyuluhan → Pelayanan Kesehatan
d. Pendaftaran → Penimbangan → Pencatatan → Pelayanan Kesehatan → Penyuluhan

8. Fungsi apa yang tetap dilakukan dalam Kegiatan posyandu pada zona kuning, zona oranye dan
zona merah yang tidak melakukan kegiatan hari buka posyandu?
a. Fungsi pengawasan agar masyarakat melakukan kegiatan waspada terhadap masalah
keamanan
b. Fungsi penggerakan agar masyarakat melakukan kegiatan utama yaitu kesehatan ibu dan
anak, gizi, imunisasi, keluarga berencana serta peningkatan perilaku hidup sehat dan
kegiatan tambahan
c. Fungsi pembinaan masyarakat
d. Fungsi melihat masyarakat

9. Penggunaan Buku KIA Untuk Pelayanan Kesehatan Balita Pada Masa Pandemi Covid-19 yaitu :
a. Jadwal pelayanan Kesehatan, info asupan gizi seimbang, pemantauan tumbuh kembang
mandiri, mengenali tanda bahaya, Tele medecine
b. Jadwal pelayanan Kesehatan, info asupan gizi seimbang, pemantauan tumbuh kembang
mandiri, mengenali tanda bahaya, Tele komunikasi
c. Jadwal pelayanan Kesehatan, info asupan gizi seimbang, pemantauan tumbuh kembang
mandiri, mengenali tanda bahaya, Tele edukasi materi kelas ibu balita
d. Jadwal keamanan, info asupan gizi seimbang, pemantauan tumbuh kembang mandiri,
mengenali tanda bahaya, Tele edukasi materi kelas ibu balita

10. Apa yang dimaksud dengan komunikasi ?
a. Proses penyampaian dan penerimaan pesan, informasi, pendapat, perasaan, atau berita di
antara dua orang atau lebih, baik secara verbal (melalui ucapan) dan non-verbal (gerak
tubuh, suara, raut wajah, dll)
b. Proses penyampaian dan penerimaan makanan, informasi, pendapat, perasaan, atau berita
di antara dua orang atau lebih, baik secara verbal (melalui ucapan) dan non-verbal (gerak
tubuh, suara, raut wajah, dll)
c. Proses penyampaian dan penerimaan pesan, informasi, pendapat, perasaan, atau berita di
antara satu orang secara verbal (melalui ucapan) dan non-verbal (gerak tubuh, suara, raut
wajah, dll)

31

d. Proses penolakan pesan, informasi, pendapat, perasaan, atau berita di antara dua orang
atau lebih, baik secara verbal (melalui ucapan) dan non-verbal (gerak tubuh, suara, raut
wajah, dll)

11. Apa Komunikasi Antar Pribadi (KAP)?
a. Komunikasi tanpa muka yang dilakukan dengan membangun suasana menyenangkan dan
akrab, mendorong sasaran untuk berbicara dan mendengarkan, serta mengarah pada
komitmen aksi perubahan perilaku.
b. Komunikasi tatap muka yang dilakukan dengan membangun suasana menegangkan,
mendorong sasaran untuk berbicara dan mendengarkan, serta mengarah pada komitmen
aksi perubahan perilaku.
c. Komunikasi tatap muka yang dilakukan dengan membangun suasana menyenangkan dan
akrab, mendorong sasaran untuk berbicara dan mendengarkan, serta mengarah pada
komitmen aksi perubahan perilaku.
d. Komunikasi tatap muka yang dilakukan dengan membangun suasana menyenangkan dan
akrab, mendorong sasaran untuk berbicara dan mendengarkan, serta mengarah pada
permusuhan.

12. Bagaimana cara membangun suasana?
a. Mencari teman yang menyenangkan
b. Gunakan ejekan dalam percakapan, Permainan-permainan menggembirakan, Komunikasi
non verbal
c. Gunakan sindiran dalam percakapan, Permainan-permainan menggembirakan, Komunikasi
non verbal
d. Gunakan nama dalam percakapan, Permainan-permainan menggembirakan, Komunikasi non
verbal

13. Bagaimana cara menghafal nama ?
a. Gunakan segera , Gunakan sering, dan perhatikan keadaan sekitar
b. Gunakan segera , Gunakan sering, dan Perhatikan ciri khusus
c. Gunakan segera , Gunakan sering, dan dialek khusus
d. Gunakan segera , Gunakan sering, dan Gunakan semaunya

14. Apa tahapan kearah aksi perubahan perilaku
a. Aku malu – aku mau – aku mampu
b. Aku tahu – aku malu – aku mampu
c. Aku tahu – aku mau – aku mampu
d. Aku mau – aku tahu – aku mampu

15. Cara merangkai pesan melui daring
a. Buat pesan singkat, jelas, dan mudah dipahami, Berisi satu pesan pokok, Pastikan
pesan/informasi yang disampaikan akurat dan dapat dipercaya (bukan hoaks), Sebelum
mengirimkan pesan, teliti kembali isi pesan, Perhatikan waktu pengiriman pesan
b. Buat pesan singkat, jelas, dan mudah dipahami, Berisi satu pesan pokok, Pastikan
pesan/informasi yang disampaikan akurat dan dapat dipercaya (bukan hoaks), Sebelum
mengirimkan pesan, teliti kembali isi pesan, Perhatikan orang yang akan dikirimkan pesan

32

c. Buat pesan yang Panjang, Berisi satu pesan pokok, Pastikan pesan/informasi yang
disampaikan akurat dan dapat dipercaya (bukan hoaks), Sebelum mengirimkan pesan, teliti
kembali isi pesan, Perhatikan waktu pengiriman pesan

d. Buat pesan singkat, jelas, dan mudah dipahami, Berisi satu pesan pokok, Pastikan
pesan/informasi actual dan dari sumber apa saja, Sebelum mengirimkan pesan, teliti kembali
isi pesan, Perhatikan waktu pengiriman pesan

33

SOAL POST TEST
ORIENTASI KADER PITA PUTIH INDONESIA
DALAM PERCEPATAN PENCEGAHAN DAN PENURUNAN STUNTING
DI KABUPATEN LOMBOK UTARA PROVINSI NUSATENGGARA BARAT

1. Kepanjangan dari Germas
a. Gerakan Masyarakat Sehat
b. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
c. Gerakan Masyarakat tidak sehat
d. Gerakan Masyarakat selalu sehat

2. Kepanjangan dari Gerakan 5 M?
a. Memakai Masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak,
Menjauhi kerumunan, serta Membatasi keinginan
b. Memakai Masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak,
Menjauhi masalah, serta Membatasi mobilisasi dan interaksi
c. Memakai Masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak,
Menjauhi kerumunan, serta Membatasi mobil
d. Memakai Masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak,
Menjauhi kerumunan, serta Membatasi mobilisasi dan interaksi

3. Menurut hasil survei, pada waktu dimana titik lengah penggunaan masker dan jaga jarak ?
a. Restauran/tempat makan, rumah. Tempat olahraga, tempat wisata jalan umum, mall
b. Restauran/tempat makan, rumah. Tempat olahraga, tempat wisata jalan umum, kantor
c. Restauran/tempat makan, rumah. Tempat olahraga, tempat wisata jalan umum, rumah sakit
d. Restauran/tempat makan, rumah. Tempat olahraga, tempat wisata jalan umum, sekolah

4. Apa yang dimaksud dengan stunting?
a. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis,
terutama pada 100 hari pertama kehidupan
b. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis,
terutama pada 1000 hari pertama kehidupan
c. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada bayi akibat kekurangan gizi kronis, terutama
pada 1000 hari pertama kehidupan
d. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kelebihan gizi, terutama pada
1000 hari pertama kehidupan

5. Dari pernyataan berikut mana yang merupakan gejala dari stunting :
a. Tinggi badan lebih pendek dari anak seusianya, Proporsi tubuh kelihatan normal, tetapi
tampak lebih muda/lebih kecil dari anak seusianya, Berat badan lebih rendah dan
pertumbuhan tulang tertunda
b. Tinggi badan lebih pendek dari anak seusianya, Proporsi tubuh kelihatan normal, tetapi
tampak lebih muda/lebih kecil dari anak seusianya, Anak sering rewel
c. Tinggi badan lebih pendek dari anak seusianya, Berat badan lebih rendah dan pertumbuhan
tulang tertunda, anak terlihat ceria
d. Tinggi badan lebih pendek dari anak seusianya, Proporsi tubuh kelihatan normal, tetapi
tampak lebih muda/lebih kecil dari anak seusianya, Berat badan lebih rendah dan
pertumbuhan gigi tertunda

34

6. Dampak Jangka Panjang dari stunting adalah
a. Gangguan pertumbuhan fisik
b. Gampang terkena penyakit
c. Perkembangan kognitifnya terganggu
d. Tingkat kecerdasan rendah

7. Apa saja alur kegiatan posyandu ?
a. Pendaftaran → Pencatatan → Penimbangan → Pelayanan Kesehatan → Penyuluhan
b. Pendaftaran → Pencatatan → Penimbangan → Penyuluhan → Pelayanan Kesehatan
c. Pendaftaran → Penimbangan → Pencatatan → Penyuluhan → Pelayanan Kesehatan
d. Pendaftaran → Penimbangan → Pencatatan → Pelayanan Kesehatan → Penyuluhan

8. Fungsi apa yang tetap dilakukan dalam Kegiatan posyandu pada zona kuning, zona oranye dan
zona merah yang tidak melakukan kegiatan hari buka posyandu?
a. Fungsi pengawasan agar masyarakat melakukan kegiatan waspada terhadap masalah
keamanan
b. Fungsi penggerakan agar masyarakat melakukan kegiatan utama yaitu kesehatan ibu dan
anak, gizi, imunisasi, keluarga berencana serta peningkatan perilaku hidup sehat dan
kegiatan tambahan
c. Fungsi pembinaan masyarakat
d. Fungsi melihat masyarakat

9. Penggunaan Buku KIA Untuk Pelayanan Kesehatan Balita Pada Masa Pandemi Covid-19 yaitu :
a. Jadwal pelayanan Kesehatan, info asupan gizi seimbang, pemantauan tumbuh kembang
mandiri, mengenali tanda bahaya, Tele medecine
b. Jadwal pelayanan Kesehatan, info asupan gizi seimbang, pemantauan tumbuh kembang
mandiri, mengenali tanda bahaya, Tele komunikasi
c. Jadwal pelayanan Kesehatan, info asupan gizi seimbang, pemantauan tumbuh kembang
mandiri, mengenali tanda bahaya, Tele edukasi materi kelas ibu balita
d. Jadwal keamanan, info asupan gizi seimbang, pemantauan tumbuh kembang mandiri,
mengenali tanda bahaya, Tele edukasi materi kelas ibu balita

10. Apa yang dimaksud dengan komunikasi ?
a. Proses penyampaian dan penerimaan pesan, informasi, pendapat, perasaan, atau berita di
antara dua orang atau lebih, baik secara verbal (melalui ucapan) dan non-verbal (gerak
tubuh, suara, raut wajah, dll)
b. Proses penyampaian dan penerimaan makanan, informasi, pendapat, perasaan, atau berita
di antara dua orang atau lebih, baik secara verbal (melalui ucapan) dan non-verbal (gerak
tubuh, suara, raut wajah, dll)
c. Proses penyampaian dan penerimaan pesan, informasi, pendapat, perasaan, atau berita di
antara satu orang secara verbal (melalui ucapan) dan non-verbal (gerak tubuh, suara, raut
wajah, dll)
d. Proses penolakan pesan, informasi, pendapat, perasaan, atau berita di antara dua orang
atau lebih, baik secara verbal (melalui ucapan) dan non-verbal (gerak tubuh, suara, raut
wajah, dll)

11. Apa Komunikasi Antar Pribadi (KAP)?

35

a. Komunikasi tanpa muka yang dilakukan dengan membangun suasana menyenangkan dan
akrab, mendorong sasaran untuk berbicara dan mendengarkan, serta mengarah pada
komitmen aksi perubahan perilaku.

b. Komunikasi tatap muka yang dilakukan dengan membangun suasana menegangkan,
mendorong sasaran untuk berbicara dan mendengarkan, serta mengarah pada komitmen
aksi perubahan perilaku.

c. Komunikasi tatap muka yang dilakukan dengan membangun suasana menyenangkan dan
akrab, mendorong sasaran untuk berbicara dan mendengarkan, serta mengarah pada
komitmen aksi perubahan perilaku.

d. Komunikasi tatap muka yang dilakukan dengan membangun suasana menyenangkan dan
akrab, mendorong sasaran untuk berbicara dan mendengarkan, serta mengarah pada
permusuhan.

12. Bagaimana cara membangun suasana?
a. Mencari teman yang menyenangkan
b. Gunakan ejekan dalam percakapan, Permainan-permainan menggembirakan, Komunikasi
non verbal
c. Gunakan sindiran dalam percakapan, Permainan-permainan menggembirakan, Komunikasi
non verbal
d. Gunakan nama dalam percakapan, Permainan-permainan menggembirakan, Komunikasi non
verbal

13. Bagaimana cara menghafal nama ?
a. Gunakan segera , Gunakan sering, dan perhatikan keadaan sekitar
b. Gunakan segera , Gunakan sering, dan Perhatikan ciri khusus
c. Gunakan segera , Gunakan sering, dan dialek khusus
d. Gunakan segera , Gunakan sering, dan Gunakan semaunya

14. Apa tahapan kearah aksi perubahan perilaku
a. Aku malu – aku mau – aku mampu
b. Aku tahu – aku malu – aku mampu
c. Aku tahu – aku mau – aku mampu
d. Aku mau – aku tahu – aku mampu

15. Cara merangkai pesan melui daring
a. Buat pesan singkat, jelas, dan mudah dipahami, Berisi satu pesan pokok, Pastikan
pesan/informasi yang disampaikan akurat dan dapat dipercaya (bukan hoaks), Sebelum
mengirimkan pesan, teliti kembali isi pesan, Perhatikan waktu pengiriman pesan
b. Buat pesan singkat, jelas, dan mudah dipahami, Berisi satu pesan pokok, Pastikan
pesan/informasi yang disampaikan akurat dan dapat dipercaya (bukan hoaks), Sebelum
mengirimkan pesan, teliti kembali isi pesan, Perhatikan orang yang akan dikirimkan pesan
c. Buat pesan yang Panjang, Berisi satu pesan pokok, Pastikan pesan/informasi yang
disampaikan akurat dan dapat dipercaya (bukan hoaks), Sebelum mengirimkan pesan, teliti
kembali isi pesan, Perhatikan waktu pengiriman pesan
d. Buat pesan singkat, jelas, dan mudah dipahami, Berisi satu pesan pokok, Pastikan
pesan/informasi actual dan dari sumber apa saja, Sebelum mengirimkan pesan, teliti kembali
isi pesan, Perhatikan waktu pengiriman pesan

36

KUNCI JAWABAN DAN MEKANISMES PENILAIAN

A. Kunci jawaban :
1. B
2. B
3. A
4. B
5. A
6. D
7. C
8. B
9. C
10. A
11. C
12. D
13. B
14. C
15. A

B. MEKANISME PENILAIAN
- Cara perhitungan setiap soal mempunyai nilai 10, total nilai jawaban yang
benar dibagi dengan jumlah soal, dengan nilai keseluruhan maksimal 100

- Tabulasi jawaban peserta atas jawaban post test :
Baik : nilai rata-rata peserta >80
Cukup : nilai rata-rata peserta 60 – 80
Kurang : nilai rata-rata peserta <60

- Peserta terbaik dinilai berdasarkan peserta dengan nilai selisih tertinggi
antara niali pretest dan post test

- Hasil tabulasi dilampirkan di laporan kegiatan

37

EVAL
PELAKSANAAN ORIENT

Ormas : ………………………………………………………………

Kabupaten/Kota : ………………………………………………………………

Puskesmas Kecamatan : ………………………………………………………………

Nama Peserta/Kader : ………………………………………………………………

Asal/Institusi : ………………………………………………………………

(pilih yang sesuai)

1. Penyelenggaraan Secara Daring (hari ke-1):

No Nama Narasumber Materi Yang Disampaikan Waktu
pemapa
an

LUASI
TASI KADER PITA PUTIH

……………………
……………………
……………………
……………………
……………………

Penilaian (Nilai: 45 – 55 : kurang, 56 – 75 : sedang, 76 – 85 : baik,

ar 86 ke atas sangat baik)

Ketepatan Akses Pemaparan Ketersedia Penyediaan

waktu Jaringan materi an waktu alat

pemaparan diskusi bantu/tools

38

Saran/komentar terhadap :
1. Ketepatan waktu pelaksanaan:

2. Fasilitator :

3. Penyelenggara/pelayanan panitia :

4. Sarana dan prasarana :
- Ruangan belajar
- Ketersediaan APD (masker, hand sanitizer/CTPS)
- Audio, microphone
- Meja dan Kursi

5. Yang dirasakan menghambat :

6. Yang dirasakan membantu :

7. Materi yang paling relevan :

8. Materi yang kurang relevan :

Saran : ……………….

39

EVAL
PELAKSANAAN ORIENT

Ormas : ………………………………………………………………

Kabupaten/Kota : ………………………………………………………………

Puskesmas Kecamatan : ………………………………………………………………

Nama Peserta/Kader : ………………………………………………………………

Asal/Institusi : ………………………………………………………………

(pilih yang sesuai)

2. Penyelenggaraan Secara Luring (hari ke-2):

No Nama Materi Yang Disampaikan Wakt
pema
Narasumber/fasilita

tor

LUASI
TASI KADER PITA PUTIH

……………………
……………………
……………………
……………………
……………………

tu Penilaian (Nilai: 45 – 55 : kurang, 56 – 75 : sedang, 76 – 85 :
aparan
baik, 86 ke atas sangat baik)

Ketepatan waktu Penyajian Ketersediaan Penyediaan

pemaparan materi waktu alat

diskusi bantu/tools

40

Saran/komentar terhadap :
1. Ketepatan waktu pelaksanaan:

2. Fasilitator :

3. Penyelenggara/pelayanan panitia :

4. Sarana dan prasarana :
- Ruangan belajar
- Ketersediaan APD (masker, hand sanitizer/CTPS)
- Audio
- Kursi
- Standar flipchart
- Spidol
- Alat bantu pembelajaran
- dll

5. Yang dirasakan menghambat :

6. Yang dirasakan membantu :

7. Materi yang paling relevan :

8. Materi yang kurang relevan :

Saran : ……………….

41

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024;
Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat;
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Hasil Riset Kesehatan Dasar Republik Indonesia

Tahun 2018. Jakarta
Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting Periode 2018 – 2024;
Pedoman Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi di Kabupaten/Kota (BAPPENAS),

2018;
Modul Pelatihan Komunikasi Antar Pribadi Dalam Komunikasi Perubahan Perilaku Percepatan

Pencegahan Stunting di Indonesia Bagi Petugas Kesehatan, 2019.
Indikator Program Kesehatan Masyarakat Dalam RPJMN dan RENSTRA Kementerian Kesehatan 2020-

2024;
Rencana Aksi Kegiatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 2020 – 2024;
Pedoman Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku dalam Percepatan Pencegahan Stunting di

Indonesia, 2021;
Silahkan ditambahkan

42

PEMBINA
Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Ketua Umum Pusat Pita Putih Indonesia
PENGARAH

Bambang Purwanto, SKM, M.Kes
Dr. Heru Kasidi (PPI)
PENYUSUN
Ilvalita, SKM, MKM
Wiji Astuti, M.Sos

Astri Utami Mihardja, S.Psi, M.PSi
Prity Syafira...

KONTRIBUTOR

Tim PPI

43

44


Click to View FlipBook Version