SPIRITUALITAS MATERI 2
PERKAWINAN KATOLIK
Yang akan kita bicarakan adalah:
Perkawinan (Marriage); Peresmian nikah (Wedding).
“Wedding is a day, Marriage is a lifetime”.
Perkawinan: Panggilan dari Sang Pencipta.
Perkawinan: Panggilan menjadi kudus.
Cinta Kristus: Dasar utama spiritualitas perkawinan.
Perkawinan dan Keluarga Kecil.
Perkawinan: Bukan Peresmiaan Nikah
• Perkawinan Kristiani:
• Bukan sekedar legalisasi hidup Bersama.
• Perkawinan Katolik: Sakramen
• “Persekutuan Hidup dan kasih suami istri yang
mesra… diadakan oleh Sang Pencipta dan dikukuhkan
dengan huku—hokum-Nya.. Allah sendirilah Pencipta
Perkawinan” (Gaudium et Spes 48,1).
• Perkawinan Katolik tidak bisa dilepaskan dari akar
yang menjadi pusat hidup perkawinan itu sendiri,
yakni Yesus Kristus.
Perkawinan: Panggilan dari Sang Pencipta
• Kesalahan Pemahaman Nikah:
• Perkawinan dianggap hanyalah suatu pilihan dari
pria dan wanita yang bersepakat untuk menikah.
• Perkawinan itu bukan soal cocok dan tidak
cocok.
• Perkawinan itu panggilan Allah kepada manusia:
• “Tidak baik, kalua manusia itu seorang diri
saja. Aku akan menjadikan penolong baginya,
yang sepadan dengan dia” (Kej 2:18).
Perkawinan: Panggilan dari Sang Pencipta
• Perkawinan itu hak semua dengan menjalankan
kewajiban dari Allah.
• Seorang yang menikah itu selalu mengikuti apa yang
Allah mau dengan perkawinan sejak semula.
• Perkawinan bukanlah institusi manusia, tetapi institusi
ilahi.
• Seorang yang menikah secara Kristiani berarti
perkawinan antara seorang pria dan seorang wanita
yang dipenuhi oleh kasih mesra diantara mereka dengan
terang Kasih Allah sendiri.
Perkawinan: Panggilan dari Sang Pencipta
• Perkawinan selalu menyertakan Allah sendiri:
• “Perkawinan yang diberkati oleh Allah menjaga ikatan
pria dan wanita yang Allah telah berkati dari awal
penciptaan dunia; dan itu merupakan sumber damai dan
kebaikan bagi seluruh kehidupan perkawinan dan
keluarga” (Paus Fransiskus, Audiensi 29 April 2015).
• Konsekuensi Perkawinan sebagai Panggilan Allah:
• Terbuka pada kelahiran anak.
• “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah
bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan
di laut dan burung-burung di udara dan atas segala
binatang yang merayap di bumi” (Kej 1:28).
Perkawinan: Panggilan Menjadi Kudus
• Tujuan Utama Perkawinan:
• Panggilan Menjadi Kudus.
• “Jadilah sempurna seperti Bapamu di Sorga
sempurna”.
• Kekudusan ini digambarkan dengan:
• Karakter Perkawinan Kristiani:
• Monogami
• Tak terceraikan (Indisolubilitas).
Perkawinan: Panggilan Menjadi Kudus
• Wujud Panggilan Kekudusan adalah
Keterbukaan pada Prokreasi.
• Keterbukaan pada kehadiran anak ini dipandang
sebagai pengudusan karena tujuan perkawinan itu
sendiri yakni bahwa perkawinan adalah penyatuan
dua orang yang saling mencintai satu sama lain
untuk hidup dengan setia dan terbuka pada anak
sebagai karunia Allah.
Cinta Kristus:
Dasar Utama Spiritualitas Perkawinan
• Tantangan-Tantangan Kehidupan Perkawinan
• memilih perceraian sebagai solusi
ketidakcocokan,
• memilih kontrasepsi dalam perencanaan
keluarga,
• menggunakan teknologi untuk ‘meciptakan’
anak.
Cinta Kristus:
Dasar Utama Spiritualitas Perkawinan
• Spiritualitas Perkawinan menguatkan Orang Kristiani
berhadapan dengan tantangan-tantangan yang ada.
• Bagaimana spiritualitas Kristiani itu?
• Dasar: Cinta Allah pada manusia; Cinta Kristus pada umat-Nya
• “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah
mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
untuk menguduskannya, sesuda Ia menyucikannya dengan
memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan
demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya
dengan cemerlah tanpa cacat atau kerut atau yang serupa
itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela” (Ef
5:27).
Perkawinan dan Keluarga Kecil
• Bagaimana membangun hidup keluarga itu?
• Keluarga dibangun seturut gambaran Gereja, maka
Keluarga itu ecclesia domestica (Keluarga kecil).
• Bagaimana mewujudkan Gereja Kecil ini?
• Ekaristi: sumber dan Puncak Hidup Perkawinan
• Pengakuan Dosa: Pembaharuan Hidup Perkawinan dan
Keluarga
• Membaca Sabda Allah: Penerang Hidup Perkawinan
• Doa: Perekat Hidup Perkawinan Suami Istri dan Keluarga
• Rekoleksi/Retret: Kembali pada Semangat Awal
Perkawinan dan Keluarga Kecil
• Ekaristi: Sumber dan Puncak Hidup Perkawinan
• Ekaristi adalah sumber dan puncak hidup orang kristiani,
sehingga Ekaristi “bagaikan dari sumber, mengalirlah
rahmat kepada kita, dan dengan hasil guna yang amat
besar diperoleh pengudusan manusia dan permuliaan
Allah dalam Kristus, tujuan semua karya Gereja lainnya”
(SC 10).
• Pasutri yang merayakan Ekaristi dan menerima tubuh
Kristus:
• “Dalam rahmat kasih ekaristi keluarga kristiani menemukan
dasar dan jiwa kesatuan dan misinya, yang merupakan kasih
sebagai Allah yang mengasihi” (bdk. Familiaris Consortio, n. 57).
Perkawinan dan Keluarga Kecil
• Ekaristi: Sumber dan Puncak Hidup Perkawinan
• Pasutri melalui Ekaristi dapat bercermin bagaimana kasih
Kristus itu kepada Gereja-Nya yang memberikan diri-Nya
kepada Gereja, mempelai-Nya. Maka, ekaristi sejatinya
memberikan kepada pasutri arti perjuangan agar terus
menerus hidup dalam kesetiaan.
• Bagaimana menghidupinya?
• Pasutri menjadikannya makanan dan minuman
rohani.
• Ekaristi menjadi santapan, sumber kekuatan dalam
perkawinan suami dan istri.
Perkawinan dan Keluarga Kecil
• Pengakuan Dosa: Pembaharuan Hidup Perkawinan
dan Keluarga
• Perkawinan selalu berhadapan dengan banyak masalah
• Sakramen Dosa akan membantu pasutri untuk menyadari
bahwa dia bersalah dan mendorong dia untuk membawa
orang menjadi baik karena penyesalan.
• “Pertobatan mendorong pendosa untuk menerima
segala sesuatu dengan rela hati: di dalam hatinya ada
penyesalan, di mulutnya ada pengakuan, dalam
tindakannya ada kerendahan hati yang mendalam atau
penetensi yang menghasilkan buah” (Catech. R.
2,5,21; KGK 1450).
Perkawinan dan Keluarga Kecil
• Bagaimana Pengakuan Dosa Itu Baik Untuk Pasutri?
• Menyesali dosa yang dilakukan dalam relasi suami-istri.
• Belajar Jujur akan segala kesalahan yang dilakukannya supaya
dalam memperoleh kedamaian.
• Silih yang ada dalam Sakramen Pengakuan Dosa akan
membantu pasutri untuk berkomitmen agar tidak berdosa
lagi.
• Kapan Waktu yang Baik untuk Pengakuan Dosa?
• Sakramen Pengakuan dosa sebaiknya dilakukan bukan
menunggu waktu persiapan merayakan Natal dan Paskah
melainkan setiap waktu ketika membutuhkan rahmat dari
Allah ketika dalam kesulitan hidup.
Perkawinan dan Keluarga Kecil
• Membaca Sabda Allah dalam Hidup Perkawinan:
• Sabda Allah menjadi penerang kehidupan perkawinan bukan buku-buku
tips-tips perkawinan.
• Sabda Allah membantu pasutri untuk memberikan kekuatan dalam
kehidupan yang sulit:
• “Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang
bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan
jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum: ia sanggup membedakan
pertimbangan dan pikiran hati kita. Dan tidak ada suatu makhlukpun
yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab ssegala sesuatu telanjang
dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus
memberikan pertanggung jawab” (Ibr 4:12-13).
• “Sabda Allah bukan hanya kabar sukacita hidup pribadi seseorang
tetapi juga merupakan kriteria penilaian dan cahaya dalam melihat
tantangan-tantangan yang pasutri dan keluarga-keluarga jumpai”
(Amoris Laetitia, n. 227).
Perkawinan dan Keluarga Kecil
• Doa: Perekat Hidup Perkawinan Suami Istri dan
Keluarga
• Perkawinan selalu memusatkan diri pada Kristus.
• Doa memberikan kekuatan dan peneguhan dalam kehidupan
perkawinan.
• Doa menghindarkan pasutri dari kuasa Jahat:
• Bangunlah, adinda, mari kita berdoa dan mohon kepada
Tuhan kita, semoga dianugerahkan-Nya belas kasihan
serta perlindungan” (Tob 8:4).
• Doa menjadi perekat kehidupan perkawinan karena doa
membangun relasi antara Pasutri dan Tuhan
Perkawinan dan Keluarga Kecil
• Retret dan Perkawinan
• Kehidupan perkawinan bisa membawa kepada
kebosanan, maka Retret membawa kepada
pembaharuan perkawinan.
• Jenis-Jenis yang bisa diikuti:
• Marriage Encounter (ME)
• Tulang Rusuk.
• Apa yang diupayakan?
• Menyepi supaya pasutri dapat mengisi hidup
perkawinan mereka dengan sumber-sumber rohani
yang memberikan kepada mereka damai karena
bertemu dengan Kristus sendiri, pusat dan hidup
perkawinan mereka
Penutup
• Kehidupan perkawinan tidak pernah bisa dianggap remeh.
• Perkawinan Katolik sejati selalu bersatu dengan Yesus Kristus sendiri
yang mengikatkan hidup suami-istri.
• Perkawinan selalu dibakar oleh kehidupan spiritual yang memberikan
daya kekuatan ilahi dengan bantuan dan terang Roh Kudus sendiri.
• Suami istri hendaknya senantiasa menyadari benar bahwa “Kasih
sejati suami-istri ditampung dalam cinta Ilahi, dan dibimbing serta
diperkaya berkat daya penebusan Kristus serta kegiatan Gereja yang
menyelamatkan supaya suami-istri secara nyata diantar menuju Allah,
lagi pula dibantu dan diteguhkan dalam tugas mereka yang luhur
sebagai ayah dan ibu” (Gaudium et Spes, n. 48).
PENUTUP
Yang telah kita bicarakan
(Rangkuman)
Perkawinan (Marriage): Bukan peresmian nikah
(Wedding). “Wedding is a day, Marriage is a lifetime”.
Perkawinan: Panggilan dari Sang Pencipta.
Perkawinan: Panggilan menjadi kudus.
Cinta Kristus: Dasar utama spiritualitas perkawinan..
Perkawinan dan keluarga kecil.
“Perkawinan sejati selalu bersumberkan pada
Cinta Kristus”
-- Selamat Mempersiapkan Diri untuk Perkawinan --