The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

032_Mariska Febiola_PAK 2020B_Revisi Handout Akuntansi Perusahaan Manufaktur

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by mariskafebiola, 2021-12-01 21:13:00

HANDOUT AKUNTANSI MANUFAKTUR MATERI HARGA POKOK PESANAN

032_Mariska Febiola_PAK 2020B_Revisi Handout Akuntansi Perusahaan Manufaktur

Untuk SMK/MAK

KELAS
XII

1

DAFTAR ISI

Daftar isi ................................................................................................................................................ 2
Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi ............................................3
Tujuan pembelajaran ........................................................................................................................4
Uraian Materi .......................................................................................................................................5
A. Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan...................................................................5
B. Pencatatan Biaya Produksi ......................................................................................................8
Rangkuman ...........................................................................................................................................24
Soal Uraian............................................................................................................................................25
Soal Studi Kasus .................................................................................................................................27
Lembar Ulangan Harian...................................................................................................................28
Daftar Pustaka ...................................................................................................................................32

2

Harga Pokok Pesanan

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

3.6 Menjelaskan harga pokok pesanan 3.6.1 Menguraikan pengertian metode Harga pokok
dan pencatatan biaya bahan baku pesanan
dan bahan penolong, biaya tenaga
kerja, dan biaya overhead pabrik 3.6.2 Menguraikan manfaat penggunaan metode
dalam metode harga pokok pesanan harga pokok pesanan
3.6.3 Menganalisis transaksi dalam metode harga
pokok pesanan

3.6.4 Menganalisis pencatatan Biaya Bahan Baku,
Biaya Tenaga Kerja, dan Biaya Overhead Pabrik
dalam metode harga pokok pesanan

3.6.5 Menganalisis pencatatan produk yang telah
selesai di proses menggunakan metode harga
pokok pesanan

3.6.6 Menganalisis kegunaan laporan harga pokok
produksi dalam metode harga pokok pesanan

3.6.7Menganalisis pencatatan produk yang masih
dalam proses menggunakan metode harga pokok
pesanan

4.6 Mencatat biaya bahan baku, 4.6.1 Melakukan pencatatan transaksi biaya
biaya tenaga kerja, dan biaya produksi dalam metode harga pokok pesanan
overhead pabrik dalam metode harga (Biaya Bahan Baku, Biaya tenaga kerja dan Biaya
pokok pesanan Overhead Pabrik)

4.6.2 Melakukan pencatatan transaksi pesanan
yang telah selesai dan masih dalam proses

4.6.3 Membuat laporan harga pokok produksi dalam
metode harga pokok pesanan

3

1. Setelah membaca bahan ajar ini, peserta didik diharapkan dapat menguraikan
pengertian metode harga pokok pesanan.
2. Setelah membaca bahan ajar ini, peserta didik diharapkan dapat menguraikan
manfaat informasi harga pokok pesanan.
3. Setelah membaca bahan ajar ini, peserta didik diharapkan dapat menganalisis
transaksi dalam metode harga pokok pesanan.
4. Setelah membaca dan mengerjakan soal dalam bahan ajar ini, peserta didik
diharapkan dapat membuat pencatatan akuntansi untuk pemakaian bahan baku,
tenaga kerja, dan biaya overhead dalam metode harga pokok pesanan.
5. Setelah membaca dan mengerjakan soal dalam bahan ajar ini, peserta didik
diharapkan dapat membuat pencatatan pesanan yang telah selesai di proses dan
pesanan yang masih dalam proses.
6. Setelah mengerjakan contoh kasus dalam bahan ajar ini, peserta didik
diharapkan dapat membuat laporan harga pokok produksi dalam metode harga
pokok pesanan.

perusahaan manufaktur menyelenggarakan akuntansi keuangan di samping
akuntansi biaya. Proses akuntansi keuangan bertujuan untuk menyediakan
laporan keuangan. Proses akuntansi biaya menyangkut biaya pembuatan produk,
bertujuan: antara lain menyediakan data untuk kepentingan proses akuntansi
keuangan, yaitu harga pokok produk yang dihasilkan. Kegiatan akuntansi biaya
meliputi pengumpulan, pengikhtisaran, dan pelaporan biaya produksi. Adapun bab

ini akan membahas pengumpulan dan pengikhtisaran biaya produksi
menggunakan metode harga pokok pesanan, yaitu metode pengumpulan biaya
produksi yang digunakan di perusahaan yang memproduksi lebih dari satu jenis
produk, atau berproduksi atas dasar pesanan. Setiap jenis produk pesanan yang

dibuat memiliki identitas tersendiri sehingga biaya produksi pembuatannya
harus dikumpulkan secara tersendiri.

4

URUARIAAINANMMATAETREIRI

A. KARAKTERISTIK METODE HARGA POKOK PESANAN
Akuntansi yang diselenggarakan dalam suatu perusahaan, tentu disesuaikan

dengan karakteristik aktivitas usaha perusahaan yang bersangkutan. Pada
perusahaan yang membuat lebih dari satu jenis produk atau yang berproduksi atas
dasar pesanan, proses akuntansi biaya harus dapat menghasilkan data biaya
produksi untuk setiap jenis produk yang dibuat. Oleh karena itu, metode harga
pokok pesanan memiliki karakteristik sebagai berikut.
1. Penggolongan Biaya Produksi

Dalam penerapan metode harga pokok pesanan, biaya produksi digolongkan
menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung atau biaya
overhead pabrik.
a). Biaya produksi langsung

Biaya produksi langsung terdiri atas biaya bahan langsung dan biaya tenaga
kerja langsung. Biaya-biaya tersebut. erupa biaya yang mudah ditelusuri
melekatnya pada setiap produk yang dibuat. Baik biaya bahan langsung maupun
biaya tenaga kerja langsung yang sesungguhnya terjadi, dapat langsung
diperlakukan sebagai bagian dari harga pokok produk yang dibuat
b). Biaya produksi tak langsung

Biaya-biaya yang tidak dapat langsung diperlakukan sebagai bagian dari
harga pokok produk, digolongkan sebagai biaya produksi tak langsung (overhead
pabrik). Dalam perusahaan yang membuat lebih dari satu jenis produk, banyak
ditemukan biaya yang sulit ditelusuri melekatnya pada produk, atau terlalu rumit
untuk langsung diperhitungkan sebagai bagian dari harga pokok tiap jenis produk
yang dibuat. Misalnya menghitung harga cat duko, dempul plastik, dan tenaga listrik
yang dibebankan pada karoseri sebuah mobil, atau menghitung harga pelitur dan
lem perekat yang habis digunakan untuk menyelesaikan sebuah lemari atau kursi.

5

Biaya-biaya produksi yang termasuk ke dalam kelompok biaya overhead pabrik,
dalam penerapan metode harga pokok pesanan, antara lain sebagai berikut.

1) biaya bahan penolong;

2) biaya tenaga kerja tak langsung;

3) biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik;

4) biaya depresiasi aktiva tetap pabrik seperti mesin-mesin produksi, gedung
pabrik, kendaraan pabrik, peralatan kerja, dan peralatan lainnya;

5) biaya-biaya yang timbul karena penggunaan jasa pihak lain seperti biaya listrik
PLN, biaya sewa gedung pabrik apabila pabrik yang digunakan disewa dari pihak
lain;

6) biaya asuransi meliputi biaya asuransi gedung pabrik, mesin produksi, kendaraan
pabrik, dan asuransi kecelakaan karyawan yang ditanggung perusahaan;

7) biaya-biaya yang terjadi di departemen pembantu, pada perusahaan yang
mempunyai departemen pembantu seperti departemen bengkel dan departemen
pembangkit tenaga.

Dalam penerapan metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik yang
dibeban pada produk atau yang menjadi bagian dari harga pokok produk, dihitung
berdasarkan tarif tertentu yang ditetapkan sebelum proses produksi dimulai
(dianggarkan). Misalnya, biaya overhead pabrik yang dibebankan ditetapkan
sebesar 40% dari pemakaian biaya bahan baku. Artinya, jika biaya bahan baku yang
dipakai untuk menyelesaikan produk A sebesar Rp5.000.000,00 maka biaya
overhead pabrik yang dibebankan pada produk A adalah 40% Rp5.000.000,00.

Dasar-dasar yang dapat dipakai dalam penentuan tarif biaya overhead
pabrik, antara lain satuan produk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
jam tenaga kerja langsung, dan jam mesin yang dianggarkan pada kapasitas operasi
normal. Maksud kapasitas normal (normal capacity) adalah "kemampuan perusahaan
untuk memproduksi dan menjual produknya dalam jangka panjang" (Mulyadi, 1990).
Dalam penentuan pasitas normal, selain faktor intern yang dipertimbangkan
menjadi hambatan dalam kegiatan operasi, juga diperhitungkan kecenderungan
penjualan produk dalam jangka panjang.

Dalam penentuan pilihan yang dijadikan dasar pembebanan, dipertimbangkan
besaran dan sifat biaya overhead pabrik serta relevansinya. Misalnya sebagian
besar dari biaya overhead pabrik berasal dari biaya depresiasi mesin-mesin pabrik.
Biaya tersebut sifatnya tetap dan berhubungan erat dengan penggunaan mesin.
Dalam keadaan demikian, sebaiknya tarif pembebanan biaya overhead pabrik
ditentukan berdasarkan jam kerja mesin.

6

Dari keterangan di atas, dalam metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik
yang dibebankan pada produk ditentukan dengan tarif tertentu yang ditetapkan
berdasarkan anggaran pada kapasitas normal. Biaya overhead pabrik tiap periode
akan berubah secara proporsional, bergantung pada kapasitas yang sesungguhnya
dapat dicapai. Oleh karena itu, biaya overhead pabrik yang ditentukan berdasarkan
tarif tertentu dapat digunakan sebagai alat pengawasan terhadap efisiensi operasi.
2. Pengumpulan Biaya Produksi
Dalam penerapan metode harga pokok pesanan, biaya produksi untuk penyelesaian
suatu jenis produk pesanan dikumpulkan terpisah dari biaya produksi untuk jenis
produk lainnya. Setiap jenis produk yang dibuat, dilengkapi dengan "kartu harga
pokok" yang berfungsi sebagai tempat mencatat biaya produksi langsung dan biaya
overhead pabrik yang dibebankan. Kartu harga pokok suatu produk pesanan
merupakan rekening pembantu untuk akun buku besar Barang dalam Proses. Seperti
pada perusahaan dagang, rekening seorang debitur yang merupakan rekening
pembantu untuk akun buku besar Piutang Dagang.
3. Penghitungan Harga Pokok Produk
Harga pokok suatu jenis produk pesanan, dihitung setelah produk yang
bersangkutan selesai diproses. Harga pokok produk yang telah selesai, dihitung
berdasarkan data biaya yang tercatat dalam kartu harga pokok produk pesanan
yang bersangkutan. Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan
karakteristik (ciri khas) metode arga pokok pesanan sebagai berikut.
a). Biaya produksi digolongkan menjadi dua golongan, yaitu biaya produksi langsung
dan biaya produksi tidak langsung (biaya overhead pabrik).
b). Biaya overhead pabrik dibebankan pada produk berdasarkan tarif tertentu yang
ditetapkan berdasarkan anggaran pada kapasitas normal.
c). Biaya produksi untuk pembuatan suatu jenis produk pesanan dikumpulkan secara
tersendiri, terpisah dari biaya produksi untuk pembuatan jenis produk pesanan
yang lain.
d). Harga pokok produk yang dibuat, dihitung setelah produk yang bersangkutan
selesai diproses, berdasarkan data biaya yang dicatat dalam kartu harga pokok
produk yang bersangkutan.

7

Produk yang dibuat dalam perusahaan yang melakukan produksi atas dasar
pesanan, selain produk yang dipesan oleh pihak ekstern, bisa juga produk yang
dipesan oleh perusahaan sendiri untuk dijual langsung kepada pembeli. Suatu produk
pesanan bisa merupakan satu kumpulan (lot) barang yang sejenis, misalnya
perusahaan mebel menerima suatu pesanan yang terdiri atas 100 buah kursi dengan
bentuk dan ukuran yang sama. Dalam hal demikian, harga pokok per satuan produk
yang dipesan dapat ditentukan. dengan cara membagi harga pokok pesanan yang
bersangkutan dengan jumlah satuan produknya.
4. Manfaat Informasi Harga Pokok Produk Per Pesanan

Dalam penerapan metode harga pokok pesanan, kartu harga pokok
merupakan "kartu pembantu" untuk akun buku besar Barang dalam Proses sebagai
akun kontrol. Biaya produksi yang tercatat dalam kartu-kartu harga pokok produk
pesanan yang dikerjakan, merupakan rincian biaya produksi yang tercatat dalam
akun Barang dalam Proses. Kartu-kartu harga pokok produk pesanan yang telah
selesai diproses, merupakan "rekening pembantu" untuk akun buku besar
Persediaan Produk Jadi. Pada saat produk diserahkan kepada pemesan (penjualan),
informasi harga pokok penjualan produk terdapat dalam kartu harga pokok produk
yang bersangkutan. Berarti laba kotor dari penjualan (penyerahan) setiap produk
pesanan dapat diketahui. Di samping manfaat tersebut, informasi harga pokok
produk per pesanan dapat digunakan sebagai alat pengawasan terhadap efisiensi
biaya produksi.
B. PENCATATAN BIAYA PRODUKSI
Dalam perusahaan manufaktur yang memproduksi lebih dari satu jenis produk, atau
perusahaan yang menerapkan metode harga pokok pesanan, transaksi yang
menyangkut biaya produksi secara garis besar meliputi transaksi sebagai berikut.

a) Pembelian bahan baku dan bahan penolong.
b) Pemakaian bahan baku dalam proses produksi.
c) Pemakaian tenaga kerja dalam proses produksi.
d) Pemakaian dan pengakuan biaya-biaya overhead pabrik yang sesungguhnya.
e) Pemindahan produk pesanan selesai ke gudang produk jadi.
f) Pemindahan harga pokok produk yang belum selesai pada akhir periode.

8

Sebagaimana pembahasan bab di muka bahwa biaya produksi dikumpulkan
dalam akun Barang dalam Proses. Untuk kepentingan pengecekan (kontrol) biaya
produksi, akun Barang dalam Proses dipecah menjadi akun Barang dalam Proses
Biaya Bahan Baku, akun Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja, dan akun Barang
Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik. Dengan demikian, akun buku besar yang
diperlukan menyangkut biaya produksi, sebagai berikut.

• Persediaan Bahan Baku.
• Persediaan Bahan Penolong.
• Gaji dan Upah.
• Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku.
• Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja.
• Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan.
• Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan.
• Biaya Overhead Pabrik yang Sesungguhnya.
• Persediaan Produk Jadi.
• Persediaan Produk dalam Proses.
• Selisih Biaya Overhead Pabrik.

Pengeluaran biaya dalam perusahaan manufaktur, meliputi pengeluaran
untuk biaya-biaya produksi, beban-beban penjualan, dan beban-beban administrasi
dan umum. Oleh karena itu, diperlukan banyak kartu (buku) pembantu. Kartu
pembantu yang biasa digunakan antara lain sebagai berikut.

• Kartu persediaan, untuk akun Persediaan Bahan Baku dan Bahan Penolong.
• Kartu harga pokok untuk akun Barang dalam proses.
• Kartu biaya untuk akun Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya, akun Biaya

Penjualan, dan akun Biaya Administrasi dan Umum.

1. Pencatatan Biaya Bahan Baku

Transaksi yang menyangkut biaya bahan baku dan bahan penolong, meliputi
transaksi pembelian, retur pembelian, serta transaksi pemakaian bahan baku dan
bahan penolong dalam proses produksi. Sebagai ilustrasi, PT BUANA memproduksi
barang-barang mebel. Produk pesanan yang akan dikerjakan pada Mei 2014, sebagai
berikut.

I. Pekerjaan pesanan No. PK-501, terdiri atas 300 kursi belajar siswa, dipesan
oleh Yayasan BINA BANGSA, dipesan tanggal 28 April 2018, tanggal selesai 28
Mei 2018, harga kontrak Rp57.000.000,00.

II. Pekerjaan pesanan No. PK-502, terdiri atas 300 meja belajar siswa, dipesan
oleh Yayasan BINA BANGSA, dipesan tanggal 28 April 2018, tanggal selesai 28
Mei 2018 harga kontrak Rp75.000.000,00.

9

Transaksi yang terjadi sehubungan dengan biaya bahan baku untuk penyelesaian
pekerjaan pesanan tersebut, sebagai berikut.

a. Pembelian bahan baku dan bahan penolong

Bahan baku dan bahan penolong yang dibeli untuk penyelesaian pesanan di atas,

sebagai berikut.

1) Bahan baku terdiri atas:

* Papan kayu 20'x2'x4, 550 lembar @Rp. 40.000,00 : Rp. 22.000.000,00

* Kaso kayu 6'x3'x4, 630 batang @Rp. 50.000,00 : Rp. 31.500.000,00

Faktur tunai No. FJ-115, dibayar dengan cek Rp. 53.500.000,00

2) Bahan penolong terdiri atas:

* Pelitur kayu Ultran Yunior P-05, 100 liter @Rp. 50.000,00 : Rp. 5.000.000,00

* Impra wood filler WF-115, 40 kg @ Rp37.500,00 : Rp. 1.500.000,00

* Lem, pasak, dan sekrup : Rp. 1.500.000,00

Faktur tunai No. CF-311, dibayar dengan cek Rp. 8.000.000,00

Dalam penerapan metode harga pokok pesanan, transaksi pembelian bahan baku

dan bahan penolong dicatat menurut sistem perpetual. Bagian jurnal mencatat

faktur pembelian bahan baku dan bahan penolong di atas, sebagai berikut.

Mei 3, Persediaan Bahan Baku ................Rp. 53.500.000,00

Kas................................. - Rp. 53.500.000,00

Mei 3, Persediaan Bahan Penolong..........Rp. 8.000.000,00

Kas................................ - Rp. 8.000.000,00

Bagian kartu persediaan, mencatat faktur pembelian di atas dalam kartu persediaan
bahan baku dan kartu persediaan bahan penolong yang bersangkutan.

b. Pemakaian bahan baku dalam produksi

Bahan baku yang akan dipakai untuk penyelesaian setiap pesanan, diminta
oleh bagian produksi dengan mengisi formulir Bukti Permintaan dan Pengeluaran
Barang Gudang sebanyak tiga lembar. Setelah diisi dengan jenis dan kuantitas bahan
yang diperlukan, surat bukti tersebut diserahkan kepada bagian gudang. Lembar
kedua bersama bahan bahan yang diminta, diserahkan kembali kepada bagian
produksi. Lembar ketiga, setelah dicatat dalam kartu gudang, diarsipkan di bagian
gudang. Lembar pertama diserahkan kepada bagian kartu persediaan, untuk
mengisi kolom harga bahan yang tertulis pada surat bukti tersebut, kemudian
mencatat pada kartu persedia bahan yang terkait dan kartu harga pokok pesanan
yang tertulis pada surat bukti lembar pertama. Setelah dicatat, bagian kartu
persediaan menyerahkan surat bukti yang bersangkutan kepada bagian jurnal untuk
dicatat dalam buku jurnal dan buku besar.

10

Berikut ini contoh bentuk surat Bukti Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang
(sumber: Proyek Pengembangan Pendidikan Akuntansi Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan RI 1991)

BUKTI PERMINTAAN DAN PENGELUARAN BARANG GUDANG

Departemen Bagian No. Surat Produksi Tanggal No. BPPBG

No. Urut Kode Nama Barang Satuan Jumlah yang Jumlah yang Di isi oleh Dep. Akuntansi
Barang diminta diserahkan Total

Harga satuan Harga

Kepala Bagian Gudang Kepala Departemen Kepala Bagian

Gambar 1.1 Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang

Data Bukti Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang, di bagian kartu
persediaan dicatat dalam "kartu persediaan bahan" dan "kartu harga pokok"
pesanan yang bersangkutan. Adapun di bagian jurnal dicatat dalam buku jurnal dan
buku besar, sehingga jumlah biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk
memproduksi pesanan dalam suatu periode, akan tercatat dalam akun buku besar
Barang dalam proses.

11

Sebagai ilustrasi, anggap berdasarkan data Bukti Permintaan dan
Pengeluaran Barang Gudang (BPPBG), pemakaian bahan baku untuk menyelesaikan
pekerjaan pesanan No. PK-501 dan No. PK-502 contoh di atas, sebagai berikut.

Pesanan No. PK-501:

• Papan kayu 20'x2x4, 150 lembar @ Rp40.000,00 : Rp. 6.000.000,00

• Kaso kayu 6'x3'x4, 315 batang @ Rp50.000,00 : Rp. 15.750.000,00

Jumlah biaya bahan baku untuk pesanan No. PK-501 Rp. 21.750.000,00
Pesanan No. PK-502:

Pesanan No. PK-502:

• Papan kayu 20'x2x4, 384 lembar @ Rp40.000,00 : Rp. 15.360.000,00

• Kaso kayu 6'x3'x4, 285 batang @ Rp50.000,00 : Rp. 14.250.000,00

Jumlah biaya bahan baku untuk pesanan No. PK-501 Rp. 29.610.000,00
Pesanan No. PK-502:

Berdasarkan bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang, jumlah pemakaian

biaya bahan baku di atas akan dicatat di bagian jurnal sebagai berikut.

- Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Baku..........Rp51.360.000,00

Persediaan Bahan Baku............................... - Rp51.360.000,00

Di bagian kartu persediaan, pemakaian bahan baku untuk pesanan No. PK-501
dicatat dalam Kartu Harga Pokok pesanan No. PK-501. Pemakaian bahan baku untuk
pesanan No. PK-502 dicatat pada Kartu Harga Pokok pesanan No. PK-502.

2. Pencatatan Biaya Bahan Penolong
Seperti pada pemakaian bahan baku, bahan penolong yang diperlukan untuk

produksi diperoleh dari bagian gudang berdasarkan bukti permintaan dan
pengeluaran barang gudang. Perbedaannya terletak pada pencatatan, baik di
bagian kartu persediaan maupun di bagian jurnal. Harga pokok bahan penolong
yang dipakai dalam produksi, di bagian kartu persediaan hanya dicatat dalam
"kartu persediaan" bahan penolong yang bersangkutan. Di bagian jurnal dicatat
debit akun Biaya Overhead Pabrik yang Sesungguhnya.

Sebagai ilustrasi, anggap menurut bukti permintaan dan pengeluaran barang
gudang, bahan penolong yang dipakai untuk pesanan No. PK-501 dan No. PK-502
contoh di atas, sebagai berikut.

Pelitur kayu Ultran Yunior P-05, 50 liter Rp50.000,00 : Rp. 2.500.000,00
Impra wood filler WF-115, 60 kg @ Rp37.500,00 : Rp. 2.250.000,00
Lem, pasak dan sekrup
Jumlah harga pokok bahan penolong yang dipakai Rp. 600.000,00
Rp. 5.350.000,00

12

Data pemakaian bahan penolong di atas, dicatat di bagian kartu persediaan

dalam kartu persediaan bahan penolong yang bersangkutan. Sementara di bagian

jurnal, dicatat dengan jurnal sebagai berikut.

- Biaya Overhead Pabrik yang Sesungguhnya............Rp5.350.000,00

Persediaan Bahan Penolong............. - Rp5.350.000,00

Berikut ini contoh salah satu bentuk kartu gudang dan kartu persediaan.

KARTU GUDANG

No. Kode : ...........................
Nama Barang
Spesifikasi : ...........................
Satuan
: ...........................
No. Faktur
: ...........................

Keterangan Kuantitas Kuantitas Saldo
Masuk Keluar

Gambar 1.2 Kartu gudang

No. Kode KARTU GUDANG
Nama Barang : ...........................
Spesifikasi : ...........................
Satuan : ...........................
: ...........................
No. Faktur
No. Faktur Saldo Awal Masuk Keluar Saldo
Kuantum Harga Kuantum Harga Kuantum Harga Kuantum Harga

Gambar 1.3 Kartu Persediaan

13

3. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja

Gaji dan upah dalam perusahaan manufaktur meliputi gaji dan upah
karyawan bagian produksi, gaji karyawan bagian penjualan, dan gaji karyawan
bagian administrasi dan umum. Gaji dan upah yang harus dibayar untuk suatu
periode, disusun dalam daftar gaji dan upah. Adapun data daftar gaji dan upah
dicatat dengan jurnal debit akun Gaji dan Upah, kredit akun Utang Gaji dan Upah,
dan kredit akun Utang PPh (jika ada penghasilan kena pajak). Kemudian akun Gaji
dan Upah dialokasikan dengan jurnal debit akun-akun Barang dalam Proses, Biaya
Overhead Pabrik, Beban Gaji Bagian Penjualan, Beban Gaji Bagian Adminitrasi dan
Umum, dan kredit akun Gaji dan Upah.

Dalam penerapan metode harga pokok pesanan, gaji dan upah bagian
produksi harus dipisahkan antara biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga
kerja tak langsung. Untuk penentuan biaya tenaga kerja langsung, setiap pekerja
yang secara langsung mengerjakan pembuatan produk, dilengkapi dengan Kartu
Jam Kerja. Dalam kartu tersebut dicatat antara lain nama pekerja, nama dan
nomor pesanan yang dikerjakan, serta rincian dan jumlah jam kerja. Berdasarkan
data kartu jam kerja dan tarif upah yang telah ditentukan, kemudian disusun
Daftar Upah. Jumlah upah bruto menurut daftar upah, merupakan jumlah biaya
tenaga kerja langsung yang dipakai untuk pekerjaan seluruh produk pesanan. Dari
data daftar upah, disusun rekapitulasi daftar upah. Hal itu untuk kepentingan
pembebanan biaya tenaga kerja langsung kepada masing-masing produk pesanan.
Contoh bentuk formulir tersebut, dapat dilihat pada bagan berikut.

KARTU JAM KERJA

Box Potong Box Potong Nama : ….............. JAM

Tgl No. Kartu Jam Kerja KERJA WAKTU

Nama Barang No. Pesanan
Jumlah Potongan

Mandor Kepala Bagian

Total Jam
Kerja

Gambar 1.4 Kartu jam kerja

14

(Bagian kiri) DAFTAR UPAH UNTUK MINGGU YANG KE …....

Nama No. Hari dan Jam Kerja JUMLAH JAM JUMLAH JAM Tarif Upah Upah
Karyawa Induk Biasa
KERJA BIASA KERJA LEMBUR Jumlah Per

(Bagian Kanan) Berakhir tanggal…....

Upah Total Potongan Upah Karyawan
Lembur Upah PPh 21
Dana Pensiun Koperasi Lain-lain Jumlah Upah Bersih
potongan

Gambar 1.5 Daftar upah

REKAPITULASI UPAH MINGGU YANG BERAKHIR TANGGAL…......

Pesanan/ Upah Upah Potongan Upah Karyawan
Dep/ biasa Lembur PPh 21
Bagian Dana Pensiun Koperasi Lain-lain Jumlah Upah Bersih
potongan

Gambar 1.6 Rekapitulasi daftar upah

15

Sebagai ilustrasi pencatatan biaya tenaga kerja, anggap jumlah gaji dan upah yang
harus dibayar PT BUANA untuk bulan Mei 2014, sebesar Rp58.400.000,00,
termasuk PPh yang ditanggung karyawan Rp680.000,00. Rekapitulasi gaji dan
upah sebagai berikut.

• Gaji dan upah bagian produksi Biaya tenaga kerja langsung:
- Untuk pesanan No. PK-501, 2.700 jam @ Rp5.000,00 ... = Rp13.500.000,00
- Untuk pesanan No. PK-502, 3.300 jam @ Rp5.000,00.... = Rp16.500.000,00

Jumlah biaya tenaga kerja langsung…………………………………… Rp30.000.000,00
• Biaya tenaga kerja tak langsung………………………………….. Rp11.00.000,00
Gaji bagian penjualan……………………………………………………………………. Rp9.600.000,00
Gaji bagian administrasi dan umum………………………………………… Rp7.800.000,00

Dari data gaji dan upah yang harus dibayar dan alokasi gaji dan upah di atas
maka jurnal yang harus dibuat di bagian jurnal, sebagai berikut.

a. Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang harus dibayar

Gaji dan Upah……………………………………………………………….Rp58.400.000,00

- Utang Gaji dan Upah……………………………………………. - Rp57.7200.000,00

- Utang PPh……………………………………………………………….. - Rp 680.000,00

-

b. Jurnal untuk mencatat alokasi gaji dan upah

Barang dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja...........Rp30.000.000,00

Biaya Overhead Pabrik yang Sesungguhnya.........Rp11.000.000,00

Beban Gaji Bagian Penjualan…………………………………….Rp9.600.000,00

Beban Gaji Bagian Administrasi dan Umum...........Rp 7.800.000,00

- Gaji dan Upah.............................................................. - Rp58.400.000,00

Biaya tenaga kerja langsung yang dipakai untuk pekerjaan pesanan No. PK-501 dan
pesanan No. PK-502, dicatat di bagian kartu persediaan pada Kartu Harga Pokok
masing-masing.

c. Jurnal untuk mencatat pembayaran gaji dan penyetoran PPh karyawan

Jumlah gaji dan upah yang harus dibayar Rp58.400.000,00, dipotong PPh pasal 21

atas penghasilan karyawan yang kena pajak sebesar Rp680.000,00. Jumlah

tersebut harus disetorkan perusahaan ke Kas Negara. Jumlah yang harus

dibayarkan kepada karyawan Rp57.720.000,00. Lihat pos jurnal a) di atas. Pada

saat dibayarkan, dicatat dengan jurnal sebagai berikut.

Utang Gaji dan Upah Kas…………………………………………….Rp57.720.000,00

- Kas…………………………………………………………………………… - Rp57.720.000,00

16

Pembayaran (penyetoran) PPh pasal 21, dicatat dengan jurnal:

Utang PPh……………………………………………Rp680.000,00

- Kas………………………………………………. - Rp680.000,00

4. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik
Dalam penerapan metode harga pokok pesanan, pencatatan menyangkut biaya
overhead pabrik meliputi pencatatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya
biaya overhead pabrik yang dibebankan, dan selisih biaya overhead pabrik.

a. Pencatatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya
Selain biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja tak langsung yang telah

dicatat di atas, ada juga biaya-biaya overhead pabrik yang sesungguhnya yang
harus dicatat (diakui) pada periode produksi yang bersangkutan. Anggap dalam
hubungan dengan contoh di atas, biaya-biaya overhead pabrik yang menjadi beban
produksi pada Mei 2018, sebagai berikut.
Biaya depresiasi peralatan produksi……………………………………………. Rp1.000.000,00
Biaya depresiasi bangunan pabrik…………………………………..………….. Rp1.000.000,00
Biaya pemeliharaan bangunan pabrik…………………………………………. Rp500.000,00
Biaya asuransi pabrik............................................................................... Rp600.000,00
Biaya perlengkapan pabrik……………………………………………………………. Rp400.000,00
Biaya listrik pabrik Total……………………………………………………………….. Rp850.000,00

Total…………………………………………………………………………………………. Rp4.350.000,00

Berdasarkan bukti memorial, data biaya-biaya overhead pabrik di atas, dicatat
jurnal sebagai berikut.

Biaya Overhead Pabrik yang Sesungguhnya.............. Rp4.350.000,00

- Akumulasi Depresiasi Peralatan Produksi.......... - Rp1.000.000,00

- Akumulasi Depresiasi Bangunan Pabrik.............. - Rp1.000.000,00

- Biaya Pemeliharaan Gedung Pabrik..................... - Rp500.000,00

- Asuransi Pabrik Bayar di Muka………………………… - Rp600.000,00

- Persediaan Perlengkapan Pabrik……………………… - Rp400.000,00

- Biaya Listrik Pabrik……………………………………………… - Rp850.0000

17

b. Pencatatan biaya overhead pabrik yang dibebankan
Seperti disebutkan di muka, dalam penerapan metode harga pokok pesanan,

biaya overhead pabrik yang dibebankan pada setiap produk pesanan ditentukan
berdasarkan tarif yang telah ditetapkan di muka, sebelum proses produksi dimulai.
Sebagai ilustrasi, anggap PT BUANA contoh di atas menetapkan biaya overhead
pabrik yang dibebankan sebesar 40% dari pemakaian biaya bahan baku. Biaya
overhead pabrik yang dibebankan pada produk pesanan No. PK-501 dan No. PK-502,
sebagai berikut.

Pesanan No. PK-501, 40% * Rp21.750.000,00 ………………………. = Rp8.700.000,00
Pesanan No. PK-502, 40% Rp29.610.000,00 ……………………….. = Rp11.844.000,00
Jumlah……………………………………………………………………………………………….. = Rp20.544.000,00

Biaya overhead pabrik yang dibebankan pada produk pesanan selesai, dihitung dan
dicatat dalam kartu harga pokok produk yang bersangkutan oleh bagian kartu
persediaan setelah menerima "laporan produk selesai" dari bagian produksi.
Bagian jurnal mencatat pembebanan biaya overhead pabrik setelah menerima
"bukti memorial" dari bagian kartu persediaan. Jurnal yang dibuat sebagai berikut.

Barang dalam Proses – BOP …………………………………………….. Rp20.544.000,00

- Biaya Overhead Pabrik Dibebankan............................ - Rp20.544.000,00

c. Pencatatan selisih biaya overhead pabrik
Berdasarkan catatan di muka, biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dan
biaya overhead pabrik yang dibebankan, sebagai berikut.
Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terdiri atas:

- Biaya bahan penolong Biaya…………………………………………………………… Rp5.350.000
- tenaga kerja tak langsung………………………………………………………………Rp11.000.000,00
- Jumlah biaya-biaya overhead pabrik lainnya (catatan 4a)…. Rp4.350.000,00
- Total biaya overhead pabrik yang sesungguhnya……………………Rp20.700.000,00
Total biaya overhead pabrik yang dibebankan (catatan 4b)…………Rp20.544.000,00
Selisih BOP yang dibebankan dan yang sesungguhnya…………………….Rp156.000,00

Dari perhitungan di atas, selisih antara biaya overhead pabrik yang
dibebankan dan yang sesungguhnya merupakan selisih "kurang". Artinya, biaya
overhead pabrik yang dibebankan lebih rendah (kurang) dari biaya overhead
pabrik yang sesungguhnya (underapplied). Jurnal yang diperlukan untuk mencatat
selisih biaya overhead pabrik, yaitu dengan cara menutup akun Biaya Overhead
Pabrik yang Dibebankan (memindahkan saldo) ke akun Biaya Overhead Pabrik yang
Sesungguhnya.

18

Selisihnya dipindahkan dan akun Biaya Overhead Pabrik yang Sesungguhnya
ke akun Selisih Biaya Overhead Pabrik Dari data di atas, saldo akun Biaya Overhead
Pabrik Sesungguhnya debit Rp20.700.000,00, dan saldo akun Biaya Overhead
Pabrik yang Dibebankan kredit Rp20.544.000,00. Jurnal untuk menutup akun Biaya
Overhead Pabrik yang Dibebankan, sebagai berikut.

Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan................... Rp20.544.000,00

- Biaya Overhead Pabrik yang Sesungguhnya... - Rp20.544.000

Setelah posting pos jurnal di atas, saldo akun Biaya Overhead Pabrik yang Se
sungguhnya debit Rp156.000,00. Jumlah tersebut dipindahkan ke akun Selisih
Biaya Overhead Pabrik dengan jurnal sebagai berikut.

Selisih Biaya Overhead Pabrik……………………………………….Rp156.000,00

- Biaya Overhead Pabrik yang Sesungguhnya...... - Rp156.000

d. Perlakuan terhadap selisih BOP
Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi tiap bulan bisa berubah,

seiring dengan naik turunnya harga bahan penolong atau perubahan biaya tenaga
kerja tak langsung. Hal itu tentu akan berpengaruh terhadap selisih biaya overhead
pabrik. Selisih biaya overhead pabrik yang terjadi bisa selisih lebih, artinya yang
dibebankan pada produk lebih besar daripada yang sesungguhnya terjadi
(overapplied), atau bisa juga terjadi sebaliknya sehingga yang timbul selisih
kurang. Oleh karena itu, dalam laporan keuangan bulanan, akun Selisih Biaya
Overhead Pabrik diinformasikan dalam neraca. Saldo akun tersebut tiap bulan akan
berubah.

Perlakuan terhadap selisih biaya overhead pabrik pada akhir tahun,
bergantung pada penyebab terjadinya penyimpangan. Selisih biaya overhead
pabrik bisa terjadi karena peristiwa yang tidak berhubungan dengan efisiensi
operasi, misalnya karena kesalahan dalam perhitungan tarif, atau perubahan
harga bahan penolong dan tenaga kerja tak langsung, bisa juga karena kegiatan
operasi yang tidak efisien. "Jika timbulnya selisih biaya overhead pabrik tidak
berhubungan dengan efisiensi operasi maka selisih tersebut dibagi rata ke dalam
akun-akun Persediaan Produk dalam Proses, Persediaan Produk Jadi, dan Harga
Pokok Penjualan. Jika selisih biaya overhead pabrik disebabkan ketidakefisienan
pabrik atau kegiatan perusahaan di atas atau di bawah kapasitas normal, maka
selisih tersebut harus diperlakukan sebagai pengurang atau penambah terhadap
akun Harga Pokok Penjualan" (Mulyadi, 1990).

19

5. Pencatatan Produk Pesanan Selesai
Harga pokok produk pesanan yang selesai diproses, dicatat di bagian jurnal

berdasarkan bukti memorial dan kartu harga pokok produk yang diterima dari
bagian kartu persediaan. Adapun kartu harga pokok produk pesanan diisi oleh
bagian kartu persediaan. Di bagian ini, kita mulai dengan pencatatan biaya
produksi dalam kartu harga pokok produk.

a. Pencatatan dalam kartu harga pokok
Sumber pencatatan biaya dalam kartu harga pokok suatu produk pesanan

adalah bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang, rekap daftar upah, dan
bukti memorial pembebanan biaya overhead pabrik pada produk.

Berdasarkan bukti-bukti tersebut, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik yang dibebankan pada produk pesanan No.
PK-501 dan No. PK-502, dicatat dalam kartu harga pokok sebagai berikut (lihat
catatan 1b, 3, dan 4b di muka).
Produk pesanan No. PK-501
Pemakaian biaya bahan baku:
Papan kayu 20' 2' x4, 150 lb @ Rp40.000,00 ……………………………. = Rp6.000.000,00
Kaso kayu 6 x 3x4, 315 bt@ Rp50.000,00………………………………………… = Rp15.750.000,00
Jumlah…………………………………………………………………………………………………………. = Rp21.750.000,00
Pemakaian biaya tenaga kerja langsung:
2.700 jam @ Rp5.000,00………………………………………………………………………. = Rp13.500.000,00
Biaya overhead pabrik yang dibebankan:
40% Rp21.750.000,00 =……………………………………………………………………. = Rp8.700.000,00

KARTU HARGA POKOK PT BUANA PK-501
No. Pesanan

Pesanan : Yayasan BINA BANGSA Jenis Produk : Kursi belajar
300 Unit
Tanggal Pesanan 28-Apr-14 Jumlah satuan Rp57.000.000
BIAYA OVERHEAD PABRIK
Tanggal selesai 28-Apr-14 Harga Jual Keterangan Jumlah
40% x
BIAYA BAHAN BAKU BIAYA TENAGA KERJA Rp 21.750.000 Rp 8.700.000

Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah Tgl

Papan kayu Rp 6.000.000 2700 jam

Kaso kayu Rp 15.750.000 kerja @5000 Rp13.500.000

Jumlah Rp 21.750.000 Jumlah Rp13.500.000 Jumlah Rp 8.700.000

Rekapitulasi : Rp21.750.000 Laba Bruto : Rp57.000.000
Biaya Bahan Baku Rp13.500.000 Harga Jual Rp43.950.000
Biaya Tenaga Kerja Rp8.700.000 Harga Pokok Penjualan Rp13.050.000
Biaya Overhead Pabrik dibebankan Rp43.950.000 Laba Bruto :
Harga Pokok Produksi

20

Produk pesanan No. PK-502
Pemakaian biaya bahan baku:
Papan kayu 20' 2' x4, 384 lb @ Rp40.000,00 ……………………………. = Rp15.360.000,00
Kaso kayu 6 x 3x4, 285 bt@ Rp50.000,00………………………………………… = Rp14.250.000,00
Jumlah…………………………………………………………………………………………………………. = Rp29.610.000,00
Pemakaian biaya tenaga kerja langsung:
3.300 jam @ Rp5.000,00………………………………………………………………………. = Rp16.500.000,00
Biaya overhead pabrik yang dibebankan:
40% Rp29.610.000,00 =……………………………………………………………………. = Rp11.844.000,00

KARTU HARGA POKOK PT BUANA PK-502
No. Pesanan

Pesanan : Yayasan BINA BANGSA Jenis Produk : Meja belajar
: 300 Unit
Tanggal Pesanan : 28/04/2014 Jumlah satuan Rp75.000.000
BIAYA OVERHEAD PABRIK
Tanggal selesai : 28/04/2014 Harga Jual Keterangan Jumlah
40% x
BIAYA BAHAN BAKU BIAYA TENAGA KERJA Rp 29.610.000 Rp11.844.000

Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah Tgl

Papan kayu Rp 15.360.000 3300 jam

Kaso kayu Rp 14.250.000 kerja @5000 Rp16.500.000

Jumlah Rp 29.610.000 Jumlah Rp16.500.000 Jumlah Rp11.844.000

Rekapitulasi : Rp29.610.000 Laba Bruto : Rp75.000.000
Biaya Bahan Baku Rp16.500.000 Harga Jual Rp57.954.000
Biaya Tenaga Kerja Rp11.844.000 Harga Pokok Penjualan Rp17.046.000
Biaya Overhead Pabrik dibebankan Rp57.954.000 Laba Bruto :
Harga Pokok Produksi

b. Pencatatan produk pesanan selesai

Seperti disebutkan di muka, harga pokok produk pesanan selesai, dicatat

berdasarkan data kartu harga pokok produk yang bersangkutan. Misalkan produk

pesanan No. PK-501, pada tanggal 24 Mei 2018 selesai diproses. Kartu harga pokok

produk yang bersangkutan telah diterima bagian jurnal. Sementara pesanan No.

PK-502, baru selesai pada tanggal 27 Mei 2018. Jurnal yang dibuat untuk mencatat

harga pokok produk pesanan No. PK-501, sebagai berikut.

Tanggal 24 Mei 2014:

Persediaan Produk Jadi……………………………………………………. Rp43.950.000,00

- Barang dalam Proses - Biaya Bahan Baku............. - Rp21.750.000,00

- Barang dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja............ - Rp13.5000.000,00

- Barang dalam Proses - Biaya Overhead Pabrik. - Rp8.700.000,00

Tanggal 27 Mei 2014:

Persediaan Produk Jadi…………………………………………………… Rp57.945,000,00

- Barang dalam Proses - Biaya Bahan Baku............ - Rp29.610.000,00

21

- Barang dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja......... - Rp16.500.000,00

- Barang dalam Proses - Biaya Overhead Pabrik.. - Rp11.844.000,00

6. Pencatatan Produk yang Belum Selesai

Ada kemungkinan pada akhir periode produksi terdapat produk

pesanan yang belum selesai diproses. Misalnya PT BUANA pada contoh di

muka, pada tanggal 17 M 2018 menerima pesanan 20 unit meja rapat dari PT

BINTANG. Biaya produksi untu pesanan tersebut dicatat dalam kartu harga

pokok No. PK-503, yang harus selesai pada tanggal 10 Juni 2018. Pada tanggal

31 Mei 2018 produk pesanan tersebut belum sele Menurut kartu harga pokok

No. PK-503, biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk pekerjaannya,

sebagai berikut.

- Biaya bahan baku………………………………………………Rp6.000.000,00

- Biaya tenaga kerja…………………………………………… Rp1.800.000,00

Dari data di atas, harga pokok produk dalam proses pada akhir periode bulan

Mei 2014, dihitung sebagai berikut.

Biaya bahan baku…………………………………………………………….Rp6.000.000,00

Biaya tenaga kerja………………………………………………………… Rp1.800.000,00

Biaya overhead pabrik yang dibebankan:

40% Rp6.000.000,00……………………………………………………..Rp2.400.000,00

Jumlah………………………………………………………………………………….Rp10.200.000,00

Dari data di atas, harga pokok produk dalam proses dicatat dengan jurnal

sebagai berikut.

Tanggal 31 Mei 2018:

Persediaan Produk dalam Proses………………………………………Rp10.200.000,00

- Barang dalam Proses - Biaya Bahan Baku…………. Rp6.000.000,00

- Barang dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja……… Rp1.800.000,00

- Barang dalam Proses - Biaya Overhead Pabrik.. Rp2.400.000,00

Dengan pos jurnal di atas, akun-akun barang dalam proses menjadi
tidak bersalda Harga pokok produk selesai dipindahkan ke akun Persediaan
Produk Jadi, harga pokok produk yang belum selesai dipindahkan ke akun
Persediaan Produk dalam Proses Produk yang belum selesai diproses pada
akhir suatu periode, tentu diselesaikan pada periode berikutnya. Berarti,
biaya produksi yang telah diserap produk tersebut juga harus ikut dibawa ke
periode berikutnya. Oleh karena itu, biaya produksi yang telah diserap
produk yang belum selesai pada akhir suatu periode, pada awal periode
berikutnya harus dikembalikan ke akun-akun barang dalam proses.

22

Dalam hubungan dengan pos jurnal contoh di atas, jurnal yang harus dibuat

(reversing entries) pada awal Juni 2018, sebaga berikut.

Tanggal 1 Juni 201:

Barang dalam Proses - Biaya Bahan Baku…………….. Rp6.000.000,00

Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja…………….. Rp1.800.000,00

Barang dalam Proses - Biaya Overhead Pabrik...... Rp2.400.000,00

Persediaan Produk dalam Proses………………… - Rp10.200.000,00

7. Pencatatan Penyerahan Produk kepada Pemesan
Harga pokok produk jadi yang diserahkan (dijual) kepada pemesan,

harus dikeluarkan dari akun Persediaan Produk Jadi dan dipindahkan ke akun
Harga Pokok Penjualan. Misalkan PT BUANA contoh di muka, menyerahkan
produk pesanan No. PK-501 kepada Yayasan BINA BANGSA. Harga pokok produk
tersebut Rp43.950.000,00. Jumlah ini dicatat dengan jurnal sebagai berikut.
Harga Pokok Penjualan………………………………..Rp43.950.000,00

- Persediaan Produk Jadi…………………. - Rp43.950.000,00

Seperti pada pembahasan sistem pencatatan perpetual yang telah kita
bahas sebelum ini, pos jurnal seperti di atas biasa dibuat bersamaan dengan
pencatatan hasil penjualan produk yang bersangkutan. Pada kartu harga
pokok pesanan No. PK-501, harga jual produk yang bersangkutan
Rp57.000.000,00. Misalkan jumlah tersebut dibayar dengan cek
Rp40.000.000,00, sisanya akan dibayar 10 hari kemudian. Hasil penjualan
produk tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut.
Kas……………………………………………………Rp40.000.000,00
Piutang Dagang…………………………….Rp17.000.000,00

- Penjualan…………………………………………………………….Rp57.000.000,00

23

RANGKUMAN

1) Biaya produksi yang dipakai dan yang dibebankan dalam pembuatan suatu
produk pesanan, dicatat dalam Kartu Harga Pokok produk pesanan yang
bersangkutan.

2) Biaya bahan langsung (bahan baku) yang dipakai dalam pembuatan setiap
jenis produk pesanan, dicatat debit akun Barang dalam Proses-Biaya Bahan
Baku dan kredit akun Persediaan Bahan Baku.

3) Biaya tenaga kerja langsung yang dipakai dalam pembuatan setiap jenis
produk pesanan, dicatat debit akun Barang dalam Proses - Biaya Tenaga
Kerja dan kredit akun Gaji dan Upah.

4) Biaya overhead pabrik yang dibebankan pada setiap jenis produk pesanan,
dicatat debit akun Barang dalam Proses - Biaya Overhead Pabrik dan kredit
akun Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan.

5) Biaya-biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi, dicatat debit akun
Biaya Overhead Pabrik yang Bersangkutan.

6) Biaya-biaya overhead pabrik yang menjadi beban suatu periode produksi,
dicatat debit akun Biaya Overhead Pabrik yang Sesungguhnya dan kredit
akun-akun biaya overhead pabrik yang bersangkutan.

7) Saldo akun Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan, pada akhir periode
produksi dipindahkan (ditutup) ke akun Biaya Overhead Pabrik yang
Sesungguhnya, dengan jurnal debit akun Biaya Overhead Pabrik yang
Dibebankan dan kredit akun Biaya Overhead Pabrik yang Sesungguhnya.

8) Selisih antara biaya overhead pabrik yang dibebankan dan biaya overhead
pabrik yang sesungguhnya, dipindahkan ke akun Selisih Biaya Overhead
Pabrik.

9) Akun Selisih Biaya Overhead Pabrik dalam laporan keuangan bulanan (laporan
interim), diinformasikan (disajikan) dalam neraca.

10) Saldo akun Selisih Biaya Overhead Pabrik pada akhir tahun yang disebabkan
peristiwa yang tidak berhubungan dengan efisiensi operasi, dialokasikan ke
akun akun Persediaan Produk dalam Proses, Persediaan Produk Jadi, dan
Harga Pokok Penjualan.

11) Saldo akun Selisih Biaya Overhead Pabrik pada akhir tahun yang disebabkan
operasi yang tidak efisiensi atau aktivitas produksi di atas atau di bawah
kapasitas normal, diperlakukan sebagai penambah atau pengurang akun
Harga Pokok Penjualan.

24

I. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas!

1) Data daftar gaji dan upah suatu perusahaan pada Juli 2019, sebagai berikut.
Jumlah gaji dan upah yang harus dibayar Rp62.000.000,00
Rekapitulasi gaji dan upah:

• Upah langsung Rp34.000.000,00
• Gaji karyawan bagian produksi Rp12.000.000,00
• Gaji karyawan bagian penjualan Rp8.800.000,00
• Gaji karyawan bagian administrasi dan umum Rp7.200.000,00

Berdasarkan data di atas, buat jurnal untuk mencatat:
a. utang gaji dan upah.
b. rekapitulasi (distribusi) gaji dan upah.
c. transaksi pembayaran gaji dan upah.

2) Data biaya produksi yang tercatat dalam kartu harga pokok suatu produk
pesananan antara lain biaya bahan baku Rp. 40.000.000, dan biaya tenaga
kerja Rp. 35.000.000. Produk pesanan yang bersangkutan selesai di proses.
Tarif biaya overhead pabrik yang dibebankan sebesar 75% dari pemakaian
biaya tenaga kerja langsung. Berdasarkan data biaya tersebut, tugas anda
adalah :
a. Menghitung harga pokok produk pesanan selesai
b. membuat jurnal untuk mencatat produk pesanan selesai.

3) Suatu perusahaan membebankan biaya overhead pabrik pada produk,
berdasarkan tarif 30% dari pemakaian biaya produk langsung. Data dari
biaya produksi suatu produk pesanan sebagai berikut :
Bahan Baku A-1, Jumlah harga Rp. 10.000.000
Bahan Baku A-2, Jumlah harga Rp. 6.000.000
Pemakaian biaya tenaga kerja langsung Rp. 12.000.000
Dari data biaya di atas, tugas anda adalah :
1. Menghitung biaya Overhead Pabrik yang dibebankan
2. Membuat jurnal untuk mencatat pemakaian biaya-biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik yang di bebankan.

25

1. Suatu perusahaan memproduksi produk atas dasar pesanan. Data biaya
produksi untuk periode Maret 2019, sebagai berikut.

• Biaya bahan baku Rp24.000.000,00
• Biaya tenaga kerja langsung Rp16.000.000,00
• Biaya overhead pabrik yang dibebankan 40% dari pemakaian biaya

produksi langsung.
Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya:

• Biaya bahan penolong………………………………………………………...Rp3.500.000,00
• Biaya tenaga kerja tak langsung……………………………………..Rp9.000.000,00
• Biaya depresiasi bangunan pabrik bulan Maret………….Rp750.000,00
• Biaya depresiasi mesin-mesin produksi bulan Maret Rp1.250.000,00
• Biaya asuransi pabrik yang jatuh tempo………………………Rp500.000,00
• Biaya pemeliharaan pabrik bulan Maret………………………..Rp600.000,00
• Biaya listrik pabrik……………………………………………………………….Rp880.000,00
• Jumlah………………………………………………………………………………………Rp16.840.000,00

Berdasarkan data di atas:
a. hitung biaya overhead pabrik yang dibebankan pada produk.
b. buat jurnal pembebanan biaya overhead pabrik.
c. buat jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya.
d. buat jurnal untuk menutup akun overhead pabrik yang dibebankan.
e. buat jurnal untuk mencatat selisih biaya overhead pabrik.

26

A. Pilihan Ganda
Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang tepat.

1) Pernyataan di bawah ini yang menunjukkan pencatatan biaya produksi
menurut metode harga pokok pesanan, kecuali....
A. biaya produksi suatu jenis produk dicatat pada kartu harga pokok
B. gaji dan upah bagian produksi dicatat debit akun Barang dalam Proses
C. harga pokok produk yang dihasilkan dicatat setelah produk selesai
diproses
D. biaya overhead pabrik yang dibebankan dicatat debit akun Barang dalam
Proses
E. depresiasi gedung pabrik dicatat debit akun Biaya Overhead Pabrik yang
Sesungguhnya

2) Salah satu kriteria barang (bahan) diperlakukan sebagai bahan langsung
menurut metode harga pokok pesanan adalah.....
A. pemakaiannya dalam jumlah yang relatif besar
B. jumlah pemakaiannya dapat ditentukan sebelum proses produksi
C. jumlah pemakaiannya menjadi bagian terbesar dari harga pokok produk
D. jumlah pemakaiannya dapat dibagikan sama rata pada produk yang dihasil
kan
E. jumlah pemakaiannya dapat diperhitungkan sebagai bagian dari harga
pokok produk

3) Biaya-biaya di bawah ini menurut metode harga pokok pesanan termasuk
biaya overhead pabrik, kecuali ....
A. biaya penerangan pabrik
B. gaji operator mesin produksi
C. biaya pengiriman barang ke luar
D. biaya depresiasi mesin produksi
E. pajak bumi dan bangunan pabrik

27

4) PT Mie andalan akan merekapitulasi daftar upah, jurnal yang harus dicatat
oleh PT Mie Andalan untuk rekapitulasi upah adalah...
A. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Gaji dan Upah
B. Barang dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja
Kas
C. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Utang Gaji dan Upah
D. Barang dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja
Gaji dan Upah
E. Barang dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja
Upah Langsung

5) Bapak Danang adalah seorang Manajer dan pengawas produksi di PT ABC,
pada saat memberikan gaji kepada Bapak Danang, jurnal apa yang harus
dicatat oleh PT ABC....
A) Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Gaji dan Upah
B. Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung
Utang Gaji dan Upah
C. Barang dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja
Gaji dan Upah
D. Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Utang Gaji dan Upah
E. Barang dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja
Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung

6) Daftar gaji dan upah suatu perusahaan pada Juli 2019, sebagai berikut.
Total gaji dan upah Rp57.000.000,00, termasuk PPh pasal 21 yang ditanggung
karyawan sebesar Rp460.000,00. Rekapitulasi daftar gaji dan upah sebagai
berikut.
Upah langsung Rp28.000.000,00
Gaji karyawan bagian produksi Rp12.000.000,00
Gaji karyawan bagian pemasaran Rp9.000.000,00
Gaji karyawan bagian administrasi dan umum Rp8.000.000,00
Dari data di atas, pernyataan yang menunjukkan catatan yang benar,
kecuali.....
A. akun Utang Gaji dan Upah debit Rp56.5400.000,00
B. akun Beban Gaji Bagian Pemasaran debit Rp9.000.000,00
C. akun Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan debit Rp12.000.000,00
D. akun Beban Gaji Bagian Administrasi dan Umum debit Rp8.000.000,00
E. akun Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja debit Rp28.000.000,00

28

7) Suatu perusahaan membebankan biaya overhead pabrik dengan tarif 40%
dari pemakaian biaya produksi langsung. Pada tanggal 31 Juli 2019, dalam
buku besar terdapat antara lain akun dengan saldo berikut.
Barang dalam Proses - Biaya Bahan Baku Rp45.000.000,00
Barang dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja Rp35.000.000,00
Biaya Overhead Pabrik yang Sesungguhnya Rp33.200.000,00
Dari data di atas, harga pokok produk yang dihasilkan pada Juli 2019 adalah…
A. Rp80.000.000,00
B. Rp94.000.000,00
C. Rp98.000.000,00
D. Rp112.000.000,00
E. Rp113.200.000,00

8) Bagian jurnal suatu perusahaan menerima bukti memorial pembebanan biaya
overhead pabrik dan kartu harga pokok pesanan No. P-011 yang telah selesai
diproses. Data biaya produksi menurut kartu harga pokok sebagai berikut.
Biaya bahan baku Rp8.000.000,00
Biaya tenaga kerja Rp6.000.000,00
Biaya overhead pabrik Rp4.500.000,00
Sehubungan dengan data di atas, catatan yang dibuat bagian jurnal di bawah
ini benar, kecuali.....
A. akun Persediaan Produk Jadi didebit Rp18.500.000,00
B. akun Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya didebit Rp4.500.000,00
C. akun Barang dalam Proses - Biaya Bahan Baku dikredit Rp8.000.000,00
D. akun Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja dikredit Rp6.000.000,00
E. akun Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik dikredit Rp4.500.000,00

9) Suatu perusahaan membebankan biaya overhead pabrik dengan tarif 30%
dari pemakaian biaya produksi langsung. Kartu harga pokok pesanan No. P-
115, menunjukkan data berikut.
Jumlah satuan produk 50 unit.
Harga kontrak Rp36.800.000,00
Biaya bahan baku Rp15.000.000,00
Biaya tenaga kerja langsung Rp6.000.000,00
Laba bruto dari penjualan produk pesanan No. P-115 adalah....
A. Rp36.800.000,00
B. Rp15.800.000,00
C. Rp14.000.000,00
D. Rp11.300.000,00
E. Rp 9.500.000,00

29

10) Usaha persekutuan "MANDIRI" memproduksi lebih dari satu jenis produk.

Biaya overhead pabrik dibebankan berdasarkan tarif 35% dari pemakaian

biaya produksi langsung. Produk pesanan No. M-010 selesai dan diserahkan

kepada pemesan dengan pembayaran dalam 10 hari setelah tanggal faktur.

Data kartu harga pokok pesanan tersebut antara lain.

Biaya bahan baku Rp12.500.000,00

Biaya tenaga kerja langsung Rp7.500.000,00

Apabila perusahaan memperhitungkan laba bruto 30% dari harga pokok

produk, jumal untuk mencatat hasil penjualan produk dari data di atas

adalah....

A. Piutang Dagang………………………….. Rp26.000.000,00

Penjualan……………………………… Rp26.000.000,00

B. Penjualan……………………………………… Rp35.100.000,00

Persediaan Produk Jadi….. Rp35.100.000,00

C. Piutang Dagang………………………….. Rp29.412.500,00

Penjualan……………………………… Rp29.412.500,00

Ď. Piutang Dagang…………………………. Rp35.100.000,00

Penjualan……………………………… Rp35.100.000,00

E. Piutang Dagang............................... Rp. 29.412.500,00

Persediaan Produk Jadi….. Rp29.412.500,00

30

DAFTAR
PUSTAKA

1. Gie, 2020. Mengetahui Secara Lengkap Harga Pokok Pesanan. Web accurated id.
https://accurate.id/akuntansi/harga-pokok-pesanan/ diakses pada tanggal 21
September 2021
2. Jurnal Id, 2018. Metode Penetapan Harga Pokok Pesanan & Pencatatan
Akuntansinya. Web https://www.jurnal.id/id/blog/2018-metode-penetapan-harga-
pokok-pesanan-pencatatan-akuntansinya/ diakses pada tanggal 21 September 2021
3. Somantri, Hendi. 2017. Akuntansi Perusahaan Manufaktur untuk SMK/MAK Kelas XII.
Bandung. Penerbit Armico.

31


Click to View FlipBook Version