DINAS SOSIAL KABUPATEN LAHAT-PROVINSI SUMATERA SELATAN PEMBAHASAN RENCANA PENYULUHAN SOSIAL INDIVIDU & KELUARGA, DI DAERAH RAWAN SOSIAL SEBAGAI PEMBAHAS ( AK: 0,195 ) Total AK : 0,195 x 16 = 3,120 Kode : II.A.5.b OLEH : SAIFUDIN, SE. PENYULUH SOSIAL MADYA (TMT : 01-09-2020) BULAN : JANUARI-DESEMBER 2022
Laporan : 1 II. PENYULUHAN SOSIAL (UNSUR UTAMA) A. Persiapan (Sub Unsur) Nama : SAIFUDIN, SE. Jabatan : Penyuluh Sosial Madya Satker : Dinas Sosial Kabupaten Lahat Prov. Sumsel Butir Kegiatan : Pembahasan Rencana Penyuluhan Sosial Individu & Keluarga, Daerah Rawan Sosial, sebagai pembahas Kode : II.A.5.b Angka Kredit : 0,195 Satuan Hasil : Laporan Bulan : Januari 2022 Topik 21 : ANAK DIPAKSA BEKERJA (TIDAK ATAS KEMAUANNYA) A. Latar Belakang Rencana penyuluhan sosial disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan penyuluhan sosial, sebelum rencana tersebut menjadi acuan pelaksanaan penyuluhan sosial rencana penyuluhan dibahas dalam sebuah forum pembahasan. Pembahsan kali ini dengan rencana penyuluhan pada topik 21 yaitu anak dipaksa bekerja (tidak atas kemauannya). Diharapkan hasil pembahasannya akan memberikan arah sehingga topik yang dibahas memiliki bobot isi materi yang akan disuluhkan pada saat yang telah direncanakan. Anak dipaksa bekerja (tidak atas kemauannya) menjadi permasalahan sosial yang perlu mendapatkan perhatian agar permasalahan sosial tersebut tidak dibiarkan berlarut-larut, namun demikian masyarakat harus semakin mampu peduli dan memberikan kesempatan dan hak yang sama. Dengan demikian masalah sosial bisa dipahami dan diharapkan memberikan bukti bahwa manfaat penyuluhan sosial dalam rangka pencegahan timbulnya masalah sosial menciptakan anggapan yang tidak layak/tidak patut diperlakukan dan mewujudkan masyarakat agar memahami ketidakmampuan dalam melaksanakan kehidupan, anak dipaksa bekerja seperti pada topik 21 ini, oleh karena dibutuhkan forum pembahasan rencana penyuluhan sosial. B. Maksud dan Tujuan Maksud pembahasan rencana penyuluhan sosial adalah untuk memberikan kualitas materi penyuluhan yang akan disuluhkan. Tujuan agar pembahasan rencana penyuluhan sosial agar penyaji, pembahas dan peserta mampu mengkolaborasikan sesuai dengan materi dan tugas yang diembannya. C. Poin-point Tanggap Yang Disampaikan 1) Rencana penyuluhan sosial tentang Anak dipaksa bekerja (tidak atas kemauannya). Topik ini diberikan dalam rangka adanya tindakan pemberian perlindungan kepada anak, usia anak yang masih sangat membutuhkan pengasuhan, pendampingan dan perlindungan termasuk pada anak menjadi korban sehingga berakibat pada memaksakan bekerja. 2) Sasaran penyuluhan dibatasi karena ditujukan kepada individu, kepada orang tertentu dalam rangka pencegahan tidak terjadinya usia anak yang dipaksa bekerja, tidak dipedulikan oleh lingkungannya. Individu yang menjadi sasaran penyuluhan, terutama keluarga dan pemaksaan terhadap anak. 3) Menggunakan 5W akan tertib, lengkap dan jelas susunan program penyuluhan sosial. Sedang KIME adalah isi kandungan penyuluhan yang memuat komunikasi apa yang disampaikan, informasi apa yang disampaikan, apakah bisa menjadi sebuah motivasi dan edukasi. D. Proses Pembahasan Dalam pembahasan rencana penyuluhan sosial melalui proses sebagai berikut : 1. Setelah mendengarkan penyajian tentang rencana penyuluhan sosial pada topik 21 , selanjutnya materi akan menjadi bahan pembahasan. 2. Mengisi daftar hadir.
3. Pembahas akan menyampaikan tentang : a. Sistematikan penyusunan rencana penyuluhan sosial. b. Kaidah dan ketentuan : 5W, 1G,1H, 2M dan 1i yang harus diterapkan. c. Adanya kolerasi materi dengan topik materi. 4. Selanjutnya pembahas akan memberi kesempatan kepada peserta untuk memberikan komentar dalam forum pembahasannya. E. Pertanyaan dan Tanggapan P : Mengapa rencana penyuluhan memilih topik Anak dipaksa bekerja (tidak atas kemauannya)? J : Topik ini dipilih karena banyak masyarakat/individu terutama sebagai keluarga/masyarakat belum semuanya mengetahui bahwa anak itu memiliki hak termasuk hak perlindungan sosial Anak dipaksa bekerja (tidak atas kemauannya). P : Apakah dipandang perlu/dibutuhkan topik tersebut disuluhkan? J : Sebagai upaya pencegahan, karena di Kabupaten Lahat telah terjadi sehingga topik ini menjadi perlu disampaikan. F. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan : Bahwa setiap anak memiliki hak, Anak dipaksa bekerja (tidak atas kemauannya) harus mendapatkan tempat yang sama seperti lainnya dan layak sehingga ada perkembangannya tidak mengarah pada aktivitas yang salah dan tidak menjadi korban pemaksaan bekerja. Oleh karena penyuluhan sosial topik ini harus sering dilakukan. Pembahasan rencana penyuluhan sosial penting agar memberikan perencanaan penyuluhan sosial terhadap masalah sosial anak bisa termonitor dan segera diatasi. Saran : Pembahasan rencana penyuluhan sebaiknya selalu diadakan dan kualitas materi atau topik penyuluhan yang sesuai dengan kondisi kebutuhan lapangan/masyarakat. G. Lampiran Materi yang disajikan Memaksa anak untuk bekerja yang tidak sesuai kemauannya apakah ini menjadi tranding keturunan dari orang tuanya atau ada bentuk atau sikap gengsi dan jaga imit. Tentu berbeda orang/keluarga akan berbeda yang menjadi dasar kejadian ini. Apakah dengan memaksa anak untuk bekerja itu merupakan pengasuhan dan pendidikan yang benar dan baik? Tentunya pengasuhan ada tahapannya sejak dari anak dalam kandungan hingga usia anak 18 tahun. Jika ini dipaksakan bagi anak kemana jaminan untuk melindungi anak dan hak-hak anak sesuai dengan anak yang sedang tumbuh kembang menuju dewasa. Anak berhak memperoleh pendidikan sehingga ada pengembangan terhadap pribadinya dan kecerdasan akan sesuai dengan minat dan bakatnya. Oleh karena anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari : a. penyalahgunaan dalam kegiatan politik. Usia anak belum layak dan belum saatnya ikut dalam kegiatan politik apa lagi kegiatan ini paksaan dari orang tuanya. b. pelibatan dalam sengketa bersenjata. c. pelibatan dalam kerusuhan sosial. Tidak boleh membawa anak-anak dalam kerusuhan sosial usia anak tidak boleh dipertunjukan pada kerusuhan atau kekerasan ini berdampak pada psikologi anak. d. pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan. Unsur yang mengandung kekerasan juga sama tidak boleh diperkenalkan kepada anak. e. pelibatan dalam peperangan. f. kejahatan seksual. Disinilah perlu menjadi perhatian khusus dari setiap orang tua dan keluarga yang masih ada usia anak. Kebebasan dan pembiaran oleh orang tua dan keluarga kepada anak dengan aktivitas menggunakan HP dengan menonton dan waktu habis dengan HPnya. Tanpa disadari dan tanpa diawasi oleh kedua orang tua dan keluarga menu-menu yang ada pada HP akan tertonton termasuk memunculkan kejatanan seksual. Lahat, Januari 2022 (pukul 08.00 – 12.00) Penyuluh Sosial Madya, SAIFUDIN, SE. NIP. 196507141989031008
Laporan : 2 II. PENYULUHAN SOSIAL (UNSUR UTAMA) A. Persiapan (Sub Unsur) Nama : SAIFUDIN, SE. Jabatan : Penyuluh Sosial Madya Satker : Dinas Sosial Kabupaten Lahat Prov. Sumsel Butir Kegiatan : Pembahasan Rencana Penyuluhan Sosial Individu & Keluarga, Daerah Rawan Sosial, sebagai pembahas Kode : II.A.5.b Angka Kredit : 0,195 Satuan Hasil : Laporan Bulan : Januari 2022 Topik 22 : ANAK BERUSIA 6 TAHUN SAMPAI DENGAN 18 TAHUN YANG MEMERLUKAN PERLINDUNGAN KHUSUS A. Latar Belakang Rencana penyuluhan sosial disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan penyuluhan sosial, sebelum rencana tersebut menjadi acuan pelaksanaan penyuluhan sosial rencana penyuluhan dibahas dalam sebuah forum pembahasan. Pembahsan kali ini dengan rencana penyuluhan pada topik 22 yaitu anak berusia 6 tahun sampai dengan 18 tahun yang memerlukan perlindungan khusus. Diharapkan hasil pembahasannya akan memberikan arah sehingga topik yang dibahas memiliki bobot isi materi yang akan disuluhkan pada saat yang telah direncanakan. Anak berusia 6 tahun sampai dengan 18 tahun yang memerlukan perlindungan khusus menjadi permasalahan sosial yang perlu mendapatkan perhatian agar permasalahan sosial tersebut tidak dibiarkan berlarut-larut, namun demikian masyarakat harus semakin mampu peduli dan memberikan kesempatan dan hak yang sama. Dengan demikian masalah sosial bisa dipahami dan diharapkan memberikan bukti bahwa manfaat penyuluhan sosial dalam rangka pencegahan timbulnya masalah sosial menciptakan anggapan yang tidak layak/tidak patut diperlakukan dan mewujudkan masyarakat agar memahami ketidakmampuan dalam melaksanakan kehidupan seperti pada topik 22 ini, oleh karena dibutuhkan forum pembahasan rencana penyuluhan sosial. B. Maksud dan Tujuan Maksud pembahasan rencana penyuluhan sosial adalah untuk memberikan kualitas materi penyuluhan yang akan disuluhkan. Tujuan agar pembahasan rencana penyuluhan sosial agar penyaji, pembahas dan peserta mampu mengkolaborasikan sesuai dengan materi dan tugas yang diembannya. C. Poin-point Tanggap Yang Disampaikan 1) Rencana penyuluhan sosial tentang anak berusia 6 tahun sampai dengan 18 tahun yang memerlukan perlindungan khusus. Topik ini diberikan dalam rangka adanya tindakan pemberian perlindungan kepada anak, usia anak yang masih sangat membutuhkan pengasuhan, pendampingan dan perlindungan termasuk pada anak yang memerlukan perlindungan khusus. 2) Sasaran penyuluhan dibatasi karena ditujukan kepada individu, kepada orang tertentu dalam rangka pencegahan penyalahgunaan anak-anak untuk dipaksa yang belum saatnya untuk bekerja, tidak dipedulikan oleh lingkungannya. Individu yang menjadi sasaran penyuluhan, terutama keluarga yang keberadaan anaknya dalam posisi bermasalah sosial. 3) Menggunakan 5W akan tertib, lengkap dan jelas susunan program penyuluhan sosial. Sedang KIME adalah isi kandungan penyuluhan yang memuat komunikasi apa yang disampaikan, informasi apa yang disampaikan, apakah bisa menjadi sebuah motivasi dan edukasi.
D. Proses Pembahasan Dalam pembahasan rencana penyuluhan sosial melalui proses sebagai berikut : 1. Setelah mendengarkan penyajian tentang rencana penyuluhan sosial pada topik 22 , selanjutnya materi akan menjadi bahan pembahasan. 2. Mengisi daftar hadir. 3. Pembahas akan menyampaikan tentang : a. Sistematikan penyusunan rencana penyuluhan sosial. b. Kaidah dan ketentuan : 5W, 1G,1H, 2M dan 1i yang harus diterapkan. c. Adanya kolerasi materi dengan topik materi. 4. Selanjutnya pembahas akan memberi kesempatan kepada peserta untuk memberikan komentar dalam forum pembahasannya. E. Pertanyaan dan Tanggapan P : Mengapa rencana penyuluhan memilih topik anak berusia 6 tahun sampai dengan 18 tahun yang memerlukan perlindungan khusus?. J : Topik ini dipilih karena banyak masyarakat/individu terutama sebagai keluarga/masyarakat belum semuanya mengetahui bahwa anak itu memiliki hak termasuk hak perlindungan sosial dan anak berusia 6 tahun sampai dengan 18 tahun yang memerlukan perlindungan khusus. P : Apakah dipandang perlu/dibutuhkan topik tersebut disuluhkan? J : Sebagai upaya pencegahan, karena di Kabupaten Lahat telah terjadi sehingga topik ini menjadi perlu disampaikan. F. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan : Bahwa setiap anak memiliki hak, anak berusia 6 tahun sampai dengan 18 tahun yang memerlukan perlindungan khusus harus mendapatkan tempat yang sama seperti lainnya dan layak sehingga ada perkembangannya tidak mengarah pada aktivitas yang salah dan tidak menjadi korban kembali. Oleh karena penyuluhan sosial topik ini harus sering dilakukan. Pembahasan rencana penyuluhan sosial penting agar memberikan perencanaan penyuluhan sosial terhadap masalah sosial anak bisa termonitor dan segera diatasi. Saran : Pembahasan rencana penyuluhan sebaiknya selalu diadakan dan kualitas materi atau topik penyuluhan yang sesuai dengan kondisi kebutuhan lapangan/masyarakat. G. Lampiran Materi yang disajikan Mengapa ada perlindungan khusussiapa yang diberikan perlindungan khusus?. Perlindungan khusus diberikan kepada anak berusia 6 tahun sampai dengan 18 tahun. Anak yang akan mendapatkan perlindungan khusus adalah anak sebagai berikut: a. Anak dalam situasi darurat; b. Anak yang berhadapan dengan hukum; c. Anak dari kelompok minoritas dan terisolasi; d. Anak yang dieksplotasi secara ekonomi dan/atau seksual; e. Anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkoba; f. Anak yang menjadi korban pornografi; g. Anak dengan HIV/AIDS; h. Anak korban penculikan, penjualan, dan/atau perdagangan; i. Anak korban kekerasan fisik dan/atau psikis; j. Anak korban kejahatan seksual; k. Anak korban jaringan terrorisme; l. Anak Penyandang Disabilitas; m. Anak korban perlakuan salah dan penelantaran; n. Anak dengan perilaku sosial menyimpang; dan o. Anak yang menjadi korban stigmatisasi dari pelabelan terkait dengan kondisi orang tuanya. Upaya yang diberikan kepada anak yang memerlukan perlindungan khusus :
a. Penanganan yang cepat, termasuk pengobatan dan/atau rehabilitasi secara fisik, psikis, dan sosial, serta pencegahan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya; b. Pendampingan psikososial pada saat pengobatan sampai pemulihan; c. Pemberian bantuan sosial bagi anak yang berasal dari keluarga tidak mampu; d. Pemberian perlindungan dan pendampingan pada setiap proses peradilan. Sedangkan anak dalam situasi darurat terdiri atas : a. Anak yang menjadi pengungsi; b. Anak korban kerusuhan; c. Anak korban bencana alam; dan d. Anak dalam situasi konflik bersenjata. Lahat, Januari 2022 (pukul 08.00 – 12.00) Penyuluh Sosial Madya, SAIFUDIN, SE. NIP. 196507141989031008
Laporan : 3 II. PENYULUHAN SOSIAL (UNSUR UTAMA) A. Persiapan (Sub Unsur) Nama : SAIFUDIN, SE. Jabatan : Penyuluh Sosial Madya Satker : Dinas Sosial Kabupaten Lahat Prov. Sumsel Butir Kegiatan : Pembahasan Rencana Penyuluhan Sosial Individu & Keluarga, Daerah Rawan Sosial, sebagai pembahas Kode : II.A.5.b Angka Kredit : 0,195 Satuan Hasil : Laporan Bulan : Januari 2022 Topik 23 : ANAK DALAM SITUASI DARURAT DAN BERADA DALAM LINGKUNGAN YANG BURUK/DISKRIMINASI YANG MEMERLUKAN PERLINDUNGAN KHUSUS A. Latar Belakang Rencana penyuluhan sosial disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan penyuluhan sosial, sebelum rencana tersebut menjadi acuan pelaksanaan penyuluhan sosial rencana penyuluhan dibahas dalam sebuah forum pembahasan. Pembahsan kali ini dengan rencana penyuluhan pada topik 23 yaitu anak dalam situasi darurat dan berada dalam lingkungan yang buruk/diskriminasi yang memerlukan perlindungan khusus . Diharapkan hasil pembahasannya akan memberikan arah sehingga topik yang dibahas memiliki bobot isi materi yang akan disuluhkan pada saat yang telah direncanakan. Anak dalam situasi darurat dan berada dalam lingkungan yang buruk/diskriminasi yang memerlukan perlindungan khusus menjadi permasalahan sosial yang perlu mendapatkan perhatian agar permasalahan sosial tersebut tidak dibiarkan berlarut-larut, namun demikian masyarakat harus semakin mampu peduli dan memberikan kesempatan dan hak yang sama. Dengan demikian masalah sosial bisa dipahami dan diharapkan memberikan bukti bahwa manfaat penyuluhan sosial dalam rangka pencegahan timbulnya masalah sosial menciptakan anggapan yang tidak layak/tidak patut diperlakukan dan mewujudkan masyarakat agar memahami ketidakmampuan dalam memembantu seperti pada topik 23 ini, oleh karena dibutuhkan forum pembahasan rencana penyuluhan sosial. B. Maksud dan Tujuan Maksud pembahasan rencana penyuluhan sosial adalah untuk memberikan kualitas materi penyuluhan yang akan disuluhkan. Tujuan agar pembahasan rencana penyuluhan sosial agar penyaji, pembahas dan peserta mampu mengkolaborasikan sesuai dengan materi dan tugas yang diembannya. C. Poin-point Tanggap Yang Disampaikan 1) Rencana penyuluhan sosial tentang anak dalam situasi darurat dan berada dalam lingkungan yang buruk/diskriminasi yang memerlukan perlindungan khusus. Topik ini diberikan dalam rangka adanya tindakan pemberian perlindungan kepada anak, usia anak yang masih sangat membutuhkan pengasuhan, pendampingan dan perlindungan termasuk pada anak yang memerlukan perlindungan khusus. 2) Sasaran penyuluhan dibatasi karena ditujukan kepada individu, kepada orang tertentu dalam rangka pencegahan penyalahgunaan anak-anak untuk dipaksa yang belum saatnya untuk bekerja, tidak dipedulikan oleh lingkungannya. Individu yang menjadi sasaran penyuluhan, terutama keluarga yang keberadaan anaknya dalam posisi bermasalah sosial. 3) Menggunakan 5W akan tertib, lengkap dan jelas susunan program penyuluhan sosial. Sedang KIME adalah isi kandungan penyuluhan yang memuat komunikasi apa yang disampaikan, informasi apa yang disampaikan, apakah bisa menjadi sebuah motivasi dan edukasi. D. Proses Pembahasan Dalam pembahasan rencana penyuluhan sosial melalui proses sebagai berikut : 1. Setelah mendengarkan penyajian tentang rencana penyuluhan sosial pada topik 23, selanjutnya materi akan menjadi bahan pembahasan.
2. Mengisi daftar hadir. 3. Pembahas akan menyampaikan tentang : a. Sistematikan penyusunan rencana penyuluhan sosial. b. Kaidah dan ketentuan : 5W, 1G,1H, 2M dan 1i yang harus diterapkan. c. Adanya kolerasi materi dengan topik materi. 4. Selanjutnya pembahas akan memberi kesempatan kepada peserta untuk memberikan komentar dalam forum pembahasannya. E. Pertanyaan dan Tanggapan P : Mengapa rencana penyuluhan memilih topik anak dalam situasi darurat dan berada dalam lingkungan yang buruk/diskriminasi yang memerlukan perlindungan khusus? J : Topik ini dipilih karena banyak masyarakat/individu terutama sebagai keluarga/masyarakat belum semuanya mengetahui bahwa anak itu memiliki hak termasuk hak perlindungan sosial dan anak dalam situasi darurat dan berada dalam lingkungan yang buruk/diskriminasi yang memerlukan perlindungan khusus. P : Apakah dipandang perlu/dibutuhkan topik tersebut disuluhkan? J : Sebagai upaya pencegahan, karena di Kabupaten Lahat telah terjadi sehingga topik ini menjadi perlu disampaikan. F. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan : Bahwa setiap anak memiliki hak, anak dalam situasi darurat dan berada dalam lingkungan yang buruk/diskriminasi yang memerlukan perlindungan khusus harus mendapatkan tempat yang sama seperti lainnya dan layak sehingga ada perkembangannya tidak mengarah pada aktivitas yang salah dan tidak menjadi korban kembali. Oleh karena penyuluhan sosial topik ini harus sering dilakukan. Pembahasan rencana penyuluhan sosial penting agar memberikan perencanaan penyuluhan sosial terhadap masalah sosial anak bisa termonitor dan segera diatasi. Saran : Pembahasan rencana penyuluhan sebaiknya selalu diadakan dan kualitas materi atau topik penyuluhan yang sesuai dengan kondisi kebutuhan lapangan/masyarakat. G. Lampiran Materi yang disajikan Anak dalam situasi darurat dan berada dalam lingkungan yang buruk atau diskriminasi yang memerlukan perlindungan khusus karena : a. Anak yang menjadi pengungsi; b. Anak korban kerusuhan; c. Anak korban bencana alam; dan d. Anak dalam situasi konflik bersenjata. Akibat terjadinya konflik sosial bencana alam dan lain sebagainya yang berakibat adanya tindakan pengungsian korban bisa akan terpencar atau tetap bersama keluarganya namun kegundahan dan kecemasan pasti dirasakannya dan khawatir konflik atau bencana akan terjadi lagi. Dari kondisi tersebut korban diantaranya adalah anak-anak. Anak-anak yang masih labil trauma bisa berkibat pada kejiwaannya di masa mendatang ini berbahaya bagi masa depan anak. Oleh karenanya penanganan dan memberikan perlindungan secara khusus. Kehususan ini diperlakukan kepada anak karena agar segera dan tidak terjadi trauma. Terlambat dalam penangana khusus ini akan berakibat pada masalah sosial anak yang berkepanjangan. Jika ada terjadi demo atau kerusuhan yang dalam kerusuhan atau demo tersebut ada sejumlah anak sebaiknya di jauhkan atau dievakuasi agar anak tidak ikut menikmati dan menjadi korbannya. Kecepatan dalam bertindak penangannnya adalah darurat harus dilakukan. Kita semua tidak akan mengetahui sebelumnya bahkan antisipasipun tidak disiapkan padahal kemungkinankemungkinan bisa terjadi yaitu bencana alam. Sama halnya dengan 2 masalah diatas perlindungan khusus pada saat pasca bencana segera ditangani secara khusus memberikan perlindungan pencegahan trauma dengan menghibur bermain membina dan bantuan-bantuan sosial lainnya bagi kebutuhan anak. Yang terkahir adalah perlindungan khusus kepada anak jika terjadi konflik bersenjata. Lahat, Januari 2022 (pukul 08.00 – 12.00) Penyuluh Sosial Madya, SAIFUDIN, SE. NIP. 196507141989031008
Laporan : 4 II. PENYULUHAN SOSIAL (UNSUR UTAMA) A. Persiapan (Sub Unsur) Nama : SAIFUDIN, SE. Jabatan : Penyuluh Sosial Madya Satker : Dinas Sosial Kabupaten Lahat Prov. Sumsel Butir Kegiatan : Pembahasan Rencana Penyuluhan Sosial Individu & Keluarga, Daerah Rawan Sosial, sebagai pembahas Kode : II.A.5.b Angka Kredit : 0,195 Satuan Hasil : Laporan Bulan : Februari 2022 Topik 24 : ANAK KORBAN PERDAGANGAN ORANG YANG MEMERLUKAN PERLINDUNGAN KHUSUS A. Latar Belakang Rencana penyuluhan sosial disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan penyuluhan sosial, sebelum rencana tersebut menjadi acuan pelaksanaan penyuluhan sosial rencana penyuluhan dibahas dalam sebuah forum pembahasan. Pembahsan kali ini dengan rencana penyuluhan pada topik 24 yaitu anak korban perdagangan orang yang memerlukan perlindungan khusus. Diharapkan hasil pembahasannya akan memberikan arah sehingga topik yang dibahas memiliki bobot isi materi yang akan disuluhkan pada saat yang telah direncanakan. Anak korban perdagangan orang yang memerlukan perlindungan khusus menjadi permasalahan sosial yang perlu mendapatkan perhatian agar permasalahan sosial tersebut tidak dibiarkan berlarut-larut, namun demikian masyarakat harus semakin mampu peduli dan memberikan kesempatan dan hak yang sama. Dengan demikian masalah sosial bisa dipahami dan diharapkan memberikan bukti bahwa manfaat penyuluhan sosial dalam rangka pencegahan timbulnya masalah sosial menciptakan anggapan yang tidak layak/tidak patut diperlakukan dan mewujudkan masyarakat agar memahami ketidakmampuan dalam memembantu seperti pada topik 24 ini, oleh karena dibutuhkan forum pembahasan rencana penyuluhan sosial. B. Maksud dan Tujuan Maksud pembahasan rencana penyuluhan sosial adalah untuk memberikan kualitas materi penyuluhan yang akan disuluhkan. Tujuan agar pembahasan rencana penyuluhan sosial agar penyaji, pembahas dan peserta mampu mengkolaborasikan sesuai dengan materi dan tugas yang diembannya. C. Poin-point Tanggap Yang Disampaikan 1) Rencana penyuluhan sosial tentang anak korban perdagangan orang yang memerlukan perlindungan khusus. Topik ini diberikan dalam rangka adanya tindakan pemberian perlindungan kepada anak, usia anak yang masih sangat membutuhkan pengasuhan, pendampingan dan perlindungan termasuk pada anak yang memerlukan perlindungan khusus. 2) Sasaran penyuluhan dibatasi karena ditujukan kepada individu, kepada orang tertentu dalam rangka pencegahan penyalahgunaan anak-anak yang menjadi korban perdagangan orang, tidak dipedulikan oleh lingkungannya. Individu yang menjadi sasaran penyuluhan, terutama keluarga yang keberadaan anaknya dalam posisi bermasalah sosial. 3) Menggunakan 5W akan tertib, lengkap dan jelas susunan program penyuluhan sosial. Sedang KIME adalah isi kandungan penyuluhan yang memuat komunikasi apa yang disampaikan, informasi apa yang disampaikan, apakah bisa menjadi sebuah motivasi dan edukasi. D. Proses Pembahasan Dalam pembahasan rencana penyuluhan sosial melalui proses sebagai berikut : 1. Setelah mendengarkan penyajian tentang rencana penyuluhan sosial pada topik 24, selanjutnya materi akan menjadi bahan pembahasan.
2. Mengisi daftar hadir. 3. Pembahas akan menyampaikan tentang : a. Sistematikan penyusunan rencana penyuluhan sosial. b. Kaidah dan ketentuan : 5W, 1G,1H, 2M dan 1i yang harus diterapkan. c. Adanya kolerasi materi dengan topik materi. 4. Selanjutnya pembahas akan memberi kesempatan kepada peserta untuk memberikan komentar dalam forum pembahasannya. E. Pertanyaan dan Tanggapan P : Mengapa rencana penyuluhan memilih topik anak korban perdagangan orang yang memerlukan perlindungan khusus? J : Topik ini dipilih karena banyak masyarakat/individu terutama sebagai keluarga/masyarakat belum semuanya mengetahui bahwa anak itu memiliki hak termasuk hak perlindungan sosial dan anak korban perdagangan orang yang memerlukan perlindungan khusus. P : Apakah dipandang perlu/dibutuhkan topik tersebut disuluhkan? J : Sebagai upaya pencegahan, karena di Kabupaten Lahat telah terjadi sehingga topik ini menjadi perlu disampaikan. F. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan : Bahwa setiap anak memiliki hak, anak korban perdagangan orang yang memerlukan perlindungan khusus harus mendapatkan tempat yang sama seperti lainnya dan layak sehingga ada perkembangannya tidak mengarah pada aktivitas yang salah dan tidak menjadi korban kembali. Oleh karena penyuluhan sosial topik ini harus sering dilakukan. Pembahasan rencana penyuluhan sosial penting agar memberikan perencanaan penyuluhan sosial terhadap masalah sosial anak bisa termonitor dan segera diatasi. Saran : Pembahasan rencana penyuluhan sebaiknya selalu diadakan dan kualitas materi atau topik penyuluhan yang sesuai dengan kondisi kebutuhan lapangan/masyarakat. G. Lampiran Materi yang disajikan Perdagangan orang adalah tindakan perekrutan pengangkutan penampungan pengiriman atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan penggunaan kekerasan penculikan penyekapan pemalsuan penipuan penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar negara untuk tujuan eksplotasi atau mengakibatkan orang tereksplotasi. Diawali dari tindakan perekrutan dengan proses yang bermacam-macam syarat hingga ada pemaksaan dengan cara tindakan kekerasan mengalami cara penculikan dan penyekapan. Cara –cara yang terlarang untuk tujuan positif janjinya akan tetapi kenyataannya adalah memperdagangkan orang sehingga akan melakukan eksplotasi orang yang menjadi dagangannya. Orang yang menjadi korban perdagangan mereka akan mengalami penderitaan secara psikis mental akan terganggu fisik tersakiti adanya perbuatan seksual sehingga ekonomi akan terganggu. Oleh karena perdagangan orangan dengan tujuan menguntungkan oknum dengan cara mengeksplotasi secara habis-habisan. Karena tindakan dengan atau tanpa persetujuan korban yang meliputi tetapi tidak terbatas pada pelacuran kerja atau pelayanan paksa perbudakan atau praktik serupa perbudakan penindasan pemerasan pemanfaatan fisik seksual organ reproduksi atau secara melawan hukum memindahkan atau mentransplantasi organ danatau jaringan tubuh atau manfaatkan tenaga atau kemampuan seseorang oleh pihak lain untuk mendapatkan keuntungan baik materiil maupun inmaterial. Kita tidak menginginkan ada lagi perekrutan anak dengan cara mengajak mengumpulkan membawa atau memisahkan seseorang dari keluarga atau komunitasnya. Kepada orang-orang yang selalu berfikir untuk menjadi actor maupun pendukung perdagangan orang untuk sadar karena perbuatannya telah melanggar UU yang ada dan menempatkan anak pada tempat yang salah sehingga menjadi korban tindak perdagangan orang. Lahat, Februari 2022 (pukul 08.00 – 12.00) Penyuluh Sosial Madya, SAIFUDIN, SE. NIP. 196507141989031008
Laporan : 5 II. PENYULUHAN SOSIAL (UNSUR UTAMA) A. Persiapan (Sub Unsur) Nama : SAIFUDIN, SE. Jabatan : Penyuluh Sosial Madya Satker : Dinas Sosial Kabupaten Lahat Prov. Sumsel Butir Kegiatan : Pembahasan Rencana Penyuluhan Sosial Individu & Keluarga, Daerah Rawan Sosial, sebagai pembahas Kode : II.A.5.b Angka Kredit : 0,195 Satuan Hasil : Laporan Bulan : Februari 2022 Topik 25 : ANAK KORBAN KEKERASAN, BAIK FISIK DAN/ATAU MENTAL DAN SEKSUAL YANG MEMERLUKAN PERLINDUNGAN KHUSUS A. Latar Belakang Rencana penyuluhan sosial disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan penyuluhan sosial, sebelum rencana tersebut menjadi acuan pelaksanaan penyuluhan sosial rencana penyuluhan dibahas dalam sebuah forum pembahasan. Pembahsan kali ini dengan rencana penyuluhan pada topik 25 yaitu anak korban kekerasan, baik fisik dan/atau mental dan seksual yang memerlukan perlindungan khusus . Diharapkan hasil pembahasannya akan memberikan arah sehingga topik yang dibahas memiliki bobot isi materi yang akan disuluhkan pada saat yang telah direncanakan. Anak korban kekerasan, baik fisik dan/atau mental dan seksual yang memerlukan perlindungan khusus menjadi permasalahan sosial yang perlu mendapatkan perhatian agar permasalahan sosial tersebut tidak dibiarkan berlarut-larut, namun demikian masyarakat harus semakin mampu peduli dan memberikan kesempatan dan hak yang sama. Dengan demikian masalah sosial bisa dipahami dan diharapkan memberikan bukti bahwa manfaat penyuluhan sosial dalam rangka pencegahan timbulnya masalah sosial menciptakan anggapan yang tidak layak/tidak patut diperlakukan dan mewujudkan masyarakat agar memahami ketidakmampuan dalam memembantu seperti pada topik 25 ini, oleh karena dibutuhkan forum pembahasan rencana penyuluhan sosial. B. Maksud dan Tujuan Maksud pembahasan rencana penyuluhan sosial adalah untuk memberikan kualitas materi penyuluhan yang akan disuluhkan. Tujuan agar pembahasan rencana penyuluhan sosial agar penyaji, pembahas dan peserta mampu mengkolaborasikan sesuai dengan materi dan tugas yang diembannya. C. Poin-point Tanggap Yang Disampaikan 1) Rencana penyuluhan sosial tentang anak korban kekerasan, baik fisik dan/atau mental dan seksual yang memerlukan perlindungan khusus . Topik ini diberikan dalam rangka adanya tindakan pemberian perlindungan kepada anak, usia anak yang masih sangat membutuhkan pengasuhan, pendampingan dan perlindungan termasuk pada anak yang memerlukan perlindungan khusus. 2) Sasaran penyuluhan dibatasi karena ditujukan kepada individu, kepada orang tertentu dalam rangka pencegahan penyalahgunaan anak-anak yang menjadi korban perdagangan orang, tidak dipedulikan oleh lingkungannya. Individu yang menjadi sasaran penyuluhan, terutama keluarga yang keberadaan anaknya dalam posisi bermasalah sosial. 3) Menggunakan 5W akan tertib, lengkap dan jelas susunan program penyuluhan sosial. Sedang KIME adalah isi kandungan penyuluhan yang memuat komunikasi apa yang disampaikan, informasi apa yang disampaikan, apakah bisa menjadi sebuah motivasi dan edukasi.
D. Proses Pembahasan Dalam pembahasan rencana penyuluhan sosial melalui proses sebagai berikut : 1. Setelah mendengarkan penyajian tentang rencana penyuluhan sosial pada topik 25, selanjutnya materi akan menjadi bahan pembahasan. 2. Mengisi daftar hadir. 3. Pembahas akan menyampaikan tentang : a. Sistematikan penyusunan rencana penyuluhan sosial. b. Kaidah dan ketentuan : 5W, 1G,1H, 2M dan 1i yang harus diterapkan. c. Adanya kolerasi materi dengan topik materi. 4. Selanjutnya pembahas akan memberi kesempatan kepada peserta untuk memberikan komentar dalam forum pembahasannya. E. Pertanyaan dan Tanggapan P : Mengapa rencana penyuluhan memilih topik anak korban kekerasan, baik fisik dan/atau mental dan seksual yang memerlukan perlindungan khusus? J : Topik ini dipilih karena banyak masyarakat/individu terutama sebagai keluarga/masyarakat belum semuanya mengetahui bahwa anak itu memiliki hak termasuk hak perlindungan sosial dan anak korban kekerasan yang memerlukan perlindungan khusus. P : Apakah dipandang perlu/dibutuhkan topik tersebut disuluhkan? J : Sebagai upaya pencegahan, karena di Kabupaten Lahat telah terjadi sehingga topik ini menjadi perlu disampaikan. F. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan : Bahwa setiap anak memiliki hak, anak korban kekerasan, baik fisik dan/atau mental dan seksual yang memerlukan perlindungan khusus harus mendapatkan tempat yang sama seperti lainnya dan layak sehingga ada perkembangannya tidak mengarah pada aktivitas yang salah dan tidak menjadi korban kembali. Oleh karena penyuluhan sosial topik ini harus sering dilakukan. Pembahasan rencana penyuluhan sosial penting agar memberikan perencanaan penyuluhan sosial terhadap masalah sosial anak bisa termonitor dan segera diatasi. Saran : Pembahasan rencana penyuluhan sebaiknya selalu diadakan dan kualitas materi atau topik penyuluhan yang sesuai dengan kondisi kebutuhan lapangan/masyarakat. G. Lampiran Materi yang disajikan Banyak faktor yang menjadi penyebab masih ada tindak kekerasan dan hak anak yang tidak diberikan antara lain : 1) Sosialisasi UU tentang perlindungan anak dan UU tindak kekerasan dalam rumah tangga yang masih belum merata. 2) Masyarakat dan keluarga belum memahami akibat tindak kekerasan dan tidak memberikan perlindungan terhadap anak. 3) Kola borasi antar pihak berwenang dalam pencegahan terjadinya pelanggaran kedua UU tidak menggaung. Perlu ditingkatkan kemampuan dan keahlian lembaga instansi dalam upaya pencegahan agar tidak terjadi tindakan melanggar hukum. Ternyata bahwa retardasi mental biasanya diketahui saat kecil. Terdapat beberapa gejala dan tanda dari retardasi mental pada anak-anak. Gejala ini muncul bergabung dari berat ringannya penyakit. Kemudian yang kedua akan menjadi jenis retardasi mental. Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidakmampuan seseorang untuk membedakan mana yang nyata dan tidak nyata (sulit membedakan antara khayalan dan realitas). Tanda dan gejala dari gangguan Psikotik : Gangguan persepsi panca indra mendengar suara bisikan melihat bayangan mencium bau-bauan merasa ada sesuatu di kulit dan di lidah yang semuanya tidak ada sumbernya (halunisasi). Keyakinan pikiran persepsi yang salah terhadap sesuatu hal yang tidak sesuai dengan kenyataan seperti : merasa ada yang ngejar-ngejar memperhatikan berniat jahat merasa diomongin dan dijauhi oleh teman-teman atau merasa punya kekuatan/kehebatan yang sebenarnya tidak sesuai dengan kenyataannya (delusi/waham). Menarik diri dari lingkungan sosial gangguan tidur dan makan sulit mengerjakan hal-hal yang sebelumnya mudah dilakukan gerakan jadi lambat atau sebaliknya terlihat gelisah (gangguan perilaku).
Cemas, sedih, khawatir yang berlebihan (perubahan mood). Sering curiga sulit fokus dan berkonsentrasi banyak bengong (pikiran). Berbicara berulang ulang malas bicara ngomong tidak nyambung (pembicaraan). Sehingga jika anak sebagai penyandang disabilitas fisik dan disabilitas mental anak akan mengalami kegandaan disabilitas (disabilitas ganda) Lahat, Februari 2022 (pukul 08.00 – 12.00) Penyuluh Sosial Madya, SAIFUDIN, SE. NIP. 196507141989031008
Laporan : 6 II. PENYULUHAN SOSIAL (UNSUR UTAMA) A. Persiapan (Sub Unsur) Nama : SAIFUDIN, SE. Jabatan : Penyuluh Sosial Madya Satker : Dinas Sosial Kabupaten Lahat Prov. Sumsel Butir Kegiatan : Pembahasan Rencana Penyuluhan Sosial Individu & Keluarga, Daerah Rawan Sosial, sebagai pembahas Kode : II.A.5.b Angka Kredit : 0,195 Satuan Hasil : Laporan Bulan : Februari 2022 Topik 26 : ANAK KORBAN EKSPLOTASI, EKONOMI ATAU SEKSUAL YANG MEMERLUKAN PERLINDUNGAN KHUSUS A. Latar Belakang Rencana penyuluhan sosial disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan penyuluhan sosial, sebelum rencana tersebut menjadi acuan pelaksanaan penyuluhan sosial rencana penyuluhan dibahas dalam sebuah forum pembahasan. Pembahsan kali ini dengan rencana penyuluhan pada topik 26 yaitu anak korban eksplotasi, ekonomi atau seksual yang memerlukan perlindungan khusus . Diharapkan hasil pembahasannya akan memberikan arah sehingga topik yang dibahas memiliki bobot isi materi yang akan disuluhkan pada saat yang telah direncanakan. Anak korban eksplotasi, ekonomi atau seksual yang memerlukan perlindungan khusus menjadi permasalahan sosial yang perlu mendapatkan perhatian agar permasalahan sosial tersebut tidak dibiarkan berlarut-larut, namun demikian masyarakat harus semakin mampu peduli dan memberikan kesempatan dan hak yang sama. Dengan demikian masalah sosial bisa dipahami dan diharapkan memberikan bukti bahwa manfaat penyuluhan sosial dalam rangka pencegahan timbulnya masalah sosial menciptakan anggapan yang tidak layak/tidak patut diperlakukan dan mewujudkan masyarakat agar memahami ketidakmampuan dalam memembantu seperti pada topik 26 ini, oleh karena dibutuhkan forum pembahasan rencana penyuluhan sosial. B. Maksud dan Tujuan Maksud pembahasan rencana penyuluhan sosial adalah untuk memberikan kualitas materi penyuluhan yang akan disuluhkan. Tujuan agar pembahasan rencana penyuluhan sosial agar penyaji, pembahas dan peserta mampu mengkolaborasikan sesuai dengan materi dan tugas yang diembannya. C. Poin-point Tanggap Yang Disampaikan 1) Rencana penyuluhan sosial tentang anak korban eksplotasi, ekonomi atau seksual yang memerlukan perlindungan khusus. Topik ini diberikan dalam rangka adanya tindakan pemberian perlindungan kepada anak, usia anak yang masih sangat membutuhkan pengasuhan, pendampingan dan perlindungan termasuk pada anak yang memerlukan perlindungan khusus. 2) Sasaran penyuluhan dibatasi karena ditujukan kepada individu, kepada orang tertentu dalam rangka pencegahan penyalahgunaan anak-anak yang menjadi korban perdagangan orang, tidak dipedulikan oleh lingkungannya. Individu yang menjadi sasaran penyuluhan, terutama keluarga yang keberadaan anaknya dalam posisi bermasalah sosial. 3) Menggunakan 5W akan tertib, lengkap dan jelas susunan program penyuluhan sosial. Sedang KIME adalah isi kandungan penyuluhan yang memuat komunikasi apa yang disampaikan, informasi apa yang disampaikan, apakah bisa menjadi sebuah motivasi dan edukasi.
D. Proses Pembahasan Dalam pembahasan rencana penyuluhan sosial melalui proses sebagai berikut : 1. Setelah mendengarkan penyajian tentang rencana penyuluhan sosial pada topik 26, selanjutnya materi akan menjadi bahan pembahasan. 2. Mengisi daftar hadir. 3. Pembahas akan menyampaikan tentang : a. Sistematikan penyusunan rencana penyuluhan sosial. b. Kaidah dan ketentuan : 5W, 1G,1H, 2M dan 1i yang harus diterapkan. c. Adanya kolerasi materi dengan topik materi. 4. Selanjutnya pembahas akan memberi kesempatan kepada peserta untuk memberikan komentar dalam forum pembahasannya. E. Pertanyaan dan Tanggapan P : Mengapa rencana penyuluhan memilih topik tentang anak korban eksplotasi, ekonomi atau seksual yang memerlukan perlindungan khusus? J : Topik ini dipilih karena banyak masyarakat/individu terutama sebagai keluarga/masyarakat belum semuanya mengetahui bahwa anak itu memiliki hak termasuk hak perlindungan sosial dan anak korban eksploasi atau seksual yang memerlukan perlindungan khusus. P : Apakah dipandang perlu/dibutuhkan topik tersebut disuluhkan? J : Sebagai upaya pencegahan, karena di Kabupaten Lahat telah terjadi sehingga topik ini menjadi perlu disampaikan. F. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan : Bahwa setiap anak memiliki hak, anak korban eksplotasi, ekonomi atau seksual yang memerlukan perlindungan khusus harus mendapatkan tempat yang sama seperti lainnya dan layak sehingga ada perkembangannya tidak mengarah pada aktivitas yang salah dan tidak menjadi korban kembali. Oleh karena penyuluhan sosial topik ini harus sering dilakukan. Pembahasan rencana penyuluhan sosial penting agar memberikan perencanaan penyuluhan sosial terhadap masalah sosial anak bisa termonitor dan segera diatasi. Saran : Pembahasan rencana penyuluhan sebaiknya selalu diadakan dan kualitas materi atau topik penyuluhan yang sesuai dengan kondisi kebutuhan lapangan/masyarakat. G. Lampiran Materi yang disajikan Perlindungan khusus bagi anak yang dieksplotasi secara ekonomi dan/atau seksual, dilakukan melalui: 1) penyebarluasan dan/atau sosialisasi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Perlindungan Anak yang dieksplotasi secara ekonomi dan/atau seksual; 2) pemantauan pelaporan dan pemberian sanksi; 3) pelibatan berbagai perusahaan serikat pekerja lembaga swadaya masyarakat dan Masyarakat dalam penghapusan eksplotasi terhadap Anak secara ekonomi dan/atau seksual. Perlindungan khusus bagi Anak korban kejahatan seksual dilakukan melalui : 1) edukasi tentang kesehatan reproduksi nilai agama dan nilai kesusilaan; 2) rehabilitasi sosial; 3) pendampingan psikososial pada saat pengobatan sampai pemulihan; dan 4) pemberian perlindungan dan pendampingan pada setiap tingkat pemeriksaan mulai dari penyidikan penuntutan sampai dengan pemeriksaan di siding pengadilan. Lahat, Februari 2022 (pukul 08.00 – 12.00) Penyuluh Sosial Madya, SAIFUDIN, SE. NIP. 196507141989031008
Laporan : 7 II. PENYULUHAN SOSIAL (UNSUR UTAMA) A. Persiapan (Sub Unsur) Nama : SAIFUDIN, SE. Jabatan : Penyuluh Sosial Madya Satker : Dinas Sosial Kabupaten Lahat Prov. Sumsel Butir Kegiatan : Pembahasan Rencana Penyuluhan Sosial Individu & Keluarga, Daerah Rawan Sosial, sebagai pembahas Kode : II.A.5.b Angka Kredit : 0,195 Satuan Hasil : Laporan Bulan : April 2022 Topik 12 : ANAK JALANAN YANG MENGHABISKAN SEBAGIAN BESAR WAKTUNYA DIJALANAN MAUPUN DI TEMPAT-TEMPAT UMUM A. Latar Belakang Rencana penyuluhan sosial disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan penyuluhan sosial, sebelum rencana tersebut menjadi acuan pelaksanaan penyuluhan sosial rencana penyuluhan dibahas dalam sebuah forum pembahasan. Pembahsan kali ini dengan rencana penyuluhan pada topik 12 yaitu anak jalanan yang menghabiskan sebagian besar waktunya dijalanan maupun di tempat-tempat umum. Diharapkan hasil pembahasannya akan memberikan arah sehingga topik yang dibahas memiliki bobot isi materi yang akan disuluhkan pada saat yang telah direncanakan. Anak balita terlantar/tanpa asuhan yang layak memang sudah terjadi di tengah-tengah masyarakat bahwa telah ada permasalahan sosial yang perlu mendapatkan perhatian agar permasalahan sosial tersebut tidak terjadi di masyarakat atau tidak semakin bertambah, namun demikian harus semakin berkurang dana tau tidak ada lagi. Dengan tidak adanya lagi masalah sosial diharapkan memberikan bukti bahwa manfaat penyuluhan sosial dalam rangka pencegahan timbulnya masalah sosial seperti pada topik 12, oleh karena dibutuhkan forum pembahasan rencana penyuluhan sosial. B. Maksud dan Tujuan Maksud pembahasan rencana penyuluhan sosial adalah untuk memberikan kualitas materi penyuluhan yang akan disuluhkan. Tujuan agar pembahasan rencana penyuluhan sosial agar penyaji, pembahas dan peserta mampu mengkolaborasikan sesuai dengan materi dan tugas yang diembannya. C. Poin-point Tanggapan Yang Disampaikan 1) Rencana penyuluhan sosial tentang yaitu anak jalanan yang menghabiskan sebagian besar waktunya dijalanan maupun di tempat-tempat umum . Topik ini berikan dalam rangka adanya tindakan pemberian perlindungan kepada anak, usia anak yang masih sang membutuhkan pengasuhan, pendmapingan dan perlin dungan. 2) Sasaran penyuluhan dibatasi karena ditujukan kepada individu, kepada orang tertentu dalam rangka pencegahan tidak terjadinya usia anak yang menjadi anak jalanan. Individu yang menjadi sasaran penyuluhan, mungkin belum memahami dampak dari terjadinya dan akibat menjadi anak jalanan dan menghabiskan waktunya di jalan umum. 3) Ya menggunakan 5W akan tertib, lengkap dan jelas susunan program penyuluhan sosial. Sedang KIME adalah isi kandungan penyuluhan yang memuat komunikasi apa yang disampaikan, informasi apa yang disampaikan, apakah bisa menjadi sebuah motivasi dan edukasi. D. Proses Pembahasan Dalam pembahasan rencana penyuluhan sosial melalui proses sebagai berikut :
1. Setelah mendengarkan penyajian tentang rencana penyuluhan sosial pada topik 12 , selanjutnya materi akan menjadi bahan pembahasan. 2. Mengisi daftar hadir. 3. Pembahas akan menyampaikan tentang : a. Sistematikan penyusunan rencana penyuluhan sosial. b. Kaidah dan ketentuan : 5W, 1G,1H, 2M dan 1i yang harus diterapkan. c. Adanya kolerasi materi dengan topik materi. 4. Selanjutnya pembahas akan memberi kesempatan kepada peserta untuk memberikan komentar dalam forum pembahasannya. E. Pertanyaan dan Tanggapan P : Mengapa rencana penyuluhan memilih topik anak jalanan yang menghabiskan sebagian besar waktunya dijalanan maupun di tempat-tempat umum? J : Topik ini dipilih karena banyak masyarakat/individu terutama sebagai orang tua belum semuanya mengetahui bahwa anak itu memiliki hak termasuk hak perlindungan sosial. P : Apakah dipandang perlu/dibutuhkan topik tersebut disuluhkan? J : Sebagai upaya pencegahan, karena di Kabupaten Lahat telah terjadi sehingga topik ini menjadi perlu disampaikan. - F. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan : Bahwa setiap anak memiliki hak, tidak akan terjadi anak-anak yang hidup bebas dijalan-jalan sehingga waktunya habis hanya aktivitasnya. Oleh karena penyuluhan sosial topik ini harus sering dilakukan. Pembahasan rencana penting agar memberikan perencanaan penyuluhan sosial terhadap masalah sosial anak bisa termonitor dan segera diatasi. Saran : Pembahasan rencana penyuluhan sebaiknya selalu diadakan dan kualitas materi atau topik penyuluhan yang sesuai dengan kondisi kebutuhan lapangan/masyarakat. G. Lampiran Materi yang disajikan Materi penyuluhan ini akan ditujukan kepada kaum ibu/orangtua anak, kader-kader PKK maupun masyarakat lainnya, oleh karena akibat menjadi anak terlantar yang diakibatkan oleh keluargnya sangat miskin/miskin yang sebenarnya mereka membutuhkan informasi bagaimana agar anak-anaknya tidak menjadi anak yang terlantar dan pada usia anak selalu mendapatkan pengasuhan yang layak oleh orangtua maupun keluarganya dan pemberdayaan apa yang harus diberikan pada keluarganya agar ada perubahan dari miskin menjadi keluarga berekonomi normal dan sejahtera. Terjadinya anak menjadi anak jalanan dan waktunya dihabiskan ditempat-tempat umum, karena tidak ada perlindungan yang diberikan kepadanya. Lantas siapa yang memiliki kewajiban untuk memberikan perlindungan? Namun sebelum rancangan materi penyuluhan sosial ini di sampaikan sebaiknya kita memahami terlebih dahulu tentang anak dan perlindungan anak. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartispasi secara optimal, sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Jika anak selalu aktivitasnya dijalanan dan ditempat-tempat umum bagaimana bisa merasakan hidup secara normal dan sempurna. Hidup sempurna dan sempurna adalah hidup dengan terpenuhi kesehatannya baik kesehatan secara badaniah menu makan makanan atau sehat lahir dan batin. Hidup seperti ini jika secara terus menerus apa jadinya di masa-masa beriukutnya dan masa tuanya. Selalu dan hari-hari ditempat umum dengan pergaulan yang tidak ada yang bermanfaat dan bebas apakah tumbuh kembang anak akan terpantau dan apakah tumbuh kembang dalam rasa yang benar namun yang ada adalah rasa yang negatif dan pasti menghasilkan pertumbuhan yang diakhiri dengan kebejatan moral/ tanpa menikmati hidup sesuai dengan ajaran positif dan religius. Secara kemanusiaan ini telah melanggar tatanan hukum dasar negara kita yaitu Pancasila. Ditempat yang bebas akan mendapatkan jiwa yang terasa tidak ada keadilan/ walau hidup bebas dan menumbuhkan jiwa yang keras yang ada adalah kekerasan dalam jiwa dan lingkungan sehingga memiliki hati yang berontak
jika akan dibawa pada alam dan lingkungan yang lebih baik. Rasa berontak ini jika dibiarkan akan menjadi orang dan lingkungan yang tidak berperikemanusiaan. Dari kondisi terjadi adanya anak jalanan yang menghabiskan sebagian besar waktunya dijalanan maupun di tempat umum sesuai dengan pasal 20 UU Nomor 35 Tahun 2014/ adalah menjadi tanggung jawab : Negara, Pemerintah, Pemerintah Daerah, Masyarakat, Keluarga, dan Orang Tua atau Wali berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraann Perlindungan Anak. Lahat, Senin 4 April 2022 (pukul 08.00 – 12.00) Penyuluh Sosial Madya, SAIFUDIN, SE. NIP. 196507141989031008
Laporan : 8 II. PENYULUHAN SOSIAL (UNSUR UTAMA) A. Persiapan (Sub Unsur) Nama : SAIFUDIN, SE. Jabatan : Penyuluh Sosial Madya Satker : Dinas Sosial Kabupaten Lahat Prov. Sumsel Butir Kegiatan : Pembahasan Rencana Penyuluhan Sosial Individu & Keluarga, Daerah Rawan Sosial, sebagai pembahas Kode : II.A.5.b Angka Kredit : 0,195 Satuan Hasil : Laporan Bulan : April 2022 Topik 13 : ANAK JALANAN YANG MENCARI NAFKAH DAN/ATAU BERKELIARAN DIJALANAN MAUPUN DI TEMPAT-TEMPAT UMUM A. Latar Belakang Rencana penyuluhan sosial disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan penyuluhan sosial, sebelum rencana tersebut menjadi acuan pelaksanaan penyuluhan sosial rencana penyuluhan dibahas dalam sebuah forum pembahasan. Pembahsan kali ini dengan rencana penyuluhan pada topik 13 yaitu anak jalanan yang mencari nafkah dan/atau berkeliaran dijalanan maupun di tempat-tempat umum. Diharapkan hasil pembahasannya akan memberikan arah sehingga topik yang dibahas memiliki bobot isi materi yang akan disuluhkan pada saat yang telah direncanakan. Anak balita terlantar/tanpa asuhan yang layak memang sudah terjadi di tengah-tengah masyarakat bahwa telah ada permasalahan sosial yang perlu mendapatkan perhatian agar permasalahan sosial tersebut tidak terjadi di masyarakat atau tidak semakin bertambah, namun demikian harus semakin berkurang dan atau tidak ada lagi. Dengan tidak adanya lagi masalah sosial diharapkan memberikan bukti bahwa manfaat penyuluhan sosial dalam rangka pencegahan timbulnya masalah sosial seperti pada topik 13 ini, oleh karena dibutuhkan forum pembahasan rencana penyuluhan sosial. B. Maksud dan Tujuan Maksud pembahasan rencana penyuluhan sosial adalah untuk memberikan kualitas materi penyuluhan yang akan disuluhkan. Tujuan agar pembahasan rencana penyuluhan sosial agar penyaji, pembahas dan peserta mampu mengkolaborasikan sesuai dengan materi dan tugas yang diembannya. C. Poin-point Tanggap Yang Disampaikan 1) Rencana penyuluhan sosial tentang anak jalanan yang mencari nafkah dan/atau berkeliaran dijalanan maupun di tempat-tempat umum. Topik ini diberikan dalam rangka adanya tindakan pemberian perlindungan kepada anak, usia anak yang masih sangat membutuhkan pengasuhan, pendampingan dan perlindungan. 2) Sasaran penyuluhan dibatasi karena ditujukan kepada individu, kepada orang tertentu dalam rangka pencegahan tidak terjadinya usia anak yang menjadi anak jalanan. Individu yang menjadi sasaran penyuluhan, mungkin belum memahami dampak dari terjadinya dan akibat menjadi anak jalanan dan menghabiskan waktunya di jalan umum. 3) Ya menggunakan 5W akan tertib, lengkap dan jelas susunan program penyuluhan sosial. Sedang KIME adalah isi kandungan penyuluhan yang memuat komunikasi apa yang disampaikan, informasi apa yang disampaikan, apakah bisa menjadi sebuah motivasi dan edukasi. D. Proses Pembahasan Dalam pembahasan rencana penyuluhan sosial melalui proses sebagai berikut : 1. Setelah mendengarkan penyajian tentang rencana penyuluhan sosial pada topik 13 , selanjutnya materi akan menjadi bahan pembahasan. 2. Mengisi daftar hadir. 3. Pembahas akan menyampaikan tentang :
a. Sistematikan penyusunan rencana penyuluhan sosial. b. Kaidah dan ketentuan : 5W, 1G,1H, 2M dan 1i yang harus diterapkan. c. Adanya kolerasi materi dengan topik materi. 4. Selanjutnya pembahas akan memberi kesempatan kepada peserta untuk memberikan komentar dalam forum pembahasannya. E. Pertanyaan dan Tanggapan P : Mengapa rencana penyuluhan memilih topik anak jalanan yang mencari nafkah dan/atau berkeliaran dijalanan maupun di tempat-tempat umum? J : Topik ini dipilih karena banyak masyarakat/individu terutama sebagai orang tua belum semuanya mengetahui bahwa anak itu memiliki hak termasuk hak perlindungan sosial. P : Apakah dipandang perlu/dibutuhkan topik tersebut disuluhkan? J : Sebagai upaya pencegahan, karena di Kabupaten Lahat telah terjadi sehingga topik ini menjadi perlu disampaikan. F. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan : Bahwa setiap anak memiliki hak, tidak akan terjadi anak-anak yang hidup bebas dijalan-jalan sehingga dengan mencari nafkah yang terkesan berkeliaran. Oleh karena penyuluhan sosial topik ini harus sering dilakukan. Pembahasan rencana penyuluhan sosial penting agar memberikan perencanaan penyuluhan sosial terhadap masalah sosial anak bisa termonitor dan segera diatasi. Saran : Pembahasan rencana penyuluhan sebaiknya selalu diadakan dan kualitas materi atau topik penyuluhan yang sesuai dengan kondisi kebutuhan lapangan/masyarakat. G. Lampiran Materi yang disajikan Apa yang terbayang dibenak kita jika anak kita menjadi anak jalanan. Sebagai orang yang memiliki kemampuan baik kemampuan secara fisik maupun ekonomi jika melihat di jalanan dan di tempat umum ada anak mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Mencari nafkah adalah bukan menjadi kewajiban seorang anak akan tetapi kewajiban orang tuanya. Namun demikian itu terjadi karena beberapa hal. Sebelum mengapa anak-anak jalanan melakukan peran sebagai pencari nafka berikut ini mari kita ketahui lebih dulu tentang pengertian KELUARGA: Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri atas suami istri atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya atau keluarga sedarah dalam garis lurus keatas atau ke bawah sampai derajat ketiga. Dari pengertian keluarga tersebut berarti dalam keluarga bisa lengkap ada ibu ayah dan anak, dan ada yang tidak lengkap. Namun demikian keluarga menjadi penting, oleh karena keluarga menjadi awal memberikan pemahaman terhadap peran anggota keluarga. Sebagai orang tua memiliki peran yang berbeda dengan peran anak. Pencari nafkah adalah peran dan tanggung jawab orang tua dan usia anak, anak bukan justru dibebani untuk bertanggung jawab sebagai pencari nafkah. Mengapa ada orang tua yang memberikan beban kepada anaknya mencari nafkah/ bahkan di jalan umum mereka memerankannya. Atau memang ada anak yang memiliki rasa ingin membantu/ meringankan beban orang tuanya. Kondisi ini biasanya karena tuntutan ekonomi, dimungkinkan jumlah anak yang tidak sedikit (masih terlalu kecil, bayi, balita) atau tidak ada ayah, dan atau ayah ibu sedang sakit. Terhimpitnya ekonomi untuk memnuhi kebutuhan dasar setiap harinya menjadi tuntutan mereka si anak harus mencari nafkah sekalipun perbuatan dan tindakan ini bukan untuknya dan tidak layak. Upaya yang diberikan adalah keluarga diberikan pemberdayaan eknomi keluarga agar ada upaya perubahan ekonomi keluarga. Kemudian anak-anaknya diberikan hak-hak anak sesuai usia dan perkembangannya Anak Jalanan yang mencari nafkah dan/atau berkeliaran di tempat-tempat umum. Lahat, Jumat 8 April 2022 (pukul 08.00 – 12.00) Penyuluh Sosial Madya, SAIFUDIN, SE. NIP. 196507141989031008
Laporan : 9 II. PENYULUHAN SOSIAL (UNSUR UTAMA) A. Persiapan (Sub Unsur) Nama : SAIFUDIN, SE. Jabatan : Penyuluh Sosial Madya Satker : Dinas Sosial Kabupaten Lahat Prov. Sumsel Butir Kegiatan : Pembahasan Rencana Penyuluhan Sosial Individu & Keluarga, Daerah Rawan Sosial, sebagai pembahas Kode : II.A.5.b Angka Kredit : 0,195 Satuan Hasil : Laporan Bulan : April 2022 Topik 14 : ANAK DENGAN KEDISABILITASAN FISIK : TUBUH, NETRA, RUNGU WICARA A. Latar Belakang Rencana penyuluhan sosial disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan penyuluhan sosial, sebelum rencana tersebut menjadi acuan pelaksanaan penyuluhan sosial rencana penyuluhan dibahas dalam sebuah forum pembahasan. Pembahsan kali ini dengan rencana penyuluhan pada topik 14 yaitu anak dengan kedisabilitasan fisik : tubuh, netra, rungu wicara. Diharapkan hasil pembahasannya akan memberikan arah sehingga topik yang dibahas memiliki bobot isi materi yang akan disuluhkan pada saat yang telah direncanakan. Anak dengan kedisabilitasan menjadi permasalahan sosial yang perlu mendapatkan perhatian agar permasalahan sosial tersebut tidak terkesan diasingkan/dibedakan dengan yang lainnya, namun demikian harus masyarakat harus semakin mampu pduli dan memberikan kesempatan dan hak yang sama. Dengan demikian masalah sosial bisa dipahami dan diharapkan memberikan bukti bahwa manfaat penyuluhan sosial dalam rangka pencegahan timbulnya masalah sosial menciptakan anggapan yang tidak layak/tidak patut diperlakukan kepada seperti pada topik 14 ini, oleh karena dibutuhkan forum pembahasan rencana penyuluhan sosial. B. Maksud dan Tujuan Maksud pembahasan rencana penyuluhan sosial adalah untuk memberikan kualitas materi penyuluhan yang akan disuluhkan. Tujuan agar pembahasan rencana penyuluhan sosial agar penyaji, pembahas dan peserta mampu mengkolaborasikan sesuai dengan materi dan tugas yang diembannya. C. Poin-point Tanggap Yang Disampaikan 1) Rencana penyuluhan sosial tentang anak dengan kedisabilitasan fisik : tubuh, netra, rungu wicara. Topik ini diberikan dalam rangka adanya tindakan pemberian perlindungan kepada anak, usia anak yang masih sangat membutuhkan pengasuhan, pendampingan dan perlindungan termasuk pada anak dengan kedisabilitasan fisik 2) Sasaran penyuluhan dibatasi karena ditujukan kepada individu, kepada orang tertentu dalam rangka pencegahan tidak terjadinya usia anak yang menjadi anak jalanan. Individu yang menjadi sasaran penyuluhan, mungkin belum memahami dampak dari terjadinya dan akibat menjadi anak jalanan dan menghabiskan waktunya di jalan umum. 3) Menggunakan 5W akan tertib, lengkap dan jelas susunan program penyuluhan sosial. Sedang KIME adalah isi kandungan penyuluhan yang memuat komunikasi apa yang disampaikan, informasi apa yang disampaikan, apakah bisa menjadi sebuah motivasi dan edukasi. D. Proses Pembahasan Dalam pembahasan rencana penyuluhan sosial melalui proses sebagai berikut : 1. Setelah mendengarkan penyajian tentang rencana penyuluhan sosial pada topik 14 , selanjutnya materi akan menjadi bahan pembahasan. 2. Mengisi daftar hadir.
3. Pembahas akan menyampaikan tentang : a. Sistematikan penyusunan rencana penyuluhan sosial. b. Kaidah dan ketentuan : 5W, 1G,1H, 2M dan 1i yang harus diterapkan. c. Adanya kolerasi materi dengan topik materi. 4. Selanjutnya pembahas akan memberi kesempatan kepada peserta untuk memberikan komentar dalam forum pembahasannya. E. Pertanyaan dan Tanggapan P : Mengapa rencana penyuluhan memilih topik anak dengan kedisabilitasan fisik : tubuh, netra, rungu wicara? J : Topik ini dipilih karena banyak masyarakat/individu terutama sebagai keluarga/masyarakat belum semuanya mengetahui bahwa anak itu memiliki hak termasuk hak perlindungan sosial dan masih mengangap remeh kepada anak dengan kedisabilitasan fisik. P : Apakah dipandang perlu/dibutuhkan topik tersebut disuluhkan? J : Sebagai upaya pencegahan, karena di Kabupaten Lahat telah terjadi sehingga topik ini menjadi perlu disampaikan. F. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan : Bahwa setiap anak memiliki hak, anak dengan kedisabilitasan fisik harus mendapatkan tempat yang sama seperti lainnya dan layak sehingga ada perkembangannya tidak mengarah pada aktivitas yang salah. Oleh karena penyuluhan sosial topik ini harus sering dilakukan. Pembahasan rencana penyuluhan sosial penting agar memberikan perencanaan penyuluhan sosial terhadap masalah sosial anak bisa termonitor dan segera diatasi. Saran : Pembahasan rencana penyuluhan sebaiknya selalu diadakan dan kualitas materi atau topik penyuluhan yang sesuai dengan kondisi kebutuhan lapangan/masyarakat. G. Lampiran Materi yang disajikan Dalam mensikapi adanya penyandang masalah sosial di masyarakat kita tidak dibolehkan melakukan diskriminasi kepada siapapun termasuk kepada penyandang disabilitas. Dalam pengertiannya bahwa diskriminasi adalah setiap pembedaan pengecualian pembatasan pelecehan atau pengucilan atas dasar disabilitas yang bermaksud atau berdampak pada pembatasan atau peniadaan pengakuan penikmatan atau pelaksanaan hak Penyandang Disabilitas. Oleh karena harus menghormati dan bersikap menghargai kepada Penyandang Disabilitas dengan segala kekurangannya. Undang-undang No. 8 tahun 2016 istilah disabilitas adalah setiap orang yang memiliki keterbatasan fisik intelektual mental dan atau sensorik dalam jangka waktu lama memiliki hambatan dalam berinteraksi dengan lingkungan dan menyebabkan keterbatasan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Bahwa dalam Undang-undang no.8 tahun 2016/ jenis disabilitas antara lain : 1. Disabilitas fisik Disabilitas fisik adalah individu yang mengalami keterbatasan mobilitas atau stamina fisik yang mengganggu system otot pernafasan atau saraf dan gangguan pada fungsi gerak. Biasanya disebabkan oleh faktor cidera/ atau oleh faktor genetik maupun medis. 2. Disabilitas Sensorik Disabilitas sensorik adalah individu yang mengalami keterbatasan pada fungsi alat indera seperti penglihatan dan pendengaran. Hal tersebut biasanya disebabkan oleh faktor genetik usia, kecelakaan, cidera, dan kesehatan, penyakit serius. Disabilitas sensorik terbagi dalam 2 jenis yaitu Pendengaran (rungu) dan Penglihatan (netra). 3. Disabilitas Mental Disabilitas mental merupakan individu yang mengalami gangguan pada fungsi pikir, emosi, dan perilaku, sehingga adanya keterbatasan dalam beraktivitas. Disabilitas mental terdiri dari Psikososial (Orang Dengan Gangguan Jiwa/ODGJ) dan Perkembangan (misalnya autisme). 4. Disabilitas Intelektual Disabilitas intelektual adalah individu yang mengalami gangguan pada fungsi kognitif karena tingkat kecerdasan di bawah rata-rata. Disabilitas intelektual terdiri dari Gangguan Kemampuan Belajar, Tuna
Graha, dan Down Syndrome (kelainan genetic yang menyebabkan penderitanya memiliki tingkat kecerdasan yang rendah dan kelainan fisik yang khas). Lahat, Kamis 14 April 2022 (pukul 08.00 – 12.00) Penyuluh Sosial Madya, SAIFUDIN, SE. NIP. 196507141989031008
Laporan : 10 II. PENYULUHAN SOSIAL (UNSUR UTAMA) A. Persiapan (Sub Unsur) Nama : SAIFUDIN, SE. Jabatan : Penyuluh Sosial Madya Satker : Dinas Sosial Kabupaten Lahat Prov. Sumsel Butir Kegiatan : Pembahasan Rencana Penyuluhan Sosial Individu & Keluarga, Daerah Rawan Sosial, sebagai pembahas Kode : II.A.5.b Angka Kredit : 0,195 Satuan Hasil : Laporan Bulan : Mei 2022 Topik 15 : ANAK DENGAN KEDISABILITASAN MENTAL : MENTAL RETARDASI DAN EKS PSIKOTIK A. Latar Belakang Rencana penyuluhan sosial disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan penyuluhan sosial, sebelum rencana tersebut menjadi acuan pelaksanaan penyuluhan sosial rencana penyuluhan dibahas dalam sebuah forum pembahasan. Pembahsan kali ini dengan rencana penyuluhan pada topik 15 yaitu anak dengan kedisabilitasan mental : mental retardasi dan eks psikotik. Diharapkan hasil pembahasannya akan memberikan arah sehingga topik yang dibahas memiliki bobot isi materi yang akan disuluhkan pada saat yang telah direncanakan. Anak dengan kedisabilitasan menjadi permasalahan sosial yang perlu mendapatkan perhatian agar permasalahan sosial tersebut tidak terkesan diasingkan/dibedakan dengan yang lainnya, namun demikian harus masyarakat harus semakin mampu peduli dan memberikan kesempatan dan hak yang sama. Dengan demikian masalah sosial bisa dipahami dan diharapkan memberikan bukti bahwa manfaat penyuluhan sosial dalam rangka pencegahan timbulnya masalah sosial menciptakan anggapan yang tidak layak/tidak patut diperlakukan kepada seperti pada topik 15 ini, oleh karena dibutuhkan forum pembahasan rencana penyuluhan sosial. B. Maksud dan Tujuan Maksud pembahasan rencana penyuluhan sosial adalah untuk memberikan kualitas materi penyuluhan yang akan disuluhkan. Tujuan agar pembahasan rencana penyuluhan sosial agar penyaji, pembahas dan peserta mampu mengkolaborasikan sesuai dengan materi dan tugas yang diembannya. C. Poin-point Tanggap Yang Disampaikan 1) Rencana penyuluhan sosial tentang anak dengan kedisabilitasan mental : mental retardasi dan eks psikotik. Topik ini diberikan dalam rangka adanya tindakan pemberian perlindungan kepada anak, usia anak yang masih sangat membutuhkan pengasuhan, pendampingan dan perlindungan termasuk pada anak dengan kedisabilitasan mental. 2) Sasaran penyuluhan dibatasi karena ditujukan kepada individu, kepada orang tertentu dalam rangka pencegahan tidak terjadinya usia anak yang menjadi anak jalanan. Individu yang menjadi sasaran penyuluhan, terutama keluarga dan anak dengan kedisabilitasan mental. 3) Menggunakan 5W akan tertib, lengkap dan jelas susunan program penyuluhan sosial. Sedang KIME adalah isi kandungan penyuluhan yang memuat komunikasi apa yang disampaikan, informasi apa yang disampaikan, apakah bisa menjadi sebuah motivasi dan edukasi. D. Proses Pembahasan Dalam pembahasan rencana penyuluhan sosial melalui proses sebagai berikut :
1. Setelah mendengarkan penyajian tentang rencana penyuluhan sosial pada topik 15 , selanjutnya materi akan menjadi bahan pembahasan. 2. Mengisi daftar hadir. 3. Pembahas akan menyampaikan tentang : a. Sistematikan penyusunan rencana penyuluhan sosial. b. Kaidah dan ketentuan : 5W, 1G,1H, 2M dan 1i yang harus diterapkan. c. Adanya kolerasi materi dengan topik materi. 4. Selanjutnya pembahas akan memberi kesempatan kepada peserta untuk memberikan komentar dalam forum pembahasannya. E. Pertanyaan dan Tanggapan P : Mengapa rencana penyuluhan memilih topik anak dengan kedisabilitasan mental : mental retardasi dan eks psikotik? J : Topik ini dipilih karena banyak masyarakat/individu terutama sebagai keluarga/masyarakat belum semuanya mengetahui bahwa anak itu memiliki hak termasuk hak perlindungan sosial dan masih mengangap remeh kepada anak dengan kedisabilitasan mental. P : Apakah dipandang perlu/dibutuhkan topik tersebut disuluhkan? J : Sebagai upaya pencegahan, karena di Kabupaten Lahat telah terjadi sehingga topik ini menjadi perlu disampaikan. F. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan : Bahwa setiap anak memiliki hak, anak dengan kedisabilitasan mental harus mendapatkan tempat yang sama seperti lainnya dan layak sehingga ada perkembangannya tidak mengarah pada aktivitas yang salah. Oleh karena penyuluhan sosial topik ini harus sering dilakukan. Pembahasan rencana penyuluhan sosial penting agar memberikan perencanaan penyuluhan sosial terhadap masalah sosial anak bisa termonitor dan segera diatasi. Saran : Pembahasan rencana penyuluhan sebaiknya selalu diadakan dan kualitas materi atau topik penyuluhan yang sesuai dengan kondisi kebutuhan lapangan/masyarakat. G. Lampiran Materi yang disajikan Kedisabilitasan mental retardasi dan psikotik ternyata tidak dialami hanya oleh orang dewasa, orang tua, akan tetapi anak-anakpun bisa mengalami retardasi dan psikotik. 1. Retardasi mental atau disabilitas intelektual adalah gangguan intelektual yang ditandai dengan kemampuan mental atau intelegensi di bawah rata-rata. Orang dengan retardasi mental mempelajari kemampuan baru namun lebih lambat. Ternyata bahwa retardasi mental biasanya diketahui saat kecil. Terdapat beberapa gejala dan tanda dari retardasi mental pada anak-anak. Gejala ini muncul bergabung dari berat ringannya penyakit. Gejala dan tanda retardasi mental : b. Sering berputar duduk-berdiri merangkak atau terlambat berjalan. c. Memiliki gangguan dalam bicara atau sering telat dalam bicara. d. Lamban dalam mempelajari sesuatu hal yang sederhana seperti berpakaian membersihkan diri dan makan. e. Kesulitan untuk berhubungan dengan orang lain. f. Gangguan perilaku seperti tantrum. g. Kesulitan dalam diskusi penyelesaian masalah atau pola pikir logis. Anak dengan retardasi mental berat biasanya akan disertai dengan masalah kesehatan lainnya. Masalah ini terkait kejang gangguan mood (cemas dan autism) kelainan motorik gangguan penglihatan atau gangguan pendengaran. 2. Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidakmampuan seseorang untuk membedakan mana yang nyata dan tidak nyata (sulit membedakan antara khayalan dan realitas).
Tanda dan gejala dari gangguan Psikotik : HALUNISASI Gangguan persepsi panca indra mendengar suara bisikan melihat bayangan mencium bau-bauan merasa ada sesuatu di kulit dan di lidah yang semuanya tidak ada sumbernya. DELUSI/WAHAM Keyakinan pikiran persepsi yang salah terhadap sesuatu hal yang tidak sesuai dengan kenyataan seperti : merasa ada yang ngejar-ngejar memperhatikan berniat jahat merasa diomongin dan dijauhi oleh temanteman atau merasa punya kekuatan kehebatan yang sebenarnya tidak sesuai dengan kenyataannya. GANGGUAN PERILAKU Menarik diri dari lingkungan sosial gangguan tidur dan makan sulit mengerjakan hal-hal yang sebelumnya mudah dilakukan gerakan jadi lambat atau sebaliknya terlihat gelisah. PERUBAHAN MOOD Cemas, sedih, khawatir yang berlebihan. PIKIRAN Sering curiga sulit fokus dan berkonsentrasi banyak bengong. PEMBICARAAN Berbicara berulang ulang malas bicara ngomong tidak nyambung. Lahat, Kamis 21 April 2022 (pukul 08.00 – 12.00) Penyuluh Sosial Madya, SAIFUDIN, SE. NIP. 196507141989031008
Laporan : 11 II. PENYULUHAN SOSIAL (UNSUR UTAMA) A. Persiapan (Sub Unsur) Nama : SAIFUDIN, SE. Jabatan : Penyuluh Sosial Madya Satker : Dinas Sosial Kabupaten Lahat Prov. Sumsel Butir Kegiatan : Pembahasan Rencana Penyuluhan Sosial Individu & Keluarga, Daerah Rawan Sosial, sebagai pembahas Kode : II.A.5.b Angka Kredit : 0,195 Satuan Hasil : Laporan Bulan : Mei 2022 Topik 16 : ANAK DENGAN KEDISABILITASAN FISIK DAN MENTAL (GANDA) A. Latar Belakang Rencana penyuluhan sosial disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan penyuluhan sosial, sebelum rencana tersebut menjadi acuan pelaksanaan penyuluhan sosial rencana penyuluhan dibahas dalam sebuah forum pembahasan. Pembahsan kali ini dengan rencana penyuluhan pada topik 16 yaitu anak dengan kedisabilitasan fisik dan mental (ganda). Diharapkan hasil pembahasannya akan memberikan arah sehingga topik yang dibahas memiliki bobot isi materi yang akan disuluhkan pada saat yang telah direncanakan. Anak dengan kedisabilitasan gandamenjadi permasalahan sosial yang perlu mendapatkan perhatian agar permasalahan sosial tersebut tidak terkesan diasingkan/dibedakan dengan yang lainnya, namun demikian masyarakat harus semakin mampu peduli dan memberikan kesempatan dan hak yang sama. Dengan demikian masalah sosial bisa dipahami dan diharapkan memberikan bukti bahwa manfaat penyuluhan sosial dalam rangka pencegahan timbulnya masalah sosial menciptakan anggapan yang tidak layak/tidak patut diperlakukan kepada seperti pada topik 16 ini, oleh karena dibutuhkan forum pembahasan rencana penyuluhan sosial. B. Maksud dan Tujuan Maksud pembahasan rencana penyuluhan sosial adalah untuk memberikan kualitas materi penyuluhan yang akan disuluhkan. Tujuan agar pembahasan rencana penyuluhan sosial agar penyaji, pembahas dan peserta mampu mengkolaborasikan sesuai dengan materi dan tugas yang diembannya. C. Poin-point Tanggap Yang Disampaikan 1) Rencana penyuluhan sosial tentang anak dengan kedisabilitasan fisik dan mental (ganda). Topik ini diberikan dalam rangka adanya tindakan pemberian perlindungan kepada anak, usia anak yang masih sangat membutuhkan pengasuhan, pendampingan dan perlindungan termasuk pada anak dengan kedisabilitasan ganda. 2) Sasaran penyuluhan dibatasi karena ditujukan kepada individu, kepada orang tertentu dalam rangka pencegahan tidak terjadinya usia anak yang menjadi anak dengan kedisabilitasan ganda yang tidak dipedulikan oleh lingkungannya. Individu yang menjadi sasaran penyuluhan, terutama keluarga dan anak dengan kedisabilitasan ganda. 3) Menggunakan 5W akan tertib, lengkap dan jelas susunan program penyuluhan sosial. Sedang KIME adalah isi kandungan penyuluhan yang memuat komunikasi apa yang disampaikan, informasi apa yang disampaikan, apakah bisa menjadi sebuah motivasi dan edukasi. D. Proses Pembahasan Dalam pembahasan rencana penyuluhan sosial melalui proses sebagai berikut :
1. Setelah mendengarkan penyajian tentang rencana penyuluhan sosial pada topik 16 , selanjutnya materi akan menjadi bahan pembahasan. 2. Mengisi daftar hadir. 3. Pembahas akan menyampaikan tentang : a. Sistematikan penyusunan rencana penyuluhan sosial. b. Kaidah dan ketentuan : 5W, 1G,1H, 2M dan 1i yang harus diterapkan. c. Adanya kolerasi materi dengan topik materi. 4. Selanjutnya pembahas akan memberi kesempatan kepada peserta untuk memberikan komentar dalam forum pembahasannya. E. Pertanyaan dan Tanggapan P : Mengapa rencana penyuluhan memilih topik anak dengan kedisabilitasan fisik dan mental (ganda)? J : Topik ini dipilih karena banyak masyarakat/individu terutama sebagai keluarga/masyarakat belum semuanya mengetahui bahwa anak itu memiliki hak termasuk hak perlindungan sosial dan masih mengangap remeh kepada anak dengan kedisabilitasan ganda. P : Apakah dipandang perlu/dibutuhkan topik tersebut disuluhkan? J : Sebagai upaya pencegahan, karena di Kabupaten Lahat telah terjadi sehingga topik ini menjadi perlu disampaikan. F. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan : Bahwa setiap anak memiliki hak, anak dengan kedisabilitasan mental harus mendapatkan tempat yang sama seperti lainnya dan layak sehingga ada perkembangannya tidak mengarah pada aktivitas yang salah. Oleh karena penyuluhan sosial topik ini harus sering dilakukan. Pembahasan rencana penyuluhan sosial penting agar memberikan perencanaan penyuluhan sosial terhadap masalah sosial anak bisa termonitor dan segera diatasi. Saran : Pembahasan rencana penyuluhan sebaiknya selalu diadakan dan kualitas materi atau topik penyuluhan yang sesuai dengan kondisi kebutuhan lapangan/masyarakat. G. Lampiran Materi yang disajikan Anak diusia 0-18 tahun sudah mengalami sebagai penyandang disabilitas rasanya kita sebagai orang tua dan keluarga terenyuh. Keterbatasan yang mereka lakukan dalam beraktivitas pasti akan terhambat dan terganggu. Menjadikan anak untuk berkativitas normal sebagaimana anak-anak yang lain yang diberikan kenormalan baik secara fisik maupun mentalnya adalah hanya ada pada kesabaran orang tua dan keluarganya. Bagi anak penyandang disabilitas tentunya sudah menyadari dan inilah yang diberikan oleh Tuhannya hanya saja tidak bisa memaksakan aktivitasnya akan sama dengan anak-anak seusianya yang diberikan kesehatan yang sempurna. Semuanya adalah kehendak Tuhan. Saat anak menyandang disabilitas fisik kita telah mengetahui juga bahwa ada disabilitas mental terdiri dua jenis yakni retardasi mental dan psikotik. 1. Retardasi mental atau disabilitas intelektual adalah gangguan intelektual yang ditandai dengan kemampuan mental atau intelegensi di bawah rata-rata. Orang dengan retardasi mental mempelajari kemampuan baru namun lebih lambat. Ternyata bahwa retardasi mental biasanya diketahui saat kecil. Terdapat beberapa gejala dan tanda dari retardasi mental pada anak-anak. Gejala ini muncul bergabung dari berat ringannya penyakit. Kemudian yang kedua akan menjadi jenis retardasi mental. 2. Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidakmampuan seseorang untuk membedakan mana yang nyata dan tidak nyata (sulit membedakan antara khayalan dan realitas). Tanda dan gejala dari gangguan Psikotik : o Gangguan persepsi panca indra mendengar suara bisikan melihat bayangan mencium baubauan merasa ada sesuatu di kulit dan di lidah yang semuanya tidak ada sumbernya (halunisasi). o Keyakinan pikiran/persepsi yang salah terhadap sesuatu hal yang tidak sesuai dengan kenyataan seperti : merasa ada yang ngejar-ngejar memperhatikan berniat jahat merasa diomongin dan dijauhi oleh teman-teman atau merasa punya kekuatan/kehebatan yang sebenarnya tidak sesuai dengan kenyataannya (delusi/waham). o Menarik diri dari lingkungan sosial gangguan tidur dan makan sulit mengerjakan hal-hal yang sebelumnya mudah dilakukan gerakan jadi lambat atau sebaliknya terlihat gelisah (gangguan perilaku).
o Cemas, sedih, khawatir yang berlebihan (perubahan mood). o Sering curiga sulit fokus dan berkonsentrasi banyak bengong (pikiran). o Berbicara berulang ulang malas bicara ngomong tidak nyambung (pembicaraan). o Sehingga jika anak sebagai penyandang disabilitas fisik dan disabilitas mental anak akan mengalami kegandaan disabilitas (disabilitas ganda). Lahat, Rabu 27 April 2022 (pukul 08.00 – 12.00) Penyuluh Sosial Madya, SAIFUDIN, SE. NIP. 196507141989031008
Laporan : 12 II. PENYULUHAN SOSIAL (UNSUR UTAMA) A. Persiapan (Sub Unsur) Nama : SAIFUDIN, SE. Jabatan : Penyuluh Sosial Madya Satker : Dinas Sosial Kabupaten Lahat Prov. Sumsel Butir Kegiatan : Pembahasan Rencana Penyuluhan Sosial Individu & Keluarga, Daerah Rawan Sosial, sebagai pembahas Kode : II.A.5.b Angka Kredit : 0,195 Satuan Hasil : Laporan Bulan : Mei 2022 Topik 17 : ANAK DENGAN KEDISABILITASAN TIDAK MAMPU MELAKSANAKAN KEHIDUPAN SEHARI-HARI A. Latar Belakang Rencana penyuluhan sosial disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan penyuluhan sosial, sebelum rencana tersebut menjadi acuan pelaksanaan penyuluhan sosial rencana penyuluhan dibahas dalam sebuah forum pembahasan. Pembahsan kali ini dengan rencana penyuluhan pada topik 17 yaitu anak dengan kedisabilitasan tidak mampu melaksanakan kehidupan sehari-hari. Diharapkan hasil pembahasannya akan memberikan arah sehingga topik yang dibahas memiliki bobot isi materi yang akan disuluhkan pada saat yang telah direncanakan. Anak dengan kedisabilitasan tidak mampu melaksanakan kehidupan sehari-hari menjadi permasalahan sosial yang perlu mendapatkan perhatian agar permasalahan sosial tersebut tidak terkesan diasingkan/dibedakan dengan yang lainnya dan membutuhkan bantuan kita semua dalam menopang kehidupan sehari-harinya, namun demikian masyarakat harus semakin mampu peduli dan memberikan kesempatan dan hak yang sama. Dengan demikian masalah sosial bisa dipahami dan diharapkan memberikan bukti bahwa manfaat penyuluhan sosial dalam rangka pencegahan timbulnya masalah sosial menciptakan anggapan yang tidak layak/tidak patut diperlakukan dan mewujudkan masyarakat agar memahami ketidakmampuan dalam melaksanakan kehidupan anak dengan kedisabilitasan seperti pada topik 17 ini, oleh karena dibutuhkan forum pembahasan rencana penyuluhan sosial. B. Maksud dan Tujuan Maksud pembahasan rencana penyuluhan sosial adalah untuk memberikan kualitas materi penyuluhan yang akan disuluhkan. Tujuan agar pembahasan rencana penyuluhan sosial agar penyaji, pembahas dan peserta mampu mengkolaborasikan sesuai dengan materi dan tugas yang diembannya. C. Poin-point Tanggap Yang Disampaikan 1) Rencana penyuluhan sosial tentang anak dengan kedisabilitasan tidak mampu melaksanakan kehidupan sehari-hari. Topik ini diberikan dalam rangka adanya tindakan pemberian perlindungan kepada anak, usia anak yang masih sangat membutuhkan pengasuhan, pendampingan dan perlindungan termasuk pada anak dengan kedisabilitasan tidak mampu melaksanakan kehidupan sehari-hari. 2) Sasaran penyuluhan dibatasi karena ditujukan kepada individu, kepada orang tertentu dalam rangka pencegahan tidak terjadinya usia anak yang menjadi anak dengan kedisabilitasan ganda yang tidak dipedulikan oleh lingkungannya. Individu yang menjadi sasaran penyuluhan, terutama keluarga dan anak dengan kedisabilitasan tidak mampu melaksanakan kehidupan sehari-hari 3) Menggunakan 5W akan tertib, lengkap dan jelas susunan program penyuluhan sosial. Sedang KIME adalah isi kandungan penyuluhan yang memuat komunikasi apa yang disampaikan, informasi apa yang disampaikan, apakah bisa menjadi sebuah motivasi dan edukasi.
D. Proses Pembahasan Dalam pembahasan rencana penyuluhan sosial melalui proses sebagai berikut : 1. Setelah mendengarkan penyajian tentang rencana penyuluhan sosial pada topik 17 , selanjutnya materi akan menjadi bahan pembahasan. 2. Mengisi daftar hadir. 3. Pembahas akan menyampaikan tentang : a. Sistematikan penyusunan rencana penyuluhan sosial. b. Kaidah dan ketentuan : 5W, 1G,1H, 2M dan 1i yang harus diterapkan. c. Adanya kolerasi materi dengan topik materi. 4. Selanjutnya pembahas akan memberi kesempatan kepada peserta untuk memberikan komentar dalam forum pembahasannya. E. Pertanyaan dan Tanggapan P : Mengapa rencana penyuluhan memilih topik anak dengan kedisabilitasan tidak mampu melaksanakan kehidupan sehari-hari? J : Topik ini dipilih karena banyak masyarakat/individu terutama sebagai keluarga/masyarakat belum semuanya mengetahui bahwa anak itu memiliki hak termasuk hak perlindungan sosial dan masih mengangap remeh kepada anak dengan kedisabilitasan tidak mampu melaksanakan kehidupan sehari-hari. P : Apakah dipandang perlu/dibutuhkan topik tersebut disuluhkan? J : Sebagai upaya pencegahan, karena di Kabupaten Lahat telah terjadi sehingga topik ini menjadi perlu disampaikan. F. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan : Bahwa setiap anak memiliki hak, anak dengan kedisabilitasan tidak mampu melaksanakan kehidupan seharihari harus mendapatkan tempat yang sama seperti lainnya dan layak sehingga ada perkembangannya tidak mengarah pada aktivitas yang salah. Oleh karena penyuluhan sosial topik ini harus sering dilakukan. Pembahasan rencana penyuluhan sosial penting agar memberikan perencanaan penyuluhan sosial terhadap masalah sosial anak bisa termonitor dan segera diatasi. Saran : Pembahasan rencana penyuluhan sebaiknya selalu diadakan dan kualitas materi atau topik penyuluhan yang sesuai dengan kondisi kebutuhan lapangan/masyarakat. G. Lampiran Materi yang disajikan Ada apa dengan anak ini ada apa dengan anak yang tidak mampu melaksanakan kehidupan seharihari. Ketika kita mengetahui/ melihat dan menemukan pada anak yang memiliki keterbatasan beraktivitas, kita wajib mencari tahu. Tanggap dan peduli pada lingkungan mungkin jika ini terjadi di desa-desa, justru cepat diketahui dan bahkan menjadi perhatian dan sangat dipedulikan dengan kesetiakawanan sosial sebagaimana tradisi di desa. Warga di usia anak apa lagi anak diusia bermain yang nuraninya adalah bermain dengan sebayanya namun tidak bisa melakukannya karena kondisi fisik disabilitas. Namun sebaliknya di kota besar mereka tidak akan cepat termonitor oleh lingkungannya karena kepedulian lingkungan jauh berbeda dengan di desa. Ketidakmampuannya untuk melaksanakan kehidupan sehari-hari berarti membutuhkan bantuan membutuhkan toleransi orang lain. Orang sekitar keluarga dan masyarakat dengan kepeduliannya dan rasa kesetiakawanan sosialnya berupaya meringankan bebannya. Demikian kita ajarkan pada anak-anak lainnya yang tidak senasib anak disabilitas untuk belajar memiliki rasa toleransi jiwa membantu bahkan untuk mengajak temannya yang disabilitas ikut bergabung bermain sesuai dengan kemampuan fisiknya. Dengan diberikan kepedulian di lingkungan dan teman-temannya akan memberikan semangat hidup merasa diberikan kesempatan dan perlindungan serta tidak merasa dikucilkan, dan terpisah dari sebaya dan lingkungannya. Masyarakat sekitarnya harus mampu menciptakan suasana senang gembira dan tidak membuat atau menunjukan kesedihan yang membawa pada putus asa. Akan tetapi dorongan yang menciptakan anak
disabilitas menjadi memiliki kemampuan yang lebih. Bila dipandang perlu adakan kegiatan atau ikut sertakan pada kegiatan bersama-sama anak-anak disabilitas lainnya. Mengikuti lomba bagi penyandang disabilitas. Dari harapan diatas, adalah merupakan upaya memberikan kesempatan anak disabilitas tetap semangat hidup dan tidak lagi disebut sebagai anak yang tidak meiliki kemampuan hidup sehari-hari akan tetapi anak penyandang disabilitas memiliki semangat tinggi dan kreatif akan membawa nama baik dirinya dan lingkungan serta keluarganya. Lahat, Kamis 5 Mei 2022 (pukul 08.00 – 12.00) Penyuluh Sosial Madya, SAIFUDIN, SE. NIP. 196507141989031008
Laporan : 13 II. PENYULUHAN SOSIAL (UNSUR UTAMA) A. Persiapan (Sub Unsur) Nama : SAIFUDIN, SE. Jabatan : Penyuluh Sosial Madya Satker : Dinas Sosial Kabupaten Lahat Prov. Sumsel Butir Kegiatan : Pembahasan Rencana Penyuluhan Sosial Individu & Keluarga, Daerah Rawan Sosial, sebagai pembahas Kode : II.A.5.b Angka Kredit : 0,195 Satuan Hasil : Laporan Bulan : Juni 2022 Topik 18 : ANAK (LAKI-LAKI/PEREMPUAN) DIBAWAH USIA 18 TAHUN, KORBAN TINDAK KEKERASAN DAN DIPERLAKUKAN SALAH A. Latar Belakang Rencana penyuluhan sosial disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan penyuluhan sosial, sebelum rencana tersebut menjadi acuan pelaksanaan penyuluhan sosial rencana penyuluhan dibahas dalam sebuah forum pembahasan. Pembahsan kali ini dengan rencana penyuluhan pada topik 18 yaitu anak (lakilaki/perempuan) dibawah usia 18 tahun, korban tindak kekerasan dan diperlakukan salah. Diharapkan hasil pembahasannya akan memberikan arah sehingga topik yang dibahas memiliki bobot isi materi yang akan disuluhkan pada saat yang telah direncanakan. Anak (laki-laki/perempuan) dibawah usia 18 tahun, korban tindak kekerasan dan diperlakukan salah menjadi permasalahan sosial yang perlu mendapatkan perhatian agar permasalahan sosial tersebut tidak terkesan diasingkan/dibedakan dengan yang lainnya dan membutuhkan bantuan kita semua dalam menopang kehidupan sehari-harinya, namun demikian masyarakat harus semakin mampu peduli dan memberikan kesempatan dan hak yang sama. Dengan demikian masalah sosial bisa dipahami dan diharapkan memberikan bukti bahwa manfaat penyuluhan sosial dalam rangka pencegahan timbulnya masalah sosial menciptakan anggapan yang tidak layak/tidak patut diperlakukan dan mewujudkan masyarakat agar memahami ketidakmampuan dalam melaksanakan kehidupan, anak menjadi korban tindak kekerasan dan diperlakukan salah seperti pada topik 18 ini, oleh karena dibutuhkan forum pembahasan rencana penyuluhan sosial. B. Maksud dan Tujuan Maksud pembahasan rencana penyuluhan sosial adalah untuk memberikan kualitas materi penyuluhan yang akan disuluhkan. Tujuan agar pembahasan rencana penyuluhan sosial agar penyaji, pembahas dan peserta mampu mengkolaborasikan sesuai dengan materi dan tugas yang diembannya. C. Poin-point Tanggap Yang Disampaikan 1) Rencana penyuluhan sosial tentang anak (laki-laki/perempuan) dibawah usia 18 tahun, korban tindak kekerasan dan diperlakukan salah. Topik ini diberikan dalam rangka adanya tindakan pemberian perlindungan kepada anak, usia anak yang masih sangat membutuhkan pengasuhan, pendampingan dan perlindungan termasuk pada anak menjadi korban tindak kekerasan dan diperlakukan salah. 2) Sasaran penyuluhan dibatasi karena ditujukan kepada individu, kepada orang tertentu dalam rangka pencegahan tidak terjadinya usia anak yang menjadi anak dengan kedisabilitasan ganda yang tidak dipedulikan oleh lingkungannya. Individu yang menjadi sasaran penyuluhan, terutama keluarga dan anak menjadi korban tindak kekerasan dan diperlakukan salah .
3) Menggunakan 5W akan tertib, lengkap dan jelas susunan program penyuluhan sosial. Sedang KIME adalah isi kandungan penyuluhan yang memuat komunikasi apa yang disampaikan, informasi apa yang disampaikan, apakah bisa menjadi sebuah motivasi dan edukasi. D. Proses Pembahasan Dalam pembahasan rencana penyuluhan sosial melalui proses sebagai berikut : 1. Setelah mendengarkan penyajian tentang rencana penyuluhan sosial pada topik 18 , selanjutnya materi akan menjadi bahan pembahasan. 2. Mengisi daftar hadir. 3. Pembahas akan menyampaikan tentang : a. Sistematikan penyusunan rencana penyuluhan sosial. b. Kaidah dan ketentuan : 5W, 1G,1H, 2M dan 1i yang harus diterapkan. c. Adanya kolerasi materi dengan topik materi. 4. Selanjutnya pembahas akan memberi kesempatan kepada peserta untuk memberikan komentar dalam forum pembahasannya. E. Pertanyaan dan Tanggapan P : Mengapa rencana penyuluhan memilih topik anak (laki-laki/perempuan) dibawah usia 18 tahun, korban tindak kekerasan dan diperlakukan salah? J : Topik ini dipilih karena banyak masyarakat/individu terutama sebagai keluarga/masyarakat belum semuanya mengetahui bahwa anak itu memiliki hak termasuk hak perlindungan sosial kepada anak (lakilaki/perempuan) dibawah usia 18 tahun, korban tindak kekerasan dan diperlakukan salah. P : Apakah dipandang perlu/dibutuhkan topik tersebut disuluhkan? J : Sebagai upaya pencegahan, karena di Kabupaten Lahat telah terjadi sehingga topik ini menjadi perlu disampaikan. F. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan : Bahwa setiap anak memiliki hak, anak (laki-laki/perempuan) dibawah usia 18 tahun, korban tindak kekerasan dan diperlakukan salah harus mendapatkan tempat yang sama seperti lainnya dan layak sehingga ada perkembangannya tidak mengarah pada aktivitas yang salah dan tidak menjadi tindak kekerasan maupun menjadi korban tindak kekerasan. Oleh karena penyuluhan sosial topik ini harus sering dilakukan. Pembahasan rencana penyuluhan sosial penting agar memberikan perencanaan penyuluhan sosial terhadap masalah sosial anak bisa termonitor dan segera diatasi. Saran : Pembahasan rencana penyuluhan sebaiknya selalu diadakan dan kualitas materi atau topik penyuluhan yang sesuai dengan kondisi kebutuhan lapangan/masyarakat. G. Lampiran Materi yang disajikan Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, negara, pemerintah, dan pemerintah daerah. Dari pengertian hak anak bahwa sebenarnya tidak boleh terjadi lagi adanya kekerasan terhadap anak tidak ada lagi pengekangan hak anak tidak ada lagi pembiaran adanya kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak dan atau kekerasan yang dilakukan oleh pihak lain di luar rumah. Mengapa tidak boleh terjadi? Karena hak anak dijamin/ dilindungi dan dipenuhi oleh 6 pemberi yang bertanggung jawab/ yaitu : 1. Orang tuanya, 2. Keluarganya, 3. Masyarakat, 4. Negara, 5. Pemerintah, dan 6. Pemerintah Daerah. Namun pada kenyataannya masih terjadi kekerasan dan pengekangan hak anak. Mengapa demikian? Banyak faktor yang menjadi penyebab masih ada tindak kekerasan dan hak anak yang tidak diberikan antara lain :
1. Sosialisasi UU tentang perlindungan anak dan UU tindak kekerasan dalam rumah tangga yang masih belum merata. 2. Masyarakat dan keluarga belum memahami akibat tindak kekerasan dan tidak memberikan perlindungan terhadap anak. 3. Kola borasi antar pihak berwenang dalam pencegahan terjadinya pelanggaran kedua UU tidak menggaung. 4. Perlu ditingkatkan kemampuan dan keahlian lembaga instansi dalam upaya pencegahan agar tidak terjadi tindakan melanggar hukum. Lahat, Rabu 13 Juni 2022 (pukul 08.00 – 12.00) Penyuluh Sosial Madya, SAIFUDIN, SE. NIP. 196507141989031008
Laporan : 14 II. PENYULUHAN SOSIAL (UNSUR UTAMA) A. Persiapan (Sub Unsur) Nama : SAIFUDIN, SE. Jabatan : Penyuluh Sosial Madya Satker : Dinas Sosial Kabupaten Lahat Prov. Sumsel Butir Kegiatan : Pembahasan Rencana Penyuluhan Sosial Individu & Keluarga, Daerah Rawan Sosial, sebagai pembahas Kode : II.A.5.b Angka Kredit : 0,195 Satuan Hasil : Laporan Bulan : Juni 2022 Topik 19 : ANAK SERING MENDAPATKAN PERLAKUAN KASAR DAN KEJAM DAN TINDAKAN YANG BERAKIBAT SECARA FISIK DAN/ATAU PSIKOLOGIS A. Latar Belakang Rencana penyuluhan sosial disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan penyuluhan sosial, sebelum rencana tersebut menjadi acuan pelaksanaan penyuluhan sosial rencana penyuluhan dibahas dalam sebuah forum pembahasan. Pembahsan kali ini dengan rencana penyuluhan pada topik 19 yaitu anak sering mendapatkan perlakuan kasar dan kejam dan tindakan yang berakibat secara fisik dan/atau psikologis. Diharapkan hasil pembahasannya akan memberikan arah sehingga topik yang dibahas memiliki bobot isi materi yang akan disuluhkan pada saat yang telah direncanakan. Anak sering mendapatkan perlakuan kasar dan kejam dan tindakan yang berakibat secara fisik dan/atau psikologis menjadi permasalahan sosial yang perlu mendapatkan perhatian agar permasalahan sosial tersebut tidak dibiarkan berlarut-larut, namun demikian masyarakat harus semakin mampu peduli dan memberikan kesempatan dan hak yang sama. Dengan demikian masalah sosial bisa dipahami dan diharapkan memberikan bukti bahwa manfaat penyuluhan sosial dalam rangka pencegahan timbulnya masalah sosial menciptakan anggapan yang tidak layak/tidak patut diperlakukan dan mewujudkan masyarakat agar memahami ketidakmampuan dalam melaksanakan kehidupan, anak mendapatkan perlakuan kasar dan kejam seperti pada topik 19 ini, oleh karena dibutuhkan forum pembahasan rencana penyuluhan sosial. B. Maksud dan Tujuan Maksud pembahasan rencana penyuluhan sosial adalah untuk memberikan kualitas materi penyuluhan yang akan disuluhkan. Tujuan agar pembahasan rencana penyuluhan sosial agar penyaji, pembahas dan peserta mampu mengkolaborasikan sesuai dengan materi dan tugas yang diembannya. C. Poin-point Tanggap Yang Disampaikan 1) Rencana penyuluhan sosial tentang anak sering mendapatkan perlakuan kasar dan kejam dan tindakan yang berakibat secara fisik dan/atau psikologis. Topik ini diberikan dalam rangka adanya tindakan pemberian perlindungan kepada anak, usia anak yang masih sangat membutuhkan pengasuhan, pendampingan dan perlindungan termasuk pada anak menjadi korban sehingga berakibat secara fisik atau psikologis. 2) Sasaran penyuluhan dibatasi karena ditujukan kepada individu, kepada orang tertentu dalam rangka pencegahan tidak terjadinya usia anak yang menjadi anak dengan kedisabilitasan ganda yang tidak dipedulikan oleh lingkungannya. Individu yang menjadi sasaran penyuluhan, terutama keluarga dan anak menjadi korban sehingga berakibat secara fisik atau psikologis. 3) Menggunakan 5W akan tertib, lengkap dan jelas susunan program penyuluhan sosial. Sedang KIME adalah isi kandungan penyuluhan yang memuat komunikasi apa yang disampaikan, informasi apa yang disampaikan, apakah bisa menjadi sebuah motivasi dan edukasi.
D. Proses Pembahasan Dalam pembahasan rencana penyuluhan sosial melalui proses sebagai berikut : 1. Setelah mendengarkan penyajian tentang rencana penyuluhan sosial pada topik 19 , selanjutnya materi akan menjadi bahan pembahasan. 2. Mengisi daftar hadir. 3. Pembahas akan menyampaikan tentang : a. Sistematikan penyusunan rencana penyuluhan sosial. b. Kaidah dan ketentuan : 5W, 1G,1H, 2M dan 1i yang harus diterapkan. c. Adanya kolerasi materi dengan topik materi. 4. Selanjutnya pembahas akan memberi kesempatan kepada peserta untuk memberikan komentar dalam forum pembahasannya. E. Pertanyaan dan Tanggapan P : Mengapa rencana penyuluhan memilih topik anak sering mendapatkan perlakuan kasar dan kejam dan tindakan yang berakibat secara fisik dan/atau psikologis? J : Topik ini dipilih karena banyak masyarakat/individu terutama sebagai keluarga/masyarakat belum semuanya mengetahui bahwa anak itu memiliki hak termasuk hak perlindungan sosial kepada anak sering mendapatkan perlakuan kasar dan kejam dan tindakan yang berakibat secara fisik dan/atau psikologis. P : Apakah dipandang perlu/dibutuhkan topik tersebut disuluhkan? J : Sebagai upaya pencegahan, karena di Kabupaten Lahat telah terjadi sehingga topik ini menjadi perlu disampaikan. F. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan : Bahwa setiap anak memiliki hak, anak sering mendapatkan perlakuan kasar dan kejam dan tindakan yang berakibat secara fisik dan/atau psikologis harus mendapatkan tempat yang sama seperti lainnya dan layak sehingga ada perkembangannya tidak mengarah pada aktivitas yang salah dan tidak menjadi korban tindak kekejaman diperlakukan kasar. Oleh karena penyuluhan sosial topik ini harus sering dilakukan. Pembahasan rencana penyuluhan sosial penting agar memberikan perencanaan penyuluhan sosial terhadap masalah sosial anak bisa termonitor dan segera diatasi. Saran : Pembahasan rencana penyuluhan sebaiknya selalu diadakan dan kualitas materi atau topik penyuluhan yang sesuai dengan kondisi kebutuhan lapangan/masyarakat. G. Lampiran Materi yang disajikan Perlakuan kasar dan kejam merupakan tindakan yang berakibat pada fisik dan atau berakibat pada psikologis adalah tindakan yang kurang etis dan tidak boleh terjadi kepada siapapun termasuk kepada anak. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga telah mengamantkan pada Bab III Larangan Kekerasan Dalam Rumah Tangga pasal 5 setiap orang dilarang melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap orang dalam lingkup rumah tangganya dengan cara : a. kekerasan fisik. b. kekerasan psikis. c. kekerasan seksual atau d. penelantaran rumah tangga. Perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat ini adalah kekerasan fisik. Perbuatan yang berakibat pada ketakutan hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat adalah disebutnya dengan kekerasan psikis. Adanya pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang menetap dalam lingkup rumah tangga pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah tangganya dengan orang lain untuk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu adalah perbuatan kekerasan seksual. Kemudian setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan
kehidupan, perawatan atau pemeliharaan kepada orang tersebut. Terjadinya penelantaran juga karena ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi dan/atau melarang untuk bekerja yang layak di dalam atau di luar rumah sehingga korban berada di bawah kendali orang tersebut. Dari kondisi tersebut diatas pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam upaya pencegahan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Lahat, 20 Juni 2022 (pukul 08.00 – 12.00) Penyuluh Sosial Madya, SAIFUDIN, SE. NIP. 196507141989031008
Laporan : 15 II. PENYULUHAN SOSIAL (UNSUR UTAMA) A. Persiapan (Sub Unsur) Nama : SAIFUDIN, SE. Jabatan : Penyuluh Sosial Madya Satker : Dinas Sosial Kabupaten Lahat Prov. Sumsel Butir Kegiatan : Pembahasan Rencana Penyuluhan Sosial Individu & Keluarga, Daerah Rawan Sosial, sebagai pembahas Kode : II.A.5.b Angka Kredit : 0,195 Satuan Hasil : Laporan Bulan : Juni 2022 Topik 20 : ANAK PERNAH DIANIAYA DAN/ATAU DIPERKOSA A. Latar Belakang Rencana penyuluhan sosial disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan penyuluhan sosial, sebelum rencana tersebut menjadi acuan pelaksanaan penyuluhan sosial rencana penyuluhan dibahas dalam sebuah forum pembahasan. Pembahsan kali ini dengan rencana penyuluhan pada topik 20 yaitu anak pernah dianaiaya dan/atau diperkosa. Diharapkan hasil pembahasannya akan memberikan arah sehingga topik yang dibahas memiliki bobot isi materi yang akan disuluhkan pada saat yang telah direncanakan. anak pernah dianaiaya dan/atau diperkosa menjadi permasalahan sosial yang perlu mendapatkan perhatian agar permasalahan sosial tersebut tidak dibiarkan berlarut-larut, namun demikian masyarakat harus semakin mampu peduli dan memberikan kesempatan dan hak yang sama. Dengan demikian masalah sosial bisa dipahami dan diharapkan memberikan bukti bahwa manfaat penyuluhan sosial dalam rangka pencegahan timbulnya masalah sosial menciptakan anggapan yang tidak layak/tidak patut diperlakukan dan mewujudkan masyarakat agar memahami ketidakmampuan dalam melaksanakan kehidupan, anak dianiaa/diperkosa seperti pada topik 20 ini, oleh karena dibutuhkan forum pembahasan rencana penyuluhan sosial. B. Maksud dan Tujuan Maksud pembahasan rencana penyuluhan sosial adalah untuk memberikan kualitas materi penyuluhan yang akan disuluhkan. Tujuan agar pembahasan rencana penyuluhan sosial agar penyaji, pembahas dan peserta mampu mengkolaborasikan sesuai dengan materi dan tugas yang diembannya. C. Poin-point Tanggap Yang Disampaikan 1) Rencana penyuluhan sosial tentang anak pernah dianaiaya dan/atau diperkosa. Topik ini diberikan dalam rangka adanya tindakan pemberian perlindungan kepada anak, usia anak yang masih sangat membutuhkan pengasuhan, pendampingan dan perlindungan termasuk pada anak menjadi korban sehingga berakibat pada penganiaaan/pemerkosaan. 2) Sasaran penyuluhan dibatasi karena ditujukan kepada individu, kepada orang tertentu dalam rangka pencegahan tidak terjadinya usia anak yang menjadi sasaran penganiaaan/pemerkosaan yang tidak dipedulikan oleh lingkungannya. Individu yang menjadi sasaran penyuluhan, terutama keluarga dan anak menjadi korban. 3) Menggunakan 5W akan tertib, lengkap dan jelas susunan program penyuluhan sosial. Sedang KIME adalah isi kandungan penyuluhan yang memuat komunikasi apa yang disampaikan, informasi apa yang disampaikan, apakah bisa menjadi sebuah motivasi dan edukasi. D. Proses Pembahasan Dalam pembahasan rencana penyuluhan sosial melalui proses sebagai berikut : 1. Setelah mendengarkan penyajian tentang rencana penyuluhan sosial pada topik 20 , selanjutnya materi akan menjadi bahan pembahasan. 2. Mengisi daftar hadir. 3. Pembahas akan menyampaikan tentang :
a. Sistematikan penyusunan rencana penyuluhan sosial. b. Kaidah dan ketentuan : 5W, 1G,1H, 2M dan 1i yang harus diterapkan. c. Adanya kolerasi materi dengan topik materi. 4. Selanjutnya pembahas akan memberi kesempatan kepada peserta untuk memberikan komentar dalam forum pembahasannya. E. Pertanyaan dan Tanggapan P : Mengapa rencana penyuluhan memilih topik anak pernah dianaiaya dan/atau diperkosa? J : Topik ini dipilih karena banyak masyarakat/individu terutama sebagai keluarga/masyarakat belum semuanya mengetahui bahwa anak itu memiliki hak termasuk hak perlindungan sosial anak pernah dianaiaya dan/atau diperkosa. P : Apakah dipandang perlu/dibutuhkan topik tersebut disuluhkan? J : Sebagai upaya pencegahan, karena di Kabupaten Lahat telah terjadi sehingga topik ini menjadi perlu disampaikan. F. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan : Bahwa setiap anak memiliki hak, anak pernah dianaiaya dan/atau diperkosa harus mendapatkan tempat yang sama seperti lainnya dan layak sehingga ada perkembangannya tidak mengarah pada aktivitas yang salah dan tidak menjadi korban penganiaaan. Oleh karena penyuluhan sosial topik ini harus sering dilakukan. Pembahasan rencana penyuluhan sosial penting agar memberikan perencanaan penyuluhan sosial terhadap masalah sosial anak bisa termonitor dan segera diatasi. Saran : Pembahasan rencana penyuluhan sebaiknya selalu diadakan dan kualitas materi atau topik penyuluhan yang sesuai dengan kondisi kebutuhan lapangan/masyarakat. G. Lampiran Materi yang disajikan Rasa ketakutan anak yang pernah dianiaya atau diperkosa adalah beban berat disamping ketakutan ada perasaan yang menghantui dirinya. Andai jujur mengatakan kepada orang tua/ atau temannya pasti anak menyimpan suatu resiko misalnya ada ancaman dan lain sebagainya. Beban ini berat yang ada pada anak yang menjadi korban. Pengawasan setiap orang tua menjadi sangat penting pengawasan internal dan pengawasan eksternal. Pengawasan internal yang dilakukan oleh orang tua dan keluarganya mulai dari aktivitas sehari-hari yang diatur dalam rumahnya. Dengan demikian semua aturan yang ditegakan di rumah akan melatih anak dari kecil hingga anak menjadi anak yang diharapkan orangtua menjadi anak yang taat pada agamanya dan patuh kepada kedua orang tuanya dan keluarga. Kedekatan antara orang tua dengan anak adalah membuktikan bahwa anak merasa terlindungi dan diayomi akan tetapi sebaliknya jika dalam keluarga menunjukan dengan kesibukannya masing-masing dampaknya adalah perhatian pada anak tidak ada dan kebebasan terjadi pada anak. Karena kebebasan anak bisa memiliki pemikiran yang negatif dan akan berbeda dengan anggota keluarga lainnya. Tanpa disadari akan tumbuh bibit-bibit negatif dalam pikiran dan benak hati anak anak bisa menjadi sasaran pemerkosaan atau sasaran penganiayaan atau anak justru menjadi orang yang memiliki pikiran negatif yaitu menjadi pemerkosa atau penganiaya. Alangkah mirisnya jika anak menjadi sedemikian parahnya. Memberikan pola asuhan kepada anak harus dimulai dari sejak dalam kandungan. Gunakan pertemuan dengan anak semaksimal mungkin yang berdampak menjadi anak yang sesuai harapan orang tua dengan di dasari oleh religius yang kuat. Berpeganglah pada keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhannya. Agama adalah sebagai kendali agar mau melakukan yang diperintah Tuhannya dan agama adalah sebagai kendali untuk meninggalkan semua yang dilarang Tuhannya. Lahat, 24 Juni 2022 (pukul 08.00 – 12.00) Penyuluh Sosial Madya, SAIFUDIN, SE. NIP. 196507141989031008
Laporan : 16 II. PENYULUHAN SOSIAL (UNSUR UTAMA) A. Persiapan (Sub Unsur) Nama : SAIFUDIN, SE. Jabatan : Penyuluh Sosial Madya Satker : Dinas Sosial Kabupaten Lahat Prov. Sumsel Butir Kegiatan : Pembahasan Rencana Penyuluhan Sosial Individu & Keluarga, Daerah Rawan Sosial, sebagai pembahas Kode : II.A.5.b Angka Kredit : 0,195 Satuan Hasil : Laporan Bulan : Juni 2022 Topik 41 : NAMANYA SAJA GELANDANGAN A. Latar Belakang Rencana penyuluhan sosial disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan penyuluhan sosial, sebelum rencana tersebut menjadi acuan pelaksanaan penyuluhan sosial rencana penyuluhan dibahas dalam sebuah forum pembahasan. Pembahsan kali ini dengan rencana penyuluhan pada topik 20 yaitu namanya saja gelandangan. Diharapkan hasil pembahasannya akan memberikan arah sehingga topik yang dibahas memiliki bobot isi materi yang akan disuluhkan pada saat yang telah direncanakan. namanya saja gelandangan menjadi permasalahan sosial yang perlu mendapatkan perhatian agar permasalahan sosial tersebut tidak dibiarkan berlarut-larut, namun demikian masyarakat harus semakin mampu peduli dan memberikan kesempatan dan hak yang sama. Dengan demikian masalah sosial bisa dipahami dan diharapkan memberikan bukti bahwa manfaat penyuluhan sosial dalam rangka pencegahan timbulnya masalah sosial menciptakan anggapan yang tidak layak/tidak patut diperlakukan dan mewujudkan masyarakat agar memahami ketidakmampuan dalam melaksanakan kehidupan, anak dianiaa/diperkosa seperti pada topik 20 ini, oleh karena dibutuhkan forum pembahasan rencana penyuluhan sosial. B. Maksud dan Tujuan Maksud pembahasan rencana penyuluhan sosial adalah untuk memberikan kualitas materi penyuluhan yang akan disuluhkan. Tujuan agar pembahasan rencana penyuluhan sosial agar penyaji, pembahas dan peserta mampu mengkolaborasikan sesuai dengan materi dan tugas yang diembannya. C. Poin-point Tanggap Yang Disampaikan 1) Rencana penyuluhan sosial tentang namanya saja gelandangan. Topik ini diberikan dalam rangka adanya tindakan pemberian perlindungan kepada anak, usia anak yang masih sangat membutuhkan pengasuhan, pendampingan dan perlindungan termasuk pada anak menjadi korban sehingga berakibat pada penganiaaan/pemerkosaan. 2) Sasaran penyuluhan dibatasi karena ditujukan kepada individu, kepada orang tertentu dalam rangka pencegahan tidak terjadinya usia anak yang menjadi sasaran penganiaaan/pemerkosaan yang tidak dipedulikan oleh lingkungannya. Individu yang menjadi sasaran penyuluhan, terutama keluarga dan anak menjadi korban. 3) Menggunakan 5W akan tertib, lengkap dan jelas susunan program penyuluhan sosial. Sedang KIME adalah isi kandungan penyuluhan yang memuat komunikasi apa yang disampaikan, informasi apa yang disampaikan, apakah bisa menjadi sebuah motivasi dan edukasi. D. Proses Pembahasan Dalam pembahasan rencana penyuluhan sosial melalui proses sebagai berikut : 1. Setelah mendengarkan penyajian tentang rencana penyuluhan sosial pada topik 20 , selanjutnya materi akan menjadi bahan pembahasan. 2. Mengisi daftar hadir. 3. Pembahas akan menyampaikan tentang : Sistematikan penyusunan rencana penyuluhan sosial.
Kaidah dan ketentuan : 5W, 1G,1H, 2M dan 1i yang harus diterapkan. Adanya kolerasi materi dengan topik materi. 4. Selanjutnya pembahas akan memberi kesempatan kepada peserta untuk memberikan komentar dalam forum pembahasannya. E. Pertanyaan dan Tanggapan P : Mengapa rencana penyuluhan memilih topik namanya saja gelandangan? J : Topik ini dipilih karena banyak masyarakat/individu terutama sebagai keluarga/masyarakat belum semuanya mengetahui bahwa anak itu memiliki hak termasuk hak perlindungan sosial namanya saja gelandangan. P : Apakah dipandang perlu/dibutuhkan topik tersebut disuluhkan? J : Sebagai upaya pencegahan, karena di Kabupaten Lahat telah terjadi sehingga topik ini menjadi perlu disampaikan. F. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan : Bahwa setiap anak memiliki hak, namanya saja gelandangan harus mendapatkan tempat yang sama seperti lainnya dan layak sehingga ada perkembangannya tidak mengarah pada aktivitas yang salah dan tidak menjadi korban penganiaaan. Oleh karena penyuluhan sosial topik ini harus sering dilakukan. Pembahasan rencana penyuluhan sosial penting agar memberikan perencanaan penyuluhan sosial terhadap masalah sosial anak bisa termonitor dan segera diatasi. Saran : Pembahasan rencana penyuluhan sebaiknya selalu diadakan dan kualitas materi atau topik penyuluhan yang sesuai dengan kondisi kebutuhan lapangan/masyarakat. G. Lampiran Materi yang disajikan Lahat, 24 Juni 2022 (pukul 08.00 – 12.00) Penyuluh Sosial Madya, SAIFUDIN, SE. NIP. 196507141989031008