The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Kompetensi Inti Coaching dan TIRTA sebagai Alur Percakapan Coaching

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Dina Amalia Firdausi, 2023-03-11 08:18:26

Kompetensi Inti Coaching dan TIRTA sebagai Alur Percakapan Coaching

Kompetensi Inti Coaching dan TIRTA sebagai Alur Percakapan Coaching

Kesimpulan dan refleksi Kompetensi Inti Coaching dan TIRTA sebagai Alur Percakapan Coaching Dina Amalia Firdausi


Kehadiran Penuh/Presence, dalam hal ini kesadaran penuh saat melakukan percakapan coaching. Kesadaran yang dimaksud adalah kita focus dengan coachee yang sedang kita temui, hal ini dapat dilatih dengan kegiatan STOP dan mindful listening Kompetensi inti coaching: 1.


2. Mendengarkan Aktif, keterampilan yang kedua adalah menyimak dengan baik sehingga untuk dapat menyimak dengan baik seorang coach diwajibkan mengesampingkan apa yang ada dipikiran coach sehingga mengganggu prose percakapan dengan coachee. 3 hal yang dapat menghambat proses menyimak yaitu asumsi, melabel dan asosiasi. Yang terpenting kita tidak boleh menilai atau berasusmsi terhadap coachee, biarkan coachee yang menilai dirinya sendiri.


3. Mengajukan Pertanyaan Berbobot, ketrampilan kunci lainnya adalah mengajukan pertanyaan dengan tujuan tertentu atau pertanyaan berbobot. Keterampilan ini diharapkan mampu menggugah coachee untuk memunculkan ide atau solusi dari situasi yang sedang dihadapi. Pertanyaan berbobot memiliki ciri : hasil mendengarkan aktif, membantu coachee, terbuka, diajukan pada moment yang tepat.


Dalam melakukan melakukan coaching diperkuat dengan RASA melalui alur TIRTA. RASA merupakan akronim dari Receive, Appreciate, Summarize, dan Ask . Kemudian alur yang digunakan adalah alur TIRTA yaitu Tujuan Umum, Identifikasi, Rencana Aksi, Tanggung


-T (Tujuan Umum) : ingin mendapatkan solusi dari -I (identifikasi ) : identifikasi apa yang menjadi permasalahan, da -R (rencana Aksi ): mencari solusi melalui rencana aksi -TA (tanggung jawab) : bentuk pelaksanaan dari rencana aksi Alur TIRTA


Umpan balik yang efektif haruslah bersifat netral sehingga tidak subjektif dan tanpa dasar, dalam coaching tujuan pemberian umpan balik adalah untuk membantu pengembangan diri coachee. Umpan balik sebaiknya menggunakan pertanyaan reflektif sehingga coachee dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan reflektif yang akan mendorong coachee untuk mengembangkan kemandirian karena membangun kesadaran coachee untuk menggunakan data yang akan memvalidasi evaluasi dirinya. Perlu diingat bahwa tujuan umpan balik artinya memberikan kebebasan dan mendorong coachee untuk melakukan identifikasi, observasi dan mengumpulkan dari datanya sendiri.


Kumpulan refleksi 2.3. Kompetensi Inti Coaching dan TIRTA sebagai Alur Percakapan Coaching Dina Amalia Firdausi


2.3. Kompetensi Inti Coaching dan TIRTA sebagai Alur Percakapan Coaching Refleksi Tuliskan pengalaman Bapak/Ibu saat berhasil menghadirkan fokus selama melakukan percakapan dengan seseorang. Apa hal-hal yang biasanya dilakukan untuk menghadirkan fokus sebelum dan selama berkegiatan? Tuliskan pengalaman Bapak/Ibu saat hilang fokus di saat sedang melakukan percakapan dengan seseorang Apa yang biasanya menyebabkan hilangnya fokus? Apa yang dilakukan untuk mengembalikan fokus? Pengalaman saya adalah saat mendengarkan keluhan seorang teman dari mapel Bahasa Indonesia yang ingin sekali bisa membuat game edukasi di kelasnya. Yang bisa menghadirkan focus saya adalah, mendengarkan dengan bai kapa yang sedang dialami oleh rekan saya, lalu saya berusaha focus dan tidak menyela pembicaraan, saya juga tanamkan dalam pikiran saya untuk tidak menjudge situasi yang dialami beliau. a. Yang biasanya membuata focus hilang adalah saya berasumsi dengan pengalaman yang pernah saya alami dan perasaan saya saat itu. a. Untuk mengembalikan focus, saya mencoba untuk meminta beliau untuk mengulang bagian dimana saya kehilangan focus.


2.3. Kompetensi Inti Coaching dan TIRTA sebagai Alur Percakapan Coaching Refleksi


1.Tuliskan pengalaman Anda pada saat berbicara dengan orang kemudian Anda merasa dilabel/dinilai oleh orang tersebut. a.Apa yang Anda rasakan/pikirkan pada saat mendengarkan itu? b.Apa yang Anda lakukan setelah mendengarkannya? Jawaban : a. Yang saya rasakan/pikirkan saat itu merasas edikit jengkel dan juga kecewa. Saat saya sedang ingin bercerita, disitu saya membutuhkan teman untuk curhat untuk didiengarkan bukan untuk dilabeli atau dinilai atau mungkin dibandingkan. b. Setelah saya mendengarkan sikap orang tersebut biasanya saya menarik diri, namun tidak lupa saya mengucapkan terima kasih karena telah mau mendengarkan cerita saya.


1.Tuliskan pengalaman Anda pada saat berbicara dengan orang kemudian Anda merasa/berpikir kalau orang tersebut salah mengartikan apa yang Anda sampaikan tanpa mengonfirmasinya terlebih dahulu . a.Apa yang Anda rasakan/pikirkan pada saat mendengarkan itu? b.Apa yang Anda lakukan setelah mendengarkannya? Jawaban : a.Perasaan saya pastinya saat itu ingin mengonfirmasi bahwa beliau telah salah dalam mengartikan apa yang sama sampaikan. Konfirmasi dalam artian agar komunikasi 2 arah kami tidak memiliki kesalahan persepsi. b.Setelah saya mendengarkanna, saya berusaha dengan sopan untuk menjelaskan lebih detail dan meluruskan apa yang menurut saya tidak sesuai.


1.Tuliskan pengalaman Anda pada saat berbicara dengan orang kemudian orang tersebut balik bercerita tentang pengalamannya/menasehati atau memberi saran berdasarkan pengalaman dia, tanpa Anda minta. a.Apa yang Anda rasakan/pikirkan pada saat mendengarkan itu? b.Apa yang Anda lakukan setelah mendengarkannya? Jawaban : a.Saat itu saya merasa kurang nyaman, karena saya merasa diintervensi padahal keinginan saya hanya ingin didengar bukan dijudge atau bahkan dinasihati. Karena mungkin saat itu saya hanya ingin ada teman untuk diajak berbicara dan berbagi cerita. b.Tidak lupa saya ucapkan terima kasih, karena beliau sudah meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita saya. Namaun dalam hati saya belajar untuk tidak melakukan hal yang sama seperti apa yang beliau lakukan terhadap saya.


REFLEKSI Mengajukan Pertanyaan Berbobot


Tambahkan sedikit teks isi Bayangkan Anda berada di empat situasi di bawah ini: 1.Anda tidak dapat memenuhi target pekerjaan, lalu kepala sekolah/rekan kerja Anda mengajukan pertanyaan berikut: a.Mengapa target tidak tercapai? b.Kelihatannya Anda tidak merencanakannya dengan baik ya? c.Memangnya Anda tidak mencoba cara A, B, C, D? d.Apakah tidak diperhitungkan sebelumnya bahwa ini tidak akan terpenuhi? 2.Anda sedang bingung bagaimana mengimplementasikan apa yang Anda pelajari dalam 10 hari ini. Lalu, Anda menghubungi instruktur Anda, dan ini yang ia tanyakan: a.Apakah Anda mengerjakan semua tugas selama 10 hari? b.Apakah setiap ada sesi sinkronus Anda hadir? (saat Anda selesai menjawab, ia melanjutkan?) Betul? c.Mengapa Anda bisa bingung kalau Anda hadir terus? d.Apakah Anda tidak mencoba mencari tahu saat di kelas? 3.Anda tidak memahami suatu materi pelatihan, lalu meminta rekan Anda menjelaskan. Lalu ini yang ia tanyakan: a.Kenapa Anda tidak mengerti? b.Apa Anda tidak memperhatikan saat dijelaskan di depan? 4. Coba rasakan Anda ditanya seperti ini: a.Sudah berapa lama Anda berada di posisi ini? b.Apa tanggung jawab utama Anda? c.Anda ingin “A” atau “B”? d.Apakah tugasnya sudah diselesaikan? e.Dia berbakat atau tidak?


1.Apa yang terjadi dalam diri Anda pada saat ditanya dengan pertanyaan- pertanyaan seperti di atas? 2.Apa yang Anda pikirkan? 3.Apa yang Anda rasakan? 4.Apa respon Anda? Jawaban 1.Jika saya dihadapkan dengan pertanyaan tersebut maka yang saya rasakan ada perasaan malu karena saya merasa telah gagal dan tidak memiliki tanggung jawab. Hal tersebut pastinya menjadi pengalaman yang kurang menyenangkan bagi saya. 2.Yang saya pikirkan adalah, bagaimana seorang instruktur bertanya hal seperti itu. Saya bertanya pasti karena ada penyebabnya. Dan pastinya saya sangat kecewa dari tanggapan tersebut. 3.Yang saya rasakan adalah malu, dan merasa sangat tidak pantas mengikuti pelatihan tersebut. 4.Saya pasti akan menjawab namun dengan perasaan kurang nyaman karena pertanyaan tersebut seakan-akan memojokkan saya.


Dari video tersebut hal-hal yang saya tangkap diantaranya , penggunaan alur TIRTA dalam melakukan melakukan coaching dengan RASA melalui alur TIRTA. RASA merupakan akronim dari Receive, Appreciate, Summarize, dan Ask . Kemudian alur yang digunakan adalah alur TIRTA yaitu Tujuan Umum, Identifikasi, Rencana Aksi, Tanggung Jawab . -T (Tujuan Umum) : ingin mendapatkan solusi dari Kondisi yang tidak menentu karena pandemic sehingga beban kerja yang sedang dirasakan semakin bertambah karena pandemic sehingga kesejahteraan menjadi terganggu. -I (identifikasi ) : identifikasi apa yang menjadi permasalahan, dan menurut coachee bagaimana menjadi guru yang sejahtera yaitu guru yang tau tujuan menjadi guru dan bisa membagi waktu dengan baik dan seimbang. Menurut coacheeposisi guru-guru saat itu berada diangka 5, dan dia ingin ada perbaikan ke depannya sehingga mencapai angka 7 -R (rencana Aksi ): mencari solusi dari kondisi guru, salah satunya dengan membuat waktu senggang untuk berbagi dan mengobrol untuk mencari jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi -TA (tanggung jawab) : Coahee merasa bisa melakukan solusi itu dengan meluangkan waktu, dalam bentuk heart to heart atau secara bersama-sama. Untuk saat ini solusi yang dilakukan adalah mencoba mengobrol bersamasama


Coach : Baik, kira-kira dari obrolan kita hari ini dan dari kondisi yang sedang dihadapi apa yang anda inginkan nantinya? Coache : Saya ingin menolong proses perjalanan selama pandemic untuk guru-guru agar lebih tenang, focus dan mental yang kuat dan memiliki kesejahteraan yang baik. Coach : kira-kira bentuk pertolongan apa yang bisa anda lakukan? Coachee : saya akan berusaha mencari solusi dari kondisi guru, salah satunya dengan membuat waktu senggang untuk berbagi dan mengobrol untuk mencari jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi Coach : lalu cara yang anda lakukan kira-kira bagaimana? Coachee : mungkin saya harus meluangkan waktu, dan mengobrol dalam bentuk heart to heart atau secara bersama-sama. Untuk saat ini solusi yang dilakukan adalah mencoba mengobrol bersama-sama.


Dari video tersebut hal-hal yang saya tangkap diantaranya , penggunaan alur TIRTA dalam melakukan melakukan coaching dengan RASA melalui alur TIRTA. RASA merupakan akronim dari Receive, Appreciate, Summarize, dan Ask . Kemudian alur yang digunakan adalah alur TIRTA yaitu Tujuan Umum, Identifikasi, Rencana Aksi, Tanggung Jawab . -T (Tujuan Umum) : ingin mendapatkan solusi dari Kondisi yang tidak menentu karena pandemic sehingga beban kerja yang sedang dirasakan semakin bertambah karena pandemic sehingga kesejahteraan menjadi terganggu. -I (identifikasi ) : identifikasi apa yang menjadi permasalahan, dan menurut coachee bagaimana menjadi guru yang sejahtera yaitu guru yang tau tujuan menjadi guru dan bisa membagi waktu dengan baik dan seimbang. Menurut coacheeposisi guru-guru saat itu berada diangka 5, dan dia ingin ada perbaikan ke depannya sehingga mencapai angka 7 -R (rencana Aksi ): mencari solusi dari kondisi guru, salah satunya dengan membuat waktu senggang untuk berbagi dan mengobrol untuk mencari jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi -TA (tanggung jawab) : Coahee merasa bisa melakukan solusi itu dengan meluangkan waktu, dalam bentuk heart to heart atau secara bersama-sama. Untuk saat ini solusi yang dilakukan adalah mencoba mengobrol bersamasama


Terima Kasih


Click to View FlipBook Version