i
ii MODUL KEGAWATDARURATAN DENTAL FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI PROGRAM STUDI DOKTER GIGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
iii VISI, MISI DAN TUJUAN VISI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI Menjadi Fakultas Kedokteran Gigi yang Unggul dan Inovatif Dalam Pengembangan Ilmu dan Pelayanan Kedokteran Gigi berdasarkan Nilai-Nilai Islam Untuk Kesejahteraan Masyarakat MISI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI Misi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran secara professional sesuai perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran berdasarkan nilai-nilai Islam 2. Meningkatkan penelitian dalam bidang kedokteran untuk mendukung proses pembelajaran dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran untuk kesejahteraan masyarakat 3. Meningkatkan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang kedokteran untuk kesejahteraan masyarakat 4. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga dalam negeri dan luar negeri untuk penguatan Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah 5. Menyelenggarakan tata kelola secara professional berdasarkan nilai-nilai Islam 6. Meningkatkan pembinaan dan pengembangan kemahasiswaan berdasarkan nilai-nilai Islam. VISI PROGRAM STUDI DOKTER GIGI Menghasilkan Dokter Gigi yang Professional, Unggul, dan Inovatif dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Pelayanan Kedokteran Gigi di daerah rural berdasarkan Nilai-Nilai Islam untuk Kesejahteraan Masyarakat
iv MISI PROGRAM STUDI DOKTER GIGI Misi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 1. Menghasilkan lulusan dokter yang profesional serta unggul dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran preventif-kuratif berdasarkan nilai-nilai Islam 2. Menghasilkan penelitian dalam bidang kedokteran prefentif dan kuratif untuk kesejahteraan masyarakat 3. Meningkatnya pengabdian kepada masyarakat dalam bidang kedokteran preventif dan kuratif untuk kesejahteraan masyarakat 4. Meningkatnya kerjasama dengan lembaga dalam negeri dan luar negeri yang saling menguntungkan untuk penguatan Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah 5. Menyelenggarakan tata kelola secara profesional berdasarkan nilai-nilai Islam 6. Meningkatnya prestasi akademik dan non-akademik mahasiswa. TUJUAN PROGRAM STUDI DOKTER GIGI 1. Menghasilkan lulusan dokter yang profesional serta unggul dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran preventif-kuratif berdasarkan nilai-nilai Islam 2. Menghasilkan penelitian dalam bidang kedokteran prefentif dan kuratif untuk kesejahteraan masyarakat. 3. Meningkatnya pengabdian kepada masyarakat dalam bidang kedokteran preventif dan kuratif untuk kesejahteraan masyarakat 4. Meningkatnya kerjasama dengan lembaga dalam negeri dan luar negeri yang saling menguntungkan untuk penguatan Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah 5. Menyelenggarakan tata kelola secara profesional berdasarkan nilai-nilai Islam 6. Meningkatnya prestasi akademik dan non-akademik mahasiswa.
v KATA PENGANTAR Modul ini berisi tentang kegawatdaruratan gigi. Modul ini bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa pada ilmu kegawatdaruratan yang berhubungan dengan penyakit gigi dan mulut pada anak dan dewasa. Blok ini diisi menggunakan acuan pemenuhan Standar Kompetensi Dokter Gigi pada domain I Profesionalisme melakukan praktik di bidang kedokteran gigi sesuai dengan keahlian, tanggung jawab, kesejawatan, etika dan hukum yang berlaku., domain II Penguasaan Ilmu Pengetahuan Kedokteran dan Kedokteran Gigi memahami ilmu kedokteran dasar, ilmu kedokteran klinik yang relevan, ilmu kedokteran gigi dasar, ilmu kedokteran gigi terapan dan ilmu kedokteran gigi klinik sebagai dasar profesionalisme serta pengembangan ilmu kedokteran gigi, domain III Pemeriksaan Fisik Secara Umum dan Sistem Stomatognatik melakukan pemeriksaan, mendiagnosis dan menyusun rencana perawatan untuk mencapai kesehatan gigi mulut yang prima melalui tindakan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative serta domain IV area Pemulihan Fungsi Sistem Stomatognatik dengan melakukan tindakan pemulihan fungsi sistem stomatognatik melalui penatalaksanaan klinik dimana mampu menangani kegawatdaruratan di bidang kedokteran dan kedokteran gigi. Modul Keggawatdaruratan ini didalamnya terdapat kegiatan perkuliahan, tutorial, dan skills lab. Setelah selesai melaksanakan modul ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan melakukan dasar penatalaksanaan kegawatdaruratan berhubungan dengan penyakit gigi dan mulut pada anak dan dewasa, penatalaksanaan kegawatdaruratan berhubungan dengan trauma dentomaksilofacial, penatalaksanaan kegawatdaruratan berhubungan dengan penggunaan obat-obatan, penatalaksanaan kegawatdaruratan berhubungan dengan kecemasan dan kompromis medis, dasar-dasar Basic Life Support. Diharapkan setelah selesai melalui blok ini mahasiswa akan memahami dan dapat menjalankan metode PBL dengan lancar pada blok – blok selanjutnya dan dapat mengembangkan active learning yang menjadi ciri pembelajaran orang dewasa (adult learning). Terima kasih kami ucapkan kepada narasumber blok, semua departemen yang terlibat dan pihak-pihak lain yang membantu sehingga buku tutor ini dapat tersusun dengan baik. Semoga modul ini dapat dilaksanakan sesuai tujuan yang diharapkan dan kritik serta saran untuk perbaikan buku tutor ini akan diterima tim penyusun.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 DESKRIPSI BLOK Blok Kegawatdaruratan Gigi ini berisi tentang dasar-dasar penatalaksanaan kegawatdaruratan berhubungan dengan penyakit gigi dan mulut pada anak dan dewasa, penatalaksanaan kegawatdaruratan berhubungan dengan trauma dentomaksilofacial, penatalaksanaan kegawatdaruratan berhubungan dengan penggunaan obat-obatan, penatalaksanaan kegawatdaruratan berhubungan dengan kecemasan dan kompromis medis, dasar-dasar Basic Life Support. TOPIK OBSTRUCTIVE CARDIOGENIC ODONTOGENIC INFECTION DENTOALVEOLAR FRACTURE POSTOPERATIVE COMPLICATION HARD TISSUE PERIODONTAL INFECTION CARDIOVASCULAR EMERGENCY MYOCARDIAL INFRACTION CARDIAC ARREST ANAPHYLACTIC SHOCK ECG CONTINUE PULSE EXAMINATIONS MONITORING DAN EVALUASI RELIEF OF PAIN VITAL SIGN GCS DENTAL EMERGENCY HYPOVOLEMI C DISTRIBUTIVE PREOPERATIVE
2 1.2 AREA KOMPETENSI Area kompetensi dari Standar Kompetensi Dokter Gigi yang akan dicapai pada blok ini yaitu : A. CPL (Capaian Pembelajaran Lulusan) 1. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila 2. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri 3. Menguasai prosedur perawatan klinis dalam bidang kedokteran gigi 4. Menguasai konsep teoritis secara mendalam tentang, Patogenesis penyakit/ kelainan yang meliputi, infeksi, dan non infeksi, Sterilisasi, desinfeksi dan asepsis, Obat-obat yang digunakan untuk penyakit gigi dan mulut, termasuk efek samping dan interaksinya, Tatalaksana kedokteran gigi klinik untuk membantu dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, Berfikir analitis guna mendukung evidence based dentistry, Metodologi penelitian 5. Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis informasi dan data 6. Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya 7. Mampu melakukan pemeriksaan fisik umum dan sistem stomatognatik yang meliputI pemeriksaan ekstra dan intra oral secara mandiri pada pasien simulasi dengan akurat serta mampu menetapkan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi dan kode etik 8. Mampu menyusun rencana perawatan gigi mulut berdasarkan analisis data kasus sesuai konsep kedokteran gigi klinik, kedokteran gigi pencegahan, kedokteran gigi dasar, kedokteran klinik dan ilmu biomedik yang relevan dengan mempertimbangkan siklus hidup pasien dan kondisi sosio-budaya secara mandiri 9. Mampu mendemonstrasikan cara mengendalikan rasa nyeri, takut dan kecemasan dengan pendekatan farmakologik dan/atau non farmakologik secara mandiri 10. Mampu mengambil keputusan medik berdasarkan data kasus untuk merujuk pasien kepada sejawat dan/atau penyelenggara kesehatan lain berdasarkan standar prosedur operasional secara mandiri
3 11. Mampu mendemonstrasikan cara mengidentifikasi dan tindakan medik pada manekin sesuai dengan prosedur bantuan hidup dasar (basic life support) dan kegawatdaruratan dental terbatas secara mandiri dan kelompok B. CPMK (Capaian Pembelajaran Mata Kuliah) 1. Mahasiswa akan mampu menjelaskan dan mendemonstrasikan penatalaksanaan kegawatdaruratan dental 2. Mahasiswa akan mampu menjelaskan mendemonstrasikan penatalaksanaan kegawatdaruratan berhubungan dengan fraktur maksilofacial 3. Mahasiswa akan mampu menjelaskan tentang infeksi odontogenic dan tatalaksananya 4. Mahasiswa akan mampu menjelaskan tentang komplikasi perioperatif dan postoperative 5. Mahasiswa akan mampu menjelaskan tentang syok dan melakukan tatalaksana Basic Life Support 6. Mahasiswa akan mampu menjelaskan tentang penyakit kompromis medis 7. Mahasiswa akan mampu menjelaskan tentang Penatalaksanaan Jenazah C. Sub-CPMK (Sub-Capaian Pembelajaran Mata Kuliah) 1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang konsep Kegawatdaruratan Dental 2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Kegawatdaruratan dental terkait infeksi jaringan keras gigi dan pulpa 3. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Kegawatdaruratan dental terkait infeksi jaringan periodontal yang berasal dari pulpa 4. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Fraktur dentoalveolar: Klasifikasi dan tata laksana kasus trauma gigi 5. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Fraktur dentoalveolar: Klasifikasi dan tatalaksana kasus kerusakan jaringan periodontal akibat trauma 6. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Fraktur dentoalveolar: Tinjauan kasus avulsi gigi 7. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Pengelolaan nyeri pada kasus kegawatdaruratan bidang kedokteran gigi
4 8. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Fraktur midfasial: Klasifikasi dan tata laksana emergensi sebelum perujukan
5 1.3 TOPIK PEMBELAJARAN 1. Kegawatdaruratan medis non trauma 2. Sinkop dan Syok Anafilaktik 3. Kapita Selekta Dental Emergency 4. BLS 5. Perdarahan pasca pencabutan gigi & Bleeding Management 6. Insisi drainage abses maksilofasial 7. Kegawatdaruratan endodontik 8. Dislokasi TMJ 9. Trauma dental; periodontal; dentoalveolar 10. Kelainan Syaraf N.trigeminus dan N. Fasialis; Cedera syaraf 11. Nyeri dan Tatalaksana 12. Trauma oromaksilofasial & Interpretasi Gambaran Radiografis OMF 13. Trauma gigi dan mulut pada anak 14. Evaluasi pasca pengelolaan kegawatdaruratan 15. Pemeriksaan tanda vital 16. Reposisi dislokasi TMJ 17. Splinting eyeled 18. Dental Forensic 19. DVI & Fase-fase DVI 20. Prinsip identifikasi gigi untuk penentuan ras, jenis kelamin dan ras 21. Lips print dan Dental Jurisprudence 22. Vulnus Morsum, Bitemarks dan fingers print 23. Forensic dental radiography 24. Data antemortem
6 1.4 BUKU REFERENSI 1. Satyanegara, M. D.1978.Teori dan terapi nyeri 2. Sphaltehoiss, W.1994.Hand Atlas of Human Anatomy. J.B. Lippico, Philadelphia. 3. Sobota.1995.Atlas Anatomi Manusia 10 ed.EGC: Jakarta. 4. Baum, Phillips.1997. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi (terj.). EGC, Jakarta 5. Cohen, Richard burn.1994. Pathway of The Pulp. C V:Mosby 6. Liebgott.2000. Dasar-dasar Anatomi Kedokteran Gigi. EGC:Jakarta 7. Manson, J.D., and Eley, B.M., Buku Ajar Periodonti (terj.), edisi 2, Hipokrates: Jakarta 8. Philip. M. Hoag and elizabeth A. Pawlak, 1990, Essentials of periodontics, 4 Th edition, The C. V. Mosby Company 9. Salentjin, 1980.Dental Oral Tissue, Lea & Fabiger, Philadelphia 10. Andlaw R.J and Rock W.P,Perawatan Gigi Anak (A Manual of Paedodontics) Jakarta, 1992 11. Arjatmo Tjokronegoro, Prof, Dr. Ph.D dan Hendra Utama, dr. 2004.Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1. FKUI, Jakarta, 12. D Lugman, 1992. Radiografi Ekstra Oral, Widya Medika, 13. Richard P. Juniper. l996.Kedaruratan dalam praktek Dokter Gigi, Hipokrates 14. Lea & Fabiger. 1993.Esthetic Dentistry: A Clinical Approach to Technic and Materials 15. Bartlett. 1995.Pedoman Terapi Penyakit Infeksi, EGC 16. Omar Hasan Kasule, 2000. Lecture Islamic Medicine, UUM, 17. Richard P. Juniper. l996. Kedaruratan dalam praktek Dokter Gigi, Hipokrates 18. Modul Advance Medical Emergency in Dentistry (AMED), 2009. Jakarta, 19. American Heart Association. 2010. Guidelines, Basic Life Support for Healthcare 20. Providers BLS Course Study Guide & Review. 2010
7 1.5 KONTRAK PEMBELAJARAN Hak dan Kewajiban Mahasiswa 1. Mahasiswa menjalankan setiap kewajiban seperti yang tertuang dalam peraturan akademik fakultas kedokteran gigi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 2. Mahasiswa memiliki hak untuk mendapatkan setiap haknya, setiap mahasiswa harus merujuk kepada prosedur yang tertuang dalam peraturan akademik fakultas kedokteran gigi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Strategi Pembelajaran Pertemuan pertama kuliah diisi dengan kontrak pembelajaran lengkap dengan penjelasan komponen penugasan dan evaluasi pembelajaran. Pertemuan selanjutnya diisi dengan tatap muka, tutorial, praktikum, dan praktik lapangan sesuai jadwal. Monitoring dan Evaluasi 1. Pre Assesment Mahasiswa wajib mengikuti seluruh rangkaian kegiatan PBL dengan prosentase kehadiran 75%, ketidakhadiran diperbolehkan dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan yaitu: a. Sakit (harus ada surat sakit dari dokter dan fotokopi resep obat) b. Delegasi (harus ada surat tugas dari Rektor, Dekan, Wakil Dekan, atau Kaprodi) c. Keluarga inti meninggal dunia (ijin dari keluarga) d. Yang bersangkutan menikah Untuk ketidakhadiran yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, maka nilai tutorial akan dikosongkan. Penilaian Hasil Belajar Penilaian hasil belajar digunakan penilaian formatif dan sumatif. A. Penilaian formatif adalah penilaian harian selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan: 1. Rubrik tutorial 2. Penilaian skill lab/ praktikum 3. Tugas
8 B. Penilaian sumatif adalah penilaian pada akhir setiap blok berlangsung dengan menggunakan ujian tertulis, yaitu: 1. Multiple choice question (MCQ) adalah jenis evaluasi yang mengggunakan pilihan ganda. MCQ digunakan untuk menilai kemampuan kognitif seseorang. Ujian tersebut berupa UTB (Ujian Tengah Blok) dan UAB (Ujian Akhir Blok) 2. Objective Structured Clinical Examination (OSCE) adalah metode penilaian untuk menilai kemampuan klinis mahasiswa secara terstruktur yang spesifik dan objektif dengan serangkaian simulasi dalam bentuk rotasi stase dengan alokasi waktu tertentu. Komponen Penilaian a. Komponen Penilaian Skills Lab KOMPONEN BOBOT Pretest / post test / workplan / laporan 30 % Interaksi team work 10 % Tingkah laku 10 % Keaktifan (diskusi/skill) 50 % Komponen Nilai Akhir KOMPONEN PENILAIAN BOBOT KRITERIA KELULUSAN Ujian MCQ Total nilai UTB dan UAB sesuai pembobotan 30% Nilai ≥ 65,00 OSCE Rata-rata nilai OSCE per station 20% Nilai ≥ 65,00 Kegiatan Tutorial Nilai tertinggi dari seluruh pertemuan 30% Wajib hadir seluruh pertemuan
9 Skills Lab Rata-rata nilai skills lab 20% Kriteria Kelulusan Mahasiswa dinyatakan lulus blok apabila nilai akhir mengacu pada standar PAP yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dengan nilai afektif minimal BAIK. Batasan nilai akhir mengacu pada standar Pokok Acuan Penilaian (PAP) sebagai berikut: Nilai Huruf Nilai Angka Nilai Numerik A 85-100 4 A- 80-84 3,67 B 75-79 3,3 B 70-74 3 B- 65-69 2,67 C+ 60-64 2,3 C 55-59 2 D 40-54 1 E 0-39 0 Jenis pelanggaran yang dapat mengurangi nilai afektif apabila melakukan hal-hal sebagai berikut : No. Jenis Pelanggaran dan sanksi 1 Mahasiswa yang dengan sengaja memalsu formal dan atau material, dokumendokumen sebagaimana dimaksud dalam peraturan ini, dengan mempertimbangkan berat ringannya kesalahan dari yang bersangkutan, dapat dijatuhi sanksi akademik berupa teguran, skorsing atau pemutusan hak studi/dikeluarkan dari Universitas 2 Sanksi sebagaimana tersebut dalam ayat (1) Pasal ini dapat juga dijatuhkan kepada mahasiswa yang berperilaku tidak sesuai dengan keanggotaannya dalam masyarakat akademik ataupun karena kelalaian atau dengan sengaja telah merugikan atau mencemarkan/ menjatuhkan nama baik Universitas. Jenis pelanggaran lainnya yang belum termuat dalam daftar akan dibicarakan dalam rapat tim blok dan ditetapkan kemudian. Pelanggaran Akademik dan Disiplin 1. Ketidakhadiran a. Memenuhi kehadiran > 75% pembekalan oleh pakar, memenuhi kehadiran 100% diskusi tutorial, memenuhi kehadiran 100% praktikum /praktik belajar lapangan/ skill lab
10 b. Alasan yang diijinkan yaitu: 1) Sakit (dengan bukti surat dokter ber-SIP) 2) Yang bersangkutan menikah, dengan menunjukkan foto kopi surat nikah 3) Keluarga inti meninggal (ayah, ibu, suami/istri, saudara kandung, anak) 4) Melaksanakan kegiatan fakultas/universitas, yang ditunjukkan dengan surat tugas rektorat atau dekanat . c. Pengurusan ijin paling lambat 2 hari setelah waktu ketidakhadiran mahasiswa dengan pemberitahuan ke bagian akademi melalui surat atau telepon yang diikuti dengan surat. 2. Keterlambatan (tutorial, perkuliahan, SL) a. Mahasiswa wajib datang tepat waktu b. Keterlambatan ≤ 15 menit pengurangan nilai. c. Keterlambatan ≥ 15 menit tidak boleh mengikuti kegiatan pembelajaran. 3. Pemalsuan dan Plagiat a. Pemalsuan adalah suatu tindakan yang dengan sengaja atau tidak mengubah / memalsukan tugas-tugas, keterangan atau tanda tangan orang lain dalam proses pembelajaran. Pelanggaran dalam hal ini akan mendapat sanksi baik bagi yang titip maupun pelakunya. b. Plagiat adalah tindakan yang dengan sengaja tanpa prosedur yang benar menggunakan karya orang lain, baik sebagian atau keseluruhan dalam proses pembelajaran. Mahasiswa yang dengan sengaja memalsu formal dan atau material, dokumendokumen sebagaimana dimaksud dalam peraturan ini, dengan mempertimbangkan berat ringannya kesalahan dari yang bersangkutan, dapat dijatuhi sanksi akademik berupa teguran, skorsing atau pemutusan hak studi/dikeluarkan dari Universitas. c. Sanksi lain bagi pelanggaran akademik lainnya yang tercantum dalam peraturan akademik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo akan ditentukan secara proporsional melalui rapat pengelola blok dan bagian pendidikan sesuai prosedur yang berlaku. Ranah Afektif Sikap / attitude / afektif mahasiswa akan dinilai dalam setiap proses pembelajaran dan akan diberikan peringatan bagi yang memerlukan. Ranah – ranah afektif meliputi cara berpakaian, sopan santun dan tata krama, sikap menghargai orang lain, etika dan cara berkomunikasi terhadap sesame teman, dosen, tutor, staf dan masyarakat.
11 BAB 2 METODE PEMBELAJARAN A. Lecture/ Kuliah Umum Kuliah interaktif merupakan metode pembelajaran dengan kegiatan ceramah / tatap muka yang dibawakan oleh narasumber, terjadwal, dan mengacu pada prinsip SCL (Student Center Learning). Mahasiswa wajib mempersiapkan diri sebelum mengikuti kuliah. B. Belajar Mandiri Belajar mandiri merupakan salah satu bentuk metode pembelajaran yang memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk mempelajari secara mandiri suatu topic tertentu yang telah ditentukan, dengan mengacu pada berbagai jenis sumber belajar maupun self experiencin. Kegiatan ini dapat dilakukan secara berkelompok maupun individual, dilaporkan dalam bentuk laporan tertulis serta presentasi. Belajar mandiri dalam blok adalah mengeksplorasi dan mengevaluasi suatu media promosi kesehatan, mencari kasus tentang agen-agen yang ada pada lingkungan dan jurnal ilmiah. C. Problem Based Learning (PBL) PBL merupakan metode belajar diskusi terstruktur yang dilaksanakan dalam kelompok kecil (10 mahasiswa) dan didampingi 1 tutor sebagai fasilitator. Tutorial PBL dilaksanakan dengan metode seven jumps (tujuh langkah) dalam memecahkan masalah.
12 BAB VI PETUNJUK TEKNIS TUTORIAL A. Teknis Kuliah interaktif merupakan metode pembelajaran dengan kegiatan ceramah / tatap muka yang dibawakan oleh narasumber, terjadwal, dan mengacu pada prinsip SCL (Student Center Learning). Mahasiswa wajib mempersiapkan diri sebelum mengikuti kuliah. Dalam kuliah ini terdiri dari 4 skenario, yang harus didiskusikan oleh mahasiswa dalam waktu 4 minggu. Setiap skenario diselesaikan dengan dua kali pertemuan selama satu minggu. Mahasiswa akan dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, dan dibimbing oleh satu orang tutor sebagai fasilitator. Dalam diskusi tutorial perlu ditunjuk satu orang sabagai ketua diskusi dan dua orang sebagai scrable, dan keduanya akan bertugas sebagai pemimpin diskusi. Ketua diskusi dan scrable ditunjuk secara bergiliran untuk setiap skenarionya agar semua mahasiswa mempunyai kesempatan berlatih sebagai pemimpin dalam diskusi. Oleh karena itu perlu dipahami dan dilaksanakan peran dan tugas masing-masing dalam tutorial sehingga tercapai tujuan pembelajaran. Sebelum diskusi dimulai tutor akan membuka diskusi dengan perkenalan antara tutor dengan mahasiswa dan antara sesama mahasiswa. Setelah itu tutor menyampaikan aturan main dan tujuan pembelajaran secara singkat. Ketua diskusi dibantu scrable memimpin diskusi dengan menggunakan 7 langkah atau seven jumps untuk mendiskusikan masalah yang ada dalam skenario. Seven jumps meliputi: Langkah-langkah tersebut adalah : 1. Clarify Unfamiliar Terms/ Klarifikasi Istilah Asing a. Mahasiswa mengidentifikasi kata – kata atau istilah – istilah yang artinya kurang jelas atau menyebabkan timbulnya banyak interpretasi perlu ditulis dan diklarifikasi lebih dulu, anggota lain nya mencoba untuk mendefinisikannya. b. Mahasiswa mengutarakan secara jujur tentang apa yang belum diketahuinya 2. Define the Problem/ Menetapkan Permasalahan Problem (masalah), bisa berupa istilah, fakta, fenomena, yang oleh group masih perlu diidentifikasi dan dirumuskan dengan jelas. Tutor dapat mendorong seluruh anggota kelompok untuk memberikan kontribusi dalam diskusi. Sangat
13 mungkin ada perbedaan perspektif dalam menilai masalah, sehingga dalam langkah ini mahasiswa dapat membandingkan dan mengelompokkan pendapat sehingga akan memperluas horizon intelektual. 3. Brainstorm Possible Hypotheses or Explanation/ Menganalisis Masalah Setelah masalah – masalah yang sudah ditetapkan, dianalisa dengan brainstorming. Mahasiswa mencoba mengemukakan penjelasan tentative, berdiskusi tentang mekanisme, hubungan sebab akibat dan berbagai kemungkinan yang sesuai dengan masalah. Lalu membuat hipotesis sebagai dasar pemikiran tanpa asumsi benar/salah, atau sebagai langkah awal untuk mencari informasi lebih lanjut. Diskusi tetap dalam tingkat hipotesis, tidak terlalu cepat masuk ke dalam hal – hal rinci. Kemudian mencatat seluruh hipotesis yang ada. 4. Make a Systemic Inventory of the Various Explanations Found in Step 3/ Menarik Kesimpulan dari Langkah 3 a. Mahasiswa mencoba merinci masalah dan membandingkannya dengan hipotesis yang sudah dikembangkan apakah sudah cocok atau belum. b. Tahap ini merupakan proses aktif dan restrukturisasi pengetahuan yang ada, dan juga merupakan tahap identifikasi perbedaan pemahaman. Hasil diskusi : a. Pengorganisasian penjelasan terhadap masalah b. Ditulis secara skematik Mahasiswa mencoba menghubungkan ide baru yang muncul dari anggota kelompok dengan pengetahuan yang ada dan dengan konteks yang berbeda. 5. Define Learning Objective/ Menetapkan Sasaran Belajar a. Kelompok menyusun inti tujuan belajar / sasaran belajar. b. Tutor mendorong mahasiswa agar inti tujuan belajar menjadi lebih focus, tidak terlalu lebar atau superficial serta dapat diselesaikan dalam waktu yang tersedia. c. Beberapa mahasiswa mungkin mempunyai tujuan belajar sendiri (ekstra) karena kebutuhan atau kepentingan mereka sendiri
14 6. Information Gathering and Private Study/ Belajar Mandiri a. Mahasiswa mencari informasi sesuai sasaran belajar pada langkah 5, baik mencari di buku, internet, computerized literature research, specimen fisiologis/ patologis (lab/skills lab), bertanya kepada pakar, dsb. b. Hasil kegiatan tersebut dicatat oleh masing – masing anggota kelompok (students’ individual notes), termasuk sumber belajarnya. Usahakan sumber pustaka masing – masing mahasiswa berbeda. Catatan ini ditulis di buku tutorial individu yang diberi sampul coklat. c. Hasil tersebut didiskusikan dalam langkah 7. 7. 7. Share the Result of Information Gathering and Private Study/ Menguji Informasi Baru a. Masing – masing mahasiswa sudah siap berdiskusi setelah belajar beberapa hari, dengan menunjukkan sumber pembelajaran yang didapat. Tujuannya mensintesis apa yang telah dipelajari, kemudian mendiskusikan kembali. b. Mahasiswa bisa menambahkan, menyanggah, bertanya, berpendapat berdasarkan referensi yang dipelajari. c. Kelompok mengidentifikasi sumber belajar yang digunakan oleh anggota. d. Kelompok mengumpulkan informasi dan memahaminya, dan mengidentifikasi kesulitan yang perlu dipelajari lebih lanjut. e. Kelompok membuat analisis lengkap tentang masalah yang ada dan membuat laporan tertulis berupa laporan kelompok, dijilid dan diberi sampul kuning. f. Bila ada kesulitan yang tidak bisa terpecahkan, dicatat dan ditanyakan dalam diskusi dengan pakar / narasumber (temu pakar). Setiap skenario akan diselesaikan dalam satu minggu dengan dua kali pertemuan. Langkah 1 – 5 dilaksanakan pada pertemuan pertama, langkah ke – 6 adalah kegiatan belajar mandiri, dilakukan di antara pertemuan pertama dan kedua.Langkah 7 dilaksanakan pada pertemuan kedua. Tutor yang bertugas sebagai fasilitator akan mengarahkan diskusi dan membantu mahasiswa dalam cara memecahkan masalah tanpa harus memberikan penjelasan atau kuliah mini. Dalam diskusi tutorial, tujuan instruksional umum dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan tujuan belajar. Pada langkah ke – 7 pada pertemuan kedua pada setiap skenario akan ditambahkan diskusi kajian dari pandangan Islam dan Kemuhammadiyahan yang diambil dari Alquran
15 dan hadits yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran pada setiap skenario. Ketua diskusi memimpin diskusi dengan member kesempatan setiap anggota kelompok untuk dapat menyampaikan ide dan pertanyaan, mengingatkan bila ada anggota kelompok yang mendominasi diskusi serta memancing anggota kelompok yang pasif selam proses diskusi. Ketua diskusi dapat mengakhiri brain storming bila dirasa sudah cukup dan memeriksa notulen apakah semua hal yang penting sudah ditulis. Dalam diskusi tutorial perlu dimunculkan learning atmosphere disertai iklim keterbukaan, kebersamaan, kejujuran dan saling menghargai pendapat sesama anggota diskusi. Mahasiswa bebas mengemukakan pendapatnya tanpa khawatir apakah pendapatnya dianggap salah, remeh dan tidak bermutu oleh teman yang lain, karena tutorial yang lebih penting adalah bagaiman mahasiswa berproses memecahkan masalah dan bukan kebenaran pemecahan masalahnya. Proses tutorial menuntut mahasiswa agar secara aktif dalam mencari informasi atau belajar mandiri untuk memecahkan masalah. Belajar mandiri dapat dilakukan dengan akses informasi baik melalui internet (journal ilmiah terbaru), perpustakaan (textbook & laporan penelitian), pembekalan dan konsultasi pakar.
16 DAFTAR PUSTAKA 1. Satyanegara, M. D.1978.Teori dan terapi nyeri 2. Sphaltehoiss, W.1994.Hand Atlas of Human Anatomy. J.B. Lippico, Philadelphia. 3. Sobota.1995.Atlas Anatomi Manusia 10 ed.EGC: Jakarta. 4. Baum, Phillips.1997. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi (terj.). EGC, Jakarta 5. Cohen, Richard burn.1994. Pathway of The Pulp. C V:Mosby 6. Liebgott.2000. Dasar-dasar Anatomi Kedokteran Gigi. EGC:Jakarta 7. Manson, J.D., and Eley, B.M., Buku Ajar Periodonti (terj.), edisi 2, Hipokrates: Jakarta 8. Philip. M. Hoag and elizabeth A. Pawlak, 1990, Essentials of periodontics, 4 Th edition, The C. V. Mosby Company 9. Salentjin, 1980.Dental Oral Tissue, Lea & Fabiger, Philadelphia 10. Andlaw R.J and Rock W.P,Perawatan Gigi Anak (A Manual of Paedodontics) Jakarta, 1992 11. Arjatmo Tjokronegoro, Prof, Dr. Ph.D dan Hendra Utama, dr. 2004.Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1. FKUI, Jakarta, 12. D Lugman, 1992. Radiografi Ekstra Oral, Widya Medika, 13. Richard P. Juniper. l996.Kedaruratan dalam praktek Dokter Gigi, Hipokrates 14. Lea & Fabiger. 1993.Esthetic Dentistry: A Clinical Approach to Technic and Materials 15. Bartlett. 1995.Pedoman Terapi Penyakit Infeksi, EGC 16. Omar Hasan Kasule, 2000. Lecture Islamic Medicine, UUM, 17. Richard P. Juniper. l996. Kedaruratan dalam praktek Dokter Gigi, Hipokrates 18. Modul Advance Medical Emergency in Dentistry (AMED), 2009. Jakarta, 19. American Heart Association. 2010. Guidelines, Basic Life Support for Healthcare 20. Providers BLS Course Study Guide & Review. 2010