The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Bayu Agung Hanggana, 2023-04-13 04:18:14

RK 2.1

RK 2.1

KELOMPOK 3 RUANG KOLABORASI 2.1 PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI MEMENUHI KEBUTUHAN MURID UNTUK MENCAPAI TUJUAN PEMBELAJARAN DENGAN MENGEDEPANKAN PRINSIP EQUITY, BAHWA SETIAP MURID ADALAH UNIK DAN MEMERLUKAN PERLAKUAN YANG BERBEDA UNTUK MENCAPAI TUJUAN YANG SAMA


KELOMPOK 3 3 NOVEMBER, 2022 Ida Fitria Bayu Agung Hanggana Riza Meri Yanti Susilaningsih - Fasilitator Maryatun - Pengajar Praktik


Proaktif Bersifat kualitatif Berakar pada penilaian (asesmen) Menyediakan beberapa pendekatan untuk konten, proses, dan produk Berpusat pada murid Gabungan antara pembelajaran klasikal, kelompok, dan individu Bersifat organik Anak-anak, meskipun memiliki usia yang sama, akan menjadi berbeda ketika berhadapan dengan pembelajaran di kelas atau di sekolah. Pada dasarnya, anakanak memiliki banyak kesamaan, sesuai dengan tahap tumbuh atau perkembangannya, namun anak-anak juga memiliki perbedaan yang sangat penting. Kesamaan membuat kita menjadi manusia, namun di sisi lain perbedaan yang kita miliki menjadikan kita individual. Dalam proses pembelajaran di kelas, ada sedikit atau bahkan tidak adanya instruksi berdiferensiasi, hanya kesamaan murid yang nampak atau terlihat dan menjadi fokus di kelas. Tetapi, di kelas yang menerapkan pembelajaan berdiferensiasi, kesamaan tetap diakui dan dibangun di atas perbedaan yang menjadi elemen penting dalam belajar dan mengajar. Seringkali guru terbayang sebuah skenario "chaotic/chaos" ketika berkaitan dengan instruksi/pembelajaran yang berdiferensiasi, guru diharuskan berlari ke berbagai sudut kelas, guru harus menyiapkan puluhan konten dalam satu waktu, dan sebagainya. Akhirnya, muncul pertanyaan di benak, apakah seperti itu yang disebut pembelajaran berdiferensiasi? Jika bukan, lalu apa dan bagaimana strategi menerapkan pembelajaran berdiferensiasi? Pada pemahaman paling dasar, mendiferensiasikan instruksi dalam pembelajaran berarti "mengguncang" kelas, memberi murid banyak pilihan untuk mengambil informasi yang masuk akal, dan mengungkapkan gagasannya dari berbagai hal yang telah mereka pelajari. Tomlinson (2001) dalam bukunya How to Differentiate Instruction in Mixed-Ability Classrooms edisi kedua mengungkapkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi dapat dilihat dari beberapa karakteristik berikut: Bagaimana cara atau skenario yang sebaiknya dijalankan untuk menghadirkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas? Mari simak contoh skenario pembelajaran berdiferensiasi di jenjang SMA. SEBUAH PROLOG kesamaan memanusiakan, perbedaan membuat spesial


Bu Derana adalah seorang guru Biologi SMA. Ia mengajar murid-murid Kelas 10. Adapun tujuan pembelajarannya adalah: ‘Murid dapat menganalisis berbagai tingkat keanekaragaman hayati di Indonesia beserta ancaman dan pelestariannya’. Karena situasi sedang pandemi, bu Derana kemudian menggunakan metode flip learning. ANALISIS SKENARIO PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Situasi 4 - SMA Sebelum pembelajaran


Sebelum pertemuan daring dengan guru, Ia meminta muridmuridnya untuk mempelajari dulu materinya. Bu Derana telah menyiapkan paparan tentang materi keanekaragaman hayati yang dapat diakses secara mandiri oleh muridmuridnya. Di dalam paparan ini, bu Derana menjelaskan tentang konsep kunci dari keanekaragaman hayati dan tingkatannya (keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman spesies, keanekaragaman genetik). Ibu Derana juga menyediakan beberapa sumber belajar yang berkaitan dengan wilayah kritis keanekaragaman hayati di Indonesia. Sumber yang ia sediakan misalnya artikel dari koran, videovideo dari Kehati, WWF, Greenpeace yang ia ambil dari internet. Skenario yang dilakukan Bu Derana Sebelum pembelajaran


Tingkatan keanekaragaman hayati mana yang paling penting dilindungi terlebih dahulu? Mengapa? Kapan terancamnya keanekaragaman hayati ekosistem dapat mengancam keanekaragaman hayati spesies dan genetis? Mengapa? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang dapat memperkaya materi dan pemahaman murid akan konsep. Untuk membantu murid-muridnya belajar mandiri, bu Derana menyiapkan beberapa pertanyaan pemandu. Setelah tahapan belajar mandiri, murid-murid kemudian diminta mengikuti kuis tertulis dengan pertanyaan terbuka dimana setiap murid akan diminta untuk memberikan umpan balik terhadap jawaban dua temannya. Ibu Derana memastikan setiap anak mendapatkan umpan balik dari temannya. Ibu Derana lalu meminta murid membuat jurnal refleksi yang harus dilengkapi sebelum mereka masuk ke tahapan pembelajaran sinkron melalui pertemuan Google Meet. Dalam tahap forum diskusi sinkronus, Guru memberikan pertanyaan pemantik untuk memulai. Pertanyaanpertanyaan tersebut diantaranya: Selama proses diskusi daring, Ibu Derana mengamati jawaban-jawaban murid, untuk mengetahui apakah ada miskonsepsi yang dimiliki murid atau apakah ada murid-murid yang tampak belum paham Saat pembelajaran berlangsung


Di akhir diskusi, Bu Derana memberikan murid tantangan untuk membuat paket info digital yang mengidentifikasi ancaman pada satu lokasi di wilayah Indonesia yang membawa dampak negatif bagi tiga tingkatan keanekaragaman hayati sekaligus berikut rekomendasi penanganannya. Bu Derana memperkenankan murid memilih sendiri lokasinya berdasarkan kasus yang nyata terjadi di Indonesia. Bentuk paket info digital pun bebas sesuai kenyamanan murid (misalnya: video singkat, poster digital, situs web, rekaman suara, dsb) asalkan semua informasi yang disajikan sesuai dengan rubrik penilaian yang diberikan dan telah didiskusikan bersama. Murid kemudian bekerja secara mandiri, berdasarkan tenggat waktu yang telah disediakan. Selama murid-murid bekerja, Bu Derana juga menyediakan slot-slot waktu tertentu untuk bertemu dengan beberapa murid yang berdasarkan hasil penilaiannya masih memerlukan bantuan. Di dalam slot waktu khusus ini, bu Derana menjelaskan kembali konsep-konsep serta memberikan banyak contoh. Di akhir pembelajaran


ANALISIS SKENARIO - SITUASI SMA PERTANYAAN 1 Dari skenario pembelajaran yang telah ditelaah, apakah kebutuhan belajar murid yang berusaha dipenuhi oleh guru tersebut? Bagaimana cara guru tersebut menentukan kebutuhan belajar muridnya? Kebutuhan belajar murid yang berusaha dipenuhi adalah Kesiapan Belajar, Minat Murid, dan Profil Belajar Murid. Untuk memenuhi ketiga kebutuhan belajar tersebut, Bu Derana menerapkan Flip Learning sebagai kerangka besar/utama dari diferensiasi pembelajaran yang dilaksanakannya. Kebutuhan belajar adalah jarak antara tingkat pengetahuan, keterampilan, dan/atau sikap yang dimiliki pada suatu saat dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan/atau sikap yang ingin diperoleh seseorang, kelompok, lembaga, dan/atau masyarakat yang hanya dapat dicapai melalui kegiatan belajar.


ANALISIS SKENARIO - SITUASI SMA PERTANYAAN 2 Strategi pembelajaran berdiferensiasi apa yang digunakan? Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Pembelajaran berdiferensiasi mampu mengguncang kelas dengan memberi murid banyak pilihan untuk mengambil informasi yang masuk akal, dan mengungkapkan gagasannya dari berbagai hal yang telah mereka pelajari. Strategi pembelajaran berdiferensiasi diantaranya dapat dilakukan dengan 3 cara, yakni diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk.


ANALISIS SKENARIO - SITUASI SMA PERTANYAAN 3 Bagaimana guru tersebut melakukan penilaian? Tomlinson & Moon (2013: 18) mengatakan bahwa penilaian adalah proses mengumpulkan, mensintesis, dan menafsirkan informasi di kelas untuk tujuan membantu pengambilan keputusan guru. Ini mencakup berbagai informasi yang membantu guru untuk memahami murid mereka, memantau proses belajar mengajar, dan membangun komunitas kelas yang efektif. Terdapat tiga jenis asesmen, yakni assessment for learning, assessment of learning, dan assessment as learning. Setiap jenis dilengkapi dengan rubrik penilaiannya.


Click to View FlipBook Version