Modul 1.1.a.5. | Ruang Kolaborasi
Calon Guru Penggerak Angkatan 6
KONTEKS SOSIO-KULTURAL DI DAERAH
yang sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara.
Kelompok B1
FASILITATOR PENGAJAR PRAKTIK
I WAYAN SUMERTHA, M.Pd TITY ILMINAH, S.Pd., M.Pd
INILAH ANGGOTA KAMI
CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 6
TAUFIK, S.Pd NAHRIAH, S.Pd.,Gr NUR AZIZAH ILFATIN, M.Pd MULIANA, S.Pd
SMPN 3 Latambaga SMAN 1 Samaturu SMPN 4 Latambaga SDN 2 Lalomba
Kelompok B1
Apa KONTEKS SOSIO KULTURAL
YANG SEJALAN DENGAN PEMIKIRAN KHD?
TARI LULO
Tari lulo merupakan salah satu tari tradisional yang hingga saat
ini masih eksis meskipun telah mengalami pergeseran fungsi
sebagai respon terhadap perubahan kebudayaan. Tari Lulo
dilakukan secara beramai-ramai dan dapat dilakukan oleh
seluruh kalangan, baik itu kaum pria maupun wanita, tua
maupun muda.
Pada awalnya, tari lulo merupakan ritual untuk memuja
Dewi Padi. Sejarah munculnya tari lulo, tidak terlepas
dari dari sistem mata pencaharian dan kepercayaan
lokal masyarakat Tolaki yang menempati wilayah
dataran dan pegunungan. Mata pencaharian utama
mereka adalah bertani.
Tari lulo pada mulanya berkembang dari kebiasan masyarakat Tolaki yang menginjak-injakkan kaki
untuk membuka bulir-bulir padi pada saat panen. Tradisi menginjak padi ini dikenal dalam bahasa Tolaki
dengan Molulowi opae. Ada pula versi yang menyebutkan bahwa tari lulo pada awalnya lahir ketika
masyarakat Tolaki kuno akan membuka lahan yang dijadikan sebagai tempat bercocok tanam. Pada
saat itulah masyarakat berkumpul pada lahan baru yang akan dibuka dan meminta kepada penguasa
alam agar nanti tanaman mereka tidak diganggu oleh serangan hama dan penyakit. Ketika masyarakat
telah berkumpul, kepala suku memberikan perintah untuk membentuk lingkaran, saling bergandengan
tangan dan menginjak-injakkan kaki yang disertai dengan bunyi alunan musik gong.
Formasi Lingkaran dan gandengan tangan pada Tari Lulo
merepresentasikan kesatuan dan kebersamaan,
tangan wanita yang berada di atas tangan pria. penari
boleh bersama-sama pria, bersama-sama wanita
atau sejenis menggambarkan makna kesetaraan
gender, makna kedudukan dan kesederajatan antara
pria dan wanita. masyarakat Tolaki saling
memperhatikan dan tolong-menolong.
Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuai
dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang
relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai individu
sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal
sosial budaya di daerah Anda?
Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk
memajukan bertumbuhnya BUDI PEKERTI, PIKIRAN dan
TUBUH ANAK.
Ki Hadjar Dewantara
TARI LULO sangat relevan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantra
Jika di kontekstualkan dengan nilai-nilai Luhur kearifan budaya daerah
akan menjadi penguatan karakter terhadap murid sebagai individu dan
sebagai warga masyarakat dalam membentuk sikap positif dan
kesempurnaan budi pekerti. Karakter Luhur daerah menjadikan sebuah
budaya dalam tumbuh kembang anak secara holistik dan
seimbang dalam menghadapi kodrat zaman.
satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan
laku murid di kelas atau sekolah Anda sesuai
dengan konteks lokal sosial budaya di daerah Anda
yang dapat diterapkan.
Kami menyepakati Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
yang menebalkan laku murid sesuai dengan konteks lokal sosial budaya.
Sistem pendidikan di ruang kelas akan terlaksana
secara efektif apabila memperhatikan Asas Trikon dari
Komunikasi Ki Hajar Dewantara.
kontinuitas konvergensi konsentris
Asas Trikon ini menjadi prinsip perubahan yang dapat
Kebersamaan Tolong-menolong dilakukan untuk mewujudkan transformasi pendidikan.
Kesetaraan Gender
Kesatuan
Reference
website dan youtube
1 "Tari Lulo - Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan." 11 Jun. 2014,
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsulsel/tari-lulo/. Diakses pada 1
Sep. 2022.
"TRANSFORMASI PENDIDIKAN MELALUI MERDEKA BELAJAR ...."
2 https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/transformasi-pendidikan-
melalui-merdeka-belajar-untuk-mencetak-pelajar-pelajar-pancasila/.
Diakses pada 1 Sep. 2022.
3 "SEJARAH TARI LULO KENDARI - YouTube." 6 Agu. 2020,
https://www.youtube.com/watch?v=itEfT1ps23g. Diakses pada 1 Sep.
2022.