The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Modul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by rianahria98, 2022-09-15 10:25:14

Modul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final

Modul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final

laku yang terisolasi dan saling terpisah menuju laku yang terhubung oleh perhatian dan
urgensitas yang sama dalam komunitasnya, dalam hal ini adalah kepentingan
pembelajaran murid.

Nilai 5. Inovatif
Makna dari nilai Inovatif adalah seorang Guru Penggerak mampu senantiasa

memunculkan gagasan segar dan tepat guna. Dengan demikian, nilai inovatif ini juga
mengisyaratkan penguatan semangat ko-kreasi (gotong-royong) dan pemberdayaan
aset/kekuatan yang ada di sekolah untuk mewujudkan visi bersama. Di tengah
perkembangan zaman, realitas situasi yang dihadapi pendidik pun semakin volatil (tidak
dapat ditebak), tidak pasti, kompleks, ambigu (meragukan, kurang jelas, sehingga dalam
menghadapinya cenderung kurang awas). Agar nilai inovatif muncul, maka diperlukan
fleksibilitas (daya lentur) dari seorang Guru Penggerak. Mereka berkenan mengadopsi
multiperspektif, mencari dan membuat alternatif, mengubahsuaikan gaya dan
kecenderungan lama, untuk mewujudkan perubahan dan bergeser dari pandangan yang
ego-sentris serta sempit menuju pandangan-pandangan alternatif dan luas.

Guru Penggerak yang mempunyai nilai inovatif juga pantang menyerah (daya
lenting) serta jeli melihat peluang/potensi yang ada di sekitarnya untuk mendukung dan
meningkatkan kualitas pembelajaran murid.

Tugas B.
1. Manakah dari nilai-nilai Guru Penggerak yang dikuatkan setelah Bapak/Ibu

memahami teori pilihan dan motivasi intrinsik?
2. Tindakan spesifik apa yang dapat dilakukan untuk menguatkan diri Bapak/Ibu

sendiri untuk memberdayakan murid dalam memilih jalan kodratnya sekaligus
menguatkan tumbuhnya motivasi intrinsik mereka dalam mengejawantahkan Profil
Pelajar Pancasila?

Modul 1.2 - Nilai dan Peran Guru Penggerak | 39

C. BAGAIMANA MENGGERAKKAN MANUSIA: MENUNTUN KEKUATAN
KODRAT MANUSIA

Pertanyaan pemandu: Bagaimana struktur sistemik lingkungan dalam pembentukan
nilai-nilai dalam diri seseorang?

C.1. Berpikir strategis dan menguatkan lingkaran pengaruh
Sebagai guru penggerak, Bapak/Ibu tentu memahami bahwa perubahan yang

sifatnya transformatif demi menjangkau kepentingan lebih banyak murid tidak akan
mampu dilakukan sendirian, perlu menggerakkan lebih banyak guru, lebih banyak pihak.
Agar mampu menggerakkan orang lain agar berdampak pada murid, Bapak/Ibu perlu
memahami konsep lingkaran pengaruh. Secara sederhana, lingkaran pengaruh adalah
gambaran sejauh mana pengaruh Bapak/Ibu efektif dalam membawakan perubahan,
atau dalam menggerakkan orang lain.

Dalam lingkaran pengaruh, Bapak/Ibu dapat diumpamakan sebagai supir,
dimana Bapak/Ibu yang memegang kendali arah kendaraan, serta mengatur
kecepatannya. Jadi dalam lingkaran pengaruh, Bapak/Ibu punya “kuasa” dan
kepercayaan diri untuk menjalankan inisiatif perubahan pada dimensi: diri, orang lain,
institusi, dan lingkungan-masyarakat. Dalam masing-masing dimensi, Bapak/Ibu perlu
menguatkan relasi (saling percaya, saling menghormati, saling bebas berekspresi), agar
terbukalah komunikasi (dialog, terhubung hati dengan hati), lalu memungkinkan
kolaborasi, hingga menghadirkan kontribusi (Lingkaran Ungu pada Gambar 11).
Perubahan yang Bapak/Ibu bawakan pasti terjadi di dalam lingkaran pengaruh. Dari
waktu ke waktu, seiring dengan makin kuat dan mampu-nya Bapak/Ibu maka lingkaran
pengaruh Bapak/Ibu pun makin meluas.

Lingkaran kuning pada Gambar 11, berusaha menggambarkan pada Bapak/Ibu
dua lingkaran lain, yaitu lingkaran kepedulian dan lingkaran perhatian. Lingkaran
kepedulian itu bagaikan kita di kursi penumpang, tidak punya kuasa langsung atau kuasa
cukup untuk menjalankan dan mempengaruhi perubahan. Dalam perumpamaan supir,

40 | Modul 1.2 - Nilai dan Peran Guru Penggerak

penumpang dan kendaraan tadi, lingkaran perhatian itu berada di luar kendaraan.
Bapak/Ibu masih punya perhatian, tapi sebatas itu saja, perhatian. Contoh misalnya kita
gemar memperhatikan berita politik, sepakbola, dan lainnya, namun tidak punya kuasa
apa-apa untuk mempengaruhinya langsung. Untuk itu, Bapak/Ibu tidak perlu
menghabiskan terlalu banyak energi dan pikiran untuk stress ketika tidak mampu
melakukan perubahan di lingkaran kepedulian atau lingkaran perhatian. Nikmati proses
menguatkan dan memperluas pengaruh Bapak/Ibu sedikit demi sedikit, orang demi
orang. Mulailah dengan menguatkan lingkaran pengaruh dari dimensi diri sendiri.

Gambar 12. Dimensi pada lingkaran pengaruh
Dengan demikian, Bapak/Ibu dapat menempatkan diri untuk berpikir sebagai
pemimpin di tataran individu, maupun mengadopsi pemikiran strategis di tataran
ekosistem pendidikan, sesuai lingkaran pengaruh Bapak/Ibu, dalam hal ini yang sudah
pasti adalah murid di kelas dan rekan lain di sekolah, sehingga mampu memfasilitasi
gotong-royong dalam mencari jawaban sebagai penyelaras konteks (context setter),
bukan sekedar sebagai penyedia jawaban.

C.2. Diagram identitas gunung es
Suka atau tidak, di luar kelebihan dan kelemahannya, baik atau tidak

karakternya, guru sudah terlanjur dipandang sebagai orang yang dapat diteladani di
tengah masyarakat kita. Guru sesungguhnya memiliki kesempatan untuk menjadi
teladan bagi muridnya. Kini, pilihannya adalah memanfaatkan kesempatan itu dengan

Modul 1.2 - Nilai dan Peran Guru Penggerak | 41

kesadaran penuh atau membiarkannya lewat begitu saja dan tidak melakukan apa-apa.
Menjadi teladan harus diupayakan secara sadar.

Lumpkin (2008), menyatakan bahwa guru dengan karakter baik mengajarkan
murid mereka tentang bagaimana keputusan dibuat melalui proses pertimbangan
moral. Guru ini membantu muridnya memahami nilai-nilai kebaikan dalam diri mereka
sendiri, kemudian mereka mempercayainya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
siapa mereka, hingga kemudian mereka terus menghidupinya. Guru dengan karakter
yang baik melestarikan nilai-nilai kebaikan di tengah masyarakat melalui murid-murid
mereka.

Pada bagian ini, Bapak/Ibu akan menonton sebuah video pendek berjudul
“Diagram Identitas Gunung Es” yang berusaha menggambarkan bagaimana karakter
seseorang ditumbuhkan. Guru adalah tukang kebun, yang merawat tumbuhnya nilai-
nilai kebajikan di dalam diri murid-muridnya. Guru berkesempatan untuk
mengembangkan lingkungan yang dapat mempengaruhi identitas murid agar berproses
menumbuhkan nilai-nilai kebajikan. Oleh karena itu, guru harus terus mengembangkan
diri menjadi teladan nilai-nilai kebajikan dan memanfaatkan ekosistem lingkungan
sadar-bawah sadar, fisik-psikis, maupun ekstrinsik-intrinsik untuk menumbuhkan nilai-
nilai kebajikan dengan konsisten melalui gotong-royong bersama segenap anggota
komunitas di sekolahnya.

42 | Modul 1.2 - Nilai dan Peran Guru Penggerak

Gambar 13. Tangkapan gambar video Diagram Identitas Gunung Es

C.3. Peran Guru Penggerak
Di masa mendatang, Guru Penggerak diharapkan dapat memainkan peran-peran

memimpin perubahan dalam ekosistem pendidikannya masing-masing. Kepemimpinan
seorang Guru tentunya akan lebih maksimal jika memiliki keterampilan ataupun
kompetensi yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Bapak/Ibu diajak
untuk membaca dan memahami 4 kategori kompetensi sebagai kompetensi-kompetensi
yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin di lingkungan sekolah, yaitu:
mengembangkan diri dan orang lain, memimpin pembelajaran, memimpin manajemen
sekolah, serta memimpin pengembangan sekolah. Seorang Guru Penggerak diharapkan
mempunyai kesemua kompetensi itu. Guru Penggerak juga berfokus sebagai pemimpin
yang menggerakkan diri, sesama, serta lingkungan-masyarakat untuk mewujudkan
sekolah yang berpihak pada murid. Peran Guru Penggerak muncul sebagai respon atas
4 kompetensi kepemimpinan sekolah tersebut. Gambar 11 berusaha menggambarkan
Peran Guru Penggerak yang dimulai dengan pendalaman Nilai-nilai Guru Penggerak
dalam diri Guru Penggerak. Terdapat 5 peran Guru Penggerak yang akan diuraikan
secara singkat di bagian ini.

Modul 1.2 - Nilai dan Peran Guru Penggerak | 43

Gambar 14. Peran Guru Penggerak di lingkup kelas-sekolah dan lingkungan
masyarakat

1. Menjadi Pemimpin Pembelajaran
Sambil menginternalisasikan nilai-nilai, Guru Penggerak akan meresonansikan

semangat-harapan-antusiasme yang dirasakan oleh mereka yang berinteraksi dalam
lingkaran pengaruh sang Guru Penggerak baik di kelas, sekolah, maupun lingkungan-
masyarakat. Diisyaratkan juga, bahwa Guru Penggerak itu menjalankan filosofi among
Ki Hadjar Dewantara: Ing Ngarso Sung Tulada (menjadi teladan, memimpin, contoh
kebajikan, patut ditiru atau baik untuk dicontoh oleh orang lain perbuatan-kelakuan-
sifat dan lain-lainnya), Ing Madya Mangun Karsa (memberdayakan, menyemangati,
membuat orang lain memiliki kekuatan, kemampuan, tenaga, akal, cara, dan sebagainya
demi memperbaiki kualitas diri mereka), serta Tut Wuri Handayani (mempengaruhi,
memelihara, dan memprovokasi kebajikan serta kualitas positif lain agar orang lain
bertumbuh dan maju). Guru Penggerak pun mengadopsi kerangka berpikir inkuiri-
apresiatif dalam memimpin perubahan sehingga mereka lugas dalam mengemas

44 | Modul 1.2 - Nilai dan Peran Guru Penggerak

pertanyaan-pertanyaan pemantik dialog yang mengungkap potensi, kekuatan atau aset
individu maupun sekolah demi pencapaian visi bersama. Inkuiri-apresiatif juga dapat
menjadi alat bantu dalam proses mengelola perubahan yang secara lebih mendetail
akan dibahas tahapan-tahapannya (BAGJA) di modul selanjutnya (Modul 1.3.).

Dengan menjalankan prinsip among Ki Hadjar Dewantara dan pola pikir inkuiri-
apresiatif diharapkan Guru Penggerak mampu menjalankan peran-perannya. Guru
Penggerak akan mendorong adopsi pemikiran dan tindakan strategis di tengah
komunitasnya, jadi mereka akan lebih banyak membangun percakapan dan kapabilitas
strategis komunitasnya tidak cuma soal operasional dan teknis saja.

Menjadi pemimpin pembelajaran juga berarti menjadi pemimpin yang menaruh
perhatian penuh secara sengaja pada komponen pembelajaran, seperti kurikulum (intra,
ekstra, dan ko -kurikuler), proses belajar-mengajar, refleksi dan asesmen yang otentik
dan efektif, pengembangan guru, pemberdayaan dan pelibatan komunitas yang
kesemuanya mendorong terwujudnya wellbeing dalam ekosistem pendidikan di
sekolah. Yang dimaksud dengan wellbeing disini adalah semua yang terkait dengan
kondisi yang berpihak pada murid. Apakah kondisi tersebut sudah membuat murid
nyaman untuk belajar? Apakah sudah sesuai dengan kebutuhan murid? Apakah
lingkungan belajar di sekolah sudah memungkinkan anak untuk mendapatkan manfaat
maksimal dari belajar? Guru Penggerak berperan besar dalam membuat lingkungan
sekolah yang aman, nyaman, menyenangkan, namun tetap menantang, dan relevan
untuk para muridnya. Mereka diharapkan mampu berperan sebagai pemimpin yang
berorientasi pada sebesar-besarnya kepentingan tumbuh, kembang, dan mekarnya
murid (flourish).

2. Menjadi Coach Bagi Guru Lain
Dalam menjalankan peran menjadi coach bagi guru lain, terutama yang terkait

dengan peningkatan kualitas pembelajaran bagi murid di sekolah, Guru Penggerak
dituntut untuk berdaya dalam menemani dan menuntun rekan sejawatnya itu untuk
menelaah proses belajar mereka sendiri. Hal ini sekaligus mengisyaratkan bahwa selain

Modul 1.2 - Nilai dan Peran Guru Penggerak | 45

belajar keterampilan coaching, Guru Penggerak juga harus memberdayakan dirinya
melalui refleksi atas hasil pengalaman praktik-praktik profesionalnya sendiri. Mereka
harus dapat mengambil pembelajaran, memunculkan pertanyaan-pertanyaan
mendalam untuk mengakses keterampilan metakognitifnya ketika melihat dan
mengevaluasi proses berpikirnya sendiri terkait belajar, pencapaian tujuan, dan
pemecahan masalah. Sebagai coach Guru Penggerak juga harus lincah berpindah-pindah
dari pemikiran pengembangan rekan sejawat pada level individu dan level anggota
komunitas pendidik di sekolah.

3. Mendorong kolaborasi
Secara sederhana, kolaborasi berarti bekerja bersama untuk mencapai suatu

tujuan atau menghasilkan sesuatu. Di sana tersirat makna bahwa setiap pihak yang
terlibat memiliki kekuatan yang saat dipersatukan menjadi saling melengkapi dan
produktif. Oleh karena itu, agar suatu inisiatif kolaborasi menjadi produktif, maka tiap
anggota yang terlibat di dalamnya membawa “sesuatu” yang berkontribusi pada proses
dan hasilnya nanti.

Guru Penggerak harus punya pandangan apresiatif yang memungkinkan
pengungkapan potensi positif rekan yang lain. Mereka membuka lebih banyak ruang
dialog positif antar guru, antara guru dan pemangku kepentingan baik di dalam maupun
di luar sekolah demi meningkatkan kualitas pembelajaran bagi murid. Lewat peran ini,
seorang Guru Penggerak diharapkan mampu mengomunikasikan urgensi dari inisiatif
perubahan yang sedang dibawakannya pada lebih banyak pemangku kepentingan,
terutama mereka yang kiranya dapat membawa dampak positif pada murid.

4. Mewujudkan Kepemimpinan Murid (Student Agency)
Guru Penggerak diharapkan mengambil peran untuk mewujudkan

kepemimpinan murid. Untuk itu, Guru Penggerak perlu memahami bagaimana meramu
pengalaman belajar sedemikian rupa sehingga murid merasa kompeten, mandiri,

46 | Modul 1.2 - Nilai dan Peran Guru Penggerak

dicintai, dan memiliki kepercayaan diri serta determinasi untuk mencapai segala yang
mereka impikan. Guru Penggerak senantiasa memampukan diri untuk menuntun murid
di sekolahnya agar murid mereka sadar bahwa sebagai murid di saat ini, mereka juga
adalah wajah Indonesia di masa depan, sehingga mereka berdaya dan turut aktif
berkontribusi pada makin indahnya dunia di masa depan sejak sekarang. Dalam
mewujudkan kepemimpinan murid, Guru Penggerak mengerti betul esensi dari Tut Wuri
Handayani, sehingga mereka menempatkan murid pada kursi pemegang kendali proses
pembelajaran mereka sendiri. Guru Penggerak menuntun murid mereka belajar
merdeka untuk merdeka belajar.

5. Menggerakkan Komunitas Praktisi
Guru Penggerak diharapkan dapat mengambil peran untuk menggerakkan

komunitas praktisi di sekolah dan di wilayahnya. Agar komunitas praktisi dapat berjalan
secara berkesinambungan, Guru Penggerak pun perlu menumbuhkan budaya belajar
kolaboratif atau komunitas belajar profesional bersama para rekan guru di sekolah
maupun wilayahnya. Komunitas belajar inilah yang menjadi wahana perjumpaan
profesional para guru. Komunitas belajar ini memungkinkan terjadinya dialog akademik,
percakapan profesional, perencanaan strategis, diskusi teknis secara kolaboratif, terkait
dengan upaya peningkatan kualitas pembelajaran sekaligus membuahkan inovasi
pembelajaran (cara baru atau cara pandang baru) yang berdampak positif bagi murid.

Kerangka kerja Lesson Study: Merencanakan (Plan), Mengerjakan (Do), Melihat
kembali (See) adalah satu dari banyak contoh kerangka kerja kolaboratif yang dapat
digunakan untuk menggerakkan sebuah komunitas belajar profesional dan
menghasilkan praktik-praktik baik. Banyaknya praktik baik yang dibagikan dalam
komunitas tersebut akan menjadi bahan belajar bersama sehingga terus mendorong
agar praktik yang dilakukan menjadi semakin baik.

Dalam Program Guru Penggerak, Bapak/Ibu sebagai Calon Guru Penggerak akan
diperlengkapi (di kegiatan lokakarya) dengan pengetahuan dan keterampilan untuk

Modul 1.2 - Nilai dan Peran Guru Penggerak | 47

mengidentifikasi dan menggerakkan komunitas praktisi dalam ekosistem pendidikan di
wilayah masing-masing.

Tugas C.
● Apa kaitan antara diagram identitas gunung es dengan penumbuhan Profil Pelajar

Pancasila pada murid dan transformasi pendidikan?
● Apa konsekuensi logis dari diagram identitas gunung es pada peran saya sebagai

Guru Penggerak dalam transformasi pendidikan?

FORUM DISKUSI TERTULIS (1 JP)
Setelah mempelajari paparan materi dalam tahap eksplorasi konsep ini,

diharapkan Bapak/Ibu secara individu dapat menguatkan pemahaman dan
mempersiapkan diri untuk berkolaborasi dalam kelompok dengan menjawab
pertanyaan:
1. Apa yang dapat saya ceritakan mengenai salah SATU dari nilai-nilai GP (berpihak

pada murid, inovatif, kolaboratif, reflektif, dan mandiri) yang telah membantu
saya dalam melayani murid saya dengan lebih baik? Tuliskan dalam bentuk
narasi singkat untuk berbagi dalam kelompok dalam tahap Ruang Kolaborasi.

2. Apa saja 10 kegiatan di sekolah yang saya anggap masuk sebagai contoh
penerapan dari peran GP yang saya pahami saat ini (pemimpin pembelajaran,
pendorong kolaborasi, penggerak komunitas praktisi, mewujudkan
kepemimpinan murid, menjadi coach bagi rekan guru)? Buatlah daftarnya untuk
digunakan saat berbagi ide dalam kelompok dalam tahap Ruang Kolaborasi.

Pada segmen ini, selain diminta untuk merespon kedua pertanyaan di atas,
Bapak/Ibu juga diminta memberikan komentar dan umpan balik atas respon rekan CGP
lainnya pada 2 pertanyaan di atas (paling tidak untuk 2 rekan CGP lain). Gunakan
kesempatan ini untuk menangkap atau memikirkan bagaimana ide dan wawasan rekan
lain dapat bekerja dalam konteks Bapak/Ibu masing-masing.

48 | Modul 1.2 - Nilai dan Peran Guru Penggerak

Pembelajaran 3 – Ruang Kolaborasi

Diskusi Pembuatan Karya

Durasi: 6 JP
Moda: Pertemuan tatap maya (Diskusi pembuatan karya (3 JP), sesi Presentasi (2 JP),
sesi Refleksi-surat terimakasih (1 JP))
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP merancang kegiatan yang memanfaatkan kekuatan nilai para pihak secara
kolaboratif

Setelah mempelajari paparan materi pada bagian ini, Bapak/Ibu telah menjawab
pertanyaan pada forum diskusi tertulis secara individu. Gunakan pemahaman dan
refleksi pribadi Bapak/Ibu pada forum diskusi tertulis itu untuk berkolaborasi dalam
kelompok dan merespon tugas berikut:
Tugas RK1. Membuat karya poster/peta pikiran/powerpoint/video (3 JP)
Dalam kelompok, bagaimana saya dapat berkontribusi dalam merancang SATU
kegiatan yang sesuai dengan SATU peran GP yang kelompok pilih dalam upaya
mengkolaborasikan kekuatan nilai yang telah dimiliki oleh masing-masing rekan
dalam kelompok saya? Susunlah gambaran (rancangan) singkat kegiatan yang
berbasis kekuatan nilai setiap anggota kelompok.

Usai kerja kelompok, Bapak/Ibu diajak untuk melakukan refleksi dengan merespon tugas
berikut:
Tugas RK2. Refleksi (1 JP)
Siapa (1 orang) rekan dalam kelompok saya di Ruang Kolaborasi yang menurut saya
sudah memiliki satu nilai yang saya masih perlu kembangkan? Apakah nilai itu? Dan
mengapa itu penting untuk saya dan proses kolaborasi kelompok? Tuliskan dalam

Modul 1.2 - Nilai dan Peran Guru Penggerak | 49

bentuk surat terimakasih dan apresiatif pada rekan tersebut (untuk nantinya
dikirimkan melalui aplikasi pesan singkat).
Tenggat waktu pengumpulan tugas sesuai jadwal yang telah ditentukan. Selanjutnya
Bapak/Ibu akan mengikuti sesi pertemuan tatap maya bersama kelompok untuk
mempresentasikan hasil kolaborasi (2JP) Anda di depan kelompok lain dan fasilitator.
Karya yang Anda buat akan dinilai berdasarkan rubrik di bawah ini. Selamat
berkolaborasi!
Peran Fasilitator:

1. Menentukan anggota kelompok
2. Memastikan CGP mengakses bagian Ruang Kolaborasi
3. Memastikan setiap CGP sudah mendapatkan kelompok kerja
4. Memandu diskusi virtual
5. Menilai hasil karya CGP berdasarkan rubrik Ruang Kolaborasi

50 | Modul 1.2 - Nilai dan Peran Guru Penggerak

Rubrik 1. Penilaian Ruang Kolaborasi

Aspek Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1

Konten Konten mampu Konten mampu Konten mampu Konten tidak mampu
(40%) ● menunjukkan nilai- ● menunjukkan nilai- ● menunjukkan nilai- ● menunjukkan nilai-

nilai yang dimiliki nilai yang dimiliki nilai yang dimiliki nilai yang dimiliki
semua anggota beberapa anggota satu anggota anggota kelompok
kelompok kelompok kelompok ● memberi gambaran
● memberi gambaran ● memberi gambaran ● memberi gambaran panjang-lebar atas
singkat kegiatan panjang-lebar atas singkat kegiatan kegiatan dan tidak
yang jelas dan fokus kegiatan yang jelas walaupun tidak fokus pada
untuk menguatkan dan fokus untuk fokus pada penguatan satu nilai
satu nilai yang menguatkan satu penguatan satu nilai yang dipilih
dipilih kelompok nilai yang dipilih yang dipilih kelompok (10%)
(40%) kelompok (30%) kelompok (20%)

Penyam- ● Bahasa yang ● Bahasa yang ● Bahasa yang ● Bahasa yang
paian digunakan mudah digunakan mudah digunakan sulit
(40%) digunakan mudah dipahami dipahami untuk dipahami
dipahami
● teks pada presentasi ● teks pada ● teks cukup panjang
● teks pada panjang namun presentasi cukup dan sedikit informasi
padat informasi panjang dan sedikit (10%)
presentasi singkat, (30%) informasi (20%)
namun padat
dengan informasi

Desain ● Menggunakan 2-3 ● Menggunakan 1 ● Menggunakan ● Tidak menggunakan
(20%) warna dominan warna yang terlalu variasi warna dalam
warna dominan dalam desain banyak dalam desain
dalam desain desain
● Menggunakan ● Tidak menggunakan
● Menggunakan gambar namun ● Tidak menggunakan gambar dalam
kurang mendukung gambar dalam desain
gambar yang penyampaian pesan desain
berguna sebagai
penyampai pesan

Modul 1.2 - Nilai dan Peran Guru Penggerak | 51

Pembelajaran 4 – Demonstrasi Kontekstual

Tugas DK. Membuat gambaran diri sebagai Guru Penggerak di masa depan

Durasi: 3 JP
Moda: Mandiri
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat menciptakan gambaran dirinya di masa depan, setelah mengikuti rangkaian
program pendidikan Guru Penggerak

Tanpa terasa, Bapak/Ibu telah memasuki sesi pembelajaran Pembelajaran 5
Demonstrasi Kontekstual! Sebagaimana judul unitnya, maka setelah merefleksikan
pembelajaran sebelumnya, kini Bapak/Ibu diminta untuk berbagi dengan
menyajikannya dalam bentuk sebuah karya.

Bayangkan diri Bapak/Ibu sudah lulus program ini dan telah menjalani peran sebagai
Guru Penggerak selama 3 tahun. Pada saat itu, tentunya Bapak/Ibu sudah memiliki
kepercayaan diri dan telah membawakan kegiatan-kegiatan yang mewujudkan nilai dan
peran sebagai Guru Penggerak. Buatlah kisah narasi tertulis/presentasi
PowerPoint/poster/peta pikiran/video/audio sederhana yang dapat menggambarkan
kira-kira apa saja aktivitas Bapak/Ibu sebagai Guru Penggerak baik dalam keseharian,
atau yang terprogram rutin berkesinambungan, maupun yang sifatnya ad-hoc (khusus).
Buatlah sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan nilai-nilai Guru Penggerak
(berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif) yang Bapak/Ibu telah
dihidupi selama 3 tahun tersebut.

Poin utama tugas kisah narasi ini adalah pada kedalaman substansi serta penggambaran
detail kegiatan yang mewujudkan tiap nilai Guru Penggerak. Jangan terjebak pada
hiasan, sajian, dan tampilan saja. Terlampir di bawah adalah rubrik yang dapat

52 | Modul 1.2 - Nilai dan Peran Guru Penggerak

membantu Bapak/Ibu dalam membuat kisah narasi tersebut, juga sebagai petunjuk

untuk penilaian.

Peran Fasilitator:
1. Fasilitator memastikan CGP memahami tugas yang diberikan
2. Fasilitator menilai tugas CGP berdasarkan rubrik Demonstrasi Kontekstual

Rubrik Penilaian Demonstrasi Kontekstual

Aspek Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1

Konten Mampu Mampu Mampu Tidak mampu
Kisah menjelaskan menjelaskan menjelaskan menjelaskan
Narasi bagaimana bagaimana bagaimana bagaimana
(80%) kegiatan-kegiatan kegiatan-kegiatan kegiatan-kegiatan kegiatan-kegiatan
yang yang yang yang
digambarkan digambarkan digambarkan digambarkan
mewujudkan 5 mewujudkan mewujudkan mewujudkan nilai
nilai Guru paling banyak 3-4 paling banyak 1-2 Guru Penggerak.
Penggerak. nilai Guru nilai Guru (20%)
(80%) Penggerak. Penggerak.
(60%) (40%)

Kesatuan Perpaduan unsur Salah satu unsur Salah satu unsur Semua unsur
penyajian yang digunakan yang ditampilkan yang ditampilkan yang digunakan
(20%) saling mendukung mengurangi merusak tidak saling
dan nyaman kenyamanan saat keterpaduan. mendukung.
untuk dilihat. dilihat. (10%) (5%)
(20%) (15%)

Modul 1.2 - Nilai dan Peran Guru Penggerak | 53

Pembelajaran 5 – Elaborasi Pemahaman

Diskusi virtual bersama Instruktur

Durasi: 2 JP
Moda: Forum diskusi virtual bersama Instruktur
Tujuan Pembelajaran Khusus :
CGP percaya diri untuk mulai menumbuhkan nilai dan peran Guru Penggerak pada
dirinya

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, setelah kita mengikuti rangkaian pembelajaran
mengenai pembentukan nilai diri serta nilai dan peran Guru Penggerak, sekarang mari
kita berdiskusi dengan instruktur mengenai ragam praktik baik yang bisa dilakukan
terkait penumbuhan nilai dalam diri seseorang. Diharapkan Bapak/Ibu Calon Guru
Penggerak dapat mendorong rasa keingintahuannya dalam bentuk pertanyaan
mendalam untuk dibahas bersama Instruktur. Jadi, bukan soal seberapa banyak
pertanyaan yang disampaikan, namun seberapa pentingkah pertanyaan tersebut bagi
Bapak/Ibu dalam menguatkan pemahaman pada Modul 1.2 ini. Berikan respon dengan
membuat pertanyaan pada kolom berikut ini:
Setelah memaknai konsep dalam materi di modul 1.2 ini, pertanyaan yang masih muncul
di benak saya adalah:

●…
●…

Peran Fasilitator:
1. Fasilitator mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan dari peserta Calon Guru
Penggerak kemudian menyampaikannya kepada instruktur

54 | Modul 1.2 - Nilai dan Peran Guru Penggerak

Pembelajaran 6 – Koneksi Antarmateri

Penugasan Mandiri

Durasi : 1 JP
Moda : Mandiri
Tujuan Pembelajaran Khusus :
CGP mampu menghasilkan kesimpulan berdasarkan materi modul 1.2. Nilai & Peran
Guru Penggerak serta kaitannya dengan modul 1.1. Filosofi Pendidikan Ki Hadjar
Dewantara

“Jika kita gagal merencanakan, berarti sama saja kita sedang merencanakan
kegagalan.”

~ Benjamin Franklin

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, ini adalah fase terakhir sebelum fase eksekusi atau
Aksi Nyata. Fase ini berisi tantangan tugas individu. Sebagai CGP, Bapak/Ibu ditantang
untuk melakukan refleksi menggunakan Model 4P yang sudah dipaparkan dalam
Eksplorasi Konsep. Pada kesempatan Koneksi Antar Materi ini, Bapak/Ibu diajak untuk
menelaah kembali rangkaian pembelajaran mulai dari Modul 1.1 hingga akhir Modul 1.2
ini. Silakan berikan respon pada kolom berikut ini.

Tugas Koneksi Antar Materi: Refleksi Model 4P (tulisan-naratif/poster/peta-
pikiran/powerpoint/video/audio sederhana)

Setelah saya menjalani pembelajaran dari Modul 1.1 hingga Modul 1.2 ini, berikut
adalah hal yang menjadi pembelajaran bagi saya (model refleksi 4 P):

Modul 1.2 - Nilai dan Peran Guru Penggerak | 55

1. Peristiwa: Momen yang paling penting/menantang/mencerahkan bagi saya dalam
proses pembelajaran Modul 1.1 hingga Modul 1.2 adalah ……
Kaitan antara Modul 1.1 dan 1.2 yang saya pahami adalah ………..
2. Perasaan: Saat momen itu terjadi saya merasa seperti bagaikan …….
3. Pembelajaran: Sebelum momen tersebut terjadi saya berpikir bahwa …………...…
sekarang saya berpikir bahwa …………...…
4. Penerapan ke depan (Rencana): Apa pengembangan diri yang sederhana, konkret
dan rutin yang dapat saya lakukan sendiri dari sekarang, untuk membantu
menguatkan nilai-nilai dan peran saya sebagai Guru Penggerak?
Peran Fasilitator:

1. Memastikan CGP memahami tugas yang diberikan
2. Mengingatkan CGP mengumpulkan tugas di LMS

56 | Modul 1.2 - Nilai dan Peran Guru Penggerak

Pembelajaran 7 – Aksi Nyata

Tugas Aksi Nyata

Moda : Mandiri
Tujuan Pembelajaran Khusus :

1. CGP melakukan proses pengembangan diri untuk menguatkan nilai-nilai dan
peran mereka sebagai Guru Penggerak

“Aku hanya orang biasa yang bekerja untuk
bangsa Indonesia dengan cara Indonesia.”

Ki Hajar Dewantara

Sebagai tahapan terakhir dari siklus pembelajaran MERDEKA, Aksi Nyata merupakan
ruang bagi Bapak/Ibu CGP menerapkan apa yang telah diperoleh dalam satu rangkaian
modul. Bagian ini diharapkan dapat menjadi awalan proses implementasi dari konsep-
konsep yang sudah didapatkan.

Di modul ini, Bapak/Ibu diajak untuk melaksanakan rencana yang telah dituliskan pada
refleksi 4P di bagian Koneksi Antar Materi mengenai “pengembangan DIRI yang
sederhana, konkret dan rutin serta dapat dilakukan sendiri dari sekarang”. Kumpulkan
dalam bentuk dokumentasi dengan format tulisan naratif bergambar/poster
bergambar/ powerpoint/video sederhana yang dapat menceritakan saat diri Bapak/Ibu
menjalankan rencana. Jangan lupa sertakan refleksi sepanjang proses menjalankannya,
seperti apa perasaan Bapak/Ibu, apa ide atau gagasan yang timbul, pembelajaran apa
saja yang dapat diambil, dan apa dampak (perubahan positif) yang paling dirasakan oleh
diri Bapak/Ibu.

Modul 1.2 - Nilai dan Peran Guru Penggerak | 57

Peran Fasilitator:
1. membangun komunikasi dengan pengajar praktik dalam memantau
pelaksanaan rencana aksi CGP
2. mengingatkan CGP untuk secara rutin menuliskan jurnal refleksi pada portofolio
digitalnya.

58 | Modul 1.2 - Nilai dan Peran Guru Penggerak

Surat Penutup

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak sekalian. Selamat. Bapak/Ibu telah
menyelesaikan Modul 1.2 ini. Terima kasih atas semangat dan upaya yang maksimal
dalam menyelesaikan semua tantangan yang diberikan. Semoga segala proses yang
dijalani dalam Modul 1.2 ini dapat membawa manfaat bagi murid-murid Bapak/Ibu
sekalian.

Bapak/Ibu tetap harus memperhatikan bahwa status penyelesaian modul ini
sangat bergantung pada bagaimana menyelesaikan Fase Aksi Nyata masing-masing.
Semoga modul ini berhasil membuat Bapak/Ibu tergerak hingga kemudian mengambil
keputusan untuk bergerak dan akhirnya memberanikan diri untuk menggerakkan lebih
banyak pihak di lingkungan dimana Bapak/Ibu berkarya demi meningkatkan kualitas
layanan dan lingkungan belajar bagi murid-murid.

Modul 1.2 ini melanjutkan Modul 1.1 - Filosofi Pendidikan Indonesia yang
kemudian akan dilanjutkan dengan Modul 1.3 - Visi Guru Penggerak dan Modul 1.4 -
Membangun Budaya Positif di Sekolah. Selamat menikmati tahapan materi berikutnya,
tetaplah terbuka dan bersemangat dalam menjalani prosesnya. Selamat menemukan,
menumbuhkan dan menguatkan jati diri Bapak/Ibu sebagai Guru Penggerak. Salam dan
bahagia!

Modul 1.2 - Nilai dan Peran Guru Penggerak | 59

Daftar Pustaka

Fisher, R. (2005). Teaching children to learn. Cheltenham: Nelson Thornes.
Glasser, W. (1998). Choice theory. HarperCollins e-book.
Glasser, W. (2011). Take charge of your life: How to get what you need with choice

theory psychology. iUniverse, Inc.
Goyette, K. (2019). The non-obvious guide to emotional intelligence (You can actually

use). Idea Press Publishing, USA.
Hari, Abdul H. 2015. Peran Nilai-Nilai Personal (Personal Values) Terhadap Sikap

Konsumen. Magistra, No. 92, 35-44. Retrieved February 22, 2021 from
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=604240&val=6820
&title=PERAN%20NILAI-
NILAI%20PERSONAL%20PERSONAL%20VALUES%20TERHADAP%20SIKAP%20KO
NSUMEN
Kahneman, D. (2011). Thinking, fast and slow. Great Britain: Penguin Books.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2019). Penjelasan uji publik model
kompetensi guru. Kemdikbud. Retrieved June 6, 2020 from
https://kompetensi.kemdikbud.go.id/assets/pdf/Penjelasan-Uji-Publik-Model-
Kompetensi-Guru.pdf
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2019). Penjelasan uji publik model
kompetensi kepala sekolah. Kemdikbud. Retrieved June 6, 2020 from
https://kompetensi.kemdikbud.go.id/assets/pdf/Penjelasan-Uji-Publik-Model-
Kompetensi-Kepemimpinan-Sekolah.pdf
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). Naskah Akademik Profil Pelajar
Pancasila. Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Komninos, A. (2020, April). The concept of the
"triune brain". Interaction Design Foundation. Retrieved June 6, 2020 from
https://www.interaction-design.org/literature/article/the-concept-of-the-
triune-brain

60 | Modul 1.2 - Nilai dan Peran Guru Penggerak

Lumpkin, A. (2008). Teachers as role models teaching character and moral virtues.
JOPERD, 79(2), 45-49. Retrieved June 6, 2020 from https://bit.ly/3cy4W8A

McLeod, S. A. (2018, May 03). Erik Erikson's stages of psychosocial development.
Simply Psychology. www.simplypsychology.org/Erik-Erikson.html

Ryan, R.M. & E.L. Deci. (2000, January). Self-determination theory and the facilitation
of intrinsic motivation, social development, and well-being. American
Psychologist 55 (1), 68-78. Retrieved June 4, 2020 from
https://bit.ly/2AUMVUO

Ryan, M., & Ryan, M. (2013). Theorising a model for teaching and assessing reflective
learning in higher education. Higher Education Research and Development,
32(2), pp. 244-257.

The four F's of active reviewing. (2018, November 5). The University of Edinburgh.
Diakses pada 13 September 2020 dari
https://www.ed.ac.uk/reflection/reflectors-toolkit/reflecting-on-
experience/four-f

Modul 1.2 - Nilai dan Peran Guru Penggerak | 61

Profil Penulis Modul

Aditya Dharma, adalah seorang sarjana sains yang lulus tahun 2000 dari Departemen Biologi,
Universitas Indonesia, dan telah menyelesaikan program MBA dari University of The People
Pasadena California pada tahun 2021. Aditya sempat bergabung sebagai konsultan di Bappenas dan
terlibat aktif menyusun Dokumen Nasional Strategi dan Rencana Aksi tahun 2003-2020 untuk
Keanekaragaman Hayati Indonesia. Ia kemudian memutuskan banting setir ke dunia pendidikan
dengan menjadi guru SD di Global Jaya School di Tangerang Selatan. Di sana ia belajar banyak tentang
dunia pendidikan yang menjadi renjana-nya hingga sekarang. Sebagai guru, ia berkesempatan
menjadi pelatih dan penyusun Modul Program Pelatihan Pendukung Pembelajaran bagi Tutor Lokal
di Aceh & Sumatera Utara sebagai respon pemulihan komunitas pendidik pasca tsunami bersama
International Baccalaureate, Kemendikbud & UNESCO. Untuk meluaskan dampaknya, ia kemudian
bergabung dengan Putera Sampoerna Foundation yang memberinya kesempatan untuk belajar dan
mengenal keberagaman dunia pendidikan Indonesia. Di sana, Aditya belajar pengelolaan proyek
peningkatan kualitas pendidikan, program pengembangan sumber daya pelatih guru, hingga diberi
tanggung jawab mengelola Departemen Learning & Knowledge Management. Aditya pun adalah
pelatih di bidang Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan sejak 2010, turut menulis Change
Project: Embedding Education for Sustainable Development (ESD) into School Development Program,
Teacher Learning Center and Teacher Congress bersama Sampoerna Foundation Teacher Institute
(SFTI), & The Swedish International Development and cooperation Agency (SIDA). Pada tahun 2014,
Aditya mendapatkan lisensi untuk menggunakan Sustainability Tools and Skills for Leading Change
dari Center for Sustainability Transformation (AtKisson Group). Sejak awal 2017 ia turut mendirikan
Sinambung Indonesia, lembaga konsultasi peningkatan kualitas dan fasilitasi perubahan yang
berkesinambungan bagi pendidik maupun sekolah. Kini ia adalah Direktur Pengembangan Program
dan Inovasi. Motto Sinambung Indonesia yang juga menjadi motto hidupnya adalah “menginspirasi
sesama, memberdayakan bangsa”. Sebagai pendidik partikelir, Aditya pun terlibat aktif dalam serial
pelatihan kompetensi sosial dan kepribadian guru di DKI Jakarta, turut memfasilitasi penyusunan
Modul Penumbuh-kembangan Karakter Siswa Nenemo-SSL untuk Kabupaten Tulang Bawang Barat,
dan Modul Pengembangan Karakter berbasis Budaya Jawa Barat dalam program Jabar Masagi. Di
sela-sela itu semua, Aditya tetap menyempatkan diri untuk mempraktikkan mindfulness, membaca
manga dan menonton anime yang difavoritkannya sejak usia remaja.

62 | Modul 1.2 - Nilai dan Peran Guru Penggerak


Click to View FlipBook Version