The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Novel Ajarn Chuan Ashram-Dicko Evaldo,Revine Alviani, Dicky Evaldo

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by perpustakaansmakpenabur, 2022-03-28 21:02:13

Novel Ajarn Chuan Ashram-Dicko Evaldo,Revine Alviani, Dicky Evaldo - 2022

Novel Ajarn Chuan Ashram-Dicko Evaldo,Revine Alviani, Dicky Evaldo

AjArn ChUAn AshRAM

rumahnya, tapi saat dia sampai di rumah, dia
melihat bahwa Anong sudah tidak ada, dia
juga menyadari ada beberapa dupa yang
ditanam di depan rumahnya.

“Ini anong yang tanam ya dupanya ?”, tanya
Ratna. Tak lama setelah itu terdengar suara
“buk” yang ternyata adalah suara kepala ratna
yang membentur sebuah benda keras sampai
membuatnya pingsan tak sadarkan diri.

“tring tring, jreng jreng”, hanya itulah suara
yang bisa didengar oleh Ratna saat ia pingsan
tak sadarkan diri, “kok itu terdengar seperti
alat musik tradisional Thailand ya”, pikir
Ratna. Sesaat kemudian Ratna pun sadar
secara perlahan dan membuka matanya,
betapa terkejutnya dia melihat pelaksanaan
upacara besar - besar yang diadakan di tengah
desa itu.

Page |
45

AjArn ChUAn AshRAM

Ratna pun baru tersadar kalau tangan dan
kakinya terikat oleh sebuah tali yang sangat
kuat dan juga mulutnya juga disumpal dengan
kain. “AAAAAAAAAAAAAA !!!!”, Ratna
berteriak histeris dan dengan segala kekuatan
dia berusaha untuk membuka tali yang terikat
di tangan dan kakinya dan berharap bahwa ada
yang mendengarnya dan segera membantunya
melepaskan tali yang mengikatnya. Tapi
ternyata tidak ada seorang pun yang
membantunya.

Tiba - tiba dari belakang terdengar suara
Anong, “Loh udah bangun ? Cepet banget
bangunnya ya, bagus deh”, ucapnya kepada
Ratna. Ratna pun teriak lagi sambil mencoba
meminta tolong ke orang lain.

“Sssttt, diem dong rat, jangan teriak - teriak
terus, berisik nih”, ucap Anong dengan santai.

Page |
46

AjArn ChUAn AshRAM

“Aduh lagian kamu bodoh banget sih Rat,
seharusnya kamu langsung kabur pas kamu
menyadari bahwa ada yang tidak beres dan ada
yang mencurigakan di desa ini, tapi kamu
malah menyia - nyiakan kesempatan itu dan
kamu menuruti kemauanku yang memintamu
untuk tinggal lebih lama lagi”, ucap Anong
lalu tertawa dengan keras menikmati
pemandangan Ratna yang tangan dan kakinya
diikat dan mulutnya juga disumpal dengan
kain.

Ratna yang mendengar itu pun menangis dan
kembali berteriak histeris mencoba
memanggil orang - orang di sekitar desa
tersebut, namun tidak ada satu pun dari warga
sana yang mendengarkannya dan
membantunya.

Page |
47

AjArn ChUAn AshRAM

“Udahlah rat, gak ada gunanya juga kamu
teriak histeris sambil nangis-nangis gitu, ini
kita lagi di ujung desa loh, di sekitar sini gak
ada warga - warga selain kita, lagian sebentar
lagi kamu juga bakal di tumbalkan ke setan -
setan yang ada di desa kami”, ucap Anong
sambil tertawa jahat.

Ratna seketika terkejut dan langsung mencoba
lagi untuk membuka ikatannya sekuat tenaga.
“Aduh kamu pasti ngira aku tuh sayang banget
ya sama kamu ? Sampe sepercaya itu kamu
sama aku ?? hahahaha makanya rat, jadi orang
jangan bodoh banget dong, gampang banget
percaya sama orang”, ejek Anong.

“Anong, kamu tuh ngapain sih, mending kamu
lepasin aku sekarang, gausah bercanda deh,
candaan kamu ga lucu dan udah keterlaluan
kalo kayak gini”, marah Ratna.

Page |
48

AjArn ChUAn AshRAM

Anong pun kembali tertawa dan
meninggalkan ratna yang berteriak keras
meminta pertolongan orang - orang sekitar.
Tapi, ketika Ratna sadar tidak ada yang akan
menolongnya dan hanya bisa mengandalkan
diri sendiri, dia pun langsung berhenti
berteriak dan berusaha untuk mencari jalan
keluar untuk membebaskan dirinya sendiri.

Ratna menyadari di sebelah kakinya ada
sebuah batu kecil yang agak tajam, ia pun
langsung bergegas meraih batu tersebut secara
perlahan tanpa sepengetahuan orang - orang
dan mencoba untuk membuka ikatan kaki dan
tangannya.

Tapi walaupun sudah berusaha keras, ikatan
itu terlalu kuat sampai tidak bisa dibuka, Ratna
pun menyerah. Dan Anong tiba - tiba datang
dan sambil tertawa dia pun berkata

Page |
49

AjArn ChUAn AshRAM

“Hahahahaha, mau buka ikatan itu ? Oh tidak
bisa, ikatan itu udah diikat pake simpul mati
dan talinya juga tali yang susah putus,
kejadian kayak gini udah aku tebak dan aku
udah ngebayangin reaksi kecewa kamu karena
ga berhasil buka ikatan itu.”

“Kenapa sih kamu ngelakuin ini ke aku? Aku
datang kesini dengan tujuan baik cuma mau
liburan dan refreshing aja dari kuliah” ,ucap
Ratna.

“Iya aku tau, tapi kebetulan desa kita lagi
butuh tumbal dan kebetulan ada kamu, lagian
kamu juga bodoh banget udah tau dari kemarin
kamu ngerasa ada yang aneh kan sama desa ini,
dan itu juga terjadi sama kamu sendiri
beberapa kali tapi kamu memilih untuk
percaya sama aku terus lupain kejadian itu
kan”, ucap Anong dengan enteng.

Page |
50

AjArn ChUAn AshRAM

“Nong, kamu jahat banget, tumbalin aku
dengan cara kayak gini, aku ga nyangka kamu
bisa kayak gini ke aku”, ucap Ratna dengan
nada emosi.

“Hm, terserah kamu aja deh mau ngomongin
aku apa, intinya kamu juga sekarang udah
diikat dan tidak bisa kabur kemana - mana
hahahahaha.”, cuek Anong.

“Ayo kita lakuin aja sekarang ritualnya biar
cepat selesai”, ajak Anong kepada para warga
sekitar. Sambil meninggalkan Ratna dengan
keadaan terikat.

Tanpa disadari Anong, usaha Ratna
membuahkan hasil, dia berhasil membuka
ikatannya dan saat Anong sudah agak jauh,
Ratna langsung diam - diam berlari secepat
mungkin agar bisa kabur dari sana. Ratna

Page |
51

AjArn ChUAn AshRAM

berhasil kabur dari Anong dan para warga desa
itu.

Ratna berkata dalam hati “Harusnya aku
sadar dari awal kalau desa ini sudah
mencurigakan dari awal dan juga ada yang
gak beres sama desa ini, harusnya juga aku
langsung pulang atau pindah kota aja, jangan
cepat percaya sama orang sekalipun itu teman
dekat.”

Saat sudah cukup jauh, Ratna pun melanjutkan
perjalanannya sambil menemukan suatu
tempat yang bisa dijadikan untuk tempat
persembunyian sementara, tiba - tiba dia
menemukan suatu tempat dan dia pun
langsung kesana dan menelpon orangtuanya,
tapi baru sampai nada dering tersambung, tiba
- tiba telepon terputus.

Page |
52

AjArn ChUAn AshRAM

“Aduh sial banget sih hari ini, masa
teleponnya harus terputus disaat - saat kayak
gini sih !” ,keluh Ratna.

Disaat yang bersamaan, Ibu Retno juga sedang
memegang teleponnya dan dia melihat ada
nomor anak putrinya menelepon, tapi sebelum
ia menjawabnya, telepon itu sudah duluan
mati, dia pun khawatir dan langsung
berinisiatif untuk menelpon balik, tapi tidak
dijawab, dia mencoba dan terus mencoba tapi
masih belum ada jawaban dari Ratna.

Tiba - tiba di rumah orang tua Ratna…

Prang !! “Bu !, ada apa bu, kok bisa tiba - tiba
piring dan gelas ini jatuh ?!” , Tanya Hendra.

“Aduh pak, maaf banget, gatau kenapa
perasaan ibu tiba - tiba gak enak, mending kita
abis beresin pecahan - pecahan ini kita

Page |
53

AjArn ChUAn AshRAM

langsung telepon Ratna lagi”,ucap Retno yang
langsung disetujui Hendra.

Sudah berkali - kali di telepon masih belum
ada jawaban dari Ratna dan ini semakin
membuat perasaan Ibu Retno dan Bapak
Hendra khawatir.

Di tempat lain, saat Anong kembali, dia
melihat ada ikatan tali di tengah jalan dan saat
dia melihat ke tempat Ratna diikat, Ratna
sudah kabur dan membawa HP-nya juga.
Anong pun langsung kesal dan marah, dan
langsung memarahi para warga yang disuruh
untuk menjaga Ratna agar tidak kabur, tapi
malah ketiduran dan membiarkan Ratna kabur
dengan selamat.

Karena tidak ada yang berani melawan ucapan
Anong, mereka pun hanya bisa diam saja.

Page |
54

AjArn ChUAn AshRAM

Tanpa disadari Anong, ada bekas luka dan
lebam - lebam di tubuh para warga, ternyata
itu adalah hasil perlawanan dari Ratna, Anong
lupa bahwa Ratna pernah belajar bela diri
selama 5 tahun dan sudah mencapai sabuk
hitam.

Anong pun hanya bisa berdecak kesal dan
menyuruh agar para warga yang menjaga
Ratna itu mencari Ratna sampai ketemu, “Cari
Ratna sampai ketemu ! Aku tidak mau tahu,
kalian harus tanggung jawab atau kalian dan
keluarga kalian yang akan dijadikan tumbal di
desa ini!”, dengan tegas, lantang sekaligus
marah Anong berkata seperti itu.

Di Lain Tempat…

Bu Retno tiba - tiba kepikiran untuk
menelepon Anong, kebetulan Anong sudah

Page |
55

AjArn ChUAn AshRAM

beberapa kali pernah datang ke rumah dan
pernah bertukar nomor telepon dengan
keluarga Ratna.

Akhirnya Anong menjawab telepon, dan
tentunya dia sudah mempersiapkan skenario
untuk membohongi orang tua Ratna.
“Nak Anong, kamu lagi sama Ratna gak ? Ini
Ibu sama Bapak dari tadi sudah menelepon
Ratna berkali - kali tapi dia tidak menjawab,
dan terakhir kali kita menelponnya, terdengar
suara operator yang menyebutkan kalau
handphonenya sedang tidak aktif.”, ucap Ibu
Retno dengan panik sekaligus gelisah.
“Oh nggak bu, Ratna lagi tidur, dia sakit dan
agak parah, dia lagi di opname di salah satu
klinik di desa kami”, jelas Anong.

Page |
56

AjArn ChUAn AshRAM

“Oh gitu ya nak, oke terimakasih infonya,
tolong sampaikan ke Ratna ya kalau sudah
bangun, telepon balik ibu ya soalnya ibu
khawatir banget sama dia, terimakasih nak”,
ucap Ibu Retno dan langsung disetujui oleh
Anong. Setelah telepon dimatikan oleh Ibu, ia
langsung berbicara dengan Pak Hendra bahwa
dia merasa tidak puas dengan jawaban yang
diberi oleh Anong dan ingin segera melihat
sendiri keadaan anak putrinya. Ide ini juga
disetujui oleh bapak hendra dan mereka
berdua langsung memesan tiket pesawat dan
penerbangan hari ini juga.

Sesampainya di Thailand…

Anong menyapa dan saat orangtua Ratna
meminta maaf karena mungkin membuat
Anong menunggu terlalu lama, Anong pun

Page |
57

AjArn ChUAn AshRAM

berkata bahwa dia baru saja sampai agar tidak
membebani orangtua Ratna.

Sesampainya mereka di rumah Anong, mereka
bertanya dimanakah Ratna, dan Anong
menjawab “Ratna ada di klinik dan saat ini
kliniknya belum boleh dikunjungi oleh
siapapun yang berasal dari luar desa karena
sedang ada pandemi, pengunjung diharuskan
menunggu selama 2 minggu penuh untuk
memastikan bahwa mereka tidak membawa
virus dan setelah 2 minggu tersebut baru
diperbolehkan masuk ke klinik tersebut.”.

“Hah ?! Masa kita harus menunggu 2 minggu
penuh hanya untuk melihat anak kita sendiri ?”
tanya Ibu dengan agak terkejut dan kesal.

“Iya bu, dan juga di klinik ada aturan bahwa
pasien tidak diperbolehkan memainkan

Page |
58

AjArn ChUAn AshRAM

handphone atau gadget lainnya untuk
menghindari hal yang tidak diinginkan dan
untuk mempercepat penyembuhan juga.”,
ucap Anong dengan tenang, sebenarnya ia
merasa lumayan bangga dengan sikap dan
penjelasannya dari tadi yang tidak
menimbulkan kecurigaan dari salah satu
orangtua Ratna.

Bapak Hendra dan Ibu Retno pun mau tak mau
harus mengikuti aturan tersebut dan mereka
memutuskan untuk membereskan barang -
barang mereka di rumah Anong yang
ditawarkan oleh Anong sendiri dengan alasan
bahwa hostel atau kost di desa tersebut kurang
layak untuk ditinggali. Orangtua Ratna juga
hanya bisa menyetujui Anong tanpa curiga
sedikitpun.

Page |
59

AjArn ChUAn AshRAM

Malam hari telah tiba…

Saat malam hari, sama seperti sebelumnya,
kepala desa juga mengajak mereka untuk
makan - makan besar bersama untuk mengenal
satu sama lain.

Malam itu juga orangtua belum merasa ada
yang aneh dengan keadaan desa disitu.

Saat tengah malam, tiba - tiba ibu Retno
terbangun dan dalam keadaan setengah sadar,
ia berjalan ke arah jendela dan bingung
mengapa para warga desa mengelilingi rumah
tersebut sambil membawa dupa, tapi karena
setengah sadar, dia tidak terlalu peduli dan
berjalan kembali ke kamar untuk melanjutkan
tidurnya. Dia berpikir akan bertanya tentang
hal tersebut ke Anong keesokan harinya.

Page |
60

AjArn ChUAn AshRAM

Keesokan harinya…

Saat pagi - pagi subuh, Ibu Retno duluan
bangun dan memutuskan untuk keluar jalan -
jalan sambil menghirup udara segar. Ia juga
ingin mencari Anong untuk menanyakan
tentang hal yang kemarin tengah malam ia
temui.

Akhirnya Ibu Retno pun bertemu Anong dan
langsung menanyakan tentang hal yang
kemarin malam. “Nong, kemarin malam Ibu
kebangun di tengah malam lalu melihat rumah
ini dikelilingi oleh Kepala desa dan para warga
sambil membawa dupa, itu ngapain ya
nong ?”,tanya Ibu.

“Oh itu emang tradisi di desa ini bu, Ratna
juga waktu itu seperti itu kok, biarin
aja.” ,ucap Anong.

Page |
61

AjArn ChUAn AshRAM

“Mari Bu, Anong kenalin Ibu ke warga sini,
ini adalah kepala desa, dan ini nenek yang
paling dikenal disini dan dia juga nenek tertua
di desa ini, nenek ini punya anak tapi anaknya
tinggal di luar kota, dan dia gak pernah balik
kesini lagi, dan ini juga salah satu misteri di
desa ini karena si nenek ini juga gak pernah
cari anaknya dari dulu sampai sekarang.
Sebenarnya misteri di desa ini cukup banyak
jadi banyak juga pengunjung yang datang
kesini hanya untuk melihat - lihat.”, jelas
Anong.

Setelah sudah selesai memperkenalkan warga
- warga desa sekitar, pada saat malamnya, tiba
- tiba kedua orang tua diajak makan bersama
lagi oleh Anong, mereka pergi makan di suatu
restoran yang dekat dengan kuil angker di desa
tersebut, tapi orang tua Ratna tidak tahu bahwa

Page |
62

AjArn ChUAn AshRAM

kuil itu angker dan langsung saja menyetujui
ajakan Anong.

Sesampainya di kuil yang bernama Ajarn
Chuan Ashram, tanpa disadari oleh Bapak
Hendra dan Ibu Retno, kuil itu adalah kuil
yang berada di tengah desa tersebut dan juga
merupakan tempat Ratna dijadikan tumbal.
“Kok kuil ini terasa menyeramkan dan terasa
angker ya, padahal ini hanya kuil biasa, tapi
kok aku ngerasa dari tadi ada yang ganggu
aku” ,ucap Ibu Retno dalam hati.
“Pak, ibu ngerasa kalo disini gak aman ya,
kayak ngerasa disini angker - angker gitu,
bapak ngerasain gak ?”, tanya Ibu dengan
bisik - bisik karena tidak ingin Anong
mendengar.

Page |
63

AjArn ChUAn AshRAM

“Ssstt…Iya bu, Bapak juga ngerasa gitu, tapi
kan ada Anong yang bawa kita kesini dan
Anong kan teman dekat Ratna, kita
percayakan aja semuanya ke Anong.”, ucap
Pak Hendra.

Ternyata tanpa disadari oleh mereka berdua,
Anong membawa mereka untuk melakukan
ritual penumbalan dan saat mereka ingin kabur,
pintu kuil sudah dijaga oleh warga desa
dengan ketat. Bapak Hendra dan Ibu Retno
pun langsung dipegang erat dan saat mereka
memberontak, tiba - tiba ada dua orang dari
belakang yang membius mereka, lalu
kesadaran mereka berdua pun langsung hilang.

“Apakah pada kenyataannya Ratna juga
ditumbalkan seperti ini ? Dan ternyata cerita
tentang yang Ratna masuk ke klinik dan di

Page |
64

AjArn ChUAn AshRAM

opname apakah itu cerita palsu?”, ucap Ibu
Retno dalam hati.
Tiba - Tiba…

Saat Ibu Retno dan Bapak Hendra sudah mulai
membuka matanya, mereka mulai melihat
sekitarnya dan tersadar bahwa mereka sudah
diikat dengan tali.
“Oh sudah sadar ya kalian berdua, bagus deh
kita gak usah tunggu lama - lama lagi dan
langsung mulai aja ritual ini” ,ucap Anong
dengan santai.
“Jawab kami dimana anak putri kami dan kau
apakan Ratna !!” ,marah Ibu Retno. “Tenang
aja, anak kalian sudah ditumbalkan juga,
setelah ini, keluarga kalian akan semuanya
akan hilang dan musnah dari bumi ini

Page |
65

AjArn ChUAn AshRAM

hahahahaha…senangnya… !” ,ucap Anong
dengan senang dan santai.

Mereka pun mulai melakukan ritualnya dan
tanpa disadari oleh Anong, Ibu Retno yang
ikatannya sudah mulai kendur pun langsung
membuka ikatan sang Bapak dan langsung
melarikan diri mencari jalan keluar dari desa
tersebut dan berakhir mereka sampai di hutan.
Walaupun merasa sudah agak jauh, tapi Ibu
Retno menyuruh Bapak Hendra untuk jangan
lega dulu karena bisa saja para warga dan
Anong menyadari mereka berdua sudah
melarikan diri lalu langsung menyusul mereka
dan mereka akan dijadikan tumbal di kuil tadi.

Ibu dan Ayahnya Ratna sudah cukup jauh dan
mereka mencoba untuk mencari telepon
umum, tapi tidak ketemu. Mereka berdua pun
lanjut berjalan sampai tiba - tiba ada ketemu

Page |
66

AjArn ChUAn AshRAM

telepon umum gratis di dekat pertamina,
mereka langsung bergegas kesana dan
mencoba untuk menelpon Ratna. Sudah
ditelepon berkali - kali, ada suara operator
yang berbunyi “Maaf, nomor sedang sibuk,
silahkan telepon beberapa saat lagi”. Ibu
Retno memutuskan untuk menunggu beberapa
saat, mungkin Ratna sedang mencoba untuk
mencari bantuan dari kenalan atau dari polisi
dan sebagainya.

Nada dering masuk berbunyi…

Ratna tanpa ragu dan tanpa melihat nomor
serta nama penelpon,ia pun mengangkat
telepon tersebut dan menjawab “Halo,
dengan siapa?”, karena tidak ada suara dari
si penelpon, Ratna pun coba ngomong lagi
“Halo, apakah ada orang disana? Ini dengan
siapa ya?”. Masih tidak ada jawaban dan

Page |
67

AjArn ChUAn AshRAM

akhirnya Ratna memutuskan sambungan
teleponnya.

Tanpa curiga sedikitpun, Ratna dengan cuek
menjawab dan menutup teleponnya tanpa
menyadari bahwa itu adalah Anong yang
menelpon.

Jangan meremehkan warga desa ini, walaupun
ini adalah desa kecil dan warga - warga desa
disini terlihat tidak terlalu canggih karena
jarang yang menggunakan HP, tapi mereka
sangat pintar dalam menggunakan teknologi,
contohnya seperti barusan, Anong menelpon
Ratna untuk melacak keberadaan Ratna, ia
bisa melacak keberadaan seseorang hanya dari
telepon tanpa harus menunggu Ratna
mengaktifkan lokasinya saat ini.

Page |
68

AjArn ChUAn AshRAM

Telepon Ratna dengan si penelpon pun sudah
berhenti dan tiba - tiba ada nada dering masuk
lagi dari nomor tidak dikenal, Ratna lagi - lagi
dengan cuek menjawab telepon itu, “Halo,
dengan siapa ya ?”.

“Ini Ratna ya? Ini Ibu nak, Ibu sudah sampai
di Thailand dan sudah pergi ke desa Anong,
baru beberapa hari Ibu sampai disana, Ibu dan
Bapak langsung ditumbalkan, dan Anong juga
mengatakan kalau kamu juga sudah
ditumbalkan, ibu takut banget, kamu dimana
sekarang nak?”,omong Ibu panjang lebar
dengan nada yang gelisah.

“Ratna lagi di pinggir jalan bu, aku juga gak
tau ini dimana, untungnya Bapak dan Ibu
berhasil kabur dari ritual penumbalan itu,
Posisi Bapak dan Ibu sekarang dimana, biar
Ratna yang menyusul kesana, Ratna sudah

Page |
69

AjArn ChUAn AshRAM

lumayan tahu jalan - jalan di desa ini”, jelas
Ratna di dalam telepon.

“Ibu dan Bapak ada Iya nak, hati - hati ya nak,
Ibu dan Bapak tunggu di dekat sini ya
nak.” ,tutup Ibu dalam telepon.

Ratna pun memutuskan untuk menyusul orang
tuanya, dalam perjalanan, Ratna pun berjalan
dengan tidak tenang, dia merasa seperti ada
yang mengikuti atau mengawasinya dari
belakang, tanpa melihat ke belakang, ia
langsung berlari sekuat tenaga dan secepat
yang dia bisa ke mana pun dia bisa pergi.

Saat sudah merasa aman, dia lanjut berjalan ke
satu - satunya pertamina yang ada di desa itu,
sesampainya disana, Ratna pun langsung
mengenali wujud Ibu dan Bapaknya dan tanpa
ragu dia langsung menyusul orang tuanya.

Page |
70

AjArn ChUAn AshRAM

Tiba - tiba…

“Hahahahahahaha, kalian cuek banget sih
sampai tidak menyadari kalau kalian itu dari
tadi sudah diikuti dan diawasi oleh kami.”,
ucap Anong sambil tertawa.

“Hah ?! Bagaimana kamu bisa tahu kita kabur
sampai disini ???” ,Ratna pun kaget sampai
tak bisa berkata - kata lagi.

“Hahahaha, makanya jangan meremehkan
kemampuan warga - warga desa, walaupun
kami tinggal di desa tapi kami ini pintar dan
canggih dalam menggunakan teknologi jaman
sekarang.”, kata Anong. “Kita tahu lokasi
kamu dari telepon tadi, telepon yang kamu
terima tapi tidak ada balasan dari si penelepon,
itu adalah salah satu trik kita untuk melacak
keberadaan seseorang” ,lanjut Anong lagi.

Page |
71

AjArn ChUAn AshRAM

“Ayo kita langsung aja bawa mereka
bertiga.” ,suruh Anong kepada para warga
untuk membawa mereka ke tempat
penumbalan.

Sesudah sampai di kuil, mereka langsung
dibawa dan diikat dengan lebih kuat, mereka
juga dijaga lebih ketat oleh para warga,
penjaganya juga bertambah dan semuanya
membawa senjata.

“Banyak banget penjaganya ! Ikatan ini juga
kuat banget, Anong juga duduk di depan kita
terus, haduh gimana ini mau kabur…” ,keluh
Ratna dalam hati. Lagi - lagi, Ratna tidak
menyadari kalau ada banyak arwah disana dan
salah satu arwah itu adalah teman Anong yang
bisa membaca pikiran orang, setelah arwah itu
membaca pikiran Ratna, arwah itu pun
langsung memberitahu Anong dan saat

Page |
72

AjArn ChUAn AshRAM

mendengar itu Anong langsung tertawa dan
berkata kepada Ratna. “Hei Rat, kamu kira aku
dan juga para warga bakal ulangin kesalahan
yang sama kayak waktu itu? Ya nggak lah Rat,
yang bener aja, kamu kira kami bodoh sampe
ulangin kesalahan yang sama dua kali.” ,ucap
Anong.

Setelah beberapa saat berlalu, Anong
menyuruh semua warga tersebut berkumpul
dan mereka langsung melakukan ritual
penumbalan.

Ritual penumbalan pun dilakukan dan
mereka dijadikan tumbal di kuil Ajarn
Chuan Ashram.

Keesokan harinya, mereka bertiga pun sudah
meninggal karena dijadikan tumbal, mereka

Page |
73

AjArn ChUAn AshRAM

meninggal tanpa jejak, tanpa kuburan dan lain
- lain.

Setelah ritual penumbalan sudah dilakukan,
para warga sempat diganggu oleh arwah Ratna
dan keluarganya. Para warga desa diganggu
oleh mereka sampai ada beberapa warga desa
yang bunuh diri karena mereka diganggu dan
ditakut - takuti, pada akhirnya mereka sudah
tidak tahan dengan gangguan yang mereka
terima itu dan mereka memutuskan untuk
bunuh diri.

Karena melihat warga desa satu - persatu
memutuskan untuk bunuh diri. Anong pun
merencanakan untuk mengundang orang yang
biasa melakukan upacara pengusiran arwah.

Dalam melakukan upacara pengusiran arwah,
warga desa harus mempersiapkan beberapa

Page |
74

AjArn ChUAn AshRAM

persiapan dan harus melakukan berbagai ritual
dulu.

Pertama, para warga diminta untuk
menyiapkan sesajen dan berbagai
persembahan untuk para arwah, sesajen dan
persembahan itu bisa ditaruh di berbagai
tempat seperti di bawah pohon, di kuil, di
rumah, depan pintu dan tempat lainnya.
Kegiatan itu harus dilakukan rutin setiap hari
selama 2 minggu dan dua kali sehari.

Setelah itu, sesajen dan persembahan itu juga
harus dibakar atau ditinggalkan di kuil atau di
rumah sebagai bentuk penghormatan dan niat
baik agar bisa hidup berdampingan dengan
tenang dan tidak diganggu oleh arwah - arwah
dan roh jahat.

Page |
75

AjArn ChUAn AshRAM

Kemudian mereka diharuskan setiap malam
untuk mengelilingi semua rumah dengan
membawa dupa sambil membaca doa - doa
untuk berdamai dengan arwah - arwah itu.

Ong mrtyunjaya aya dewa sya
Yona mamyaman kirtaye
Dirgghayusa mawa pnotih

Sanggrame wijayam bhawet
Ong hayu werdhi yaso werddhi

Werddhi prajna suka sriya
Dharma santana werddhisca
Santute sapta werddhi syat.
Om trayambakam yaja mahe
Sugandhim pusthi vardhanam

Urvarukamiva bandanan
Mrityor mukshiya mamratat

Upacara pengusiran arwah pun sudah
dilakukan, pada hari pertama, mereka sudah

Page |
76

AjArn ChUAn AshRAM

tidak diganggu lagi oleh arwah Ratna dan
keluarganya. Namun, 3 hari kemudian, karena
Anong bisa melihat arwah, dia melihat arwah
Ratna dan orang tuanya kembali lagi.

“Hei, Anong, ini aku Ratna dan ini Bapak dan
Ibuku, kamu pasti masih ingat kan, karena
kamu, kamu yang menjadikan kami tumbal
dan sekarang kami meninggal dengan tidak
tenang, karena kamu, kami tidak bisa
menikmati liburan dan kehidupan kami yang
masih panjang ini, karena kamu juga, aku,
Ratna, jadi tidak bisa melanjutkan studi
kuliahku lagi. Semua ini gara - gara kamu dan
sekarang giliran kami yang membalaskan apa
yang telah kamu perbuat kepada kami.
Walaupun kami sudah menjadi arwah, tapi
kami tidak akan berdiam diri dan kami

Page |
77

AjArn ChUAn AshRAM

berjanji akan terus mengganggumu setiap
saat.” ,kata Ratna.

“Rat, kamu gak inget ibu selalu ngomong apa
sama kamu? Balaslah kejahatan dengan
kebaikan, jangan balas kejahatan dengan
kejahatan.” ,ucap Ibu Ratna.

“Iya nak, ada baiknya kita biarkan saja Anong
menjalani kehidupannya sendiri, mungkin ini
memang waktunya kita untuk meninggalkan
kehidupan kita sebelumnya dan melanjutkan
kehidupan kita yang baru.” ,jelas Bapak
Hendra.

Tanpa disadari mereka, Anong sudah pergi
duluan, ia kabur karena dia takut diganggu dan
berujung bunuh diri seperti warga desa yang
lain. Dia belum siap untuk meninggalkan
kehidupannya, tidak siap untuk meninggalkan

Page |
78

AjArn ChUAn AshRAM

keluarganya juga. Anong juga tidak ingin
meninggalkan desa tempat ia lahir dan
dibesarkan. Saat Anong sudah berlari cukup
jauh, dia mencari orang pengusir arwah lagi
untuk datang ke desanya.

Keesokan harinya Anong masih melanjutkan
kehidupan sehari - harinya dengan tenang dan
santai. Tidak ada yang berubah dari
kesehariannya.

Di desa Yothaka, arwah Ratna dan orang
tuanya sudah diusir dan mereka juga tidak
datang lagi. Kehidupan mereka benar - benar
berjalan seperti dahulu kala. Hanya saja ada
beberapa warga yang meninggal akibat bunuh
diri.

Satu bulan setelah upacara pengusiran
arwah itu…

Page |
79

AjArn ChUAn AshRAM

Tiba - tiba ada suara teriakan histeris dan
heboh dari arah belakang, tidak diketahui
siapa pemilik suara itu, wujudnya tidak jelas
karena jarak masih jauh. Saat sudah dekat,
ternyata itu Anong. Anong yang berteriak dari
tadi.

Anong berlari ke kantor polisi sambil berteriak
histeris meminta pertolongan.

“Pak !!! Pak Polisi !! Tolong !! Teman saya
ada yang hilang” , Anong berkata sambil
histeris dan pura - pura menangis.

Anong pun disuruh untuk masuk ke kantor
polisi dan diminta untuk menceritakan seperti
apa kronologi dan dimana terjadinya, ia juga
ditanya kapan waktu terjadi dan kapan waktu
dia melihatnya. Polisi mencoba untuk
mencatat semua yang Anong ceritakan,

Page |
80

AjArn ChUAn AshRAM

kronologis, waktu dan tempat kejadian dan
setelah selesai mencatat, polisi tersebut
bergegas menginvestigasi ke desa Anong.

Di dalam perjalanan, Anong pura - pura
gelisah dan khawatir, ia juga melanjutkan aksi
menangisnya. Tanpa disadari pak polisi itu,
ternyata dibalik kegelisahan dan kekhawatiran,
serta aksi menangisnya yang tidak berhenti
dari tadi itu, dalam hati Anong sangat senang
karena ia berhasil menipu dan juga pak polisi
itu tertipu oleh aktingnya.

Sesampainya di desa itu, ada beberapa warga
desa yang lewat dan bingung melihat pak
polisi itu, namun polisi itu pasti sudah terbiasa
dilihat seperti itu.

Tiba - tiba pak polisi itu memberhentikan
seorang ibu - ibu yang lewat di depannya,

Page |
81

AjArn ChUAn AshRAM

pertama - tama polisi itu bertanya ke ibu
tersebut apakah ibu tersebut berkenan jika
diwawancarai sebagai saksi. Ibu itu langsung
menyetujuinya tanpa ragu.

Ternyata, tanpa disadari oleh polisi itu, hampir
semua warga sudah bersekongkol dan Anong
juga sudah merencanakan semua itu secara
matang. Anong dan warga desa itu sudah
merencanakan skenario saat polisi datang dan
ingin mewawancarai beberapa orang dari
warga desa itu.

Setelah menanyakan beberapa warga desa
tersebut, polisi juga sudah mencatat segala
informasi terkait kejadian yang sedang terjadi
di desa mereka, akhirnya ada 3 mayat orang
ditemukan di ujung jurang dengan banyak
luka di seluruh tubuhnya.

Page |
82

AjArn ChUAn AshRAM

Karena saksi - saksi yang sudah ditanyakan
kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa 3
orang itu jatuh ke jurang dan tidak ada yang
bisa menyelamatkan mereka. Jadi polisi juga
tertipu oleh hasutan - hasutan warga desa yang
sangat meyakinkan. Tanpa melanjutkan
investigasi, kasus itu dinyatakan sebagai kasus
kecelakaan.

Polisi pun menutup kasus tersebut dan
bergegas pulang, Anong juga setelah
mengucapkan terimakasih dan langsung
pulang untuk menemui keluarganya.

Sesampainya Anong dirumah, dia melihat
Ibunya yang sedang menatapnya dengan mata
berbinar, mereka pun bercanda - tawa sambil
berbincang tentang topik apapun.

Tiga hari sudah berlalu…

Page |
83

AjArn ChUAn AshRAM

Tiba - tiba ada berita di TV yang menyebutkan
kalau ada sebuah keluarga yang menghilang
tanpa jejak di desa Yothaka. Tepatnya di kuil
Ajarn Chuan Ashram. Ibu Anong yang tidak
sengaja menonton itu pun langsung bertanya
kepada anaknya, apakah berita itu benar, dan
Anong tidak memberikan jawaban yang pasti
antara benar atau tidaknya berita itu, maka dari
itu ibu lanjut menonton TV untuk mengetahui
informasi lebih lanjut.

Rabu, 11 Maret 2016. Ada sebuah keluarga
yang menghilang di desa Yothaka, tepatnya
di kuil Ajarn Chuan Ashram. Keluarga ini
diduga dijadikan tumbal di kuil Ajarn Chuan
Ashram dan hilang tanpa jejak. Salah satu
korbannya berinisial “R” dan dua sisanya
belum diketahui identitas aslinya.

Page |
84

AjArn ChUAn AshRAM

Akhirnya Ratna dan orang tuanya menghilang
tanpa jejak, tidak ada yang mengetahui
mereka bertiga kemana dan polisi juga tidak
ada yang berinisiatif untuk memeriksa desa
dan kuil itu. Kuil itu juga dibiarkan, tidak
ditindaklanjuti dan tidak diperiksa lanjut.

Desa Yothaka, desa yang memiliki kutukan
yang berlaku bagi seluruh warga desa disana.
Setiap 40 tahun akan terjadi kutukan untuk
setiap keluarga di desa Yothaka, salah satu
dari anggota keluarga di desa tersebut akan
menjadi lumpuh dan sakit - sakitan. Bukan
hanya keluarga Anong, tapi kutukan ini terjadi
juga pada seluruh keluarga di desa Yothaka.

— THE END —

Page |
85

AjArn ChUAn AshRAM

Page |
86


Click to View FlipBook Version