CHAPTER XI
Selama mereka kuliah, Harzen dan Ammelia adalah salah satu couple favorite
kampus. Mereka sering menjadi model di majalah universitas. Mereka sering
banget mendapatkan kesusahan saat di perguruan tinggi ini tetapi mereka selalu
membawanya dengan fun. Kale dan Izzy masih dekat tetapi masih belum ada
kejelasan dalam hubungan mereka. Ammelia sekarang tinggal bersama Harzen di
apartemen yang diberikan oleh orang tua Harzen saat mereka masuk ke perguruan
tinggi. Kebutuhan Ammelia sekarang ditanggung Harzen sepenuhnya, karena
Harzen sudah berkecukupan atau bahkan lebih dari cukup untuk memghidupi
Ammelia dan dirinya sendiri. Jika ada yang bertanya, apakah perkerjaan Harzen
sebagai ketua Chatoyant menggangu kuliahnya? Tentu saja tidak. Harzen sudah
membagi - bagi jadwalnya agar tidak ada bertabrakkan. Terkadang ia pun harus
pergi ke luar kota dan bahkan luar negri. Kadang ia sendirian bersama timnya
tetapi terkadang juga Ammelia ikut bersamanya saat ia tidak mempunyai jadwal
kuliah seperti saat ini.
“Me, aku besok mau ke Paris”
“Berapa lama Je?”
“5 hari keknya Me, Kamu ada jadwal ga 5 hari ke depan?”
“Aku ga ada jadwal sih, udah selesai pelajaran aku. Aku mau ikut ya” jawab
Ammelia dengan mata berbinar.
“Udah pasti dong kalau Mrs. Zetas ikut bersama Mr. Zetas” kata Harzen percaya
diri dan itu mengundang tawa Ammelia.
Ammelia selama di Paris tidak hanya menemani Harzen bekerja tetapi ia juga
berkeliling untuk menikmati suasana Paris dan ini adalah pertama kalinya ia
menginjakkan kakinya di Paris dan ia merasa sangat senang dan juga bersyukur
akan itu. Harzen disana pun tidak hanya bekerja tetapi ia juga menemani Ammelia
untuk berkeliling menikmati Paris.
Mereka pulang ke Indonesia setelah 5 hari di Paris dan menjalani hari - harinya
seperti biasanya.
Semakin naiknya semester, mereka semakin di sibukkan dengan tugas - tugas
yang berkelompok. Ammelia dan Harzen menjadi jarang menghabiskan waktu
bersama seperti dulu. Hari ini jam sudah menunjukkan pukul 9 malam tetapi
Ammelia belum pulang dan Harzen sedang menunggu Ammelia di sofa depan tv.
Saat jam 9.30 malam, Ammelia memasukkan password apartemen mereka dah
masuk kedalam. Ia dikagetkan dengan kehadiran Harzen yang sedang duduk tetapi
lampu dalam keadaan mati.
“Astaga Je, kamu bikin aku kaget”
“Kamu dari mana aja Me?” tanya Harzen dengan nada datar.
49
“Kan aku udah bakarin kamu kalau aku ada kerja kelompok dirumah Difone”
“Harus pulang semalem ini ya?”
“Kita juga ga mau pulang malem Je. Ini tugasnya belum selesai jadi kita
pulangnya agak malem”
“Tadi dianter siapa?” suasana pun mulai panas.
“Dianter Difone” jawab Ammelia.
“Kenapa dia?”
“Udah ya Je, aku mau bersih - bersih dulu. Udah malem ini, besok pagi aku ada
presentasi”
“Jawab dulu Ammelia”
“Kamu jangan besar - besarin masalah deh Je. Aku cuma dianter pulang sama
Difone doang loh” jawab Ammelia dengan nada ketus.
“Ya tapi kenapa Difone Me?”
“Karena ga ada yang bisa anter aku pulang” jawab Ammelia dengan tegas.
“Ada aku Me” jawab Harzen dengan nada pasrah.
“Kenapa kamu ga minta tolong aku buat jemput kamu dirumah Difone? Kenapa
harus Difone yang anter kamu pulang” Harzen mengucapkan kata - katanya
dengan nada pelan dan pasrah.
Ammelia pun terdiam, ia tidak berfikir jika Harzen akan terlihat kecewa seperti
ini. Ia hanya tidak ingin merepotkan Harzen, ia tau jika ia salah karena tidak tau
jika Harzen cemburu dengan kedekatan dirinya bersama Difone.
“Sorry Je, maksud aku tuh ga gitu. Aku cuma ga mau ngerepotin kamu aja”
“Aku ga masalah Me kalau kamu yang ngerepotin aku. Aku cuma ga mau kalau
kamu ga sama aku, kamu malah kenapa - kenapa. Aku ga bermaksud kalau Difone
ini ga baik tapi kita ga tau dia gimana. Kalau kamu kenapa - kenapa gimana coba
geh? Aku bakal ngerasa bersalah banget karena ga bisa jagain kamu” setelah
Harzen selesai mengucapkan itu, Ammelia menangis.
“Sorry Je, Aku ga mikir sampe situ” jawabnya sambil menangis.
Harzen yang tidak tega jika perempuannya menangis pun langsung memeluknya.
“It’s okey Me, lain kali jangan gitu ya” Amme mengagguk - nganggukkan
kepalanya yang berada di dada Harzen.
“Dah sana mandi cepet, katanya besok ada presentasi. Ini mata besok bengkak
gimana mau presentasi coba” kata Harzen dengan lembut dan dengan diakhiri
kekehan.
“Ya bengkak karena kamu lah” jawab Ammelia dengan nada kesal.
“HAHAHAHA iya sorry yaa”
“Hhmm” jawab Ammelia bergumam sambil menyamankan posisi berpelukannya.
Ammelia dan Harzen menuju kamarnya masing - masing. Tetapi hari ini saat
Harzen ingin menuju kamarnya, bajunya ditarik oleh Ammelia.
50
“Kenapa Me?”
“Aku mau dipeluk” jawab Ammelia malu - malu.
“Manja banget sih pacar Arje” Harzen mengucapkannya dengan nada gemas lalu
ia memeluk Ammelia.
“Bukan peluk disini Arje…”
“Loh terus dimana?”
“Pas tidur, aku mau dipeluk kamu” kali ini Ammelia menjawabnya sambil
menunduk dan memainkan jari - jarinya.
“Astaga, Hahhahaha. Iya yaudah ayo” akhirnya mereka menuju kamar Ammelia.
“Aku mandi dulu ya, kamu jangan tidur. Nanti aku ga jadi dipeluk kamu”
“Hahaha iya aku ga tidur”
Ammelia pun mandi selama 20 menit, biasanya tidak secepat itu tetapi karena hari
sudah malam jadi ia tidak ingin mandi lama - lama. Setelah keluar dari kamar
mandi, Ammelia melakukan rutinitas skincareannya. Harzen yang duduk dikasur
pun memandangi Ammelia sambil tersenyum.
Selesai dengan masalah skincare, Ammelia mengambil hair dryer karena rambut
basah tidak boleh dibawa tidur. Setelah selesai, Ammelia langsung menuju kasur
dan tidur disebelah Harzen.
“Ayo peluk, aku ngantuk. Besok ada presentasi”
“Iya kamu dah bilang tadi, iya ayo tidur”
Mereka pun tertidur dengan sambil berpelukan.
51
CHAPTER XII
Waktu terus berjalan, tidak terasa mereka berempat sudah selesai sidang dan
sudah dinyatakan lulus. Dan untuk merayakannya mereka akan berlibur ke pulau
milik Harzen, yang sudah direncanakan sebelum mereka sarjana. Jadi hari
keberangkatan mereka adalah besok. Tetapi tanpa para wanita tau, Harzen dan
Kaleandra sudah menyiapkan lamaran untuk pasangannya. Kale dan Izzy belum
berpacaran tetapi Kale ingin hubungan mereka menjadi hubungan yang lebih
serius. Mereka berdua sudah membeli cincin dan sudah merencanakan semuanya.
Hari ini adalah hari keberangkatan mereka ke pulau milik Harzen.
“Udah pada siap nih?” tanya Harzen.
“Udah” jawab Ammelia, Kale, dan Izzy serempak.
“Okei ayo cus berangkat”
Mereka menaiki mobil Harzen dan menuju ke dermaga pribadi Zetas. Perjalanan
menuju dermaga hanya membutuhkan waktu 1 setengah jam. Setelah sampai,
mereka langsung masuk ke yacht milik Harzen. Perjalanan yang ditempuh kali ini
lumayan lama, sekitar 2 jam mereka sudah sampai ke pulau pribadi Harzen. Saat
mereka turun, sudah ada pelayan - pelayan yang menyambut mereka dan pelayan
yang laki - laki langsung membawa barang bawaan mereka ke villa. Saat
perjalanan ke villa mereka berdiskusi mau ngelakuin apa.
“Kita abis ini mau ngapain?” tanya Izzy.
“Langsung main aja ga sih? Kita kan udah makan tadi di yacht” jawab Kaleandra.
“Mau main apa?” tanya Ammelia.
“Banana boat seru kali ya?!” jawab Izzy exited.
“Ada ga Je?” tanya Kaleandra.
“Ada apa maksudnya?” jawab Harzen sedikit lola.
“Ada fasilitasnya ga?” tanya Kale lagi.
“Ohh, ada semua kok tenang aja. Disini ada kolam renang, jacuzzi, bbq, theater
room, golf field, lapangan basket, gym, spa, dan lain - lain”
Mereka yang mendengarnya hanya bisa diam, tidak dapat berkata - kata.
“Kenapa pada bengong?” tanya Harzen.
“Ga nyangka semewah ini” jawab Ammelia.
“Hahahaha, Me padahal kamu sama aku dah lama. Tapi masih selalu kaget ya”
“Iya hahaha”
Setelah itu mereka pun berganti pakaian di villa lalu langsung bermain banana
boat dan bermain di sekitar pantai. Mereka juga melihat seekor anak penyu yang
sedang berusaha untuk ke air. Hari semakin sore, mereka pun sudah mulai lelah.
52
Amme dan Izzy memutuskan untuk melakukan spa, sedangkan Harzen dan Kale
sedang menonton di theater room.
“Me, kita spa yuk” ajak Izzy
“Yukk”
“Kalo begitu, yang cowo nonton aja ya” ajak Harzen
“Boleh”
“Kalian kalo udah selesai spa, langsung ke theatre room aja ya” kata Arje
“Oke siap” jawab Izzy dan Amme bersamaan.
Setelah menyelesaikan spa, Amme dan Izzy menghampiri Harzen dan Kale.
“Hai guys, we are back!”
“Kalian nonton apa nih” tanya Amme sambil berjalan ke tempat duduk Harzen.
“Kita lagi nonton fast and furious 7 nih” jawab Kale.
“Guys, kalian ga laper tah?” tanya Izzy
“Laper dong” jawab Amme Kale dan Harzen.
“Yuk kita BBQ-an, tadi gua dah suruh mbak gue siapin”
“Wahh, gila lo Je! Mantap!” sahut Kale
Tidak lama setelah itu, film yang mereka tonton pun selesai. Mereka segera ke
balkon untuk melakukan BBQ.
“Je, ini enak banget sumpah, gue boleh nambah ga?” tanya Kale
“Haha, boleh kok, boleh, tambah aja sepuas lo Le” jawab Harzen
“Kamu ini makannya jangan kayak orang ga dikasih makan 3 hari deh Le” sahut
Izzy
“Haha, pelan - pelan Le makannya nanti keselek” tambah Amme
“Uhuk.. uhukk” tiba - tiba Kale tersedak.
“Tuh kan barusan diomongin, nih minumnya” kata Ammelia.
“Thankyou Me”
Mereka telah menyelesaikan makan malam mereka, dan sekarang mereka akan
bermain kembang api di pinggir pantai.
“Wahh sejuknya” seru Ammelia.
“Suara ombaknya bikin tenang juga” tambah Izzy
“Nih guys, kembang apinya kalian pegang satu - satu” kata Harzen sambil
menghampiri Kale, Izzy dan Amme.
Saat mereka sedang asik bermain kembang api, tiba - tiba Kale menghampiri Izzy
dan berlutut di depannya sambil menyodorkan sebuah kotak cincin yang sudah
terbuka.
“Kamu mau ngapain Le?” tanya Izzy
53
“Zy, aku tau aku ga pernah nembak kamu buat jadi pacar aku. Tapi aku mau kita
masuk ke hubungan yang lebih serius lagi. Will you marry me?”
Izzy pun kaget, dan ia menengok ke arah Amme dan Harzen dengan mata yang
berkaca - kaca. Lalu, Izzy pun menatap Kale kembali
“YES, I WILL” jawab Izzy sambil menangis dan Kale juga ikut menangis.
Kale pun segera memasangkan cincin di jari manis Izzy dan memeluknya.
Ammelia yang melihat itu pun tersenyum bahagia, dan tanpa ia sadari Harzen
sudah berlutut dibelakangnya. Izzy dan Kale yang melihat itu, memberikan kode
kepada Ammelia untuk berbalik. Ammelia pun membalikkan badannya dan kaget
saat melihat Harzen yang sudah berlutut di depannya sambil menyodorkan sebuah
cincin.
“Me, aku tau aku ga sempurna. Tapi aku bakal berusaha dengan baik untuk
menjadi pendamping hidup kamu. So, Ammelia Clementine will you marry me?”
“Yes, I’m yours Harzen Neivel Zetas”
Setelah Ammelia menjawab, kembang api diluncurkan.
“Duar.. Duar.. Duar”
Amme dan Harzen pun berpelukan. Izzy dan Kale menghampiri mereka berdua
dan berpelukkan. Pada akhirnya mereka semua pun hidup sebagai pasangan yang
bahagia.
Fin
54
55