A. Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi adalah suatu pendekatan
sistematis untuk merancang pembelajaran yang dapat
memenuhi kebutuhan belajar murid yang beragam. Menurut
Tomlinson, konsep dasar pembelajaran berdiferensiasi
adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense)
yang dibuat oleh guru dengan berorientasi pada kebutuhan
murid.
Pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan di kelas
dengan menciptakan suatu pembelajaran kelas yang
beragam dengan memperhatikan kebutuhan belajar
murid, memberikan kesempatan dalam memahami
konten, memproses suatu ide, dan meningkatkan hasil
setiap murid, sehingga murid akan lebih efektif dalam
belajar.
Untuk menciptakan pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan dengan tiga
strategi, yaitu :
Diferensiasi Konten adalah segala materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh
guru kepada muridnya yang mengacu kepada kemampuan dan keterampilan.
Diferensiasi Proses adalah rangkaian kegiatan selama proses pembelajaran
berlangsung secara sistematis dan variatif
Diferensiasi Produk adalah hasil atau tagihan dari suatu proses pembelajaran yang
telah dilakukan murid sesuai pemahaman belajar mereka dalam bentuk produk.
Ciri-ciri/ Karakteristik
B. Pembelajaran Berdiferensiasi Memenuhi
Kebutuhan Belajar Murid
Pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan
dengan memenuhi kebutuhan belajar murid dan
membantu mencapai hasil belajar yang optimal.
Kebutuhan belajar murid tersebut antara lain :
Kesiapan Belajar Murid (Readiness)
Kesiapan serta kapasitas murid untuk mempelajari
dan memahami materi baru yang akan dilakukan
dalam proses pembelajaran. Murid akan menunjukkan
kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan
sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang
mereka miliki sebelumnya
Minat Belajar Murid
Salah satu hal terpenting yang dapat memotivasi
murid untuk terlibat aktif dalam proses
pembelajaran karena pembelajaran diberikan
dengan memperhatikan apa yang mereka sukai .
Tugas-tugas yang diberikan akan memicu
keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang
murid.
Profil Belajar Murid
profil belajar murid ini merupakan pendekatan
yang disukai murid untuk belajar yang
dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan,
budaya, latar belakang, jenis kelamin, dan lain-
lain. Memberikan kesempatan kepada murid
untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai.
Dalam modul 2.1 ini, dalam mengidentifikasi kesiapan
belajar dibahas 6 contoh dari perspektif kontinum,
dengan mengadaptasi alat yang disebut Equalizer yang
diperkenalkan oleh Tomlinson (Tomlinson, 2001).
Bersifat mendasar - Bersifat transformatif
Murid membutuhkan bahan-bahan materi dan tugas-tugas
yang bersifat mendasar serta disajikan dengan cara yang
membantu mereka membangun landasan pemahaman yang
kuat. Sebaliknya, saat murid dihadapkan pada ide-ide yang
telah mereka kuasai dan pahami, tentunya mereka
membutuhkan informasi yang lebih rinci dari ide tersebut.
Murid juga perlu melihat bagaimana ide tersebut
berhubungan dengan ide-ide lain untuk menciptakan
pemikiran baru. Kondisi seperti itu membutuhkan bahan dan
tugas yang lebih bersifat transformatif.
Konkret - Abstrak
Guru dapat mengukur kesiapan belajar murid dengan melihat apakah
murid masih berada di tingkatan perlu belajar secara konkret, sehingga
mereka mungkin masih perlu belajar dengan menggunakan berbagai alat-
alat bantu berupa benda konkret atau contoh-contoh konkret, atau
apakah murid sudah siap bergerak mempelajari sesuatu yang lebih
abstrak, sehingga mereka mungkin mulai dapat diperkenalkan dengan
konsep-konsep yang lebih abstrak.
Sederhana - Kompleks
Beberapa murid mungkin perlu bekerja dengan materi
lebih sederhana, sementara yang lain mungkin bisa
menangani kerumitan berbagai abstraksi pada satu waktu.
Terstruktur - Terbuka
Saat menyelesaikan tugas, kadang ada murid-murid yang
masih memerlukan struktur yang jelas, sehingga tugas perlu
ditata dengan tahapan yang jelas dan cukup rinci.
Sementara ada pula murid-murid lainnya sudah siap untuk
menjelajah dan menggunakan kreativitas
Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah
kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan
kepuasan diri. Tomlinson (2001: 53), mengatakan bahwa tujuan melakukan
pembelajaran yang berbasis minat, diantaranya adalah sebagai berikut:
membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan kecintaan
mereka sendiri untuk belajar;
mendemonstrasikan keterhubungan antar semua pembelajaran;
menggunakan keterampilan atau ide yang dikenal murid sebagai jembatan untuk
mempelajari ide atau keterampilan yang kurang dikenal atau baru bagi mereka, dan;
meningkatkan motivasi murid untuk belajar.
Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor diantaranya:
Preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu
ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, apakah lingkungan belajarnya
terstruktur/tidak terstruktur, dsb. Contohnya: mungkin ada anak yang tidak
dapat belajar di ruangan yang terlalu dingin, terlalu bising, terlalu terang,
dsb.
Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal -
impersonal.
Preferensi gaya belajar.
Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses,
dan mengingat informasi baru
C. Kaitan antar materi dalam Modul 2.1 dengan modul
lain di Program Pendidikan Guru Penggerak
Modul 2.1 Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran
Berdiferensiasi ini sesuai dengan Modul 1.1 tentang Filosofi Pemikiran Ki Hajar
Dewantara yang mengatakan bahwa pendidikan harus menuntun anak untuk
mencapai kodrat dan setiap anak memiliki keunikannya sendiri serta berkembang
sesuai dengan potensi dan minatnya masing-masing. Guru bertindak sebagai
pamong agar anak tidak kehilangan arah dan mencapai kebahagiaan serta
keselamatan setinggi-tingginya.
Pembelajaran berdiferensiasi ini sangat mendukung upaya guru dalam usaha
memenuhi kebutuhan belajar murid yang beragam dan dalam prosesnya selalu
berorientasi pada keberpihakan kepada murid.
Pembelajaran berdiferensiasi akan dapat
dilakukan dengan baik dan sesuai dengan yang
diharapkan, jika didukung dengan lingkungan
yang menerapkan budaya positif di sekolah.
Guru memiliki peran penting dalam membentuk
atmosfer lingkungan yang positif. Lingkungan
yang positif akan terwujud karena adanya
budaya positif yang lahir dari disiplin internal
dalam komunitas belajar.
TERIMAKASIH