The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku yang berisikan beberapa cerita fiksi bagi kalangan anak2 untuk menghibur serta memberikan nasihat secara singkat, jelas, dan padat melalui ebook

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by kamaluddinirsyad74, 2022-02-18 07:11:51

kumpulan cerita fiksi

Buku yang berisikan beberapa cerita fiksi bagi kalangan anak2 untuk menghibur serta memberikan nasihat secara singkat, jelas, dan padat melalui ebook

Keywords: #ceritafiksi

KUMPULAN CERITA FIKSI

Bawang Merah dan Bawang Putih

Dahulu kala, hiduplah seorang janda dengan dua putrinya, bernama Bawang Merah dan
Bawang Putih. Namun, janda itu memperlakukan Bawang Putih seperti pembantu. Karena
memang Bawang Putih bukan putri kandungnya sendiri. Kedua orangtua Bawang Putih telah
lama meninggal. Suatu ketika, baju merah kesayangan ibu tirinya hanyut pada saat Bawang
Putih mencucinya di sungai dekat hutan. Ibu tirinya amat marah dan menyuruh Bawang
Putih mencari baju itu sampai ketemu. Ketika sedang mencari baju merah itu, Bawang Putih
bertemu dengan seorang nenek yang tinggal dekat sungai. Ternyata, tak sengaja baju merah
itu sudah ditemukan si nenek. Si Nenek akan mengembalikan baju itu, asalkan Bawang Putih
mau menemaninya selama satu minggu di rumahnya. Bawang Putih pun setuju. Setelah satu
minggu, si nenek lalu mengembalikan baju merah itu.

Karena Bawang Putih sangat baik dan rajin, si nenek memberi Bawang Putih sebuah labu
kuning. Bawang Putih kemudian pulang dengan membawa baju merah dan sebuah labu.
Setelah menyerahkan baju merah itu kepada ibu tirinya, Bawang Putih lalu membelah labu
kuningnya. Alangkah terkejutnya, ternyata di dalam labu itu berisi penuh emas permata
yang tak ternilai harganya. Melihat hal itu, ibu tirinya dan Bawang Merah yang serakah
langsung merebut emas dan permata itu. Karena ingin mendapatkan emas permata yang
lebih banyak lagi, si ibu tiri berpikir untuk meniru apa yang dilakukan Bawang Putih. Maka
kemudian, si ibu tiri menyuruh Bawang Merah pergi menemui si nenek itu dan minta tinggal
di rumahnya untuk menemaninya selama satu minggu. Setelah satu minggu, Bawang Merah
pamit pulang dan meminta hadiah labu. Si Nenek pun memberinya sebuah labu. Sampai di
rumah, Bawang Merah dan ibunya, segera membelah labu tersebut. Tapi, ternyata bukan
emas permata yang keluar dari labu tersebut, melainkan ular dan kalajengking. Hewan-
hewan beracun itu langsung menyerang Bawang Merah dan si ibu tiri hingga tewas.

Keong Mas

Raja Kertamarta adalah raja dari Kerajaan Daha. Raja mempunyai 2 orang putri,
Namanya, Dewi Galuh dan Candra Kirana yang cantik dan baik. Candra kirana sudah
ditunangkan oleh putra mahkota Kerajaan Kahuripan yaitu Raden Inu Kertapati yang baik
dan bijaksana. Tapi saudara kandung Candra Kirana yaitu Galuh Ajeng sangat iri pada Candra

kirana, karena Galuh Ajeng menaruh hati pada Raden Inu kemudian Galuh Ajeng menemui
nenek sihir untuk mengutuk candra kirana. Dia juga memfitnahnya sehingga candra kirana
diusir dari Istana ketika candra kirana berjalan menyusuri pantai, nenek sihirpun muncul dan
menyihirnya menjadi keong emas dan membuangnya kelaut. Tapi sihirnya akan hilang bila
keong emas berjumpa dengan tunangannya. Suatu hari seorang nenek sedang mencari ikan
dengan jala, dan keong emas terangkut. Keong Emas dibawanya pulang dan ditaruh di
tempayan. Besoknya nenek itu mencari ikan lagi dilaut tetapi tak seekorpun didapat. Tapi
ketika ia sampai digubuknya ia kaget karena sudah tersedia masakan yang enak-enak.
Sinenek bertanya-tanya siapa yang memgirim masakan ini. Begitu pula hari-hari berikutnya
sinenek menjalani kejadian serupa, keesokan paginya nenek pura-pura kelaut ia mengintip
apa yang terjadi, ternyata keong emas berubah menjadi gadis cantik langsung memasak,
kemudian nenek menegurnya ” siapa gerangan kamu putri yang cantik ? ” Aku adalah putri
kerajaan Daha yang disihir menjadi keong emas oleh saudaraku karena ia iri kepadaku ” kata
keong emas, kemudian candra kirana berubah kembali menjadi keong emas. Nenek itu
tertegun melihatnya.

Sementara pangeran Inu Kertapati tak mau diam saja ketika tahu candra kirana
menghilang. Iapun mencarinya dengan cara menyamar menjadi rakyat biasa. Nenek sihirpun
akhirnya tahu dan mengubah dirinya menjadi gagak untuk mencelakakan Raden Inu
Kertapati. Raden Inu Kertapati Kaget sekali melihat burung gagak yang bisa berbicara dan
mengetahui tujuannya. Ia menganggap burung gagak itu sakti dan menurutinya padahal
raden Inu diberikan arah yang salah. Diperjalanan Raden Inu bertemu dengan seorang kakek
yang sedang kelaparan, diberinya kakek itu makan. Ternyata kakek adalah orang sakti yang
baik Ia menolong Raden Inu dari burung gagak itu. Kakek itu memukul burung gagak dengan
tongkatnya, dan burung itu menjadi asap. Akhirnya Raden Inu diberitahu dimana Candra
Kirana berada, disuruhnya raden itu pergi kedesa dadapan. Setelah berjalan berhari-hari
sampailah ia kedesa Dadapan Ia menghampiri sebuah gubuk yang dilihatnya untuk meminta
seteguk air karena perbekalannya sudah habis. Tapi ternyata ia sangat terkejut, karena dari
balik jendela ia melihatnya tunangannya sedang memasak. Akhirnya sihirnya pun hilang
karena perjumpaan dengan Raden Inu. Tetapi pada saat itu muncul nenek pemilik gubuk itu
dan putri Candra Kirana memperkenalkan Raden Inu pada nenek. Akhirnya Raden Inu
memboyong tunangannya keistana, dan Candra Kirana menceritakan perbuatan Galuh
Ajeng pada Baginda Kertamarta. Baginda minta maaf kepada Candra Kirana dan sebaliknya.
Galuh Ajeng mendapat hukuman yang setimpal. Karena takut Galuh Ajeng melarikan diri
kehutan, kemudian ia terperosok dan jatuh kedalam jurang. Akhirnya pernikahan Candra
kirana dan Raden Inu Kertapatipun berlangsung. Mereka memboyong nenek dadapan yang
baik hati itu keistana dan mereka hidup bahagia.

Lutung Kasarung

Zaman dahulu, terdapat sebuah kerajaan di Jawa Barat. Raja dan ratu memiliki 7 orang
putri, dan 5 di antaranya sudah menikah kecuali putri tertua dan termuda. Saat usianya
semakin menua, sang raja sering merasa gundah karena ia harus segera menunjuk
penggantinya. Sang raja biasa saja dengan mudah menunjuk putri tertuanya, Purbararang,
tetapi ia ragu karena putri sulungnya itu mempunyai perangai yang buruk. Lain halnya
dnegan si putri bungsu, Purbasari, yang dicintai semua orang. Akhirnya, sang raja memilih
Purbasari untuk menggantikannya memimpin kerajaan. Mengetahui ini, Purbararang geram
bukan main karena ia sudah lama menantikan saat bisa menjadi pemimpin kerajaan,
bersama tunangannya yang bernama Indrajaya. Mereka pun merancang rencana jahat
untuk mengusir Purbasari dari kerajaan. Mereka menaruh racun ke dalam makanan
Purbasari, yang menyebabkan sekujur tubuh Purbasari dipenuhi ruam dan gatal. Termakan
hasutan Purbararang, sang raja akhirnya mengutus agar Purbasari diasingkan ke hutan.
Dengan sabar, Purbasari menerima hukuman itu dan tinggal di sebuah gubuk buatan salah
seorang patih di dalam hutan. Di hutan, kebaikan hati Purbasari menarik perhatian semua
hewan, dan mereka semua hidup bahagia. Di antara semua hewan di hutan, Purbasari
paling dekat dengan seekor monyet bernama Lutung Kasarung. Ternyata, Lutung adalah
seorang pangeran yang juga diusir dari kerajaannya karena dihukum oleh para dewa akibat
melakukan perbuatan tercela.

Tak lama kemudian mereka berdua menjadi sahabat dekat. Suatu hari, Lutung bertapa
dan memohon pada para dewa agar menyembuhkan penyakit Purbasari.Tiba-tiba, sebuah
danau muncul di tengah hutan. Setelah mandi di danau itu, Purbasari pun sembuh dari
penyakitnya dan kembali ke wujud aslinya yang sangat cantik.ketika patih kerajaan kembali
ke hutan untuk melihat kondisi Purbasari, ia memutuskan untuk membawa sang putri
kembali ke kerajaan. Si Lutung juga ikut dibawa serta. Kembalinya Purbasari ke kerajaan
disambut gembira oleh semua orang, kecuali Purbararang. Demi mencegah sang raja sekali
lagi menunjuk Purbasari menjadi pemimpin, Purbararang membujuk ayahnya untuk
menggelar perlombaan untuk menentukan siapa yang berhak menduduki tahta kerajaan.
Pertama, sang raja menggelar lomba memasak. Purbararang dibantu oleh para pelayan
istana, sedangkan Purbasari hanya ditemani oleh Lutung. Saat Purbararang hampir selesai
memasak, Purbasari mulai panik.

Kemudian, Lutung pun memanggil para bidadari dari langit untuk turun dan membantu
Purbasari, sehingga Purbasari pun dapat menyelesaikan masakannya tepat waktu. Para juri
juga memutuskan bahwa masakan Purbasari lebih lezat daripada masakan Purbararang.
Purbararang tidak dapat menerima keputusan juri, dan merayu sang ayah agar
menyelenggarakan lomba lain. Pada kali kedua, sang raja memerintahkan kedua putri untuk
menggerai rambutnya dan membandingkan rambut siapa yang lebih panjang. Purbararang
membuka gelungnya, sehingga rambutnya tergerai hingga ke betis. Purbasari merasa putus
asa karena ia tahu rambutnya tidak sepanjang itu. Sekali lagi, Lutung memohon kepada para

dewa untuk membantu Purbasari. Saat Purbasari membuka gelungnya, secara ajaib rambut
indahnya terurai hingga menyentuh mata kaki! Setelah dua kali dikalahkan oleh Purbasari,
Purbararang semakin marah. Ia berkeras agar sang raja memilih siapa di antara mereka
berdua yang memiliki tunangan paling tampan. Purbararang percaya diri, karena tidak ada
pria di seluruh kerajaan yang ketampanannya melebihi tunangannya, Indrajaya. Purbasari
hendak menyerah karena ia tidak memiliki tunangan. Melihat ini, Lutung berdoa lebih keras
lagi, memohon dengan sangat kepada para dewa untuk mengampuni dosanya di masa lalu
dan mengembalikannya ke wujud asli sebagai manusia. Melihat kesungguhan doa Lutung,
para dewa merasa trenyuh dan mengabulkan doa si Lutung. Tiba-tiba saja, Lutung berubah
dari seekor monyet menjadi seorang pemuda yang sangat tampan bernama Guruminda,
jelmaan para dewa. Langsung saja, semua orang yang menyaksikan setuju bahwa
Guruminda jauh lebih tampan daripada Indrajaya. Sang raja tidak lagi menghiraukan protes
dari Purbararang, dan segera mengumumkan bahwa Purbsari dan Guruminda-lah yang akan
menggantikannya sebagai pemimpin kerajaan. Semua orang bersuka riamenyambut kabar
baik ini!

Timun Emas

Di suatu desa hiduplah seorang janda tua yang bernama mbok Sarni. Tiap hari dia
menghabiskan waktunya sendirian, karena mbok Sarni tidak memiliki seorang anak.
Sebenarnya dia ingin sekali mempunyai anak, agar bisa membantunya bekerja. Pada suatu
sore pergilah mbok Sarni ke hutan untuk mencari kayu, dan ditengah jalan mbok Sarni
bertemu dengan raksasa yang sangat besar sekali. “Hei, mau kemana kamu?”, tanya si
Raksasa. “Aku hanya mau mengumpulkan kayu bakar, jadi ijinkanlah aku lewat”, jawab
mbok Sarni. “Hahahaha.... kamu boleh lewat setelah kamu memberiku seorang anak
manusia untuk aku santap”, kata si Raksasa. Lalu mbok Sarni menjawab, “Tetapi aku tidak
mempunyai anak”. Setelah mbok Sarni mengatakan bahwa dia tidak punya anak dan ingin
sekali punya anak, maka si Raksasa memberinya biji mentimun. Raksasa itu berkata, “Wahai
wanita tua, ini aku berikan kamu biji mentimun. Tanamlah biji ini di halaman rumahmu, dan
setelah dua minggu kamu akan mendapatkan seorang anak. Tetapi ingat, serahkan anak itu
padaku setelah usianya enam tahun”. Setelah dua minggu, mentimun itu nampak berbuah
sangat lebat dan ada salah satu mentimun yang cukup besar.

Mbok Sarni kemudian mengambilnya , dan setelah dibelah ternyata isinya adalah seorang
bayi yang sangat cantik jelita. Bayi itu kemudian diberi nama timun emas. Semakin hari
timun emas semakin tumbuh besar, dan mbok Sarni sangat gembira sekali karena rumahnya
tidak sepi lagi. Semua pekerjaannya bisa selesai dengan cepat karena bantuan timun emas.
Akhirnya pada suatu hari datanglah si Raksasa untuk menagih janji. Mbok Sarni sangat
ketakutan, dan tidak mau kehilangan timun emas. Kemudian mbok Sarni berkata, “Wahai
raksasa, datanglah kesini dua tahun lagi. Semakin dewasa anak ini, maka semakin enak
untuk di santap”. Si Raksasa pun setuju dan meninggalkan rumah mbok Sarni. Waktu dua

tahun bukanlah waktu yang lama, karena itu tiap hari mbok Sarni mencari akal bagaimana
caranya supaya anaknya tidak dibawa si Raksasa. Hati mbok Sarni sangat cemas sekali, dan
akhirnya pada suatu malam mbok Sarni bermimpi. Dalam mimpinya itu, ia diberitahu agar
timun emas menemui petapa di Gunung. Pagi harinya mbok Sarni menyuruh timun emas
untuk segera menemui petapa itu. Setelah bertemu dengan petapa, timun emas kemudian
bercerita tentang maksud kedatangannya. Sang petapa kemudian memberinya empat buah
bungkusan kecil yang isinya biji mentimun, jarum, garam, dan terasi. “Lemparkan satu per
satu bungkusan ini, kalau kamu dikejar oleh raksasa itu”, perintah petapa. Kemudian timun
meas pulang ke rumah, dan langsung menyimpan bungkusan dari sang petapa. Paginya
raksasa datang lagi untuk menagih janji. “Wahai wanita tua, mana anak itu? Aku sudah tidak
tahan untuk menyantapnya”, teriak si Raksasa. Kemudian mbok Sarni menjawab, “Janganlah
kau ambil anakku ini wahai raksasa, karena aku sangat sayang padanya. Lebih baik aku saja
yang kamu santap”. Raksasa tidak mau menerima tawaran dari mbok Sarni itu, dan akhirnya
marah besar. “Mana anak itu? Mana timun emas?”, teriak si raksasa. Karena tidak tega
melihat mbok Sarni menangis terus, maka timun emas keluar dari tempat sembunyinya.
“Aku di sini raksasa, tangkaplah aku jika kau bisa!!!”, teriak timun emas. Raksasapun
mengejarnya, dan timun emas mulai melemparkan kantong yang berisi mentimun. Sungguh
ajaib, hutan menjadi ladang mentimun yang lebat buahnya. Raksasapun menjadi terhambat,
karena batang timun tersebut terus melilit tubuhnya.

Tetapi akhirnya si raksasa berhasil bebas juga, dan mulai mngejar timun emas lagi. Lalu
timun emas menaburkan kantong kedua yang berisi jarum, dalam sekejap tumbuhlan
pohon-pohon bambu yang sangat tinggi dan tajam. Dengan kaki yang berdarah-darah
karena tertancap bambu tersebut si raksasa terus mengejar. Kemudian timun emas
membuka bingkisan ketiga yang berisi garam. Seketika itu hutanpun menjadi lautan luas.
Tetapi lautan itu dengan mudah dilalui si raksasa. Yang terakhir Timun Emas akhirnya
menaburkan terasi, seketika itu terbentuklah lautan lumpur yang mendidih, dan si raksasa
tercebur di dalamnya. Akhirnya raksasapun mati. Timun Emas mengucap syukur kepada
Tuhan YME, karena sudah diselamatkan dari raksasa yang kejam. Akhirnya Timun Emas dan
Mbok Sarni hidup bahagia dan damai.

Malin Kundang

Dahulu kala, tersebutlah sebuah keluarga miskin yang terdiri dari ibu dan seorang
anaknya yang bernama Malin Kundang. Karena ayahnya telah meninggalkannya, sang ibu
pun harus bekerja keras sendiri untuk bisa menghidupi keluarganya. Ketika dia beranjak
dewasa, Malin merasa kasihan pada iBunia yang sedari dulu bekerja keras menghidupinya.
Kemudian Malin meminta izin untuk merantau mencari pekerjaan di kota besar. “Bu, saya
ingin pergi ke kota. Saya ingin kerja untuk bisa bantu ibu di sini.” pinta Malin. “Jangan
tinggalkan ibu sendiri, nak. Ibu hanya punya kamu di sini.” kata sang ibu menolak. “Izinkan
saya pergi, bu. Saya kasihan melihat ibu terus bekerja sampai sekarang.” Kata Malin.

“Baiklah nak, tapi ingat jangan lupakan ibu dan desa ini ketika kamu sukses di sana” Ujar
sang ibu berlinang ari mata. Keesokan harinya Malin pergi ke kota besar dengan
menggunakan sebuah kapal. Setelah beberapa tahun bekerja keras, dia berhasil di kota
rantauannya. Malin sekarang menjadi orang kaya yang bahkan mempunyai banyak kapal
dagang. Dan Malin pun sudah menikah dengan wanita cantik di sana. Berita tentang Malin
yang menjadi orang kaya sampai lah ke Ibunya.

Sang ibu sangat senang mendengarnya. Dia selalu menunggu di pantai setiap hari,
berharap anak si mata wayangnya kembali dan mengangkat drajat iBunia. Tetapi Malin tak
pernah datang. Akhirnya pada suatu waktu, Malin pun datang ke desanya beserta istri dan
anak buahnya. Mendengar kedatangan Malin, sang ibu merasa sangat gembira. Dia bahkan
berlari menuju pantai untuk segera melihat anak yang disayanginya pulang. “Apa itu kamu
Malin, anak ku? Ini ibu mu, kamu ingat” Tanya sang Ibu. "Malin Kundang, anakku, mengapa
kau pergi begitu lama tanpa mengirim kabar?" Katanya sambil memeluk Malin Kundang.
Sang istri yang terkejut melihat kenyataan bahwa wanita tua, bau, dan kotor yang memeluk
suaminya, berkata: "Jadi wanita tua, bau, dekil ini adalah ibu kamu, Malin" Karena rasa
malu, Malin Kundang pun segera melepaskan pelukan iBunia dan mendorongnya hingga
jatuh. “Saya tidak kenal kamu wanita tua miskin” kata Malin. "Dasar wanita tua tak tahu diri,
Sembarang saja mengaku sebagai ibuku." Lanjut Malin membentak. Mendengar perkataan
anak kandungnya seperti itu, sang ibu merasa sedih dan marah. Ia tidak menduga, anak
yang sangat disayanginya berubah menjadi anak durhaka. "Oh Tuhan ku yang kuasa, jika dia
adalah benar anakku, Saya mohon berikan azab padanya dan rubah lah dia jadi batu." doa
sang ibu murka. Tidak lama kemudian angin dan petir bergemuruh menghantam dan
menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu, Tubuh Malin Kundang kaku dan
kemudian menjadi batu yang menyatu dengan karang.

Seekor Semut yang Balas Budi

Suatu hari di tengah hutan yang damai, ada seekor semut kecil yang hendak
menyeberangi sungai untuk pulang ke rumahnya. Sungai yang akan diseberangi memiliki
arus air yang cukup kencang. Dengan sangat hati-hati semut menyeberangi sungai
menggunakan kakinya yang kecil, tapi di tengah sungai ia pun tergelincir oleh batu yang licin
dan terbawa arus sungai yang deras. Ia pun berteriak minta tolong sekuat tenaga. Seekor
burung merpati yang kebetulan tengah terbang melintasi sungai mendengar teriakan si
semut. Ia pun turun dan mengambilkan daun untuk menolong semut yang hampir
tenggelam. Semut buru-buru naik ke atas daun sehingga ia pun tidak jadi tenggelam dan
bisa menyeberang dengan selamat.

Beberapa hari setelah itu, semut yang sedang mencari makanan melihat seorang
pemburu tengah membidik sasarannya. Ternyata yang jadi sasaran pemburu adalah burung

merpati yang kemarin menolongnya. Ketika akan menembakkan senapannya, si semut pun
menggigit kaki pemburu dengan kencang sehingga si pemburu kaget dan melepaskan
tembakan. Untungnya tembakannya meleset dan merpati pun bisa kabur karena
mendengar suara tembakan. Burung merpati mengenali si semut yang ditolongnya di sungai
telah menyelematkannya dari pemburu. Ia pun turun dan berterima kasih pada semut.
Keduanya pun menjadi sahabat baik yang saling tolong menolong.

Pesan moral yang ada di cerita ini mengajarkan bahwa memiliki sifat yang mudah
menolong orang lain, berempati terhadap penderitaan orang lain adalah sifat yang baik dan
sebaiknya dimiliki setiap orang. Selain itu cerpen anak sekolah dasar ini juga mengajarkan
bahwa ketika sedang dalam kesusahan jangan ragu untuk minta tolong kepada orang lain,
kemudian jangan lupa untuk menunjukkan rasa terima kasih baik dengan ucapan maupun
dengan perbuatan.

Si Pahit Lidah & Si Mata Empat

Ada dua pendekar yang gagah perkasa, bernama si Pahit Lidah dan si Mata Empat.
Sayangnya, si Pahit Lidah dan si Mata Empat selalu bersaing dan merasa dirinya yang paling
hebat. Hingga suatu hari, si Pahit Lidah dan si Mata Empat bertarung untuk menentukan
siapa yang paling hebat. Pertarungan itu berimbang. Untuk menentukan siapa yang
menang, akhirnya mereka memutuskan salah seorang dari mereka untuk bertelungkup di
bawah pohon aren dan lawannya akan menjatuhkan tandan bunga aren dari atas pohon
secara bergantian. Dan siapa yang terkena tandan bunga aren dinyatakan kalah. Si Mata
Empat mendapat giliran pertama. Si Mata Empat memiliki empat mata, yaitu dua di depan
dan dua di belakang kepalanya. Dengan gesit, si Pahit Lidah memanjat pohon aren dan
berhasil memotong bunganya.

Sementara, si Mata Empat bertelungkup di bawah pohon aren. Karena memiliki empat
mata, si Mata Empat pun berhasil menghindari bunga aren yang dijatuhkan dari pohon oleh
si Pahit Lidah. Selamatlah si Mata Empat. Kini, giliran si Mata Empat untuk memanjat pohon
aren. Sedangkan, si Pahit Lidah bertelungkup di bawah pohon aren. Dengan cepat, si Mata
Empat memotong bunga aren dan menjatuhkannya ke tubuh Si Pahit Lidah. Si Pahit Lidah
tidak bisa menghindar. Akibatnya, tubuh si Pahit Lidah terkena bunga aren yang tajam.
Seketika itu juga si Pahit Lidah tewas. Kini, si Mata Empat menjadi pendekar paling sakti.
Namun, si Mata Empat masih penasaran dengan lidah yang dimiliki si Pahit Lidah. Apakah
lidahnya benar-benar pahit seperti namanya? Dibukalah mulut si Pahit Lidah. Kemudian si
Mata Empat menempelkan telunjuknya ke lidah si Pahit Lidah. Lalu, si Mata Empat menjilati
jari telunjuknya yang telah terkena liur si Pahit Lidah itu. “Ups! Benar-benar rasanya sangat
pahit,” seru si Mata Empat sambil meringis menahan rasa pahit di lidah. Memang benar rasa
pahit itu adalah racun mematikan yang ada di lidah si Pahit Lidah. Akhirnya, si Mata Empat

pun tewas seketika. Kini, tidak ada lagi pendekar yang terkenal saat itu. Mereka tewas sia-
sia akibat kesombongannya sendiri.

Harimau & Tiga Ekor Rusa

Disebuah hutan hiduplah tiga ekor rusa kecil yang hidup bersama dengan ibunya. Ke-3
ekor rusa kecil ini demikian cepat tumbuh besar. Pada suatu hari ibunda mereka
memberikan mereka saran untuk bangun tempat tinggal semasing supaya terlepas dari
harimau. Harimau ialah binatang yang sangat ditakuti oleh ke-3 ekor rusa ini serta
ibundanya. Spontan mereka cemas, mereka yang tetap berlaku seperti rusa yang masih
tetap kecil serta manja saat ini mesti hidup mandiri. Tibalah waktu mereka mandiri, saat
mereka berjalan bertemulah ke-3 ekor rusa itu dengan seseorang yang membawa jerami.
Secara cepat serta tiada fikir panjang, rusa pertama minta jerami itu. Pada akhirnya rusa
pertama bangun rumah memiliki bahan jerami. Rusa ke-3 semakin putus harapan saat rusa
ke-2 berjumpa dengan seorang yang membawa kayu serta kayu itu dikasihkan pada rusa ke-
2 dan secara cepat dia bangun rumah itu.

Rusa ke-3 dalam keputusasaan tapi dia masih sabar. Pada akhirnya dia terasa suka ketia
dia berjumpa dengan seorang yang membawa bata serta memberi bata itu kepadanya.
Dalam waktu cepat rumah itu berdiri kuat serta rusa ke-3 meyakini jika harimau tidak akan
memangsanya. Permasalahan juga hadir, harimau mendatangi rumah setiap rusa. Dengan
sekali tiup saja, rumah rusa pertama serta ke-2 langsung rubuh tidak bersisa termasuk juga
beberapa pemiliknya si rusa pertama serta ke-2. Dengan perut yang kenyang harimau
mendatangi rumah rusa ke-3, tentunya untuk memangsanya lagi. Ditupnya rumah rusa ke-3
berkali-kali, sampai angin dari tiupannya tidak bisa berhembus lagi. Harimau geram serta
kembali terasa lapar. Dengan beberapa akal harimau merayu rusa ke-3. Dari mulai berjumpa
di kebun lobak jam empat sore. Tetapi rusa ke-3 tahu jika harimau ingin memangsanya.
Rusa ke-3 hadir lebih awal serta isi keranjangnya dengan lobak sampai penuh. Harimau
semakin jengkel, dia juga terus-terusan merayu rusa ke-3 tetapi rusa ke-3 makin cerdas.

Tiap-tiap penawaran harimau dijawab dalam kata dia, tetapi dia tetap hadir lebih awal
serta tinggalkan harimau supaya selamat. Walau dia mesti menggelinding dalam satu tong
yang dia beli saat memiliki janji dengan harimau berjumpa di festival. Selanjutnya harimau
termakan oleh gagasannya sendiri. Riwayatnya selesai saat dia ingin masuk ke rumah rusa
ke-3 melalu cerobong asap. Rusa ke-3 yang benar-benar cerdas, dengan sigap memanaskan
air dalam panci tidak bertutup serta ditempatkan pas di atas tungku sampai panas. Lalu,
harimau juga jatuh serta tersiram bahkan juga di rebus hidup-hidup dalam panci yang berisi
air panas itu. Keseluruhannya, buku narasi dongeng Tiga Rusa Kecil ini mempunyai jalur yang
begitu menarik serta anggota beragai ide. Pesan-pesan moralnya sangat banyak serta
berguna terpenting untuk anak-anak. Dalam pemaparannya ikut dipakai bahasa yang
gampang dimengerti.

Akan tetapi, ada satu kekuangan, yakni dalam narasi ini kurang diuraikan perasaan
gotong royong serta kekeluargaan dari beberapa tokohnya terpenting tiga ekor rusa kecil.
Meskipun mereka ingin bangun rumah sendiri, tapi perasaan gotong royong itu begitu
dibutuhkan.

Sangkuriang

Pada zaman dahulu,ada kisah seseorang putri raja dari jawa barat yang bernama dayang
sumbi. ia mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama sangkuriang. Suatu hari
sangkuriang berburu dengan si tumang (anjing kesayangan istana). Sangkuriang juga tidak
tahu bahwa anjing itu titisan dewan sekaligus ayahnya sendiri. Waktu itu tumang tidak mau
menuruti perintah sangkuriang untuk mengambil hewan buruan. maka tumang di usir ke
dalam hutan. Kemudian sangkuriang kembali ke istana dan menceritakan hal tersebut kepada
ibunya. Seketika itu dayang sumbi marah besar dan spontan memukul kepala sangkuriang
dengan centong nasi yang di pegangnya.

Sangkuriang pun terluka dan kecewa atas perlakuan ibunya dan memutuskan pergi
mengembara. Setelah kejadian tersebut ibunya menyesali dirinya. Lalu ia selalu berdoa dan
bertapa dengan tekun. Akhirnya suatu ketika,para dewa memberikan hadiah,bahwasanya ia
akan selamanya muda dan memiliki kecantikan yang abadi. Karena sudah bertahun-tahun
mengembara sangkuriang berniat untuk kembali ke istana/tanah airnya. Namun keadaan
kerajaan sudah berubah total,dan menjumpai seseorang gadis yang cantik dan mempesona
yang tak lain adalah dayang sumbi (ibunya). sangkuriang terpesona dan segera melamarnya
begitu pula dengan dayang sumbi. suatu hari sangkuriang pamit untuk berburu dan meminta
untuk merapikan rambut calon suaminya tersebut.

Namun dayang sumbi terkejut dengan bekas luka yang di kepalanya persis dengan anaknya
dan setelah di perhatikan memang mirip. Setelah itu dayang sumbi mencari akal agar gagal
pernikahan tersebut. dengan mengajukan syarat jika ingin meminangnya. Membendung
sungai citarum,dan dampan besar untuk meyebrang sungai semua itu harus selesai sebelum
fajar terbit. Sangkuriang mengerjakan tidak sendiri tetapi di bantu oleh makhluk ghaib.
ternyata dayang sumbi mengintip begitu pekerjaan hampir selesai ia memperintahkan
pasukannya untuk menggelar kain merah di sebelah timur kota. Dengan melihat hal itu
sangkuriang mengira sudah pagi dan marah besar dan menendang samp an dengan
kekuatannya sampai ke gunung dan menjadi “gunung tangkuban perahu”

Anak Desa

Dian merupakan seorang gadis desa yang miskin,dan wajahnya yang agak suram,oleh
sebab itu ia menderita penyakit kulit di bagian wajahnya. Orang-orang desa takut jika
berpapasan dengan dian,hingga ia menggunakan cadar. Suatu malam dian bermimpi bertemu

pangeran Rangga,anak raja itu terkenal dengan ketampanan dan keramahannya. dian pun
semakin sering memimpikan pangeran.

Sudahlah buanglah jauh-jauh mimpi itu dian! kata ibunya. kamu boleh suka dengan siapa
saja. Tapi ibu tidak ingin kamu kecewa(tutur ibunya) Kata ibunya dian mirip sekali dengan
dewi bulan ketika masih kecil dan belum terkena penyakit kulit. Suatu hari dian pergi ke danau
dan setelah sampai seraya berkata “indah sekali” keadaan sekitar danau yang menjadi terang.
Tiba-tiba datang seorang perempuan yang sangat cantik. siapa kamu ? tanya dian yang kaget.
“aku dewi bulan” yang di utus untuk menyembuhkan penyakit wajahmu dian,selama ini kamu
mendapat ujian,dan atas kebaikan dan ketulusan hatimu. kamu berhak mendapat air
kecantikan dariku. Dengan tangan gemetaran dian menerima pemberian air kecantikan dari
dewi bulan itu.Kemudian dian langsung membasuh wajahnya dengan air itu dan pulang dan
tertidur. Sungguh ajaib keesokan harinya dian pun langsung bercermin dan kulit wajahnya
telah halus kembali seperti dahulu.
Dan ia berkata kepada ibunya,bahwa dewi bukan memang ada,kata dian.


Click to View FlipBook Version