KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan bahan ajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
untuk siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama. Dalam modul Ilmu Pengetahuan
Alam ini akan dibahas tentang “Sistem Transportasi Air pada Tumbuhan”.
Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup yang terdapat di alam semesta
dimana tumbuhan sendiri menduduki tingkat trofik pertama atau organisme yang
berperan sebagai produsen, hal ini dikarenakan tumbuhan adalah organisme yang
dapat menghasilkan zat makanan sendiri melalui proses fotosintesis atau disebut
juga dengan organisme autotrof.
Proses fotosintesis pada tumbuhan sendiri tidak terlepas dari transportasi air
yang terjadi pada tumbuhan tersebut. Sistem transportasi air pada tumbuhan
merupakan pengangkutan dan pengambilan air ke seluruh bagian tumbuhan.
Pengangkutan air ke seluruh bagian tumbuhan sendiri dipengaruhi oleh berbagai
faktor, baik faktor dari dalam tubuh tumbuhan ataupun faktor dari dalam tubuh
tumbuhan itu sendiri. Untuk lebih lengkapnya akan dibahas di dalam buku ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan
dan kesempurnaan bahan ajar ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu proses penyelesain modul ini. Semoga bahan
ajar ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya para peserta didik.
Semarang, 11 November 2022
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................ i
Daftar Isi........................................................................................................................... ii
Daftar Gambar................................................................................................................ ii
Pendahuluan................................................................................................................... 1
Transportasi Air pada Tumbuhan................................................................................. 2
Jenis - Jenis Transportasi pada Tumbuhan........................................................ 3
Aliran Cairan pada Tumbuhan............................................................................ 4
Jaringan Pengangkut...................................................................................................... 7
Xilem...................................................................................................................... 7
Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Air dan Mineral........................................ 9
Pengamatan.......................................................................................................... 9
Faktor Internal...................................................................................................... 13
Faktor Eksternal.................................................................................................... 14
Mari Mencermati!............................................................................................................ 15
Rangkuman...................................................................................................................... 15
Daftar Pustaka................................................................................................................. 16
Index................................................................................................................................. 17
Glosarium........................................................................................................................ 17
Profil Penulis.................................................................................................................... 18
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Penyerapan air dan mineral pada tumbuhan......................................... 2
Gambar 2. Penyerapan zat secara simplas dan apoplas........................................... 3
Gambar 3. Transportasi Intravaskuler......................................................................... 4
Gambar 4. Penyerapan cairan secara osmosis........................................................... 6
Gambar 5. Perbedaan xilem dan floem....................................................................... 7
Gambar 6. Pengamatan botol A dan botol B.............................................................. 10
Gambar 7. Pengamatan botol C dan botol D.............................................................. 10
Gambar 8. Hasil pengamatan botol A dan botol B..................................................... 10
Gambar 9. Hasil pengamatan botol C dan botol D..................................................... 10
ii
PENDAHULUAN
Air merupakan sumber kehidupan bagi seluruh makhluk makhluk hidup, tidak
terkecuali bagi tumbuhan. Air mempunyai peran yangat penting karena
merupakan bahan pelarut bagi sebagian besar reaksi di dalam tubuh makhluk
hidup. Tumbuhan menggunakan air pada proses fotosintesis. Tumbuhan sendiri
memperoleh air dari dalam tanah melalui proses fotosintesis. Pengambilan dan
pengeluaran zat - zat dalam tubuh tumbuhan ini disebut dengan transportasi
tumbuhan.
Transportasi pada tumbuhan merupakan suatu proses yang sangat penting
dalam menunjang kehidupan tumbuhan. Transportasi air pada tumbuhan juga
merupakan hal yang sangat penting, hal ini dikarenakan proses pertumbuhan
pada tumbuhan bermula dari masuknya air kedalam tubuh tumbuhan, apabila
transportasi air ini terhambat maka hal ini dapat menyebabkan tumbuhan tidak
dapat melakukan fotosintesis sehingga tidak dapat menghasilkan makanannya
sendiri. Oleh karena pentingnya transportasi air pada tumbuhan ini maka perlu
adanya kajian secara mendalam mengenai transportasi air pada tumbuhan.
Modul ini akan membahas secara mendalam mengenai transportasi air pada
tumbuhan, mekanisme transportasi air pada tumbuhan, serta faktor - faktor yang
mempengaruhi transportasi air pada tumbuhan. Kompetensi dasar yang ingin
dicapai adalah kompetensi dasar 3.8 yaitu memahami tekanan zat cair dan
penerapannya dalam kehidupan sehari - hari untuk menjelaskan tekanan darah,
difusi pada peristiwa respirasi, dan tekanan osmosis. Adapun Indikator Pencapaian
Kompetensi yang ingin dicapai adalah mengidentifikasi jaringan yang berperan
dalam sistem transportasi air pada tumbuhan, menganalisis mekanisme
transportasi air pada tumbuhan, serta mendeskripsikan faktor - faktor yang
mempengaruhi transportasi air pada tumbuhan.
1
Gambar 1. Penyerapan air dan mineral pada tumbuhan
Untuk terus mempertahankan kehidupannya serta dapat tumbuh dan
berkembang, tumbuhan membutuhkan air, gas - gas serta zat - zat hara yang
diambil dari lingkungan sekitarnya. Air merupakan salah satu komponen
terpenting dalam kehidupan tumbuhan, tanpa adanya air tumbuhan tidak dapat
melakukan fotosintesis. Lalu bagaimana mekanisme penyerapan air pada
tumbuhan? Organ apa saja yang berperan dalam proses penyerapan air pada
tumbuhan? Faktor - faktor apa sajakah yang mempengaruhi penyerapan air pada
tumbuhan?
Transportasi Air pada Tumbuhan
Transportasi tumbuhan merupakan suatu mekanisme proses pengambilan
dan pengeluaran zat - zat ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan
tingkat rendah penyerapan air dan zat hara yang terlarut di dalamnya dilakukan
melalui seluruh bagian tumbuhan, sedangkan pada tumbuhan tingkat tinggi
proses pengangkutan air dan zat hara maupun hasil fotosintesis dilakukan melalu
2
-i pembuluh pengangkut yaitu xilem dan floem. Pengangkutan air dan garam
mineral pada tumbuhan dimulai dari akar menuju ke daun untuk digunakan
sebagai bahan fotosintesis. Pengangkutan air dan garam mineral dapat
berlangsung secara ekstravaskuler dan intravaskuler. Akar bagi tumbuhan selain
berfungsi sebagai pengokoh batang juga berfungsi sebagai alat pengangkut. Air
dan garam - garam mineral masuk ke dalam akar melalui sel epidermis bulu -
bulu akar. Penyerapan ini juga melalui proses difusi dan osmosis. Air yang dapat
diserap oleh akar adalah jenis air higroskopis dan air kapiler.
Jenis - Jenis Transportasi pada Tumbuhan
Pada tumbuhan tingkat tinggi terdapat dua macam cara pengangkutan air
dan garam mineral yang diperoleh dari tanah, yaitu secara ekstravaskuler dan
intravaskuler (Hasanah dkk, 2021):
1.Transportasi Ekstravaskuler: merupakan pengangkutan air dan garam
moneral di luar berkas pembuluh pengangkut. Pengangkutan ini berjalan dari
sel ke sel dan biasanya dengan arah horizontal. Pengangkutan air dimulai dari
epidermis bulu - bulu akar, kemudian masuk ke lapisan korteks, lalu ke
endodermis dan sampai ke berkas angkut, namun apabila terjadi pada akar
muda, air dan mineral tersebut langsung menuju ke xilem. Sedangkan pada
sel yang sudah tua tidak langsung ke xilem, tetapi menuju ke floem terlebih
dahulu, kemudian ke sel kambium dan terakhir ke xilem. Pengangkutan
ekstravaskuler dibedakan lagi menjadi transportasi lintasan apoplas (melalui
ruang antar sel) dan transportasi lintasan simplas (melalui sitomplasma).
Gambar 2. Penyerapan zat seccara Apoplas dan Simplas
3
1.Transportasi Ekstravaskuler
2.Trasnportasi Intravaskuler: adalah proses pengangkutan zat yang terjadi di
dalam pembuluh angkut, yaitu dalam xilem dan floem. Proses pengangkutan
dalam pembuluh angkut terjadi secara vertikal. Air dan garam mineral akan
diangkut ke daun melalui pembuluh kayu (xylem), sedangkan pengangkutan
hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan dilakukan oleh
pembuluh tapis (floem) dan disebut pula dengan istilah translokasi. Pada
transportasi intravaskuler air dan mineral yang sudah berada di xilem akar lalu
menuju batang dan bergerak menuju xilem pada tangkai daun, lalu masuk ke
xilem urat daun. Pada ujung urat daun, air akan masuk ke lapirsan bunga
karang dan sel palisade. Air yang ada di dalam sel bunga karang lalu di uapkan
melalui stomata.
Gambar 3. Transportasi intravaskuler
Aliran Cairan pada Tumbuhan
Tumbuhan memperoleh bahan dari lingkungan untuk hidup berupa oksigen,
karbondioksida, air dan unsur hara. Sebagian besar air dan zat hara diserap dari
tanah melalui akar, air dan zat - zat lainnya dalam tubuh tumbuhan ini juga dapat
keluar dari tubuh tumbuhan. Adapun mekanisme aliran cairan pada tubuh
tumbuhan ini dapat berlangsung melalui proses imbibisi, difusi, osmosis, dan
transpor aktif.
4
1.Imbibisi: merupakan penyusupan atau peresapan air ke dalam ruangan antar
dinding sel, sehingga dinding sel akan mengembang, Misalnya yaitu
masuknya air pada biji saat proses perkecambahan dan biji kacang yang
direndam dalam air selama beberapa jam.
2.Difusi: adalah gerak menyebarnya molekul dari daerah yang berkonsentrasi
tinggi (hipertonik) ke daerah yang berkonsentrasi rendah (hipotonik).
Tumbuhan tidak dapat membangkitkan daya hisap untuk menyerap air
masuk ke jaringan akar, oleh karena itu masuknya air kedalam akar terjadi
melalui proses difusi. Penyerapan zat pada tumbuhan bersifat pasif dan aktif.
Pada penyerapan pasif, masuknya air ke dalam air digerakkan oleh banyak
faktor, diantaranya yaitu suhu, konsentrasi, tekanan, dan zat - zat adsorptif.
Suhu: setiap zat cenderung dalam keadaan bergerak. Kecepatan gerak
pada tumbuhan ini akan semakin besar pada suhu yang semakin tinggi.
Adanya gerakan zat ini dapat menjadi salah satu pendorong masuknya zat
ke dalam akar.
Konsentrasi: Adanya perbedaan konsentrasi zat antara zat di luar akar dan
di dalam akar dapat meningkatkan kecepatan gerak suatu zat.
Tekanan: Pergerakan zat juga terjadi karena adanya perbedaan tekanan
antara dua daerah, misalnya daerah di sekitar akar (rizhosfir) dengan
keadaan di dalam sel atau jaringan.
Zat - Zat Adsorptif: Adanya daya ikat permukaan partikel zat menyebabkan
gerak zat dihambar.
Agar akar dapat menyerap zat maka air harus mencapai daerah rizhosfer.
Terdapat dua faktor prnting yang memungkinkan akar memperoleh air dan hara
tanah, yaitu intersepsi akar atau adanya kontak air dengan akar serta adanya
aliran massa (mass flow) dalam tanah. Mass flow adalah aliran air (zat) yang terjadi
melalui prinsip difusi.
5
1. Imbibisi:
2. Difusi
3.Osmosis: adalah proses perpindahan air dari daerah yang berkonsentrasi
rendah (hipotonik) ke daerah yang berkonsentrasi tinggi (hipertonik) melalui
membran semipermiabel. Membran semipermiabel adalah selaput pemisah
yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat tertentu yang larut di dalamnya.
Osmosis pada dasarnya hampir sama dengan difusi, hanya saja osmosis
adalah proses difusi tapi melalui membran semipermeabel. Proses osmosis ini
akan berhenti jika konsentrasi zat di kedua sisi membran tersebut telah
mencapai keseimbangan. Contoh dari peristiwa osmosis adalah masuknya air
ke dalam sel - sel endodermis. Air yang masuk ke dalam akar akan mengisi
ruang - ruang antar sel atau masuk ke dalam sel. Air dapat masuk ke dalam sel
- sel akar setelah air menembus dinding dan membran sel. Osmosis
memegang suatu peran yang sangat penting pada keberlangsungan hidup
tumbuhan.
Gambar 4. Penyerapan cairan secara osmosis
4. Transpor Aktif: pengangkutan lintas membran dengan menggunakan energi
ATP, melibatkan pertukaran ion Na+ dan K+ (pompa ion) serta protein kotranspor
yang akan mengangkut ion Na+ bersama molekul lain seperti asam amino dan
gula. Arahnya yaitu dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi
renda. Misalnya perpindahan air dari korteks ke stele.
6
Jaringan Pengangkut dalam Transportasi Air pada Tumbuhan
Jaringan pengangkut (vascular tissue) adalah salah satu kelompok jaringan
permanen yang dimiliki tumbuhan hijau berpembuluh. Jaringan ini disebut juga
pembuluh dan berfungsi utama sebagai saluran utama transportasi zat - zat hara
yang diperlukan dalam proses vital tumbuhan. Ada dua kelompok jaringan
pengangkut berdasarkan arah dari aliran nutrisi pada tumbuhan, yaitu xilem
(pembuluh kayu) dan floem (pembuluh tapis). Pembuluh kayu (xilem)
mengangkut cairan dan zat hara menuju daun, cairan dan zat hara ini bersumber
dari akar atau bagian lain tumbuhan. Sedangkan, pembuluh tapis (floem)
mengangkut hasil fotosintesis (terutama gula sukrosa) dan zat - zat lain dari daun
menuju bagian - bagian tumbuhan yang lain (Wardhani, 2022). Pada buku ini
akan dibahas mengenai jaringan xilem saja.
Gambar 5. Perbedaan Xilem dan Floem
Xilem
Pada dasarnya xilem merupakan jaringan kompleks karena terdiri dari
beberapa tipe sel yang berbeda, baik yang hidup maupun yang tidak. Penyusun
utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran transpor dan penyokong.
Xilem juga dapat mempunyai serabut sklerenkim sebagai jaringan penguat, serta
se; - sel parenkim yang hidup dan berfungsi dalam berbagai kegiatan
metabolisme. Berdasarkan asal terbentuknya terbagi menjadi xilem primer dan x-
7
ilem sekunder. Xilem primer berasal dari prokambium sedangkan xilem sekunder
berasal dari kambium. Adapun, berdasarkan proses terbentuknya, xilem primer
dapat dibedakan menjadi protoxilem dan metaxilem. Protoxilem adalah xilem
primer yang pertama kali terbentuk, sedangkan metaxilem adalah xilem primer
yang terbentuk setelah protoxilem. Protoxilem berdiferensiasi dalam bagian
tubuh primer yang belum selesai pertumbuhan dan diferensiasinya. Pada
tumbuhan tingkat tinggi, protoxilem batang letaknya paling dekat dengan
empulur, sedangkan di akar letaknya di sebelah luar metaxilem.
Xilem tersusun atas trakea dan trakeid. Sel trakea terdiri atas tabung yang
berdinding tebal dan membentuk suatu pembuluh. Sel trakeid merupakan sel
dasar penyusun xilem yang terdiri atas sel memanjang dan berdinding keras
karena mengandung lignin. Pada beberapa tempat dinding sel trakeid, terdapat
bagian - bagian yang tidak menebal yang disebut noktah. Trakea dan trakeid
merupakan sel - sel yang mati karena tidak mempunyai sitoplasma dan hanya
mempunyai dinding sel. Selain trakea dan trakeid, xilem juga mengandung sel
parenkim (parenkim kayu) yang merupakan sel hidup dan berfungsi untuk
menyimpan bahan makanan. Xilem juga mengandung serabut kayu yang
berfungsi sebagai penguat (penyokong). Proses pengangkutan air dan zat - zat
terlarut hingga sampai ke daun pada tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa hal,
yakni daya kapilaritas, daya tekan air, dan daya hidup daun, serta konsentrasi zat
terlarut di dalam tanah.
Daya kapilaritas terkait dengan pembuluh xilem yang terdapat pada
tumbuhan yang dianggap sebagai pipa kapiler. Air akan naik melalui pembuluh
kayu sebagai akibat dari gaya adhesi antara dinding pembuluh kayu dengan
molekul air. Daya tekan akan dipengaruhi besar kecil dan tinggi rendahnya
tumbuhan (0.7 - 2.0 atm). Bukti adanya tekanan akar adalah pada batang yang
dipotong maka air tampak menggenang di permukaan tunggaknya.
8
Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Air dan Mineral pada
Tanaman
Faktor yang dapat mempengaruhi penyerapan air dan mineral pada tanaman
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal meliputi kecepatan transpirasi (salah satunya dapat dipengaruhi oleh
banyak sedikitnya daun), tekanan akar, daya kapilaritas, dan daya hisap daun.
Adapun faktor eksternal meliputi intensitas cahaya, suhu udara, kemembaban,
dan ketersediaan air. Pengaruh dari kelengkapan daun dan intensitas cahaya
terhadap penyerapan air dan mineral pada tanaman dapat dibuktikan melalui
percobaan dibawah ini.
Pengamatan Pengaruh Intensitas Cahaya dan Kelengkapan Daun
terhadap Penyerapan Air pada Tanaman
Pada pengamatan ini digunakan tanaman Dracaena frangas atau tanaman
Suji. Selain tanaman Suji, alat dan bahan yang digunakan adalah gelas akar, 4
botol bekas air mineral, pisau/cutter, penggaris, 4 tanaman Suji, eosin warna
merah, air, dan parafin padat. Adapun prosedur pengamatannya yaitu:
1.Menyiapkan alat dan bahan
2.Menyiapkan 4 batang tanaman Suji yang terdiri dari 2 tanaman Suji dengan
daun lengkap dan 2 tanaman Suji yang daunnya telah dihilangkan
3.Mencampur air dengan eosin secukupnya
4.Memasukkan 350 ml air yang telah dicampur dengan eosin kedalam 4 botol
dan memberi label A, B, C, dan D pada masing - masing botol
5.Memasukkan tanaman Suji yang utuh pada botol A dan C, serta tanaman yang
telah dihilangkan daun serta bunganya pada botol B dan D
6.Meletakkan botol A dan B di ruangan dengan intensitas pencahayaan yang
cukup serta meletakkan botol C dan D pada kotak dengan pencahayaan
maksimum
9
3. M
4. M
5. M
6. M
7. Setelah 4 hari, menghitung volume akhir dari air yang tersisa di botol
8. Mencatat volume akhir
Gambar 6. Pengamatan Botol A dan botol B Gambar 7. Pengamatan Botol C dan botol D
Hasil Pengamatan
Botol A BC D
Volume awal (ml) 350 350 350 350
Volume akhir (ml) 315 345 300 330
AB CD
Gambar 8. Hasil Pengamatan Botol A dan Gambar 9. Hasil Pengamatan Botol C dan
botol B botol D
Pembahasan
Dari percobaan tersebut dapat diketahui bahwa:
10
Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya matahari dapat berpengaruh terhadap transportasi air pada
tumbuhan, dimana semakin tinggi intensitas cahaya yang mengenai daun maka
daya hidap daun tersebut juga semakin tinggi sehingga daya hidap akar terhadap
air juga semakin tinggi. Hal ini terbukti melalui penelitian dimana pada botol C
memiliki volume akhir paling sedikit yaitu 300 ml, diikuti botol A yaitu 315 ml,
botol D sebanyak 330 ml, dan botol B sebanyak 345 ml.
Menurut David dan Anne (2013), cahaya mempengaruhi laju transpirasi
tanaman. Intensitas cahaya yang meningkatkan menyebabkan transpirasi
tanaman juga meningkat karena banyak stomata yang terbuka. Peningkatan.
Peningkatan intensitas cahaya menyebabkan peningkatan laju respirasi. Adapun,
transpirasi pada tanaman ini berhubungan dengan penyerapan air pada
tanaman, hal ini dikarenakan ketika laju transpirasi meningkat maka tanaman
akan lebih banyak kehilangan air yang ada di dalam tubuhnya. Oleh karena itu,
supaya tanaman tetap memiliki ketersediaan air yang cukup maka penyerapan
air dan zat - zat mineral juga akan meningkat. Pendapat tersebut selaras dengan
pendapat dari Silaen (2021), dimana apabila laju transpirasi rendah maka
penyerapan zat - zat nutrisi juga rendah. Hal ini sesuai dengan hasil percobaan
yang telah dilakukan, dimana tanaman pada botol C merupakan tanaman yang
mendapatkan penyinaran paling banyak sehingga penyerapan airnya akan
semakin tinggi dan sisa air pada botol yang belum terserap oleh tanaman hanya
sedikit.
Kelengkapan Daun
Hasil pengamatan mengenai pengaruh kelengkapan daun terhadap
penyerapan air pada tumbuhan menunjukkan hasil dimana tumbuhan yang
memilki daun menyerap air lebih banyak, hal ini dapat diketahui dari jumlah air
yang tersisa pada botol C yaitu 300 ml, diikuti botol A yaitu 315 ml, botol D
sebanyak 330 ml, dan botol B sebanyak 345 ml.
11
Daun merupakan organ pokok pada tubuh tumbuhan. Daun merupakan
tempat utama terjadinya fotosintesis. Berkaitan dengan hal tersebut, daun
memiliki struktur mulut daun yang yang berguna untuk pertukaran gas oksigen,
karbon dioksina, dan uap air dari daun ke alam sekitar dan sebaliknya. Distribusi
stomata sangat berhubungan dengan kecepatan dan intensitas transpirasi pada
daun. Transpirasi dalam tanaman dapat dibedakan menjadi dua, yaitu melalui
kutikula dan melalui stomata. Transpirais melalui kutikula hanya sebesasr 5% - 10%
dari jumlah air yang ditranspirasikan, dan sebagian besar menguap melalui
stomata, yaitu sekitar 80%, sehingga jumlah dan bentuk stomata sangat
mempengaruhi laju transpirasi. Adapun, semakin banyak pori maka makin cepat
penguapan yang terjadi. Jila lubang - lubang itu terlalu berdekatan, maka
penguapan dari lubang yang satu akan menghambat penguapan lubang
dekatnya. Dari sini dapat kita ketahui bahwa semakin banyak jumlah daun maka
semakin banyak jumlah stomata sehingga laju transpirasinya juga akan semakin
besar.
Proses transpirasi ini mengakibatkan penyerapan air malawan gaya gravitasi
bumi. Penyerapan air yang dilakukan oleh akar ini berfungsi untuk mensuplai
ketersediaan air dalam tubuh tumbuhan untuk melakukan fotosintesis agar
keberlangsungan hidup tumbuhan terus terjamin, karena selama terjadinya
transpirasi tubuh tumbuhan akan kehilangan sejumlah air yang ada dalam
tubuhnya. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa tanaman yang
memiliki jumlah stomata lebih banyak dalam hal ini jumlah daunnya lebih banyak
maka akan melakukan penyerapan air lebih banyak karena tubuhnya lebih
banyak kehilangan air, sedangkan pada tumbuhan yang memiliki jumlah
stomata lebih sedikit dalam hal ini jumlah daunnya lebih sedikit maka akan
melakukan penyerapan air lebih sedikit karena penguapan atau transpirasi yang
terjadi pada tubuhnya lebih sedikit sehingga air yang hilang dari dalam tubuhnya
juga lebih sedikit.
12
Selain intensitas cahaya dan kelengkapan daun yang berkenaan dengan laju
transpirasi, faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap penyerapan air pada
tumbuhan dapat dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal meliputi sistem perakaran, daya kapilaritas, dan daya hisap daun. Adapun
faktor eksternal meliputi, suhu udara, kemembaban, dan ketersediaan air.
1.Faktor Internal
Sistem Perakaran
Akar merupakan salah satu organ tanaman yang paling penting untuk
mempertahankan agar tanaman tetap berdiri., selain itu akar juga berfungsi
untuk menyerap air dan zat hara dari dalam tanah. berbagai tumbuhan
menunjukkan perakaran yang berbeda, baik pada pertumbuhan maupun
kemampuannya menembus tanah. Sistem perakaran menentukan penyerapan
air dan mineral pada tanaman dikarenakan penyerapan terutama berlangsung
pada bulu akar. Perbedaan dari perakaran serabut dan perakaran tunggang
adalah sistem perakaran serabut memungkinkan tanaman untuk menyerap air
dan mineral di area permukaan yang luas dan lebih dekat ke permukaan tanah.
Sedangkan, sistem perakaran tunggang dapat menyerap air yang berada jauh di
dalam tanah.
Daya Kapilaritas
Air dan mineral dari dalam tanah dapat diangkut dari akar ke seluruh tubuh
tumbuhan karena adanya daya kapilaritas batang. Kapilaritas adalah peristiwa
naik atau turunnya zat cair di dalam pipa kapiler. Dalam hal tubuh tumbuhan
yang menjadi pipa kapiler adalah xilem. Adapun daya kapilaritas ini dipengaruhi
oleh gaya kohesi dan gaya adhesi. Pembuluh xilem yang terdapat pada batang
dan akar tumbuhan dianggap sebagai pipa kapiler sehingga air akan naik melalui
xilem sebagai akibat dari gaya adhesi antara dinding pembuluh kayu dengan
molekul air.
13
Daya Hisap Daun
Daya hisap daun merupakan kemampuan daun untuk menyerap air dari
jaringan yang ada di bawahnya. Daya hisap pada daun ini disebabkan karena
adanya tekanan osmosis pada sel daun lebih tinggi daripada sel batang.
Perbedaan tekanan osmosis ini karena daun selalu mengeluarkan air ketika
mengalami trnaspirasi. Daya hisap daun dapat mempengaruhi penyerapan air
dan mineral karena daya hisap daun ini menimbulkan tarikan terhadap air yang
ada pada sel - sel di bawahnya dan tarikan ini kemudian diteruskan oleh molekul -
molekul hingga memenuhi seluruh kolam air pada xilem sehingga menyebabkan
air tertarik ke atas dari akar menuju ke daun.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor - faktor yang berasal dari lingkungan yang
dapat berpengaruh kepada penyerapan air dan mineral pada tumbuhan. Faktor -
faktor yang berasal dari lingkungan ini diantaranya yaitu suhu udara,
kemembaban, dan ketersediaan air. Pada beberapa tanaman, penyerapan air di
bawah suhu tanah. Semakin tinggi suhu di dalam tanah, maka kecepatan
penyerapan air akan semakin tinggi, adapun suhu tanah yang rendah dapat
menurunkan laju penyerapan air oleh akar, hal ini dikarenakan laju transpirasi
bekrurang, perubahan suhu tanah yang drastis mengakibatkan viskositas air
dalam membran sel bervariasi, sehingga mempengaruhi kegiatan aktivitas
fisiologis sel - sel akar. Kelembaban udara merupakan salah satu indikator
kandungan air di tanag dan udara, kelembaban dibutuhkan oleh tanaman agar
tubuhnya tidak cepat kering karena penguapan, ketika tubuh tumbuhan cukup
lembab maka laju penyerapan air oleh akar akan berkurang. Ketersediaan air
yang ada di dalam tanah dapat berpengaruh kepada penyerapan air dan pada
tumbuhan, semakin banyak air yang tersedia maka laju penyerapan air akan
semakin tinggi dan sebaliknya.
14
MARI MENCERMATI!
Untuk lebih memahami mengenai transportasi pada tumbuhan, cermatilah video -
video di bawah ini!
RANGKUMAN
Transportasi tumbuhan merupakan suatu mekanisme proses pengambilan dan
pengeluaran zat - zat ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Pengangkutan air dan
garam mineral pada tumbuhan dimulai dari akar menuju ke daun untuk digunakan
sebagai bahan fotosintesis. Pengangkutan air dan garam mineral dapat berlangsung
secara ekstravaskuler dan intravaskuler. Adapun mekanisme aliran cairan pada
tubuh tumbuhan ini dapat berlangsung melalui proses imbibisi, difusi, osmosis, dan
transpor aktif. Jaringan yang mengangkut air dan zat hari dari tanah adalah xilem.
Faktor yang dapat mempengaruhi penyerapan air dan mineral pada tanaman dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
meliputi kecepatan transpirasi (salah satunya dapat dipengaruhi oleh banyak
sedikitnya daun), tekanan akar, daya kapilaritas, dan daya hisap daun. Adapun
faktor eksternal meliputi intensitas cahaya, suhu udara, kemembaban, dan
ketersediaan air.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
INDEKS
Adhesi 8, 13
Difusi 3, 4, 5, 6, 15
Kapilaritas 8, 9, 13, 15
Kohesi 13
Osmosis 3, 4, 6, 14, 1
Penyerapan 2, 3, 5, 6, 9, 11, 12, 13, 14, 15
Stomata 4, 11, 12
Transpirasi 9, 11, 12, 13, 14, 15
Transpor Aktif 4, 6, 15
Xilem 3, 4, 7, 8, 13, 14, 15
GLOSARIUM
Adsorptif : Proses melekatnya molekul atau ion pada permukaan
zat padat
Horizontal
Intensitas : Bidang yang sejajar dengan horizon atau garis datar
Intersepsi : Keadaan tingkatan atau ukuran intensnya
: Presipitasi yang tertahan oleh daun - daunan, ranting,
Ion
Presipitasi dan cabang pohon, serta tumbuhan lainnya
Produsen : Partikel yang bermuatan listrik
Stomata : Pengendapan
Transpirasi : Penghasil
: Celah - celah pada epidermis tumbuhan
Vital : Pelenyapan uap air dari permukaan daun tumbuhan
melalui proses biokimia dan nonkimia
: Sangat penting untuk kehidupan
17
PROFIL PENULIS
Annisa Nurfadhilah lahir di Kabupaten Semarang, 25
April 2001. Saat ini menempuh pendidikan di Program Studi
S1 Pendidikan IPA, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang dan
berada di semester 7, selain menjalani studi S1-nya, ia juga
merupakan mahasiswi fasttrack di Program Studi S2
Pendidikan IPA, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Negeri Semarang. Saat ini ia
juga aktif mengikuti beberapa kegiatan seminar nasional hingga seminar internasional
sebagai peserta. Karyanya berupa media pembelajaran yang sudah didaftarkan hak
cipta yaitu Media Pembelajaran Sistem Gerak Manusia Berbasis Scratch, pembuatan
media pembelajaran dibawah bimbingan Dosen Program Studi Pendidikan IPA
Universitas Negeri Semarang yaitu Bapak Prasetyo Listiaji, S.Pd., M.Sc. Penulis
merupakan alumni program Kampus Mengejar Angkatan 3 di SDIT Ar - Rohmah
Ambarawa yang diselenggarakan selama 5 bulan, yaitu sejak Februari 2022 hingga Juni
2022. Saat ini, ia sedang melakukan penelitian skripsi mengenai media pembelajaran
berbasis Scratch untuk memfasilitasi pembelajaran pada jenjang SMP.
18