Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih
Bab 103
Apa Yang Diucapkan Oleh Orang Yang Diundang Untuk
Menghadhiri Jamuan Makanan Lalu Diikuti Oleh Orang Lain
736. Dari Abu Mas'ud al-Badri r.a., katanya: "Ada seorang lelaki mengundang Nabi
s.a.w. untuk menghadiri suatu jamuan makanan yang dibuat untuk beliau, sebagai seorang
kelima dari lima orang yang diundang untuk itu. Tiba-tiba orang-orang yang diundang itu -
diikuti oleh seseorang - yang tidak ikut diundang. Setelah beliau s.a.w. sampai di pintu, lalu
beliau s.a.w. bersabda: "Orang ini mengtkuti kita semua. Jadi jikalau engkau suka
mengizinkan untuk ikut - biarlah ia ikut, tetapi jikalau engkau tidak menyukainya, biarlah ia
kembali saja." Orang yang mengundang lalu menjawab: "Bahkan saya mengizinkannya, ya
Rasulullah." (Muttafaq 'alaih)
350
Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih
Bab 104
Makan Dari Apa-apa Yang Ada Di Dekatnya, Menasihati Serta
Mengajarkannya Budi Pekerti Pada Seseorang Yang Buruk Ketika
Makan
737. Dari Umar bin Abu Salamah radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya - pada ketika
itu - adalah seorang anak yang ada di bawah pengawasan Rasulullah s.a.w. tanganku
berputar-putar ke sekitar piring - kalau makan. Lalu Rasulullah s.a.w. bersabda kepadaku:
"Hai anak, ucapkanlah Bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari apa-
apa yang dekat denganmu." (Muttafaq 'alaih)
738. Dari Salamah bin al-Akwa' r.a. bahwasanya ada seorang lelaki makan di sisi
Rasulullah s.a.w. dengan tangan kirinya, lalu beliau s.a.w. bersabda: "Makanlah dengan
tangan kananmu." Orang itu menjawab: "Saya tidak dapat - makan dengan tangan kanan."
Beliau lalu bersabda: "Engkau tidak dapat?" Tidak ada yang menyebabkan ia berbuat
sedemikian itu kecuali karena kesombongannya. Maka ia tidak dapat mengangkatkan tangan
kanannya ke mulut - untuk selama-lamanya sejak saat itu. (Riwayat Muslim)
351
Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih
Bab 105
Larangan Mengumpulkan Dua Buah Kurma Atau Lain-
lainnya Jikalau Makan Bersama-sama Kecuali Dengan Izin Kawan-
kawannya
739. Dari Jabalah bin Suhaim, katanya: "Kita semua terkena tahun peceklik beserta
Ibnuz Zubair. Kemudian kita mendapat rezeki kurma. Abdullah bin Umar radhiallahu
'anhuma berjalan melalui kita dan kita sedang makan, lalu ia berkata: "Jangan engkau semua
mengumpulkan - yakni makan dua buah atau lebih dengan sekaligus, karena sesungguhnya
Nabi s.a.w. melarang mengumpulkan itu." Kemudian ia melanjutkan katanya: "Kecuali kalau
yang seorang itu mengizinkan saudaranya." (Muttafaq 'alaih)
352
Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih
Bab 106
Apa-apa Yang Diucapkan Dan Dilakukan Oleh Orang Yang
Makan Dan Tidak Sampai Kenyang
740. Dari Wahsyi bin Harb r.a. bahwasanya para sahabat Rasulullah s.a.w. berkata; "Ya
Rasulullah, sesungguhnya kita semua ini makan dan tidak kenyang." Beliau s.a.w. bersabda:
"Barangkali engkau semua berpisah-pisah - dalam makan itu." Mereka menjawab: "Ya."
Beliau s.a.w. bersabda lagi: "Maka dari itu berkumpullah engkau semua kepada makananmu
itu dan sebutkanlah nama Allah - yakni bacalah Bismillah, tentu akan diberkahi dalam
makanan itu." (Riwayat Abu Dawud)
353
Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih
Bab 107
Perintah Makan Dari Tepi Piring Dan Larangan Makan Dari
Tengahnya
Dalam bab ini termasuk pulalah sabda Rasulullah s.a.w.: "Dan makanlah dari apa-apa
yang ada di dekatmu."
Muttafaq 'alaih, sebagaimana yang diuraikan di muka.
741. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w., sabdanya:
"Keberkahan itu turun di tengah makanan, maka makanlah engkau semua dari kedua
tepi makanan itu dan janganlah makan dari tengahnya."
Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan
bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.
742. Dari Abdullah bin Busr r.a., katanya: "Nabi s.a.w. mempunyai suatu tempat
hidangan yang dinamakan Algharra' - artinya indah, dibawa oleh empat orang lelaki. Setelah
mereka berada di waktu pertengahan siang serta telah melakukan shalat Dhuha, lalu
didatangkanlah hidangan tadi -yakni telah diisikan roti didalamnya. Orang-orang sama
berkumpul mengelilinginya. Setelah banyak jumlah mereka, Rasulullah s.a.w. duduk berlutut.
Seorang A'rab - penghuni pedalaman negeri Arab - berkata: "Duduk cara apakah Tuan ini?"
Rasulullah s.a.w. menjawab: "Sesungguhnya Allah membuat saya sebagai seorang hamba
yang mulia dan tidak menjadikan saya seorang yang keras kepala serta berbuat kesalahan -
dan berani menentang kebenaran." Selanjutnya Rasulullah s.a.w. bersabda pula: "Makanlah
dari sekitar tepi-tepinya saja dan tinggalkanlah puncaknya, tentulah diberikan keberkahan
pada makanan itu."
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad yang baik.
Dzirwatuha artinya puncak atau bagian yang teratas sekali. Dibaca dengan kasrahnya
dzal - seperti di atas - atau dengan dhammahnya - lalu berbunyi dzurwatuha.
354
Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih
Bab 108
Kemakruhan Makan Sambil Bersandar
743. Dari Abu Juhaifah yaitu Wahab bin Abdullah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Saya tidak akan makan sambil bersandar - muttaki'." (Riwayat Bukhari)
Al-Khaththabi berkata: Almuttaki' di sini ialah orang yang duduk sambil bersandar
pada kasur yang diletakkan di bawahnya." Katanya: "Orang itu bukannya berkehendak akan
duduk di atas kasur atau bantal-bantal seperti kelakuan orang yang menghendaki untuk
memperbanyakkan makanan, tetapi ia duduk sambil gelisah duduknya dan tidak tenang,
juga makannya itu secukupnya belaka. Inilah yang diucapkan oleh al-Khaththabi.
Selain al-Khaththabi mengisyaratkan bahwasanya muttaki' ialah orang yang miring
duduknya pada lambungnya yang sebelah. Wallahu a'lam.
744. Dari Anas r.a., katanya: "Saya melihat Rasulullah s.a.w. makan kurma sambil
duduk berjongkok." (Riwayat Muslim)
Almuq'i atau duduk berjongkok itu ialah merapatkan kedua pantatnya di bumi dan
mendirikan kedua betisnya.
355
Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih
Bab 109
Sunnahnya Makan Dengan Menggunakan Tiga Jari Dan
Sunnahnya Menjilati Jari-jari Serta Kemakruhan Mengusap Jari-jari
Sebelum Menjilatinya, Juga Sunnahnya Menjilati Piring Dan
Mengambil Suapan Yang Jatuh Daripadanya Terus Memakannya,
Juga Bolehnya Mengusap Jari-jari Sesudah Dijilati Pada Tangan,
Kaki Dan Lain-lain Sebagainya
745. Dari Ibnu Abbas radhiallahu'anhuma,katanya:"Rasulullah s.a.w. bersabda;
"Jikalau seseorang dari engkau semua makan sesuatu makanan, maka janganlah
mengusap jari-jarinya sebelum menjilatnya - untuk mendapatkan keberkahan - atau
menjilatkannya - kepada orang lain seperti kepada anaknya, muridnya dan lain-lain."
(Muttafaq 'alaih)
746. Dari Ka'ab bin Malik r.a., katanya: "Saya melihat Rasulullah s.a.w. makan dengan
menggunakan tiga jari. Kemudian setelah beliau selesai lalu menjilatinya." (Riwayat Muslim)
747. Dari Jabir r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. menyuruh untuk menjilati jari-jari
dan piring dan beliau bersabda: "Sesungguhnya engkau semua tidak mengetahui di makanan
yang manakah terletaknya keberkahan itu." (Riwayat Muslim)
748. Dari jabir r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w, bersabda: "Jikalau suapan
seseorang di antara engkau semua itu jatuh, maka singkirkanlah kotoran-kotoran yang
menempel di situ dan kemudian hendaklah memakannya serta janganlah ditinggalkan untuk
dimakan oleh syaitan. Jangan pula seseorang itu mengusap tangannya dengan saputangan
sehingga ia menjilati jari-jarinya, sebab sesungguhnya ia tidak dapat mengetahui di makanan
yang manakah terletaknya keberkahan itu." (Riwayat Muslim)
749. Dari Jabir r.a. pula, bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya
syaitan itu mendatangi seseorang dari engkau semua dalam segala hal yang dilakukannya,
sampaipun ia datang pula ketika ia makan. Maka jikalau suapan seseorang di antara engkau
semua itu jatuh, maka hendaklah diambilnya lalu menyingkirkan kotoran yang menempel
padanya dan selanjutnya hendaklah memakannya dan janganlah ditinggalkan untuk
dimakan oleh syaitan. Kemudian apabila ia telah selesai, maka hendaklah menjilat jari-jarinya,
karena sesungguhnya ia tidak mengetahui di makanan yang manakah terletaknya
keberkahan itu." (Riwayat Muslim)
750. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila makan sesuatu makanan,
maka beliau menjilati jari-jarinya yang tiga buah - yang digunakan untuk makan yakni ibu
jari, telunjuk dan tengah - dan beliau s.a.w. bersabda: "Jikalau suapan seseorang dari engkau
semua itu jatuh, maka singkirkanlah kotoran-kotoran yang menempel di situ, selanjutnya
hendaklah memakannya dan janganlah ditinggalkan untuk dimakan oleh syaitan."
356
Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih
Beliau s.a.w. juga menyuruh kepada kita supaya kita mengusap piring - lalu memakan
sekali jikalau ada makanan yang ada di situ -dan beliau s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya
engkau semua tidak mengetahui di makanan yang manakah terletaknya keberkahan itu."
(Riwayat Muslim)
751. Dari Said bin al-Harits bahwasanya ia bertanya kepada Jabir tentang hal apakah
wajib berwudhu' karena makan sesuatu yang terkena oleh api - yakni yang dimasak dengan
api - lalu ia menjawab: "Tidak, sungguh-sungguh kita dahulu yaitu di zaman Nabi s.a.w.
tidak mendapatkan makanan yang dimasak dengan api itu kecuali sedikit sekali.Jikalau kita
menemukan makanan itu, kita tidak mempunyai saputangan-saputangan - untuk mengusap
selesai memakannya - melainkan yang ada ialah tapak-tapak tangan kita, lengan-lengan kita
serta kaki-kaki kita - maksudnya tapak tangan, lengan dan kaki itulah yang digunakan untuk
mengusap jari-jari setelah selesai makan, seterusnya kitapun lalu bersembahyang dan kita
tidak berwudhu' lagi." (Riwayat Bukhari)
357
Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih
Bab 110
Memperbanyakkan Tangan Pada Makanan — Yakni Hendaknya
Ketika Makan Itu Beserta Orang Banyak
752. Dari Abu Huratrah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Makanan untuk dua orang itu dapat mencukupi tiga orang sedang makanan untuk
tiga orang itu dapat mencukupi empat orang." (Muttafaq 'alaih)
753. Dari Jabir r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Makanan untuk seorang itu dapat mencukupi dua orang dan makanan dua orang itu
dapat mencukupi empat orang, sedang makanan empat orang itu dapat mencukupi delapan
orang." (Riwayat Muslim)
358
Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih
Bab 111
Kesopanan-kesopanan Minum Dan Sunnahnya Bernafas Tiga
Kali Di Luar Wadah Serta Kemakruhan Bernafas Di Dalam Wadah
Dan Sunnahnya Memutarkan Wadah Pada Orang Yang Sebelah
Kanan Lalu Yang Sebelah Kanan Lagi Sesudah Orang Yang Memulai
Minum Itu
754. Dari Anas r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. itu bernafas ketika minum sebanyak
tiga kali."
Muttafaq 'alaih. Yakni bernafas di luar wadah.
755. Dari Ibnu Abbas raaniailahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Janganlah engkau semua minum sekaligus seperti minumnya unta, tetapi minumlah
dua kali atau tiga kali. Bacalah Bismillah jikalau engkau semua memulai minum dan bacalah
Alhamdulillah jikalau engkau semua angkat - yakni selesai minum."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
756. Dari Abu Qatadah r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. melarang jikalau ditarik nafas
dalam wadah."
Muttafaq 'alaih. Yakni ditariknya nafas dalam wadah tempat seseorang itu minum.
757. Dari Anas r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. diberi susu yang telah dicampur
dengan air. Di sebelah kanannya ada seorang A'rab - penghuni pedalaman negeri Arab - dan
di sebelah kirinya ialah Abu Bakar r.a. Beliau s.a.w. lalu minum, kemudian memberikan -
wadah isi susu itu - kepada orang A'rab dan beliau s.a.w. bersabda: "Dahulukanlah yang
kanan dulu lalu yang sebelah kanannya." (Muttafaq 'a(aih)
758. Dari Sahl bin Sa'ad r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. diberi minuman lalu beliau
meminumnya dan di sebelah kanannya ada anak kecil sedang di sebelah kirinya ada
beberapa orang tua. Beliau s.a.w. lalu berkata kepada anak - yang di sebelah kanannya:
"Adakah engkau izinkan jikalau saya memberikan kepada orang-orang tua ini?" Anak itu
berkata: "Tidak, demr Allah, saya tidak mau mengalahkan diri sendiri kepada seseorangpun
dari bagianku daripada Tuan itu." Kemudian Rasulullah s.a.w. meletakkannya di tangan
anak tersebut. (Muttafaq 'alaih)
Ucapannya: tallahu artinya meletakkannya. Adapun anak kecil itu ialah Ibnu Abbas
radhiallahu 'anhuma - sewaktu masih kecilnya.
359
Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih
Bab 112
Kemakruhan Minum Dari Mulut Girbah — Tempat Air Dari
Kulit — Dan Lain-lainnya Dan Uraian Bahwasanya Hal Itu Adalah
Makruh Tanzih Dan Bukan Haram
759. Dari Abu Said al-Khudri r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. melarang memecahkan
mulutnya tempat-tempat minum." Yakni memecahkan mulutnya lalu minum daripada
tempat itu." (Muttafaq 'alaih)
760. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. melarang diminumnya
sesuatu dari mulut tempat minum itu atau dari mulut girbah - tempat minum dari kulit."
(Muttafaq 'alaih)
761. Dari Ummu Tsabit yaitu Kabasyah binti Tsabit, saudarinya Hassan bin Tsabit
radhiallahu 'anhu wa 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. masuk ke tempat saya lalu minum
dari mulut girbah yang digantungkan sambil beliau itu berdiri. Kemudian saya berdiri
menuju mulut girbah tadi dan saya memotongnya."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan
shahih.
Sebabnya wanita itu memotong mulut girbah tadi hanyalah karena dengan maksud
hendak menyimpan tempat yang terkena mulutnya Rasulullah s.a.w. dan hendak
mengharapkan keberkahan daripadanya serta hendak menjaganya dari penghinaan. Hadis
ini -no. 761 - ditanggungkan atas adanya keterangan yang membolehkan - minum dari mulut
girbah dan lain-lain - sedang dua Hadis yang di mukanya untuk menerangkan hal yang lebih
utama serta lebih sempurna.
Wallahu a'lam.
360
Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih
Bab 113
Kemakruhan Meniup Dalam Minuman
762. Dari Abu Said al-Khudri r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. melarang meniup dalam
minuman. Ada seorang lelaki berkata: "Ada kotoran mata yang saya lihat di dalam wadah
itu." Beliau s.a.w. bersabda: "Alirkanlah - sehingga kotoran itu hilang." Orang itu berkata lagi:
"Sesungguhnya saya ini belum merasa puas minum dari sekali nafas." Beliau s.a.w. lalu
bersabda: "Kalau begitu singkirkanlah dulu wadahnya itu dari mulutmu - dan bernafaslah di
luar wadah."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan
shahih.
763. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahwasanya Nabi s.a.w. melarang kalau
ditarik nafas dalam wadah - waktu minum - atau ditiupkan di dalamnya."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan
shahih.
361
Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih
Bab 114
Uraian Tentang Bolehnya Minum Sambil Berdiri Dan Uraian
Bahwa Yang Tersempurna Dan Termulia Ialah Minum Sambil Duduk
Dalam bab ini termasuklah di dalamnya Hadis Kabasyah yang lalu - lihat Hadis no.
761.
764. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya memberikan minuman
kepada Nabi s.a.w. dari air zamzam, beliau minum sambil berdiri." (Muttafaq 'alaih)
765. Dari Annazzal bin Sabrah r.a., katanya: "Ali r.a. datang di pintu Rahabah -
halaman sesuatu masjid - lalu ia minum sambil berdiri dan ia berkata: "Sesungguhnya saya
pernah melihat Rasulullah s.a.w. melakukan sebagaimana yang engkau semua melihat saya
melakukan ini - yakni minum sambil berdiri." (Riwayat Bukhari)
766. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Kita semua dahulu di zaman
Rasulullah s.a.w. pernah makan sambil berjalan dan minum sambil berdiri."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan
shahih.
767. Dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari neneknya lelaki r.a., katanya: "Saya
melihat Rasulullah s.a.w. minum sambil berdiri dan duduk."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan
shahih.
768. Dari Anas r.a. dari Nabi s.a.w. bahwasanya beliau s.a.w. melarang kalau
seseorang itu minum sambil berdiri.
Qatadah berkata: "Lalu kita bertanya kepada Anas: "Kalau makan, bagaimanakah?"
Anas menjawab: "Yang sedemikian itu -yakni yang makan sambil berdiri - adalah lebih buruk
atau lebih jelek." (Riwayat Muslim)
Dalam riwayat Imam Muslim yang lain disebutkan bahwa Nabi s.a.w. melarang
minum sambil berdiri.
769. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasuiullah s.a.w. bersabda:
"Janganlah sekali-kali seseorang dari engkau semua itu minum sambil berdiri, maka
barangsiapa yang lupa, maka hendaklah memuntahkannya." (Riwayat Muslim)
362
Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih
Bab 115
Sunnahnya Orang Yang Memberi Minum Orang Banyak
Supaya Ia Minum Terakhir Sekali
770. Dari Abu Qatadah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Orang yang memberi minum
pada kaum - yakni orang banyak, maka itulah yang terakhir di antara mereka itu," yakni
yang terakhir tentang minumnya.
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan
shahih.
363
Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih
Bab 116
Bolehnya Minum Dari Segala Macam Wadah Yang Suci Selain
Yang Terbuat Dan Emas Dan Perak Dan Bolehnya Mengokop Yaitu
Minum Dengan Mulut Dan Sungai Atau Lain-lain Tanpa
Menggunakan Wadah Atau Tangan, Juga Haramnya Menggunakan
Wadah Yang Terbuat Dari Emas Atau Perak Di Waktu Minum,
Makan, Bersuci Dan Lain-lain Macam Penggunaan
771. Dari Anas r.a., katanya: "Waktu shalat sudah datang, lalu berdirilah orang-orang
yang dekat rumahnya ke keluarganya masing-masing - untuk mengambil air wudhu' - dan
masih tertinggallah beberapa orang - beserta Nabi s.a.w. Kemudian Rasulullah s.a.w. diberi
sebuah wadah yang terbuat dari batu. Maka wadah itu terlampau kecil kalau di dalamnya itu
dibeberkan tapak tangan beliau s.a.w. - dan keluarlah air dari jari-jari beliau s.a.w. itu. Orang-
orang itu lalu berwudhu' semuanya. Orang-orang sama berkata; "Berapa jumlahmu tadi?"
Jawabnya: "Delapanpuluh orang dan ada lebihnya." (Muttafaq 'alaih)
Ini adalah riwayat Imam Bukhari. Dalam riwayat Imam Bukhari dan juga Imam
Muslim disebutkan demikian:
Bahwasanya Nabi s.a.w. meminta wadah berisi air, kemudian diberi suatu gelas yang
dangkal dasarnya - semacam mangkok - di dalamnya ada sedikit air, lalu beliau s.a.w.
meletakkan jari-jarinya itu dalam wadah tadi. Anas berkata: "Saya mulai melihat pada air
yang menyumbar dari jari-jari beliau s.a.w. itu. Saya menerka jumlah orang yang berwudhu'
itu antara tujuhpuluh sampat delapanpuluh orang banyaknya.
772. Dari Abdullah bin Zaid r.a., katanya: "Kita didatangi oleh Nabi s.a.w. lalu kita
mengeluarkan air untuknya yang di tempatkan dalam wadah mangkok yang terbuat dari
tembaga, lalu beliau s.a.w. berwudhu'." (Riwayat Bukhari)
Ashshufr dengan dhammahnya shad dan boleh pula dengan kasrahnya shad, yaitu
tembaga. Attaur adalah seperti gelas, kata ini dengan ta' mutsannat di atas.
773. Dari Jabir r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. memasuki seorang Anshar dan
disertai oleh seorang sahabatnya - yakni Abu Bakar as-Shiddiq, lalu Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Jikalau engkau mempunyai, bolehlah memberikan air yang ada di dalam girbah
yang sedang menginap semalam - maksudnya yang dingin, tetapi jikalau tidak ada, kita akan
mengokop saja," yakni minum dengan mulut tanpa menggunakan wadah atau tangan.
(Riwayat Bukhari)
774. Dari Hudzaifah r.a., katanya: "Sesungguhnya Nabi s.a.w. melarang kita
mengenakan pakaian dari sutera halus ataupun sutera kasar - untuk lelaki, juga melarang
kita minum dari wadah yang terbuat dari emas atau perak - untuk lelaki dan wanita - dan
beliau s.a.w. bersabda: "Semua itu adalah untuk mereka - orang-orang kafir - di dunia, tetapi
untukmu semua - kaum Muslimin - di akhirat." (Muttafaq'alaih)
364
Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih
775. Dari Ummu Salamah radhiallahu 'anha bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Orang yang minum dari wadah perak itu, sebenarnya saja ia meletakkan api neraka
jahanam dalam perutnya." (Muttafaq 'alaih)
Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: Rasulullah saw bersabda:
"Sesungguhnya orang yang makan atau minum dari wadah perak atau emas," juga
dalam riwayat Imam Muslim yang lain lagi disebutkan: Beliau s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang minum dari wadah emas atau perak, maka sebenarnya saja ia
meletakkan api dari neraka Jahanam dalam perutnya."
365