3.1.a.10 Aksi Nyata-
Pengambilan Keputusan
Sebagai Pemimpin
Pembelajaran
Maximus Wanar, S.Pd
CGP Angkatan 4 - SMP Negeri 2 Lamba Leda
Manggarai Timur - NTT
Peristiwa (Facts)
Dalam seluruh menjalankan perannya guru sebagai pemimpin pembelajaran senantiasa dihadapkan dengan
berbagai situasi atau persoalan yang bersentuhan langsung dengan moral atau pun sopan santun. Situasi-situasi
tersebut dapat dikategorikan sebagai dilema etika atau pun bujukan moral. Berhadapan dengan situasi ini guru
dituntut untuk dapat mengambil keputusan yang tentunya bermanfaat bagi banyak orang terlebih khusus bagi murid
yang ada di mana guru mengabdikan dirinya. Keputusan-keputusan yang dibuat oleh guru mencerminkan nilai-nilai
yang ada dalam dirinya dan visi sekolah yang diyakini baik oleh individu maupun oleh banyak orang sebagai nilai-nilai
kebajikan yang layak dipegang untuk keberlangsungan hidup bersama.
Dalam memahami materi ini lebih mendalam saya melakukan kegiatan aksi nyata di sekolah untuk
berbagi pemahaman saya dengan rekan guru di sekolah. Hal ini saya lakukan berhubung ditemukan
berbagai kesulitan-kesulitan dalam mengambil keputusan yang dilakukan guru sebagai pemimpin
pembelajaran maupun oleh kepala sekolah yang menjadi pimpinan lembaga pendidikan. Ada beberapa hal
yang saya lakukan dalam menjalankan aksi nyata ini, antara lain:
● Koordinasi dengan kepala sekolah untuk mendapatkan dukungan kepala sekolah dalam melakukan
rangkaian kegiatan aksi nyata dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran
● Mensosialisasikan dan menyusun rencana aksi. Hal ini dilakukan untuk dapat melaksanakan kegiatan
aksi nyata yang terstruktur dengan baik, berjalan sesuai rencana.
● melakukan analisis kasus di sekolah yang bersentuhan langsung dengan dilema etika atau bujukan
moral. Hal ini dilakukan untuk melatih pemahaman penerapan berbagai paradigma, prinsip dan
langkah pengambilan keputusan yang berpihak pada murid.
● menyusun materi untuk melakukan pengimbasan. Materi yang dimaksudkan adalah ringkasan materi
modul 3.1. Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, dengan memberikan contoh
kasus nyata yang terjadi di sekolah.
● melakukan kegiatan pengimbasan. Hal ini dilakukan agar rekan sejawat benar-benar memahami
terkait dengan pengambilan keputusan berbasis dilema etika. Saya juga melakukan kegiatan
pengimbasan dalam komunitas praktisi yang sudah dibentuk di sekolah.
● kegiatan evaluasi yang dilakukan di akhir kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
penerapan pengambilan keputusan yang dilakukan rekan sejawat di sekolah atau dalam komunitas
praktisi. Termasuk melihat kendala yang dihadapi dalam menerapkan aksi nyata pengambilan
keputusan.
Perasaan (Feelings)
Dalam melakukan kegiatan kegiatan aksi nyata modul 3.1 pengambilan keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran saya merasa bahwa ada banyak hal baru yang saya temukan dan menambah pemahaman saya
akan materi pengambilan keputusan. Ada pun hal itu adalah nilai-nilai yang melekat dalam diri setiap individu
guru maupun nilai-nilai kebajikan yang ada dalam kasus dilema etika yang hendak diwariskan kepada murid
sebagai dampak positif dari pengambilan keputusan. Saya merasa bangga bahwa sebagian besar rekan
sejawat mau belajar dan berbagi serta dengan senang hati mau mengikuti kegiatan ini. Saya juga merasa
bangga karena dukungan yang besar dari kepala sekolah agar keputusan yang dibuat dari hasil diseminasi ini
benar-benar akurat, dapat dipertanggungjawabkan dan berpihak pada murid. Kolaborasi berbagai kekuatan
yang ada dalam setiap komponen di sekolah yang menjadikan kegiatan ini sukses.
Pembelajaran (Findings)
Ada banyak pembelajaran yang diperoleh dari kegiatan aksi nyata ini. Pertama, kerja sama atau kolaborasi
yang positif dari semua pihak terutama kepala sekolah dan guru untuk benar-benar mengambil keputusan
yang berpihak pada murid. Kedua, nilai-nilai kebajikan / moral yang ada dalam setiap individu dan nilai-nilai
tersebut benar-benar bersifat universal, diakui publik dan bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi
perkembangan karakter murid. Ketiga, semangat dan motivasi yang kuat dalam diri rekan sejawat untuk
belajar dan secara mandiri menerapkan semua materi ini menguatkan kekuatan yang ada dalam diri saya
untuk senantiasa mau berbagi hal-hal positif terkait dengan pengambilan keputusan yang berpihak pada
murid. Keempat, ketika mengalami kendala atau kesulitan dalam menjalankan aksi nyata ini, kita
sama-sama menggali kekuatan dari dalam diri untuk dapat menemukan solusi atas berbagai persoalan
tersebut.
Penerapan ke depan (Future)
Dalam upaya mengambil keputusan yang tepat, harus melalui pengujian dan analisis sesuai dengan apa
yang telah dipelajari. Keputusan tersebut benar-benar dapat dipertanggungjawabkan, mengandung nilai-nilai
kebajikan dan berpihak pada murid. Tujuan akhir dari pengambilan keputusan yang tepat ini adalah agar
murid memiliki karakter yang sesuai dengan sila-sila pancasila, tercipta lingkungan yang positif, murid
merdeka dalam belajar, murid menemukan kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya. Oleh
karena itu kolaborasi dan perubahan mindset semua komponen di sekolah sangat diperlukan. Kendala yang
ditemukan menjadi tidak berarti dan dapat diatasi apabila mampu bekerja sama dan komitmen yang
dijalankan dengan penuh percaya diri.
Koordinasi dengan kepala Sekolah
Menyusun rencana aksi/jadwal
Kegiatan Pengimbasan Kepada rekan Guru di
sekolah
Pendampingan kelompok atau individu
Evaluasi