LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) Satuan Pendidikan : SMA N 1 Gantung Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester :10 Fase E/Ganjil Topik : Hikayat Ketua kelompok : ………………………. Anggota :……………………….. ……………………….. ……………………….. ...……………………... ……………………….. ……………………….. Dengan model pembelajaran Problem Base Learning, peserta didik mampu 1. Pertemuan 1 menganalisis karakteristik dan amanat hikayat dengan tepat. (4JP) 2. Pertemuan 2 mampu menginterpretasikan nilai moral, sosial, agama, dan budaya dalam hikayat dengan menghubungkan kejadian sehari-hari dengan tepat. (4 JP) 3. Dengan model pembelajaran Project based learning,peserta didik mampu memproduksi hikayat dalam bentuk video stop motion dengan memperhatikan plot cerita. (8 JP) A. Identitas Kelompok B. Tujuan Pembelajaran C. Informasi Pendukung Hikayat Hikayat merupakan sastra lama yang berbentuk prosa yang berisi Sejarah, silsilah, biografi, atau cerita yang mengisahkan kehebatan dan kepahlawanan para anggota kerajaan atau kaum bangsawan. Hikayat pada umumnya ditulis dengan bahasa Melayu. Hikayat dapat berfungsi sebagai media pendidikan, pelipur lara, memeriahkan sebuah pesta atau pembangkit semangat juang. Pesan Pesan yang disampaikan pengarang melalui hikayat berhubungan sebab akibat, misalnya jika tokoh tertentu berbuat baik atau jahat, maak dia akan menerima akibatnyaberupa kebaikan atau kejahatan pula. Amanat akan ditemukan setelah membaca ceritanya karena umumnya bersifat implisit/tersirat.
KBBI daring dan PUEBI daring https://kbbi.kemdikbud.go.id/ https://puebi.js.org/ Contoh Hatta dengan takdir Allah menganugerahi kepada hamba-Nya, maka si miskin pun menggali tanah hendak berbuat tempatnya tiga beranak itu, Maka digalilah tanah itu hendak mendirikan tiang teratak itu, maka tergalilah kepada sebuah tajau yang besar berisi emas terlalu banyak. maka istripun datanglah akan melihat emas itu seraya berkata suaminya, Adapun akan emas ini sampai kepada anak cucu kita kehabisan dibuat belanja. Amanatnya: kita harus percaya bahwa Tuhanlah yang menentukan takdir seseorang. Karak teristik 1. Hikayat menggunakan bahasa Melayu lama. 2. Bersifat istanasentris, artinya pusat ceritanya berada di lingkungan istana atau kerajaan. 3. Pralogis, artinya banyak cerita di dalam hikayat tidak dapat diterima oleh akal. 4. Statis, artinya bersifat kaku dan tetap. 5. Anonim, artinya tidak jelas siapa yang mengarang hikayat tersebut. 6. Hikayat menggunakan kata arkais, yakni kata-kata yang saat ini sudah tidak lazim digunakan, seperti syahdan dan sebermula.
Pembuatan video stop motion Video stop-motion adalah teknik animasi sederhana yang sudah ada hampir sejak film itu sendiri. Semua video mengandalkan serangkaian gambar diam yang diputar ulang dengan cukup cepat untuk memberikan ilusi penambahan gerakan. Namun, sebagian besar video menangkap gerakan sebenarnya dari objek bernyawa. Video stop-motion mengandalkan benda mati, seperti mainan atau figur tanah liat, yang digerakkan oleh animator di antara setiap frame dan difoto. Cara Membuat Video Stop Motion 1. Pastikan kamu memiliki kamera. Untuk hasil yang lebih baik, disarankan menggunakan kamera SLR atau kamera pocket. Namun, dari kamera handphone juga bisa kok. 2. Siapkan objek. Objek yang dimaksud adalah actor atau aktris yang akan ada di film animasimu. Objek dapat berupa clay, lego, origami, kertas, atau apapun yang bersifat fleksibel. 3. Buatlah cerita. Story board dari film animasimu adalah hal terpenting yang akan mempermudah proses dari pembuatan animasi stop motion kamu. 4. Pikirkan detail pergerakannya. Jika ada adegan-adegan dengan efek spesial, pastikan kamu menulis detailnya sehingga saat kamu melakukan pemotretan tidak terganggu dan bisa sekali jalan. 5. Mengatur dan menandai. Tandailah objek kamu. Dari mana kamu ingin memulai, dan di mana kamu ingin mengakhiri pergerakannya. Tentukan juga viewnya dari kamera. 6. Siapkan kamera di posisi yang telah ditentukan. Taruhlah kameramu di tripod atau jika kamu tidak memiliki tripod, kamu bisa mengakali dengan menggunakan tumpukan buku sebagai penyangga. Usahakan agar kamera tidak berpindah tempat dari awal hingga akhir pengambilan gambar. 7. Mengatur pencahayaan. Aturlah pencahayaan dari tempat di mana kamu membuat animasi kamu. Usahakan agar tidak terlalu terang, juga tidak terlalu gelap supaya hasil akhirnya baik. 8. Mulailah mengambil gambar pertama. Coba lihat hasil dari gambar pertama, apakah ada yang kurang dari set tempat kamu mengambil gambar atau tidak. 9. Simpan gambar di komputer. Jika sudah menyelesaikan satu scene, segera transfer ke komputermu. Untuk lebih mudahnya, kamu bisa membuat satu folder berisikan scene yang kamu potret. 10. Ulangi langkah nomor 8 dan 9 sampai film animasimu jadi.
Hikayat Keramat Bujang : Kisah Cerita Legenda Pulau Belitung Di satu bagian hutan, dikenal dengan nama Ai' Membiding, Desa Bantan, terdapat dua buah makam, yaitu Makam Tu' Rangga Tuban dan isterinya dan di Gunung/Bukit Bujang terdapat pula makam, dikenal sebagai Keramat Bujang. Dari dan untuk ketiga tokoh ini diceritakan tentang kehebatan Tu' Rangga Tuban dan Bujang. Menurut cerita yang berkembang di daerah Bantan, Tu' Rangga Tuban berasal dari Tanah Jawa. Beliau mempunyai dua isteri dan seorang anak angkat bernama Bujang. Kehebatan Tu' Rangga Tuban ini sangat dikenal dan termasyhur ke seluruh wiayah sekitar Bantan Kecik. Dalam kesehariannya, di lengan kiri beliau selalu terpasang sebuah batu asah yang dikenakan jika akan bertempur menghadapi musuh-musuh yang datang dari sungai dekat Kampung Bantan, yaitu Ai' Sapai. Batu asah ini sekarang masih ada dan jika kita akan mengasah parang di daerah tersebut memang parangnya akan cepat tajam tapi selalu mengakibatkan luka bagi pemiliknya atau orang yang mengasah pisau di tempat itu. Kehebatan lainnya adalah kepandaian Tu' Rangga Tuban membuat perahu sehingga di daerah Bantan ini ada satu tempat bernama Lemong Perahu, yaitu tempat bekas Tu' Rangga Tuban membuat perahu. Satu hari beliau mengadakan perjalanan ke Palembang, menggunakan perahu buatannya sendiri. Di sana Tu' Rangga Tuban sempat membeli seekor burung puyuh yang sangat lincah. Tu' Rangga Tuban direpotkan sekali dengan burung tersebut sehingga pada waktu jam tidur tidak bisa sekejap pun hanya untuk menjaga agar burung tersebut jangan lepas ke laut. Akibatnya Tu' Rangga Tuban baru tidur pada siang hari, sementara penjagaan burung itu diserahkan kepada awak perahunya. Setibanya di Belitung Tu' Rangga Tuban pun segera pulang dan langsung mengurus burung puyuhnya. Satu ketika, saat sedang tidak di rumah, burung itu lepas dari sangkarnya. Lalu Tu' Rangga Tuban pun berusaha untuk menangkapnya kembali. Disusunnya batu-batu besar untuk menghalangi burung itu meloncat dan batu-batu ini sekarang masih ada tersusun sedemikian rupa sehingga burung puyuh tidak bisa melompatinya. Sekarang penduduk setempat masih percaya bahwa orang yang mengencingi batu tersebut akan jatuh sakit. Begitulah di antara kehebatan Rangga Tuban.s Bagaimana dengan kehebatan anak angkatnya, Bujang? Pendek kata semua kehebatankehebatan Rangga Tuban diturunkan kepada Bujang, sehingga ia bisa menandingi ayah angkatnya itu. Namun, dasar anak berotot pendekar, dengan berlatih sendiri, kehebatan Bujang kemudian malah melebihi ayah angkatnya. Melihat hal itu, timbullah rasa takut dan khawatir dalam diri Rangga Tuban. Karenanya muncul niat jahatnya untuk menghabisi Bujang. Apalagi difikirnya toh Bujang bukan anak kandungnya sendiri. Ia hanyalah seorang anak yang diambilnya dari kampung sebelah yang sebagian penduduknya adalah orang-orang jahat, berhasil dimusnahkannya. Karena niat buruknya itu Bujang pun mendapat perlakuan lain dari biasanya. Kalau selama ini Bujang benar-benar diperhatikan pergaulannya dengan penduduk setempat, sekarang ia diberi kekebasan sama sekali. Melihat perubahan itu Bujang pun jadi curiga. Setelah mengingat-ingat apa yang telah ia lakukan kepada ayah angkatnya, ia pun merasa tak punya kesalahan apapun. Ia selalu D. Literasi
menghormati ayahnya, walau tahu dari ayahnya sendiri ia hanya anak angkat. "Barangkali beliau benci merasa tersaingi dengan kehebatannya dalam ilmu silat atau pun kesaktian lainnya," begitu dugaan Bujang. Tu' Rangga Tuban juga selalu mencari-cari seteru dengan anak angkatnya itu. Ada-ada saja yang dilakukannya kepada Bujang. Mulai menyembunyikan parang milik Bujang hingga membuang tombaknya. Namun, Bujang tak pernah marah. Satu ketika Bujang tidak diberi makan sama sekali oleh Rangga Tuban dan isterinya. Di sinilah kemudian Bujang merasa kalah. Bagaimana pun ia adalah anak penurut dan selalu mengikuti perintah orang tuanya. Misalnya, ia baru akan makan setelah disuruh orang tuanya seusai mereka makan. Tapi, kali itu tidak. Bujang pun kelaparan. Karena tubuhnya melemah, ia pun tertidur sambil menahan lapar. "Berhasil siasatku," begitu latah Rangga Tuban. Dengan demikian, pikirnya, semua harta milik Bujang yang ia peroleh dari perahu-perahu yang dikalahkannya akan jatuh ke tangannya. Untuk menyembunyikan niat jahatnya itu, Bujang yang sedang tertidur lelap pun dibawanya ke ume mereka dan ditidurkan di pondok peristirahatan yang ada di ume tersebut. Malam harinya pondok tersebut dibakarnya. Rangga Tuban pun mengatur seolah-olah pondok itu terbakar tanpa disengaja. Melihat pondok yang terbakar tersebut, berbondong-bondong penduduk sekitar memadamkan api yang makin mengganas. Setelah api berhasil ditaklukkan, apa yang terjadi dengan Bujang? Begitu api padam, tanpa diduga-duga, Bujang keluar dari puing pondok yang masih berasap. Setelah tahu yang terbakar pondok ume-nya bukan rumah tempat ia tinggal bersama kedua orang tuanya, Bujang pun sadar bahwa ayahnya lah yang membawanya ke pondok itu, lalu membakarnya. Bujang betul-betul heran dengan sikap ayahnya itu. Yang terfikir olehnya, mungkin ayahnya merasa tak mau dikalahkan siapapun termasuk anaknya sendiri. Untuk mepercepat kehendak ayahnya itu Bujang pun angkat bicara, "Ayah, sebelumnya aku mohon maaf. Aku sudah tahu sejak lama Ayah menginginkan nyawaku. Tapi, untuk itu, tak akan ada gunanya dengan mengeluarkan semua ilmu milik ayah. Sebab aku baru akan mati jika Ayah menusukkan ujung daun lalang ke jari manisku." Tapi, lanjut Bujang, sebelum dilakukan ia meminta agar permohonannya dikabulkan. "Kuburkan aku di antara langit dan bumi bersama-sama dengan hartaku yang ada di rumah. Lalu masukkan lah ke dalam sebuah tajau dan kuburkanlah di sebelah sisi kiriku. Dan, ampunkan semua kesalahanku," itulah permintaan Bujang. Setelah mendengar permintaan dan rahasia kelemahan anak angkatnya itu, segeralah Rangga Tuban mengambil ujung lalang lalu menusukkannya ke jari manis Bujang. Setelah itu Bujang pun meninggal dunia. Sesuai permintaan Bujang, Rangga Tuban pun menguburkannya di atas sebuah bukit bersama-sama dengan tajau (berisi emas) di sisi kirinya. Dengan demikian habislah harapan Tangga Tuban untuk memiliki harta Bujang. Sekarang tempat dimana Bujang dikuburkan dikenal dengan nama Bukit Bujang dan kuburannya dikeramatkan orang dengan sebutan Keramat Bujang. Mengenai harta Bujang yang ikut dikuburkan, saat ini, dikenal dengan tempayan Bujang. Pernah suatu waktu, puluhan tahun silam, ada dua orang lelaki berniat meminta harta tersebut. Maka bertapalah kedua orang itu di Keramat Bujang. Setelah tiga hari tiga malam, datanglah roh Bujang
menghampiri mereka sambil berkata, "Kau boleh ambil hartaku, tapi harus menyerahkan darah orang yang kau sayangi." Sekejap kemudian raiblah roh Bujang. Setelah berfikir sesaat kedua orang itupun kembali ke rumahnya sambil memikirkan apakah mereka harus menyerahkan darah orang yang mereka sayangi atau tidak mendapatkan harta yang mereka idam-idamkan. Akhirnya, kedua orang ini pun menemukan jalan keluar. Yaitu, memalsukan darah segar dengan pati samak (getah samak yang berwarna merah mirip darah, red.). Untuk melaksanakan rencananya, segeralah mereka menebangi batang samak di sekitar tempat tersebut dan mengumpulkannya dalam sebuah wajan dan segera menyerahkannya ke keramat Bujang. Tak lama kemudian datanglah roh Bujang dan memberi petunjuk agar menggali sebelah kiri kuburan tersebut. Sekitar tiga jam menggali tampak tutup tembikar yang tak lain dan tak bukan adalah tutup tempayan Bujang. Mereka pun segera melebarkan galian hingga akhirnya menemukan tempayan yang utuh dan mengikatkannya pada sebuah pikulan agar mudah diangkat. Setelah semuanya beres, dengan bersemangat, mereka langsung turun dari bukit itu. Setibanya di Tebat Bedong, saking gembiranya, pemikul yang berada di depan berkata, "Eh, rupanya beliau yang di atas itu bisa juga dibohongi. Pakai pati samak pun kita dapat mengambil harta karunnya, tak perlu pakai darah segar segala." Sekejap setelah pemikul di depan mengakhiri ucapannya, aneh bian ajaib, pengikat tempayan itu putus dan mengelinding ke atas bukit serta masuk kembali ke tempat semula. Sementara tanah bekas galian bergerak sendiri menutup lobang galian. Hingga saat ini tak satu pun ada yang berani meminta harta keramat Bujang tersebut. Narasumber: Selimun, 61 tahun (1986), penduduk Desa Bantan Kecik. Source :https://www.belitungtimur.com
Analisislah karakteristik hikayat tersebut! Analisislah, apakah pesan yang terkandung dalam hikayat tersebut! E. Lembar Kerja 1 (pertemuan 1)
F. Lembar Kerja 2 (Pertemuan 2) …………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………..…………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………..……………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..……………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..…………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………..……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………..………………………………………………………………………………………………………………………………………… Interpretasikan atau tafsirkan nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat Keramat Bujang dalam kehidupan seharihari Nilai sosial Nilai Moral Nilai Agama Nilai Budaya
Produksi Video Stop Motion Tahap Perencanaan Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Minat fotografi Minat videografi Minat publik speaking Bakat menulis/merancang cerita Media sosial Sutradara G. Lembar Kerja 3 Deskripsi kegiatan 1. Pembuatan narasi 2. Pengumpulan foto atau gambar yang diperlukan 3. Instalasi aplikasi stop motion di gawai 4. Proses penyuntingan atau editing 5. Proses penyuntingan atau editing 6. Proses penyuntingan atau editing 7. Finishing 8. Unggah ke IG Tuliskan Jadwal rencana produksi Tuliskan pembagian tugas anggota kelompok Tanggal 1. …………………… 2. …………………… . 3. …………………… Tempat 1. Sekolah 2. ……………………… 3. ………………………
Deskripsikan kegiatan Pengumpulan gambar kelompokmu Tuliskan narasi yang berupa penceritaan Kembali Hikayat Keramat Bujang
Ceritakan proses instalasi aplikasi stop motion kelompokmu Ceritakan proses penyuntingan kelompokmu
Ceritakan proses finishing hingga unggah ke media social kelompokmu