The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

FLIPBOOK SISTEM RESPIRASI - Najla Devanza XI MIPA 6

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by najla.lamysa.1, 2021-06-20 10:06:59

FLIPBOOK SISTEM RESPIRASI - Najla Devanza XI MIPA 6

FLIPBOOK SISTEM RESPIRASI - Najla Devanza XI MIPA 6

NAJLA DEVANZA MUSPI - XI MIPA 6

Respirasi adalah proses metabolisme tubuh
menggunakan glukosa dan O2 dan untuk
menghasilkan energi dan zat sisa CO2. Sementara
pernapasan adalah proses pertukaran gas/udara
antara makhluk hidup dengan lingkungannya

OORRGGAANN--OORRGGAANN
RREESSPPIIRRAASSII

1. Hidung

Alat pernapasan terluar sebagai jalur masuk
udara yang pertama.

Bagian depan terdapat nares (cuping
hidung) anterior dan di belakang
berhubungan dengan bagian atas farings
(nasofaring).
Rongga hidung terbagi menjadi 2 bagian
yaitu vestibulum, merupakan bagian lebih
lebar tepat di belakang nares anterior, dan
bagian respirasi.
Memiliki selaput lendir untuk menangkap
benda asing yang masuk lewat saluran
pernapasan.
Memiliki konka yang terdiri dari banyak
kapiler darah untuk menghangatkan udara
yang masuk.
Fungsi hidung : menyesuaikan suhu udara,
melembapkan udara, menyaring kotoran pada
udara, dan indra penciuman.

2. Faring

Daerah percabangan menuju rongga hidung,

esofagus, dan trakea.

Faring dibagi menjadi 3 yaitu : nasofaring,

orofaring, dan laringofaring.

1.Nasofaring : terdapat saluran yang

menghubungkan dengan tuba eustachius

dan tuba auditory.

2.Orofaring : memberi refleks menelan yang

menimbulkan makanan terdorong masuk

ke esofagus dan katup menutup laring agar

makanan tidak masuk ke saluran Faring dilengkapi epiglotis yang dapat

pernapasan. membuka dan menutup. Fungsi lain dari

3.Laringofaring : Pemisah sistem respirasi faring menyediakan ruang dengung

dan sistem digestif. (resonansi) untuk suara percakapan.

OORRGGAANN--OORRGGAANN

RREESSPPIIRRAASSII

3. Laring

Pangkal tenggorakan yang terdiri dari
lempengan-lempengan tulang rawan.

Laring diselaputi oleh membrane mukosa
yang terdiri dari epitel berlapis pipih yang
cukup tebal sehingga kuat untuk menahan
getaran-getaran suara pada laring.
Dinding laring digerakkan otot untuk
membuka dan menutup glotis yang
menghubungkan faring dengan trakea.
Laring dilengkapi dengan pita suara yang
terletak pada jakun yang menghasilkan
suara
Laring dapat ditutup oleh katup epiglotis
agar makanan tidak masuk kedalamnya.

Pita suara pria jauh lebih tebal daripada pita suara wanita.

4. Trakea

Batang tenggorokan yang tersusun atas 16-20
cincin tulang rawan.

Dinding-dinding trakea tersusun atas sel
epitel bersilia yang menghasilkan lendir
untuk penyaringan lanjutan udara yang
masuk dan menjerat partikel-partikel
asing.
Sel silia berdenyut akan menggerakan
mukus sehingga naik ke faring yang dapat
ditelan atau dikeluarkan melalui rongga
mulut. Hal ini bertujuan untuk
membersihkan saluran pernapasaan.
Trakea terletak di depan saluran esofagus dan
mengalami percabangan di bagian ujung.
Bagian yang memisahkan trakea menjadi
bronkus kiri dan kanan disebut karina.

OORRGGAANN--OORRGGAANN

RREESSPPIIRRAASSII

5. Bronkus

Cabang trakea yang terletak di bagian dada, dan terdiri
atas lempengan tulang rawan dan otot halus.

Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus.
Trakea bercabang menjadi dua bronkus, yaitu
bronkus sebelah kiri dan sebelah kanan yang menuju
paru-paru.
Bronkus sebelah kanan (bronkus primer) bercabang
menjadi tiga bronkus lobaris (bronkus sekunder).
bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua
bronkiolus.
Bronkiolus mengandung kelenjar submukosa yang
memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak
terputus untuk melapisi bagian dalam jalan nafas.
Fungsi utama bronkus adalah menyediakan jalan bagi
udara yang masuk dan keluar paru-paru.

6. Paru-paru (Pulmo)

Alat pernapasan yang terletak di dalam rongga
dada, di kanan-kiri jantung, dan di atas
diafragma.

Pleura adalah lapisan berupa cairan limfa
yang melindungi paru-paru. Jaringan tipis
ini mengandung serat elastin, fibroblas, dan
kolagen.
Pleura di sebelah dalam disebut pleura paru-
paru (pleura visceralis) dan di sebelah luar
disebut pleura rongga dada (pleura
parietalis).
Paru-paru terbagi menjadi dua bagian:
Paru-paru kanan (Pulmo dekster) : 3 lobus, 3
bronkiolus, 3 kelompok alveolus.
Paru-paru kiri (Pulmo sinister) : 2 lobus, 2
bronkiolus, 2 kelompok alveolus.

OORRGGAANN--OORRGGAANN

RREESSPPIIRRAASSII

7. Alveolus

Gelembung-gelembung paru-paru di ujung bronkiolus
sebagai tempat pertukaran O2 dan CO2 secara difusi.

Alveolus memiliki dinding yang sangat tipis dan
mengandung kapiler darah.
Bentuknya bulat poligonal, septa antar alveoli
disokong oleh serat kolagen, dan elastis halus.
Sel alveolar besar menghasilkan surfaktan
pulmonar. Surfaktan ini fungsinya untuk
mengurangi kolaps alveoli pada akhir ekspirasi.
Jaringan diantara 2 lapis epitel alveoli disebut
interstisial.
Septa tipis diantara alveoli disebut pori Kohn.
Sel fagosit utama dari alveolar disebut makrofag
alveolar yang jumlahnya melebihi sel-sel lainnya.

KKaappaassiittaass PPaarruu--ppaarruu

Jumlah volume udara yang dapat ditampung oleh paru-paru

1. Udara tidal (pernapasan), yaitu volume 4. Udara residu, yaitu volume sisa yang
ketika inspirasi atau ekspirasi, ±500 mL. selalu berada dalam paru-paru dan tidak
2. Udara cadangan inspirasi (komplemen- dapat diekspirasikan, ±1000 mL.
ter), yaitu volume ketika inspirasi kembali 5. Kapasitas inspirasi, yaitu jumlah udara
setelah inspirasi, ±1500 mL. tidal dan cadangan inspirasi, ±2000 mL.
3. Udara cadangan ekspirasi (subplemen- 6. Kapasitas residu fungsional, yaitu
ter), yaitu volume ketika ekspirasi kembali jumlah udara residu dan cadangan
setelah ekspirasi, ±1500 mL. ekspirasi, ±2500 mL.
7. Kapasitas vital, yaitu jumlah udara
maksi-mum yang dapat diekspirasikan
setelah inspirasi sekuat-kuatnya, kira-kira
±3500 mL.
8. Kapasitas total, yaitu jumlah kapasitas
vital ditambah udara residu, kira-kira
±4000 mL.

Pernapasan pada manusia dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:
A. Pernapasan dada
Pada pernapasan dada, otot yang berperan penting adalah otot antar tulang rusuk.
Otot tulang rusuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu otot tulang rusuk luar yang berperan
dalam mengangkat tulang-tulang rusuk dan tulang rusuk dalam yang berfungsi
menurunkan atau mengembalikan tulang rusuk ke posisi semula.

B. Pernapasan Perut
Pada pernapasan ini, otot yang berperan aktif adalah otot diafragma dan otot dinding
rongga perut.

Bila otot diafragma berkontraksi, posisi diafragma akan mendatar. Hal itu
menyebabkan volume rongga dada bertambah besar sehingga tekanan udaranya
semakin kecil. Penurunan tekanan udara menyebabkan mengembangnya paru-paru,
sehingga udara mengalir masuk ke paru-paru (inspirasi).
Sebaliknya, ketika otot diafragma relaksasi, posisi diafragma akan melengkung. Hal itu
menyebabkan volume rongga dada mengecil sehingga tekanan udaranya semakin besar.
Peningkatan tekanan udara menyebabkan mengempisnya nya paru-paru,sehingga
udara keluar dari paru-paru (ekspirasi).

Respirasi Eksternal

Proses menghirup udara dari lingkungan dan menukar
oksigen yang dihirup dengan karbondioksida di dalam paru-
paru. Pada respirasi eksternal, oksigen masuk ke dalam
darah dan karbondioksida berdifusi keluar ke paru-paru.

Proses difusi pengikatan O2 :
Pada sistem ini, oksigen yang berada di permukaan
alveolus berdifusi masuk ke kapiler darah. Di dalam
kapiler darah oksigen diikat oleh hemoglobin (eritrosit)
dan oksigen berubah menjadi senyawa oksihemoglobin.
Reaksi kesetimbangan yang terjadi pada proses pengikatan
oksigen adalah:

Hb4 + 4O2 <-> 4HbO2
Oksihemoglobin dalam darah kemudian selanjutnya
akan bergerak ke seluruh tubuh untuk mengirimkan
oksigen ke sel/jaringan sebagai oksidator dalam
peristiwa respirasi di mitokondria.

Proses difusi pelepasan CO2 :
Pada sistem ini terjadi pertukaran CO2 yang dibawa
oleh darah dari sel. Darah yang masuk ke dalam kapiler
paru-paru mengangkut CO2 dalam bentuk ion karbonat
(HCO3-), Asam karbonat (H2CO3) yang terlarut dalam
plasma dan karbominoglobin (HbCO2). Reaksi :

H2CO3 -> H2o +CO2
H+ + HCO3 -> H2CO3 -> H2O + CO3

HbCO2 -> Hb + CO2
Ion H+ yang digunakan untuk mengubah HCO3- menjadi
H2CO3 dan selanjutnya diuraikan menjadi H2O dan CO2
berasal dari HHb. Reaksi pelepasan :

HHb -> H+ + Hb (hemoglobin)

Setelah Hb terbebas dari H+ maka Hb dapat mengikat
oksigen yang berdifusi dari udara bebas di alveolus
membentuk oksihemoglobin.

Respirasi Internal

Pertukaran gas antara sel darah merah di dalam
pembuluh kapiler dengan jaringan di dalam tubuh.
Proses ini terjadi setelah sel darah merah mengikat O2
membentuk oksihemoglobin (HbO2).

Pada sistem ini, oksihemoglobin sampai pada
membran sel atau jaringan tubuh. Lalu,
oksihemoglobin melepaskan oksigen. Oksigen
berdifusi masuk ke dalam cairan sel dan menuju ke
mitokondria. Hb yang sudah tidak mengikat oksigen
akan mengikat CO2 yang keluar dari sel dan
membentuk karbominoglobin. Tapi, tidak semua Hb
mengikat oksigen, sisanya akan berikatan dengan
H+ membentuk HHb. Reaksi :

HbO2 -> Hb + O2
Hb + CO2 -> HbCO2 (karbominoglobin)

Hb + H+ -> HHb

Pada sistem ini, CO2 juga akan diubah menjadi ion
karbonat dan asam karbonat menurut reaksi :

H2O + CO2 -> H2CO3
H2O + CO2 -> H2CO3 -> H+ + HCO3-

Semua reaksi pengikatan dan pengubahan CO2 ini
dikatalisis oleh enzim karbonat anhidrase dan
berlangsung di dalam eritrosit. Tahap selanjutnya ion
karbonat dan asam karbonat keluar dari eritrosit
menuju ke plasma darah dan diangkut ke alveolus.
Perpindahan ion karbonat dari eritrosit ke plasma
diikuti dengan pergerakan Cl- dari plasma ke eritrosit.
Pertukaran ion antara plasma dengan eritrosit ini
dikenal dengan mekanisme pertukaran clorida.

oksigen dan karbondioksida dapat bertukar karena perbedaan tekanan.

FFRREEKKUUEENNSSII

PPEERRNNAAPPAASSAANN

Frekuensi pernapasan adalah jumlah
udara yang keluar masuk ke paru-paru
setiap kali bernapas. Pada umumnya,
frekuensi pernapasan manusia sebanyak
15-20 kali per menit.

Faktor-faktor yang mempengaruhi
frekuensi pernapasan :

1. Usia 2. Jenis kelamin
Semakin bertambahnya usia seseorang Pada umumnya, pria memiliki frekuensi
akan semakin rendah frekuensi pernapasan yang lebih tinggi
pernapasannya. Hal ini karena semakin dibandingkan dengan wanita. Kebutuhan
bertambah usia, energi yang dibutuhkan akan oksigen serta produksi
semakin sedikit dibandingkan dengan karbondioksida pada pria lebih tinggi
usia pertumbuhan, maka oksigen yang dibandingkan wanita. Hal ini juga
dibutuhkan pun sedikit. berhubungan dengan aktivitas pria yang
lebih banyak sehingga membutuhkan
energi yang lebih banyak.

3.Suhu tubuh
Ketika suhu tubuh menurun , maka
metabolisme dalam tubuh akan
meningkat. Tubuh membutuhkan lebih
banyak oksigen untuk oksidasi tubuh
(pembakaran). Dengan begitu, tubuh
akan mempercepat pembakaran agar
tetap hangat.

FFRREEKKUUEENNSSII

PPEERRNNAAPPAASSAANN

4. Posisi atau kedudukan tubuh dan aktivitas
Posisi tubuh mempengaruhi otot yang bekerja,
semakin banyak otot bekerja semakin banyak
energi yang diperlukan sehingga semakin
banyak oksigen yang dibutuhkan dan
mempercepat frekuensi pernapasan kita.
Seseorang yang aktivitas fisiknya tingi seperti
olahragawan akan membutuhkan lebih banyak
energi daripada orang yang diamatau santai,
oleh karena itu, frekuensi pernapasan orang
tersebut juga lebih tinggi.

5. Emosi Seseorang
Peningkatan emosi akan membuat otak
dan syaraf bekerja lebih keras. Hal ini
menyebabkan kebutuhan oksigen
meningkat agar dapat memampukan
otak bekerja cepat dalam waktu pendek
sehingga dapat melaksanakan problem
solving.

6. Konsentrasi O2 dan CO2 di Udara
Konsentrasi 02 yang sedikit di udara yang kita
hirup mempengaruhi kebutuhan 02 tubuh ,

tubuh akan bereaksikan dengan menambah
frekuensi pernapasan sehingga dapat memenuhi
kebutuhan 02 yang dibutuhkan.

Asfiksi : Terganggunya pengangkutan oksigen
ke jaringan tubuh akibat adanya bakteri
dipococcus pneumonia sehingga alveolus terisi
oleh cairan lendir dan cadiran limpa,
tenggelam, serta dapat disebabkan oleh
kearacunan CO dan HCN atau gangguan pada
sistem sitokrom yang merupakan enzim dari
pernapasan.

Hipoksia : Kondisi rendahnya kadar oksigen di
sel dan jaringan yang menyebabkan
kegagalan metabolisme tubuh. Penyebab lain
adalah adanya penyakit atau gangguan pada
paru-paru dan saluran pernapasan, atau
karena efek samping obat.

Asidosis : Kondisi peningkatan kadar asam
karbonat darah akibat keracunan CO2 dan CO
yang menyebabkan turunnya pH darah.
Penyebab lain adalah produksi asam yang
berlebihan, pengeluaran asam yang
terganggu, dan proses keseimbangan asam-
basa di dalam tubuh yang tidak normal.

Asma : Penyempitan dan peradangan saluran
pernapasan atau hipersensitivitas bronkiolus
terhadap benda asing atau stimulan lain.
Penyakit ini menyebabkan rasa sesak di dada,
batuk-batuk dan susah bernapas. Asma dapat
disebabkan oleh debu, asap rokok, bulu
binatang, udara dingin, aktivitas fisik, infeksi
virus atau bahkan terpapar zat kimia.

Emfisema : Kondisi hilangnya elastisitas
paruparu dan dinding alveolus. Penyebab
utama terjadinya emfisema adalah paparan
jangka panjang zat yang dapat mengiritasi
paru-paru, seperti asap rokok, polusi udara,
asap atau debu bahan kimia dari lingkungan.

Tuberkulosis (TBC) : Penyakit akibat
Mycobacterium tuberculosae. Bakteri ini
menimbulkan bintil- bintil (turbekel) pada
dinding alveolus. Jika penyakit ini menyerang
dan dibiarkan semakin luas, dapat
menyebabkan sel-sel paru-paru mati. Akibatnya
paru- paru akan kuncup atau mengecil. Hal
tersebut menyebabkan para penderita TBC
napasnya sering terengah-engah.

Influenza : Flu atau influenza adalah infeksi
virus yang menyerang hidung, tenggorokan,
dan paru-paru. Penderita flu akan mengalami
demam, sakit kepala, pilek, hidung tersumbat,
serta batuk. Seseorang dapat tertular flu jika
tidak sengaja menghirup percikan air liur di
udara yang dikeluarkan penderita ketika bersin
atau batuk.

Pneumonia : peradangan paru-paru yang
disebabkan oleh infeksi bakteri Diplococcus
pneumoniae yang menyebabkan alveolus terisi
cairan limfa. Pneumonia juga dikenal dengan
nama paru-paru basah. SARS-CoV- 2 yang
menyebabkan COVID-19 adalah salah satu jenis
virus yang bisa menyebabkan pneumonia.
Pneumonia akibat COVID-19 bisa menyebabkan
komplikasi berbahaya.

Trakeostomi
Trakeostomi merupakan suatu prosedur
pembedahan yang dilakukan untuk memasang
alat seperti selang di dalam trakea. Pemasangan
selang ini bertujuan untuk memberikan jalan
bagi sistem pernapasan, caranya dengan
menghisap lendir-lendir yang menghalangi
sistem pernapasan. Trakeostomi biasanya
dilakukan untuk menangani kondisi darurat
medis atau penyakit tertentu yang menyebabkan
pasien mengalami hambatan jalan napas atau
gagal napas.

Pulmotor
Pulmotor merupakan alat yang digunakan untuk
melakukan proses pernapasan buatan. Alat ini
biasanya digunakan pada pasien atau orang
yang mengalami gangguan pernapasan, seperti
gangguan pernapasan karena tenggelam dan
gangguan pernapasan karena kaget saat
tersengat listrik. Alat ini memiliki cara kerja
seperti pompa yang memberi tarikan dan
tekanan, sehingga penyumbatan yang terjadi
bisa dikeluarkan.

Oksigen Kateter
Oksigen kateter adalah selang yang berfungsi
mengalirkan oksigen ke dalam tubuh pasien.
Oksigen kateter biasanya akan tersambung
dengan tabung oksigen yang diletakkan di
samping tempat tidur pasien. Oksigen kateter
dipasangkan dalam kondisi darurat seperti
mengalami koma, penyakit berat, setelah
mengalami operasi dan tindakan-tindakan
lainnya.

Spirometer
Spirometer merupakan alat yang digunakan
untuk diagnosa kondisi paru-paru. Alat ini bisa
dipakai ketika pasien mengeluhkan adanya
gangguan pada sistem pernapasan. Jenis
gangguan ini bermacam-macam, mulai dari sesak
napas, batuk, keluarnya lendir yang berlebih dan
lain sebagainya. Selain penyakit paru obstruktif
kronis, Spirometer dapat digunakan untuk
mendiagnosa penyakit-penyakit lainnya, seperti
asma, bronchitis kronis, emfisema, fibrosis paru
dan lain sebagainya. Efek samping penggunaan
alat Spirometer ini bisa berupa sesak napas,
kepala yang tiba-tiba pusing dan lain sebagainya.

Nebulizer
Nebulizer merupakan alat yang sering digunakan
bagi mereka yang mengidap asma kronis. Asma
kronis ini merupakan asma yang tidak bisa
disembuhkan lagi, tapi masih bisa diatasi dengan
sejumlah obat-obatan tertentu. Nebulizer sendiri
merupakan alat yang memiliki kemampuan
mengubah obat dalam bentuk cair menjadi uap.
Uang inilah yang nantinya akan dihirup oleh
penderita Asma.


Click to View FlipBook Version