KKaattaarrssiiss E D I S I 4 . 2 J U L I 2 0 2 3
Ketua HMP Kemasindo Aulia Ramadhanti Pemimpin Redaksi Almira Wynne Shabrina Redaktur Pelaksana Tri Wulandari Redaktur Diya Ayu Solehah Azzra Rahma Chandran Noor Litasari Viona Deby Pradita Almira Wynne Shabrina Desain Grafis Agil Mila Tri Astuti Fadhillah Yogi Kurniawan COVER...................................................... DAFTAR ISI................................................ TIM REDAKSI............................................. SAPA REDAKSI.......................................... CERPEN..................................................... Dunia di Balik Kaca...................................... OPINI........................................................ Buku dan Segala Andilnya............................. Apakah Orang yang Rajin Baca Buku Pasti Sukses?...................................................... Sulitnya Menumbuhkan Minat Baca Pada Generasi Muda............................................ FAKTA MENARIK........................................ Membaca Buku, Membuka Dunia................... RESENSI.................................................... Novel Pulang Karya Leila S. Chudori............... PUISI......................................................... Biografi Lain Ani dan Budi............................. Yang Terabaikan.......................................... Buku Si Jendela Dunia.................................. Buku Jendela Dunia...................................... TIPS & TRICK............................................. Meningkatkan Minat Baca............................. Mudah Bosan ketika Membaca? Ini Tips dan Trik Atasi Rasa Bosan ketika Membaca!........... DAFTAR ISI TIM REDAKSI Daftar Isi Katarsis 2 1 2 2 3 4 4 10 10 13 15 18 18 21 21 23 23 24 24 24 25 25 27
Sapa Redaksi Hay guys, apa kabar? Semoga sehat dan bahagia selalu ya, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Sehingga kami tim redaksi Majalah KATARSIS bisa menyelesaikan majalah edisi ini untuk seluruh mahasiswa Sastra Indonesia UNS dan para pembaca sekalian. Wah! Ada yang baru ini... kembali lagi dengan Majalah KATARSIS edisi terbaru dari kami. Tema majalah edisi kali ini adalah ”Membaca Buku, Membuka Dunia”, kami mengambil topik ini karena memperingati Hari Buku Nasional pada tanggal 17 Mei. Semoga edisi terbaru ini bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi pembaca. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan majalah ini. Dan semoga kami dapat menerbitkan majalah ini hingga edisi edisi berikutnya. Kritik dan saran ditunggu untuk menyempurnakan Majalah KATARSIS di edisi selanjutnya. Selamat membaca! SAPA REDAKSI Katarsis 3
Cerpen Dunia di Balik Kaca Karya Julia Tri Kusumawati Ini seperti labirin, maju mundur berbelok, lalu kembali? Hieroglif memenuhi kepala, ini di mana? Kamu siapa? Aku siapa...? Semua hitam kumbang, cahaya lesap ditelan gelap. Mencekam. Bak memandang lili lelabah merah di tepi sungai kematian. Satu detik, dua detik, tiga detik, bahkan orkestra tonggeret tak dapat terdengar. Hanya ada hitam dan sunyi. Sunyi dan hitam. Selamanya. Ketika kututup mataku yang kulihat hanyalah gelap yang berkepanjangan. Sebuah spesi hitam abadi yang tak ada habisnya, tak ada suara lain selain detak jantungku sendiri yang bisa lesap tanpa kusadari. Ruang hampa yang terbentang luas, ke arah mana pun kakiku melangkah, yang kutemukan hanyalah kekosongan. Namun, ketika kubuka mataku, meski pemandangan dunia bisa kulihat secara gamblang, kegelapan yang menenggelamkan anganku tak pernah menghilang. Karena di mana pun mata ini memandang, dunia ini tetaplah kelam. Karena di mana pun mata ini memandang, yang kulihat hanyalah tempat yang sama. Sebuah ruangan pengap yang bau antiseptiknya begitu kuat. Sebuah ruangan yang bagiku sudah menjadi penjara karena aku tak akan pernah bisa lari darinya. Secara literal, karena kaki ini sudah mustahil untuk bangkit lagi. Mungkin saja, dunia ini dulu tak segelap ini. Mungkin saja apa yang membayangi setiap detik dalam kehidupanku hanyalah keping-keping masa lalu yang masih tak rela kulepaskan. Mungkin saja, kegelapan yang menggerogotiku hanyalah keputusasaan tanpa henti saat aku sadar bahwa aku tak akan pernah bisa merasakan kakiku lagi. Mungkin... mungkin aku hanya bertanya-tanya kenapa dunia begitu tak adil. Sebulan lalu aku seperti orang lain, menjalani kehidupan hambar yang begitu-begitu saja. Kuakui, terkadang gerutuan dan keluhan lolos Katarsis 4
Cerpen dari bibirku, terkadang aku mengutuk hal-hal sepele yang mengganggu rutinitasku. Namun meski begitu, yang kuinginkan hanyalah hidup dengan tenang seperti orang-orang. Kehidupan hambar dimana aku hanya bangun, bekerja, tidur, lalu bangun lagi... meski kehidupan yang kujalani begitu membosankan dan monoton. Meski aku mungkin pernah mengeluhkan betapa datarnya hidup yang kujalani, tapi hanya begitulah cara yang kutahu untuk hidup. Ketika kecelakaan itu terjadi, ketika rasa sakit yang menerjangku bahkan sudah tak mampu kurasakan lagi. Ketika aku bangun dan yang menyambutku adalah dokter dan raut wajah yang menampakkan rasa iba yang mendalam. Dan ketika otakku dipaksa untuk memahami bahwa aku harus merelakan kemampuanku untuk berjalan di atas daratan selamanya. Aku tak tahu lagi, semuanya terasa memburam, semuanya serasa jadi mimpi buruk berkepanjangan yang tak membiarkanku bangun. Namun meski minggu-minggu terlewati, aku masih terjebak dalam ranjang tanpa mampu melangkah pergi, aku sadar bahwa rutinitas monoton yang kukeluhkan sesungguhnya adalah segalanya. Maka aku menghabiskan waktuku terbaring di ranjang rumah sakit. Tanpa bisa membayangkan bagaimana aku akan menjalani kehidupanku setelah ini. Tanpa ada harapan secuil pun untuk bisa melangkah maju menghadapi ujian yang terjadi. Mungkin harusnya aku mati saja. Jiwaku sudah mati saat tubuhku dihantam mobil di jalanan. Yang hidup hanya tubuhku, namun tubuhku ini juga menolak untuk bergerak maju. Aku... aku tak akan lagi bisa melihat dunia. Apa lebih baik aku menyerah saja? Aku ingin tertawa tapi aku tak bisa. Aku ingin tersenyum tapi yang kurasakan hanya kepedihan yang mendalam. Dan ketika aku berusaha menutup mata, yang kutemui bukan bunga tidur yang memabukkan, namun kegelapan abadi yang berusaha menenggelamkanku setiap malam. *** Many a book is like a key to unknown chambers within the castle of one’s own self. -Franz Kafka. “Kenapa Alice mengejar kelinci putih?” Di suatu siang dalam siklus keseharian, aku mendengar suara yang datang tiba-tiba. Suara yang nyaring namun tak memekakkan telinga. Awalnya aku tak membalas barang sepatah kata, karena kukira sang pemilik suara tidak melemparkan pertanyaan itu kepadaku. Namun ketika aku menoleh ke arah samping, aku menemukan sepasang netra yang menatapku intens. Pemiliknya adalah penghuni dari ranjang di sebelahku. Seingatku ia baru dipindahkan kemari sekitar tiga hari lalu. Aku sudah membuka mulut, namun ia melanjutkan, “Tapi aku paham, kalau aku melihat seekor kelinci memakai jas dan memegang jam saku, aku mungkin juga aku akan mengejarnya.” “Ee... eh?” aku sama sekali tak paham apa yang sedang ia katakan. “Tapi jika aku benar melihatnya, hal pertama yang kupikirkan adalah mungkin aku sedang berhalusinasi. Tidak mungkin aku bertemu kelinci, apalagi aku hampir tak pernah keluar dari rumah sakit.” Awalnya aku memang tak terlalu mendengarkan, namun kalimat terakhir dalam ucapannya mencuri perhatianku. Aku menoleh lagi ke arahnya, untuk pertama kalinya benar-benar melihat ke keseluruhan figurnya. Yang kulihat hanyalah seorang gadis kecil, ya tak sekecil itu, mungkin usianya sekitar lima belas tahun. Kalau begitu, apa yang dia maksud dengan tak pernah keluar rumah sakit? Melihatku yang tak menjawab lagi, dia langsung memandangku dengan ekspresi terkaget-kaget. “Jangan-jangan kakak belum pernah membaca Katarsis 5
Cerpen Alice in Wonderland!?” dia seolah mengucapkan hal paling mustahil sedunia. “Em... aku pernah mendengar judulnya. Tapi aku tak pernah membaca bukunya,” aku tak pernah tertarik pada buku. Apa pun jenisnya, buku hanyalah tumpukan kertas penuh tulisan. Jika aku harus mengisi waktu dengan sesuatu, lebih baik aku berjalan-jalan menikmati pemandangan. Ah... namun bukankah aku yang sekarang sudah tak mampu melakukannya? “Hah!?” dari nada suaranya, itu bukan hanya kekagetan namun dia juga tampaknya sedikit marah. Gadis itu langsung menggeser badannya lebih dekat ke arahku. Mengeluarkan sebuah buku tipis yang entah ia ambil dari mana, aku yakin aku tak melihat buku itu sebelumnya. “Meski kuakui kadang aku tak paham maksud buku ini apa, tapi ini adalah sebuah kegilaan yang menyenangkan!” “Kegilaan? Bukankah itu buku anak-anak?” kuyakin keheranan di wajahku sangat kentara, karena disertai dengan ekspresi menggebugebu yang ditunjukkannya sebelumnya, gadis itu langsung tersenyum penuh arti. “Siapa bilang kegilaan tidak boleh ada di buku anak-anak? Salah satu cerita anak-anak di Jepang menceritakan tentang pendosa yang menyelamatkan laba-laba, ketika ia berada di neraka, ada jaring laba-laba yang turun dari langit.” “Lalu...?” “Ketika dia naik, banyak pendosa lain yang mengikutinya. Tapi jaring laba-laba itu putus dan para pendosa termasuk tokoh utamanya jatuh kembali ke neraka.” Aku tidak paham pesan moral macam apa yang berusaha disampaikan oleh penulisnya. Tapi kurasa cerita itu... cukup menarik? Yang pasti aku tidak akan membayangkan cerita anak-anak berakhir sesadis itu. “Raut wajahmu masih seperti orang bingung. Kenapa bingung ketika cerita rakyat Sangkuriang dari awal sampai akhir saja seliar itu.” Aku... tak bisa membantah hal itu. Jika kuingatkuingat cerita Sangkuriang memang agak liar, dan anehnya, dulu aku tak mempertanyakannya sedikit pun saat mendengarnya di masa kanakkanak. Dibandingkan itu, cerita pendosa yang jatuh kembali ke neraka tidak seaneh itu bukan? Ya, tapi setelah kupikirkan kembali, cerita itu tetap aneh.... “HA!” gadis itu berteriak tiba-tiba, ketika kutolehkan kepalaku ke arahnya, ia mengarahkan jari telunjuknya tepat di depan wajahku, “Akhirnya kakak tersenyum. Kukira otot wajahmu sudah kaku karena sejak pertama kali aku di sini, wajahmu muram sekali.” “Aah...” aku tersenyum? Kukira setelah kemampuanku untuk bangkit dengan kakiku sendiri diambil dariku, kemampuanku untuk menunjukkan kebahagiaan juga ikut diambil. Namun ternyata aku salah, kukira aku sudah menyerah untuk hidup. Jika hanya dengan mendengarkan cerita aneh dari gadis energik di sebelahku saja bisa membuatku tersenyum, tampaknya aku tak sepasrah itu, tampaknya aku bukan hanya mayat hidup yang sudah kehilangan arah. “Kalau begitu... bagaimana jika kuceritakan kisah manusia yang berubah menjadi kecoa?” Aku tersedak ludahku sendiri, “Kecoa!?” Gadis itu mengangguk riang, “Metamorfosis oleh Franz Kafka, sebenarnya cerpennya yang lain juga bagus, tapi itu yang paling... aneh? Aku juga bisa menceritakan tentang novel dari Putu Wijaya yang tokohnya bisa berbicara dengan pohon.” Aku memijit keningku pelan saat gadis di Katarsis 6
sebelahku tak juga menghentikan ceramah panjangnya tentang cerita-cerita yang pernah ia baca. Ketika ia mulai merancau soal sebuah cerita pendek tentang misteri pembunuhan yang ternyata setelah dilakukan penyelidikan ditemukan pelakunya adalah orang utan, aku langsung memotong, “Apa tidak ada bacaanmu yang normal?” Ia berhenti bicara, membuang muka ke arah samping lalu mulai tertawa canggung, “Aku... membaca banyak hal, tetapi jika aku harus menceritakan kepada orang lain, bukankah lebih menarik jika aku menceritakan kisah yang... berbeda?” Ia sendiri tampak tak yakin dengan jawabannya. “Aku...” ia menelan ludah kesusahan, “Aku suka membaca karena hanya buku yang kupunya.” Hanya dengan melihat ekspresi wajahnya yang sangat kontras dengan raut riang yang ia tunjukkan sebelumnya, aku bisa memahami apa yang tak ingin ia ucapkan. Satu hal yang tersirat namun tak mampu ia keluarkan dalam kata-kata. Ia hanya punya buku, karena ia tak bisa melihat dunia luar. Karena ia sepertiku, terkurung di dalam tempat ini seolah seorang tahanan yang melakukan kriminal. Namun, berbeda denganku, gadis ini masih penuh dengan kehidupan. Berbeda denganku yang rasanya sudah tak tahu lagi harus kuapakan nyawa yang sudah tak berharga ini. “Tapi...” kulihat senyum gadis itu merekah lagi, sangat lebar dan cerah, “Aku bahagia dengan apa yang kumiliki sekarang.” Namanya Trisha, gadis yang baru menginjak umur belasan namun sudah diharuskan untuk bolak-balik rumah sakit karena penyakit yang sudah menggerogotinya sejak ia masih belia. Namanya Trisha, seorang gadis ceria yang sangat antusias menceritakan setumpuk buku yang pernah dibacanya. Tak hanya sebatas novel atau cerpen, namun juga buku tentang pengetahuan umum yang sering kali tak kupahami untuk apa ia baca. Namun rasa antusias gadis itu ketika menceritakannya membuatku mengingat hal-hal yang tampaknya sudah kulupakan sejak sebulan lalu. Meski aku kadang mempertanyakan selera bacaannya. Yah, contohnya... “Aku membaca tentang wabah menari. Mereka bilang penyebabnya antara tekanan batin akibat kemiskinan atau mereka kerasukan setan.” “Hah?” “Ini dokumentasi kisah nyata tahun 1518, bukan fantasi!” Atau... “Stroberi tidak termasuk buah beri...” “Lalu apa yang termasuk beri?” “Pisang!” Mungkin otak gadis ini memang sebuah misteri yang tak dapat kupecahkan. Namun gadis ini, yang setiap saat memegang buku, entah untuk dibaca atau untuk ia sodorkan kepadaku secara paksa, adalah seseorang yang tak henti-hentinya membuatku kagum. Mungkin ia tak lumpuh sepertiku, tapi pemandangan yang ia lihat sepanjang hidupnya hanyalah tembok putih rumah sakit. Ia sudah meminum obat jauh lebih banyak dibanding ia bisa memakan permen. Meski ia tak pernah mampu untuk memandang dunia secara langsung, ia tetap tak pernah kehilangan harapan. “Karena aku punya buku,” pada suatu siang, ia berucap lugas, “Aku tak bisa melihat dunia luar, tapi aku bisa melihat dunia di dalam buku.” Ia tersenyum lagi, “Ayahku meninggal sebelum aku mengenalnya, yang ia tinggalkan hanyalah koleksi buku berdebu yang berada di dalam ruang kerjanya. Satu-satunya cara bagiku untuk mengenalnya adalah dengan mengenal peninggalannya.” Cerpen Katarsis 7
Cerpen “Itu awal kau suka membaca buku?” Ia mengangguk, “Tapi ketika aku mulai lebih sering berada di rumah sakit dibanding di rumah, buku menjadi sahabatku. Awalnya aku membaca buku fantasi karena dunia khayalan jauh lebih baik dari kenyataan. Namun ketika aku membaca dan membaca, aku sadar bahwa yang kubaca tidak hanya terbatas dari sebuah angan-angan.” Ia menghela nafas sesaat sebelum melanjutkan, “Meski buku fiksi, yang kubaca adalah sebuah pandangan dunia oleh seseorang. Dan ketika aku membaca sebuah pengetahuan, maka apa yang kubaca adalah pengalaman dan pemikiran kritis dari penulisnya. Di dalam buku bukan hanya tulisan, tapi sebuah dunia yang dituangkan dalam lembar demi lembar kertas.” “Aku... tak pernah berpikir seperti itu,” bagiku buku hanyalah tulisan di atas kertas. Tak kurang dan tak lebih. Tapi di pandangan gadis yang jauh lebih muda dariku ini, buku adalah jendela yang bisa membuatnya melihat dunia luar. Meski ia terperangkap di dalam sangkar, tapi lembarlembar kertas itu yang menjadi jembatan kebebasannya. Menjadi sebuah perantara baginya untuk terbang mengelilingi lazuardi yang membentang. Jika begitu, bagiku yang sudah tak lagi memiliki kemampuan untuk melangkah ke dunia... bisakah aku menapaki jalan yang sama? “Hah... tapi tetap saja, aku tidak paham kenapa ketika aku membaca setumpuk buku, aku yang dianggap aneh. Bukankah lebih aneh orang yang punya kebebasan untuk melakukan apa saja tapi tidak sekalipun menyentuh buku!? Padahal banyak yang bisa didapatkan!” ia mengerang frustasi. Melihatnya seperti itu, aku hanya bisa terkekeh pelan. Aku juga sama... mungkin aku memikirkan ucapan Trisha sampai sebegininya karena kondisiku sekarang. Karena dengan kakiku ini, sulit bagiku untuk dapat menapak di dunia luar. Tapi jika aku masih aku yang dulu, apakah aku hanya akan menganggap ucapan gadis ini sebagai rancauan tak jelas yang tak layak dihiraukan. Mungkin saja... aku tak tahu. “Tapi...” ia dengan semangat menghadapku, “Kakak tidak akan mengecewakanku, kan? Aku sudah memilih tumpukan buku yang kupikir cocok. Ramah untuk pemula! Aku janji ini tidak sememusingkan cerita-cerita yang pernah kuceritakan.” “Yakin? Kukira bacaanmu tidak ada yang normal.” “Aku bisa tersinggung lho... Setelah semua yang sudah terjadi, aku masih tidak dipercaya.” “Hah...” aku menghembuskan nafas berat, “Kurasa tidak ada salahnya mencoba.” “Heh?” ia mengedipkan matanya, tampak sangat bingung, “Untuk pertama kalinya kakak mau membaca bukuku? Ada apa ini? Besok ada badai?” Aku mencubit lengannya pelan, “Apa maumu sebenarnya? Mau menyuruhku membaca atau tidak?” “Eh? Baca saja... sebentar, kupilihkan yang lain.” Aku hanya tersenyum kecil saat gadis itu mulai mengobrak-abrik koleksi bukunya dan mengerang panik saat tak menemukan yang ia cari. *** Pada salah satu hari yang tenang dan tak berawan, aku melihat penghuni ranjang di sebelahku sudah dibereskan. Aku tak tahu apa yang terjadi, orang bilang ia dipindahkan, orang yang lain bilang sudah waktunya bagi gadis itu untuk pulang. Trisha juga tak mengucapkan apa-apa padaku sebelumnya. Mungkin ia juga tak tahu menahu soal perpindahannya itu. Yang ia tinggalkan hanyalah setumpuk buku yang masih tertata rapi Katarsis 8
di sebelah ranjangku. Belum tersentuh, karena aku belum punya waktu untuk memulainya di tengah rutinitas mendengarkan kisah-kisah yang keluar dari mulut gadis ceria yang tampaknya tak tahu cara untuk diam. Aku mengambil sebuah buku di tumpukan teratas. Kembali memikirkan pemilik dari buku itu. Terakhir kali aku melihatnya... Apa mungkin... Aku menggelengkan kepala, membuka lembaran pertama. Apa seperti gadis itu, aku bisa melihat dunia meski aku tak bisa menapak ke tanah? Apa aku tetap bisa memahami keindahan dunia meski yang mampu kulihat sekarang hanyalah dunia yang berada di balik kaca? Aku tersenyum. Mungkin... gadis itu akan kembali untuk menjengukku setelah aku menyelesaikan tumpukan buku ini. Mungkin ia akan kegirangan karena akhirnya aku menyelesaikan apa yang ia rekomendasikan. Ya, mungkin... Katarsis 10 Cerpen
Buku dan Segala Andilnya Karya Chairilina Hikma H. Buku itu luas. Ibarat seluas samudra, buku menyimpan banyak hal yang tertuang dalam tiap lembarnya. Berbagai pengetahuan dapat ditemukan dalam buku. Sebelum ada yang namanya mesin pencari, mencari sumber ilmu didapat dari membaca buku. Saat itu, mungkin buku dapat dikatakan sebagai pengganti dari berselancar di internet. Penggalian informasi dari sumber yang otentik dan terpercaya menjadikan buku sebagai pilihan referensi terbaik. Sebab buku menjadi salah satu cara untuk menyebarluaskan suatu gagasan, pemikiran, dan penemuan cerita melalui proses yang tidak mudah sebelum diterbitkan. Setelah adanya mesin pencari atau yang orang banyak pakai seperti Google, peran buku sebagai tempat untuk mencari informasi menjadi sedikit tergeser. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa buku masih tetap eksis. Bahkan, berbagai macam tulisan digital dikonversi ke dalam bentuk cetak contohnya novel. Tentu saja ada yang masih berpegang dalam versi cetak walaupun membaca buku dapat dilakukan pada sebuah gawai. Hal itu karena perbedaan pengalaman membaca lewat buku maupun gawai. Tiap lembaran yang dibuka, wujud fisik cover berada digenggaman, dan dapat lebih fokus membaca halaman demi halaman tanpa menghiraukan notifikasi atau baterai pada gawai. Seperti itulah kutu buku mendalami aktivitasnya. Opini Katarsis 10
Katarsis 11 Hanya tumpukan kertas apasih pentingnya? Buku yang seperti dilihat oleh mata, hanyalah tumpukan kertas yang berisikan tulisan dan disusun menjadi satu dengan sampul yang menutupinya. Akan tetapi, apasih pentingnya kok sampai digemari oleh berbagai kalangan. Bahkan ada ruangan atau tempat khusus yaitu perpustakaan yang isinya penuh dengan rak-rak buku. Segitu banyaknya jenis buku sampai satu rak saja tidak cukup untuk menampung satu jenis buku. Buku merupakan wadah untuk menuangkan karya tulis. Karya tulis tersebut berupa karangan yang didasarkan pada fakta maupun fiksi dengan kaidah tertentu. Penyampaian tulisan yang berupa fakta mempublikasikan ilmu atau kebenaran yang sudah dikaji oleh penulis dengan data-data yang mendukung tulisan tersebut. Sedangkan untuk karya tulis fiksi diterbitkan semata-mata untuk mengisi waktu dan menguras emosional pembaca. Selebihnya dari membaca adalah memperoleh wawasan yang dijabarkan ataupun diselipkan oleh penulis. Segala macam bacaan. Begitu banyak buku bacaan di seluruh dunia hingga jumlahnya sudah tak terhitung lagi. Setiap buku menyangkup bahasan yang berbeda-beda. Sebab satu bahasan saja tidak cukup hanya untuk menjelaskan suatu fenomena atau objek. Sedangkan, ilmu pengetahuan terus mengalami yang namanya perkembangan. Para pakar terus memperbarui dan mengkaji hal-hal baru kemudian menerbitkan buku-buku baru. Selain sebagai ilmu pengetahuan dan sarana untuk belajar, masyarakat menggemari buku populer atau best seller seperti buku pengembangan diri dan novel-novel dari berbagai genre. Buku bacaan juga memiliki target pasarnya sendiri, yang untuk anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Hal itu karena topik atau cerita yang dibawakan disesuaikan dengan pemahaman sesuai umur pembaca. Opini
Katarsis 12 Hasil pemikiran maupun catatan. Siapa saja bisa menuangkan pemikirannya di buku, tetapi tidak semua bisa memuat tulisan yang dibaca oleh khalayak umum. Butuh keahlian dalam menata bahasa agar mudah dipahami untuk pembaca. Serta penulis perlu memiliki kemampuan dasar dalam menulis suatu karangan. Tidak mudah memang dalam menuangkan pemikiran ke dalam bentuk tulisan. Akan tetapi, jika sudah menjadi penulis yang hebat dapat menghasilkan buku yang isinya sangat menakjubkan untuk dibaca. Buku yang dicetak dan dipasarkan merupakan buku dari hasil gagasan satu atau beberapa orang untuk kepentingan umum. Ada juga buku yang hanya diperuntukkan untuk kepentingan kelompok. Selain itu, terdapat buku berisikan catatan peninggalan orang terdahulu yang meninggalkan jejak sejarah yang abadi. Bisa membawa perubahan. Hanya dari sebuah buku dapat membawa perubahan dari cara pandang segelintir orang. Dari yang minim wawasan menjadi lebih dalam pengetahuaannya dalam suatu bidang. Siswa sekolah belajar dari buku pelajaran dengan harapan menjadi lebih pintar dan dapat mengubah nasibnya dikemudian hari. Tetapi tidak dipungkiri selain dari buku pelajaran, ilmu pengetahuan juga bisa didapat dari buku apa saja. Layaknya jendela dunia, dari buku bisa melihat berbagai bahasan segala hal yang dapat membuka penglihatan dunia yang sempit menjadi lebih luas lagi. Membawa privilege tersendiri di tangan orang yang tepat. Ketika ada buku yang berisikan pandangan atau karangan penulis terhadap suatu hal dan dibaca oleh pembaca yang tertarik dan terpengaruh pada buku tersebut. Maka buku tersebut sudah berada ditangan yang tepat. Entah itu berdasarkan fakta atau karangan fiksi, buku tersebut akan membekas dibenak si pembaca. Meninggalkan kenangan tersendiri hanya dari membaca tulisan. Buku-buku inspiratif membawa privilege untuk pembaca dengan membagikan pandangan, pengalaman, maupun kisah hidup agar memberikan dorongan yang lebih positif terhadap diri pembaca. Secara tidak langsung membawa keuntungan dari adanya ilmu-ilmu dari buku yang sudah diimplementasikan ke dalam dunia nyata si pembaca. Dapat ilmu yang orang lain belum tentu diajarkan di sekolah. Tidak semua ilmu dalam buku pelajaran yang diajarkan di sekolah bermanfaat atau belum tentu juga dipakai dalam keseharian. Bahkan, terkadang ilmu yang seharusnya wajib diajarkan di sekolah itu tidak diajarkan. Salah satunya ilmu keuangan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan wawasan luas yang dianggap remeh namun krusial untuk kehidupan salah satu caranya dengan membaca buku. Tetapi perlu diingat bahwa banyak sekali buku yang sudah membahas bidang ini, maka perlu memilih buku sesuai dengan kapasitas pribadi. Pilihlah buku sesuai dengan keinginan dan kebutuhan untuk mendalami bidang pengetahuan. Bukan untuk dijadikan pajangan lemari. Ada sebuah perumpamaan bagaikan batu di tangan orang yang tidak tepat dan kristal di tangan orang yang tepat. Opini
Apakah Orang yang Rajin Baca Buku Pasti Sukses? Karya Anggun Dwi Buku adalah jendela dunia, kata kiasan itu pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita. Jika buku adalah jendela dunia, maka membaca adalah cara untuk membuka jendela itu. Makna dari kalimat tersebut menggambarkan kepada kita bahwa dengan membaca buku kita dapat memiliki pengetahuan yang luas, dengan membaca buku kita dapat memahami dunia karena dengan membaca buku dapat menambah pengetahuan kita. Dengan membaca buku, pikiran kita dapat terisi oleh pengetahuan sehingga wawasan kita dapat bertambah. Kita juga dapat mengetahui karakter seseorang atau mengetahui apa yang ada di dalam pikiran atau ideologi seseorang melalui buku yang sering ia baca karena biasanya orang akan membaca buku dengan genre yang ia sukai. Hal itu bisa jadi berhubungan dengan pernyataan pada paragraf pertama yang menyebutkan bahwa dengan membaca buku pikiran kita dapat diisi oleh pengetahuan dari buku yang dibaca sehingga menambah wawasan kita. Buku memang banyak memiliki manfaat bagi siapapun yang membacanya. Selain yang telah disebutkan di atas, membaca buku juga memiliki manfaat bagi kesehatan rohani atau mental Si Pembaca. Membaca buku dapat mengurangi stress, bahkan ada orang yang ketika mood-nya tidak baik ia memilih membaca buku agar moodnya kembali baik. Membaca buku juga sangat bermanfaat bagi kesehatan otak kita karena dapat meningkatkan daya ingat kita dan konsentrasi atau fokus kita dalam mengerjakan sesuatu. Membaca buku juga secara tidak langsung menjadikan pembacanya menjadi seseorang yang memiliki karakter open minded atau berpikiran terbuka, Si Pembaca dapat melihat suatu kejadian dari beberapa sisi. Hal itu dapat memengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan, ia akan lebih bijak dalam mengambil keputusan. Pada seluruh paragraf di atas kita sudah mengetahui dampak positif yang didapatkan oleh seseorang apabila ia membaca buku. Namun, ada pertanyaan yang selalu muncul dalam pikiran saya, yaitu apakah orang yang rajin membaca buku akan sukses? dan jika membaca buku dapat membuat seseorang sukses, mengapa banyak orang di Indonesia malas untuk membaca buku? Bahkan Indonesia menjadi negara di urutan paling bawah sebagai negara dengan minat baca paling rendah. Opini Katarsis 13
Membaca buku memang tidak menjamin seseorang akan sukses atau tidak. Kesuksesan orang tidak bisa dilihat dari gemar atau tidaknya mereka dalam membaca buku. Lagi-lagi kesuksesan hanya akan didapatkan oleh mereka yang sungguh-sungguh berusaha dan berdoa dalam mencapai kesuksesan. Meskipun begitu, salah satu jalan atau cara dalam mencapai kesuksesan adalah dengan membaca buku. Mengapa demikian? karena orang-orang yang sukses adalah mereka yang memiliki keingintahuan yang besar, mereka yang mempuyai semangat yang tinggi untuk belajar, dan mereka yang terus mengasah kemampuan mereka. Oleh karena itu, mereka menjadikan buku sebagai tempat mereka untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan yang dapat bermanfaat bagi proses mereka dalam meraih kesuksesan. Menurut pendapat saya, orang-orang yang ingin sukses juga seharusnya memiliki kebiasaan membaca buku, mereka dapat membaca bukubuku yang relevan dengan bidang yang ingin mereka tekuni, mereka dapat menemukan apapun yang mereka cari di buku, seperti perkataan dari J.K Rowling “Ketika kamu ragu akan sesuatu, carilah di perpustakaan.” Maknanya, ketika kita tidak mengetahui mengenai suatu hal, maka bacalah buku agar kita dapat mengetahuinya. Orang-orang yang membaca buku bisa jadi adalah orang fokus pada hal yang ingin mereka capai, mereka lebih memilih untuk menghabiskan waktunya untuk membaca buku daripada melakukan kegiatan yang tidak bermanfaat untuk jalannya dalam meraih kesuksesan. Mereka sudah paham apa prioritas hidup mereka dan bagaimana caranya mereka dalam menjalani kehidupannya. Orang- orang yang rajin membaca buku pasti akan terlihat berbeda dibandingan dengan mereka yang jarang, bahkan malas membaca buku. Hal ini mungkin dapat terlihat saat sedang ada diskusi, saat ia menyampaikan sesuatu, dan lain sebagainya. Orang yang sering membaca buku juga cenderung dapat memberikan ide-ide kreatif karena banyaknya informasi yang sudah ia dapatkan dari buku bacaannya dan secara tidak langsung kebiasaanya dalam membaca buku membuat kapasitas otaknya meningkat. Budaya membaca di Indonesia masih tergolong sangat rendah apabila dibandingkan dengan negara-negara lain, terutama negara-negara di Benua Eropa. Rendahnya tingkat budaya membaca buku karena sifat malas yang dapat dikatakan sudah mendarah daging pada setiap masyarakat Indonesia. Orang-orang Indonesia lebih suka mengambil informasi dari internet dengan kata kunci tertentu karena dianggap lebih cepat dan mudah. orang Indonesia suka segala hal yang instan. Alasan lain orang Indonesia tidak suka membaca karena masyarakat Indonesia menganggap membaca buku bukanlah budaya kita. Sebagai orang Indonesia ketika melihat ada orang yang membaca buku saat di kendaraan umum, jujur saya melihat itu adalah pemandangan yang asing karena biasanya orang Indonesia bermain gadget saat ada di kendaraan umum, dan yang terakhir adalah faktor lingkungan, sejak kecil kita tidak dibiasakan untuk membaca buku, maka dari itu saat kita tumbuh dewasa kita tidak merasa bahwa membaca buku adalah hal yang penting karena sejak kecil saja kita tidak dibiasakan untuk mengenal sesuatu melalui cara membaca. Kesimpulan dari opini ini bahwa membaca buku sama sekali tidak menjamin seseorang akan sukses, tetapi dengan membaca buku seseorang dapat berproses dalam meraih kesuksesannya. Pendapat itu juga selaras dengan keadaan Indonesia saat ini, di mana tingkat minat baca masih sangat rendah dan tergambarkan pada keadaan Indonesia yang masih menjadi negara berkembang. Opini Katarsis 14
Sulitnya Menumbuhkan Minat Baca Pada Generasi Muda Karya Eka Ririn Marantika Opini Katarsis 15 Kegiatan membaca merupakan salah satu hal terpenting dalam dunia pendidikan. Tidak hanya dalam dunia pendidikan saja, kegiatan membaca diperlukan dalam segala aspek. Sayangnya, kesadaran membaca di negara kita masih sangat rendah bahkan berada urutan kedua dari bawah mengenai literasi dunia. UNESCO menyebutkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001% artinya jika ada 1000 orang maka hanya 1 orang yang rajin membaca buku. Dengan membaca kita dapat memberikan pengetahuan, memperluas wawasan, dan juga mengasah kemampuan otak untuk berpikir secara kritis. Membaca juga dapat membantu menjaga otak agar menjalankan fungsinya secara sempurna. Saat membaca, otak dituntut untuk berpikir, menganalisis berbagai masalah, mencari jalan keluar dan solusi hingga menemukan hal-hal yang baru. Kurangnya minat baca pada generasi sekarang banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut ialah faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal ialah faktor yang ada dalam diri seseorang seperti pembawaan, kebiasaan, dan ekspresi diri. Faktor internal meliputi intelegensi, usia, jenis kelamin kemampuan membaca serta kebutuhan psikologis. Sedangkan faktor eksternal ialah faktor yang berasal dari luar diri seseorang, faktor ini biasanya berasal dari lingkungan. Faktor eksternal mendorong adanya motivasi seseorang untuk membaca. Tidak hanya faktor
Opini Katarsis16 internal dan eksternal saja yang mempengaruhi minat baca generasi sekarang. Adapun faktorfaktor lain yang mempengaruhi minat baca yaitu: 1. Kemampuan berbahasa Kemampuan berbahasa seseorang meliputi menyimak, berbicara, membaca, menulis. Kemampuan ini pada dasarnya memiliki hubungan yang sangat erat, walaupun masingmasing memiliki ciri tertentu. Karena memiliki hubungan yang erat inilah kemampuan berbahasa dapat mempengaruhi minat baca generasi muda. Jika generasi muda dapat menyimak dan berbicara maka mereka juga dapat membaca dan menulis. 2. Sikap, minat, dan emosi Sama halnya dengan kemampuan berbahasa, sikap, minat, dan emosi adalah hal yang saling berhubungan serta saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam membaca dibutuhkan sikap yang baik, minat baca yang tinggi, dan emosi yang stabil. Jika kita membaca dengan minat yang tinggi maka otak akan cepat memahami bacaan, namun sebaliknya jika kita membaca dengan minat yang rendah maka otak akan sulit memahami bacaan. 3. Kebiasaan membaca Apabila suatu keaadan atau sikap, sudah mendarah daging pada diri seseorang maka dikatakan bahwa itu sudah menjadi kebiasaan. Kebiasaan tidak hadir secara singkat, melainkan melalui proses yang cukup lama. Menumbuhkan kebiasaan membaca harus dengan ketekunan dan latihan yang berkesinambungan, agar kemampuam memahami bacaan dapat dicapai. Dalam upaya meningkatkan minat baca sebagai suatu kebiasaan, maka diperlukan proses yang relative lama. Selain itu, diperlukan juga peran penting antara pengajar dan juga orang tua. Peran Orang Tua Pembentukan kebiasaan membaca hendaknya dimulai sejak dini. Pada saat kanak-kanak usaha pembentukan minan baca dapat dimulai pada
Opini Katarsis 17 saat anak berusia dua tahun Ketika mulai mengenal lisan. Dalam hal ini orang tua berperan penting dalam pembentukan minat baca anak, karena orang tua merupakan role model bagi anaknya. Artinya apa yang dilakukan orang tua akan ditiru oleh anaknya. Minat baca tidak terlahir secara instan. Butuh kegigihan dalam mencari solusinya. Oleh karena itu, orang tua sebagai role model harus membiasakan diri membaca buku agar nantinya anak dapat meniru kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan orang tuanya. Seperti contohnya ketika orang tua gemar membaca buku di malam hari sebelum tidur, sang anak pasti akan meiru kebiasaan membaca buku yang dilakukan oleh orang tuanya. Inilah yang dimaksud dengan peran orang tua dalam meningkatkan minat baca pada generasi muda. Peran Pengajar Peran pengajar sangat penting dalam menumbuhkan minat baca bagi peserta didiknya. Pengajar yang berperan akan menghasilkan peserta didik dengan minat membaca yang tinggi. Pengajar juga merupakan kreator minat baca peserta didik. Banyak upaya yang telah digunakan pengajar dalam meningkatkan minat baca, Contohnya dengan mengadakan program pojok literasi. Program ini bertujuan agar peserta didik terbiasa melakukan kegiatan membaca selama kurang lebih 10 menit sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Sarana dan Prasarana Selain dengan adanya peranan penting dari orang tua dan pengajar. Upaya meningkatkan minat baca harus dibarengi dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai. Dalam meningkatkan minat baca generasi sekarang sarana yang harus ada ialah perpustakaan. Selain perpustakaan sekolah, pemerintah harus menambahkan perpustakaan lainnya seperti perpustakaan daerah, perpustakaan keliling, taman baca, dan lainnya. Tidak hanya memperbanyak jumlah perpustakaan, fasilitas yang disediakan juga harus ditingkatkan. Menambah jumlah buku, memperbaiki fasilitas perpustakaan, dan memperbaiki systempeminjaman serta pengembalian buku. Bukan hanya peran penting pengajar dan orang tua dalam meningkatkan minat baca generasi saat ini. Pengadaan sarana dan prasarana yang berkualitas juga diharapkan dapat meningkatkan minat baca generasi muda seiring berkembangnya kecerdasan, pengetahuan, hingga akhirnya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki.
Membaca Buku, Membuka Dunia Karya Dear Dirgahayu Hidayat Fakta Menarik Katarsis 18 Buku Cetak Masih Lebih Baik dari Buku Elektronik Saat ini, buku elektronik lebih populer daripada buku cetak tradisional karena lebih nyaman dan lebih murah. Kehadiran e-book menyebabkan toko buku tradisional sekalipun mengalami penurunan bisnis. Akan tetapi, penelitian terbaru menunjukkan bahwa buku cetak masih memiliki keunggulan dibandingkan buku elektronik. Beberapa penelitian menunjukkan pemahaman yang didapat lewat membaca e-book lebih rendah, pembaca e-book lebih sulit mengingat informasi yang mereka baca, dan membaca ebook membuat mata lebih cepat lelah daripada buku konvesional. 1. Brasil Memiliki Buku yang Berfungsi Ganda Sebagai Tiket Kereta Penerbit L&PM Editores bekerja sama dengan agensi iklan Agencia Africa untuk meningkatkan tingkat baca yang sangat rendah pada warga Brasil. Caranya dengan membuat buku multifungsi berjudul Ticket Books. Buku ini bisa dibaca sekaligus berfungsi sebagai tiket kereta bawah tanah. Setiap buku dilengkapi dengan chip khusus yang bisa dipindai pada sensor tiket di stasiun. Dengan cara ini diharapkan penumpang akan memilih membaca buku untuk menghabiskan waktu di perjalanan. 2. Membaca Buku Memiliki Sejuta Manfaat bagi Kesehatan Membaca buku tidak hanya memperkaya seseorang dengan pengetahuan dan informasi. Hobi yang sering dikaitkan dengan penderita rabun ini memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Buku juga bisa menjadi pencegahan pikun, membuat seseorang tertidur lebih cepat dan membuat awet muda. Selain itu, membaca juga bisa menjadi olahraga yang memperkuat daya ingat dan otak.
Fakta Menarik Katarsis 19 3. Pada Zaman Dahulu, Buku Biasanya Ditutupi dengan Kulit Manusia Apakah buku ditutupi dengan kulit manusia berabad-abad yang lalu? Praktik ini disebut bibliopegi antropodermik. Lawrence S. Thompson, mantan pustakawan di Universitas Kentucky, memberi tahu The Harvard Crimson bahwa praktik ini dapat ditelusuri kembali ke abad ke-16 dan ke-17, ketika majalah yang berisi informasi tentang penjahat biasanya dijilid dengan kulitnya sendiri. Kulit ini biasanya dilepas setelah narapidana dieksekusi. Hingga saat ini, beberapa perpustakaan terkemuka masih memiliki beberapa buku kuno berhiaskan jilidan kulit manusia. Salah satunya adalah Des destinees de l'ame oleh Arsene Houssaye, disimpan di Perpustakaan Universitas Harvard. Menurut keterangan tertulis di sampul buku yang sudah diverifikasi keasliannya, kulit yang digunakan adalah milik orang yang tidak diketahui sakit jiwanya. 4. Penerbit Argentina Meluncurkan Buku yang Dapat Ditanam Penerbit Pequeno Editor menerbitkan buku berjudul Mi Papa Estuvo en la Selva, atau Ayahku di Hutan. Buku ini tentang hutan dan bagaimana menghargai setiap makhluk hidup. Buku ini adalah bagian dari proyek Tree Book Tree. Kelompok sasaran proyek ini adalah anakanak berusia antara 8 dan 12 tahun. Tujuannya adalah untuk mengenalkan anak-anak tentang asal usul buku dan mendorong mereka untuk berbuat lebih banyak untuk lingkungan yang memberi kehidupan bagi umat manusia. 5. Buku Kuno Terbesar di Dunia Terletak di Myanmar Buku kuno terbesar di dunia ada di Asia Tenggara. Buku ini terletak di Pagoda Kuthodaw yang dibangun di kaki Bukit Mandalay di Myanmar. Buku kebijaksanaan Buddha ini adalah yang terbesar di dunia, karena tersebar di pelataran kompleks pagoda.
Fakta Menarik Katarsis 20 Buku tersebut terdiri dari 1.460 halaman yang dikelompokkan menjadi 729 lempengan. Masing-masing berukuran lebar 107 cm dan panjang 153 cm. Setiap panel diarsir dengan cangkir putih yang mengisi sisinya. 6. Belenggu adalah Novel Psikologi Pertama di Indonesia Menurut Korrie Layun Rampan dari Lexicon of Indonesian Literature, Belenggu karya Armijn Pane merupakan novel psikologi pertama di Indonesia. Belenggu bercerita tentang konflik cinta segitiga antara karakter yang terjebak di antara ketegangan antara pemikiran modern dan nilai-nilai tradisional. Saat dirilis, Belenggu dianggap kontroversial oleh berbagai pihak. Pasalnya, novel ini dituding menampilkan hal-hal yang dianggap tabu saat itu, seperti prostitusi dan perselingkuhan. Akan tetapi, novel ini juga dianggap representasi dari konflik manusia sehari-hari. 7. Di Kolombia Terdapat Perpustakaan Keledai, di Kenya Terdapat Perpustakaan Unta Luis Soriano, seorang guru sekolah dasar di La Gloria, Kolombia, mendirikan sebuah perpustakaan unik bernama Biblioburro. Ide dari perpustakaan ini adalah menyediakan sumber bacaan untuk anak-anak dengan keledai mereka di rumah. Soriano memutuskan untuk mengantarkan buku dan homeschooling kepada anak-anak agar mereka bisa menimba ilmu. Hal itu dikarenakan sebagian besar anak-anak tidak mengenyam pendidikan karena harus bekerja sejak usia muda untuk membantu keluarganya. Kemudian unta bersama pustakawan bergerak melalui gurun tandus. Unta kemudian berhenti di komunitas nomaden dan sekolah terpencil di padang pasir untuk meminjamkan buku kepada anak-anak atau orang dewasa. 8. Buku Mewarnai Menjadi Buku Terlaris di Tahun 2015 Menurut daftar buku terlaris Amazon, tiga dari sepuluh buku terlaris tahun tersebut adalah buku mewarnai untuk orang dewasa. Buku mewarnai untuk konsumen dewasa menjadi hit di tahun 2015, didorong oleh Secret Garden terlaris: Treasure Hunt and Coloring Book karya Johanna Basford. Dikatakan untuk menghilangkan stres, hobi melukis ini telah digunakan sebagai alat terapi oleh psikiater selama berabad-abad. Kepopuleran buku mewarnai dewasa juga melanda Indonesia. Selain Secret Garden, penerbit Indonesia juga menerbitkan buku serupa berjudul Batik. 9. Bibliomia adalah Istilah yang Merujuk pada Bau Khas Buku yang Sering Kita Cium. Bau yang sering diasosiasikan dengan buku fisik disebabkan oleh rusaknya senyawa kimia kertas. Buku baru dan lama berbau berbeda.
Resensi Novel Pulang Karya Leila S. Chudori Karya Sawitri Maulida Judul : Pulang Pengarang : Leila S. Chudori Penerbit : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Tahun Terbit : 2012 Tebal Halaman : 460 Katarsis 21 Di tengah kesibukan mengelola Restoran Tanah Air di Paris, Dimas bersama tiga kawannya—Nugroho, Tjai, dan Risjaf—terus-menerus dikejar rasa bersalah karena kawan-kawannya di Indonesia dikejar, ditembak, atau menghilang begitu saja dalam perburuan peristiwa 30 September. Apalagi dia tak bisa melupakan Surti Anandari—istri Hananto—yang bersama ketiga anaknya berbulan-bulan diinterogasi tentara. Jakarta, Mei 1998 Lintang Utara, putri Dimas dari perkawinan dengan Vivienne Deveraux, akhirnya berhasil memperoleh visa masuk Indonesia untuk merekam pengalaman keluarga korban tragedi 30 September sebagai tugas akhir kuliahnya. Apa yang terkuak oleh Lintang bukan sekadar masa lalu ayahnya dengan Surti Anandari, tetapi juga bagaimana sejarah paling berdarah di negerinya mempunyai kaitan dengan Ayah dan kawan-kawan ayahnya. Bersama Segara Alam, putra Hananto, Lintang menjadi saksi mata apa yang kemudian menjadi kerusuhan terbesar dalam sejarah Indonesia: kerusuhan Mei 1998 dan jatuhnya Presiden Indonesia yang sudah berkuasa selama 32 tahun. Pulang adalah sebuah drama keluarga, persahabatan, cinta, dan pengkhianatan berlatar belakang tiga peristiwa bersejarah: Indonesia 30 September 1965, Prancis Mei 1968, dan Indonesia Mei 1998. Biografi Pengarang Leila Salikha Chudori lahir di Jakarta 12 Desember 1962 dan menempuh pendidikan di Trent University, Kanada. Karya awal Leila Sinopsis Buku Paris, Mei 1968. Ketika gerakan mahasiswa berkecamuk di Paris, Dimas Suryo, seorang eksil politik Indonesia, bertemu Vivienne Deveraux, mahasiswa yang ikut demonstrasi melawan pemerintah Prancis. Pada saat yang sama, Dimas menerima kabar dari Jakarta: Hananto Prawiro, sahabatnya, ditangkap tentara dan dinyatakan tewas.
Resensi Katarsis 22 dipublikasi di berbagai media mulai dia berusia 12 tahun. Tahun 1989, Leila melahirkan kumpulan cerpen Malam Terakhir yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman Die Letzte Nacht (Horlemman Verlag). Kumpulan cerpen 9 dari Nadira diterbitkan 2009 (Kepustakaan Utama Grafiti) dan mendapatkan penghargaan Badan Bahasa Indonesia. Tahun 2012 Leila menghasilkan novel Pulang, yang kini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris (HOME), Prancis (RETOUR), Belanda (NAAR HUIS), Jerman (PULANG, Heimkehr nach Jakarta) dan Italia (Ritorno a Casa). Novel ini memenangkan Prosa Terbaik Khatulistiwa Award 2013 dan dinyatakan sebagai satu dari “75 Notable Translations of 2016 oleh World Literature Today”. Leila adalah penggagas dan penulis skenario drama televisi berjudul Dunia Tanpa Koma dan penulis skenario film pendek Drupadi (keduanya diproduksi Sinemart). Leila menetap di Jakarta bersama putrinya, juga seorang penulis, Rain Chudori-Soerjoatmodjo dan kini tengah mempersiapkan kumpulan wawancara dengan para tokoh Indonesia dan internasional, serta novel Tanah Bayang-Bayang. Kelebihan 1. Terdapat Informasi Menarik Dalam novel Pulang, penulis tidak jarang menyebut nama-nama yang asing bagi pembaca. Penulis mengajak pembaca untuk ikut serta mengenal para tokoh yang ditulis dalam cerita. Hal tersebut menjadikan novel Pulang menjadi sangat menarik karena tidak hanya terfokus pada satu tokoh, tetapi berbagai macam. Dari Indonesia sampai kelas dunia. Dari Mahabarata sampai Le Petit. Semuanya selaras menjadi sebuah cerita yang padu serta menjadi tempat untuk memamerkan keberagaman filosfis Indonesia. 2. Berani Penulis dapat dengan berani menceritakan suatu kisah dengan latar belakang konflik politik. Konflik politik tersebut sangatlah sensitif sehingga tidak semua penulis sanggup menjadikannya sebagai bahan suatu cerita. Namun dalam novel Pulang, konflik-konflik tersebut diceritakan dengan gamblang dan berani seolah-olah sang penulis ingin menyuarakan tentang hal-hal yang sebenarnya terjadi di kala itu. Menceritakan bagaimana keji dan otoriternya rezim yang berkuasa hingga terbungkamnya suara para pengkritik kekuasaan. 3. Penggunaan Diksi yang Apik Penulis dengan mahirnya mampu menyusun sebuah cerita dengan bahasa dan diksi yang sangat pas. Setiap kata yang tertulis dapat dipahami oleh pembaca dengan baik. Tidak ada kata yang terkesan berlebihan. Semua sesuai dengan porsi alur ceritanya. 4. Makna Cerita Dalam novel Pulang, kita dapat menjumpai semangat para tokoh. Para tokoh mempunyai sikap-sikap yang patut kita contoh seperti pantang menyerah, sabar, cinta tanah air, dan sebagainya. Sikap-sikap tersebut yang menjadikan mereka kuat dan bertahan dalampelarian. Kekurangan 1. Ada beberapa adegan vulgar Dalam novel Pulang tersebut, adegan vulgar diceritakan pada beberapa bagian cerita. Mungkin tidak menjadi masalah jika novel Pulang tersebut terkhusus hanya orang dewasa yang membaca. Hal itu menjadi tidak etis ketika anak dibawah umur membacanya. Apalagi di Indonesia tentu budayanya sangat jauh berbeda dengan Barat. Dalam novel Pulang ada adegan hubungan seks di luar pernikahan. Jika hal tersebut dikonversikan dengan budaya orang Indonesia yang religius tentu akan sangat bertolak belakang.
Puisi Katarsis 23 Ani dan Budi, lahir di puisi paling jauh Siti Rahmani Rauf. Mereka besar tanpa mengimani rasa takut. Mereka mengamini bahwa matahari terbit adalah milik mereka yang mengeja: Pemain sepak bola, penyanyi, atau bahkan cita-cita yang gagal. Di pagi jingga lagi magenta, Budi dan Ani lagukan alfabeta. Tak pernah kusalahbacakan nama, tak ingin mereka kecewa. Aku merindukan tahun-tahun berembun dengan bintang jatuh itu: Di mana zaman masih lambat, dan dendam berlalu cepat. Ani, dan Budi selalu baik di kelas bahasa. Mereka cerdas di kelas seni rupa, ketika kami masih berwarna kanvas, mereka lukis dua rekaat sebelum subuh, maka jadilah segalanya: Foucault, Derida dengan mimpi mengangkasa. Di persimpangan 18, ketika Ani dan Budi menuju entah, kujumpai mereka dimana-mana: Dari Ronggeng Dukuh Paruk hingga panduan CPNS. Dari buku memasak hingga Romeo Juliet. Merekalah sebaik-baik teman yang tak mengajariku tersesat. Aku sapa kembali Bapak Budi dan Ibu Ani di angka 25. Aku, Budi, dan Ani bersegera membangun musim semi menuju Eropa. Sebagai sahabat baik, mereka ingatkan: Ani telah mengingatkanku untuk tidak membaca bersama anggur, maka Budi menyiapkan susu dan biskuit, aku bersama buku hingga terlelap. Di usia yang serba tergesa, Ani dan Budi mengingatkanku untuk pulang. “Baiklah, inilah, Bapak dan Ibu, Telah kubawa bijak dan bajik dalam satu ransel.” B-U-D-I A-N-A-K B-A-I-K A-N-I A-N-A-K C-E-R-D-A-S Erhan Al Farizi Biografi Lain Ani dan Budi
Puisi Katarsis 24 Yang Terabaikan Diya Ayu Solehah Keberadaanmu kadang tak dihiraukan Jarang disentuh, jarang dibuka Dibuka tak dibaca Dibiarkan hingga menjadi usang Tak sedikit orang tahu dan sadar Akan berharganya dirimu Sebagai jendela dunia Sebagai sumber ilmu Terdapat berbagai kisah dalam lembarannya Yang menjadi guru dalam sebuah pengalaman Selalu abadi dari waktu ke waktu Selalu bangga denganmu, Buku. Buku Si Jendela Dunia Tri Wulandari Buku kau penting bagiku Kau adalah hal yang selalu ada di sekitarku Di buku aku menemukan apa yang ku cari Buku kau selalu ada di setiap ku bingung Kumpulan kertas yang kaya akan ilmu Ilmu yang berguna untuk penerus generasi Tanpa buku kita celaka Buku kau jendela dunia Jendela dunia yang penuh akan informasi Informasi lengkap tentang dunia Kami membutuhkanmu si jendela dunia Buku Jendela Dunia Anissa Nur Afifah Tiap hari ku sempatkan baca buku Agar ilmuku terus bertambah Ntah dalam bentuk cerita maupun gambar Buku, kau sangat berjasa Untukku ataupun bagi orang lain Aku ingin mengatakan bahwa buku Anggaplah sebagai teman hidup Aku gemar membaca buku Buku sumberi segala ilmu pengetahuan Ilmu yang sangat berguna untuk semua orang Ilmu yang terdapat dalam buku Bagai santapan setiap hari Tanpamu buku, apa jadinya aku Dimanapun aku berada goresan tinta setiap lembarmu Akan kuingat sepanjang waktu Buku menyimpang segumpal sejarah dan misteri Dengan adanya buku Aku bisa melihat indahnya bentala Terima kasih, buku
Tips & Trick Katarsis 25 Meningkatkan Minat Baca Karya Hanifah Dahlia Zulfa Rhosyida Membaca merupakan jembatan ilmu. Membaca ibaratkan sebuah jalan atau cara agar kita bisa masuk atau tahu tentang berbagai ilmu pengetahuan yang belum pernah kita ketahui. Namun, minat baca para masyarakat sangat rendah, terutama masyarakat indonesia. Banyak orang yang menganggap bahwa membaca buku merupakan aktivitas yang melelahkan juga membosankan. Pada kenyataannya, ketika kita telah menemukan cara yang tepat untuk dapat jatuh cinta dengan buku, maka tidak akan ada lagi kata bosan dalam membaca buku. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat baca, diantaranya sebagai berikut. 1. Meluruskan Niat dan Motivasi Hal yang satu ini harus ada, jika suatu saat minat membaca teman-teman mulai berkurang, teman-teman akan mengingat kembali apa yang menjadi niat awal untuk membaca. 2. Memulai dengan Membaca Tulisan Ringan Bagi orang yang belum terbiasa membaca buku, mungkin dirasa berat jika harus menghabiskan satu buku bacaan, maka untuk memulainya bisa dengan membiasakan diri membaca tulisantulisan ringan dengan topik yang tidak terlalu berat dan jumlah halaman yang tidak terlalu banyak. Kita bisa memulainya dengan membaca artikel sesuai kebutuhan dan minat kita, membaca majalah, membaca cerita pendek yang bisa dihabiskan dalam waktu sekali duduk saja, atau sekadar membaca caption unggahan di media sosial. 3. Membaca Buku yang Disukai Membaca buku yang disukai dan sesuai dengan selera kita akan menumbuhkan minat dan kesenangan dalam membaca, jika sudah mendapat momennya, pembaca justru akan ketagihan untuk membaca buku-buku lainnya. 4. Selalu Membawa Buku saat Pergi
Tips & Trick Katarsis 26 Membawa buku kemana pun kita pergi akan membuat kita terbiasa dengan buku, dengan demikian kita akan merasa nyaman dengan buku, disela-sela waktu kosong saat beraktivitas atau saat menunggu sesuatu cobalah untuk membaca buku yang kita bawa sedikit halaman saja tidak masalah itu merupakan suatu langkah baik untuk dapat mencintai buku dan aktivitas membaca. 5. Menetapkan Target Membaca Agar aktivitas membaca menjadi lebih konsisten dan teratur, sebaiknya kita menetapkan target membaca, misalnya menetapkan target dalam waktu satu bulan harus menuntaskan satu buku, atau bisa juga menetapkan target harian, misalnya dalam waktu sehari harus menghabiskan sepuluh halaman. Target membaca dapat ditingkatkan seiring berjalannya waktu ketika kita semakin terbiasa dan nyaman membaca buku. Dengan menetapkan target seperti itu tidak ada lagi kesempatan bagi kita untuk bermalas-malasan atau lalai sedikit pun dari membaca buku. 6. Memberi Apresiasi terhadap Diri Sendiri Tidak ada salahnya untuk mengapresiasi diri dengan memberikan hadiah kecil untuk kemajuan membaca yang telah kita lakukan. Kita bisa memanjakan diri kita dengan hal-hal yang positif agar semangat membaca kita terus meningkat. 7. Meningkatkan Rasa Ingin Tahu Ketika rasa ingin tahu tinggi, otomatis minat membaca tanpa disadari akan ikut meningkat. Cobalah menambah referensi bacaan di perpustakaan, internet atau melalui koran. Itulah beberapa tips menumbuhkan minat membaca yang bisa dilakukan. Jangan menunda-nunda, lakukanlah sekarang. Ingat, jangan memaksakan diri membaca terlalu lama. Lakukan secara bertahap dan baca seperlunya.
Tips & Trick Katarsis 27 Mudah Bosan ketika Membaca? Ini Tips dan Trik Atasi Rasa Bosan ketika Membaca! Karya Devita Puspitasari Azzasir Membaca pasti menjadi kegiatan yang monoton atau membosankan apabila dirasakan, ini karena mata kita hanya memandang huruf selama beberapa jam. Ketahuilah bahwa ketika kamu membaca, ternyata selain diperlukan suasana yang nyaman, kamu juga harus menemukan suasana yang dapat membuatmu tidak mudah bosan karena hanya duduk berjam-jam di sebuah tempat tanpa berpindah posisi. Membaca buku merupakan kegiatan yang penting selain untuk menambah wawasan, kamu juga mendapatkan ilmu dari sebuah buku yang dibaca. Bahkan, ada beberapa buku yang membantu memberikan dampak positif ketika membacanya. Perasaan ketika membaca buku itu beragam, terkadang kamu merasakan sedih, senang, bahkan kamu bisa tertawa ketika membaca sebuah buku. Carilah buku yang menurutmu menarik untuk dibaca, selain itu carilah yang dapat berguna untuk menambah wawasan dan mendapatkan ilmu. Sebelum memberikan tips dan trik supaya membaca tidak mudah bosan, kamu harus tahu manfaat dari membaca itu apa saja. Ada beberapa manfaat dari membaca: 1. Membantu meningkatkan fokus dan konsentrasi
Tips & Trick Katarsis 28 Saat kamu membaca, dibutuhkan konsentrasi dan fokus ketika membacanya. Apabila sering membaca, maka akan membantu untuk menambah konsentrasi dan fokus ketika melakukan sesuatu. 2. Meningkatkan kemampuan untuk berpikir dan menganalisis Membaca buku dapat melatih otak kita berpikir lebih kritis, selain itu ketika membaca sebuah buku kamu akan menganalisis isi buku tersebut. Misalkan membaca cerita sebuah novel yang dibaca, pasti kamu sering menebak bagaimana kelanjutan isi buku itu. Ada beberapa buku yang berisi materi pelajaran, yang dapat membantumu untuk berlatih menggunakan kemampuanmu, buku ini dapat membantu cara bekerja otak menjadi lebih kritis. 3. Meningkatkan kemampuan dalam berbahasa Ketika membaca, secara tidak langsung kamu menambah hafalan dalam kosakata bahasa. Terkadang kamu menjumpai beberapa kosakata baru, yang kemudian saat kamu membacanya kamu menjadi tahu kosakata tersebut. Saat menjumpai banyak kosakata, ini akan membantumu dalam mengembangkan kemampuan berbahasa. Setelah mengetahui pentingnya manfaat dari membaca, kamu akan terdorong untuk melakukan aktivitas membaca. Setelah menyimak beberapa manfaat dari membaca buku, apabila kamu tertarik melakukannya, lakukanlah dan jadikan sebagai rutinitas. Namun, tidak jarang kamu merasa jenuh atau bosan ketika membaca buku terlalu lama. Nah, kita simak beberapa tips yang bisa membantu atasi rasa bosan ketika membaca buku! 1. Mulailah dengan membaca buku kesukaanmu Mengawali kegiatan membaca buku, kamu dapat memulainya dengan membaca buku kesukaan. Buku kesukaan yang kamu baca bisa menambah mood untuk membaca buku, selain karena faktor kesukaan, kamu juga pasti merasa senang ketika membacanya, sehingga tidak menimbulkan rasa jenuh ketika sedang membaca. Bagaimana menemukan buku kesukaan? Kamu dapat menemukannya berdasarkan hobi yang dimiliki. Contohnya jika kamu suka menonton anime, maka kamu bisa mencoba membaca buku komik. Kesukaan bisa ditemukan melalui hobi yang kamu miliki, selain itu buku juga memiliki beragam genre. 2. Memilih waktu yang tepat ketika membaca buku Memilih waktu yang tepat ketika akan membaca buku. Kamu dapat melakukan kegiatan membaca buku apabila sudah menyelesaikan rutinitas harianmu. Misalkan kamu seorang mahasiswa, setelah menyelesaikan perkuliahanmu kamu bisa membaca buku untuk mengisi waktu luang harianmu. Ini dapat membuat kamu tidak merasa beban ketika melakukan aktivitas membaca buku, karena kamu sudah menyelesaikan rutinitas harianmu. 3. Buatlah target harian membaca dalam sehari Apabila kamu membuat target harian membaca buku, kamu bisa memulainya dengan bacaan per-lembar. Kamu memulainya dengan bertahap dan jadikan itu sebagai rutinitas, sehingga kamu tidak terbebani ketika mengerjakannya. 4. Jauhkan gawai dari jangkauan ketika membaca buku Gawai menjadi pemicu dalam merusak konsentrasi ketika membaca buku, padahal ketika membaca, kamu harus fokus dan berkonsentrasi agar bacaanmu dapat kamu serap dan mengerti. Ketika konsentrasi terpecah, mulai merasa jenuh dan ingin mencari sesuatu yang tidak membosankan. Ketika
Tips & Trick Katarsis 29 membaca, usahakan tidak menaruh gadget di sekitarmu. 5. Jangan menganggap bahwa membaca buku itu beban Ubah pola pikirmu tentang membaca buku itu suatu aktivitas yang membosankan, biasanya rasa bosan itu terkadang muncul karena menganggapnya sebagai beban. Sebelum membaca, pastikan pikiranmu tenang dan senang, sederhananya membaca buku itu kegiatan yang menyenangkan dan harus dinikmati. 6. Ajak teman ketika membaca buku Ketika kamu melakukannya dengan teman, kamu bisa berdiskusi dengannya setelah selesai membaca. Ini dapat mengurangi rasa bosan karena kamu bisa memiliki teman atau orang lain yang akan diajak berdiskusi ketika sudah menyelesaikan bacaanmu. Keinginan untuk segera menyelesaikan bacaan bukumu, dapat membantu mengasah pola pikir. 7. Memilih tempat dan suasana yang mendukung Ketika membaca usahakan tempatnya nyaman dan suasananya tenang, supaya kamu dapat fokus ketika membaca buku. Tempat yang terang dan kondusif akan cocok dijadikan tempat kamu untuk membaca buku, dengan suasana yang seperti ini kamu akan fokus dan bisa menyelesaikan bacaan bukumu. Tips dan trik di atas dapat kamu lakukan agar tidak merasa bosan atau jenuh ketika membaca buku, di tengah kesibukan yang kamu lakukan, ternyata membaca buku bisa menjadi kegiatan yang bermanfaat yang bisa kamu lakukan. Bahkan, membaca buku bisa mengurangi rasa stress. Ini karena bacaan yang kita baca bisa membuat kita merasa senang atau bahkan tertawa. Buku memiliki banyak ragam genre, kamu dapat memilih genre sesuai dengan yang kamu sukai.
KKaattaarrssiiss