The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Kemasindo UNS, 2024-05-27 03:09:22

MAJALAH KATARSIS 4.1

MAJALAH KATARSIS 4.1

MEI 2023 Perempuan Juga Bisa! Suara Perempuan Dalam Sastra Objektifikasi Perempuan pada Akun Instagram Kampus Cantik Menulis untuk Memperjuangkan Hak Perempuan dan Anak Kalis Mardiasih, E D ISI 4.1 | M EI 2023


A D A FT A R ISI /FOKUS UTAMA Suara Perempuan dalam Sastra 5 5 DAFTAR ISI A SAPA REDAKSI B DAFTAR ISI C /SUDUT PANDANG Objektifikasi Perempuan Pada Akun Instagram Kampus Cantik 8 8 /CERPEN Surat Tak Beraksara Alpha Women 10 10 18 /PUISI Sosok Ratu Dekonstruksi Dia Perempuan Sajak Perempuan 23 23 25 27 /KOMIK Bukan Putri Tidur 28 28 /TIPS DAN TRIK Cerdas dan Tangguh, Tips Menjadi Wanita Alpha 29 29 /FAKTA MENARIK Fakta-fakta Tentang Perempuan 36 36 /ULASAN FILM Review Tiga Srikandi, Tiga Gadis Mengharumkan Bangsa 40 40 /POJOK TOKOH Kalis Mardiasih, Menulis untuk Memperjuangkan Hak Perempuan dan Anak 44 44


S A P A R E D A K SI Hay guys, apa kabar? Semoga sehat dan bahagia selalu ya, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Sehingga kami tim redaksi Majalah KARTASIS bisa menyelesaikan majalah edisi ini untuk seluruh mahasiswa Sastra Indonesia UNS dan para pembaca sekalian. Tema majalah edisi ini adalah PEREMPUAN JUGA BISA, kami mengambil topik perempuan ini karena memperingati Hari Perempuan Sedunia pada tanggal 8 Maret. Semoga edisi ini bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi pembaca. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan majalah ini. Dan semoga kami dapat menerbitkan majalah ini hingga edisi-edisi berikutnya. Kritik dan saran ditunggu untuk menyempurnakan Majalah KARTASIS di edisi selanjutnya. Selamat membaca! B


TI M R E D A K SI Ketua HMP Kemasindo Aulia Ramadhanti Pemimpin Redaksi Almira Wyne Shabrina Redaktur Pelaksana Tri Wulandari Redaktur Diya Ayu Solehah Azzra Rahma Chandran Noor Litasari Viona Deby Pradita Desain Grafis Fadhillah Yogi Kurniawan C


SU A R A PE R E M PU A N D A L A M S A ST R A PUT R I A M A LI A D W I PIT A S A R I 5 FO K US UT A M A Indonesia dikenal sebagai negara patriarki. Namun, kian hari sepertinya negara ini sudah mulai memberikan kesempatan bagi perempuan-perempuan Indonesia untuk menunjukkan kemampuannya. Indonesia sudah tidak lagi seperti saat zaman R.A. Kartini, di mana wanita tak boleh mempunyai pekerjaan tinggi, bahkan hanya boleh mengurus perihal kerumahtanggaan. Saat ini hampir tidak ada lagi pekerjaan laki-laki yang tidak dapat dikerjakan oleh perempuan, walaupun tidak semua perempuan dapat melakukannya. Perempuan memiliki peran penting di era globalisasi ini. Hampir tak terlihat lagi perbedaan antara laki-laki dengan perempuan. Keduanya memiliki hak, status, peran, dan kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi dalam struktur masyarakat modern. Banyak faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut, salah satunya adalah kemajuan teknologi. Ada begitu banyak situs, aplikasi, serta produk servis digital yang menjamur di Indonesia. Hal tersebut tentu saja tidak dapat berkembang dengan sendirinya, perlu sumber daya manusia yang memadai untuk mengurusnya. Perkembangan tersebut tentu saja sudah terjadi dalam dunia sastra. Perempuan masa kini telah menunjukkan keberanian dan kemampuannya untuk menghasilkan karya sebagaimana yang dapat dilakukan oleh laki-laki. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya jumlah sastrawan perempuan yang berani menyuarakan keresahannya dan menyampaikan kritik sosial melalui karya sastra, sebagaimana layaknya sastrawan laki-laki lakukan. Sebelumnya, perempuan hanya dijadikan sebagai objek kajian, bukan sebagai pelaku pembuat karya sastra. Adapun ideologi patriaki mempengaruhi dalam naskah penulisan dan cara pandang penulis dalam membuat suatu karya sastra. Dominasi patriarki dalam dunia sastra Indonesia memberikan pengaruh terhadap cara pandang dan penempatan perempuan sebagai tokoh utama. Sebagai contoh, perempuan ditempatkan sebagai tokoh yang memiliki ciri khas yakni sifat “keperempuannya” yang tidak berdaya, lemah lembut, penurut, pasrah, baik hati dan lain sebagainya. Perempuan dalam sastra telah memiliki sifat dan ciri khusus yang telah dibangun oleh para sastrawan yang didominasi oleh kaum laki-laki.


6 FO K US UT A M A Banyak masyarakat yang berpendapat bahwa sastra dan sejarahnya adalah milik kaum lelaki. Karena adanya pandangan dari khalayak awam, bahwa penulis sastra biasanya adalah laki-laki. Jika seorang perempuan menulis sastra, maka akan dianggap salah dan seringkali dipandang tidak setara dengan karya sastra para penulis lakilaki.Banyak pula yang berasumsi bahwa di dalam perkembangan sastra Indonesia modern, perempuan sama sekali tidak memiliki peranan dan hanya mengandalkan laki-laki. Bahkan bukubuku sejarah sastra, jarang menuliskan peran dari para sastrawan perempuan yang turut membantu perkembangan sastra di bumi nusantara. Perempuan tentu saja memiliki peran dalam perkembangan dunia sastra. Sebagai contoh, Leila Salikha Chudori dengan salah satu karyanya yang fenomenal, yaitu Laut Bercerita (2017). Dalam Laut Bercerita, Leila menyampaikan kritik dan keresahannya mengenai realitas sosial. Leila menentang rezim Orde Baru yang dinilai sewenang-wenang dengan pemimpin yang otoriter, Leila juga seorang yang peduli HAM dan mengecam penghilangan paksa yang merupakan kejahatan berat pelanggaran HAM, yang terakhir Leila mengkritik pemerintah pasca Orba yang lambat dalam menyelesaikan kasus penghilangan paksa aktivis. Djenar Maesa Ayu juga merupakan salah satu sastrawan perempuan yang menumpahkan kritiknya dalam karyanya. Ciri-ciri karyanya ialah bertema dunia perempuan dan seksualitas. Dalam karya Nayla (2005), Djenar menyampaikan beberapa keresahannya, yaitu keresahan mengenai masalah kemiskinan, kejahatan, disorganisasi keluarga, pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat, dan masalah lingkungan sosial terhadap lingkungan hidup. Asma Nadia menuangkan kritiknya dalam kumpulan cerpen karyanya, yaitu Emak Ingin Naik Haji (2010). Dalam kumpulan cerpen tersebut terdapat 7 cerpen yang berbeda, yaitu Emak Ingin Naik Haji, Koran, Jendela Rara, Jadilah Istriku, Bulan Kertas, Sepuluh Juta Rupiah, dan Cinta Lakilaki Biasa. Ketujuh cerpen tersebut merefleksikan permasalahan sosial yang berbeda-beda. Permasalahan sosial yang diutarakan dalam kumpiulan cerpen tersebut antara lain adalah kritik atas kemiskinan, kritik terhadap perselingkuhan, kritik terhadap pembunuhan, kritik terhadap disorganisasi keluarga, dan kritik terhadap pelacuran. Selain itu, ada pula Okky Puspa Madasari yang menulis Pasung Jiwa (2015). Dalam karyanya, Okky mengkritik beberapa hal yang sering terjadi di Indonesia, yaitu: Tuntutan orang tua kepada anak, kesewenangan masyarakat Indonseia terhadap waria, kejahatan terhadap buruh pabrik, kesewenangan pemerintah pada mas Orde Baru, kritik terhadap laskar pembela agama yang menggunakan kekerasan, dan Okky juga mengkritik kehidupan Pekerja Seks Komersial (PSK). Terbatasnya hak yang dimiliki wanita Indonesia untuk mengungkapkan segala pemikirannya pada zaman dahulu, kini telah tergantikan. Wanita yang dulu dipandang sebelah mata dan hanya dijadikan obyek semata, kini memilih untuk menjadi pelaku perubahan. Wanita penulis di zaman sekarang pun leluasa menuangkan hasil pemikirannya. Dulu, pengarang wanita Indonesia menuliskan romansa kesedihan seputar kehidupan mereka, berkutat tentang kodrat mereka sebagai perempuan. Sekarang, seiring perkembangan zaman dan gaya hidup, arah tulisan pun berubah.


Perubahan era atau jaman yang terjadi telah mendorong perempuan dalam ranah sastra. Sastra kini tidak hanya digulati oleh kaum laki-laki dengan ideologi patriakinya saja. Perempuan kini tidak hanya menjadi sebagai pemeran dalam sebuah karya sastra. Melainkan lebih memberikan pengaruh yang lebih besar dalam dunia sastra dengan pemikiran yang lebih dinamis seperti yang telah diungkapkan sebelumnya. Perempuan dalam sastra tidak hanya mempengaruhi dan terbentuk dari cerita yang berideologiskan patriaki. Perempuan dalam sastra jauh memiliki peranan dan pengaruh yang lebih besar baik dalam bentuk perlawanan sebagai kaum feminis atau hanya sekedar ekspresi seni belaka. Semakin baik keadaan masyarakat, maka semakin baik pula karya sastra. Begitu pun sebaliknya. Gagasan yang terkandung dalam sebuah karya sastra terbangun dalam zaman ketika karya sastra tersebut lahir. 7 FO K US UT A M A


O B JE K TIFI K A SI PE R E M PU A N P A D A A K U N I N ST A G R A M K A M PUS C A N TI K OLE H A L M I R A W Y N N E S H A B R I N A SU D UT P A N D A N G Akun kampus cantik di media sosial Instagram sudah tidak asing lagi di kalangan mahasiswa. Akun tersebut membawa nama instansi dengan menambahkan embelembel cantik untuk menarik perhatian. Akunakun tersebut mengunggah foto-foto mahasiswa yang dianggap ‘cantik’ sehingga dapat meraup keuntungan dari akun tersebut. Kehadiran akun kampus cantik tersebut memberi beberapa pandangan sebagai bentuk validasi atas kecantikan seorang perempuan dan di sisi lain berpandangan bahwa akun tersebut memalukan. Akun kampus cantik tersebut tidak hanya mengunggah foto saja namun dalam caption-nya diikutsertakan nama lengkap mahasiswi beserta program studi dan akun media sosial pribadinya. Hal tersebut semakin menormalisasikan budaya objektifikasi di Indonesia parahnya di pendidikan tinggi tidak menjamin terbebas dari praktik tersebut. Objektifikasi sendiri merupakan penempatan tubuh perempuan untuk tujuan seksual. Perempuan dipandang sebagai objek yang impersonal dan dapat diamati yang nilainya ditentukan terlepas dari siapa pemilik tubuhnya. 8


9 SU D UT P A N D A N G data pribadi tanpa persetujuan yang telah diatur dalam pasal 26 ayat (1) dan (2). Instrumen lain yang juga digunakan adalah pasal 115 UU Hak Cipta yang mengenakan denda sebesar Rp500.000.000,00 dalam penyalahgunaan informasi pribadi untuk alasan komersial. Dalam hal ini perlu juga untuk mempertimbangkan penggunaan logo institusi pendidikan oleh akun kampus cantik. Wacana kekuasaan yang mungkin dipahami masyarakat sebagai "legitimasi" bagi praktik objektifikasi dan pelanggaran privasi terhadap perempuan tersembunyi di balik lambang setiap institusi tersebut. Sayangnya,belum ada kampus yang secara resmi mengungkapkan keberatan tersebut. Eksploitasi seksualitas perempuan dapat ternormalisasi melalui pembiaran tersebut. Bentuk objektifikasi ini terlihat dari pengelolaan akun yang mengunggah foto-foto mahasiswi dengan standar cantik dari pemilik akun kampus cantik tersebut, terkadang tanpa persetujuan tertentu dari pihak terkait. Setiap akun memiliki standar "cantik" yang pada dasarnya sama. Mayoritas perempuan dengan foto yang diunggah memiliki kulit putih cerah, rambut panjang, hidung mancung, dan sosok kurus, yang merupakan standar kecantikan Indonesia. Standar kecantikan yang mempresentasikan mereka yang berkulit cerah yang membuat akun Instagram kampus cantik memberikan toxic beauty standart. Foto mahasiswi yang diposting di feeds Instagram berfungsi sebagai kepuasan visual dan konten bagi pengikut akun tersebut. Foto dan informasi pribadi mahasiswi hanya ditampilkan di akun Instagram kampus cantik tersebut jelas merupakan masalah yang sangat serius mengenai persetujuan dan melewati batasan privasi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dimuat dalam artikel berjudul Perlindungan Data Pribadi bagi Mahasiswi dalam Akun Kampus Cantik oleh Tim Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada (UGM). Berdasarkan hasil tersebut, gangguan dan ketidaknyamanan dirasakan oleh 55% mahasiswa yang fotonya diposting di akun kampus cantik. Komentar dan DM (Direct Messages) yang berujung pada pelecehan seksual, body shaming, dan interaksi melalui akun Line pribadi menjadi sumber gangguan ini. Selain itu, dapat dimungkinkan untuk menuntut pelanggaran dalam memposting informasi pribadi tanpa izin dan menggunakannya untuk keuntungan. Menurut tirto.id, kejadian tersebut dapat dilaporkan sesuai dengan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) melalui delik gugatan atas kerugian akibat penggunaan Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan fungsi report Instagram. Namun, itu tidak berarti berhasil melawan fenomena akun kampus cantik. Selain itu, bentuk dukungan yang paling sederhana adalah tidak memberikan komentar yang judgemental berujung pada pelecehan seksual. Tambahan lagi, perlu adanya edukasi bahwa keberadaan akun 'kampus cantik' merupakan bentuk pemuliaan seksisme. Edukasi ini bisa dilakukan misalnya dengan kampanye dan sosialisasi. Dengan demikian, kampus dapat berkembang sebagai lembaga yang menawarkan ruang mengembangkan kemampuan akademis, bukan mendorong tindakan merendahkan perempuan menjadi tak lebih objek pemuas seksualitas laki-laki.


“Bermimpilah setinggi langit, jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang,” aku bergumam, membaca tulisan spanduk di tembok stasiun. Kata-kata legenda dari pemimpin pertama Indonesia itu terngiangngiang di otakku selama beberapa menit, tapi pada akhirnya otakku menolak untuk memahaminya dan lebih memilih untuk membuat rasa peningku semakin menggila. CE R IT A PE N D E K 10 SU R A T T A K B E R A K S A R A JULI A T R I K USU M A W A TI


11 CE R IT A PE N D E K lukisan dari para guru dan alumnus, karena para murid sudah memiliki acara untuk memamerkan karya mereka sendiri. Namun para guru akan memilih satu murid sebagai perwakilan dan menjajarkan karyanya beserta karya mereka yang sudah jauh lebih berpengalaman. Dan yang terpilih untuk melakukannya kali ini ... adalah aku. Normalnya, perwakilan murid akan dipilih berdasarkan kualitas dari lukisan mereka selama kelas berlangsung. Aku tak pernah bermimpi muluk-muluk, aku tak pernah berharap menjadi mereka-mereka yang dikatakan jenius, atau mereka yang sangat berbakat hingga lukisanku bila dibandingkan hanya seperti gambar abstrak anak TK. Maka ketika pemberitahuan itu datang, kukira guruku salah mengirim. Tapi ketika kubaca lagi dan guruku secara spesifik menyebutkan namaku, rasarasanya aku langsung ingin terjun ke jurang. “Bohong!” suaraku lebih tinggi dari yang kukira, membuat orang-orang di sekitar kontan memandangku heran. Aku langsung menutup wajah dan berlari kecil menjauh, takut dikira orang gila karena tiba-tiba berteriak di tengah umum. Yang benar saja ... aku tahu raut wajahku sekarang tampak sangat lusuh dan berantakan, tapi aku juga tak mau dicap sebagai orang dengan gangguan jiwa. Ketika kompleks stasiun sudah semakin jauh, nafas yang kutahan untuk beberapa detik akhirnya kuhembuskan juga. Kata-kata spanduk yang kubaca beberapa waktu lalu kembali menghantui pikiran. Bermimpi setinggi langit katanya? Jika jatuh, akan jatuh diantara bintang? Jujur saja, aku ingin tertawa. Mimpiku pada saat ini sederhana saja, aku ingin menabrakkan badan di depan mobil dan berakhir koma. Aku hanya tidak ingin bangun, paling tidak hingga sebulan ke depan. Aku curiga sebenarnya kali ini mereka memilih Kupijit pangkal hidungku pelan, berusaha perwakilan murid dengan lotre. mengurangi rasa pening yang makin menjadi-jadi. Rasa resah dan frustasiku tak akan hilang hingga sumber beban pikiran yang sudah menggerogoti fisikku pula menghilang eksistensinya. Aku mengangkat handphone, memelototi sebuah pesan yang kuterima beberapa jam lalu dari guru seni yang sangat amat kuhormati. Tapi mungkin setelah pesan itu sampai, rasa hormatku padanya menurun secara signifikan. Pesan itu sederhana saja, hanya sebuah pemberitahuan, ya ... pemberitahuan yang bagiku lebih mengagetkan dibanding alarm kebakaran. Terdapat sebuah tradisi di tempat kursusku, yang memang sebuah kursus seni khusus bagi mereka yang ingin belajar melukis secara serius, untuk mengadakan pameran setiap satu semester. Pameran itu biasanya hanya memamerkan lukisanBermimpilah setinggi langit? Aku tak bisa, aku tak berani, memang aku siapa sampai-sampai setidak tahu diri itu untuk melampaui orang yang jauh lebih berbakat dan jauh lebih layak? Tak ada khayalan, aku tak mau tenggelam dalam mimpi yang tak jelas. Jika aku jatuh? Bukan jika, tapi pasti, aku pasti jatuh dan tak mungkin aku akan jatuh di antara bintang. Haha. Mungkin aku akan benarbenar jatuh di antara bintang, bintang yang panas membara sehingga aku akan hangus terbakar sampai ke tulang, Namaku Aria dan aku adalah seorang pengecut. Namaku Aria dan aku tak seberuntung itu untuk mampu bangkit setelah gagal. Namaku Aria dan aku …. Aku tak bisa apa-apa. * * *


12 CE R IT A PE N D E K “Aku ... pulang,” suaraku lesu dan lemah. Semenjak tadi yang kulakukan hanyalah memikirkan bagaimana nasibku ke depannya namun aku sudah merasa seolah berlari maraton mengelilingi tiga kota. Kubutuhkan saat ini hanyalah tidur panjang dan semoga ketika aku bangun, ini semua hanyalah candaan tak lucu semata. Hahaha ... haha ... ha. Hah ... aku bahkan terlalu lelah untuk tertawa. Aku melangkah masuk lebih jauh ke dalam rumah, mengikuti lorong hingga aku sampai ke ruang makan. Di sana, aku melihat sosok ibuku yang sedang menata piring di meja makan, jelas sudah menungguku untuk pulang. Mungkin karena mendengar langkah kakiku, ia mendongakkan kepalanya, menoleh ke arahku. Ketika mataku dan miliknya bertatapan, ia tersenyum lebar. “Bagaimana harimu?” cahaya? Hanya untuk jatuh ke dalam lubang lumpur yang menjebakku hingga berdiri saja aku tak mampu. Dan bagaimana setelahnya? Aku tak mampu bangkit, meski aku bisa berdiri, kepalaku tak pernah bisa kuangkat lagi. Sudah cukup. Cukup. Cukup. Cukup. Cukupcukupcukupcukupcukup- “Aria.” “Ah!?” kepalaku kuangkat cepat, agak kaget namaku dipanggil tiba-tiba. Aku memaksakan senyum lemah, menimbang apakah harus jujur bilang kalau aku mengalami krisis hidup dalam tiga jam terakhir, namun akhirnya aku hanya bisa mengangguk pelan. “Seperti biasa ….” Aku lalu duduk di kursi. Melirik kembali ke arah ibuku, kepalaku langsung makin pening. Apa aku harus mengatakannya? Aku masih bisa mengundurkan diri sekarang, tapi ketika aku sudah mengatakannya kepada ibuku ... maka pilihan itu akan sirna. Aku tidak ingin dia kecewa tapi aku juga tidak ingin memberinya harapan. Aku tahu benar aku tidak akan pernah bisa menjawab ekspektasinya. Aku tidak akan bisa, meski aku menjual jiwa, meski aku berjuang sampai tanganku patah ... aku tetap akan jadi pecundang yang tak bisa apa-apa. Bukankah ini sama seperti yang sudah-sudah? Bukankah aku juga pernah bermimpi setinggi “Aku hanya ingin bertanya apa kau ingin saus ….” Alisnya naik sebelah, memandangku penuh rasa keheranan. Aku hanya bisa balas tertawa canggung. “Ah. Iya. Hahaha ....” Aku tahu tawaku tampak sangat terpaksa, dan meski ibuku sadar akan hal itu, dia memilih untuk tidak berkomentar. Sekali lagi kupandang ibuku dalam diam. Dia yang jadi satu-satunya alasan kenapa aku masih lanjut melukis hingga sekarang. Karena mimpiku sudah kubuang, karena aku tak bisa lagi menemukan kesenangan saat menyapukan cat ke kanvas, maka satu-satunya alasanku masih melakukan ini semua .... - Hahaha ... satu-satunya alasanku melukis dan satusatunya alasan aku masih hidup sampai sekarang. “Em ... pameran tiga bulan ke depan,” aku menundukkan kepala, kebiasaan yang sudah melekat ketika aku terlalu takut melihat reaksi orang lain. “Oh, ada apa dengan itu?” “Aku yang jadi perwakilannya,” aku mengintip lewat sudut mataku, di mana aku menemukan figur ibuku tersenyum cerah. Cerah sekali, seolah aku sedang berhadapan dengan mentari itu sendiri.


13 CE R IT A PE N D E K “Bukankah kau selalu ingin jadi perwakilannya? Ibu ikut senang!” melihatnya sesenang itu membuatku merasa seolah dilempar ke ruang hampa. Ke tempat dimana aku tidak bisa bernafas, ke tempat dimana yang bisa kulihat hanya kegelapan, ke tempat dimana hanya detak jantungku sendiri yang mampu untuk kudengar. Tak berlebihan jika aku bilang rasanya seperti aku dicekik. Aku tahu dia tidak bermaksud buruk. Aku tahu dia senang untukku. Aku tahu dia senang hanya karena dia pikir aku ikut senang akan kabar itu. Andai dia tahu ... andai saja ... Hah, tidak berguna. Bukankah aku sendiri yang sudah memutuskan untuk berlaku seolah semuanya baik-baik saja? Agar ibuku tidak perlu khawatir lagi, agar ibuku tidak perlu takut anaknya mencoba untuk mati lagi, agar ibuku percaya bahwa aku tulus bahagia dari dalam hati. Aria, bukankah kau sendiri yang memutuskan untuk bersikap seolah kau masih dirimu yang dulu? “Tentu saja,” aku mencoba tersenyum meski susahnya setengah mati, “Aku akan berusaha sekeras mungkin.” Karena membuatmu kecewa adalah dosa terbesar yang bisa kulakukan. *** Aku pernah mati dua kali. Kali pertama adalah ketika aku lahir. Mereka bilang saat itu hanya ada dua kemungkinan, antara aku yang mati atau ibuku yang mati. Bahkan setelah aku keluar ke dunia, nafasku tidak terasa. Aku tidak mampu untuk bersuara. Hanya karena apa yang bisa disebut keajaiban, aku dan ibuku masih bisa melangkah ke dunia. Kali kedua, aku melilitkan tali ke leherku sendiri. Aku yang dulu penuh angan-angan dan impian, aku yang dulu memandang masa depan dengan harapan, ditampar dengan realita bahwa aku bukanlah siapa-siapa. Sebanyak apa pun aku berusaha, sebanyak apa pun aku berdoa, aku masih tak bisa apa-apa. Aku hanyalah onggokan kerikil, aku hanya satu di antara yang lain, meski aku berlari hingga kakiku patah, garis finish hanya jadi impian kosong. Mimpi di dalam mimpi. Maka dengan keputusasaan yang menumpuk dari hari ke hari, aku berusaha menjemput ajalku sendiri. Namun aku selamat, jantungku hampir berhenti, namun aku tetap kembali. Aku terbaring dengan leher yang memar. Ibuku berada di sampingku, menangis sejadi-jadinya. Dia meminta maaf, dia menyalahkan dirinya akan segalanya, karena dia tidak menyadari apa yang sebenarnya kurasakan. Dia menyalahkan dirinya karena tak bisa melakukan apa-apa. Saat itulah aku sadar betapa egoisnya aku selama ini. Apa aku lupa bagaimana aku masih bisa hidup sampai sekarang? Ayahku tak pernah ada, aku tak tahu dia ada di mana. Ibuku membesarkanku sendirian, tanpa bantuan siapa-siapa. Aku ingat ibuku membawaku di tengah hujan deras, berjalan menggendongku saat aku sakit dan tak bisa berdiri. Aku ingat ibuku berjalan bertelanjang kaki hingga telapaknya berdarah, karena aku menghilangkan alas kakiku sendiri, dia merasa lebih baik dia yang kesakitan dibanding anaknya ini. Aku ingat ... di masa dimana makan saja kami tak bisa, ibuku rela tak makan seharian, tak apa, asal aku bisa makan dengan kenyang.


14 CE R IT A PE N D E K Dan aku dengan tidak tahu diri malah membuang hidupku sendiri. Tanpa sadar betapa susahnya ibuku berjuang agar aku tetap bisa hidup. Aku tak ingin mengecewakannya lagi, maka aku tetap melukis, meski aku sudah kehilangan alasan sesungguhnya kenapa aku belajar melukis sekeras itu. Karena ibuku sejak awal sudah mendukungku, meski orang-orang merendahkanku karena pilihanku, ibuku tetap berjuang di sisiku. Meski aku tak yakin apakah pilihanku benar, ia tidak pernah menghakimi dan mendorongku untuk maju. Aku sudah kehilangan harapan, tapi jika aku mundur sekarang, aku merasa apa yang sudah diperjuangkan olehnya selama ini tidak ada artinya. Maka dari itu aku harus terus melangkah. Meski aku melangkah ke dalam kegelapan, meski kurasa aku tak akan menemukan apa-apa, aku harus tetap berjalan maju. Karena itu satu-satunya hal yang bisa kulakukan. Maka dari itu .... Kanvas kosong di depanku berdiri tegap, tak ada segurat pun goresan di sana. Kanvas kosong itu tidak akan bisa melukis sendiri jika aku hanya memandangnya saja. Kanvas itu tidak akan bisa terpampang di pameran jika aku tak bergerak. “Kekuatan” tema yang harus mampu kutuangkan ke dalam lukisanku. Aku punya tiga bulan. Minggu pertama, aku masih tak tahu harus apa. “Apa yang sebenarnya kau takutkan?” Aku mendengar suaraku sendiri yang sudah lelah kudengarkan. Aku tak tahu apakah aku sudah kehilangan kewarasan atau memang aku sesungguhnya sedang tidak berada di kenyataan. Kurasa setelah semua ini berakhir, aku pun akan berakhir di rumah sakit. Entah rumah sakit umum karena aku sekarat atau rumah sakit jiwa karena akal sehatku sudah hilang. Apa yang sebenarnya kutakutkan? Minggu kedua, aku merasa pandanganku semakin buram. Minggu ketiga, aku mulai mendapatkan gambaran. Minggu keempat, draft pertamaku ditolak keras. Aku rasa warna-warni dari koral tetap tak bisa membawa harapanku menjadi tak suram. “Bukankah kau harusnya senang mendapat kesempatan emas seperti ini?” Hahaha. Benar. Harusnya aku senang, bukan? Bukankah mimpiku adalah untuk menjadi yang teratas? Hahahaha ... andai semuanya semudah itu. Andai rasa takutku akan kegagalan tidak menghancurkanku duluan. Aku tidak boleh gagal namun aku tahu bahwa kegagalanku sudah menunggu di depan. Aku tak akan bisa bangkit dari kegagalan itu. Aku tak punya hak seperti itu. Ketika aku gagal, aku hanya akan digantikan, dibuang, dicap tidak berguna. Daripada berjalan menuju bencana, lebih baik aku tak pernah mencoba. Minggu kelima, kanvas kosongku seolah mengolokku. Minggu keenam, aku menenangkan diri, mengangkat pensilku dan mulai menggambar sketsa. Minggu ketujuh, draftku ditolak lagi. Ide-ide lain yang kuutarakan tidak mendapat respons yang baik. Aku tak tahu, yang kuingat hanya pandanganku yang memburam saat aku berada dalam perjalanan di kereta.


15 CE R IT A PE N D E K Aku mengurung diri di kamar. Aku tak tahu harus bagaimana. Aku tak tahu harus apa. Aku merasa seolah tanganku dikekang. Seolah aku dirantai sehingga tak bisa merasakan kebebasan. Seharusnya aku tak menerimanya. Padahal aku tahu aku tak akan bisa. Padahal aku tahu aku hanya akan mengecewakan semua orang. Tapi aku sudah tak lagi bisa mundur. Aku hanya akan gagal. Aku hanya akan jadi bahan tertawaan. Aku .... “Aria,” aku mendengar suara ketukan di pintu. Dengan lemah aku berjalan, membuka pintu, dan menemukan sosok ibuku di belakangnya. “Ini sudah waktunya makan malam ... makan dulu sebelum kau mengerjakan lukisanmu,” dia tersenyum. Tapi aku tak bisa balas tersenyum, aku tak bisa tertawa, aku sudah terlalu lelah. Aku ingin berhenti tapi aku tak bisa. Kau pikir aku melakukan ini semua untuk siapa? “Santai saja, aku melihatmu muram sekali. Semua pasti ada jawabannya.” Mudah untuk bicara. Tapi apa kenyataannya? Hahahaha bukankah aku sudah mengajukan ide lagi semenjak hari itu. Apakah ada yang diterima? Tidak. Kalau kalian semua hanya ingin menolak kerja kerasku, lebih baik kalian tidak usah memilihku dari awal. Ini tidak seperti aku tidak bekerja keras, hanya saja kerja kerasku memang tidak pernah membuahkan hasil. “Ayo semangat!” Minggu kedelapan, untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir, aku berteriak kepada ibuku. Minggu kesembilan, ibuku tidak lagi memaksaku untuk keluar. Ia hanya meletakkan makananku di depan pintu. Waktuku sudah hampir habis. Tapi aku tak juga menampakkan kemajuan. “Kekuatan ....” Bagaimana aku harus menafsirkannya? Kata itu terlalu abstrak untuk kupahami. Apakah aku harus melukiskan kekuatan dalam bentuknya yang abstrak? Apakah aku harus menunjukkan contoh nyata secara literal? Aku tak tahu, aku tak paham. Bersamaan dengan waktu aku mengerang frustasi, aku mendengar suara ketukan pelan. Dilanjut dengan suara langkah kaki yang menjauh dari kamar. Aku tahu ibuku datang untuk mengantar makananku. Aku pun ingat kejadian beberapa waktu lalu, dimana aku berteriak dan menangis frustasi. Aku menyesal, sungguh. Tidak seharusnya aku begitu, entah betapa lelahnya aku. Aku ingin minta maaf, tapi dengan kondisiku sekarang, aku takut yang keluar dari mulutku hanya akan menyakitinya. Aku berjalan membuka pintu, menemukan sepiring makanan tergeletak di sana. Aku mengangkatnya dan tanpa kusadari, aku sudah menangis lagi. “Maafkan aku ....” Aku tak bermaksud begitu, tapi aku pun tak tahu harus bagaimana lagi. Melukis sudah bukan lagi kesenangan, tapi sebuah beban yang harus kupikul seumur hidup. Aku tak bisa... aku sudah tak mampu lagi berakting seolah semuanya baik-baik saja. Diam. Diam. Diam. Diam. “DIAM!”


16 CE R IT A PE N D E K Aku mengikuti arah pandangannya, ke arah dimana lukisanku dipamerkan. Itu hanya sebuah pemandangan sederhana. Sebuah pemandangan yang sudah kulihat sepanjang hidupku, punggung yang selalu menopangku selama ini. Aku melihat gambaran figur ibuku yang sedang berdiri di dapur, memunggungi penontonnya. Bahunya mungkin tampak ringkih, tangannya mungkin tampak kurus, dan rambutnya juga sudah penuh dengan uban. Sama sekali jauh dari kata kekuatan, karena yang berdiri di sana hanyalah sesosok perempuan yang mungkin bisa patah diterjang angin. Meski ibuku bukan pejuang, meski ibuku bukan pahlawan yang menyelamatkan semua orang, meski ibuku tidak mampu mengangkat beban yang berat, meski ibuku bukan orang mampu berlari menantang angin... Mungkin saja ibuku tidak sekuat mereka yang berjuang demi orang banyak. Mungkin saja ibuku di mata orang hanyalah perempuan ringkih yang tidak bisa melakukan apa-apa. Mungkin saja ibuku memang tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang selalu-. Ibuku adalah orang paling lembut, orang yang paling baik, orang yang paling cerah. Tapi apakah itu membuatnya lemah? Tidak, justru ibuku adalah orang paling kuat yang pernah kuketahui. Karena kebaikan hati juga merupakan kekuatan. Karena bagiku, seorang perempuan tidak harus sekuat lakilaki untuk memiliki kekuatannya sendiri. Karena ibuku memegang emosinya di atas yang lain, aku masih bisa hidup sampai sekarang. “Karena dia ... adalah kekuatanku.” Dia adalah pahlawanku. Aku takut gagal. Aku takut mengecewakanmu. Aku takut, aku benar-benar takut. Kekuatan adalah hal yang jauh dariku. Mana mungkin aku bisa menuangkannya ke dalam lukisan? Aku tak akan pernah bisa kuat, aku tak punya kekuatan untuk menjalani ini semua. Aku tak seperti ibuku yang masih bisa berdiri meski tak punya tiang pendukung. Aku bahkan tak bisa mengangkat kepalaku lagi .... Kekuatan ... adalah suatu hal yang jauh dariku. Tapi hal itu juga tidak terlalu jauh... “Ah ....” Aku membelalakkan mataku, menyadari suatu hal yang paling krusial. Bahwa sesungguhnya ... apa yang aku cari selama ini sudah ada di sampingku. Aku tak perlu mencarinya jauh-jauh, karena jawabannya sudah jelas terpampang. Aku langsung berbalik, mengangkat kanvasku dan mulai menggambar sketsa. Seminggu sebelum pameran diadakan, lukisanku disetujui. *** Ketika aku berjalan, melangkahkan kakiku secara ritmis melalui lukisan-lukisan yang terpampang hingga aku mendongakkan kepala. Ku temui guru seniku berdiri di depan lukisanku, mengamatinya dengan penuh atensi, “Apa yang membuatmu memilih untuk melukis ini?” ia tidak menolehkan kepala, tahu kalau aku berdiri di sampingnya sekarang.


17 CE R IT A PE N D E K Aku terkekeh pelan, menggenggam tanganku erat. Melirik ke arah lukisanku sekali lagi. Aku tetap takut gagal tapi .... Aku berjalan menjauh, namun kali ini, tanpa menundukkan kepalaku. “Mungkin ibumu memang orang yang kuat,” guruku akhirnya menolehkan kepalanya ke arahku, “Tapi Aria, kau yang selalu berusaha meski pikiranmu selalu ingin menyerah. Kau yang tidak pernah melepaskan dunia ini meski kau hampir tenggelam ditelan olehnya. Bukankah kau kuat juga?” Aku membelalakkan mataku. Tidak menyangka akan perkataan guruku barusan. “Aku tahu kau bisa, tapi kau selalu bersembunyi di balik ketakutanmu. Maka dari itu aku memilihmu, agar kau ingat untuk apa sebenarnya kau mulai melukis.” Aku ... untuk apa sebenarnya aku melukis? Untuk menunjukkan bahwa aku lebih baik dari yang lain? Bukan. Bukan. Bukan. Aku selalu ingin menumpahkan perasaanku. Aku selalu ingin mengungkapkan pikiranku lewat lukisan karena aku tak pandai berkata-kata. Bukankah rasa ketakutan dan frustasiku juga mampu untuk kulampiaskan melalui lukisan? Bukankah tak apa jika lukisanku tak lebih baik dari yang lain? Bukankah lebih penting bagiku untuk meluapkan apa yang sebenarnya kurasakan? Aku melihat lukisanku lagi. Ini adalah sebuah tanda, sebuah simbol, sebuah surat yang tak beraksara. Karena aku ingin menunjukkan apa sebenarnya yang mendorongku selama ini. Sebuah wujud rasa cintaku kepada ibuku yang sudah mendukungku selama ini. “Kau dan ibumu sama-sama perempuan yang kuat,” guruku tersenyum tipis kepadaku. Memandangku penuh arti. Lalu ia mengangguk pelan sebelum berlalu pergi.


18 CE R IT A PE N D E K A LP H A W O M E N TI A R A A N A N T A H . L. P. Gadis cantik dengan surai panjang dan hitam itu sudah dihadapkan dengan kenyataan pahit baginya. Gadis cantik itu hidup sebatang kara tanpa saudara di suatu desa yang di kelilingi persawahan. Gadis berusia 21 tahun itu sehari-harinya bekerja di sebuah toko kecil yang ada di kampungnya. Sebut saja namanya Anna. Pada suatu malam ditemani suara jangkrik yang menjadi alunan musik itu, Anna tengah membuka sebuah tabung yang terbuat dari pipa paralon yang dijadikannya sebuah tabungan untuk menyisihkan beberapa penghasilannya. Anna terdiam dan merenung memandangi uang yang terkumpul tak seberapa itu. Hatinya teriris dan matanya mulai menggenangkan cairan bening untuk dijatuhkan. Tabungan itu tidak akan cukup dan akan lambat terkumpulnya jika gajinya perbulan dari hasil menjaga toko hanya Rp300.000,00.


Gadis dengan surai yang diikat itu memikirkan bagaimana cara agar ia bisa keluar dari zona ini. Sampai pada titik ia berpikir jika harus keluar dari desa ini dan mencari sebuah pekerjaan di kota. Meski sulit mencari pekerjaan di kota sana, ia harus mencobanya. Pagi yang masih gelap ini membuat Anna sudah berdiri diatas keramik stasiun desa dengan tas jinjing di tangan kanannya dan tas ransel di pundaknya. Lorong stasiun masih sepi penumpang, bahkan nampaknya matahari masih butuh waktu untuk berdiri tegap. Tekatnya sudah kokoh untuk memindahkan dirinya ke kota, walau hatinya masih ingin menetap di kampung halamannya. Getaran di lantai stasiun bergetar dan disusul suara klakson kereta api. Zrashh.. Deretan gerbong itu bergerak dengan cepat membuat surai itu menari dengan indah diterpa angin yang lalu. Pintu gerbong yang ada dihadapan Anna terbuka secara otomatis mempersilahkan gadis cantik itu untuk masuk ke dalam gerbong. Anna menarik nafasnya dalam-dalam. Hatinya masih berat untuk pergi dari sini dan mentalnya juga belum sepenuhnya siap menghadapi orang-orang asing di kota. Matanya memejam membiarkan pikirannya jernih agar Anna bisa berpikir lebih realistis lagi. Ia kembali membuka matanya mulai menginjakkan kakinya di lantai gerbong. Hatinya sudah kuat untuk meninggalkan kampung halamannya. Anna duduk di kursi yang sudah ditentukan setelah meletakkan tasnya di tempatnya. Ia rogoh saku celananya dan membuka layar pintar itu. Jari-jari lentik itu mulai mengarahkan tujuannya ke aplikasi email, Anna membaca sebuah email yang ia dapatkan dari sebuah perusahaan yang akan menjadi kantor barunya. Baru akan interview tapi kita semogakan saja Anna akan menjadi keluarga dari kantor tersebut. 19 CE R IT A PE N D E K


Ia kembali menyimpan benda kotak itu dan kemudian ia menatap pemandangan yang nampak indah itu dari balik kaca gerbong. Ternyata ia berhasil keluar dari zona ini. *** Pagi yang cerah itu membuat Anna sudah siap dengan atasan kemeja putih dan bawahan rok span yang melekat di tubuhnya. Tangan lihainya itu mulai memoles wajah cantiknya dengan make up seadanya saja. Ia akan menghadiri interview itu, semua doa baik sudah ia panjatkan berulang kali dari bibirnya. Tubuh Anna sedikit tersentak saat namanya disebut oleh seorang wanita dengan setelan jas hitam di tubuhnya. Anna dan beberapa yang lain dipersilahkan untuk masuk ke dalam sebuah ruangan untuk interview. Sampai pada esoknya ia menerima sebuah email yang menyatakan bahwa ia diterima di perusahaan itu dan akan menjadi bagian dari keluarga. Anna senangnya bukan main, ia melompat ditempatkan dan memeluk kotak pintar itu dengan bahagianya. Esok ia akan memulai kerjanya. Ia harus mempersiapkannya dengan baik. Hari yang ia tunggu-tunggu tiba, matanya terus berbinar karena bisa merasakan memakai kartu identitas perusahaan, ia terus memandangi kartu identitas itu dengan senyum yang lebar. Namun, saat ia hendak melakukan scan agar bisa masuk ke dalam kantor ia menatap seseorang yang tengah menunggu lift itu dengan tatapan tak menyangka. Ia tidak menyangka bahwa pria yang dulunya menjadi teman bermain Anna serta menjadi cinta pertamanya ada di sini dan satu kantor dengannya. Mendadak jantung Anna berdegup kencang. “Zidan?” sapaan itu tiba-tiba keluar dari mulut Anna. Laki-laki yang ada di sampingnya menoleh dan iris matanya melebar saat sadar siapa yang berdiri di sampingnya. 20 CE R IT A PE N D E K


“Anna bukan?” senyum Anna semakin melebar saat ternyata laki-laki bernama Zidan itu mengenalnya. Anna menjawabnya dengan anggukan, Anna masih kehilangan kata-kata karena ini terlalu mendadak baginya, dari sekian luasnya negara ini kenapa harus di kantor ini? Dari situ juga Anna dan Zidan menjadi lebih sering bersama. Saat ke cafetaria, makan siang bersama, atau bahkan Zidan yang senantiasa mengantarkan Anna ke kontrakannya. “Pulang bareng aku saja, kita harus membantu pemerintah untuk mengurangi angka kemacetan.” Kata Zidan kala itu yang membuat Anna tertawa. Zidan yang dulu masih sama konyolnya. Anna mengiyakan ajakan itu dan seketika ia berpikir, apakah cinta pertamanya akan kembali padanya? *** Hari berganti hari dan bulan berganti bulan. Waktu berjalan seperti angin lalu bergerak tanpa tau ia kapan bergerak, sudah satu tahun lamanya Anna bekerja di perusahaan ini. Ia sangat nyaman dengan pekerjaannya ini dan teman-teman kantornya sedia membantu apapun yang Anna perlukan, apalagi ia bertemu dengan Zidan setelah sekian lamanya. Anna jalani hari-harinya penuh dengan senyuman bagai tanpa beban yang harus ia pikul di punggungnya. Sampai pada suatu hari yang membuatnya kecewa berat dengan Zidan. Kecewa bahwa kenapa Zidan harus berbohong pasal ia melajang selama satu tahun ini. Anna kecewa bukan karena Zidan telah mempunyai tunangan, tapi ia kecewa mengenai kenapa Zidan berbohong. Kala itu tunangannya menghampiri Anna dan berteriak untuk menjauhi Zidan di depan seluruh karyawan yang ada di cafetaria. “Jauhi Zidan!” teriakan itu sangat nyaring di telinga. Seluruh pasang mata menatap ke arah kami dengan mimik wajah heran. 21 CE R IT A PE N D E K


“Saya tunangan Zidan! Berani-beraninya mengirim pesan kepada Zidan saat tengah malam, dia itu sudah bertunangan!” katanya dengan emosi yang meluap-luap. Anna berdiri agar bisa mencerna ini semua. Anna bingung dengan kondisi ini. Semua seakan seperti bom nuklir yang tiba-tiba jatuh di negeri ini. Apa maksudnya tadi? Anna benar-benar bingung. Ia melirik sekilas kearah Zidan yang terlihat gundah di belakang sang tunangan yang sibuk menunjuk wajah Anna dengan jari telunjuknya. Gadis itu benar-benar kecewa akan Zidan yang harus berbohong seperti ini dan menyebabkan masalah yang rumit. Kepala Anna mendadak pusing seketika, dunia seakan berputar dengan cepat seperti gangsing. Setelah puas mengomeli Anna ia pergi dari cafetaria itu bersama Zidan yang sesekali menengok kebelakang memastikan Anna baik-baik saja. Tapi nyatanya Anna tidak baik-baik saja. Dunia Anna seakan menjadi hancur karena lemparan bom nuklir dari Zidan. Apa yang harus ia lakukan selanjutnya? Anna harus apa dengan semua tatapan mengerikan itu? Seluruh karyawan yang ada di tempat itu menatapnya sinis dengan bisikan yang membuat siapa saja sakit hati. Ritme jantungnya menjadi cepat dan ia memutuskan kembali ke meja kerjanya. Kepalanya ia letakkan diatas meja kerja sambil berpikir apa langkah selanjutnya? Anna sungguh tidak nyaman dengan tatapan itu. Buliran cairan bening itu berhasil mendarat ke pipi mulus Anna. Hatinya sakit sekali sekarang. Setelah berpikir panjang, Anna memutuskan untuk resign dari kantor ini, karena jika ia harus bertahan di kantor ini mungkin ia akan semakin hancur nantinya. Semenjak itu Anna menjadi pribadi yang sulit mempercayai seseorang yang mendekatinya. Hatinya mendadak keras seperti batu. 22 CE R IT A PE N D E K


23 PUISI SOSO K R A TU D E K O N ST R U K SI F A D H ILL A H YOGI K U R N I A W A N Apinya mulai redup Sekat-sekat perlahan belenggu hidup Sesekali ia duduk... Merenung, menangisi penindasan Sosok ratu yang terjajah Tidakkah merasa sadar-sadar? Rupa, dada, hingga ujung kuku kakimu diatur-atur Kain pembalut ragamu dirobek-robek Sampai mimpimu dijegal jatuh Serta jasa juangmu dibakar hangus Sosok ratu yang terjajah Masihkah merasa percaya dan tunduk? Terhadap ocehan kewajibanmu itu saja Terhadap ocehan urusanmu hanya di belakang Pada perkataan surga dipijakanmu, telah kosong belaka Pada perkataan perhiasan dunia padamu, berakhir menipu daya


24 PUISI Sosok ratu korban konstruksi Apa kau akan bangkit? Tidak ada yang bisa sungguh kau percaya Lembaga hingga tentara malaikat hanya pada tujuannya Institusi, instansi, tidak pasti benarbenar membela Kumpulanmu pun belum tentu berpilot sendiri Ratu, gaungkan kehormatanmu kembali! Semua berhak setara pada tataran masing-masing Jawablah segala paradoks hingga anomali Sosok ratu korban konstruksi Sanggup kau melawan? Yang kau punya hanya kau Tidak akan ada yang berubah, kecuali dari kau Tak ada yang merdeka, tak ada yang runtuh, sebelum bertindaknya kau Dan yang paling paham soal kau adalah kau Ratu, gaungkan kehormatanmu kembali! Dunia bukan soal otot dan perang lagi Dunia ialah tentang isinya yang agung, dan otak para pendiri Ratu, dekonstruksi... Hapus cap-cap hitam itu Tidak ada yang mutlak dalam tarikan satu kali napas Perjuanganmu bukan kuda tunggangan, pun apalagi produk komodifikasi Teruslah melangkah, tetap berhatihati


25 PUISI D I A PE R E M PU A N D IY A A YU SOLE H A H Kala badai menerpa Kala ombak menghantam Di bawah guyuran hujan Di bawah teriknya sang bagaskara Dan ia tak pernah goyah Tetap kuat bak payung yang menahan banyaknya hujan Siapa ia? Mengapa sekuat itu? Apakah benar sekuat itu? Ia adalah manusia dengan nama perempuan Diciptakan dengan hati seluas samudera Dengan raga sekuat baja


26 PUISI Melawan kerasnya dunia Menelan pahitnya kehidupan Mengikuti roda berputar Dengan kekuatan yang ia punya Ia akan tetap bertahan Bahkan memilih untuk melawan Pemilik hati yang lapang Dengan hidup yang menakjubkan Ya, itulah perempuan


27 PUISI S A J A K PE R E M PU A N H A N IF A H D A H LI A Dia mengukir senyuman manis Menyimpan lara dalam tawa Membendung pedih dengan senyum Mendekap sendu demi harsa Bukankah ia perempuan hebat? Tatkala gulita ia terjaga Marapalkan doa kepada-Nya Membungkam caci menjadi puji Menikam benci meraki mimpi Mengubah janji menjadi pasti


28 K O M I K B U K A N PUT R I TI D U R A GIL M IL A T R I A STUTI


Tips d a N T r i k C H A R ILLI N A H I K M A H I D A Y A TI Sebelum masuk ke tipsnya, apasih wanita alpha itu? CE R D A S D A N T A N GGU H , TIPS M E N J A D I W A N IT A A LP H A 29 Dikutip dari buku 'The Alpha's Girls Guide" yang ditulis Henry Manampiring, konsep alpha female atau wanita alpha, sebuah fenomena perempuan yang menginspirasi, memimpin, menggerakan orang sekitarnya, dan membawa perubahan. Singkatnya, alpha female digambarkan sebagai sosok perempuan yang cerdas, percaya diri, dan independen. Karakteristik dari wanita alpha dapat dilihat dari berikut ini. Kepemimpinan yang Baik Wanita alpha memiliki tujuan dan ambisi yang ingin dicapai, termasuk cara untuk mendapatkan dan kemungkinan hambatan yang dihadapi. Oleh sebab itu, kemampuan dalam memimpin akan sangat terlihat dalam wanita alpha. Kecerdasan Emosionalnya Tinggi Wanita bertipe alpha tak hanya mampu memimpin orang lain tetapi dirinya sendiri. Mereka mampu mengontrol dan mengelola emosi yang dirasakan. Sehingga mereka cenderung memakai logika dibandingkan mengandalkan


Tips d a N T r i k 30 Senang Belajar Banyak Hal Belajar menjadi hal yang disukai oleh wanita alpha. Tak hanya soal akademik saja, mereka akan mendalami hal-hal yang mereka sukai sehingga bisa menjadi seorang ahli. Mereka juga suka mendapatkan pembelajaran secara langsung baik dari pengalaman sendiri atau melihat pengalaman orang lain. perasaan. Wanita tipe ini juga mampu membawa dan mengatur suasana sehingga banyak disukai orang. Memiliki Prinsip Kombinasi ketiga hal di atas membuat wanita alpha memiliki prinsip yang kuat di hidup mereka. Bila tidak ada alasan logis yang mendesak, mereka akan taat pada prinsip tersebut. Mereka tak mudah dipengaruhi dan bicara melihat data serta fakta yang ada. Cenderung Memiliki Kekuatan Fisik Wanita alpha juga memiliki kecenderungan fisik yang kuat. Hal ini bisa dipengaruhi oleh keadaan mental mereka yang lebih stabil. Oleh karenanya aktivitas yang melatih fisik mereka menjadi salah satu hal yang sering diperhatikan. Mandiri dan Percaya Diri Dengan kemampuan dan kecerdasan yang dimiliki membuat wanita alpha tidak mudah bergantung pada orang lain. Sebaliknya, tekad dan kemauan yang mendoronh wanita alpha untuk terus maju.


Deretan artis luar dan lokal yang cocok dijadikan panutan "wanita alpha" sebagai berikut: Aktris yang terkenal membintangi banyak judul film ini juga aktif dalam kegiatan kemanusiaan. Setelah bercerai dengan Brad Pitt, Angelina Jolie juga menjadi seorang ibu bagi keenam anaknya. Ia mulai berkarier di industri hiburan pada usia yang sangat belia. Kini, ia tak hanya menjadi seorang aktor, tetapi juga terlibat sebagai penulis skrip, produser, hingga sutradara. Angelina Jolie (Angelina Jolie/Harper's Bazaar) Privilege yang ia miliki benar-benar dimanfaatkan untuk hal-hal positif. Meski memiliki masa lalu pahit terkait obat-obatan dan kanker, Angelina Jolie juga bergabung sebagai duta besar PBB karena memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi. 31 Tips d a N T r i k


Emma Watson (Emma Watson/Harper's Bazaar) Hermione Granger. Peran tersebut dalam film Harry Potter sangat melekat pada Emma Watson. Selain dalam perannya yang dikenal cerdas, pintar, dan unggul dalam segala hal. Pada kenyataannya Emma sangat mementingkan akademik ditengah kesibukannya dalam berkarir. Emma juga ditunjuk PBB sebagai sebagai Duta Perdamaian untuk isu perempuan dan kesetaraan gender. Tidak hanya menjadi Duta Perdamaian PBB, Emma Watson juga menjadi advokat gender dan semangat dalam mengkampanyekan gerakan HeForShe. HeForShe adalah gerakan solidaritas yang menyatukan perempuan dan laki-laki untuk memerangi ketidaksetaraan gender. Terlebih lagi, ia juga aktif menyuarakan suara dan dukungannya kepada masyarakat Palestina lewat sosial media. Tips d a N T r i k 32 Cinta Laura Kiehl claurakiehl/instagram Cinta Laura adalah artis blasteran JermanIndonesia yang sudah berkarir dalam dunia hiburan sejak ia masih muda. Memiliki karir yang bagus dalam dunia akting dan tarik suara, Cinta Tak luput mengejar pendidikannya hingga ke luar negeri. Ia berhasil lulus cumlaude di Universitas Columbia sebagai sarjana psikologi.


Sebagai aktivis sosial, ia sering menyuarakan isu-isu sosial di Indonesia. Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menunjuk Cinta Laura sebagai duta Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Perlindungan Anak. Baru-baru ini, ia menyuarakan isu kekerasan seksual pada wanita di KRL. Tips d a N T r i k 33 Maudy Ayunda (maudyayunda/Instagram) Maudy dikenal sebagai pemeran bintang film serta penyanyi. Memiliki karir yang cemerlang di industri hiburan, Maudy memilih melanjutkan jenjang pendidikan di dua universitas bergengsi dunia. Ia mengambil program sarjana philosophy, politics and economics University of Oxford. Kemudian, melanjutkan S2 nya pada program Master of Business Administration dan Master of Arts in Education dari Stanford University. Meskipun begitu, ia pintar membagi waktu untuk pendidikan dan pekerjaannya. Dikenal memiliki wawasan yang luas, mampu menguasai bahasa asing yang baik, serta sosok figur bagi kamu muda membuat Maudy ditunjuk sebagai juru bicara dalam Presidensi G20 yang diselenggarakan di Bali tahun lalu.


Inilah beberapa tips untuk menjadi wanita alpha: Wanita alpha adalah seorang wanita yang memiliki beberapa atau bahkan semua sifat di bawah ini: 34 Tips d a N T r i k 1. Tidak Takut Memimpin Hal pertama yang bisa dilakukan agar menjadi wanita alpha adalah dengan mencoba memimpin sesuatu dan jangan takut ketika melakukannya. Namun, memimpin bukan asal memimpin. Sebagai seorang pemimpin yang baik harus mengerti apa yang menjadi tanggung jawabnya dan dapat membuat keputusan dengan benar. Banyak Hal yang dapat dilakukan seperti rutin membaca buku, memperdalam keahlian, berlatih berpikir kritis, memperbanyak pengalaman, dll. 3. Mencintai Keluarga Keluarga merupakan fondasi awal untuk menjadi wanita alpha. Dengan kondisi keluarga yang baik, mendorong seseorang menjadi lebih mudah sebagai wanita alpha di masa mendatang. Lingkungan yang mendukung serta hubungan baik menjadi alasan yang penting. 2. Selalu Belajar Untuk mendapat posisi sebagai alpha diperlukan wawasan dan pengalaman yang luas. Hal itu didapat dari belajar. 4. Percaya Diri Memiliki keyakinan dan kemampuan yang mumpuni menjadi kunci sebagai wanita alpha. Dengan percaya diri dan


Tips d a N T r i k 35 5. Menjauhi Hubungan Toxic Dengan semua hal yang sudah dicapai, pencapaian dapat menjadi tidak bermakna Jika terjebak dalam hubungan toxic. Hubungan tersebut bersifat merusak dan membuat rasa tidak nyaman dari dalam diri. Untuk itu, jalinlah relasi dengan sehat dan tempatkan diri pada lingkungan yang suportif. kemauan untuk meraih cita-cita dan keinginan itu bukanlah hal yang mustahil. Wanita alpha akan percaya diri dengan mempertahankan prinsip dan ambisi. 6. Tak Malu Terlihat Rapuh Menjadi kuat tak selalu harus terlihat tahan banting atas segala permasalahan. Tak perlu malu mengakui kerapuhan dalam diri. Hal ini tidak menjadi masalah, karena justru dapat sekaligus memperkuat hubungan dengan pasangan. Wanita alpha biasanya hanya akan membuka diri dan menunjukkan sisi rapuhnya terhadap orang yang dipercaya saja, misalnya pasangan.


F A K T A M E N A R I K 36 S A W IT R I M A ULI D A H . Sesuai tema “Perempuan Juga Bisa”, maka trivia ini berisi beberapa fakta menarik tentang wanita-wanita hebat di dunia. Berikut merupakan beberapa diantaranya yang membuktikan bahwa perempuan juga bisa di berbagai bidang dan menjadi inspirasi F A K T A – F A K T A TE N T A N G PE R E M PU A N 1. Programmer komputer pertama adalah seorang perempuan, bernama Ada Lovelace. 2. Valentina Vladimirovna Tereshkova adalah antariksawan Soviet dan perempuan pertama yang melakukan perjalanan ke luar angkasa. 3. Ibu negara pertama Inggris, Eleanor Roosevelt, hanya mau diwawancarai oleh wartawan perempuan untuk memastikan pihak surat kabar akan mempekerjakan kaum wanita. 4. Satu-satunya orang Cina yang bekerja di proyek Manhattan adalah ahli fisika nuklir yang dijuluki ”First Lady of Physics” yang bernama Wu Jianxiong, yang percobaannya membuktikan balik hukum kekekalan keseimbangan (conservation of parity). Dia ilmuwan pertama yang namanya diabadikan untuk nama asteroid. 5. Pada tahun 1920-an dan 1930-an wanita mendominasi bekerja sebagai penulis naskah film (screenwriting) di film-film Hollywood.


F A K T A M E N A R I K 37 7. Lebih dari 50 wanita terpilih sebagai presiden atau perdana menteri dalam sejarah modern. 6. Ada 800.000 wanita yang dijadikan tentara Soviet pada saat perang dunia 2. 8. Dua dari Tujuh Keajaiban Dunia dibuat oleh wanita, yaitu Taman Gantung Babilonia, yang dibuat oleh Ratu Assyiria Semiramis, dan Makam Halicarnassus yang dibangun oleh ratu dari Caria bernama Artemisia. 9. Dokter wanita pertama adalah Merit Ptah yang hidup pada masa Mesir kuno sekitar tahun 2700 SM. 14. Mary Anderson adalah penemu penyapu kaca mobil pada tahun 1903. 13. Operator telepon pertama adalah orang laki-laki. Tapi mereka sering mendapat reputasi kasar dan tidak sopan. Oleh karena itu maka diganti oleh petugas perempuan. 15. Sabrina Gonzales Pasterski pada usia 14 tahun mampu menciptakan mesin pesawat terbang dan menerbangkannya sendiri. Stepen Hawking mengaguminya. Di MIT dia memperoleh ranking pertama. Harvard University menganggap dia sebagai pengganti Einstein. 16. Fatimah al-Fihri merupakan pendiri universitas pertama di dunia. 11. Meski wanita dilarang mengikuti Olimpiade yang pertama tetapi sebagai gantinya diadakan Game of Hera yang diadakan setiap 4 tahun sekali khusus untuk perempuan dalam lomba balap lari. 10. Wonder Woman adalah film superhero pertama yang bercerita tentang kehebatan perempuan dan disutradarai oleh perempuan. 12. Pada perang dunia 2, seorang pemain sandiwara (performer) wanita keturunan Amerika Afrika mengirim pesan rahasia ke tentara Perancis melalui pelat musik yang ditutup tinta tidak terlihat. 18. Elizabeth Blackwell merupakan wanita pertama yang menerima gelar dokter di Amerika dan wanita pertama yang terdaftar dalam tenaga medis UK. Blackwell membantu untuk mendobrak hambatan sosial, yang memungkinkan perempuan untuk diterima sebagai dokter. 17. Cleopatra adalah penguasa Ptolemeus terakhir Mesir yang hidup pada masa 69 SM hingga 30 SM.


F A K T A M E N A R I K 38 20. Benazir Bhutto adalah perdana menteri wanita pertama yang memimpin sebuah negara Muslim di Dunia. 19. Ibu Teresa adalah seorang biarawati Albania dan pekerja amal yang mengabdikan hidupnya untuk melayani orang miskin dan perlahan ia menjadi ikon dunia untuk pelayanan tanpa pamrih. Pada tahun 1979, Ibu Teresa dianugerahi Penghargaan Nobel Perdamaian. 21. Ratu Seondeok adalah Ratu pertama yang memimpin pemerintahan dalam sejarah monarki Korea. 22. Grace Hopper adalah pelopor dunia komputasi. Ia berhasil menemukan salah satu bahasa pemrograman pertama pada komputer yang mudah digunakan. 24. Malahayati adalah pejuang perempuan dari Kesultanan Aceh. Pada tahun 1585-1604, Malahayati memegang jabatan sebagai Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV. 23. Amelia Earhart adalah wanita pertama yang terbang melintasi Samudra Atlantik. 26. Oprah Winfrey merupakan pembawa acara dan pemilik media terkenal yang sangat dermawan dan dibesarkan oleh seorang single mother. 25. Raden Ajeng Kartini, sosok pelopor kebangkitan perempuan di Indonesia. Pemikiran dan pandangannya mengenai emansipasi wanita menjadi dasar perjuangannya membangun sistem pendidikan bagi para perempuan di Indonesia pada masa itu. 27. Coco Chanel adalah salah satu fashion designer terbaik dunia yang terlahir dari seorang tukang cuci, dan mengawali karirnya sebagai penyanyi club dan pembuat topi. 28. Marie Curie merupakan ahli fisika dan kimia pertama di dunia yang menerima 2 Nobel sekaligus. Profesor wanita pertama di The University of Paris. 29. J.K. Rowling merupakan penulis ternama yang sukses dengan mahakarya “Harry Potter”. Dia berhasil memenangkan banyak penghargaan bergengsi dan menjadikannya sebagai salah satu penulis paling berpengaruh di dunia sepanjang sejarah.


F A K T A M E N A R I K 39 30. Hedy Lamarr, seorang perempuan yang sempat dijuluki "perempuan paling cantik di dunia" merupakan penemu WiFi. 31. Megawati Soekarnoputri dikenal sebagai Presiden ke-5 Republik Indonesia merupakan presiden perempuan pertama di Indonesia.


40 UL A S A N FIL M R E V IE W 3 S R I K A N D I , TIG A G A D IS M E N G H A R U M K A N B A N GS A B I M O E N Z A A N SO R I “Yang paling penting dalam hidup bukan menaklukkan, tapi berjuang keras.” Sebuah kutipan dari Pierre de Coubertin, bapak Olimpiade modern, yang membuka film 3 Srikandi. Kutipan yang tepat untuk mendeskripsikan sebuah film yang tidak sempurna, tapi patut dihargai usahanya.


41 Usaha produser Raam Punjabi dan sutradara Iman Brotoseno untuk mengangkat kisah ini menjadi sebuah film layak dipuji. Cerita ketiga atlet ini memang belum terlalu dikenal dan pantas diketahui oleh khayalak luas. Film 3 Srikandi menceritakan kisah Nurfitriyana, Lilies Handayani, dan Kusuma Wardhani, atlet pemanah perempuan Indonesia pertama yang memenangkan medali di ajang Olimpiade. Mereka bertiga meraih medali perak untuk panahan beregu di Olimpiade Seoul 1988. Ketiga atlet itu diperankan oleh Bunga Citra Lestari, Chelsea Islan, dan Tara Basro. Membawa pulang medali dari ajang Olimpiade bukanlah perkara mudah, inilah yang dirasakan oleh Yana, Lilis dan Kusuma. Mereka adalah tiga perempuan muda yang berhasil membawa pulang medali perak cabang olahraga Panahan di Olimpiade Musim Panas 1988 di Seoul. Ketiganya mengalami masa-masa pelatihan yang sulit, di bawah pelatihan Donald Pandiangan, yang dijuluki sebagai “Robin Hood Indonesia”. Film ini menggambarkan bagaimana para atlet berjuang seorang diri dan kurang mendapatkan apresiasi dari pemerintah untuk mengembangkan diri. Konflik bertambah ketika tiga atlet perempuan Indonesia yang berasal dari tiga keluarga, suku dan kehidupan yang berbeda dipertemukan. Seperti judulnya 3 Srikandi (2016), film ini memang menceritakan kisah dari tiga atlet muda cabang panahan menuju Olimpiade Seoul 1988. Film ini bisa dikatakan berhasil untuk menceritakan kisah kehidupan Yana, Lilies dan Kusuma sebagai atlet tahun 80-an. Untuk memperkuat cerita dan membangun ikatan dengan ketiga atlet, sosok Donald Pandiangan si “Robin Hood Indonesia” juga sedikit diceritakan. Untuk hal ini saya tidak ada masalah, memang benar hal ini menjadi background penting untuk karakter pemeran utamanya. Tapi yang disayangkan adalah, mereka malah fokus pada kisah hidup masingmasing atlet dan pelatihnya. Sedangkan kisah mengenai perjuangan mereka di olimpiade justru tidak diperdalam. UL A S A N FIL M


42 UL A S A N FIL M Nurfitriyana, misalnya, awalnya tidak didukung oleh ayahnya untuk menjadi atlet. Sang ayah berharap ketimbang menjadi atlet, Yana (sapaan akrab Nurfitriyana) lebih baik fokus kepada studinya saja. Padahal dari sini mentalitas seorang atlet akan terlihat jelas, ketika mereka berada di lapangan. Kebanyakan penonton ingin melihat bagaimana ketiga atlet berusaha melawan ego dan diri sendiri saat berada di arena pertandingan. Kusuma Wardhani, yang akrab dipanggil Suma, juga tidak mendapatkan dukungan penuh dari orangtuanya. Ayahnya mendorong Suma untuk menjadi PNS supaya hidup lebih terjamin. Sementara, Suma justru jatuh cinta kepada mantan atlet panahan Adang Adjiji. Hubungan ini membuat konflik karena Adang dimusuhi oleh pelatih Donald Pandiangan. Lain ceritanya dengan Lilies Handayani, atlet panahan yang berasal dari Surabaya. Kedua orangtua Lilies adalah mantan atlet dan mendukung anak mereka dalam berlatih. Tapi sang ibunda tidak menyetujui pacar pilihan Lilies, seorang atlet silat. Ibunya ingin Lilies menikah dengan seorang pengusaha mebel yang kaya supaya masa depannya aman. Alhasil film ini terasa kurang memiliki nyawa, pasalnya arena olimpiade yang menegangkan malah terlihat biasa saja. Apalagi adegan ketika mereka berada di olimpiade, bagi saya sangat singkat, membuat saya kurang menjiwai filmnya. Penonton juga ingin melihat bagaimana cara mereka mengembalikan semangat juang dan perasaan mereka saat dikelilingi atlet luar negeri, heat saat mereka harus berhadapan dengan Amerika, hingga ketika pundak Yana terluka karena jatuh. Seperti yang sudah disinggung di atas, 3 Srikandi (2016) terlalu fokus pada kehidupan pribadi Yana, Lilies, Kusuma dan Donald. Ternyata, hal ini disebabkan karena terlalu banyak side story yang diangkat, dari awal hingga menuju akhir filmnya. Mulai dari kisah cinta Kusuma dengan pelatih tim panahan pria, yang entah kenapa sangat santai seperti tidak memiliki kesibukan. Lalu, cara ketiga gadis ini bergaul dan menikmati hidup selama mereka menjalani pelatihan.


43 UL A S A N FIL M Tapi, hal yang tidak kalah mengganggu yaitu soal efek visualnya, yang menurut saya sangat-sangat amatir. Saya sangat terganggu dengan efek ketika Yana, Lilies dan Kusuma melesatkan anak panahnya di olimpiade. Terlihat sekali bahwa real footage dengan efek visualnya tidak sinkron. Sebenarnya hal ini bisa dipersingkat karena side story seperti itu malah membuang durasi. Contohnya, saat adegan senang-senang, scene itu bisa disesuaikan dengan durasi lagu "Astaga" saja sudah cukup, tapi malah diperpanjang lagi. Lalu untuk scene lagu “Ratu Sejagad”, entah kenapa hal ini malah menjadikannya scene paling aneh. Lalu, soal venue panahan di Seoul, untuk pembuatannya saya bisa katakan cukup oke, karena vibes Korea-nya lumayan terasa. Tapi yang membuat mata saya teralihkan adalah, ketika melihat para figuran yang muncul untuk berperan sebagai penonton Korea. Mereka terlihat seperti orang Korea jalur kearifan lokal, meski mereka berusaha menutupinya dengan blur. Namun, saya juga memuji bagian Ipung Rachmat Syaiful yang menggarap sinematografinya dengan sangat baik. Saya menyukai berbagai macam scene ketika Yana, Lilies, Kusuma dan Donald berlatih di lapangan, pantai hingga di jalan perbukitan. Pengambilan gambarnya sangat baik, hal ini juga didukung dengan proses penyuntingan gambar yang terasa smooth. Salah satu adegan yang paling saya sukai adalah, ketika sosok ketiga atlet diperlihatkan dalam siluet saat mereka berlatih di pantai. Tata musiknya juga berhasil membangkitkan nuansa tahun 80-an dengan sangat baik dan enjoyable.


44 POJO K TO K O H K A LIS M A R D I A SI H , M E N ULIS U N TU K M E M PE R JU A N G K A N H A K PE R E M PU A N D A N A N A K R A I H A N T R I A T M OJO Berbicara tentang perempuan tentu kita tidak akan lepas dari isu hak-hak dan kesetaraan bagi perempuan juga. Di Indonesia, hak-hak untuk perempuan sebenarnya sudah dinaungi oleh Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan atau biasa disebut Komnas Perempuan. Tapi adanya Komnas Perempuan belum cukup untuk mencapai dan memenuhi hakhak perempuan di Indonesia. Kemudian bermunculan banyak aktivis perempuan yang bergerak di berbagai bidang, termasuk sebagai penulis. Salah satu penulis yang mengangkat hak-hak perempuan dan anak di Indonesia adalah Kalis Mardiasih. Kalis Mardiasih lahir pada tanggal 16 Februari 1992 ini merupakan alumni dari Universitas Sebelas Maret. Ia memulai karir menulisnya sejak mahasiswa. Ia sering mengirimkan berbagai tulisan ke media-media lokal. Tetapi untuk menulis buku yang mengangkat isu perempuan, khususnya perempuan muslim ia baru melakukannya sejak tahun 2018. Berislam Seperti Kanak-Kanak (2018) Sister Fillah You’ll Never be Alone Hijrah Jangan Jauh-Jauh, Nanti Tersesat! (2019) Muslimah yang Diperdebatkan (2020) Buku-bukunya antara lain:


45 POJO K TO K O H Ia memilih isu perempuan dan anak merupakan isu yang penting untuk diangkat. Hal itu ia lakukan karena dirinya juga seorang perempuan yang notabene dianggap rentan mendapatkan kekerasan berbasis gender. Awalnya, Kalis hanya menyuarakan pendapatnya dengan mengomentari unggahan-unggahan akun islami yang berbicara soal gender dan mengesampingkan kesetaraan.ekitar tahun 2016 sebelum dirinya dewasa dalam bermedia sosial, ia kerap terlibat adu pendapat dengan para netizen di kolom komentar. Lama kelamaan, ia sadar hal yang dilakukannya sia-sia dan ingin bersuara lebih keras lagi dengan cara menuliskan pemikiran-pemikirannya ke dalam buku. Memang kalau kita perhatikan, apa yang menjadi alasan Kalis Mardiasih untuk menulis di buku cukup relistis. Selain Karena ia sudah berpengalaman menulis di berbagai media lokal saat menjadi "Aku udah capek war di kolom komentar, kayaknya lebih enak kalau aku menulis dengan rapi pikiran-pikiranku di dalam satu buku yang bisa dibaca orang dan dipahami lebih banyak orang lagi," kata Kalis Mardiasih tersenyum bangga. Dengan menuangkan pemikirannya tentang perempuan dan anak-anak melalui buku, tentu manfaatnya akan lebih terasa, baik untuk Kalis maupun untuk masyarakat luas. Dengan bukubuku yang ia tulis, tentu akan banyak pembaca atau akademisi yang mengkaji isinya serta memberikan pendapat mengenai bukunya. Diskusi-diskusi seperti itu tentu akan membuat isu-isu perempuan dan anak semakin mendapat atensi dan orang-orang akan semakin aware terhadap isu-isu anak dan perempuan. Kalis Mardiasih membuktikan bahwa menulis bukan hanya untuk sekedar hobi atau menuangkan ide-ide imajinatif yang bersifat fiksi, tetapi menulis bisa menjadi wadah untuk mengedukasi masyarakat, dalam hal ini mengedukasi masyarakat agar semakin peduli hak-hak perempuan dan anak. mahasiswa, beradu argumen di kolom komentar tentu hanya akan membuat emosi saja. Karena kadang orang beradu argumen di kolom komentar bukan untuk mencari fakta, tetapi hanya ingin membuat orang lain mengakui pemikiran-nya saja.


MEI 2023 Perempuan Juga Bisa! E D ISI 4.1


Click to View FlipBook Version