36. Rezeki Terindah
Slamet Riyadi, S.Pd. – Simbarwaringin, 13 November 2020
Rezeki,
Setiap mahluk ingin mencari rezeki
Rezeki yang bukan hanya dari materi dan uang
Ketenangan adalah rezeki
Keluarga yang bahagia juga rezeki
Bahkan anak yang solih adalah rezeki
Rezeki
Rezeki yang terindah ketika kita bisa tata
Berbuat dan beramal solih setiap saat
Ketika Allah ridho dunia akherat
Itulah jalan selamat dunia akherat
Rezeki
Puncaknya bisa berjumpa dengan Allah
Diberkahi dan dilindungi
Itulah yang diciptakan setian insani
Aamiin Ya Robballalamin
51
37. Kehidupan Anak Manusia
Erna Roesmaini, S.Pd. M. M. – Bandar Lampung, 15 November
2020
Kehidupan anak manusia
Diawali dengan kehadirannya di dunia
Disambut dengan tawa
Ceria seluruh keluarga
Waktupu berjalan dengan cepat
Kita semua tidak tahu
Sampai kapan kita hidup di dunia fana ini
Persiapkan diri dengan sebaik mungkin
Iman dan takwa harus selalu kita tingkatkan
Perbanyaklah bekal pulang ke kampung
Akherat adalah jawabannya
Selamatkanlah badan dari siksa dan panasnya api neraka
Karena ketika kita kembali padaNya
Hanya air mata kesedihan yang akan mengantar
Kita kembali menghadapNya
52
38. Bayi Mungilku
Indah Oktaria, S.Pd. – Branti Raya, 16 November 2020
Lihatlah pancar mata balita
Jernih tanpa dosa
Lihat pipinya yang kerap merona
Gelak tawanya menghibur yang lara
Bagaikan kertas putih
Jiwanya polos dan bersih
Bagaikan angin kecil yang berhembus
Hati dan perasaanya amat halus
Mata bulat dan jernih
Membuat tenaga bunda kembali pulih
Bibir mungilnya yang memerah
Membuat senyum bunda kembali merekah
Tangis nyaringnya adalah pertanda
Lapar atau sedih yang dirasa
Harumnya sewangi bunga
Anak kesayangan bunda
53
39. Sahabat Kecil Tersayang
Zesy Tri Sanjaya, S.Pd. - Bandar lampung, 17 November 2020
Oooh, sahabat kecilku tersayang
Kau selalu setia menemani d an mendampingi dalam keadaan
apapun
Di saat susah maupun bahagia
Kaulah yang tak pernah meninggalkanku
Aku sepi tanpamu
Oooh sahabat kecilku terhebat
Betapa setianya kau berkorban semua demi aku
Kuucapkan
Terima kasih sahabat kecilku
54
40 Wonder Woman
Dra. Kartini HS dan Dra. Mini Fajariani – Terbanggi Subing, 18
November 2020
Wonder woman
Julukan seorang wanita seperti dia
Saat matahari belum menampakkan senyumnya
Langkah kaki sang wonder woman mengguncang bumi
Jari jari merambah buih buih busa
Kresok kresek krosak kain air buih dan jemari
Sekuat tenaga membersihkan noda yang melekat pada
Lembaran lembaran itu
Merambat perlahan, seokkan kaki menuju gunungan beraroma
Melekat pada satin, kemeja, kaos, hingga pakaian dalam
Sedangkan pinggan di dapur
Membakar sang ikan yang kelak jadi sajian lezat
Berdenting pinggan dan sutil
Meramaikan pagi yang masih buta
Wanita itu bernama wonder woman
Tertempa dalam rutinitas tugas ini dan itu.
55
41. Kebaikan Untuk Diri Sendiri
Dra. Kustiyah – Bandar lampung , 23 November 2020
Setiap kali engkau memperbaiki niatmu
Allah akan memperbaiki
Percayaklah Dia tak pernah ingkar
Dan setiap kali engkau mengharapkan kebaikan
Untuk orang lain
Engkau akan dapat kebaikan
Dari arah yang tak pernah kau sangka sangka
Sungguh membuat kita takjub
Saat hidup untuk membahagiakan
Allah akan memberi rejeki pula
Melalui orang lain yang membahagiakan kita
Dan selamanya akan melewati jalan itu
Maka berusahalah untuk memberi
Bukan selalu menerima
Karena setiap engkau memberi
Maka engkau akan menerima
Tanpa meminta sekalipun
Bahkan ketika tak mampu hadir dalam mimpi
Nyata kuasa Dia
56
42. Yang Telah Pergi
Drs. R. Yusuf M. Noor – Bandar Lampung, 19 November 2020
Satu purnama telah kulewati
Mamaku pergi tak kembali
Risaulah hati ini menunggu hadirmu bersama kami
Di ujung malam yang gelap
Tidur tak lagi lelap
Makan apapun tak bisa lahap
Hanya kehadiranmu yang kuharap
Kini aku harus tegak berdiri
Menempa tuk bisa lebih kencang berlari
Kan kucengkeram bulatnya bumi
Sampai akhir tak berputar lagi
57
43. Menunggu
Dewi Ambarwulan, S.Pd. – Bandar Lampung, 23 November
2020
Kumenunggu
Tetes tetes terakhir
Yang membuatku tak bisa tidur
Resah gelisah
Menit berganti detik
Dan akhirnya
Tetes tetes yang ditunggu sudah tergantung lagi
Kembali ke tempatnya
Membuatku lega
Untuk 6 jam ke depan
Kumulai akitifitas
Memberi tugas anak anak
Salam dan menjawab salam
Kukatakan pada mereka
“Semangat, anak anakku”
Ibu menunggu hasil kerja kerasmu
Sambil kumenunggu belahan jiwa
Kembali sehat
Seperti sediakala
Aamiin
58
44. Dilema
Drs. Ali Muddin - Terbanggi Subing, 23 November 2020
Dunia
Inikah akhir zaman
Sendiri
Orang ramai berkerumun di sana sini
Terdengar senyum, tawa, dan bicara sendiri
Sementara
Keluarga sepi
Tidak ada komunikasi
Sebagian lupa diri
Sebagian hilang harga diri
Tak ada lagi empati
Terkadang
Ingin seperti yang lain
Walau tidak lebih
Bukan tak mampu memiliki
Tapi, ragu diri
Takut, hati cepat mati
59
45. Diantara Aku Dan Dirimu
Dra. Indrawati – Bandar Lampung, 24 November 2020
Di malam yang sepi dan sunyi ini
Aku merenung seorang diri
Kucoba memejamkan mata
Namun tetap kuterjaga
Aku selalu mengingatmu
Senyummu yang manis, wajahmu yang imut
Selalu membayangi diriku
Yang nyaris tak bisa hilang dari pandanganku
Di relungku yang sangat dalam
Aku merasa beban yang berat
Ada janji yang belum bisa kuberikan padamu
Karena ku tak mampu mengukir kata kata mutiara
Aku dan dirimu jauh berbeda
Aku hanya bercerita tentang peristiwa kehidupan
Sedangkan dirimu mengukir kata kata dan berilustrasi
Aku belum berprestasi dan berilustrasi
Aku hanya ingin menjadi ibu yang baik bagi anak anakku
Dan ibu bagi murid muridku
60
46. Kehati Kehatian Dengan Hati
Joko Sudarto, TS, S. Pd. – Bulu Sari, 24 November 2020
Hati itu akan membuka segala pintu dan jalan yang akan dilalui
Karena hati itu merupakan kunci
Dan
Saat kunci kotor dan mengalami kerusakan
Maka tertutuplah seluruh sendi kebenaran
Hati yang kotor adalah hati yang berpenyakit
Virus perusaknya adalah iri, dengki, ujub, sombong dan riya
Yang kian menghimpit
Hati itu akan memerintah peiliknya untuk memilih
Jalan kebaikan atau keburukan
Karena hati itu komandan
Hati hati dengan hati
Hati yang lembut adalah hati yang terberkahi
Sebilknya hati keras yakni hati yang sulit ditembus hidayah dan
nasihat
Bersyukurlah bila kita memiliki kelembutan hati
Yakni hati yang jauh dari angkuh dan sombong
Hati yang mudah menerima nasehat kebenaran
Hati yang tunduk, tawadhuk atas kebesaranNya
Hati yang senantiasa merindu perjumpaan dengan Rabbnya
Tak ada azab yang lebih besar dari keraasnya hati
Sebab hati yang keras sulit dinasehati
Tercemar kemaksiatan setiap hari
Tapi selalu merasa dirinya paling benar sendiri
Saudaraku
61
Hati manusia rentan berbolak balik
Hari ini gairah ibadah berapi api
Esok pagi lemah nan futhur membelenggu diri
Hari ini iman dan Islam masih dalam dekapan
Esok lusa nyawa dan raga terpisah dalam selimut kekafiran
Naudzubillahi mindzalik
Karenanya saudaraku
Banyak doa kepada Sang Pemilik Hati
62
47. Aku Dan Dua Putriku
Indra Ria Daniati, A.Md. – Bandar Lampung, 24 November \
2020
Saat ini kupunyai dua putri
Selalu menemaniku setiap hari dan setiap waktu
Di kala sedih dan senang
Kuingin melihat mereka bahagia
Kuhanya seorang ibu yang tak bisa apa apa
Semoga lelahku mampu membuat mereka bahagia
Tawa dan canda mereka membuat lelahku hilang seketika
Semoga lelahku menjadi berkah
Untukku dan demi dua putriku
63
48. Jangan Menyerah
Dwi Winanti, S.Pd. – Trimurjo, Purwodadi, 24 November 2020
Aku akan terus mencoba
Walau gagal terus menghadang
Berjuang menggapai harapan
Tak perduli anggapan maupun cercaan
Terus bergerak tanpa ada keraguan
Seperti langit terus pekat
Menanti saatnya terang
Terpeleset jatuh
Nyeri terasa
Tergores luka
Berdarah atau bernanah
Bukanlah alasan untuk mengeluh
Bangkit untuk mencoba
Tidak akan menyerah
Walau badai kian menghebat
Hidup itu sulit
Bagi mereka yang tak mau mencoba
Hidup itu menyebalkan
Bagi mereka yang lemah dan putus asa
Hidup itu memang mesti diperjuangkan
Tetapkan tujuan untuk sebuah perubahan
Niat tertata rapi di sudut jiwa
Perbanyak pikiran untuk perluas wawasan
Karena membuka jendela untuk mengenal dunia
Jangan lemah ketika terjatuh
Walau tetes harapan sudah sirna
64
Bangkit lagi teruskan langkah
Tegap berjalan dengan kekuatan baru
Agar kelak kita sampai juga ke tujuan dan harapan
Menyambut dunia lebih gemilang
65
49. Angkuh
Dra. Sri Rejeki Handayani – Bandar Lampung, 24 November
2020
Tatkala orang lain sibuk
Aku cuek
Tatkala mereka menggoreskan pena
Aku terpana
Entah apa yang mereka kejar
Menurutku tak wajar
Biarpun tegur sapa datang
Aku tidak tertantang
Jika selama ini
Ada yang merasuki hati
Serasa ingin mati
Dalam berimajinasi
Biar orang memandang kecil
Namun begitu kuatnya tembok dan pilar pilar
Di hati pijar
Tak seorangpun dapat meruntuhkan
Dari keangkuhan dan kesombongan
66
50. Perjuangan Hidup
Anggi Novitasari, S.Pd. – Terbanggi Subing, 24 November
2020
Langkah kakiku tak henti
Tuk menggapai segala mimpi
Meski kadang segalanya seperti mimpi
Namun tetap kujalani
Dua puluh tujuh tahun sudah kumenghuni bumi
Tiap detik yang terlewati
Meski jatuh dan tertatih
Menjadikan aku kuat menjalani hari
Kini kumengerti
Arti sebuah perjuangan diri
Menuntunku mewujudkan mimpi
Meraih sebuah prestasi
Halang rintangan yang menghampiri
Tak jadikan ku terhenti
Menuju puncak keberhasilan diri
Mengukir kisah perjalanan diri
67
51. Tidak Seperti Biasanya
Selamat Hari Guru Nasional
Eli Yusmarni, S. Pd. – Bandar Lampung, 25 November 2020
Matahari mulai mengintip
Dari persembunyiannya
Mengunjungi hari yang cerah
25 November
Biasanya engkau telah siap
Dengan baju kebesaranmu
Melangkah dengan pasti
Menuju istanamu
Amat tergesa gesa
Kelihatan senyum nanti cerah
Dari wajahmu berseri seri
Mengiringi suasana yang indah
Berbagai acara diadakan
Kado dan bunga sudah disiapkan
Dari tangan mungil yang tulus
Untuk guruku tersayang
Rasa terima kasih atas jasamu
Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Tapi kini
Tak seperti biasanya
Engkau hanya bisa melihat gadgetmu
Dengan senyum sendiri
Sedih rasanya
Hanya bisa melihat ungkapan lewat whatsapp yang kau terima
Sedangkan engkau sibuk dengan daringmu
68
Karena wabah yang membuat semua berubah
Menjadi tak seperti biasanya
69
52. Ibu
Dra. Nehlah – Bandar Lampung, 25 November 2020
Terasa menyakitkan saat kulihat kau menangis
Karena kutahu tak ada apapun yang dapat kulakukan untukmu
Duhai ibu
Dikala senjamu kau masih harus terus berjuang
Keringat dan air mata yang kau tumpahkan
Adalah jalanku menuju kehidupan
Duhai ibu
Tak ada balas jasa yang kau harapkan dari setiap
Tetes darah yang telah kau berikan untukku
Tangan jahil dan tangisku pun tak pernah menjadi keluhmu
Duhai ibu
Aku anak perempuanmu yang tak mampu membalas jasa
Bahkan rasa sayangpun begitu sulit kuungkapkan
Duhai ibu
Hanya lantunan doa yang dapat kuberikan untukmu
Jika boleh kumeminta kepada Tuhan
Tawa bahagiamulah yang kuminta
Duhai ibu
Engkaulah bidadari yang dikirimkan Tuhan untukku
70
53. Guruku Pelabuhanku
Selamat Hari Guru Nasional
Drs. Imam Komaruddin, M.Pd.I – Rengas, 25 November
2020
Di pelabuhan ini
Sebuah tempat tumbuhnya jiwa muda, paruh baya
Bergelar guru dan murid
Selalu nyalakan api yang menghangatkan
Bukan untuk membumi hanguskan
Tapi menjadi jalan
Dilaluinya setapak demi setapak
Pagi dan siang yang melelahkan
Malam di penghujung pun tak lepas dari ingatan
Perjalanan yang cukup panjang
Kutemukan apa yang kuimpikan
Surga impian di pelabuhan ini
Dengan pendekar pendekar jawara andalan
Membayangi, menuntun, mengitari
Semua langkah yang tidak pernah surut
Yang kian bersinar, kian memukau
Bersama meniti kehidupan di penghujung fajar
Di tengah sang mentari dan ketika sang bulan bernyanyi
Nyanyian bangga menjadi guru Indonesia
Jabat erat yang tak pernah lekang
Untuk menjadi yang terdepan
71
54. Permata Yang Hilang
Selamat Hari Guru Nasional
Harno, S. Pd. – Metro, 25 November 2020
Tak pernah terbayang
Kan terjadi begini
Tak pernah sebersitpun
Tatakala engkau tak hadir di sisiku
Maka
Langkahmu tak ada
Sapa senyummu sirna
Merdu suaramu hilang
Hari hariku sepi
Dalam meraih ilmu
Akankah masa ini segera berlalu
Untuk kembali
Merajut canda tawa gembira
Hangat dalam pelukan gairah
Asaku pada Tuhan
Angkatlah kabut gelap ini
Demi persada damai
Hingga aku dapat bersua
Permata tercinta
72
55. Profesi Mulia
Selamat Hari Guru Nasional
Dra. Sri rejeki Handayani – Bandar Lampung, 25 November
2020
Tugas rutinitas profesi mulia
Kuemban dengan suka cita
Mengabdi dan berjuang
Untuk putera puteri Indonesia
Semua kulayani tanpa pilih kasih
Selalu kumaklumi dengan welas asih
Sapaan dan tentang kata
Yang harus diucap dan dibaca
Dengan tinggi rendahnya nada
Terdengar sayup sayup bersuara
Betapa senangnya
Bila melihat keberhasilan kalian
Generasi tangguh
Dan SDM yang mumpuni
73
56. Guru Pelitaku
Selamat Hari Guru Nasional
Sri Indriyati, S. Pd. – Wates, 25 November 2020
Aku tak mampu membayangkan masa depan ini
Seandainya engkau tak membimbing
Seperti di kegelapan
Kau hadir
Dengan kelembutan dan kesabaran
Hingga kutata masa depan
Guru kau pelita hati
Dalam hidup
Dan masa depan
74
57 Jiwa Pilihan
Selamat Hari Guru Nasional
Dra. Mini Fajariani – Wates, 25 November 2020
Ada kebaikan yang senantiasa ditularkan
Berkeping keping halusnya welas asih
Terpancar tanpa mampu menghelanya
Kemulian menggantikan kebodohan
Kemudahan mengiringi langkah yang berat
Selalu berhembus kencang
Tatkala keputusasaan menggerogoti jiwa jiwa
Ada teguran indah terucapkan
Satu tatapan melumat semua keraguan
Mewarnai satu pijakan melandasi perjalanan
Sebuah masa yang menggulung hidup penuh harapan
Ajari kami dengan cahaya gemilang
Agar alam yang kelam dan makin tak menentu
Selalu tetap menjadi baik
Petuah petuah diluncurkan deras
Laksana pelangi pagi, siang dan malam
Menjadikan tetap tegak
Di tengah badai mengguncang
Menjaga bumi dalam dekapan
Tak satupun langkah, meninggalkan
Jiwa jiwa yang butuh sinarnya
Pantas
Sang guru menjadi malaikat
Bagi pengembara ilmu
Selamat menjadi bagian dari cerita indah, Guru Indonesia
75
58. Hebatmu Kebanggaanku
(Kidung untuk anak-anakku yang hebat)
Agus Suharno, S.Pd – Natar, 29 November 2020
Kuraih jemarimu
Kugenggam tanganmu
Kutuntun jalanmu
Kucurahkan semua yang kutahu
Tempaku tegarkanmu
Tegurku pengingatmu
Sujud malam malamku ringankan langkahmu
Waktu berjalan begitu cepat
Saling isi dan pergi
Penuh arti
Begitu indah kebersamaan itu
Mentari bersinar terang
Teruslah melangkah
Tepikan aral menghalang
Jelajahi duniamu
Warnai indah
Setiap jengkalnya
Dengan karyamu
Melesatlah menjulang tinggi
Lampaui aku
Songsong asamu
Raih bintangmu
Jadilah kau hebat
Hebatmu kebanggaanku
76
59. Fatamorgana
Brojo Mustijo - Trimurjo, 12 Desember 2020
Mata ini memandang gumpalan ombak
Yang menggelora
Tampak semakin jauh, semakin menjauh
Bagai bertarung tanpa ujung
Inikah fakta?
Atau
Fatamorgana?
Hijaunya gunung dan lembah
Tampak sepi, sunyi, damai
Inikah keberadaan sesungguhnya?
Di puncak yang berbeda mengalirnya tanah merah yang membara
Menghancurkan
Sawah luas tanpa batas berdamping dengan kebun, ladang dan
huma
Tetapi tak seekor burung pipitpun hinggap di sana
Tidak juga burung kutilang bernyanyi di ranting huma
Banyak sungai berkelok kelok
Kadang airnya keruh, kadang bening bagai kaca
Kadang ia surut, kadang meluap
Adakah kehidupan sesungguhnya di sungai itu?
Semua maasih membisu
Dalam perjalanan yang panjang, jauh dan lama
Pun tak kuasai untuk memaknai semua itu
Faktakah?
77
Fantasikah?
Atau fatamorgana?
78
60. Istriku
Arief Andika, S.Pd. – Bandar Lampung, 12 Desember 2020
Istriku
Kau bidadari yang dititipkan Tuhan kepadaku
Membuat rumah mungil ini menjadi lebih indah
Membuat hari hari terasa lebih lengkap
Bidadariku
Kau telah lahirkan putri dan putra yang semakin menjadikan
Hidup kita ramai dengan kebahagiaan itu
Tak pernah berkeluh kesah
Semua kau lakukan
Bangun lebih pagi,
Menyaji makanan bergizi
Pakaian selalu bersih dan wangi
Tak ada yang luput dari tangan terampilmu
Duhai surga duniaku
Rasa syukur yang tak pernah lepas dari bibir ini
Kan mengingatkan janji yang terucap
Mendidik, membimbing dan menuntut ilmu setinggi apapun
Bagi seorang Risa Fitria Azahra, putri kecilku
Bagi seorang pangeran hati kita Owen Alfatih
Doa kami, agar kelak kalian menjadi jiwa yang soleh dan
solikha
Berilmu dan berderma untuk sesama, nusa, bangsa
Dan agama
Istri dan bidadari hidupku
79
Belum banyak yang kuperbuat untuk membahagiakanmu
Di setiap langkah dan hariku, kuingin kau selalu tersenyum
Senyuman yang membuat istana mungil ini
Menjadi hangat dan wangi semerbak
Bunga cinta dunia dan surga
80
PENULIS
MENJARING KATA KATA adalah buku kumpulan puisi
dari penulis sekaligus berprofesi sebagai guru dan staf TU SMPN 4
Gunung Sugih di Tahun Pelajaran 2020/2021. Bapak ibu guru
dari berbagai macam mata pelajaran yang diampu dan staf TU
telah mengenal puisi sejak mereka sejak duduk di bangku sekolah
hingga mengajar sekarang ini, bahkan ada yang belum pernah
sama sekali mengenal puisi. Tapi tak menjadi halangan mereka
telah berusaha mengerahkan segala kemampuan yang dipunya
untuk menuangkan pengamatan, ide dan rasa dalam diri mereka
untuk sebuah karya tulisan berbentuk puisi dengan tema yang
beragam. Semoga karya mereka menjadi tolakan awal untuk
menjadi penulis puisi dan menjadikan kegiatan ini sebagai budaya
menulis.
Buku ini tercipta dari deretan kata kata indah bermajas
apik dari sekumpulan batin yang bergejolak, haus untuk
menampung rasa, hati dan pikiran yang bertaut dalam untaian
kalimat, menjadi puisi indah. Bersumber dari pesona yang sempat
terbenam dan kini menemukan muara untuk berlabuh dalam
lautan puisi. Sebuah gerakan literasi sekolah yang telah terwujud
dalam sebuah Buku Antologi Puisi Guru Dan Staf TU SMPN 4
Gunung Sugih bertahta: MENJARING KATA KATA.
Inilah penulis penulis dari SMPN 4 Gunung Sugih:
Drs. Imam Komaruddin, M.Pd. I
Pelabuhan Terakhir, Guruku Pelabuhanku
Harno, S.Pd.
Goresan Pena Si Penulis Belia, Ayo Bu Rini, Kepada Jiwa Yang Lelah,
Permata Yang Hilang
Sri Indriyati, S.Pd.
81
Doa Mama, Corona, Guru Pelitaku
Dra. Sri Rejeki Handayani
Emak Tidak Pernah Salah, Allah Selalu Ada Bersama Kita, Joko
Bodo Selalu Nyambung, Angkuh, Profesi Mulia
Slamet Riyadi, S.Pd.
Wanita Tani, Dokter, Rezeki Terindah
Dra. Kartini HS
Satu Rasa Lima, Wonder Woman
Joko Sudarto TS, S.Pd.
Kehatian Hatian Dengan Hati
Arief Andika, S.Pd
Istriku
Zesy Tria Sanjaya, S.Pd.
Sahabat Kecil Tersayang
Dra. Mini Fajariani
Emak Ratu Jalanan, Pusai, Ayo Bu Rini, Wonder Woman, Ustad
Pilihan, Jiwa Pilihan
Eli Yusmarni, S.Pd.
SMPN 4 Gunung Sugih tersenyum Kembali, Malu Malu, Sebalang,
Tidak Seperti Biasanya
Erna Roesmaini, S.Pd.M.M
Kehidupan Anak Manusia
Agus Suharno, S.Pd
Hebatmu Kebanggaanku
Dahlia Asri, S.Pd
Beban Jiwaku
Dra. Kustiyah
Kebaikan Untuk Diri Sendiri
Astia Rini, S.Pd
Ayo Bu Rini, Putri Kecilku
Drs. Ali Muddin
Dilema
82
Endang Sulastri, S.Pd
Belenggu, Cermin
Rusmini, S.Pd
Pagi Yang cerah
Rusmida Silalahi, S.Pd.
Pena Sang Guru
Dra. Indrawati
Diantara Aku Dan Dirimu
Dewi Ambarwulan, S.Pd
Menunggu
Brojo Mustiko, S.Pd.
Fatamorgana
Rosmala Dewi
Apa itu Merdeka
Drs. H.R. Yusuf M. Noor
Berserah Diri, Yang Telah Pergi
Devi Andriani, S.Pd.
Buah Hati
Bambang Setiawan
Bibir, Pahlawan
Desiyani
Tugu Kopiah Emas
Indra Ria Daniati, A.Md.
Aku Dan Dua Putriku
Anggi Novitasari. S.Pd.
Perjuangan Hidup
Baiq Carolina Mada, M.Pd.
Sikapmu Sadarkan Rasaku
Indah Oktaria, S.Pd
Bayi Mungilku
Dra. Nehlah
Ibu
83
Septi Haslina, S.Pd
Guru BK Juga Manusia
Heni Febriani, S.Pd
November Pagi
Bayu Kurnia, S.Pd.
Guru Ngaji
Nanda Santia Putri
Jodohku
Dwi Winanti, S.Pd.
Jangan Menyerah
-
84
SINOPSIS
Membaca buku puisi MENJARING KATA KATA sama
maknanya menemukan rangkaian kata dan rasa yang sarat
dengan arti yang mudah dirasakan dan dimaknai dengan tepat,
dicipta secara individu maupun kolaborasi beberapa penulis.
Untaian indah itu dapat disimak ketika panggilan dan
ajakan untuk menciptakan bait bait indah, “Ayo Bu Rini, Jangan
biarkan aspirasimu terbelenggu”, penuh lugu direspon: “Akulah
Bu Rini, entah darimana kumemulai kata kata ini”. Pembaca akan
memaknai dengan mudah tanpa berkerut dahi, apalagi Pulau
Sebalang yang indah di sore hari, tertulis dalam pesona yang maha
menarik. “Ingin berlama lama menikmati indahnya Sebalang”.
Namun tertunda corona yang terus menghantui, membuat saling
curiga, “kapan kau pergi dari negeriku”. Bahkan “Sang dokter
sebagai garda terdepan yang bertaruh nyawa dari corona.” Namun
belenggu tak selamanya buruk, kesabaran yang tumbuh pada
situasi pandemi, memaksaku “Aku harus tetap di sini.”
Sederet puisi lainnya memagut pembaca untuk tidak
berhenti membaca. Karya puisi ini layak untuk dinikmati dan
memberi kesan yang tak pernah hilang. Terimalah persembahan
buku perdana dengan sepenuh hati dan jiwa yang terbalut kata
kata apik.
85
86
87
88
89
90
91