CEGAH STUNTING
Gerakan SMG-Seimbang
(Sediakan Makanan Gizi Seimbang)
Oleh :
Mujahidatul Musfiroh
Staf Pendidik Sekolah Vokasi
Peer Group Pusat Penelitian Kependudukan dan Gender LPPM
UNS
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2022
1
STUNTING
1. PENGERTIAN STUNTING
Stunting merupakan gangguan atau kegagalan pertumbuhan
pada anak akibat kekurangan asupan gizi atau nutrisi dalam
waktu yang lama.
Stunting juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana
tinggi badan seseorang lebih pendek disbanding tinggi badan
orang lain pada umumnya yang seusia.
Stunting dapat terjadi karena kurangnya asupan gizi atau
nutrisi yang terjadi sejak anak dalam kandungan. Sehingga
risiko terjadinya stunting dapat dicegah dengan
mempersiapkan kehamilan yang sehat sejak dini atau sejak
pasangan menikah.
Gambar ibu hamil dan asupan makanan bergizi
2
2. CIRI-CIRI ANAK DENGAN STUNTING
Anak yang mengalami stunting memiliki panjang atau tinggi
tubuh lebih pendek dari pada anak normal dengan usia yang
sama dan mengalami keterlambatan dalam daya pikir
Pengukuran panjang atau tinggi badan dilakukan pada anak
usia 0-59 bulan dengan menggunakan standar pengukuran
panjang atau tinggi badan yang resmi dari Pemerintah
Tabel Kriteria tinggi badan balita mengacu pada kriteria dari
WHO
No Usia (tahun) Laki-laki (cm) Perempuan (cm)
11 72-78 70-78
22 82-92 80-92
33 83-95 82-95
44 84-97 83-96
55 85-98 84-97
Tinggi badan merupakan salah satu indikator pertumbuhan
balita. Pertambahan tinggi badan yang ideal pada usia balita,
yaitu :
- 25 cm pada 1 tahun pertama
- 13 cm pada 1 tahun kedua
- 9 cm pada 1 tahun ketiga dan keempat
- 5 cm pertahun pada balita usia lebih dari 5 tahun sampai
dengan pubertas
3
Selain tinggi badan, anak dengan stunting juga memiliki ciri,
antara lain : keterlambatan munculnya tanda pubertas,
keterlambatan pola berpikir dan kemampuan kognitif,
pertumbuhan dan perkembangan terlambat.
4
3. PENYEBAB STUNTING
- Kekurangan gizi dalam waktu yang lama
- Gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil dan balita
- Kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi
sebelum dan pada masa kehamilan serta setelah
melahirkan
- Terbatasnya layanan kesehatan, seperti pelayanan
kesehatan ibu selama masa kehamilan dan setelah
persalinan
- Kurangnya pembelajaran dini yang berkualitas terhadap
calon ibu
- Kurangnya akses untuk pemenuhan makanan bergizi,
karena tingginya harga makanan bergizi
- Keterbatasan dalam akses air bersih dan sanitasi sehat
- Gangguan atau keterlambatan pertumbuhan pada waktu
di dalam kandungan (intrauterine), karena kekurangan
asupan protein
- Gangguan metabolism
- Penyakit infeksi pada anak
5
4. DAMPAK STUNTING
- Hambatan pertumbuhan anak
- Keterlambatan perkembangan otak
- Gangguan fungsi kognitif
- Penurunan fungsi kekebalan tubuh
- Gangguan metabolism tubuh
- Berisiko terkena penyakit
- Fungsi tubuh tidak seimbang dan optimal
6
CARA PENCEGAHAN STUNTING
1. Perencanaan kehamilan yang sehat sejak 1000 hari pertama
kehidupan anak yang dihitung sejak janin dalam kandungan
sampai dengan usia 2 tahun. Perencanaan kehamilan yang
sehat meliputi : asupan gizi atau nutrisi yang cukup untuk ibu
hamil dan janin, pemeriksaan kehamilan secara rutin dan
berkala, pemberian ASI eksklusif sampai bayi usia 6 bulan,
pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia lebih
dari 6 bulan.
2. Pemantauan tumbuh kembang anak secara berkala.
3. Kecukupan asupan protein pada bayi baru lahir sampai
dengan anak usia 36 bulan.
4. Pemberian makanan dengan bahan pangan yang beragam.
5. Penerapan pola asuh yang baik terutama dalam pemberian
makanan kepada anak.
6. Intervensi gizi spesifik (sector kesehatan) dan sensitive (diluar
sector kesehatan).
7. Pencegahan stunting pada ibu hamil, antara lain : pemberian
tablet tambah darah pada ibu hamil minimal 90 tablet selama
kehamilan, pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil.
8. Pencegahan stunting pada ibu bersalin dan nifas, antara lain :
persalinan dengan tenaga kesehatan professional dan
berikan ASI sejak dini.
7
9. Pencegahan stunting pada bayi dan balita, antara lain :
berikan ASI eksklusif, berikan makan pendamping ASI tepat
waktu, berikan imunisasi dasar lengkap dan vitamin A.
10. Jaga kebersihan diri dan lingkungan.
8
Gambar “Piringku” dalam pemenuhan gizi seimbang
9
PERILAKU PEMENUHAN GIZI SEIMBANG PADA SETIAP
SIKLUS HIDUP MANUSIA
1. Asupan Gizi Seimbang pada Masa Remaja
- Asupan gizi seimbang pada remaja harus memenuhi
komposisi “ISI PIRINGKU”
- Konsumsi suplemen makanan yang diperlukan oleh
remaja, seperti : zat besi dan asam folat
- Biasakan sarapan pagi sebelum jam 09.00
- Minum air putih minimal 8 gelas sehari
- Lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit per hari
- Cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah
beraktivitas
10
2. Asupan Gizi Seimbang pada Masa Kehamilan
- Asupan gizi seimbang pada ibu hamil harus memenuhi
komposisi “ISI PIRINGKU” dengan penambahan energi
150 kalori pada trimester 1 dan 300 kalori pada trimester 2
dan 3
- Konsumsi suplemen makanan yang diperlukan oleh ibu
hamil sesuai usia kehamilan
Trimester 1 : asam folat, asam lemak tak jenuh, vitamin
B12, vitamin D
Trimester 2 : vitamin A, kalsium, zat besi
Trimester 3 : vitamin B6, serat, vitamin C, seng, yodium
- Hindari konsumsi makanan yang diawetkan
- Hindari konsumsi daging atau telur atau ikan yang
dimasak setengah matang
- Batasi konsumsi kopi dan coklat
- Batasi makanan yang mengandung energi tinggi, seperti
makanan manis, makanan berlemak
- Batasi makanan yang mengandung gas, seperti Nangka,
kol, ubi jalar
- Batasi konsumsi minuman ringan atau soft drink
11
3. Asupan Gizi Seimbang pada Masa Menyusui
- Asupan gizi seimbang pada ibu menyusui harus
memenuhi komposisi “ISI PIRINGKU” dengan
penambahan energi 350 – 400 kalori selama masa
menyusui
- Konsumsi suplemen makanan yang diperlukan oleh ibu
menyusui, seperti : vitamin A, vitamin E, vitamin B12,
vitamin C, Kolin, kalsium, yodium, seng, kalium, zat besi
- Hindari konsumsi makanan atau minuman yang
mengandung alcohol
- Kurangi konsumsi jamu atau obat tradisional
- Hindari minum obat-obatan kimia tanpa resep dari
petugas kesehatan
- Hindari rokok
- Batasi kopi, teh dan minuman bersoda
Gambar Ibu menyusui dan asupan makanan bergizi
12
4. Asupan Gizi Seimbang pada Masa Balita
- Asupan gizi seimbang pada balita harus memenuhi
komposisi “ISI PIRINGKU” dengan komposisi protein,
lemak dan vitamin lebih banyak
- Siapkan makanan dengan tekstur lembut
- Potong makanan menjadi ukuran kecil, seperti : potong
buah pisang menjadi kecil-kecil, sehingga mudah
dikonsumsi
- Perhatikan alergi balita terhadap bahan makanan tertentu
- Gunakan bahan makanan yang disukai balita
- Berikan makanan dengan jenis yang bervariasi dari bahan
makanan dan cara pengolahannya
- Terapkan perilaku makan yang baik pada balita, seperti :
makan sambal duduk, makan tidak dengan menonton
televisi atau main HP, makan tidak dengan bermain,
biasakan cuci tangan sebelum dan sesudah makan
- Hindari makanan yang mudah tertelan, seperti : permen,
buah dengan ukuran kecil (anggur), bakso
- Hindari makanan berukuran kecil dan tekstur keras,
seperti : kacang-kacangan, keripik
- Hindari makanan dengan tekstur lengket, seperti : selai,
marshmallow
13
Gambar Bayi dan pola makan
14