“ RESUME KELOMPOK 3 DAN 4
DAN SOAL JAWAB “
DOSEN PENGAMPUH : Ibu Siti Choirul Dwi Astuti, M. Tr. Keb
RESUSITASI DAN LANGKAH RESUSITASI
DISUSUN OLEH :
NAMA : MIFTAHUNNISA D. DJAFAR
NIM : 751540120052
PRODI D-III KEBIDANAN
JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
TAHUN AJARAN 2021
MATERI RESUSITASI
SOAL TANYA JAWAB KELOMPOK 3
1. Penanya : Cindriwati rahman
Penjawab : Rahmyani r. ajiji
Tindakan apa yg akan dilakukan apabila bayi baru lahir tetap tidak
bias bernafas meski telah mendapatkan resusitasi?
Jawaban :
Jika bayi baru lahir tetap tidak dapat bernapas spontan meski telah
mendapatkan resusitasi, dokter akan melakukan tindakan intubasi
pada bayi untuk memberikan napas bantuan. Setelah itu, bayi perlu
menjalani perawatan di ruang NICU, terutama jika kondisinya
melemah dan tidak stabil setelah dilakukan resusitasi. Dokter juga
dapat melakukan tindakan penyedotan cairan atau mekonium dari
mulut bayi, terutama pada bayi yang dicurigai mengalami gangguan
atau henti napas akibat tersedak atau asfiksia mekonium. Resusitasi
bayi baru lahir merupakan tindakan yang penting dilakukan oleh
dokter anak atau dokter umum guna menolong bayi baru lahir yang
mengalami kesulitan bernapas. Jika masih memiliki pertanyaan
seputar tindakan resusitasi bayi baru lahir, Anda bisa berkonsultasi
ke dokter untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut.
2. Penanya : Herlina p. hapulu
Penjawab : Ditya kasim
Bagaimana cara menentukan kebutuhan resusitasi pada bayi yang baru
lahir?
Jawaban :
Untuk menentukan kebutuhan resusitasi pada bayi yang baru lahir,
digunakan Neonatal Resuscitation Algorithm. Persiapan dimulai dari
sebelum bayi lahir yakni dengan menilai risiko perinatal. Komponen
dari Neonatal Resuscitation Algorithm adalah:
a. Apakah kehamilan aterm?
b. Apakah bayi memiliki tonus otot yang baik?
c. Apakah bayi bernapas atau menangis?
Tiga komponen ini dinilai dalam 30 detik pertama kelahiran bayi.
Jika bayi butuh resusitasi, skor APGAR kemudian digunakan untuk
menilai respons bayi terhadap resusitasi. Pedoman dari Neonatal
Resuscitation Program menyatakan bahwa jika skor APGAR
berjumlah di bawah 7 setelah menit ke-5, penilaian dengan skor
APGAR perlu diulang setiap 5 menit sampai menit ke-20. Skor
APGAR yang menetap di angka 0 setelah menit ke-10 dapat
menjadi pertimbangan untuk melanjutkan atau menghentikan
resusitasi. Sangat sedikit bayi dengan skor APGAR 0 setelah menit
ke-10 dapat bertahan hidup tanpa kelainan neurologis. Pedoman
resusitasi neonatus dari American Heart Association tahun 2015
menyatakan jika dapat dikonfirmasi bahwa tidak ada denyut jantung
setelah paling tidak 10 menit, resusitasi dapat dihentikan.
3. Penanya : Nurmila e. yassin
Penjawab : Rosita hasan
Pertanyaan : Apakah kondisi ibu bisa menyebabkan masalah
pada bayi sehingga bayi memerlukan resusitasi?
Jawaban : Iya, kondisi ibu sangat berisiko dan dapat menyebabkan
masalah pada bayi, diantaranya:
a. Memiliki infeksi dan penyakit tertentu
b. usia ibu di atas 40 atau di bawah 16 tahun.
c. masalah plasenta, seperti solusio plasenta atau plasenta previa.
d. memiliki kehamilan berisiko sebelumnya.
e. mengalami perdarahan berat selama kehamilan.
f. ketuban pecah dini,
g. diabetes gestasional.
4. Penanya: Selina biya
Menjawab: Meilia septi nurrohmah
Pertanyaan: Apa saja penyebab bayi baru lahir sehingganya
memerlukan resusitasi?
Jawaban:
a. Bayi yang kondisinya dipengaruhi oleh gangguan kehamilan,
seperti terlilit tali pusar dan solusio plasenta
b. Bayi yang lahir prematur, yaitu lahir sebelum usia kehamilan 37
Minggu
c. Bayi lahir sungsang
d. Bayi kembar
e. Bayi lahir dengan gangguan pernapasan, misalnya akibat
aspirasi mekonium
RESUME KELOMPOK 3
Resusitasi (respirasiartifisialis) adalah usaha dalam memberikanventilasi
yang kuat, pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk
menyalurkan oksigen kepada otak, jantung, dan alat-alat vital lainnya.
Resusitasi juga dapat diartikan sebagai upaya untuk mengurangi afiksia
intrauteria, dengan mengurangi gangguan retroplasenter dan tekanan
langsung pada tali pusat serta meningkatkan PO2. Dengan mengurangi
tekanan plasenta dan tali pusat, memberikan peluang untuk melakukan
persiapan tindakan definiti veterminasi kehamilan, sehingga janin dapat
diselamatkan dari kematian intrauterine.
1. Persiapan Keluarga
Sebelum melakukan tindakan resusitasi, penolong harus melakukan
informed consent pada keluarga, jelaskan pula kemungkinan-kemungkinan
yang dapat terjadi.
2. Persiapan tempat
Persiapan yang diperlukan meliputi ruang bersalin dan tempat resusitasi
a. Gunakan ruangan yang hangat dan kering
b. Tempat resusitasi hendaknya datar, rata, keras, bersih, kering dan
hangat misalnya meja,dipan atau diatas lantai beralas tikar. Sebaiknya
dekat pemancar panas dan tidak berangin (jendela atau pintu yang
terbuka).
c. Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm
d. Menutup pintu dan jendela
3. Perisiapan alat
Sebelum menolong persalinan, selain menyiapkan alat-alat persalinan juga
harus dipersiapkan alat-alat resusitasi dalam keadaan siap pakai.
a. Kain ke-1 : untuk mengeringkan bayi
b. Kain ke-2 : untuk menyelimuti bayi
c. Kain ke-3 : ganjal bahu bayi
d. Alat penghisap lendir DeLee atau bola karet
e. Tabung dan Sungkup/Balon dan Sungkup
f. Kotak Alat resusitasi
g. SarungTangan
h. Jam atau pencatat waktu.
Setelah tindakan resusitasi, dilakukan stabilisasi dan pemantauan
khusus dalam 2 jam pertama. Asuhan pasca resusitasi adalah pelayanan
kesehatan pasca resusitasi yang diberikan baik kepada BBL ataupun kepada
ibu dan keluarga.
Asuhan pasca resusitasi diberikan sesuai dengan keadaan BBL setelah
menerima tindakan resusitasi dan dilakukan pada keadaan
1. Resusitasi berhasil
Bayi menangis dan atau bernafas normal sesudah langkah awal atau
sesudah ventilasi.
2. Resusitasi tidak berhasil
Bila bayi tidak bernafas setelah resusitasi selama 10 menit dari denyut
jantung 0, pertimbangan untuk menghentikan resusitasi. Biasanya bayi
tersebut tidak tertolong dan meninggal. Ibu maupun keluarga memerlukan
banyak dukungan moral. Bicaralah dengan keluarga secara hati-
hati/bijaksana dan berikan dukungan moral sesuai budaya setempat.
MATERI LANGKAH RESUSITASI
SOAL JAWAB KELOMPOK 4
1. Penanya : Niluh Sulistiani
Menjawab : Siti Nuraina Tuliabu
Mengapa kita perlu mempelajari teknik resusitasi jantung ?
Jawaban :
karena kita harus mempelajari melakukan pelatihan resusitasi jantung
paru atau memiliki pengetahuan tentang hal ini, sangat penting. Karena bisa
saja kemampuan sederhana tersebut diperlukan untuk menyelamatkan
nyawa orang lain. Resusitasi jantung paru (RJP) juga merupakan langkah
pertolongan medis untuk mengembalikan fungsi napas dan atau sirkulasi
darah didalam tubuh yang terhenti. Resusitasi jantung paru bertujuan
menjaga darah dan oksigen tetap beredar keseluruh tubuh.
2. Penanya : Yuni Agustriani
Menjawab : Desvita makuta
menjelaskan bahwa Ventilasi tekanan positif merupakan langkah paling
penting dan efektif dalam presentasi kardiopulmoner pada bayi baru lahir
yang membutuhkan bantuan nafas. Pertanyaan sya yg dimaksud presentasi
kardopulmoner itu sprti apa?
Jawaban :
kardiopulomer adalah usaha untuk mengembalikan fungsi pernapasan dan
atau sirkulasi serta penanganan akibat terhentinya fungsi pernapasan dan
atau denyut jantung
3. Penanya : Nurlaela ali
Menjawab: Mutiara Aksara
Jika cukup banyak oksigen masuk lambung ventilasi akan terhambat selain
itu timbul bahaya/regurgitasi yang dapat menyebabkan aspirasi. Pertanyaan
saya bagaimna cara mencegah cukup banyak oksigen masuk ke lambung?
Jawaban :
a. Benahi postur tubuh
b. Rajin olahraga
c. Ubah pola makan
d. Rutin latihan pernapasan dalam
e. Tingkatkan kualitas udara
f. Terapi oksigen
4. Penanya : Riyani Oka
Menjawab : Yeni Eka Musdalifa
Jelaskan bagaimana tindakan tenaga kesehatan dalam mengembalikan
keadaan henti nafas atau henti jantung pada bayi yang baru lahir?
Jawaban :
Selama melakukan observasi, dokter akan memeriksa pernapasan,
pergerakan, tingkat kesadaran, dan perubahan warna kulit bayi. Jika dari
hasil pemantauan ditemukan bahwa kondisi bayi memerlukan resusitasi,
misalnya jika nilai APGAR bayi tersebut rendah, maka akan dilakukan
beberapa tindakan berikut ini:Pemberian stimulasi atau rangsangan untuk
memancing bayi bernapas sendiri Pemberian bantuan napas buatan melalui
hidung dan mulut bayi .Kompresi atau menekan dada bayi secara konsisten
untuk merangsang kerja jantung dan melancarkan sirkulasi darah bayi
Pemberian obat-obatan untuk membantu memulihkan kondisi bayi, jika
diperlukan,Jika bayi baru lahir tetap tidak dapat bernapas spontan meski
telah mendapatkan resusitasi, dokter akan melakukan tindakan intubasi
pada bayi untuk memberikan napas bantuan. Setelah itu, bayi perlu
menjalani perawatan di ruang NICU, terutama jika kondisinya melemah
dan tidak stabil setelah dilakukan resusitasi.Dokter juga dapat melakukan
tindakan penyedotan cairan atau mekonium dari mulut bayi, terutama pada
bayi yang dicurigai mengalami gangguan atau henti napas akibat tersedak
atau asfiksia mekonium.
RESUME KELOMPOK 4
STABILISASI AWAL
Pendekatan kepada pasien dengan perdarahan gastrointestinal pendekatan
kepada pasien perdarahan sama seperti perdarahan pada umumnya,yakni
meliputi pemeriksaan awal ,resusitasi, diagnosis ,terapi. Tujuan pokoknya
adalah mempertahankan stabilitas hemodinamik ,menghentikan perdarahan,dan
mencegah perdarahan ulang. konsensus Nasional PGI-PEGI-PPHI menetapkan
bahwa pemeriksaan awal dan resusitasi pada kasus perdarahan wajib dan harus
bisa dikerjakan pada setiap klinik pelayanan kesehatan masyarakat sebelum
dirujuk kepusat layanan yang lebih tinggi
VENTILASI TEKANAN POSITIF
Ventilasi tekanan positif merupakan langkah paling penting dan efektif dalam
presentasi kardiopulmoner pada bayi baru lahir yang membutuhkan bantuan
nafas. diperlukan latihan untuk menjaga agar balon tetap berkembang
secukupnya agar dapat digunakan untuk memberikan ventilasi tekanan positif.
Pada bayi yang perlu ventilasi tekanan positif beberapa menit, besar
kemungkinan sebagian oksigen masuk ke lambung.Jika cukup banyak oksigen
masuk lambung ventilasi akan terhambat selain timbul bahaya
muntah/regurgitasi yang dapat menyebabkan aspirasi.
KOMPRESI DADA
Kompresi dada adalah penekanan yang bertenaga dan ritmis pada setengah
bawah tulang dada. Kompresi ini menyebabkan Aliran darah dengan cara
meningkatkan tekanan intratorakal dan penekanan langsung pada jantung.
Kompresi dada yang efektif memerlukan penekanan dengan kecepatan 100-120
kali per menit. Kompresi dada untuk meningkatkan keefektifan kompresi dada,
posisikan korban pada permukaan yang datar, keras, dan rata dengan posisi
terlentang dan penolong mengambil posisi di sebelah dada korban. Kompresi
di atas matras di atas tempat tidur pasien dapat menyebabkan komprsi dada
tidak maksimal.