I
Ronggeng Pasaman
Alhamdulillah, Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan sebuah buku dengan judul “Dokumentasi Informasi Ronggeng Pasaman di Simpang Tonang Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman”. Buku ini disusun untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas mengenai informasi tentang kesenian Ronggeng Pasaman. Selama proses pembuatan dokumentasi informasi ini, penulis dibimbing dan dibantu oleh berbagai pihak sampai produk dokumentasi informasi ini selesai. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Malta Nelisa, S.Sos., M.Hum. selaku dosen pembimbing Tugas Akhir yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama pelaksanaan pembuatan buku ini serta masyarakat Nagari Simpang Tonang yang bersedia menjadi narasumber serta responden dalam membuat buku ini dan diharapkan buku ini dapat dimanfaatkan oleh banyak pihak. Semoga Dokumentasi Informasi Ronggeng Pasaman ini bisa meningkatkan minat generasi muda terhadap pelestarian informasi terkait tradisi Minangkabau dan menjadi sumber pengetahuan yang bermanfaat bagi pembacanya. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan buku ini masih banyak terdapat kekurangan. Penulis berharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak agar penulis bisa membuat dokumentasi informasi yang lebih baik lagi kedepannya. Padang, November 2023 Penulis KATA PENGANTAR I
KATA PENGANTAR …………....……...……………....………................……………… I DAFTAR ISI ...…..…………………….……………………………………….................... II BAB 1 Gambaran Umum Nagari Simpang Tonang …………....…………...… 1 A. Gambaran Umum Nagari Simpang Tonang Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman ..................................................................................... 2 BAB 2 Ronggeng Pasaman .................................................................................. 3 A. Asal Usul Ronggeng Pasaman di Nagari Simpang Tonan Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman ............................................. 4 B. Fungsi Ronggeng Pasaman ........................................................................ 8 C. Pertunjukan Ronggeng Pasaman .............................................................. 9 BAB 3 Penutup ..................................................................................................... 18 A. Kesimpulan ................................................................................................... 19 B. Saran ............................................................................................................... 19 Daftar Pustaka ..................................................................................................... 20 DAFTAR ISI II
1
A. Nagari Simpang Tonang Nagari Simpang Tonang merupakan nagari atau desa yang ada di Kecamatan Dua Koto yang terletak pada daerah Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat. Nagari Simpang Tonang ini dipimpin oleh wali nagari dan bisa disebut sebagai kepala desa yang memiliki luas daerah seluas 161,08 km2. Terletak di Kecamatan Dua Koto, posisi astronomi Kecamatan Dua Koto yang terletak antara 00 29’-00 16 Lintang Utara dan 99 45-100 03’ Bujur Timur, dengan luas daerah 360,63 km2. Sumber: Dokumentasi Pribadi Kantor Wali Nagari Simpang Tonang Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman 2
3
A. Asal Usul Ronggeng Pasaman di Nagari Simpang Tonang Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman Dalam sejarahnya Ronggeng Pasaman bukan kesenian asli daerah Kabupaten Pasaman, tetapi berasal dari luar Sumatera Barat yaitu berasal dari daerah Jawa dan dikembangkan di daerah Kabupaten Pasaman. Menurut Pratama (2015:5) Ronggeng didaerah Jawa merupakan salah satu tradisi yang berhubungan dengan ritual atau upacara untuk meminta kesuburan tanah. Upacara ini dilakukan supaya hasil pertanian warga melimpah ruah. Karena terkait dengan kesuburan inilah, gerakan dalam tarian yang dilakukan oleh penari perempuan (ledhek) dengan penari laki-laki (pengibing) ini mirip gerakan orang yang sedang bercinta. Tarian tersebut memang terlihat erotis, tapi saat itu tariannya tak lebih dari sekedar melambangkan kesuburan saja. Ronggeng pasaman ini memang bukan kesenian asli dari daerah Simpang Tonang tapi berasal dari Jawa, karena ronggeng ini umumnya berada di Jawa. Masuknya ronggeng ke Simpang Tonang dibawa oleh orang Jawa di masa penjajahan dahulu. Waktu itu banyak pekerja yang datang dari jawa ke Pasaman yang dibawa oleh orang Belanda. Ronggeng ini dipertunjukkan mereka untuk menghibur tentara Belanda. Setelah itu mulailah berkembang di daerah Pasaman Barat. Jadi dahulu ada orang dari Pasaman Barat yang datang ke Simpang Tonang tepatnya di kampung Barilas Julu dia menikah dengan salah seorang penduduk Barilas Julu tersebut, kemudian dia memperkenalkan ronggeng pasaman kepada penduduk Simpang Tonang. Ronggeng ini berubah menjadi Ronggeng Pasaman yang sesuai dengan keadaan penduduk yang ada di pasaman ini yang suka 4
berpantun. Oleh karena itu dijadikan ronggeng pasaman ini menjadi nyanyian berbalas pantun. Ronggeng pasaman memang sudah lama berada di Kenagarian kita ini tapi tiak jelas tahun datangnya kesini. Lamanya ronggeng pasaman ini berkembang dalam masyarakat Kenagarian Simpang Tonang sehingga sebagian besar masyarakat beranggapan ronggeng tersebut memang kebuayaan asli yang diwariskan secara turun temurun. Ronggeng Pasaman adalah sebuah kesenian tradisional yang disajikan dalam bentuk nyanyian berbalas pantun, tari atau joget, dan iiringi musik. Pantun dalam pertunjukan ronggeng pasaman didendangkan atau dinyanyikan oleh seorang penampil wanita, penampil tersebut disebut sebagai anak ronggeng. Anak ronggeng adalah laki-laki yang didandani seperti perempuan. Hal itulah yang membedakan antara kesenian ronggeng yang dulu dengan yang sekarang. Sekarang anak ronggeng sudah diperankan langsung oleh perempuan. 5 Sumber: Dokumentasi Pribadi Penampilan Anak Ronggeng (Laki-laki yang didandani seperti perempuan)
1. Ronggeng Pasaman di Nagari Simpang Tonang Kenagarian Simpang Tonang merupakan salah satu daerah tempat berkembangnya salah satu kesenian tradisional yang bernama Ronggeng Pasaman. Ronggeng Pasaman yang berada di Kenagarian Simpang Tonang memang memilliki perbedaan dengan ronggeng pada umumnya di Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat. Perbedaan tersebut terapat pada pantun dan juga pada alat musik yang digunakan pada saat pertunjukan Ronggeng Pasaman. Perbedaan dalam pantun yakni terdapat pada bahasa yang digunakan dalam pantun tersebut. Bahasa dalam pantun Rongggeng Pasaman di Kenagarian Simpang Tonang pada umumnya memakai bahasa mandailing dan terkadang juga memakai pantun dalam bahasa minang. Pantun ronggeng di Kenagarian Simpang Tonang memakai bahasa mandailing karena dalam kehidupan sehari-hari masyarakat memakai bahasa mandailing. 6 Sumber: Dokumentasi Pribadi Penampilan Tari Duri Tari duri ini menggunakan duri dari pohon salak. Tari ini ditampilkan di tengah-tengah pertunjukan ronggeng pasaman, dua orang yang sudah terlatih akan menggosokkan badannya ke duri-duri
7 tersebut dan juga tidur diatas duri kemudian dua orang lainnya menekan badan kedua penari duri tersebut. 2. Ronggeng Pasaman secara Umum Ronggeng Pasaman merupakan suatu tradisi lisan Minangkabau yang terdapat di Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat. Kesenian yang terdapat di Kabupaten Pasaman hanya terapat di dua kecamatan yaitu Kecamatan Simpang Alahan Mati dan Kecamatan Dua Koto tepatnya di Kenagarian Simpang Tonang. Tradisi kesenian Ronggeng Pasaman ini lebih banyak terdapat di daerah Kabupaten Pasaman Barat, hal ini disebabkan asal mula kesenian ini yaitu dari daerah Kabupaten Pasaman Barat. Beberapa group ronggeng pasaman yang berada di kabupaten pasaman saat ini juga menampilkan pertunjukan ronggeng pasaman yang dikemas lebih kekinian dan menggunakan alat musik modren, yaitu dengan menambahkan instrument musik keyboard dan mengkolaborasikannya dengan musik tradisi seperti biola dan gendang ke dalam pertunjukan rongggeng pasaman. Sehingga ronggeng pasaman bisa dinikmati dengan dua versi, yaitu tradisi dan modern. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat bukanlah terjadi begitu saja, tetapi ada faktor yang menyebabkannya. Penyebab perubahan pada masyarakat yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah penyebab perubahan yang terjadi yaitu besaral dari dalam masyarakat itu sendiri dan faktor eksternal adalah penyebab perubahan yang datang dari luar masyarakat itu. Jadi kesenian ronggeng pasaman berubah akibat beberapa faktor dari dalam dan dari luar daerah Nagari Simpang Tonang.
B. Fungsi Ronggeng Pasaman 1. Fungsi Manifest Kesenian Ronggeng a. Sarana hiburan masyarakat Secara umum ronggeng pasaman berfungsi sebagai sarana hiburan dalam masyarakat. Kesenian ronggeng dipertunjukkan untuk memeriahkan pesta atau hari-hari besar. Hari-hari besar pertunjukan ronggeng yaitu seperti hari lebaran, pesta pernikahan, kitanan, hari jadi Nagari Simpang Tonang dan hari Kemerdekaan Indonesia. Ronggeng ini nanti berfungsi untuk memeriahkan acara serta memberikan hiburan kepada orang-orang yamg datang pada acara yang diadakan tersebut. b. Sarana ekspresi diri Ronggeng pasaman merupakan sarana ekspresi diri di dalam masyarakat, dimana di dalam pantun yang dinyanyikan berisikan perasaan sipenyanyi baik suka maupun duka. Kesenian ini merupakan media dalam mengeluarkan isi hati yang dirasakan oleh setiap penyanyi. 2. Fungsi Laten Ronggeng Pasaman a. Sebagai simbol budaya Ronggeng Pasaman merupakan budaya asli Kabupaten Pasaman yang tetap berkembang di dalam masyarakat setempat. Banyak acara yang diselenggarakan di dalam masyarakat yang dimeriahkan dengan memakai Ronggeng Pasaman baik acara formal maupun non formal. b. Fungsi ekonomi Ronggeng Pasaman merupakan kesenian yang diundang untuk memeriahkan acara saja. Sekarang bukan hanya menyediakan makan 8
sama rokok saja tapi juga uang sebagai bayaran mereka. Setelah mengalami perubahan ronggeng pasaman sudah menjadi usaha atau mata pencarian bagi para pemain ronggeng. Modal yang besar yang dikeluarkan oleh pemain ronggeng dalam membeli peralatan dan juga jarak tempuh membuat sewa ronggeng menjadi naik. C. Pertunjukan Ronggeng Pasaman Pertunjukan menurut Schechner merupakan tindakan yang dikerangkakan, disajikan atau dipertontonkan untuk orang lain, dan tindakana-tindakan itu merupakan gagasan yang mendasari dari pertunjukan. 1. Persiapan Persiapan pertunjukan dari group ronggeng pasaman meliputi latihan rutin. Latihan bertempat di rumah salah satu pemusik, tempat yang sudah dibuat khusu untuk latihan musik bersama. Sebelum latihan bersama, biasanya pemusik berkumpul berdisukusi bersama menceritakan kehidupan sosial keluarga dan pekerjaan masingmasing. Isi Sumber: Dokumentasi Pribadi Pengecekan alat musik pada saat latihan ronggeng pasaman 9
Diskusi bersifat santai, saling bertanya dan menjawab sesama pemusik. Diskusi tersebut membuat emosional semakin dekat, terbuka, saling pengertian yang menciptakan suasana kekluargaan sesama pemusik Latihan musik disesuaikan dengan posisi keahlian masingmasing pemusik terhadap instrumennya. Pemusik terdiri dari beberapa orang pemain, yaitu satu orang pemain keyboard untuk pertunjukan ronggeng pasaman modern, satu orang pemain biola, satu orang pemain gendang dan beberapa penyanyi. Ketika pemain musik sudah lengkap, maka pemain musik memiliki kesadaran masingmasing untuk mempersiapkan instrumen musik beserta pengeras suara yang telah disediakan. Setelah itu semua instrumen musik ditata sesuai kebutuhan pemusik. Pada awal pertunjukan ronggeng pasaman, ada bagian musik solo yaitu suling dan bagian dendang yang dinyanyikan penyanyi laki-laki, pemain musik suling yang akan menjadi pembuka atau mengawali pertunjukan musik dengan mengiringi alunan vokal tradisi yang didendangkan oleh penyanyi. Setelah selesai memainkan musik untuk pembukaan, maka pemusik mulai memainkan lagu-lagu tradisi ronggeng pasaman. Lagulagu tradisi ronggeng pasaman yang dilatih untuk dibawakan saat pertunjukan atau pementasan nantinya, diantaranya yaitu; Ka Guo, Bio-bio, Rosmali, Sikambang Rang Jauah, Aliatun, Sikambang Simpang Tonang, Bateh Tontong, Kaparinyo Padang, Ta Ijo-ijo, Anak Dagang, Filosofi Incir Aek, Mainang Sibolga, dan Talak Tigo. Susunan latihan yaitu dengan menyelesaikan satu lagu, kemudian dilanjutkan dengan melatih lagu lainnya, tentunya lagu yang dilatihn lainnya melalui kesepakatan antara pemain musik dengan penyanyi. 10
Fungsi dari latihan yaitu untuk menyamakan rasa musikal sesama pemusik, dan pesiapan untuk pementasan-pementasan berikutnya. Dengan seringnya berlatih bersama, maka pemusik meyakini bahwa permainan musik yang akan ditampilkan akan semakin kompak, rapi dan enak didengar. 2. Pertunjukan Untuk mendapatkan permainan yang pas, sesama anggota group mencari pemain musik yang peka terhadap bunyi nada ataupun melodi dalam bermain musik bersama. Dalam pertunjukan ronggeng pasaman yang sudah modern misalnya, ada sedikitnya dari tiga pemain biola bisa bermain bersama dan bisa memainkan atau menebak melodi untuk biola yang dimainkan dengan akord pada instrumen keyboard. Setelah menetapkan pemain musik biola yang pas untuk berkolaborasi dengan keyboard, maka dilakukan proses latihan bersama. Seiring berjalannya waktu dan seringnya melakukan pertunjukan, masing-masing individu sudah memahami karakter dari cara bermain musik sesama pemusik. Sehingga pemusik tidak mengalami permasalahan dlaam permainan musik bersama. Sumber : Dokumentasi Pribai Pertunjukan Ronggeng Pasaman 11
Pertunjukan ronggeng pasaman biasanya bertempatan di saat hari libur atau di saat acara-acara tertentu. Pertunjukan ronggeng pasaman dipertunjukkan dalam peringatan keagamaan Islam, seperti Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, perhelatan perkawinan, perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia, dan acara dalam undangan pemerintahan. Pertunjukan ronggeng pasaman dipertunjukkan pada malam hari, dimulai dari pukul delapan malam hingga menjelang subuh sekitar pukul lima pagi. Persiapan yang dilaksanakan sebelum pertunjukan yaitu, gotong royong sesama pemusik mengangkat sound system, dan perlengkapan alat musik naik ke atas mobil yang sudah disiapkandan dibawa ke lokasi atau tempat pertunjukan yang telah disediakan masyarakat yang mengundang. Setibanya di lokasi atau tempat pertunjukan, dilakukan pemasangan alat baik itu alat musik maupun sound system, dengan menyesuaikan besar atau kecilnya pentas pertunjukan yang sudah disediakan masyarakat. Setelah melakukan pemasangan alat, maka dilakukan pengecekan bunyi sound system, kemudian pengesetan instrumen musik sesuai dengan formasi masing-masing pemusik. Setelah memastikan bunyi sound system dan instrumen musik enak didengar, maka pertunjukan ronggeng pasaman akan dimulai. Pada awal pertunjukan ronggeng pasaman, ada bagian musik solo yaitu suling dan bagian dendang yang dinyanyikan penyanyi laki-laki. Pemain musik suling menjadi pembuka atau mengawali pertunjukan musik dengan mengiringi alunan vokal tradisi yang didendangkan oleh sipenyanyi. Setelah selesai memainkan musik 12
untuk pembukaan, pembawa acara memberi kata pembukaan dengan memberi sambutanselamat datang kepada penonton pertunjukan yang datang. Ketika sambutan untuk pembukaan telah dilakukan, maka instrumen musik dimainkan, musik yang dimainkan merupakan intro musik dari salah satu lagu tardisi ronggeng pasaman yang akan dimainkan nantinya, bagian intro musik hanya dimainkan pemain musik saja, tanpa ada suara vokal. Salah satu pemusik mengajak pemusik lainnya bermain musik menikmatinya dengan santai. Ketika situasi bermain musik dengan santai ini menciptakan suasana keakraban, kekeluargaan sesama pemain musik. Seseklai pujian sesama pemain musik terucap, karena merasakan kepuasan dengan instrumen musik yang memainkan musik-musik tradisi ronggeng pasaman. Pada bagian kedua, pemusik memainkan beberapa lagu tradisi ronggeng pasaman berduet antara penyanyi laki-laki dan penyanyi perempuan. Suasana pun semakin ramai, tempo permainan sudah mulai cepat. Terlihat dari ekspresi para penonton yang menyaksikan pertunjukan bersemangat, antusias, canda tawa, serta penonton pun ingin ikut berjoget naik ke atas pentas pertunjukan. Panitia acara menyediakan kursi untuk penonton dalam menikmati pertunjukan musik, namun banyak juga penonton yang tidak kedapatan kursi dan akhirnya memilih untuk berdiri. Pertunjukan ronggeng pasaman memiliki aturan saat di atas pentas ataupun panggung pertunjukan, seperti membatasi penonton yang ingin bernyanyi sambil berbalas pantun, berjoget bersama penyanyi. Tentunya aturan tersebut dibuat demi kelancaran pertinjukan. Ketika pertunjukan musik sedang berlangsung, sebagian 13
penonton ikut berjoget di depan panggung pertunjukan, sesekali ada penonton yang usil naik ke pentas pertunjukan, awalnya satu penonton saja yang naik untuk berjoged bersama penyanyi, lama kelamaan myusul penonton lainnya naik keatas panggung pertunjukan. Pembawa acara sangat diperlukan dalam pertunjukan ronggeng pasaman, disini pembawa acara harus cakap berinteraksi dengan pnonton pertunjukan. Pembawa acara juga harus bisa mengendalikan penonton yang melanggar atau mengganggu disaat pertunjukan musik sedang berlangsung. Naik turunnya kemeriahan dan kualitas acara ditentukan oleh interaksi pembawa acara baik dengan pemain musik, penyanyi maupun masyarakat yang sedang menonton pertunjukan. Senada dengan itu Rosa menyatakan sebagai berikut. “Pembawa acara dalam pertunjukan ronggeng pasaman sangat diperlukan sekali, karena sebagai pembawa acara saya bisa menjembatani interaksi sesama penonton maupun pemusik. Saya sebagai pembawa acara harus peka terhadap penonton, banyak tipe penonton dalam menikmati pertunjukan ronggeng pasaman, diantaranya penonton yang biasanya anak muda yang sedang mabuk selepas meneguk minuman keras atau alkohol dan membuat kerusuhan atau kegaduhan dengan penonton yang lainnya, disini peran saya sebagai pembawa acara yang akan menanganinya. Biasanya cara saya menangani penonton yang rusuh yaitu dengan cara menghampirinya dan mengajak mereka bernyanyi ataupun berjoget bersama, dan seketika penonton yang rusuh tadi pun menjadi tenang, disaat itu saya menasehat mereka dengan bahasa yang tidak menyinggung. Terbukti selama pertunjukan ronggeng pasaman 14
berlangsung, penonton menikmati pertunjukan dengan tertib hingga sampai akhir pertunjukan selesai”. (Wawancara: Deni Asril, di Simpang Tonang, Kecamatan Dua Koto, Kabupaten Pasaman, Oktober 2023). Pada pertunjukan ronggeng pasaman juga terjadi persaingan, persaingan yang dimaksud yaitu aksi berbalas pantun di atas pentas pertunjukan antara penyanyi dari group dengan penyanyi yang berasal dari penonton. Penonton dalam hal ini dilibatkan dalam pertunjukan. Adapun aksi berbalas pantun tersebut , yaitu dimana penyanyi yang berasal dari penonton tersebut dengan lirik pantun yang dinyanyikan merayu penyanyi perempuan dari group, dan rayuan tersebut juga dibalas dengan spontan oleh penyanyi perempuan dari group tersebut. Ketika aksi berbalas pantun antara penyanyi dari group dengan penyanyi dari penonton tersebut, membuat suasana pertunjukan menjadi meriah dan heboh dengan tepuk tangan dan teriakan dari pemusik maupun penonton pertunjukan, terkadang hal ini membuat penonton lainnya ikut serta dalam pertunjukan untuk berbalas pantun dengan penyanyi dari group tersebut dan ada juga penonton yang ikut naik ke atas pentas pertunjukan hanya untuk ikut berjoged bersama. 3. Aftermarth Aftermarth ialah kegiatan yang dilakukan setelah pertunjukan. Pada bagian ketiga ini yaitu kegiatan mengembalikan kembali instrumen musik dan sound system ataupun pengeras suara pada tempat penyimpanan di rumah Wendi. Aktivitas pengembalian instrumen musik dilakukan melalui kesadaran tiap pemusik. 15
Sumber: Dokumentasi Pribadi Pengemasan kembali peralatan untuk dikembalikan ke rumah ketua group ronggeng Setelah selesai dari aktivitas pengembalian alat-alat dan instrumen yang digunakan pada saat pertunjukan secara bergotongroyong menyimpan ke rumah atau studio, biasanya para pemusik melakukan diskusi evaluasi di teras tumah dari ketua kelompok. Diskusi tersebut biasanya membahas apa saja kekurangan atau hal-hal yang dialami selama pertunjukan berlangsung, seperti pembahasan aransemen permainan musik, kostum, skenario pantun yang akaan dinyanyikan. Tentunya diskusi ini ialah untuk mengevaluasi apa-apa saja kekurangan yang didapat saat pertunjukan dan mencari solusi Rasa saling memiliki terhadap instrumen musik terlihat dari cara memainkan dan merawatnya dengan cara membersihkan debu atau kotoran yang menempel pada instrumen tersebut. Dengan adanya rasa saling memiliki diantara sesama pemusik, maka terwujudlah rasa kebersamaan, solidaritas, saling mengerti, dan rasa kekeluargaan. 16
bersama-sama guna untuk kemajuan group. Biasanya diskusi berakhir dengan canda, tawa sesama pemusik selepas penat melakukan pertunjukan bersama. Kemudian dilakukan pembagian honor dan disesuaikan dengan bayaran dari yang mengundang. 17
18
A.Kesimpulan Ronggeng Pasaman adalah sebuah kesenian tradisional yang disajikan dalam bentuk nyanyian yang diiringi oleh musik dan tarian. Penari atau pemain ronggeng terdiri dari empat orang, salah satunya adalah laki-laki yang memakai pakaian wanita dan tiga orang lagi memakai pakaian yan biasa dan rapi. Hal itulah yang membedakan ronggeng yang dulu dengan yang sekarang. Kalau ronggeng yang sekarang pemainnnya terdiri dari enam orang, empat pemain musik dan dua lagi bernyanyi sambil menari. B.Saran Sebagai generasi selanjutnya perlu adanya pemeliharaan informasi sebagai bentuk kebanggaan terhadap tradisi yang ada agar dapat memberikan aspek pengetahuan terhadap informasi khususnya informasi mengenai adat yang telah berlangsung sejak lama. Dan juga diharapkan kepada masyarakat terutama generasi muda agar dapat menintai dan melestarikan kebudayaan daerahnya sendiri agar kebudayaan tersebut tidak hilang. Kebudayaan merupakan identitas nasional bangsa kita, dimana dengan ciri khas kebudayaan kita ini yang membedakan kita dengan negara lainnya. Kepada masyarakat terutama generasi muda agar dapat menyaring niai-nilai baru yang datang dari negara luar. 19
Fernando, K. (2018). Bentuk Seni Pertunjukan Ronggeng Pasaman di Kabupaten Pasaman Sumatera Barat. Gorga Jurnal Seni Rupa Volume 07 Nomor 02 2018, 198-204. Pratama, G. (2015). Kesenian Ronggeng Pasaman di Kenagarian Simpang Tonang Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman (Studi Kasus Perubahan Ronggeng Pasaman). Jom FISIP Volume 2 No. 2 Oktober 2015, 1-15. Berdasarkan hasil wawancara dengan Amriadi Mandala selaku Ninik Mamak Kenagarian Simpang Tonang (27 Oktober 2023) Berdasarkan hasil wawancara dengan Deni Asril selaku salah satu pelaku Ronggeng Pasaman di Simpang Tonang (27 Oktober 2023) DAFTAR PUSTAKA 20
Ronggeng Pasaman Ronggeng Pasaman adalah sebuah kesenian tradisional yang disajikan dalam bentuk nyanyian berbalas pantun, tari atau joget, dan iiringi musik. Pantun dalam pertunjukan ronggeng pasaman didendangkan atau dinyanyikan oleh seorang penampil wanita, penampil tersebut disebut sebagai anak ronggeng. Anak ronggeng adalah laki-laki yang didandani seperti perempuan. Hal itulah yang membedakan antara kesenian ronggeng yang dulu dengan yang sekarang. Sekarang anak ronggeng sudah diperankan langsung oleh perempuan. Malta Nelisa, S.Sos., M.Hum Mesa Harapanta