The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by ida subandi, 2023-06-04 21:27:21

MODUL BAB ISLAM. UKIN

MODUL BAB ISLAM. UKIN

SMK MUHAMMADIYAH KAJEN SEJARAH INDONESIA FASE E TINGKAT SMK Oleh : Churiyatur Rosida, S.Pd MODUL SEJARAH INDONESIA KELAS X PROSES MASUKNYA DAN BERKEMBANGNYA ISLAM KE INDONESIA


HALAMAN PENGESAHAN MODUL PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM DI INDONESIA a. Judul produk : Proses masuk dan berkembangnya islam di Indonesia b. Jenis produk : MODUL c. Waktu Pembuatan : Juni 2022 d. Data Penyusun 1. Nama : Churiyatur Rosida, S.Pd. 2. NIP : - 3. Unit Kerja : SMK Muhammadiyah Kajen e. Dengan ini disahkan oleh : 1. Nama : M. Rustam Aji, S.Pd. 2. NIP : - 3. Jabatan : Kepala Sekolah 4. Unit Kerja : SMK Muhammadiyah Kajen Kajen, 30 Juni 2022 Mengesahkan, Kepala Sekolah M. Rustam Aji, S.Pd. NIP: - Penyusun, Churiyatur Rosida, S.Pd. NIP: -


BAB 1 PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA A. Pendahuluan Islam merupakan salah satu agama yang masuk dan berkembang di Indonesia. Hal ini tentu bukanlah sesuatu yang asing bagi Anda, karena mungkin Anda sudah sering mendengar atau membaca bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki penganut agama Islam terbesar di dunia. Agama Islam masuk ke Indonesia dimulai dari daerah pesisir pantai, kemudian diteruskan ke daerah pedalaman oleh para ulama ataupenyebar ajaran Islam. Mengenai kapan Islam masuk ke Indonesia dan siapa pembawanya terdapat beberapa teori yang mendukungnya. Untuk itulah, mata kegiatan dengan judul Teori Masuknya Agama Dan Budaya Islam Ke Indonesia ini dibuat untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang masuknya agama Islamke Indonesia. Dalam modul ini, terdapat empat pokok materi yang menggambarkan secara umum tentang teori masuknya agama dan budaya Islam ke Indonesia. Lahirnya beragam teori-teori tentang proses masuknya agama dan budaya Islam ke Indonesia, berangkat dari munculnya pemikiran para ahli sejarah. Materi tersebut adalah Pertama adalah, teori tentang masuknya agama Islam ke Indonesia. Kedua, adalah bukti-bukti masuknya agama dan budaya Islam ke Indonesia. Ketiga, proses Islamisasi di Indonesia. Selanjutnya, empat adalah pola penyebaran Islam di Indonesia. Harapannya, dengan mengaji modul ini, Anda mampu menjelaskan dan menganalisis tentang berbagai teori masuknya agama dan budaya Islam ke Indonesia.Teori ini penting untuk diulas karena memberikan bekal dasar kepada Anda tentangsuatu proses dalam sejarah yang sangat berpengaruh terhadap keyakinan masyarakatIndonesia sampai saat ini.


B. Pokok-Pokok Materi Pokok-pokok materi modul 2 kegiatan belajar 3 sebagai berikut. C. Uraian Materi 1. Teori Masuknya Agama dan Budaya Islam Ke Indonesia Munculnya agama Islam di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh persentuhan kebudayaan antara daerah Nusantara dengan negara yang membawa pengaruh Islam. Persentuhan kebudayaan ini terjadi sebagai salah satu akibat dari hubunganyang dilakukan antara orang-orang Islam dengan orang-orang ang ada di Nusantara. Sebab, daerah Nusantara merupakan jalur perdagangan strategis yang menghubungkan antara dua wilayah, yaitu Laut Tengah dan Cina. Hubungan perdagangan yang semakin lama semakin intensif menimbulkan pengaruh terhadap masuknya pengaruh-pengaruh kebudayaan Arab, Parsi, India, dan Cina di Nusantara. Dengan kata lain, terjadilah proses akulturasi antara kebudayaan negara-negara itu dengan kebudayaan Nusantara. Hubungan dagang antara India dan China melalui laut sudah mulai ramai sejak awal Masehi. Hal ini dimungkinkan karena sudah dikenalnya sistem bintangdan sistem angin yang berlaku di Lautan Hindia dan laut Cina sehingga memungkinkan terjadi jalur pelayaran antara Barat dengan Timur pulang balik secara teratur dan berpola tetap (Kartodirdjo, 1987). Hal ini juga menjadi salah satu faktor munculnya kota-kota pelabuhan di sepanjang jalur pelayaran. Sriwijaya menjadi tempat persinggahan kapal-kapal dagang dari jazirah Arab danTeluk Parsi serta kapal-kapal dagang dari Cina. Kapal dagang yang dari Jazirah Arab atau Teluk Parsi (Persia) serta kapal-kapal dagang dari Cina. Kapal dagangyang dari Jazirah Arab atau Teluk Parsi bergerak di sepanjang pantai Asia Selatan(Gujarat, Malabar, Koromandel, Benggala) dan memasuki kepulauan Nusantara terus Cina, demikian juga sebaliknya. Permasalahan kapan dan di mana Islam masuk ke Indonesia masih menjadibahan kajian Pola Penyebaran Islam di Indonesia Proses Islamisasi Bukti-Bukti Awal Masuknya Agama dan Budaya Islam ke Indonesia Teori Masuknya Agama dan Budaya Islam ke Indonesia Teori Masuknya Hindu Buddha


para ahli sejarah. Hamka berpendapat bahwa Islam datang keIndonesia pada abad ke-7 M, alasan yang dikemukakan berdasar pada sumber yang berasal dari berita Cina dan berita Jepang. Kedua sumber menyebutkan bahwa pada abad ke-7 telah terdapat armada dagang yang dikenal dengan Ta-shih atau Tashih-kuo, istilah ta-shih atau tashih-kuo adalah perdagangan dari bangsa Arab atau Persia. Dalam berita itu juga disebutkan telah terdapat pemukiman orang-orang Arab di Sumatera Selatan (wilayah Sriwijaya). Hamka (1981) mengutip pendapat Sir Arnold bahwa catatan dari Cina menyebutkan adanya koloni orang Arab di Sumatera Barat pada sekitar tahun 684 M, artinya bahwa karena sudah ada koloni maka waktu kedatangan orang Arab sebelum tahun 684. Gambar 3.1. Peta jalur awal masuknya Islam ke Nusantara (Indonesia) Sebagian ahli sejarah yang lain berpendapat bahwa Islam datang ke Indonesia pada abad ke-13, hal ini dikaitkan dengan hancurnya Bagdad yang diserbu oleh Hulagu pada tahun 1258 M. Akibat hancurnya Bagdad maka banyak orang Islamyang menyebar ke luar dan berkelana mencari daerah baru, kelompok inilah yangsampai di Indonesia. Alasan lain yang dikemukakan adalah keterangan yang diperoleh dari catatan perjalanan Marcopolo dan Ibnu Batutah. pada catatan keduanya menyebut adanya masyarakat Islam di Sumatera. Alasan yang lebih kuat adalah diketemukannya bukti fisik yang berupa Nisan Sultan Malikus Salehdi Aceh yang berangka tahun 1297 M. Kesimpulan yang dapat diambil dari permasalahan kapan datangnya Islam di Indonesia adalah perlunya pemisahan konsep secara jelas tentang kedatangan, proses penyebaran, dan perkembangan Islam di Indonesia. Dengan demikian jelas bahwa abad ke-7 M dapatlah disimpulkan sebagai waktu kedatangan Islam di Indonesia untuk pertama kali. Setidaknya mengacu pada jalur pelayaran dan perdagangan antara Cina dan Indiaatau


Timur Tengah sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya. Pada masa Sriwijaya berkuasa belum dapat dipastikan apakah pedagang-pedagang Arab telahmemainkan peran ganda, yakni sebagai pedagang dan sebagai ulama yang mendakwahkan ajaran Islam.Jarak yang cukup jauh (kurang lebih 5 Abad) antaraproses kedatangan hingga terbentuknya masyarakat (kerajaan Islam) di Parlak, memang masih menjadi catatan para sejarawan. Di manakah Islam pertama kali datang di kepulauan Indonesia? tentu sajajawaban pasti mengarah pada tempat-tempat (pelabuhan-pelabuhan) yangmenjadi persinggahan kapalkapal dagang. Aceh (1985) menjelaskan bahwa daerah Perlak merupakan tempat Islam pertama kali berkembang. Hal inididasarkan atas catatan perjalanan Marcopolo. Dari bukti pelacakan arkeologis disamping Parlak juga disebutkan adanya tempat yang bernama Pase. Sehinggadisimpulkan bahwa tempat kedatangan Islam pertama kali adalah Parlak dan Pase. Kepastian kapan dan dari mana Islam masuk di Nusantara memang tidak ada kejelasan. Setidaknya ada tiga teori yang mencoba menjelaskan tentang itu. Yaitu: Teori Gujarat, Teori Makkah, dan Teori Persia. Munculnya tiga teori yangberbeda ini, disinyalir oleh Ahmad Mansur Suryanegara, akibat dari kurangnya informasi yang bersumber dari fakta peninggalan agama Islam di Nusantara. Inskripsi tertua tentang Islam tidak menjelaskan tentang kapan masuknya Islam di Nusantara. Pada Inskripsi tertua itu hanya membicarakan tentang adanya kekuasaan politik Islam, Samudera Pasai pada abad ke-13 Masehi. Selain itu karena sulitnya memastikan kapan masuknya Islam di Nusantara dihadapkan padaluasnya wilayah kepulauan Nusantara. Ketiga teori tersebut berbeda pendapat mengenai: Pertama, waktu masuknya Islam. Kedua, asal negara yang menjadi perantara atau sumber tempat pengambilan ajaran agama Islam. Dan ketiga, pelaku penyebar atau pembawa Islam ke Nusantara. Berikut ini gambaran mengenai teori masuknya agama dan budaya Islam ke Indonesia: Teori Gujarat Teori ini merupakan teori tertua yang menjelaskan tentang masuknya Islam di Nusantara. Dinamakan Teori Gujarat, karena bertolak dari pandangannya yang mengatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara berasal dari Gujarat, pada abad ke-13 M, dan pelakunya adalah pedagang India Muslim. Ada dugaan bahwa peletakdasar teori ini adalah Snouck Hurgronje, dalam bukunya L' Arabie et les Indes Neerlandaises atau Revue de l'Histoire des Religious. Snouck Hurgronje lebih menitikberatkan pandangannya ke Gujarat berdasarkan pada: Pertama, kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran Islamdi Nusantara. Kedua, adanya kenyataan hubungan dagang India-Indonesia yang telah lama terjalin. Ketiga, inskripsi tertua tentang Islam yang terdapat di Sumatera memberikan gambaran hubungan antara Sumatera dan Gujarat.


Gambar 3.2. Batu nisan makam Malik Ibrahim di Gresik, Jawa Timur Teori Makkah Teori ini dicetuskan oleh HAMKA dalam pidatonya pada Dies Natalis PTAIN ke8 di Yogyakarta (1958), sebagai antithesis untuk tidak mengatakan sebagaikoreksi teori sebelumnya, yakni teori Gujarat. Di sini HAMKA menolak pandangan yang mengatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-13 dan berasal dari Gujarat (Ahmad M Suryanegara, tt:78). Selanjutnya HAMKA dalam Seminar Sejarah Masuknya Agama Islam di Indonesia (1963) lebih menguatkan teorinya dengan mendasarkan pandangannya pada peranan bangsa Arab sebagai pembawa agama Islam ke Indonesia, kemudian diikuti oleh orang Persia dan Gujarat. Gujarat dinyatakan sebagai tempat singgah semata, danMakkah sebagai pusat, atau Mesir sebagai tempat pengambilan ajaran Islam. Gambar 3.3. HAMKA atau Haji Abdul Karim Amrullah


Kalau demikian halnya hubungan antara Arab dengan negara-negara Asia lainnya, maka tidaklah mengherankan bila pada 674 M telah terdapat perkampungan perdagangan Arab Islam di Pantai Barat Sumatera, bersumber dariberita Cina. Kemudian berita Cina ini ditulis kembali oleh T.W. Arnold (1896) J.C. van Leur (1955) dan HAMKA (1958). Timbulnya perkampungan perdagangan Arab Islam ini karena ditunjang oleh kekuatan laut Arab. Dari keterangan tentang peranan bangsa Arab dalam dunia perniagaanseperti di atas, kemudian dikuatkan dengan kenyataan sejarah adanya perkampungan Arab Islam di pantai barat Sumatera di abad ke-7, maka terbukalah kemungkinan peranan bangsa Arab dalam memasukkan Islam ke Nusantara. Selain itu HAMKA juga mempunyai argumentasi lain yang menjadikan dirinya begitu yakin bahwa Islam yang masuk ke Nusantara berasal dari daerah asalnya, Timur Tengah, yaitu pengamatannya pada masalah madzhab Syafi'i, sebagai madzhab yang istimewa di Makkah dan mempunyai pengaruh terbesar diIndonesia. Analisis pada madzhab Syafi'i inilah yang menjadikan Hamka berbedadengan sejarawan Barat atau orientalis. Pengamatan ini dilupakan oleh para sejarawan Barat sebelumnya, sekalipun mereka menggunakan sumber yang sama, yakni laporan kunjungan Ibnu Battutah ke Sumatera dan Cambay. Tetapi karena titik analisisnya adalah permasalahan perdagangan, sehingga yang terbaca adalah barang yang diperdagangkan dan jalur perdagangannya. Sebaliknya Hamka lebihtajam lagi merasuk pada permasalahan madzhab yang menjadi bagian isi laporankunjungan tersebut. Teori Persia Pencetus teori ini adalah P.A. Hoesein Djajadiningrat. Teori ini berpendapat bahwa agama Islam yang masuk ke Nusantara berasal dari Persia, singgah ke Gujarat, sedangkan waktunya sekitar abad ke-13. Nampaknya fokus Pandangan teori ini berbeda dengan teori Gujarat dan Makkah, sekalipun mempunyai kesamaan masalah Gujaratnya, serta Madzhab Syafi'i-nya (Musrifah Sunanto, 2004:26). Teori yang terakhir ini lebih menitikberatkan tinjauannya kepada kebudayaan yang hidup di kalangan masyarakat Islam Indonesia yang dirasakan memiliki persamaan dengan Persia. Di antaranya adalah: Pertama, Peringatan 10 Muharram atau Asyura sebagai hari peringayan Syi'ah atas mati syahidnya Husein. Peringatan ini berbentuk pembuatan bubur Syura. Di Minangkabau bulanMuharram disebut bulan HasanHusein. Di Sumatera Tengah sebelah barat disebut bulan Tabut, dan diperingati dengan mengarak keranda Husein untuk dilemparkan ke sungai. Keranda tersebut disebut tabut diambil dari bahasa arab. Kedua, adanya kesamaan ajaran antara Syaikh Siti Jenar dengan ajaran Sufi Iran al-Hallaj, sekalipun al-Hallaj telah meninggal pada 310H / 922M, tetapi ajarannyaberkembang terus dalam bentuk puisi, sehingga memungkinkan Syeikh Siti Jenar


yang hidup pada abad ke-16 dapat mempelajarinya. Ketiga, nisan pada makam Malik Saleh (1297) dan makam Malik Ibrahim (1419) di Gresik dipesan dari Gujarat. Dalam hal ini teori Persia mempunyai kesamaan muthlak dengan teori Gujarat. Keempat, pengakuan umat Islam Indonesia terhadap madzhab Syafi'i sebagai madzhab utama di daerah Malabar. Di sini ada sedikit kesamaan dengan teori Makkah, cuman yang membedakannya adalah P.A. Hoesein Djajadiningrat di satu pihak melihat salah satu budaya Islam Indonesia kemudian dikaitkan dengan kebudayaan Persia, tetapi dalam memandang madzhab Syafi'i terhenti keMalabar, tidak berlanjut sampai ke pusat madzhab itu, yakni di Makkah. Teori Cina Teori Cina mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia (khususnyadi Jawa) berasal dari para perantau Cina. Orang Cina telah berhubungan dengan masyarakat Indonesia jauh sebelum Islam dikenal di Indonesia. Pada masa Hindu-Buddha, etnis Cina atau Tiongkok telah berbaur dengan penduduk Indonesia terutama melalui kontak dagang. Bahkan, ajaran Islam telah sampai di Cina padaabad ke-7 M, masa di mana agama ini baru berkembang. Sumanto Al Qurtuby dalam bukunya Arus Cina Islam Jawa menyatakan, menurut kronik masa DinastiTang (618-960) di daerah Kanton, Zhang-zhao, Quanzhou, dam pesisir Cina bagian selatan, telah terdapat sejumlah pemukiman Islam. Teori Cina ini bila dilihat dari beberapa sumber luar negeri (kronik) maupun lokal (babad danhikayat), dapat diterima. Bahkan menurut sejumlah sumber lokat tersebut ditulis bahwa raja Islam pertama di Jawa, yakni Raden Patah dari Bintoro Demak, merupakan keturunan Cina. Ibunya disebutkan berasal dari Campa, Cina bagian selatan (sekarang termasuk Vietnam). Berdasarkan Sajarah Banten dan Hikayat Hasanuddin, nama dan gelar raja-raja Demak beserta leluhurnya ditulis dengan menggunakan istilah Cina, seperti “Cek Ko Po”, “Jin Bun”, “Cek Ban Cun”, “Cun Ceh”, serta “Cu-cu”. Nama-nama seperti “Munggul” dan “Moechoel” ditafsirkan merupakan kata lain dari Mongol, sebuah wilayah di utara Cina yang berbatasan dengan Rusia. Dari uraian tentang tiga teori masuknya Islam ke Nusantara di atas, dapat dilihat beberapa perbedaan dan kesamaannya: Pertama, teori Gujarat dan Persia mempunyai persamaan pandangan mengenai masuknya agama Islam keNusantara berasal dari Gujarat. Perbedaannya terletak pada teori Gujarat yang melihat ajaran Islam di Indonesia mempunyai kesamaan ajaran dengan mistik di India. Sedangkan teori Persia memandang adanya kesamaan dengan ajaran Sufi di Persia. Gujarat dipandangnya sebagai daerah yang dipengaruhi oleh Persia, danmenjadi tempat singgah ajaran Syi'ah ke Indonesia. Kedua, dalam hal Gujarat sebagai tempat singgah, teori Persia mempunyai persamaan dengan teori Makkah,tetapi yang membedakannya adalah


teori Makkah memandang Gujarat sebagai tempat singgah perjalanan perjalanan laut antara Indonesia dengan Timur Tengah,sedangkan ajaran Islam diambilnya dari Makkah atau dari Mesir. Ketiga, teori Gujarat dan Persia keduanya tidak memandang peranan bangsa Arab dalam perdagangan, juga tidak dalam islamisasi di Nusantara. Dalam hal ini keduanya lebih memandang pada peranan orang India Muslim. Oleh karena itu bertolak darilaporan Marco Polo keduanya meyakini Islam masuk di Nusantara pada abad ke-13. Sebaliknya teori Makkah lebih meyakini Islam masuk di Nusantara pada abadke-7, karena abad ke-13 dianggap sebagai saatsaat perkembangan Islam di Nusantara. Keempat, dalam melihat sumber negara yang mempengaruhi Islam diNusantara, teori Makkah lebih berpendirian pada Makkah dan Mesir dengan mendasarkan tinjauannya pada besarnya pengaruh madzhab Syafi'i di Indonesia. Sedangkan teori Persia, meskipun mengakui pengaruh madzhab Syafi'i di Indonesia tetapi, bagi teori ini, hal itu merupakan pengaruh madzhab Syafi'i yangberkembang di Malabar, oleh karena itu teori ini lebih menunjuk India sebagai negara asal Islam Indonesia. Walaupun dari analisa perbandingan di atas ketiga teori tersebut lebih menampakkan tajamnya perbedaan dari pada persamaan, namun ada titik temu yang bisa disimpulkan yakni, bahwa pertama, Islam masukdan berkembang di Nusantara melalui jalan damai (infiltrasi kultural), dan kedua,Islam tidak mengenal adanya misi sebagaimana yang dijalankan oleh kalangan Kristen dan Katolik. 2. Bukti-bukti awal masuknya agama dan budaya Islam ke Indonesia Untuk mengetahui kapan Islam masuk ke Indonesia, kita dapat menelusurinya melalui bukti-bukti yang ada. Bukti-bukti tersebut antara lain seperti berikut ini. Sumatra Berita Cina zaman Tang tentang adanya masyarakat muslim di daerah Kerajaan Sriwijaya sejak abad ke-7 Masehi. Berita Marcopolo yang singgah di Perlak, sebuah kota muslim di Aceh pada tahun 1292 M. Berita Tome Pires (1512-1515)dalam tulisannya Summa Oriental-nya menuliskan bahwa di bagian pesisir Sumatra Utara dan Timur, yaitu mulai dari Aceh sampai Palembang sudah banyakmasyarakat dan kerajaan-kerajaan Islam. Berita dari Ibnu Batutah, yang menyatakan bahwa ia mengunjungi kerajaan Islam Samudra Pasai pada tahun 1345. Makam Sultam Malik As Saleh yang berangka tahun 1297 merupakan buktibahwa Islam telah masuk dan berkembang di daerah Aceh pada abad ke-12. Mengingat Malik As Saleh adalah seorang sultan, maka dapat diperkirakan bahwaIslam telah masuk ke daerah Aceh jauh sebelum Malik As Saleh mendirikan Kesultanan Samudra Pasai.


Jawa Batu nisan Fatimah binti Maimun di Leran (Gresik) yang berangka tahun 475 H (1085 M). Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang berangka tahun1419 M. Nisan kubur situs Troloyo dan Troulan, di Jawa Timur, Nisan ini menunjukkan makam orang-orang muslim dengan tarikhnya menggunakan tahunSaka, bukan tahun Hijriah. Pada nisan pertama yang ditemukan di Troulan, tarikhnya menunjukkan tahun 1290 Saka (1368 M), sefangkan di Troloyo tarikhnya berkisar antara 1298-1533 Saka (1376-1611). Hal yang sangat menarik adalah pada nisan ditemukan pula lambang Surya Majapahit sebagai lambang Kerajaan Majapahit. Berita Ma-Huan pada tahun 1413-15 M, ia pernah melakukan pelayaran untuk mengunjungi pesisir Jawa. sudah ada pula kerajaan bercorak Islam di Demak dan daerahdaerah lainnya di pesisir Utara Jawa Timur,Jawa Tengah, sampai Jawa Barat. Kalimantan Hikayat Banjar, memberikan informasi mengenai masuknya Islam di KalimantanSelatan. Menceritakan bahwa telah terjadi perebutan kekuasaan di KerajaanNagara Daha (Kalimantan Selatan) antara Pangeran Samudra dengan Pangeran Tumenggung. Pangeran Samudra meminta bantuan Demak dengan syarat ia danrakyatnya kelak akan masuk Islam. Peristiwa ini terjadi kira-kira pada tahun 1550.Hikayat Kutai, memberikan informasi masuknya Islam di Kalimantan Timur. Dalam hikayat ini disebutkan bahwa telah datang dua orang muslim bernama Tuan di Bandang dan Tunggang Pangarang. Mereka datang ka Kutaiuntuk memperkenalkan Islam kepada Raja Mahkota setelah sebelumnya merekamengislamkan Makassar. Raja Mahkota masuk Islam setelah merasa kalah dalam beradu kesaktian. Islamisasi ini diperkirakan terjadi pada tahun 1575 M. Maluku Tome Pires dan Antonio Galvao mengabarkan bahwa antara tahun 1460-1465, Islam telah masuk ke Maluku. Raja Ternate telah memeluk Islam dan hanya RajaTernate yang disebut Sultan, sedangkan yang lainnya digelari Raja. Hikayat Tanah Hitu, ditulis oleh Rijali. Hikayat ini memberikan informasi mengenai masuknya Islam di Ternate. Diperoleh informasi bahwa ia pernah menemani rajanya yang bernama Zainal Abidin (1486-1500) ke Giri, Jawa Timur untuk belajar Islam. Disebutkan pula bahwa Zainal Abidin merupakan Perdana Jamilu dan Hitu. Sulawesi Tome Pires, memberikan informasi tentang keberadaan Islam di Sulawesi. Menurut kesaksiannya, pada awal abad ke-16 di Sulawesi banyak sekali kerajaan,yaitu seperti GowaTallo, Wajo, Soppeng, dan Luwu. Di daerah Gowa pada abadke-16, telah terdapat masyarakat


This Photo by Unknown Muslim dan orang-orang Portugis. HikayatKutai, memberikan informasi masuknya Islam di Makassar oleh Tuan di Bandangsekitar tahun 1575. A. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPERMUDAH PENYEBARAN ISLAM DI INDONESIA Ada beberapa faktor yang menyebabkan mudahnya penyebaran Islam di Indonesia, yakni sebagai berikut. 1) Penyebaran agama Islam dilakukan dengan jalan damai, tanpa paksaan ataupun peperangan. 2) Syarat penerimaan untuk memeluk Islam sangatlah mudah, yakni dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. 3) Upacara keagamaan dalam agama Islam sifatnya sederhana sehingga tidak membebani masyarakat. 4) Adanya unsur-unsur yang sama antara Islam dan ajaran sebelumnya. Contohnya, istilah sembahyang yang berarti menyembah hyang, tetap dipergunakan untuk istilah melaksanakan salat. 5) Dalam Islam, tidak ada pelapisan sosial setiap manusia mempunyai kedudukan yang sama. Hal yang membedakan hanyalah amal ibadahnya. 6) Penganutnya mempunyai kewajiban untuk melakukan dakwah. 7) Islam memperkenalkan konsep pemerataan ekonomi melalui sistem zakat. 8) Metode dakwah yang inklusif melalui seni, pernikahan, dan kerjasama dengan penguasa. 9) Kondisi kerajaan bercorak Hindu-Buddha semakin mengalami kemunduran. 10) Kedatangan bangsa Eropa yang ingin menjajah menimbulkan semangat untuk bersatu. B. Peran Walisongo Dalam Pelembagaan Islam Peran walisongo pada masa pelembagaan Islam dengan mendirikan masjid. Dalam proses penyebaran Islam, masjid tidak hanya berfungsi untuk tempat beribadah tetapi juga tempat pengajian dan dari masjidlah proses penyebaran Islam dimulai. Masa-masa awal proses islamisasi, masjid menjadi tempat ritual, masjid juga sebagai pusat tumbuh dan berkembangnya kebudayaan Islam. Banyak masjid yang diyakini sebagai peninggalan Wali dan dinamakan Wali yang bersangkutan. Seperti masjid yang didirikan oleh Raden Rahmat (Sunan Ampel) sehingga masjidnya dinamakan Masjid Ampel, Masjid Giri didirikan oleh Sunan Giri, Masjid Drajat yang didirikan oleh Sunan Drajat, Masjid Kudus oleh Sunan Kudus, Masjid Agung Demak oleh Sunan Kalijaga dan sebagainya. Selain masjid dalam pembentukan kelembagaan Islam, walisongo juga mendirikan pesantren.


C. Saluran Atau Media Penyebaran Islam Di Indonesia 1. Perdagangan, para pedagang menjalin kontak dengan para adipati wilayah pesisir dan perlahan lahan masuk kelingkaran pusat istana. 2. Perkawinan, para pedagang menikah dengan perempuan pribumi, putra putri para bangsawan dan bahkan dengan anggota keluarga kerajaan. 3. Pendidikan, para ulama menyebarkan islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok pesantren di berbagai daerah. 4. Tasawuf, ajaran ini mudah berkembang terutama dijawa karena ajaran islam melalui tasawuf disesuaikan dengan pola pikirmasyarakat yang masih berorientasi agama hindu. 5. Dakwah, penyebaran islam tidak dapat dilepaskan dari peranan para wali. Ada sembilan wali yang menyebarkan islam dengan cara berdakwah, yang disebut juga wali songo. 6. Kesenian, agama islam juga disebarkan melalui kesenian seperti wayang, gamelan, kesenian yang telah berkembang sebelumnya tidak hilang tetapi berakulturasi. 7. Politik, dalam hal ini raja memiliki peranan besar dalam islamisasi ketika raja memeluk islam, rakyat akan mengikuti karena rakyat sangat patuh kepada raja. D. Nilai Toleransi dan Peduli Sosial Dalam Penyebaran Islam Toleransi Perlu diketahui bahwa toleransi merupakan sikap menghargai satu sama lain tanpa melihat perbedaan yang ada. Dalam hal ini bentuk toleransi sudah terjadi pada masa kerajaan Hindu-Buddha dengan saling menerima perbedaan antara agama Hindu dan Buddha. Selain itu penyebaran agama Islam di Indonesia pada masa kerajaan Hindu-Buddha juga diterima dengan baik sehingga munculnya toleransi beragama yang semakin berkembang. Toleransi sangat terlihat jelas yang dilakukan oleh Sunan Kudus dalam memberikan penghormatan berupa larangan penyembelihan sapi bagi umat Islam ketika lebaran Idul Adha di Kudus. Hal ini dikarenakan mayoritas beragama Hindu saat itu dengan menganggap sapi sebagai lambang kesucian. Melalui pemahaman Sunan Kudus mengenai budaya masyarakat Jawa yang masih menganut sistem kepercayaan HinduBuddha, Sunan Kudus berusaha mendekati masyarakat dengan menghias seekor lembu dan mengikatnya di halaman masjid. Masyarakat masih memuliakan lembu sesuai dengan ajaran HinduBuddha menjadikan masyarakat datang dan menyaksikan lembu tersebut. Sunan Kudus memanfaatkan momen tersebut untuk melancarkan dakwah dan menambah Kreatifitas yang dilakukan Sunan Kudus mendapat


simpati masyarakat sehingga dakwahnya perlahan diterima oleh masyarakat. Sampai sekarang, masyarakat Kudus masih memegang teguh tradisi tidak menyembelih sapi pada lebaran Idul Adha. Sebagai gantinya, masyarakat Kudus yang saat ini mayoritas beragama Islam lebih memilih untuk menyembelih kerbau atau kambing. Hingga kini anjuran Sunan Kudus masih dilakukan oleh sekelompok kecil di Kota Kretek, Kudus. Peduli sosial Sikap peduli sosial selalu berhubungan dengan membangun relasi diri dengan orang lain dengan baik, memberi empati, dan jika memungkinkan kita merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Hingga kini masih ditemui peduli sosial, berikut penjelasannya. Peduli sosial sudah ada pada masa kerajaan Hindu-Buddha, berpedoman dari sikap empati yang dimiliki oleh Sunan Kudus (Raden Ja’far Shadiq). Sikap tersebut seperti menjaga kedamaian antar umat beragama di daerah Kudus pada zamannya dimana tidak memperbolehkan penyembelihan sapi di daerah Kudus pada saat Idul Adha bagi umat Islam. Adapun peduli sosial yang ditemui pada Masjid Demak terdapat pada museum dan makam. Museum yang berada di sekitar Masjid Demak, memiliki pengaruh yang besar pada bidang pendidikan seperti tempat mencari informasi dan sebagai studi lapangan oleh wisatawan lokal (pelajar, mahasiswa, dan masyarakat setempat). Sedangkan di makam pada umumnya digunakan sebagai tempat ziarah yang pengunjungnya didominasi oleh mayoritas umat Islam tetapi bagi umat beragama lain juga dapat melakukan ziarah (doa). Kedatangan berbagai masyarakat memiliki simpati yang baik yaitu mendoakan leluhur dengan khusyuk. Saat bulan Syakban atau sebelum Ramadhan, banyak umat muslim dari berbagai daerah berziarah ke makam-makam Kesultanan Demak yang terletak di belakang Masjid Demak. Dari sikap peduli sosial tersebut masyarakat yang datang berziarah bertujuan untuk mengenang para leluhur. Selain itu makam juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan penelitian. Di bawah ini merupakan dokumentasi yang ada di sekitar Masjid Demak. Nilai peduli sosial menjadikan tiap manusia menerima dan menghargai hal apapun diantaranya akulturasi dan multikultural yang ada pada Masjid Menara Kudus dan Masjid Demak, berikut penjelasannya. a. Akulturasi Akulturasi merupakan perpaduan dua budaya yang tidak meninggalkan budaya aslinya. Hingga kini masih ditemui sentuhan


budaya Hindu-Buddha tanpa mengubah keaslian dari peninggalan tersebut yang terdapat pada Masjid Kudus dan Masjid Demak di masingmasing bangunan masjid. Kedua Masjid ini berdiri pada masa kerajaan Hindu-Buddha sehingga memungkinkan pengaruh dari kebudayaan Hindu-Buddha dipadukan dengan kebudayaan Islam pada bangunan masjid yang sebagai tempat ibadah sampai saat ini. b. Multikultural Multikultural adalah budaya yang dimiliki oleh setiap kelompok manusia dan harus dihargai keberadaannya. Hal ini nampak pada masa kerajaan, umat Hindu dan Buddha hidup berdampingan sehingga memungkinkan munculnya multikultural antara budaya Hindu dan Buddha. Masuknya penyebaran agama Islam juga menjadikan multikultural semakin berkembang pada masa HinduBuddha. Seperti yang ada pada Masjid Menara Kudus dan Masjid Demak memiliki perpaduan budaya Hindu-Buddha hingga beragam makna yang tertuang dalam bangunan tersebut. Pada bangunan Masjid Menara Kudus terdapat Menara Kudus yang memiliki tiga bagian yaitu bagian kaki (bawah), bagian badan (tengah), dan bagian kepala (atas). Kemudian padasan sebagai tempat berwudhu di Masjid Menara Kudus. Padasan tersebut berupa hiasan pola kala-jaladwara. Rangkuman Ada empat teori mengenai proses masuknya agama Islam ke Indonesia, yaitu: 1. Teori Gujarat Menurut teori yang didukung oleh Snouck Hurgronje, W.F Suttherheim dan B.H.M. Vlekke, Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke 13, dibawa oleh para pedagang Islam dari Gujarat, India. Ada dua bukti untuk mendukung teori ini: pertama, batu nisan Sultan Malik ALSaleh, Sultan Samudra Pasai yang bercorak Gujarat (India); kedua, tulisan Marcopolo, yang menyatakan pernah singgah di Perlak pada tahun 1292 dan mendapati banyak penduduknya yang beragama Islam. 2. Teori Mekkah Menurut teori ini di dukung oleh Buya Hamka dan J.C. van Leur, pengaruh Islam telah masuk ke Nusantara sekitar abad VII, dibawa oleh para pedagang Arab. Buktinya ada pemukiman Islam tahun 674 di Baros, pantai sebelah Barat Sumatra. Menyanggah teori Gujarat, teori ini meyakini Islam yang berkembang di Samudra Pasai menganut mazhab Syafi’i, mazhab besar di Mesir dan Mekkah pada masa itu. sultan-sultan Pasai menggunakan gelar al-malik, gelar yang lazim dipakai di Mesir saat


itu. Bukti lain makam seorang wanita di Gresik, Jawa Timur, yang tertulis atas nama Fatimah binti Maimun (berangka tahun 1082). 3. Teori Persia Menurut teori Persia didukung oleh Hoesein Djajadiningrat, Islam di Indonesia dibawa masuk oleh orang-orang Persia sekitar abad XIII. Hal ini dibuktikan dengan adanya aliran Syiah di Nusantara. Beberapa tradisi Syiah juga dilakukan di Indonesia, seperti adanya upacara Tabot yaitu upacara memperingati meninggalnya Husain bin Ali cucu Nabi Muhammad, di Bengkulu dan Sumatra Barat (Tabuik) setiap tanggal 10 Muharam atau 1 Asyura untuk memperingati wafatnya Hasan dan Husein, cucu Nabi Muhammad SAW. 4. Teori Cina Sekitar abad ke XV, kaisar Yong Le salah satu kaisar terbaik yang pernah memerintah Cina. Kaisar Yong Le mengirim ekspedisi pelayaran keliling dunia di bawah pimpinan Cheng Ho sehingga budaya Cina tersebar ke berbagai dunia. Banyak muslim yang berasal dari Cina ikut dalam ekspedisi pelayaran dimungkinkan membawa pengaruh Islam. E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPERMUDAH PENYEBARAN ISLAM DI INDONESIA Ada beberapa faktor yang menyebabkan mudahnya penyebaran Islam di Indonesia, yakni sebagai berikut. 1) Penyebaran agama Islam dilakukan dengan jalan damai, tanpa paksaan ataupun peperangan. 2) Syarat penerimaan untuk memeluk Islam sangatlah mudah, yakni dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. 3) Upacara keagamaan dalam agama Islam sifatnya sederhana sehingga tidak membebani masyarakat. 4) Adanya unsur-unsur yang sama antara Islam dan ajaran sebelumnya. Contohnya, istilah sembahyang yang berarti menyembah hyang, tetap dipergunakan untuk istilah melaksanakan salat. 5) Dalam Islam, tidak ada pelapisan sosial setiap manusia mempunyai kedudukan yang sama. Hal yang membedakan hanyalah amal ibadahnya. 6) Penganutnya mempunyai kewajiban untuk melakukan dakwah. 7) Islam memperkenalkan konsep pemerataan ekonomi melalui sistem zakat. 8) Metode dakwah yang inklusif melalui seni, pernikahan, dan kerjasama dengan penguasa. 9) Kondisi kerajaan bercorak Hindu-Buddha semakin mengalami kemunduran.


10) Kedatangan bangsa Eropa yang ingin menjajah menimbulkan semangat untuk bersatu. F. Saluran Atau Media Penyebaran Islam Di Indonesia 1. Perdagangan, para pedagang menjalin kontak dengan para adipati wilayah pesisir dan perlahan lahan masuk kelingkaran pusat istana. 2. Perkawinan, para pedagang menikah dengan perempuan pribumi, putra putri para bangsawan dan bahkan dengan anggota keluarga kerajaan. 3. Pendidikan, para ulama menyebarkan islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok pesantren di berbagai daerah. 4. Tasawuf, ajaran ini mudah berkembang terutama dijawa karena ajaran islam melalui tasawuf disesuaikan dengan pola pikirmasyarakat yang masih berorientasi agama hindu. 5. Dakwah, penyebaran islam tidak dapat dilepaskan dari peranan para wali. Ada sembilan wali yang menyebarkan islam dengan cara berdakwah, yang disebut juga wali songo. 6. Kesenian, agama islam juga disebarkan melalui kesenian seperti wayang, gamelan, kesenian yang telah berkembang sebelumnya tidak hilang tetapi berakulturasi. 7. Politik, dalam hal ini raja memiliki peranan besar dalam islamisasi ketika raja memeluk islam, rakyat akan mengikuti karena rakyat sangat patuh kepada raja. Tugas mandiri 1 Petunjuk A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan cara memberi tanda silang (x) padasalah satu pilihan jawaban yang kalian anggap paling benar! Yuk Asah Literasimu!!! 1. Bacalah teks berikut dengan seksama Dalam bidang seni sastra pengaruh arab dan Persia sangat kuat, Namun tetapi disesuaikan dengan tradisi setempat. Pengaruh arab terhadap seni sastra biasanya berbentuk syair yang terdiri atas empat baris dalam setiap baitnya. Adapun pengaruh Persia berbentuk hikayat, yaitu kisah perseorangan yang diangkat dari tokoh-tokoh terkenal yang hidup pada masa itu (seperti hikayat hang tuah, hikayat pani semiring hikayat bayan Budiman). Jenis sastra lainnya adalah babad, suatu karya sastra yang hidup dalam masyarakat tradisional dan lingkungan kebuadayaan jawa. Babad


sebenarnya termasuk jenis historiografi tradisional ciri utama bercampurnya unsur sejarah, mitos dan kepercayaan. Contohnya babad tanah jawi, babad diponegoro, dan babad Cirebon. Sebagian besar babad ditulis dlam bentuk macapat puisi, namun, ada juga yang ditulis dalam bentuk gancaran (prosa). Ketepatan kandungan babad beragam, tetapi sejumlah diantaranya dapat dianggap agak tepat dan sumber sejarah yang berarti. N o Jenis seni sastra arab persia jawa 1 Syair ✓ 2 Panji semirang ✓ 3 Hikayat ✓ 4 Babad diponegoro ✓ 5 Bayan Budiman ✓ 6 Hang tuah ✓ Berdasarkan teks diatas manakah keterangan yang sesuai teks tersebut! a. 1, 3, 4 b. 2, 4, 5 c. 1, 3, 5 d. 1, 2, 3 e. 2, 3, 5 2. Bacalah teks berikut,,, Salah satu pengaruh islam yang masih dirasakan hingga kini adalah dalam bidang pendidikan, terutama melalui kehadiran pesantren-pesantren. Melalui pesantren, agama dan kebudayaan Islamdikembangkan dan beradaptasi dengan budaya local yang berkembang disekitarnya. Jadi, pesantren ikut membentuk kebudayaan dan cara berpikir rakyat Nusantara. Berdasarkan teks tersebut, apakah pengaruh pesantren-pesantren yang masih dirasakan hingga kini? a. Mendirikan pesantren-pesantren b. Mengadopsi nilai-nilai agama Hindu-Budha c. Melakukan proses akulturasi d. Melepaskan Islam dari pengaruh Hindu-Budha e. Melahirkan penghayatan agama Islam yang khas Nusantara


3. Perhatikan teks berikut dengan seksama! “seni rupa Islam bahkah mengolah kaligrafi menjadi motif hias. Seni hias islam selalu menghindari penggambaran makhluk hidup secara realistis, maka untuk penyamaranyya dibuatkan stilisasi, yaitu proses rekayasa ulang yang menyerupai bentuk aslinya di dunia nyata. Pengaruh seni dari Persia, Turki, India, dan Afrika Utara turut memperkaya corak kaligrafi yang kemudian membuat gaya tulisannya menjadi sangat bervariasi. Berdasarkan teks tersebut, apakah wujud nyata pengaruh seni dari Persia, Turki, India, dan Afrika Utara terhadap seni rupa Nusantara? a. memperkaya corak kaligrafi. b. mengolah kaligrafi menjadi motif hias c. memperkaya seni rupa berbasis stilisasi d. corak kaligrafi menjadi sangat bervariasi e. membuat corak kaligrafi menjadi beraneka ragam 4. Hingga saat ini banyak masyarakat lokal dan manca negara yang sangat peduli terhadap para tokoh penyebaran Islam. Hal tersebut nampak dari .... a. Beberapa masyarakat ikut dalam merawat Masjid Demak dan sekitarnya b. Banyaknya pengunjung yang berziarah ke makam kesultanan Demak bertujuan mendoakan para leluhur dan menghormati jasanya c. Masyarakat membatasi jumlah pengunjung untuk mengantisipasi agar makam selalu terjaga dengan baik d. Terdapat masyarakat yang tidur disekitar makam bertujuan untuk selalu berdoa kepada para leluhur e. Pengunjung membeli karya tangan penduduk sekitar untuk membantu perekonomian masyarakat sekitar 5. Perhatikan keterangan berikut! 1. Padasan berupa pancuran air wudhu dengan hiasan pola kala-jaladwara 2. Gambar bulus yang berada ditempat Imam memimpin shalat berjamaah dalam suatu masjid 3. Bentuk kubah masjid setengah lingkaran 4. Ornamen Surya Majapahit yang berada di atas ruang pengimaman 5. Wayang kulit yang menjadi media dakwah dalam penyebaran agama Islam Dari keterangan di atas, terdapat akulturasi pada Masjid Demak yang ditunjukkan oleh angka ....


a. 1), 2), dan 3) b. 1), 3), dan 4) c. 2), 3), dan 4) d. 2), 4), dan 5) e. 3), 4), dan 5) 6. Perhatikan tabel berikut! NO A B 1 Melalui Dakwah penyebaran agama Islam dilakukan oleh rakyat setempat dipesisir pantai Perkawinan dengan mensyaratkan perempuan/laki-laki idamannya untuk mengucapkan kalimat Syahadat terlebih dahulu 2 Melalui pendidikan dengan mendirikan pondokpondok pesantren di berbagai daerah Dakwah yang dilakukan oleh peranan para wali 3 Tasawuf biasanya dilakukan dalam bidang kesenian Seni sastra dan perwayangan berkembang sangat pesat dalam penyebaran agama Islam Keterangan pada tabel di atas terkait saluran penyebaran Islam di Indonesia yang tepat ditunjukkan oleh kombinasi .... a. A1), A2), dan B1) b. A1), A3), dan B1) c. A2), A3), dan B2) d. A2), B1), dan B2) e. A3), B2), dan B3) 7. Penyebaran agama Islam di nusantara dilakukan dengan berdakwah dan perdagangan. Menurut Graaf (1987) Islamisasi dilakukan dengan tiga cara yakni pedagang muslim, para da’i dan orang suci (wali). Dari dua pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa .... a. Kedatangan Islam dengan berdakwah dan perdagangan oleh banyak orang b. Kedatangan Islam di Nusantara hanya dilakukan oleh pedagang muslim c. Para da’i dan orang suci (wali) melakukan penyebaran Islam di wilayah pesisir d. Dakwah dalam penyebaran Islam dilakukan oleh pedagang muslim dan para da’i e. Dakwah dan perdagangan dalam penyebaran Islam dilakukan oleh pedagang muslim, para da’i dan orang suci (wali)


8. Dalam penyebaran agama Islam di wilayah nusantara memiliki proses yang berbeda–beda. Proses tersebut mempermudah penerimaan agama Islam oleh penduduk asli yang hingga kini nampak dari .... a. Banyaknya peninggalan kerajaan Islam di Indonesia bagian Timur b. Umat Islam di Indonesia merupakan salah satu penduduk yang mayoritas beragama Islam c. Banyaknya pengaruh agama Islam yang ada di Indonesia d. Terdapat ornamen arab di setiap bangunan rumah penduduk e. Penggunaan bahasa arab yang menjadi kebiasaan sehari-hari penduduk Indonesia 9. Penyebaran Islam dilakukan oleh para pedagang dari berbagai negara dikarenakan letak geografis Asia Tenggara. Salah satunya di wilayah nusantara, yang letak geografisnya mempermudah kedatangan agama Islam nampak dari .... a. Letak wilayah yang berdekatan b. Akulturasi yang terjalin dari pedagang dan masyarakat lokal c. Berbagai kerajaan yang ada saling berdekatan satu sama lain d. Banyaknya pulau memungkinkan agama Islam mulai berkembang di wilayah pesisir e. Terdapat agama Islam yang lebih dahulu tersebar di pedalaman 10. Perhatikan keterangan berikut! 1) Tidak ada pelapisan sosial di Islam 2) Islam memperkenakan pemerataan ekonomi melalui zakat 3) Adanya unsur yang sangat berbeda antara Islam dan ajaran sebelumnya 4) Kerajaan bercorak Hindu-Buddha mengalami kemajuan 5) Mengucapkan dua kalimat syahadat Faktor yang menyebabkan penyebaran Islam diterima di Indonesia ditunjukkan oleh angka .... a. 1), 2), dan 3) b. 1), 2), dan 5) c. 2), 3), dan 4) d. 2), 4), dan 5) e. 3), 4), dan 5) .


DAFTAR PUSTAKA


Click to View FlipBook Version