The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Nabilah Nurfitriani & Almadela Alifa Putri_Teori Amos Dolber (1)

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by 99 Almadela A Putri, 2022-04-01 09:15:25

Nabilah Nurfitriani & Almadela Alifa Putri_Teori Amos Dolber (1)

Nabilah Nurfitriani & Almadela Alifa Putri_Teori Amos Dolber (1)

Jangkrik merupakan serangga yang masih berkerabat dekat
dengan belalang. Ternyata dulu nenek moyang jangkrik
adalah predator pemakan daging. Baru-baru ini telah
ditemukan sebuah fosil serangga predator dari zaman
dinosaurus di lapisan kapur yang terletak di wilayah utara
Brazil, merupakan serangga pemakan daging yang hidup 100
juta tahun silam, diperkirakan hidup pada periode
Cretaceous, sesaat sebelum super benua Gondwana
terpecah. Jangkrik telah dipelihara manusia sejak lama, dan
di Asia dianggap sebagai pembawa keberuntungan. Suara
jangkrik seringkali turut memecah keheningan malam laksana
sebuah orchestra alam yang mempunyai makna disetiap
tangga nada yang di mainkan. Nyanyian indah yang di
kumandangkan oleh jangkrik jantan rupanya bukan sekedar
nyanyian biasa layaknya serangga kecil yang gemar
bernyanyi saja, akan tetapi nyanyian itu mempunyai
beberapa fungsi yang unik. Jangkrik jantan bisa digunakan
untuk mengukur suhu lingkungan sekitar. Amos Dolbear dari
Amerika merupakan perintis dari penelitian ini.

Jangkrik memiliki struktur tubuh yang rata dan
memiliki antena yang panjang yang berfungsi
sebagai alat pertahanan dan peka terhadap
rangsangan dari lingkungan luar. Memiliki kaki
yang mirip seperti belalang, dengan kaki
depannya pendek dan kaki belakangnya panjang
serta sepasang sayap yang bisa dibilang hanya
sebagai aksesoris saja karena jangkrik ini tidak
bias terbang jauh dan lebih banyak
menghabiskan waktunya di bawah permukaan
tanah.

Perbedaan antara jangkrik jantan dan betina
diantanya :

1.pada jangkrik jantan sering mengeluarkan
suara mengerik, permukaan sayap atau
punggungnya kasar dan bergelombang,
serta ekornya berjumlah dua

2.sedangkan untuk jangkrik betina tidak
mengeluarkan suara mengerik, permukaan
sayap atau punggungnya halus dan jumlah
ekornya ada 3 dengan ekor yang satu
adalah yang menonjol ditengah sebagai alat
untuk mengeluarkan telur dan dua ekor lagi
berada disisi ekor tengah.

Pertanda malam telah datang, jangkrik-jangkrik jantan
mulai mendendangkan lagu-lagu cinta untuk merayu jangkrik
betina. Suara jangkrik tercipta dari gesekan antara sayap
dengan beberapa bagian tubuh lainnya. Suaranya yang khas
dan terdengar jelas pada lingkungan yang tidak terlalu bising.

Nyanyian merdu jangkrik jantan memiliki dua makna ganda
yang sangat bertolak belakang apabila di dengar oleh jangkrik
betina dan pejantan yang lain. Bagi betina nyanyian tersebut
adalah nyanyian cinta sedangkan bagi jantan nyanyian tersebut
merupakan nyanyian perang ketika ada jangkrik jantan lain yang
mencoba merayu dan merebut jangkrik betina yang menjadi
pasangannya.

Kenyataannya jangkrik betina lebih menyukai jangkrik
jantan yang berdiam diri di liang persembunyiaannya tanpa
mengeluarkan suara-suara mengkrik karena menurut si betina
justru yang pendiam itulah yang mampu mengeluarkan gas
berbau yang dapat merangsang si betina sehingga jangkrik
betina akan mencari dan mendatangi tempat persembunyiaan
jantan kemudian bercinta di depan liang persembunyian sang
jantan. Mereka bisa melakukan adegan percintaan itu di depan
jangkrik jantan lain yang mengerik-ngerik melantunkan lagu-lagu
cinta berharap ada betina yang mau kawin dengannya.

Biasanya kita mengukur suhu menggunakan
thermometer, namun jika kita berada di pedesaan
dan tidak ada thermometer, kita dapat
menggunakan suara jangkrik untuk mengukur suhu.
Ada beberapa peneliti yang menggunakan suara
jangkrik jantan ini untuk mengukur suhu lingkungan
sekitar yang mengungkapkan bahwa semakin sering
suara jangkrik terdengar semakin panas suhu
lingkungan pada saat itu. Berawal dari penelitian
Amos Dolbear pada tahun 1897, seorang ahli fisika
asal amerika menyatakan bahwa “ jangkrik berderik
lebih cepat pada suhu yang lebih hangat, pada
umumnya jangkrik berderik dengan nada dasar yang
kurang lebih sama”. Teori tentang termometer
jangkrik tersebut kemudian dikenal dengan “hukum
Dolbear”.

Untuk memperkirakan suhu lingkungan dapat
menggunakan rumus :

-Dalam fahrenheit : hitung jumlah kerikan dalam 14
detik lalu tambahan 40.

(T = n + 40). Contoh : 30 kerikan + 40 = 70oF
-Dalam celcius : hitung jumlah kerikan dalam 25 detik,

dbagi 3 lalu ditambah 4.
(T = (n/3) + 4). Contoh : (48 kerikan / 3 ) + 4 = 20oC

Rumus diatas dibuktikan oleh Dr. Peggy Le Mone,
ilmuan the globe. Program dalam eksperimen pada
tahun 2007 yang didanai NASA. Dalam laporannya ia
menyimpulkan bahwa rumus tersebut sangat
mendekati suhu sebenarnya, yang diukur dengan
thermometer. Mengapa ini dapat terjadi? Peristiwa ini
berhubungan dengan sistem termoregulasi pada
jangkrik.

Jangkrik sering dijadikan sebagai thermometer suhu
udara alami karena hewan berdarah dingin menjalankan
fungsi tubuh mereka lebih cepat pada temperatur lebih
tinggi (Anonim, 2012). Jangkrik bergerak lambat ketika
lingkungan dingin karena memerlukan panas dari
lingkungan untuk meningkatkan suhu dalamnya dan
metaboisme. Pada saat suhu tubuh bagian dalamnya
telah menghangat, hewan ini dengan cepat dapat
melakukan metabolisme makanan untuk menghasilkan
energi yang mereka butuhkan lebih banyak. Poikiloterm
suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh
bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu
tubuh luar. Hewan yang tidak mampu mempertahankan
suhu tubuhnya. Suhu tubuh hewan berfluktuasi sesuai
dengan suhu lingkungannya.

Menghadapi fluktuasi suhu lingkungan, hewan
poikilotermik melakukan konformitas suhu. Laju
kehilangan panas pada hewan poikilotermik lebih tinggi
dari pada laju produksi panas, sehingga suhu tubuhnya
lebih ditentukan oleh suhu lingkungan eksternalnya dari
pada suhu metabolisme internalnya. Sehingga suara
jangkrik dapat digunakan untuk menentukan suhu suatu
lingkungan atau yang sering disebut dengan termometer
alam.

Suara jangkrik jantan biasanya terdengar
pada malam hari karena mengerik di malam
hari (kegelapan malam), bunyi akan
merambat lebih baik bila udaranya tenang
tanpa ada gangguan suara lain tak seperti
siang hari yang selalu padat dan ramai. Bunyi
jangkrik dapat merambat lebih dari 1 mil
dalam keadaan ideal, tetapi masih ada
sejumlah jangkrik tidak puas membiarkan
jangkauan kerikannya, oleh karena itu
jangkrik lebih senang berada dilubang-lubang
tanah dan mengerik di dalam lubang
tersebut untuk menciptakan sejenis efek
terowongan yang menggema dan menambah
keras suara selain itu juga terasa lebih aman.
Peristiwa ini berkaitan dengan cepat rambat
bunyi di udara.

Bunyi mempunyai cepat rambat yang
terbatas. Bunyi memerlukan waktu untuk
berpindah. Cepat rambat bunyi sebenarnya
tidak terlampau besar. Cepat rambat bunyi
jauh lebih kecil dibadingkan dengan cepat
rambat cahaya. Karena bunyi termasuk
gelombang, cepat rambat bunyi juga
memenuhi persamaan cepat rambat
gelombang. Cepat rambat gelombang bunyi
berkaitan dengan jarak dan waktu, dimana
cepat rambat bunyi didefinisikan sebagai
jarak sumber bunyi ke pendengar dibagi
dengan selang waktu yang dibutuhkan bunyi
untuk sampai ke pendengar, yang secara
matematis dapat ditulis sebagai berikut:

v=s/t

Cepat rambat bunyi di udara dipengaruhi oleh kondisi
udara, terutama suhu dan tekanan udara. Besarnya
cepat rambat bunyi di udara yang dipengaruhi oleh
suhu dinyatakan dengan persamaan :
v = 331 + 0,6.T (rumus Miller).
Dalam medium udara, bunyi mempunyai sifat khusus,
antara lain :
-Cepat rambat bunyi tidak tergatung pada tekanan
udara, artinya jika terjadi perubahan tekanan udara,
sepat rambat bunyi tidak akan berubah.
-Cepat rambat bunyi bergantung pada suhu. Makin
tinggi suhu udara, makin besar cepat rambat bunyi
(Afriza, 2011).
(siang hari suhu udara panas menyebabkan medium
udara renggang dan bunyi dibiaskan ke udara
sehingga bunyi kurang jelas sedangkan pada malam
hari suhu udara dingin menyebabkan medium udara
rapat bunyi dibiaskan ke permukaan bumi sehingga
bunyi jelas).

Untuk menirukan bunyi menarik serangga itu. Selain itu
malam hari sangat cocok untuk mengerik, karena bunyi
akan merambat lebih baik bila udaranya tenang
tanpa ada gangguan suara lain tak seperti siang hari
yang selalu padat dan riuh. Hubungan antara laju
mengerik dengan temperatur itu sedemikian mantap
sehingga telah menjadi kebiasaan umum untuk
menghitung bunyi mengerik daripada membaca
termometer.
Bagian tubuh jangkrik yang menhasilkan suara adalah
sayap depan (tegmina) yang berbentuk gelombang,
yaitu permukaannya tidak rata dapat memproduksi
suara dengan cara menggesekkan antar sayap depan
tersebut.

Untuk menirukan bunyi menarik serangga itu. Selain itu
malam hari sangat cocok untuk mengerik, karena bunyi
akan merambat lebih baik bila udaranya tenang
tanpa ada gangguan suara lain tak seperti siang hari
yang selalu padat dan riuh. Hubungan antara laju
mengerik dengan temperatur itu sedemikian mantap
sehingga telah menjadi kebiasaan umum untuk
menghitung bunyi mengerik daripada membaca
termometer.
Bagian tubuh jangkrik yang menhasilkan suara adalah
sayap depan (tegmina) yang berbentuk gelombang,
yaitu permukaannya tidak rata dapat memproduksi
suara dengan cara menggesekkan antar sayap depan
tersebut.

Sayap Depan Jangkrik Jantan

Suara yang diproduksi digunakan sebagai alat
komunikasi antar jangkrik (auditory organ),
mekanisme penghasil suara pada serangga yang
digunakan sebagai sarana komunikasi disebut dengan
istilah striduiatory mechanism.

Jangkrik jantan memproduksi suara untuk berbagai
kepentingan, diantaranya adalah untuk:

Menandai wilayah teritorialnya.
Bersenandung untuk mencari pasangan (mencari
betina).
Menunjukkan jika sedang marah dan siap
berkelahi.

Masing-masing suara dalam berbagai kepentingan
tersebut mempunyai panjang suara dan intonasi yang
berbeda.

Teknologi yang berasal dari suara jangkrik pun mulai
banyak dikembangkan selain untuk mengukur suhu
lingkungan (termometer alam) slah satunya yaitu sistem
pengusir tikus dengan berbunyi jangkrik. Cara mengusir
tikus secara tradisional dan efektif dapat dilakukan
dengan cara menggunakan hewan yang paling tidak
disukai oleh tikus, contonya yaitu jangkrik. Tikus tidak
menyukai jangkrik karena suara derik yang dikeluarkan
oleh jangkrik sangat mengganggu pendengaran tikus.
jangkrik memiliki derik yang lantang dan berulang-
ulang ini sangat tidak disukai tikus karena suaranya
yang gaduh, sedangkan tikus tidak suka kegaduhan.
Jangkrik (Gryllidae) adalah serangga yang berkerabat
dekat dengan belalang, memiliki tubuh rata dan
antena panjang. Jangkrik sering dikenal dengan suara
mengerik yang nyaring, keras dan terus menerus.
Manfaat dari suara jangkrik yaitu dapat digunakan
untuk mengusir tikus. Tikus tidak suka dengan frekuensi
suara-suara nyaring yang terus menerus akibat derikan
sayap jangkrik karena tikus memiliki kebiasaan hidup
pada tempat-tempat yang gelap, jauh dari keramaian.

kemudian menginspirai dikembangkannya alat
pengusir tikus elektrik ampuh mengusir tikus dengan
gelombang ultra sonik seperti suara jangkrik dan
aman untuk bayi dan ibu hamil alat pengusir tikus
elektrik ultrasonik, alat ini tidak berbahaya bagi bayi
atau ibu hamil karena gelombang suara yang
dihasilkan sangat rendah sama seperti televisi atau
radio tidak berbau atau bergetar, sangat aman bagi
manusia ataupun peliharaan.
pengaplikasian lainnya dari suara jangkrik yaitu untuk
relaksaksi atau terapi bagi penderita imsonia. suara
jangkrik mampu mestimulasi otak saat tidur. layaknya
mendengarkan instrumen musik saat tidur, suara
jangkrik yang kita dengarkan jelang tidur bisa
merelaksasi otak menjadi lebih tenang dan santai.
kondisi ini sangat bagus untuk menstimulasi sekaligus
menjaga kesehatan otak agar tidak rentan terserang
depresi. Bisa mencobanya sendiri dan merasakan
bagaiamana otak akan jauh lebih tenang saat
mendengarkan suara jangkrik menjelang tidur.
(Adhon)


Click to View FlipBook Version