Revolusi Melati
2011
Disusun Oleh : Devi Renggani/K4421084
Program Studi Pendidikan Sejarah’21
Universitas sebelas Maret Surakarta
TABLE OF CONTENTS
Latar Belakang ............................................................................................................................... 3
Kondisi Tunisia Sebelum Terjadinya Revolusi Melati .................................................................. 4
Efek Domino dan Faktor Pendorong Revolusi .............................................................................. 5
Arah Revolusi Melati ...................................................................................................................... 6
Peran Militer dalam Revolusi Melati ..........................................................................................7-8
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………………..9
2
LATAR BELAKANG
Revolusi merupakan perubahan yang menyangkut pokok-pokok atau dasar dalam
kehidupan dan bisa berjalan secara cepat maupun lambat. Revolusi dapat terjadi dengan
perencanaan atau bahkan tanpa perencanaan sama sekali, jalannya revolusi juga dapat
dilangsungkan menggunakan kekerasan atau tidak dengan kekerasan(Demonstrasi). Dalam
revolusi mengkehendaki suatu upaya membangun, mengantikan atau memperbaharui sistem
lama menjadi suatu sistem yang baru. Di Tunisia dan dunia Arab yang lebih luas protes
penggantian pemerintahan yang cenderung diktator disebut dengan “Revolusi”. Revolusi ini
pernah terjadi di Tunisia yang disebut dengan Revolusi Melati (Jasmine Revolution).
Revolusi Melati merupakan aksi demonstrasi atau kampanye yang ditujukan kepada
pemerintahan sipil dimulai dari Tunisa kemudian Mesir, Aljazair, Yaman, Bahrain, Libya dan
negara-negara arab lainnya. Demonstrasi dilakukan sebagai wujud unjuk rasa atas ketidakpuasan
masyarakat terhadap pemerintah. Munculnya demontrasi ini desebabkan karena kemiskinan dan
pengangguran yang cukup parah, ketimpangan sosial, represi politik, dan pembakaran diri oleh
Mohamed Bouazizi yang menjadi awal terjadinya revolusi. Revolusi di Tunisia ini berjalan mulai
dari 17 Desember 2010 hingga 14 Januari 2011, yang berhasil menggulingkan pemerintahan Ben
Ali, pengunduran diri perdana Menteri Ghannouchi, pembubaran polisi politik dan partai yang
berkuasa, serta diadakannya pemilihan majelis Konstituate.
3
Kondisi Tunisia Sebelum Terjadinya Revolusi
Republik Tunisa merupakan salah satu negara Islam di pesisir Laut Tengah, berbatasan
disebelah barat dengan Aljazair dan sebelah timur serta selatan dengan Libya. Revolusi di Tunisia
dimulai dari 17 Desember 2010 hingga 14 Januari 2011 dan berjalan selama 28 hari yang berhasil
menumbangkankekuasaandiktaktor Ben Ali. Pada saat memerintahZine El Abidine BenAli sangat
Otoriter dan anti kehidupan yang berbau dengan Islam. Keinginan untuk berkuasa seumur hidup,
Ben Ali mendapat julukan sekaligus ejekan dalam Bahasa Prancis “Ben a Vie” yang berarti Ben
Seumur Hidup. Ben Ali ditunjuk untuk mendirikan dan mengatur militer dari tahun 1964 hingga
1974, setelah menjabat menjadi atase Militer di Maroko, Ben Ali di promosikan menjadi Direktur
Jendral Keamanan Nasional dalam Departemen Dalam Negeri tahun 1977. Setelah 4 tahun
kembali sebagai Dubes untuk Polandia, BenAli menjadi Kepala KeamananNasional denganposisi
setingkat Menteri, diambilnya posisi ini saat Islam berkembang pesat di negaranya. BenAli setelah
diangkat menjadi Kepala Keamanan Nasional bertahan di posisi yang sama hingga menjadi
perdana Menteri di bawah kekuasaan Presiden Habib Bourguiba pada 1 Oktober 1987. Pada saat
menjabat menjadi perdana Menteri Ben Ali menurutkan Habib Bourguiba sebagai presiden dan
menggantikan jabatan dengan dirinya 6 hari setelah diangkat menjadi perdana Menteri yakni
tanggal 7 Oktober 1987. Penandatanganan surat penurunan jabatan Habib Bourguiba oleh 7
orang doctor.
Dalam menjalankan kekuasaannya Ben Ali masih menerapkan system politik luar negeri
non-blok sama dengan sebelumnya dan didukungnya ekonomi yang berkembang tahun 1900an.
Ben Ali melanjutkanpendekatanOtoriter dan memuja dirinya contoh : mengambil tempat banyak
dalam berita harian. Diumumkannya Pluralisme politik pada tahun 1992, rapat umum
konstitusional demokratiknya (partai Neo-Destour) melanjutkan dominasi politik. Dominasi pitik
menyebabkanBen Ali tepilihlagi menjadi Presidentahun 2000, semakin bertambahtahun banyak
media yang memberitakan kukuasaan Otoriter dari Ben Ali yang menekan hak-hak kebebasan
masyarakat. Ben Ali secara diam-diam merupakan pendukung terbesar politik Zionis Israel di
Timur Tengah, sedangkan menurut berita pejabat Israel menyatakan bahwa Ben Ali merupakan
salah satu kepala negara yang berpengaruh dalam mendukung politik Israel. Dilarangnya warga
Tunisa melakukanDemontrasi anti Israel danmengumpulkan bantuan saat Israel menyerang jaluir
Gaza tahun 2008. Kebijiakan ini menimbulkan aksi demontrasi rakyat Tunisia yang menyebabkan
puluhan rakyat tewas dan cedera. Aksi protes ini yang terjadi di Tunisia ini nanti akan menjadikan
semangat Revolusi di negara bagian dari Timur Tengah lainnya.
4
EFEK DOMINO DAN FAKTOR PENDORONG REVOLUSI
Pada dasarnya Revolusi Melati telah mengakibatkan efek Domino bagi Kawasan Timur Tengah,
ada 4 asumsi tentang efek domino ini antara lain:
1) Gelombang Demokrasi sedang gencar-gencarnya menjadi sebuah wacana di tingkat
global, seperti yang terdapat dalam The Third Wafe of Democration tahun 1991 oleh
Hungtington, yaitu tantangan terbesar yang akan dihadapi olehnegara-negara di dunia
adalah kompabilitas nilai demokrasi dengan beberapa nilai budaya dan agama. Dalam
pandangan Huntington, dialog peradaban akan mengarah pada dialog untuk
mempertemukan perbedaan pendapat.
2) Adanya kepentingan global Amerika Serikat.
Amerika Serikat akan menggunakan isu tentang Demokrasi sebagai Instrument soft
power untuk memastikan hegemoni globalnya dan mendorong perubahan rezim-rezim
otoriter menuju demokrasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lancester bahwa bantuan
demokratisasi menjadi instrument diplomasi publik Amerika Serikat untuk memastikan
hegemoninya dalam dunia Internasional.
3) Beberapa keberhasilannya memadukan demokrasi dan Islam
Banyak dikursus meragukan kedua ideologi tersebut bisa berdampingan. Akan tetapi,
pada banyak transisi di negara-negara yang mayoritas muslim contohnya; Turki dan
Indonesia keraguan tersebut dapat dipatahkan .
4) Sebagian besar negara di Timur Tengah dan Afrika Utara masih berada di bawah bayang-
bayang otoritarisme baik dalam bentuk monarki maupun republic dengan pemimpinya
yang dominan. Karatker utama rezim otoritaran adalah mengekang kebebasan individu.
Sedangkan disisi lain kebebasan individu merupakan isu utama yang diperjuangkan oleh
gerakan demokrasi.
Dari berbagai fenomena dan spekulasi kemudian muncul gerakan anak muda yang
berharapa adanya revolusi, dalam bukunya Apriadi Tamburaka yang berjudul Revolusi Timur
Tengah, Kejatuhan Para Penguasa Otoriter di Negaraa-Negaraa Timur Tengah dapat dilihat faktor
-faktor yang menjadi pemicu Revolusi Melati 2011, diantaranya :
1. Rakyat di Kawasan Timur-Tengah memiliki kesamaan kultur yaitu bangsa Arab dan
didominasi kaum muslimin yang dahulunya memiliki kejayaan. Meskipun terpecah-pecah
menjadi beberapa negara, tetapi mempunyai rasa solidaritas dan rasa senasib
sepenanggungan. Oleh karena itu revolusi di Tunisia pada akhirnya dengancepat menjalar
di negara-negara arab lainnya.
2. Rakyat di sejumlah negara-negara Arab sama-sama merasakan pahitnya penjajahan
kolonisme. Rakyat juga sama-sama merasakan penderitaan yang diwariskan
pendahulunya dan menyebabkan kelatarbelakangan dalam segala bidang. Tunisia dan
Aljazair pernah dijajah prancis, sedangkan mesir pernah dijajah Inggris.
3. Pasca kemerdekaan, rakyat di negara-negara Arab belum menikmati kemerdekaandalam
arti sebenarnya baik dalam segi ekonomi maupunpolitik, termasuk mengecap artti sebuah
demokrasi. Sebaliknya justru para penguasa menjadi dictator dan Otoritan.
5
ARAH REVOLUSI MELATI
Revolusi Melati yang terjadi di KawasanTimur Tengahsangat menarik untuk dikaji. Banyak
pertanyaan yang muncul, yaitu akan di bawa kemana arah demokrasi yang akan dicapai, karena
sampai saat ini belum mencapai titik terang. Rakyat dan pemerintah di Kawasan yang dilanda
revolusi sedang dalam upaya merekontrukturisasi ulang negaranya. Dalam tahan menata ulang
juga tidak mudah, bahka konflik masih terjadi. Banyak para ahli yang berbeda pendapat dalam
memandang Revolusi Melati, Yaitu:
1. Revolusi Melati merupakan bagian dari scenario Amerika Serikat untuk mendemostrasikan
Timur Tengah. Dalam pandangan pertama ini, bahwa revolusi yang terjadi di sejumlah
negara Timur Tengah tidak semata-mata dipicu oleh kondisi internal suatu negara, tetapi
ada sebuah kekuatan dari luar yang menggerakan, yaitu Amerika Serikat meskipun secara
fisik tidak terlalu mencolok peranannya tetapi bisa dirasakan kehadiran dan kekuatannya.
Hal ini juga dapat diistilahkan sebagai “Imponderabilia”, yaitu sebuah kekuatan tersembunyi
yang tidak tampak tetapi bisa dirasakan kehadirannya.
2. Revolusi Melati merupakan revolusi yang terjadi secara spontan, tergerak dengansendirinya
akibat kondisi internal negara yang sudah parahdi berbgai bidan, sehingga meledak sebagai
sebuah Revolusi sebagai akumulasi kemarahan rakyat terhadap rezim yang berkuasa. Dalam
pandangan yang kedua ini menganggap bahwa Revolusi Melati tidak ada unsur campur
tangan negara lain.
Gejolak Revolusi Melati yang melanda di sejumlah negara Timu Tengah yang terjadi
secara cepat memang agak sulit dimengerti. Berawal dari penggulingan Presiden Zine El -Abidine
Ben Ali di Tunisia, pemaksaan mundur Presiden Mesir Husni Mubarak, demokrasi secara besar-
besaran untuk menuntuk lengsernya Presiden Libya Muammar Qadhafi sampai berbagai aksi di
Yaman dan Bahrain menunjukkan hal yang tak terduga dan tidak terprediksi kemana arahnya.
6
PERAN MILITER DALAM REVOLUSI MELATI
Peran militer sangat besar dalam mencapai keberhasilan revolusi. Adapun contohnya :
1. Tunisia → Pada saat Zine El-Abidine Ben Ali memberi intruksi kepada pasukan untuk
menghentikan kerusuhan di Tunisia dengan kekuatan militer, tetapi tantara menolak
untuk menembaki warga Tunisia yang sedang melakukan aksi demontrasi,
2. Mesir → Pada detik-detik terahkir penggulingan Husni Mubarak,sejumlah jendral
berbalik mendukung revolusi.
3. Libya → Sebagian perwira dan tentara juga membelot terhadap rezim Muammar
Qadhafi. Meskipun mendukung revolusi, tetapi sulit di Prediksi bahwa rezim baru
sebagai pengganti yang lama tidak bersifat dictator.
4. Mesir → Seletah mundurnya Husni Mubarah ternyata permasalahan tidak begitu
saja selesai, bahkan menimbulkan permasalahan baru. Permasalahan baru tersebut
yaitu pemerintah pengganti Rezim Husni Mubarak merupakan sebuah dewan militer
yang tidak menutup kemungkinan justru bersifat lebih otoriter dari Rezim Husni
Mubarak.
Revolusi Melati yang terjadi begitu cepat merebak di sejumlah negara Timur
Tengah merupakan sesuatu yang baru dalam gerakan politik perlawanan rezim otoriter
sehingga sulit diperkirakan kemana arah ujung pangkalnya. Kim Holmes menyatakan
gelombang revolusi sebagai hal yang tidak dapat diprediksi. Nasionalisme Arab biasanya
hanya merupakan fenomena elite yang mengeksploitasi sentiment rakyat, tetapi revolusi
melati memiliki kharakteristik berbeda. Revolusi melati menyungsung demokratisasi yang
justru dianggap kaum fundamentalisme sebagai sekulerisme.
Persoalannya kemudian, jika kaum fundamentalis atau ,iliter yang akhirnya
mengambil alih kekuasaan maka yang terjadi hanya sebuah pergantian kekuasaan saja,
7
bukan pada sistemnya, sehingga tujuan revolusi untuk membuka kran demokrasi di
negara-negara Timur Tengah akan sia-sia. Kenyataaanya revolusi tidak semulus yang
diharapkan. Tunisia dan Mesir pasca tergulingnya Ben Ali dan Husni Mubarak masih saja
terus bergejolak, demonstrasi juga masih terjadi dimana-mana. Rakyat sepertinya tidak
mempunyai arah yang jelas mau dibawa kemana revolusi yang telah digulirkan. Para elite
politikpun hanya disibukkan dalam mencari posisi kekuasaan. Sebaliknya kelompok
oposisi justru beramai-ramai mendirikan partai baru atau menghidupkan partai yang
sebelumnya dilarang pemerintah, seperti : Naseris, Al-Wafd, Al-Ghad, dan Ihkwanul
Muslimin di Mesir. Tema yang banyak di diskusikan justru menggelar pemilu presiden
secepatnya.
Pernyataan yang muncul kemudia yaitu : dapatkah para pemimpin baru
memberikan solusi atas kemunduran ekonomi seperti; kemiskinan dan pengangguran
yang selama Ini dituntut dalam setiap gerakan revolusi atau justru sebaliknya para
penguasa baru akan berpikir untuk menciptakan sebuah dinasti baru yang tidak menutup
kemungkinan dimasa yang akan dating sama seperti rezim sebelumnya atau bahkan lebih
parah lagi?
8
DAFTAR PUSTAKA
Isawati. 2013. Sejarah Timur Tengah Jilid II: Dari Revolusi Libya Sampai Revolusi Melati
2011 . Yogyakarta: Ombak
9