DEMONSTRASI KONSTEKTUAL MODUL 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai – Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin ETIN SUMARTINI SMA NEGERI 1 JASINGA CALON GURU PENGGERAK Angkatan 9 Kabupaten Bogor Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat melakukan suatu analisis atas penerapan proses pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajarinya tentang berbagai paradigma, prinsip, pengambilan dan pengujian keputusan di sekolah asal masing-masing dan di sekolah/lingkungan lain. Tugas wawancara dengan Pimpinan/Kepala sekolah di lingkungan Sendiri Wawancara dilakukan dengan 2 orang Kepala Sekolah diantaranya wawancara pertama dilakukan dengan Kepala Sekolah SMAN 1 Jasinga tempat saya bekerja Yaitu Bapak Nandang Suherwan, S.Pd.,MM dan wawancara ke dua dengan Kepala Sekolah SMA Mandala Leuwiliang dengan Bapak Kepala Sekolahnya Bapak Kusnadi, S.E. Berikut hasil wawancara dari Kepala Sekolah SMAN 1 Jasinga Bapak Nandang Suherwan, S.Pd, MM
“ Selama ini bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus -kasus yang merupakan dilemma etika atau bujukan moral? Selama ini saya memperhatikan peraturan yang berlaku baik Perundang-undangan, Peraturan Menteri, Peraturan Daerah dan Peraturan di Satuan Pendidikan yang telah disepakati. Selain itu, dalam hal kasus-kasus yang berkaitan dengan etika, saya mempertimbangkan norma-norma yang ada, norma agama, sosial, budaya dan bernegara. Sebelum mengambil keputusan, saya identifikasi terlebih dahulu apa dasar guru melakukan pelanggaran etika dengan cara menanyakan secara langsung atau bertanya kepada rekan sejawat. Setelah penyebabnya diketahui dan dikonfirmasi kebenarannya, saya baru melakukan pembinaan kepada yang bersangkutan. “ Selama ini bagaimana B a p a k menjalankan pengambilan keputusan di sekolah, terutama untuk kasus – kasus dimana ada dua kepentingan yang sama – sama benar atau sama – sama mengandung nilai kebajikan? Semua keputusan yang saya buat didasarkan kepada peraturan yang berlaku dan pertimbangan lainnya. Pertimbangan ini diantaranya dampak dari suatu kebijakan untuk keberlangsungan peningkatan kualitas sekolah dan dampak terhadap sumber daya manusia di sekolah. Artinya saya tidak mengambil keputusan hanya dari satu hal, melainkan banyak hal yang harus dipertimbangankan. Dalam kasus ada dua kepentingan yang sama-sama benar dan saya harus memilih salah satunya, saya membuat skala prioritas. Di mana keputusan yang diambil adalah keputusan yang paling banyak dampaknya untuk pengembangan sekolah dan resikonya dapat diminimalisir. Proses pengambilan keputusan ini tergantung urgensi dan waktu penetapannya. Jika keputusan tersebut harus dilakukan dalam waktu yang singkat, saya mengambil keputusan yang paling aman. Dalam arti dampak dari keputusan tersebut dapat diukur tingkat manfaat dan resikonya. Namun, jika keputusan tersebut tidak mendesak, saya mengidentifikasi dampak-dampak yang dapat terjadi, mendengar masukan dari rekan sejawat dan guru, serta pihak yang berkepentingan lainnya. Saya sadar apa pun keputasan yang diambil, pasti tidak bisa diterima oleh semua orang. Oleh karena itu, sekali lagi, pengambilan keputusan didasarkan kepada manfaat yang paling baik dan resiko seminimal mungkin. “Langkah – langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Bapak lakukan selama ini?
Ada beberapa langkah yang dilakukan sebelum mengambil keputusan: a. Melakukan identifikasi terhadap permasalahan yang terjadi. b. Mempertimbangkan peraturan yang berlaku. c. Memperhatikan masukan dari rekan sejawat dan pihak-pihak yang berkepentingan d. Menganalisis dampak dari keputusan yang diambil e. Menetapkan keputusan baik melalui surat keputusan atau disampaikan secara langsung kepada yang bersangkutan. “Hal – hal apa saja yang selama ini Bapak anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus – kasus dilema etika? a. Berpegang teguh kepada peraturan yang berlaku. b. Mengedepankan kepentingan bersama (dalam hal ini sekolah) dibandingakan kepentingan pribadi. c. Berlaku adil, keputusan berlaku untuk semua. Mengesampingkan kedekatan dan status sosial. d. Pimpinan memberikan teladan yang baik sebelum mengambil keputusan “Hal – hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan bagi Bapak dalam pengambilan keputusan pada kasus – kasus dilema etika? Keputusan yang diambil dalam kasus dilema etika tentu saja akan menimbulkan pro dan kontra. Dengan kata lain bagi sebagain orang bisa merugikan atau berdampak negatif. Reaksi yang timbul setelah keputusan ditetapkan pun beragam. Boleh jadi ada yang kecewa dan marah. Hal-hal seperti ini tidak boleh mengubah keputusan. Oleh karena itu tantangan terbesar dalam pengambilan keputusan lebih kepada perasaan, seperti kasihan dan persaan dilematis lainnya. Selain itu tekanan dari berbagai pihak pun ikut andil dalam mempengaruhi pelaksanaan keputusan. Misalnya dalam PPDB, tentu banyak permasalahan yang timbul. Ada beberapa kelompok yang ingin memaksakan kepentingan dan keuntungan. Nah, dalam mengambil keputusan semua faktor tersebut, kepentingan dan keuntungan golongan tertentu, harus dikesampingkan. Serta tantangan dalam memberikan teladan atau contoh bagi bawahan
“Apakah Anda memiliki tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesiakan di tempat, atau memiliki jadwal untuk menyelesaikannnya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan? Tidak ada jadwal tertentu dalam penyelesaian kasus dilema etika, setelah mengidentifikasi kasus jika kasus tersebut ringan maka kasus bisa diselesaikan ditempat dan saat itu juga. Apabila menemukan kasus yang berat dan melibatkan banyak pihak, maka dilakukan langkah – langkah pengambilan keputusan “ Adakah seseorang atau factor – factor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus – kasus dilemma etika? Seseorang yang mempermudah atau membantu dalam pengambilan keputusan dalam kasus dilema etika adalah wakasek dan tim IT “Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika? Dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan dilema etika, saya harus mengesampingkan kedekatan dan status sosial, mengambil keputusan secara adil, bijak sana dan berlaku untuk semua. Setiap keputusan pasti akan ada dampaknya. Oleh karena itu pengambilan keputusan tidak bisa dilakukan secara asal-asalan, diambil tanpa pertimbangan, mengikuti emosi. Keputusan harus diambil setepat mungkin, yang memberikan dampak positif lebih banyak dan meminimalisir resiko.
Berikut hasil wawancara dari Kepala Sekolah SMA Mandala Leuwiliang Bapak Kusnadi, S.E. “ Selama ini bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus -kasus yang merupakan dilemma etika atau bujukan moral? Dalam mengidentifikasi kasus – kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral adalah apabila kasus tersebut terdapat dua kepentingan yang sama – sama benar, maka kasus tersebut merupakan dilema etika contoh nya Individu lawan kelompok Rasa keadilan lawan rasa kasihan Kebenaran lawan kesetiaan Jangka Pendek lawan jangka Panjang Sedangakan apabila kasus itu berhubungan dengan hukum, maka kasus tersebut merupakan bujukan moral “ Selama ini bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk kasus – kasus dimana ada dua kepentingan yang sama – sama benar atau sama – sama mengandung nilai kebajikan?
Dalam mengambil keputusan dua kasus yang sama – sama benar yaitu dengan melihat atau mengidentifikasi tingkat keurgenan dari kasus tersebut atau sangat penting dari kasus tersebut, maka itu yang diberi kebijakan dari pengambilan keputusan “Langkah – langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini? Langkah – Langkah yang diambil adalah 1. Mengenali dan mengidentifikasi permasalahan 2. Siapa saja pihak yang terlibat 3. Mengumpulkan fakta yang relevan 4. Pengujian masalah 5. Mengambil keputusan “Hal – hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus – kasus dilema etika Hal yang efektif dalam pengambilan keputusan kasus – kasus dilema etika yaitu dengan cara bermusyawarah, duduk bersama dengan memberi pengertian yang dapat dipahami dan diterima “Hal – hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus – kasus dilema etika Tantangan dalam pengambilan keputusan kasus – kasus dilemma etika diantaranya 1. Kasus dilema etika sama – sama permasalahan yang harus diprioritaskan 2. Tidak mengertinya Ketika diberi penjelasan
“ApakahAnda memiliki tatakelola atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesiakan di tempat, atau memiliki jadwal untuk menyelesaikannnya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan? Dalam menyelesaikan kasus – kasus dilemma etika tidak ada jadwal khusus karena akan tergantung pada kasus tersebut 1. Apabila kasus itu ringan, mak waktu itupun dapat diselesaikan 2. Ketika kasus itu berat, maka dikaji dulu diselesaikan kemudian dengan musyawarah dengan berbagai pihak yang terlibat “ Adakah seseorang atau factor – factor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus – kasus dilemma etika? Seseorang yang dapat mempermudah dalam pengambilan keputusan dilema etika disekolah diantaranya: 1. Komite sekolah Ketika kasus tersebut berhubungan dengan masyarakat 2. Bapak/ ibu pengawas sekolah ketika kasus tersebut berhubungan dengan personal dan kedinasan “Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika? Pengalaman dari pengambilan keputusan dilema etika diantaranya:
1. Dapat membedakan suatu kasus 2. Dapat mengetahui karakter dan cara penyelesaiannya 3. Dapat bertindak sebijak mungkin dalam pengambilan keputusan
Analisis dan Refleksi hasil wawancara dari kedua Kepala Sekolah adalah Hal-hal menarik apa yang muncul dari wawancara tersebut, pertanyaan-pertanyaan mengganjal apa yang masih ada dari hasil wawancara bila dibandingkan dengan hal-hal yang Anda pelajari seperti 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian, apa yang Anda dapatkan? Berdasarkan hasil wawancara dari kedua Kepala Sekolah, pada dasarnya kedua kepala sekolah tersebut sangat hati – hati dalam pengambilan keputusan keduanya selalu berupaya semaksimal mungkin dalam pengambilan keputusan mengutamakan berpihak pada murid, berdasarkan nilai – nilai kebajikan dan meminimalisir damapak negative yang ditimbulkan dari pengambilan keputusan. Berdasarkan dari pembelajaran modul 3.1 yang saya peroleh kedua kepala sekolah tanpa sadar sebetulnya mereka sudah menerapakan pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma, keduanya paham bahwa dalam kasus dilema etika itu ada dua kepentingan yang sama – sama benar dan dalam pengambilan keputusan didasarkan pada 3 prinsip dan 9 langkah pengujian namun belum runut dan lengkap semua proses dilakukan. Bagaimana hasil wawancara antara 2-3 pimpinan yang Anda wawancarai, adakah sebuah persamaan, atau perbedaan. Kira-kira ada yang menonjol dari salah satu pimpinan tersebut, mengapa, apa yang membedakan? Dari hasil wawancara yang sudah dilakukan dengan kedua kepala sekolah, ternyata kedua kepala sekolah itu menggunakan langkah – langkah yang secara garis besar sama dalam pengambilan keputusan yaitu dengan Mengenali dan mengidentifikasi permasalahan, siapa saja pihak yang terlibat, mengumpulkan fakta yang relevan, pengujian masalah dan mengambil keputusan. Kesamaan yang lainnya dari cara pengambilan keputusan agar menjadi mudah maka melibatkan orang – orang penting di sekolah. Analisis yang saya dapatkan dari hasil wawancara kedua kepala sekolah masing – masing memiliki ciri khas dalam pengambilan keputusan Pak Kusnadi, S.E. (Kepala Sekolah SMA MANDALA Leuwiliang) dalam pengambilan keputusan dilakukan dengan cara bermusyawarah, duduk bersama dengan memberi pengertian yang dapat dipahami dan diterima. dan yang paling menonjol adalah menurut Pak Nandang Suherwan, S.Pd, MM (Kepala Sekolah SMAN 1 Jasinga) bahwa agar pengambilan keputusan diterima dengan baik maka pimpinan terlebih dahulu harus memberikan contoh tauladan yang baik.
Apa rencana ke depan para pimpinan dalam menjalani pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etika? Bagaimana mereka bisa mengukur efektivitas pengambilan keputusan mereka? Jika sebelumnya para pemimpin mengambil keputusan dengan cara menggunakan langkah – langkah pengambilan keputusan yaitu dengan Mengenali dan mengidentifikasi permasalahan, siapa saja pihak yang terlibat, mengumpulkan fakta yang relevan, pengujian masalah dan mengambil keputusan. Maka untuk selanjutnaya para pemimpin mempunyai rencana dalam pengambilan keputusan sesuai Analisa pengambilan keputusan menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian. Para pemimpin mengukur efektivitas pengambilan keputusan dengan cara Berpegang teguh kepada peraturan yang berlaku. Mengedepankan kepentingan bersama (dalam hal ini sekolah) dibandingakan kepentingan pribadi. Berlaku adil, keputusan berlaku untuk semua. Mengesampingkan kedekatan dan status sosial. Keputusan yang diambil berdasarkan masukan dari berbagai pihak yang berwenang di sekolah. Bagaimana Anda sendiri akan menerapkan pengambilan keputusan dilema etika pada lingkungan Anda, pada murid-murid Anda, dan pada kolega guru-guru Anda yang lain? Kapan Anda akan menerapkannya? Berdasarkan konsep materi modul 3.1 yang sudah saya pelajari, dalam menerapkan pengambilan keputusan dilema etika, yang akan saya lakukan adalah pertama saya akan mengidentifikasi kasus tersebut kalau memang kasus tersebut dilema etika, maka saya akan menggunakan analisis pengambilan keputusan menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian. 4 paradigma yang terjadi pada situasi dilemma etika yang bisa dikatagorikan sebagai berikut : a. Individu lawan kelompok (Individual vs community) b. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) c. Kebenaran lawan kesetiaan (truty vs loyalithy) d. Jangka Pendek lawan jangka Panjang (short term vs long term)
3 prinsip pengambilan keputusan yaitu: Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking) yang tidak bertanya tentang konsekuensi tapi bertanya tentang prinsip-prinsip yang mendalam. Uji publikasi, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (EndsBased Thinking) yang mementingkan hasil akhir. Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (CareBased Thinking), dimana ini berhubungan dengan golden rule yang meminta Anda meletakkan diri Anda pada posisi oranglain. 9 langkah Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan 1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan 2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini. 3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini. 4. Pengujian benar atau salah a. Uji Legal b. Uji Regulasi/Standar Profesional c. Uji Intuisi d. Uji Publikasi e. Uji Panutan/Idola 5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar. 6. Melakukan Prinsip Resolusi 7. Investigasi Opsi Trilema 8. Buat Keputusan 9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan Saya akan menjadikan diri saya sebagai suri tauladan yang baik, sehingga pada saat saya melakukan pengambilan keputusan, sejalan denga apa yang saya contohkan. Saya akan segera menerapkannya apabila saya menemukan kasus dilema etika.
D aftar Tu gas/ C hec kli st Refleks i Wawancara : No. Tugas Ada (A)/ Tidak Ada (TA) 1. Isi: Hal-hal menarik apa yang muncul dari wawancara tersebut, pertanyaan-pertanyaan mengganjal apa yang masih ada dari hasil wawancara bila dibandingkan dengan hal-hal yang Anda pelajari seperti 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian, apa yang Anda dapatkan? Ada (A) 2. Isi: Bagaimana hasil wawancara antara 2-3 pimpinan yang Anda wawancarai, adakah sebuah persamaan, atau perbedaan. Kira-kira ada yang menonjol dari salah satu pimpinan tersebut, mengapa, apa yang membedakan? Ada (A) 3. Isi: Apa rencana ke depan para pimpinan dalam menjalani pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etika? Bagaimana mereka bisa mengukur efektivitas pengambilan keputusan mereka? Ada (A) 4. Isi: Bagaimana Anda sendiri akan menerapkan pengambilan keputusan dilema etika pada lingkungan Anda, pada murid-murid Anda, dan pada kolega guru-guru Anda yang lain? Kapan Anda akan menerapkannya? Ada (A) 5. Teknis: Kejelasan suara/tulisan di video/blog naratif Anda, format apa yang akan gunakan, sudahkah Anda mengujinya/membacanya dan melihat hasilnya/membayangkan bila orang lain membaca tulisan Anda? Ada (A) 6. Teknis: Durasi waktu/panjang tulisan, apakah sudah diuji untuk maksimal dan minimal waktu berbicara, atau apakah sudah ditinjau isi dan panjang tulisan Anda, dan kepadatan/intisari materi yang Anda ingin sampaikan? Ada (A)