Tahukah kamu bahwa produk atau barang yang sering dijumpai maupun dibeli dalam perspektif bisnis dapat dikembangkan? Pada bab ini, kamu akan belajar mengenai bagaimana cara mengembangkan produk, strategi untuk mengembangkan produk, tahapan yang dilakukan, serta penjualan dari produk itu sendiri, Pengembangan produk merupakan suatu strategi atau cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk menawarkan produk baru dengan memodifikasinya. Hal ini bertujuan menaikkan laba perusahaan.. dan mempertahankan daya saing di pasaran. Untuk lebih memahami.materi pada bab ini, simak dengan cermat penjelasan berikut. A. Produk Produk adalah segala sesuatu yang dijual oleh produsen atau perusahaan kepada konsumen. Produk merupakan suatu objek yang memengaruhi keberhasilan perusahaan dalam memperoleh keuntungan atau laba. Keuntungan didapatkan dengan tetap menjadi aktivitas operasional dan kesehatan keuangan pada perusahaan. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pembeli. Ahli pemasaran Philip Kotler memberikan pendapatnya tentang definisi produk yaitu segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar dalam rangka mendapat perhatian, dapat digunakan, dan diperoleh untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Produk tidak hanya meliputi barang yang berwujud dan dapat dilihat oleh mata, tetapi produk juga dapat meliputi objek fisik, pelayanan, orang, tempat, organisasi, dan gagasan. Dengan demikian, produk memiliki sifat yang nyata dan tidak nyata, tetapi dapat menarik perhatian dan memuaskan keinginan serta kebutuhan konsumen. Nantinya, konsumen akan merasa puas saat membeli produk dan akan terus mengonsumsinya. 1. Klasifikasi Produk Dalam dunia praktik, umumnya pasti menjumpai istilah klasifikasi produk. Klasifikasi produk terbagi menjadi tiga yang diuraikan sebagai berikut. a. Menurut fisik Berikut dijabarkan mengenai klasifikasi produk menurut fisiknya. 1. Produk berwujud Produk yang memiliki wujud disebut barang, seperti mobil, tv, kursi, meja, dan laptop. Barang memiliki beberapa macam yang diuraikan sebagai berikut. Barang konsumsi Barang konsumsi adalah barang yang dibeli oleh konsumen untuk dikonsumsi atau dipakai sendiri maupun seluruh anggota keluarganya. Umumnya, barang yang dikonsumsi berupa kebutuhan rumah tangga, misalnya makanan, minuman, pakaian, dan alat rumah tangga. Barang konsumsi digolongkan menjadi tiga jenis, yakni kebutuhan pokok atau primer, kebutuhan pelengkap atau sekunder, dan kebutuhan kemewahan atau tersier. Barang industry Barang industri adalah barang yang dibeli untuk digunakan dalam suatu perusahaan dalam rangka menjalankan kegiatan operasional dalam perusahaan. Contoh barang industri adalah bahan dasar, bahan pembantu, perlengkapan mesin, perlengkapan kantor, dan pakaian karyawan.
Barang komplementer Barang komplementer adalah barang yang dibeli untuk melengkapi barang yang lain. Misalnya, mobil dan sepeda motor harus dilengkapi dengan helm, bensin, serta onderdil mesin. Barang substitusi Barang substitusi adalah barang yang dibeli bukan untuk melengkapi barang lain, tetapi untuk menggantikan barang lain tersebut. Misalnya, mi dan roti yang dapat menggantikan nasi. 2. Produk tidak berwujud Produk tidak terwujud ini disebut dengan jasa. Contohnya, suatu Universitas yang menghasilkan produk berupa jasa pendidikan, rumah sakit yang menghasilkan produk berupa jasa kesehatan, dan salon kecantikan yang menghasilkan jasa kecantikan. Menurut tujuan pemakainya Klasifikasi produk menurut tujuan pemakaiannya diuraikan sebagai berikut. Barang konsumen Barang konsumen terbagi menjadi empat yang diuraikan sebagai berikut. a) Convenience goods Barang konsumen ini merupakan barang yang umumnya dibeli oleh konsumen secara berulang-ulang atau terus-menerus. Harga dari barang ini relatif murah, seperti minuman, makanan ringan, dan permen. b) Shopping goods Barang belanjaan ini umumnya lebih mahal dari barang convenience goods. Oleh karena itu, diperlukan waktu untuk membandingkan dari mulai brand, harga, kualitas, gaya, dan tempat penjualannya. Contoh barang shopping, yaitu baju, perlengkapan rumah tangga, dan furnitur. c) Speciality goods Barang ini memiliki karakter tersendiri dan unik dalam hal bendanya, pembeliannya, penggunaannya, harganya, bahkan tempat pendistribusiannya juga khusus. Contoh barang ini meliputi jam tangan mewah, mobil mewah, dan perhiasan. d) Unsought goods Barang ini adalah barang yang tidak diharapkan dan jarang digunakan oleh konsumen. Contoh barang ini adalah cincin kawin. Barang industry Barang industri terbagi menjadi tiga yang diuraikan sebagai berikut. a. Bahan baku dan suku cadang Seluruh bahan baku nantinya digunakan saat proses produksi. Misalnya, karet untuk memproduksi ban. Sementara itu, suku cadang dibutuhkan dalam memproduksi suatu produk. b. Barang-barang modal Barang modal adalah barang yang menjadi aset tetap yang usia pemakaiannya panjang. Barang ini berupa kantor, gudang, generator, dan mesin produksi.
c. Supplies dan jasa Penggunaan barang ini umumnya singkat atau dalam jangka pendek. Contohnya, pengoperasian pabrik membutuhkan pelumas, kertas, alat tulis, dan bearing. Dalam hal jasa, misalnya jasa pembersihan, jasa pengurusan dokumen hukum, dan biro iklan atau produk industrial. Menurut pemakaian tingkat kekonkretannya Barang yang digolongkan menurut pemakaian tingkat kekonkretannya menunjukkan berapa kali suatu barang digunakan. Tidak hanya itu, penggolongan ini dapat menunjukkan konkret atau tidaknya suatu barang. Oleh karena itu, barang menurut pemakaiannya dibagi menjadi barang tahan lama dan barang tidak tahan lama. Barang tahan lama adalah barang yang dapat digunakan berkali-kali, sedangkan barang tidak tahan lama hanya dapat digunakan satu kali. Jasa merupakan suatu kegiatan, manfaat, dan kepuasan yang ditawarkan oleh penjual untuk dijual. Contohnya, reparasi, jasa potong rambut, dan jasa pendidikan. Jenis-Jenis Produk Baru Konsep produk yang dikemukakan pada tahun 2003 oleh Crawford dan Benedetto yang dikutip dari Amue, GJ. dan Kenneth C. Adiele bahwa fitur produk diharapkan dalam bentuk teknologi akan memberikan manfaat kepada produk lainnya dan menjadi solusi dalam masalah. Pada tahun 2002, menurut Belliveau dkk., produk baru merupakan suatu barang atau jasa yang dapat membantu pemasaran dalam perusahaan tersebut. Sementara menurut Cooper pada tahun 2001 berpendapat bahwa produk baru dapat dikatakan baru apabila sudah eksis dan mengalami perbaikan besar di pasar selama lima tahun atau kurang. BoozAllen di tahun 2005 juga mengidentifikasi persentase perkiraan jenis produk baru yang kemudian diuraikan sebagai berikut. a. New to the world products Adanya inovasi produk yang muncul berasal dari produk yang sudah tersedia. Produk baru ini termasuk dalam produk segi teknologi inovatif yang membutuhkan petunjuk dari konsumen. Cooper pada tahun 2001 menyatakan bahwa produk baru merupakan produk yang pertama dari jenis barang di perusahaan tersebut dan menciptakan pasar yang benar-benar baru. Contoh produk ini berupa kamera polaroid dan Sony Walkman. b. New category entries (new product lines) Di dunia, produk bukan merupakan hal baru lagi, tetapi dapat membawa sebuah perusahaan ke dalam kategori baru. Kategori baru ini merupakan tiruan dari produk yang sebelumnya sudah tersedia atau ikut-ikutan dan memberikan pasar baru kepada perusahaan. Walaupun produk telah tersedia di pasaran, ketika sebuah perusahaan memperkenalkan produk yang sama di pasaran maka produk tersebut dianggap sebagai produk baru. Contoh produk pada kategori ini adalah procter and gamble's first shampoo. c. Addition to product line Menurut Copper pada tahun 2001, perhiasan to produk dalam kate erupakan sebuah barang baru bagi perusahaan. Tetapi celeb dhasan sebelumnya Dengan demikian, kategori ini memua produ sesuar perluasan lin produknya, misalnya Tide liquid detergent, Bud Light, d Apple's Mac. d. Product improvementsProduk yang saat ini tersedia telah diperbaiki dan dibuat lebih baik di setiap produk yang beredar di pasar. Produk yang tidak begitu baru akan digantikan oleh produk yang
sudah tersedia dalam lini produk perusahaan. Nam perusahaan memberikan peningkatan kinerja serta melakukan penambahan nilai lebih yang dapat dirasakan produk lama, Contoh produk ini antara lain Honda Civic Hybrid dan Microsoft Windows XP e. Repositioning Repositioning merupakan sebuah aplikasi baru terhadap produk yang telah tenedia, pemilihan pasar baru, serta pemecahan masalah baru terhadap layanan pasar lain, Contohnya, aspirin yang digunakan sebagai standar obat sakit kepala dan demam, Selain itu, paramedis menemukan manfaat baru pada aspirin yang saat ini digunakan sebagai pereda sakit kepala, mencegah penggumpalan darah, strok, dan serangan jantung. f. Cost reduction Cost reduction merupakan suatu produk yang dirancang dengan tujuan menggantikan produk yang telah tersedia, tetapi harganya lebih murah. Pengeluaran produk ini dilakukan dengan cara mengurangi biaya, mengganti produk pada lini produk, menawarkan manfaat yang sama, serta biaya kinerja yang lebih rendah. Contohnya, eMachines desktop computer dan flying tiger hand knitting machine. 3. Siklus Hidup Produk Hampir mirip dengan manusia, produk juga memiliki siklus hidup produk. Siklus ini dikenal dengan istilah Product Life Cycle (PLC) berupa grafik yang menggambarkan riwayat suatu produk dari awal diperkenalkannya produk tersebut ke pasar sampai ditarik dari pasar. PLC merupakan sebuah konsep yang penting dalam suatu pemasaran. PLC dapat memberikan pemahaman secara mendalam terhadap dinamika persaingan suatu produk. Umumnya, PLC dikategorikan menjadi empat tahapan, yaitu perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan. Tabel 3.1 Ciri-Ciri Siklus Hidup Produk Siklus Jumlah Laba Jumlah Perusahaan Tingkat Persaingan Usaha Perusahaan Perkenalan Belum ada Sangat kecil Hampir tidak ada Membangun share pasar Pertumbuhan Meningkat Bertambah banyak Meningkat tajam Membina share pasar Kedewasaan Menurun Berkurang Menurut sedikit Mempertahankan share pasar Penurunan Tidak ada Sedikit sekali Sangat berkurang Memaksimalkan cash flow a. Perkenalan Tahapan ini merupakan periode awal pertumbuhan penjualan yang lambatpada saat suatu produk diperkenalkan di pasar. Secara umum, tahap ini memilikinciri-ciri, yaltu penjualannya tergolong masih rendah, volume pasar berkembangdengan lambat akibat market resistance
yang semakin tinggi, dan persainganyang relatif kecil. Selain itu, pada tahap ini diperlukan modifikasi produk dalampengujian pengembangan dan biaya produksi dan pemasarannya sangat tinggi b. Pertumbuhan PertumbuhanTahap kedua ini memiliki ciri-ciri volume pendapatan yang meningkat dantingkat penjualannya akan semakin besar karena produk telah diminati oleh konsumen. Pada tahap ini, kegiatan promosi untuk periklanan dapat dikurangiTahap pertumbuhan dibagi menjadi dua kategori yang diuraikan sebagaiberikut. Pertumbuhan cepat (rapid growth) Tahap ini dilakukan dengan strategi-strategi seperti penyempurnaanproduk. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menambahkan karakteristik tertentu dan pembuatan model baru, pengembangan segmen pasarbaru, menambah saluran distribusi baru, serta mengurangi harga agar dapat merebut konsumen baru. Pertumbuhan lambat (slow growth) Tahap ini memiliki ciri-ciri penjualan masih meningkat. Namun.pertumbuhannya semakin menurun, mempertahankan dan memperkuatposisi pasar, serta membangun kesetiaan pada konsumen dan distributor. c. Kedewasaan Tahapan ini memiliki ciri-ciri total penjualan meningkat dengan lambatkarena sebagian besar permintaan dari konsumen berasal dari pembeli lama.sedangkan pembeli baru hanya sedikit. Selain itu, hal ini juga disebabkanoleh beberapa konsumen yang mulai meninggalkan produk perusahaan danmembeli produk lain yang masuk dalam saingan produk pengganti. Dengandemikian, sebagian konsumen sudah tidak berminat lagi terhadap produktersebut yang nantinya akan mendorong persaingan secara lebih intensif,mempertahankan volume penjualan semakin menurun, dan usaha promosiuntuk periklanan perlu ditingkatkan kembali. Tahap ini sudah mulai memikirkanuntuk memperkenalkan produk dengan model baru. Tahap kedewasaan dibagimenjadi tiga tahapan yang dipaparkan dalam poin-poin berikut. 1. Growth maturity merupakan pertumbuhan penjualan mulai berkurang karena dewasanya distribusi. 2. Stable maturity merupakan penjualan menjadi datar karena jenuhnyasebagian konsumen telah mencoba produk baru yang pasar dandiperkenalkan oleh perusahaan lain.. 3. Decaying maturity merupakan penjualan mulai menurun dan konsumen mulai bergerak ke produk lain atau produk substitusi. d. Penurunan Pada tahap ini, penjualan semakin menurun karena produk yang dihasilkan sesudah ketinggalan zaman dan mulai tidak laku di pasaran. Konsumen sudah tidak berminat untuk membeli produk dan usaha perusahaan untuk memasarkan produk sudah tidak membantu atau bahkan tidak bermanfaat lagi. Terdapat alternatif yang dapat dilakukan pada tahap ini. Alternatif tersebut dipaparkan dalam poin-poin berikut. 1. Menambah investasi untuk mendominasi atau menempati posisi persaingan yang baik. 2. Mengubah produk atau mencari kegunaan serta manfaat baru pada produk.
3. Mencari pasar baru. 4. Tetap pada tingkat investasi perusahaan sekarang ini sampai ketidakpastian dalam industri dapat diatasi. 5. Mengurangi investasi perusahaan dengan cara meninggalkan konsumen yang tidak terlalu menguntungkan, tetapi dapat menambah investasi untuk kelompok kecil konsumen yang masih setia menggunakan produk dan menguntungkan perusahaan. B. Memahami Pengembangan Produk. Perusahaan manufaktur yang sukses dalam bidang ekonomi bergantung pada kemampuan dalam mengidentifikasi kebutuhan pembeli, menciptakan produk dengan cepat, dan dilakukan dengan biaya yang rendah sehingga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.Hal tersebut termasuk ke dalam suatu masalah pengembangan produk yang meliputi fungsi pemasaran, fungsi desain, dan fungsi manufaktur dalam perusahaan. Pengembangan produk merupakan sebuah rangkaian kegiatan atau proses yang diawali dengan persepsi terhadap peluang dan diakhiri dengan produksi, penjualan, serta pendistribusian produk. 1. Pengembangan Produk Menurut para Ahli Beberapa ilmuwan berpendapat mengenai pengertian pengembangan produk. Pengertian beberapa ilmuwan mengenai pengembangan produk diuraikan sebagai berikut. a. Philip Kotler dan Kevin Lane Keller Philip Kotler dan Kevin Lane Keller berpendapat bahwa perkembangan produk merupakan sebuah strategi yang bertujuan menumbuhkan perusahaan dengan cara menawarkan produk baru maupun memodifikasinya ke segmen pasar saat ini. b. Henry Simamora Menurut Henry Simamora, perkembangan produk merupakan suatu proses pencarian ide pada barang baru atau jasa, kemudian dikonversi ke dalam tambahan lini produk yang berhasil secara komersial. Pencarian produk baru ini berdasarkan asumsi para pembeli yang menginginkan inovasi baru dan pengenalan produk baru untuk membantu tujuan perusahaan. c. Tjiptono Tjiptono pada tahun 2008 mengemukakan bahwa pengembangan produk adalah strategi pada produk baru, misalnya produk yang disempurnakan, produk orisinil, produk hasil modifikasi, dan brand baru. Nantinya, produk tersebut akan dikembangkan dengan cara meriset keadaan di lapangan dan dilakukan pengembangan. d. Alma Pada tahun 2002, ilmuwan bernama Alma berpendapat bahwa pengembangan produk adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh produsen dalam mengembangkan produknya, melakukan perbaikan terhadap produk yang sudah tersedia, menambah kegunaan pada produk lama, serta pengurangan terhadap biaya produksi dan biaya kemasan produk Pengembangan produk tidak mudah dilakukan. Hal ini karena pengembangan produk memiliki banyak hambatan yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. Oleh karena itu, tidak sedikit perusahaan yang mengalami kegagalan pada saat mengembangkan suatu produk akibat tidak dapat memberikan solusi terhadap suatu hambatan. Kegagalan yang dialami oleh perusahaan menyebabkan perusahaan tidak berkembang sehingga perusahaan tetap
menampilkan produk lama yang memiliki kemungkinan dalam pasar terjadi kejenuhan. Selain itu, perusahaan tampil dengan produk yang lama. Hal tersebut menyebabkan perusahaan tidak dapat bersaing dengan perusahaan lain yang telah berhasil mengembangkan produk baru. Inovasi dan pengembangan produk bagi setiap perusahaan menjadi keharusan agar perusahaan dapat bertahan dalam pasar dan lebih berkembang lagi. Inovasi terhadap produk sangat penting dan tidak dapat dibantah karena masih memiliki hubungan antara inovasi produk dengan pengembangan pasar. Dengan demikian, perusahaan yang inovatif dalam membuat suatu produk akan membuat semakin cepat pasar perusahaan tersebut berkembang. Begitupun sebaliknya.. perusahaan dengan inovasi yang lemah akan berdampak secara signifikan terhadap lambatnya pengembangan pasar di perusahaan tersebut. Lemahnya inovasi pada perusahaan harus segera diatasi agar akselerasi perusahaan berkembang lebih cepat. Inovasi produk sangat perlu dilakukan agar perusahaan lebih optimal dalam memanfaatkan fenomena global saat ini yang terus berkembang. Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan lebih berinisiatif terhadap pengembangan produk agar perusahaan lebih kompetitif dan berkembang dengan cepat menyesuaikan kebutuhan di masyarakat.. Suatu perusahaan akan berhasil di masa depan bergantung pada kemampuannya dalam menyajikan produk yang menarik, kompetitif, dan berkualitas sesuai dengan kebutuhan pembeli. Perusahaan harus menjadikan inovasi produk sebagai prioritas karena berperan penting saat ini di pasaran. Pengembangan produk adalah kegiatan yang memerlukan kerja sama dan kontribusi dari seluruh pihak perusahaan yang memiliki tiga fungsi, yaitu desain, pemasaran, dan manufaktur. Fungsi pemasaran memberikan identifikasi dari peluang produk, segmentasi. pasar, dan identifikasi kebutuhan pembeli. Pemasaran juga mengatur komunikasi yang terjadi antara perusahaan dengan pembeli, memasang target harga, pengawasan terhadap peluncuran produk, dan promosi produk. Fungsi desain ini berperan sebagai penerjemahan bentuk fisik dari produk menjadi bentuk yang terbaik serta dapat memenuhi kebutuhan. Contoh bagian desain adalah engineering design dan industrial design. Engineering design dapat berupa mekanikal, elektrikal, dan software. Sementara itu, industrial design dapat berupa estetika produk, ergonomis produk, dan produk mudah digunakan oleh konsumen. Fungsi manufaktur adalah bertanggung jawab dalam mendesain dan mengoperasikan sistem produksi dalam proses produksi produk. Manufaktur juga berhubungan dengan pembelian, pendistribusian, dan instalasi. Kebutuhan dan keinginan konsumen menjadi pelopor, terutama dalam pengembangan produk. Untuk mengetahuinya, dapat dilakukan melalui survei, uji proyeksi, diskusi, serta usulan berupa keluhan yang diberikan kepada konsumen. Perusahaan yang berhasil dalam membentuk budaya yang baik akan mendorong karyawan untuk mencari ide baru. Hal ini bertujuan meningkatkan produksi produk dalam pelayanan perusahaan. Pengamatan produk perlu dilakukan dengan cara belajar kepada distributor, agen, maupun pemasok untuk mengetahui mengenal hal yang diinginkan konsumen dan hal yang tidak diinginkan konsumen. Agen penjualan umumnya memiliki pengamatan terhadap kebutuhan maupun keluhan dari konsumen serta perkembangan persaingan pasar. Selain itu, perubahan lingkungan dalam
pasar juga dapat terjadi berupa aspek demografi, ekonomi, dan politik. Munculnya ide baru dapat bersumber dari penemu, konsultan, industri, agen periklanan, perusahaan riset pemasaran, dan publikasi industri. Gambar 3.1 Diagram Pengembangan Produk Sumber Library binus, t.t 2. Tujuan Pengembangan Produk Perusahaan yang melakukan pengembangan produk perlu memahami tujuan dalam pengembangan tersebut serta mengetahui proses pengembangan yang akan dilakukan agar pengembangan dapat berjalan dengan lancar sesuai rencana yang telah dilakukan. Seperti halnya untuk memperoleh laba yang diinginkan, dapat melakukan peningkatan terhadap volume penjualan dengan memperbaiki maupun menambah produk yang dihasilkan sesuai dua fungsi dasar antara lain pemasaran dan inovasi produk. Keseluruhan produk baru dirancang untuk menjaga posisi perusahaan dalam pangsa pasar. Selain itu, dapat untuk menjaga posisi perusahaan dalam mengembalikan investasi saat merintis posisi pasar baru. Dengan kata lain tujuan penjelasan tersebut dapat dikatakan sebagai tujuan dari pengembangan produk yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Keller dan Kotler pada tahun 2008 menyatakan bahwa tujuan umum dari pengembangan produk dipaparkan dalam poin-poin berikut. A. Sebagai pemenuhan kebutuhan baru dan memperkuat citra perusahaan sebagai investor. Tujuan ini dapat dicapai dengan melakukan penawaran produk baru daripada produk yang lama.
B. Mempertahankan daya saing terhadap produk di pasaran. Tujuan ini dapat dilakukan dengan menawarkan produk yang dapat memberikan beberapa jenis kepuasan dan kegunaan baru kepada konsumen. 3. Aspek Perencanaan Pengembangan Produk Dalam merencanakan suatu pengembangan produk, terdapat aspek yang perlu diperhatikan. Aspek-aspek tersebut diuraikan sebagai berikut. a. Aspek produk Aspek produk memiliki tahapan eksplorasi dalam tiga pola proses pengenalan dan pengembangan produk baru atas jasa. 1. Market pull atau menarik pasar Aspek ini berpandangan bahwa perusahaan harus membuat hal yang dapat dijual. Sebuah produk baru ditentukan oleh pasar sesuai kebutuhan konsumen. Produk baru ini dilakukan melalui tahapan penelitian pasar dan umpan balik dari konsumen dengan sedikit perhatian kepada teknologi. Market pull menuju pada terbentuknya incremental innovation. ge Gambar 3.2 Aliran Aktivitas Market Pull Sumber: Library binus, 2. Technology push atau mendorong teknologi Aspek ini berpandangan bahwa perusahaan harus menjual produk yang telah dibuat oleh perusahaan. Aspek ini memiliki ciri-ciri, seperti terbentuknya produk baru yang berasal dari teknologi produksi, penggunaan teknologi canggih, kemudahan pengoperasian, dan sedikit perhatian dari pasar. Dengan demikian, suatu produk akan dijual ke pasar yang sebelumnya mengetahui tentang produk baru tersebut. Technology push akan menuju pada radical innovation.
3. Interfunctional atau antarfungsional Produk baru membutuhkan kerja sama antara pemasaran, operasi, dan keterampilan teknik agar menghasilkan sebuah produk yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Kombinasi dari technical linking dan need linking sangat diperlukan untuk tercapainya kesuksesan inovasi produk baru. Tidak hanya itu, terdapat tiga elemen yang menjadi konsideran saat menciptakan peluang bisnis baru, yaitu revelant problem, technology sources, dan market demand. b. Aspek jumlah produk Aspek jumlah produk memiliki hubungan dengan beberapa jumlah produk yang seharusnya diproduksi. Cara menentukan jumlah produk dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu nonstatistik dan kuantitatif. Cara nonstatistik dilakukan dengan menentukan jumlah produk yang akan diproduksi dan yang akan dijual sesuai pertimbangan berupa pertimbangan tenaga penjual, pertimbangan eksekutif, dan pertimbangan ahli. Cara kuantitatif dilakukan dengan menentukan jumlah produksi menurut analisis kuantitatif menggunakan data- data terdahulu untuk menghasilkan ramalan atau hipotesis dari produk yang akan ditawarkan dan dijual di masa yang akan datang. c. Aspek kombinasi produk c. Aspek kombinasi produk berfokus kepada jenis-jenis produk yang akan diproduksi untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Misalnya, PT ABC akan memproduksi saus ABC, baterai ABC, dan kecap ABC. Dengan kombinasi dari produk tersebut, kebutuhan konsumen yang berbeda-beda akan dapat dipenuhi. Sementara itu, di pihak lain seperti produsen dan wirausahawan nantinya mendapatkan keuntungan lebih banyak. Proses pengembangan produk akan diawali dengan fase perencanaan yang menghasilkan pernyataan misi proyek. Misi proyek ini digunakan sebagai input dalam memulai tahap- tahap pengembangan konsep. Perencanaan proyek pengembangan produk digolongkan menjadi empat tipe berikut. 1. Platform produk baru Tipe proyek ini akan melibatkan usaha pengembangan utama untuk merancang suatu keluarga produk baru sesuai platform baru dan umum. Kelompok produk ini akan masuk ke dalam pasar bersama dengan produk yang telah dikenal. 2. Turunan dari platform Produk yang sudah tersedia Tipe proyek ini adalah memperpanjang platform produk. Hal tersebut dilakukan agar proyeknya lebih baik ketika masuk ke dalam pasar yang sebelumnya telah dikenal sebagai salah satu produk baru. 3. Peningkatan perbaikan untuk produk yang telah tersedia Proyek tipe ini hanya melibatkan penambahan maupun modifikasi dari beberapa produk yang telah tersedia. Hal ini bertujuan menjadi lini produk yang sebelumnya memiliki pesaing. 4. Produk baru yang sebenarnya. Tipe proyek ini melibatkan produk berbeda yang akan membantu untuk masuk ke dalam pasar yang sebelumnya tidak dikenal dan baru. Proyek ini memiliki banyak risiko. Keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang akan bergantung pada hal yang dipelajari dari proyek-proyek penting sebelumnya.
5. Strategi Pengembangan Produk Michael Porter pada tahun 1996 berpendapat bahwa strategi merupakan penciptaan posisi yang unik dan memiliki nilai dengan melakukan serangkaian aktivitas posisi strategis dalam perusahaan, seperti memilih produk yang unggul, memenuhi target pasar, dan konfigurasi aktivitas bisnis. Pada tahun 2008, Pearce II dan Robinson berpendapat bahwa strategi merupakan kumpulan tindakan yang dapat memperoleh suatu formulasi dan penerapan rencana yang telah dirancang untuk mencapai beberapa sasaran organisasi. Menurut Hamel dan Prahalad, strategi merupakan suatu tindakan yang memiliki sifat incremental atau selalu meningkat dan secara terus-menerus dapat dilaksanakan sesuai sudut pandang mengenai harapan dari konsumen di masa depan. Dengan demikian, strategi merupakan aktivitas dari perusahaan saat ini maupun masa depan dengan membuat trade off antara aktivitas yang berbeda dan menciptakan rancangan di antara kegiatan tersebut. Saat ini, perusahaan semakin mengalami peningkatan terhadap kesadaran tentang pentingnya pengembangan produk. Pengembangan produk adalah tahap daur hidup produk yang perlu diganti dengan produk baru. Dalam memperbarui produk, terkadang mengalami kegagalan sehingga diperlukan pengelolaan perusahaan yang lebih efektif untuk menangani gagasan produk baru. Selain itu, perusahaan perlu mengadakan penelitian dan melakukan pengambilan keputusan dalam setiap pengembangan produknya. a. Strategi pengembangan produk secara umum Strategi apa pun untuk mengembangkan suatu produk harus dilakukan dengan jelas. Pada saat merilis suatu produk baru di pasaran, terdapat strategi-strategi untuk mengembangkan produk. Berikut beberapa strategi pengembangan produk secara umum. 1. Peningkatan produk yang tersedia Sentegi ini dilakukan dengan membuat produk baru yang berasal dari produk lama sebelumnya sudah tersedia. Produk baru ini nantinya produk kasi dan disesuaikan dengan kebutuhan pasak Tidak hanya itu, strategi ini membutuhkan motivasi target pasar untuk konsumen yang sudah ditingkatkan. Motivasi ini dapat dilakukan dengan menambah fitur dan pembaharuan lain yang berpengaruh terhadap minat konsumen. Perusahaan juga harus terus mencari fitur yang diinginkan oleh konsumen dari produk yang telah diperbarui. 2. Peningkatan nilai produk Alasan umum pelanggan dalam membeli produk adalah nilai yang akan diterima dari produk tersebut. Oleh karena itu, perusahaan perlu memperkuat lagi nilai pada produk dengan melakukan penawaran fitur premium, peningkatan kualitas produk, dan dukungan dari konsumen. Nilai tambahan ini akan menarik konsumen baru dan konsumen akan mendapatkan sesuatu yang baru dari produk tersebut. 3. Percobaan Menawarkan produk secara cuma-cuma sebagai tester dapat membuat konsumen Ingin membeli produk tersebut. Konsumen akan memeriksa
kualitas dari produk dengan sampel gratis. Hal tersebut membuat konsumen semakin yakin untuk membeli produk versi premium. Dengan menawarkan produk secara gratis, secara tidak langsung akan menunjukkan kepada konsumen bahwa hal yang didapatkan setelah membeli produk tersebut telah diketahui melalui sampel gratis tersebut. 4. Spesialisasi dan penyesuaian Penargetan golongan konsumen tertentu dapat dilakukan dengan menyesuaikan beberapa produk dan membuat produk tersebut lebih spesial. Penawaran produk dapat dipersonalisasi secara relevan sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini membuat konsumen akan berminat untuk membeli produk yang ditawarkan dibandingkan produk dari kompetitor lain. 5. Menawarkan paket Penawaran dengan paket baru akan lebih menarik perhatian konsumen. Menawarkan produk dapat dilakukan dengan berbagai paket, seperti paket bundel, diskon, dan sampel gratis untuk memilih produk. Paket ini merupakan penawaran yang tidak didapatkan oleh produsen lain, terlebih paket ditawarkan dengan jangka waktu tertentu yang masuk dalam salah satu strategi pemasaran yang baik. 6. Lini produk baru Lini produk baru merupakan pengembangan produk baru dalam lini produk yang masih relevan dengan lini produk yang sudah tersedia. Saat akan membuat produk baru, perlu hati-hati dalam pengembangannya dan jangan hanya berfokus terhadap penawaran produk yang diinginkan oleh konsumen. Namun, produk juga harus dilengkapi dengan fitur baru agar meningkatkan penjualan produk tersebut. 7. Mengubah gagasan Mengubah gagasan ini dilakukan dengan mengubah definisi dan ide yanduk baru. Contohnya, plakukan dengaduk baru dengan target pasar ang tidak menanggapi pembuatan produ. Hal yang harus dilakukan adalah meriset pasaga tawaran tersebut keinginan serta kebutuhan yamgumen. Perusahaan juga pencari tabberkein de baru untuk produk yang n dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. 8. Target pasar baru Menjual berbagai jenis produk di pasar yang berbeda termasuk dalam salah satu strategi dalam mengembangkan produk. Perusahaan dapat menjual produk di pasar yang berbeda dengan mengubah target pasar dan demografi serta mengalihkan fokus yang awalnya hanya dijual kepada konsumen, kemudian beralih ke bisnis. b. Strategi Pengembangan Produk Menurut Tjiptono Menurut Tjiptono, strategi pengembangan produk terbagi menjadi tiga. yaitu dengan meningkatkan kualitas, meningkatkan keistimewaan, dan meningkatkan gaya produk. Pada strategi peningkatan kualitas, peningkatan daya tahan produk dapat dilakukan oleh
produsen dengan meningkatkan keandalan dan kecepatan pada pelayanan konsumen. Pada strategi peningkatan keistimewaan, peningkatan produk dapat dilakukan dengan memperhatikan empat indikator, misalnya kualitas bahan yang dipakai, keanekaragaman, kenyamanan pada pemakaian produk bagi konsumen, dan aksesoris tambahan. Sementara itu, pada strategi peningkatan gaya produk, produsen dapat meningkatkan gaya produk dengan pemilihan warna kemasan produk yang sesuai, merancang desain yang menarik, dan kemasan unik untuk memberi nilai tambah bagi produk di mata konsumen. Setiap perusahaan harus memiliki strategi untuk mengembangkan produk agar produk yang dikembangkan sesuai kebutuhan konsumen agar konsumen tertarik dengan penawaran produk tersebut sehingga dapat menarik konsumen baru. 5. Bentuk-Bentuk Pengembangan Produk Dalam pengembangan produk, bentuk pengembangannya sangat diperlukan oleh perusahaan untuk mengetahui penggunaan barang oleh konsumen dan evaluasi terhadap penjualan di pasaran. Menurut Prawiraamidjaya pada tahun 1994, pengembangan produk memiliki beberapa bentuk yang perlu diperhatikan oleh perusahaan. a. Initial development merupakan suatu usaha penggunaan barang agar tingkat kegunaannya lebih tinggi dari sebelumnya. b. Improvement development merupakan setiap perubahan barang yang menyebabkan barang tersebut dapat memenuhi kebutuhan konsumen, yaitu perubahan barang dalam bentuk yang lebih disukai oleh konsumen. c. New use application merupakan penggunaan barang yang dilakukan agar kegunaan barang tersebut meningkat. Ciri-ciri dari pengembangan produk adalah penggunaan barang yang bervariasi. 6. Tahapan Pengembangan Produk Selain bentuk pengembangan produk, tahapan-tahapan pengembangan produk juga penting dilakukan perusahaan untuk mengetahui penggunaan barang oleh konsumen dan evaluasi terhadap penjualan di pasaran. Kemudian, pada tahun 2000, Simamora berpendapat bahwa dalam mengembangkan produk memiliki delapan tahapan. Tahapan tersebut dijabarkan sebagai berikut. a. Analisis kebutuhan pelanggan Menganalisis kebutuhan konsumen dapat dilakukan dengan mengevaluasi usulan, kemudian memperkirakan tingkat penjualan, produksi, dan keuntungan yang diinginkan sesuai target. Tahap ini akan berubah-ubah dalam melakukan perbaikan bergantung pada informasi baru yang didapatkan. b. Menciptakan gagasan Menciptakan gagasan atau ide baru adalah tahapan awal yang harus dilakukan dalam mengembangkan sebuah produk. Pada tahap ini, perusahaan perlu mengikuti upaya-upaya sistematis untuk menciptakan produk terbaru. Umumnya, ide atau gagasan sangat banyak dalam mengembangkan produk baru. Namun, gagasan ini harus dapat dilanjutkan ke proses selanjutnya.
Oleh karena itu, pada tahapan ini akan banyak ide yang terbuang setelah melewati beberapa macam syarat kelayakan suatu produk. c. Penyaringan ide atau gagasan Tahap penyaringan ide dilakukan setelah tahap penciptaan gagasan atau ide baru yang perlu dilakukan oleh perusahaan. Tujuan penyaringan ini agar perusahaan dapat memperoleh gagasan yang memiliki kualitas. Penyaringan ini umumnya untuk mengurangi biaya produksi, meminimalkan risiko kegagalan, dan memilih ide yang dianggap layak untuk diproduksi oleh perusahaan. d. Pengembangan serta pengujian Setelah tahap penyaringan dan mendapatkan ide produk baru, tahapan selanjutnya yaitu mengembangkan ide dan menguji konsep produk yang baru. Konsep tersebut adalah hasil usaha pengembangan dari gagasan-gagasan yang telah dipilih. Konsep ini harus dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan dapat dipahami oleh target pasar dalam segmen-segmen tertentu. A. Pengembangan konsep Pengembangan konsep dapat dilakukan setelah perusahaan mengembangkan ide yang telah dipilih sebelumnya. Selanjutnya, ide ini dibuat suatu konsep produk agar dapat diproses lebih lanjut. Oleh karena itu, pengembangan produk harus dibuat dengan beberapa alternatif yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan dianggap menarik. ) B. Pengujian konsep Konsep baru yang akan dikembangkan perlu melalui pengujian terlebih dahulu sesuai target pasar yang diinginkan, baik dalam skala kecil maupun skala besar. Konsep ini dapat disajikan dengan beberapa bentuk seperti gambar atau deskripsi kata. Intinya, pesan yang akan disampaikan kepada konsumen dapat diterima dengan mudah oleh target pasar. e. Pengembangan strategi pemasaran Mengembangkan strategi pemasaran bertujuan menyempurnakan rencana lebih lanjut ke tahap cara mengenalkan produk baru ke dalam pasar. Tahap ini dilakukan dengan mengembangkan rencana strategi pemasaran terlebih dahulu yang perlu dilakukan penyaringan. f. Analisis bisnis Tahapan setelah memutuskan konsep produk yang akan kembangkan dan strategi pemasaran yaitu evaluasi terhadap daya tarik bisnis pada produk yang telah ditetapkan sebelumnya. Tahap ini memerlukan pemeriksaan ulang terhadap proyeksi penjualan, biaya, dan keuntungan yang akan dihasilkan dari penjualan produk baru tersebut. Hal ini bertujuan mengetahui semua faktor bisnis agar tujuan utama perusahaan dapat dipenuhi dengan baik. Ketika hasil akhir suatu analisis bisnis menunjukkan nilai yang positif dan sesuai tujuan utama perusahaan, produk ini dapat dipindahkan ke tahap berikutnya. Tahap ini adalah pengembangan produk. Analisis penjualan produk didapatkan dengan meninjau riwayat produk lain pada suatu perusahaan yang masih termasuk dalam kategori produk tersebut. Tidak hanya itu, dapat juga dilakukan dengan memantau perkembangan produk yang hampir sama di pasaran dan mencari tahu hal yang
harus dilakukan serta dihindari untuk mencapai tujuan perusahaan. Kemudian, menggabungkan berbagai macam strategi pemasaran yang benar dan sesuai, pendistribusian penjualan yang baik, serta promosi yang akan disampaikan. Pada sebuah proyeksi penjualan, perusahaan harus membuat suatu angka penjualan maksimal dan minimal agar mengetahui seluruh risiko yang nantinya akan terjadi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perkiraan biaya dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan dalam penjualan produk ini. Seluruh hasil analisis ini akan diketahui oleh perusahaan dari sisi finansial dan nilai bisnis pada suatu produk tersebut. g. Pengembangan produk Tahap pengembangan produk ini bukan produk yang nyata, melainkan masih dalam bentuk konsep rangkaian kata-kata, video, gambar, animasi, dan prototype dari produk. Apabila telah melewati analisis bisnis, selanjutnya pengembangan dalam bentuk produk yang nyata akan direalisasikan. Dengan demikian, konsumen dapat melakukan evaluasi terhadap produk dengan sendirinya karena terdapat masukan dan pengalaman konsumen untuk proses pengembangan produk ini. h. Uji pemasaran Sebelum suatu produk dipasarkan sesuai strategi pemasarannya, produk perlu melalui uji pemasaran di pasar yang sesungguhnya dengan skala kecil. Strategi ini digunakan agar perusahaan dalam memproduksi produk memperoleh gambaran dan pengalaman yang berhubungan dengan produk tersebut. Selain itu, perusahaan akan mengetahui gambaran mengenai produk tersebut di pasaran sebelum dijual dengan skala yang lebih luas dengan biaya pemasaran lebih banyak. i. Komersialisasi Pada tahap ini, seluruh fasilitas perlu dipersiapkan dengan baik dari segi fasilitas produksi dan fasilitas pemasaran. Ketika pengembangan produk telah sampai pada tahap ini, diperlukan persiapan strategi penetapan harga serta keuntungan yang diinginkan. Pada tahap ini, perusahaan perlu melakukan riset pemasaran terlebih dahulu mengenai kebutuhan, selera, dan kepuasan dari konsumen. 7. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pengembangan Produk Pengembang suatu produk tidak terlepas dari faktor yang dapat mendukung agar produk dapat berkembang dengan baik maupun faktor yang dapat menghambat pengembangan produk. Berikut uraian faktor pendukung dan penghambat pengembangakan produk. a. Faktor pendukung pengembangan produk Terdapat beberapa faktor yang dapat mendorong perusahaan dalam mengembangkan produk. Beberapa faktor ini perlu dipertimbangkan perusahaan agar pengembangan produk dapat dilakukan dengan baik. Menurut Stanton pada tahun 1996, faktor pendukung pengembangan produk diuraikan sebagai berikut. 1. Perkembangan teknologi Pesatnya perkembangan teknologi saat ini memungkinkan adanya suatu sarana produksi baru yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan. Hal ini
bertujuan membuat dan menyempurnakan produk agar kualitas produk menjadi lebih baik dan jumlah hasil produksi terus meningkat. 2. Perubahan selera konsumen Perubahan selera konsumen dipengaruhi oleh beberapa hal. Hal- hal tersebut adalah pendapatan, tingkat perkembangan penduduk, pendidikan, dan kesetiaan konsumen dalam menggunakan produk. 3. Persaingan Persaingan ketat antara perusahaan sejenis dapat menyebabkan perusahaan akan selalu berusaha untuk mengembangkan produknya. Hal tersebut dilakukan agar dapat menyaingi volume penjualan dari produsen lain. 4. Kapasitas produksi Peningkatan kapasitas mesin produksi yang dimiliki oleh perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan telah berusaha untuk menggunakan kelebihan kapasitas. Kelebihan tersebut dijadikan jalan untuk menambah memproduksi produk. 5. Siklus hidup produk Siklus hidup produk yang pendek dapat mendorong perusahaan agar terus mengembangkan produknya. Hal tersebut dilakukan agar konsumen tidak bosan dengan produk yang diproduksi oleh perusahaan. 6. Keinginan meningkatkan keuntungan Umumnya, perusahaan berkeinginan besar untuk selalu memperkuat posisi produknya di pasaran. Selain itu, perusahaan ingin memperluas pasar. Hal tersebut dilakukan agar memperoleh keuntungan lebih besar sehingga perusahaan dapat berkembang pesat. b. Faktor Penghambat Pengembangan Produk Faktor-faktor penghambat pada saat mengembangkan produk menurut Philip Kotler dipaparkan dalam poin-poin berikut. 1. Gagasan tentang produk baru dalam bidang tertentu kurang sehingga hanya ditemukan sedikit cara untuk memperbaiki produk-produk dasar. 2. Pasar yang terbagi-bagi akibat persaingan ketat mengharuskan perusahaan mengarahkan produk baru ke segmen pasar dengan skala lebih kecil sehingga penjualan dan laba yang diperoleh juga rendah setiap produknya. 3. Kendala sosial dan pemerintah yang produk barunya harus memenuhi kriteria, misalnya keamanan konsumen dan keseimbangan lingkungan. 4. Proses pengembangan produk mahal sehingga perusahaan harus menciptakan beberapa gagasan mengenai produk baru untuk menentukan satu produk yang layak untuk dikembangkan. 5. Kekurangan modal sering kali terjadi di perusahaan yang memiliki gagasan mengenai perkembangan produk, tetapi tidak dapat mengumpulkan dana yang dibutuhkan untuk melakukan riset dan meluncurkan produk baru.
6. Waktu pengembangan singkat yang harus dilalui perusahaan ini menjadi sebuah tantangan sehingga apabila perusahaan tidak dapat mengembangkan produk dengan cepat, dianggap tidak memiliki keunggulan. 7. Siklus hidup produk singkat sehingga saat produk barunya berhasil di pasaran, pesaing akan cepat meniru produk tersebut. C. Cara Menganggarkan Produk, Penjualan Produk, dan Diversifikasi Produk Pengembangan produk yang telah siap dipasarkan perlu dilakukan penganggaran. Strategi penjualan dan kebijakan yang berlaku dalam menambahkan suatu produk diuraikan sebagai berikut. 1. Penganggaran Produk Penganggaran produk umumnya dilakukan oleh manajemen senior yang akan memutuskan berapa banyak dana untuk mengembangkan suatu produk baru. Hasil penelitian dan pengembangan yang tidak pasti dapat membuat kriteria investasi normal menjadi sulit. Menurut Philip Kotler, untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan cara berikut. a. Membiayai dan mendukung proyek-proyek sebanyak mungkin dengan mendapatkan beberapa pemenang dari proyek tersebut. b. Penetapan anggaran penelitian dan pengembangan dengan cara menetapkan persentase dari angka penjualan atau membelanjakannya sesuai yang dibelanjakan oleh pesaing. c. Memutuskan berapa banyak produk baru yang sukses dan bekerja secara mundur agar dapat memperkirakan investasi penelitian dan pengembangan yang dibutuhkan. 2. Diversifikasi Produk Diversifikasi merupakan sebuah kebijakan dalam penambahan produk baru untuk melayani pasar baru. Menurut Fandy Tjiptono, diversifikasi produk merupakan suatu upaya dalam mencari dan mengembangkan produk dalam pasar baru untuk pertumbuhan, peningkatan penjualan, profitabilitas, dan fleksibilitas produk. Dengan demikian, diversifikasi produk adalah upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengembangkan produknya dengan menambah beberapa produk baru. Penambahan ini dilakukan dengan memanfaatkan kemampuan inti perusahaan untuk mengejar pertumbuhan, peningkatan penjualan, profiabilitas dan fleksibilitas. Secara umum, perancangan diversifikasi dilakukan untuk mendirikan perusahaan baru di pasar baru yang bertujuan mencapai beberapa sasaran perusahaan seperti peluang pertumbuhan baru dan stabilitas penjualan. Produk baru diciptakan agar perusahaan dapat bertahan di tengahtengah ketatnya persaingan yang semakin kompleks. Walaupun produk lama masih terdapat di pasaran, tidak tersedianya produk baru akan menyulitkan perusahaan untuk bangkit. Hal ini membuat konsumen beranggapan produk lama merupakan produk yang tidak mengikuti perkembangan zaman sampai produk akan ditinggalkan. a. Tujuan diversifikasi produk Pada dasarnya, tujuan diversifikasi produk adalah memperkecil risiko yang mungkin akan dihadapi oleh perusahaan. Hal ini karena munculnya produk baru yang dihasilkan oleh perusahaan akan membuat konsumen lebih tertarik untuk mengonsumsinya. Tidak hanya itu, dengan diversifikasi produk dapat memberikan banyak pilihan kepada konsumen. Diversifikasi dilakukan agar pertumbuhan, stabilitas, dan peningkatan kredibilitas perusahaan dapat tercapai. Umumnya, strategi diversifikasi dapat dikembangkan dengan beberapa tujuan yang dipaparkan dalam poin-poin berikut.
1. Meningkatkan pertumbuhan apabila pasar atau produk telah mencapai tahap kedewasaan dalam Product Life Cycle (PLC). 2. Menjaga stabilitas dengan jalan menyebarkan fluktuasi laba. 3. Meningkatkan kredibilitas di pasar modal. b.Strategi diversifikasi produk Setiap perusahaan telah menetapkan strategi melalui penyelarasan kemampuan perusahaan dengan peluang di pasaran. Strategi diversifikasi dilakukan dengan empat cara berikut. 4. Diversifikasi konsentris Pada diversifikasi ini, beberapa produk yang diperkenalkan memiliki keterkaitan dengan hubungan dalam pemasaran. Selain itu, diversifikasi juga berkaitan dengan teknologi yang telah tersedia sebelumnya. 5. Diversifikasi konglomerat Beberapa produk baru yang dihasilkan tidak memiliki keterkaitan dalam hal pemasaran dan teknologi produk yang telah tersedia. Selain itu, diversifikasi ini juga berkaitan dengan penjualan kepada konsumen yang berbeda. 6. Diversifikasi horizontal Perusahaan melakukan penambahan produk baru yang tidak terkait dengan produk yang telah tersedia. Namun, produk tersebut dapat dijual kepada konsumen yang sama. 7. Diversifikasi sinergitas Produk-produk baru dijual ke pasar apabila sumber daya yang dibutuhkan untuk memasarkan lini baru sesuai sumber daya yang tersedia. Berarti, diversifikasi ini adalah tata hubungan yang saling memperkuat untuk meningkatkan keefektivitasan sumber daya perusahaan dalam proses produksi, keterampilan tenaga penjualan, saluran distribusi, kemampuan penelitian, dan keterampilan manajemen tertentu. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa diversifikasi memiliki empat macam yang dapat dijadikan sebagai alternatif pilihan perusahaan. Ke-empat alternatif tersebut dapat diterapkan oleh Perusahaan dengan menyesuaikan pada kondisi perusahaan saat itu. c. Mengurangi risiko diversifikasi produk Perusahaan juga perlu mempertimbangkan risiko yang terjadi dalam strategi diversifikasi dengan memperhatikan beberapa hal berikut. 1. Mendiversifikasi beberapa kegiatan yang hanya memiliki peluang produk di pasar yang keberadaannya terbatas. 2. Memiliki pemahaman yang baik terkait bidang-bidang dalam yang didiversifikasi. 3. Memberikan dukungan yang cukup kepada produk yang akan diperkenalkan. 4. Memperkirakan pengaruh diversifikasi terhadap produk lini. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa dalam melakukan diversifikasi diperlukan suatu pertimbangan terhadap seluruh aspek yang memungkinkan sesuatu dialami oleh perusahaan. Hal ini bertujuan meminimalkan tingkat risiko yang akan terjadi sehingga menyebabkan perusahaan mengalami ketidakstabilan pada finansialnya. Artinya, diversifikasi membutuhkan konsep yang matang dan baik mulai dari konsep produk sampai pemasaran serta kebutuhan terhadap tenaga profesional yang benar-benar ahli dalam mendiversifikasi produk.
3. Penjualan Produk Definisi penjualan menurut G. Nikel merupakan suatu interaksi antara individu yang saling bertatap muka untuk menciptakan, memperbaiki, dan mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan perusahaan lain. Menurut Freddy Rangkuti, penjualan merupakan pemindahan hak milik barang atau jasa yang dilakukan penjual kepada konsumen dengan harga yang telah disepakati bersama. Harga yang telah disepakati ini, jumlahnya dibebankan kepada konsumen oleh penjual barang atau jasa dalam suatu periode akuntansi. Berdasarkan kedua definisi tersebut, penjualan akan terjadi ketika terdapat kedua belah pihak yang saling bertemu, berinteraksi, dan menyepakati untuk menguasai suatu barang. Pertukaran ini dilakukan untuk mendapatkan keuntungan antarkedua belah pihak dan memindahkan barang dagangan menjadi hak milik konsumen. Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan ekonomis yaitu mendapatkan laba atau keuntungan yang maksimal. Untuk meningkatkan laba ini, perusahaan perlu meningkatkan volume penjualan secara berkelanjutan. Volume penjualan merupakan banyaknya jumlah produk yang dijual oleh perusahaan kepada konsumen dalam periode tertentu. Semakin banyak jumlah produk yang berhasil ditawarkan kepada konsumen, keuntungan atau profit yang didapatkan oleh perusahaan juga semakin besar dalam setiap periodenya. Terdapat lima konsep yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan, yaitu konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, dan konsep pemasaran yang berorientasi pada lingkungan. Secara umum, dari kelima konsep ini yang umum digunakan perusahaan adalah konsep pemasaran untuk mencapai sasarannya. Konsep pemasaran dapat memperkirakan kunci keberhasilan pemasaran yang terletak pada kemampuan perusahaan dalam menetapkan sasaran pasar. Selain itu, perusahaan dapat mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen untuk menghasilkan produk baru yang lebih baik. Berhasilnya program pemasaran ditentukan oleh penjualan. Penjualan memegang peran sentral untuk meraih keberhasilan dalam pasar. Dalam artian positif, penjualan diartikan sebagai tujuan yang dibutuhkan perusahaan untuk menghasilkan sesuatu yang menguntungkan semua pihak, baik konsumen maupun produsen. Penjualan yang diterapkan dengan positif akan memberikan efek jangka panjang dan dapat mempertahankan keberadaan atau eksistensinya usaha di masa yang akan datang. a. Tujuan penjualan. Penerapan penjualan awalnya dilakukan dari suatu usaha agar dapat memikat perhatian calon konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik konsumen terhadap produk. Dampak dari penjualan yang optimal berpengaruh terhadap stabilitas dari perusahaan tersebut. Penjualan yang semakin meningkat akan membuat perusahaan semakin baik. Dalam melakukan penjualan, banyak hal yang ingin dicapai oleh perusahaan. Menurut Swastha dan Irawan, Terdapat tiga tujuan umum dalam penjualan. Tiga tujuan tersebut diuraikan sebagai berikut. 1. Mencapai volume penjualan Usaha yang dilakukan untuk mencapai volume penjualan tertentu tidak seluruhnya dilakukan oleh penjual. Hal ini karena diperlukannya kerja sama antara fungsional perusahaan, seperti bagian produksi yang memproduksi produk, bagian keuangan yang menyediakan
dana produksi, bagian personalia yang menyediakan tenaga produksi, dan bagian promosi untuk mempromosikan produk. 2. Mendapatkan laba tertentu Untuk memperoleh laba tertentu, bagian penjualan memiliki peran yang sangat penting. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara perusahaan dapat memperoleh keuntungan realistis dalam penjualan produknya. 3. Menunjang pertumbuhan Perusahaan Setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa ataupun barang. umumnya menjalankan usahanya untuk mencapai tujuan perusahaan bergantung pada kebutuhan perusahaan. Kebutuhan ini meliputi seluruh perlengkapan operasional yang berhubungan dengan produk barang atau jasa. Selain itu, penunjang pertumbuhan juga diperlukan seperti produktivitas karyawan, peningkatan konsumen, pertumbuhan laba perusahaan, perkembangan penjualan, dan penyempurnaan perlengkapan. Penyempurnaan perlengkapan ini antara lain sarana pendukung pelayanan dan semua yang berkaitan dengan proses kelancaran kegiatan pelayanan. b. Faktor yang memengaruhi penjualan Dalam praktiknya, kegiatan penjualan menurut Basu Swastha dan Irawan memiliki faktor-faktor yang dapat memengaruhi penjualan, Faktor-faktor tersebut diuraikan sebagai berikut. 1. Kondisi dan kemampuan penjual Transaksi jual beli atau pemindahan hak milik secara komersial pada barang atau jasa, umumnya melibatkan dua pihak antara pihak penjual sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak kedua. Oleh karena itu, penjual perlu meyakinkan pembeli untuk membeli barang atau jasa sehingga sasaran penjualan yang diharapkan dapat terpenuhi. Hal ini termasuk hal penting yang perlu dipahami oleh penjual seperti jenis dan karakteristik barang yang ditawarkan berupa harga produk dan syarat penjualan (penjualan, pelayanan, penghantaran, dan garansi). 2. Kondisi pasar Pasar digunakan sebagai sasaran dalam penjualan dapat memengaruhi kegiatan penjualan. Faktorfaktor kondisi pasar yang perlu diketahui meliputi jenis pasar, termasuk pasar industri, pasar penjual, pasar konsumen, atau pasar internasional. Kelompok pembeli atau segmen pembeli dapat berupa daya beli, frekuensi pembelian, dan kebutuhan. 3. Modal Penjual akan mengalami kesulitan ketika barang yang dijual belum banyak diketahui oleh para konsumen karena lokasi pembeli jauh dari tempat penjual. Kondisi ini mengharuskan penjual untuk memperkenalkan produknya terlebih dahulu ke tempat pembeli. Untuk mewujudkan usaha tersebut, diperlukan usaha dan sarana, misalnya transportasi dan promosi. Seluruh usaha tersebut dapat dilakukan oleh penjual apabila penjual memiliki modal usaha yang lebih. 4. Kondisi organisasi Perusahaan Setiap perusahaan besar yang memiliki permasalahan mengenai penjualan umumnya ditangani oleh orang-orang pilihan yang telah ahli dalam bidang pemasaran. Berbeda dengan perusahaan kecil, masalah mengenai penjualan umumnya dilakukan oleh seseorang yang masih bertanggung jawab terhadap fungsi lain. Hal ini karena jumlah tenaga kerja yang sedikit, sistem organisasi sederhana, seta masalah yang dihadapi dan sarana yang dimiliki tidak sekompleks perusahaan besar.
5. Faktor-faktor lain Faktor-faktor lain ini dapat berupa periklanan, peragaan, kampanye, dan pemberian hadiah yang berpengaruh terhadap penjualan. Namun, dalam pelaksanaannya diperlukan sejumlah dana yang cukup banyak. Sementara itu, bagi perusahaan kecil yang memiliki modal yang kecil juga, kegiatan tersebut jarang dilakukan. Berdasarkan penjelasan di atas, suatu penjualan dipengaruhi oleh lima faktor. Ketika salah satu faktor tersebut mengalami ketidakstabilan, akan berdampak negatif terhadap penjualannya seperti penurunan penjualan. Begitupun sebaliknya, ketika kelima faktor tersebut stabil, dampak positif yang didapatkan perusahaan adalah penjualan akan tetap bertahan dan meningkat. Pada tahun 2012 menurut Basu Swasta penjualan dikategorikan menjadi 5 jenis. Jenis-jenis penjualan dapat diuraikan sebagai berikut ; 1. Trade selling Jenis penjualan ini akan terjadi ketika produsen dan pedagang besar memberikan izin kepada pengecer untuk memperbaiki distributor produk-produk. Trade selling juga melibatkan penyalur-penyalur dalam kegiatan promosi, peragaan, persediaan, dan produk baru. 2. Missionary selling Peningkatan penjualan dilakukan dengan mendorong konsumen untuk membeli barang dari penyalur perusahaan. Wiraniaga akan mengarah pada penjualan untuk penyalur. 3. Technical selling Usaha peningkatan penjualan dengan memberikan saran dan nasihat kepada pembeli akhir dari barang dan jasanya. Wiraniaga bertugas mengidentifikasi dan menganalisis masalah-masalah yang dihadapi pembeli. Selain itu, juga menunjukkan produk maupun jasa yang ditawarkan dalam menangani masalah tersebut. 4. New business selling Jenis penjualan ini akan berusaha untuk membuka transaksi baru dengan mengubah calon konsumen menjadi konsumen. Umumnya, jenis penjualan ini dilakukan oleh perusahaan asuransi. 5. Responsive selling Harapan kepada setiap tenaga penjualan adalah dapat memberikan reaksi terhadap permintaan konsumen. Jenis penjualan utama pada responsive selling antara lain route driving dan retailing.