ORDO
RHYNCHOCEPHALIA
& SQUAMATA
ZOOLOGI VERTEBRATA
KELOMPOK 7
M. Haekal T. Al Gifary 195040012
Ugi Hermawati 195040028
Agnatul Mardhiah 195040076
Nisa Rohayani 195040080
Fuza Cahyani 1950400101
Reptil Ciri-ciri
Sistem
Pencernaan
Sistem
Peredaran Darah
Sistem
Reproduksi
Sistem
Pernapasan
Sistem Ekskresi
Sistem Saraf Rhynchocephalia Ciri-ciri Sphendon
Sistem Indera Contoh Spesies punctatus
Klasifikasi Squamata Ciri-ciri Sphendon
Contoh Spesies diversum
Peran
Menguntungkan Sphendon
guntheri
& Merugikan
Ular
Lacertilia
Kadal Cacing
A. Reptil
Reptil merupakan hewan vertebrata berdarah dingin (Poikilothermic) yang dapat
menyesuaikan suhu tubuh dengan lingkungan sekitarnya. Reptil tidak dapat mengatur
suhu internal layaknya hewan mamalia yang berdarah panas (Homoiothermic) sehingga
mereka bergantung pada lingkungan sekitar untuk dapat mengatur suhu tubuh mereka.
Reptil termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya tetrapoda, akan tetapi pada
beberapa diantaranya tungkainya mengalami reduksi atau hilang sama sekali seperti
pada serpentes dan sebagian lacertilia.
B. Ciri-ciri Reptil
a. Tubuh terdiri atas kepala, leher, badan dan ekor
b. Habitat di darat dan di air
c. Tubuh ditutupi sisik yang tersusun atas zat tanduk
d. Bernapas dengan paru-paru
e. Berdarah dingin (poikiloterm)
f. Berkembang biak dengan bertelurpasang kaki, kecuali pada ular
g. Umumnya alat gerak berupa dua
h. Jantung terdiri dari 4 ruang dengan sekat yang belum sempurna
C. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan makanan pada reptil meliputi saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Urutan saluran pencernaan yaitu:
1) Rongga mulut
2) Esofagus (kerongkongan)
3) Ventrikulus (lambung)
4) Intestinum
D. Sistem Peredaran Darah
• Peredaran kecil atau pendek: peredaran yang mengangkut darah mulai dari
jantung, masuk kedalam paru-paru, lalu masuk lagi ke jantung.
• Peredaran besar atau panjang: dimulai pada saat darah yang kaya O2 yang
berasal dari bilik kiri jantung dialirkan keseluruh tubuh melalui pembuluh darah.
• Peredaran darah alur ganda (Buaya): Pembuluh vena (darah miskin O2) → sinus
venosus → atrium kanan → ventrikel kanan buaya → paru-paru (menikat O2) →
atrium kiri → aorta buaya → seluruh tubuh (melepas O2).
Terdapat 3 pola peredaran darah pada reptil:
1) Model Crocodillan
2) Model Squamata
3) Model Varanid
E. Sistem Reproduksi
Organ reproduksi pada reptil yaitu testis (jantan) dan ovarium (betina). Sistem
reproduksi pada reptile yaitu pembuahan di dalam tubuh (fertilisasi internal), peleburan
sel sperma dan sel telur terjadi di dalam tubuh betina reptil. Fertilisasi diawali dengan
peristiwa kopulasi, yaitu masukknya alat kelamin jantan ke alat kelamin betina reptil.
Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu
epididimis. Selanjutnya dari epididimis, sperma bergerak menuju vas deferens dan
berakhir pada hemipenis. Perkembangbiakan reptil sebagian besar dilakukan secara
ovipar (bertelur). Ada juga sebagian reptil yang berkembangbiak dengan ovovivipar
(bertelur dan beranak). Contoh reptil yang berkembangbiak dengan ovovivipar adalah
ular dan kadal.
F. Sistem Pernapasan
Pada reptil umumnya udara luar masuk melalui lubang hidung, trakea, bronkus dan
akhirnya ke paru-paru. Sistem pernafasan pada reptil lebih maju dari amphibi. Paru-
paru reptil berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru reptil
hanya terdiri dari beberapa lipatan dinding yang berfungsi memperbesar permukaan
pertukaran gas. Paru-paru kadal, kura-kura dan buaya lebih kompleks, dengan belahan-
belahan yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon. Reptil bernapas
menggunakan paru-paru. Gas O2 dalam udara masuk melalui lubang hidung – rongga
mulut – anak tekak – trakea yang panjang – bronkiolus dalam paru-paru. Dari paru-
paru O2 diangkut darah menuju seluruh jaringan tubuh. Dari jaringan tubuh gas CO2
diangkut darah menuju jantung untuk dikeluarkan melalui paru-paru – bronkiolus –
trakea yang panjang – anak tekak – rongga mulut – lubang hidung. Pada reptil yang
hidup di air, lubang hidung dapat ditutup ketika menyelam.
G. Sistem Ekskresi
Sistem eksresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru, kulit dan kloaka. Kloaka
merupakan satu satunya lubang untuk mengeluarkan zat zat hasil metabolism. Reptil
yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan
dalam bentuk bahan setengah padat berwarna putih.
H. Sistem Saraf
Reptil memiliki otak dengan 2 lobus olfaktoriosus yang Panjang, hemisfer serebral,
2 lobus optikus, serebelum, medulla oblongata yang melanjut ke korda saraf. Dibawah
hemisfer serebral terdapat tractus optikus dan saraf optikus, infundibulum dan hipofisis.
Terdapat pula 12 pasang saraf yang terdiri dari:
• Tiga pasang saraf sensorik
• Lima pasang saraf motoric
• Empat pasang saraf gabungan sensorik dan motoric
I. Sistem Indera
Reptil memiliki alat indera dengan kepekaan yang berbeda beda, bergantung pada
spesiesnya. Beberapa reptil juga memiliki indera khas yang tidak dimiliki oleh reptil
lainnya. Secara umum indera yang dimiliki reptil yaitu indera penglihatan,
pendengaran, dan komoreseptor khusus. Secara umum, reptil memiliki struktur mata
yang sama dengan vertebrata lainnya. Ada yang memiliki kelopak mata, ada pula yang
tidak. Akomodasi pada semua reptil kecuali ular diatur oleh lensa yang dikelilingi
dengan cincin otot sehingga lensa dapat memipih dan membesar. Sensor yang
ditangkap adalah bayangan dan sensitif terhadap cahaya dan panas. Sebagian besar ular
juga memiliki mata median yang berada diatas kepalanya. Mata median ini diduga juga
berguna untuk menakar kadar radiasi sinar matahari yang memapar tubuh ular. Selain
itu, kedua mata lateralnyadapat bergerak ke arah yang berbeda. Buaya memiliki
gendang telinga yang berada didalam lubang telinga, tepatnya berada di ujung saluran
telinga.
J. Klasifikasi
1. Rhynchocephalia
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Reptil
Ordo : Rhynchocephalia
Famili : Sphenodontidae
Genus : Sphenodon
Spesies : Sphendon punctatus
Sphendon guntheri
Sphendon diversum
a. Ciri-ciri Rhynchocephalia
• Memiliki duri yang berderet di sepanjang tulang belakang dan memiliki
mata ketiga yang berfungsi untuk mengenali suatu perbedaan antara gelap
dan terang.
• Lubang pelepasan berupa celah yang transversal
• Reproduksi secara ovipar dengan fertilisasi internal
• Semua anggotanya bersifat karnivora
• Habitat hidupnya di air atau di daratan
• Anggota ordo Rhynchocephalia memiliki satu familia yaitu Sphenodontidae
• Hanya satu genus yaitu Sphenodon
• Genus ini terdiri dari dua spesies yaitu Sphenodon punctatus dan Sphenodon
guntheri (Tuatara).
b. Contoh Spesies
Terdapat 2 jenis tuatara yang masih hidup, yakni:
• Tuatara Pulau Brother (Sphenodon guntheri) menyebar terbatas di pulau-
pulau kecil di Selat Cook antara Pulau Utara dan Pulau Selatan.
• Tuatara Selat Cook (Sphenodon punctatus) menyebar.
2. Squamata
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Reptil
Ordo : Squamata
Famili : Agamidae
Genus : Gonocephalus
a. Ciri-ciri Squamata
• Salah satu jenis hewan reptil yang pada umumnya memiliki kulit bersisik.
• Ordo Squamata yaitu ordo terbesar dari kelas reptil karena sebagian dari
hewan reptil termasuk kedalam ordo squamata.
• Ordo ini memiliki tubuh yang ditutupi sisik epidermis bertanduk yang
secara periodic mengelupas sebagian atau keseluruhan.
• Osteodem biasanya tidak ada tapi pada beberapa jenis Squamata terdapat
pada kepala dan temat lain.
• Kepala pada dasarnya tipe diapsid. Arcade bawah tidak sempurna atau tidak
ada
• Reproduksi ovovivipar (ovipar dengan fertilisasi internal)
• Kadang-kadang dibawahnya disokong oleh lamina dermalis yang menulang
• Lubang pelepasan selalu berupa celah yang transversal
• Tidak memiliki tulang kuadrat jugal (penghubung tulang kuadrat dan jugal)
sehingga memungkinkan terjadinya gerakan kinetis (pergerakan tengkorak
akibat posisi tulang kuadrat).
b. Contoh Spesies
• Serpentes (Ular)
o Bentuk tubuh memanjang, tubuh ditutupi sisik (squama)
o Mata ditutupi sisik yang disebut spectacle/brill yang transparan
o Tidak memiliki kelopak mata
o Tidak memiliki daun telinga dan lubang telinga
o Mengalami molting (pengelupasan sisik secara periodik)
o Seluruh organ tubuh termodifikasi memanjang
o Memiliki organ perasa sentuhan (tactile organ)
Ular memiliki 4 tipe gigi, yaitu aglypha, proteroglypha, solenoglypha,
ophistoglypha. Ular juga memiliki 4 tipe toksin, yaitu haemotoxin,
cardiotoxin dan neurotoxin.
• Sauria (Lacertilia)
Umumnya adalah hewan pentadactylus dan bercakar, dengan sisik yang
bervariasi. Sisik-sisik ini dapat mengelupas. Pengelupasannya berlangsung
sebagian, artinya tidak semua sisik mengelupas pada saat yang bersamaan.
Lacertilia memiliki kelopak mata dan lubang telinga. Selain itu pada
beberapa anggota subordo Lacertilia ada yang dapat melepaskan ekornya,
contohnya pada Mabouya sp. Lidah pada Lacertilia panjang dan adapula
yang bercabang. Pada beberapa spesies lidah ini dapat ditembakkan untuk
menangkap mangsa seperti Chameleon sp.
• Amphisbaenia (Kadal Cacing)
Memiliki tubuh panjang, terdapat beberapa anggota tubuh belum
sempurna, terdiri dari beberapa ruas, tersebar luas di Amerika Utara,
bergerak menggunakan akodeon, hewan karnivora, bertelur, susunan gigi
sangat kuat.
K. Peranan Menguntungkan dan Merugikan
1. Peranan Menguntungkan
• Sebagai predator alami, contohnya ular memakan tikus, bengkarung memakan
serangga.
• Sebagai bahan pangan contohnya daging ular, daging kura-kura, dan telur
penyu.
• Minyak atau racun ular dimanfaatkan manusia sebagai bahan obat obatan.
2. Peranan Merugikan
Ular memangsa hewan ternak dan ular memiliki bisa yang dapat membunuh
manusia