The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Kelompok 7
Mamalia bagian 1
Kelas C
Zoologi Vertebrata

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by nisarhyn, 2021-12-20 02:25:43

Kelompok 7 Mamalia bagian 1

Kelompok 7
Mamalia bagian 1
Kelas C
Zoologi Vertebrata

Mamalia

Insectivora - Dermoptera - Chiroptera - Primata -
Pholidota - Logomorpha - Rodentia

Zoologi Vertebrata
Kelas C
Kelompok 7

M. HAEKAL T. AL GIFARY
UGI HERMAWATI
AGNATUL MARDHIAH
NISA ROHAYANI
FUZA CAHYANI

Sistem Organ Sistem
Mamalia Pencernaan
Insectivora
Sistem Ekskresi
Dermoptera
Chiroptera Sistem
Pernapasan
Primata
Pholidota Sistem Saraf
Lagomorpha
Rodentia Sistem Otak

Mamalia

I. Sistem Organ Mamalia

Mamalia kecil memiliki tingkat organisme yang lebih tinggi dan rentang hidup yang
lebih pendek dibandingkan dengan mamalia besar.

A. Sistem Pencernaan

Terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri
atas cavum oris, pharynx, oesophagus, ventruculvus, intestinum dan anus 1.

1. Cavum oris

Bagian-bagian dari cavum oris adalah sebagai berikut :

a. Atap, terdiri atas: Palatum durum/ langit-langit keras, terdapat disebelah mata
dan Palatum molle/ langit-langit lunak, terdapat di sebelah belakang tepi
belakangnya disebut velum palatini.

b. Dasar Dasar ruang mulut dibatasi oleh lingua, sedangkan dinding lateral dari
ruang mulut dibatasi oleh otot pengunyah. Di dalam cavum oris terdapat gigi
dan lidah. Tiap-tiap gigi mempunyai 3 bagian:
1) Radix : akar yang berada dalam alveolus)
2) Corona : mahkota, pucuk gigi yang nampak dari luar/mahkota.
3) Collum : bagian leher, diantara radix dan corona/leher.

c. Macam-macam gigi mamalia dibagi atas :
1) Dens incsivus (gigi seri) berbentuk seperti pahat berguna untuk memotong
atau mengerat. Pada hewan pengerat hanya dataran muka yang dilapisi
email yang keras, dan gigi itu tumbuh terus.
2) Dens caninus (gigi taring) : runcing berguna untuk menyobek. Pada hewan
carnivora tumbuh dan berkembang dengan baik.
3) Premolare (geraham muka): coronanya mempunyai crista dari email yang
melintang dan tajam, berguna untuk mengunyah.
4) Molare (geraham belakang) : terdapat di sebelah posterior dari premolare.
Coronanya juga bercrista dan berfungsi untuk mengunyah. Rumus gigi
disimbolkan sebagai berikut : I. C. P. M. untuk setengah rahang

2. Pharynx, Pharynx terbagi atas 3 bagian :
a. Cavum naso pharyngeum, yang berbatasan dengan cavum nasi
b. Cavum oro- pharyngeum, yang berbatasan dengan cavum oris

c. Cavum pharyngeum, yang berbatasan dengan larynx Cavum nasopharyngeum
dan cavum oro pharyngeum dipisahkan oleh palatum molle. Pada cavum naso
pharyngeum terdapatlah ostium pharyngeum tubae auditvae eusctahii, Lubang-
lubang yang berhubungan dengan faring: 1) Dua lubang dari cavum nasi, 2) Dua
lubang dari tuba eustachii, 3) Satu lubang dari cavum oris 4) Satu lubang
menuju oesophagus 5)Satu lubang menuju larynx

3. Oesophagus

Merupakan saluran yang berjalan sepanjang leher menuju ke cavum thoracis
menembus diafragma melalui hiastus oesophagus terus ke cavum abdominalis.
Oesophagus bermuara ke dalam ventriculus di bagian medio-rostral

4. Ventruculvus

Adalah kelanjutan oesophagus yang melebar dan membentuk kantung, dengan
bagian-bagian:

a. Curvatura major : di kiri caudal dari ventriculus
b. Curvatura monor : di kanan, rostral dari ventriculus
c. Cardia : bagian permulaan dari ventriculus dimana oesophagus bermuara
d. Fundus : bagian caudal dari ventriculus yang berupa kantung. Makanan yang

masuk ke ventriculus berjalan sepanjang curvaturamajor dan difundus makanan
digiling, kemudian ditambah pepsin dan HCl yang dihasilkan fundus.
e. Pylorus : bagian terakhir dari ventriculus yang mengecil, terletak disebelah
kanan dari ventriculus dan melanjutkan diri ke duodenum. Pylorus merupakan
bagian/daerah yang dindingnya mengandung otot-otot yang tersusun melingkar
dan tebal,membatasi daerah halus (Kastawi, 1992)
5. Intestinum tenus

Intestinum tenus terdiri dari :

a. Duodenum, merupakan cranial dari usus halus, padanya bermuarakelenjar-
kelenjar pencernaan, seperti hati, hepar,dan pankreas yang berwarna merah
muda.

b. Jejenum dan ileum, berbelit-belit dan merupakan kelanjutan dari duodenum
(Kastawi, 1992).

6. Intestinum Crassuma

Berikut merupakan bagian-bagian intestinum crassuma :

a. Caesum. Pada herbivora umumnya caecum ini membesar karena diperlukan
untuk pencernaan cellulosa oleh bakteri

b. Colon, Disebelah dari ventriculus, berjalan caudo diagonal diatas caecumc.
c. Rectum Hijau abu-abu, merupakan bagian yang terakhir dari sistem pencernaan

yang bermuara pada : anus, lubang pelepasan. Kelenjar pencernaan, terdiri dari
: 1)Glandulae salivarae ( kelenjar ludah)2) Glandulae mucosae :Terdapat pada
dinding sebelah dalam dari ventriculus dan intestinum(terutama intestinum
tenue3) Hepar (hati).
B. Sistem Ekskresi

Sistem ekskresi mamalia hampir sama dengan manusia, tetapi sedikit berbeda di
sebabkan oleh lingkungan tempat tinggalnya. Zat ekskresi yang dikeluarkan merupakan
zat-zat hasil metabolisme yangtidak digunakan/diperlukan oleh tubuh, seperti CO2,
H2O, NH3, zat empedu. Sistem ekskresi berfungsi untuk menjaga kesetimbangan
(homeostatis) tubuh secara osmoregulasi. Sistem eksresi membantumemelihara
homeostatis dengan tiga cara, yaitu melakukan osmoregulasi, mengeluarkan sisa
metabolisme, dan mengatur konsentrasi sebagian besarpenyusun cairan tubuh.

C. Sistem Pernapasan

Sistem ini terdiri dari cor, pulmo, bronchus, trachea, larynx, glandula sublingualis,
glandula submandibularis, glandula parotis. Alur-alur hidung mengandung tulang-
tulang turbinal yang berkelok- kelok yang memperluas permukaan olfaktori. Laring
beratap sebuah epiglottis yang mengandung pita-pita suara. Dua paru-paru masing-
masing dalam ruang pleura yang terpisah. Fase aktif dalam pernapasan adalah inspirasi
yang diikuti oleh depresi (perataan) dari diafragma dan elevasi dari tulang-tulang iga
(dengan gerakan melengkung keluar).

D. Sistem Saraf

Sistem ini terdiri dari lobus ultaklorius, gines, fisura lomentudinalis, sulkus, kolpura
kaudal gemina, serebrum, lobus sentraus, flokulus, lobus lateralis. Sistem saraf pada
mamalia, secara general memiliki tingkat perkembangan yang lebih tinggi dari kelas
lain. Serebrum berukuran lebih besar jika dibandingkan keseluruhan bagian otak.
Serebellum juga berukuran lebih besar dan berlobus lateral 2 buah. Lobus optikus ada

4 buah, setiap bagian lateralnya dibagi oleh alur transversal menjadi lobus anterior dan
posterior. Otak (encephalon) terdiri dari beberapa bagian yang hampir sama dengan
vertebrata yang lain, seperti prosencephalon, lobus opticus, cerebellum dan medulla
oblongata.

E. Sistem Otot

Mamalia memiliki musculus segmen pada vertebra dan costae lebih sedikit dan
sehubungan dengan aktivitas yang lebih banyak pada kepala, leher, dan extremitas
berkembang biak. Anggota tubuh terproyeksi kearah ventral tidak seperti amphibia dan
reptilia (ke arah lateral). Diantara musculus yang penting bila kulit dibuka antara lain
ialah:

a. Musculus massetter, kanan kiri yang melekat pada rahang atas dan rahang bawah;
musculi ini kuat berguna untuk mengunyah.

b. Musculus sterno cephalica, kanan kiri leher memanjang, menggandeng kepala dan
sternum.

c. Musculus pectoralis, berbentuk lebar melekat pada sternum dan humerus terdiri atas
dua bagian.

II. Insectivora

Ordo Insectivora adalah golongan mamalia yang menjadikan serangga sebagai
makanan utamanya. Hewan ini juga dapat memakan cacing atau biji-bijian. Ordo
Insektivora termasuk ke dalam kelompok mamalia kecil tidak terbang (non-volant) yang
memikili ciri sebagai berikut :

a. Bentuk gigi biasanya tidak terdeferensiasi, dengan ujung atas yang bulat atau runcing
b. Memiliki moncong yang lebih runcing dari tikus
c. Memiliki 5 jari pada kaki dengan cakar yang tajam
d. Memiliki mata yang tertutup
e. Telapak kaki bagian depan lebih besar

Contoh spesies dalam ordo insectivora antara lain Scalopus sp, Echinosorex
albusdanSuncus murinus.

1) Scalopus sp (Tahi Lalat Timur)

Gambar 2.1 Scalopus sp

Sumber : https://en-m-wikipedia-org.translate.goog/wiki/File:ScalopusAquaticus.jpg?

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Class : Mamalia

Ordo : Insectivora

Famili : Talpidae

Genus : Scalopus

Spesies : Scalopus aquaticus

Scalopus aquaticus berukuran menengah, secara keseluruhan berwarna abu-abu, kaki
depannya yang besar, tidak berbulu dan berbentuk sekop yang disesuaikan dengan
fungsinya untuk menggali. Habitat spesies ini lebib menyukai tanah lempung yang
ditemukan di hutan tipis, ladang, padang rumput dan membangun liang dalam dan
dangkal yang dicirikan oleh sisa tanah yang dibuang dan dikumpulkan menjadi
gundukan tanah.

2) Echinosorex albus (Landak Berbulu)

Gambar 2.2. Echinosorex albus

Sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:Echinosorex_gymnura_Harvard.jpg

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Class : Mamalia

Ordo : Insectivora

Famili : Erinaceidae

Genus : Echinosorex

Spesies : Echinosorex albus

Landak berbulu mengeluarkan bau yang tajam dan khas dengan kandungan amonia
yang tinggi. Spesies ini ditemukan di Kalimantan, dengan ciri pada badan bagian depan
, kepala dan separuh depan badannya tampak berwarna putih. Habitat landak bulu
mendiami di sebagian hutan di Myanmar, Thailand semenanjung, Malaysia
Semenanjung, Kalimantan dan Sumatra.

3) Suncus muricus (celurut/cucurut rumah)

Gambar 2.3. Suncus muricus

Sumber. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:Suncu_murin_071204-2135_tdp.jpg

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Class : Mamalia

Ordo : Insectivora

Famili : Soricidae

Genus : Suncus

Spesies : Suncus murinus

Scalopus aquaticus atau curut memiliki ciri/morfologi hidung yang panjang, memiliki
gigi yang kecil dan tajam, memiliki rambut berwarna abu-abu hingga kecoklatan
dengan tekstur menyerupai beludru, memiliki ekor pendek dan cenderung tebal,
memiliki mata yang berukuran kecil. Habitat curut umumnya ditemukan di lingkungan
hutan, namun sering sekalai ditemukan di area permukiman penduduk.

III. Dermoptera

Dermoptera berasal dari Bahasa yunani “derma” yang memiliki arti kulit dan “Pteron”
yang memiliki arti sayap. Dermoptera merupakan salah satu ordo mamalia pemanjat
dibawah ordo Primata. Memili ciri khusus selaput terbang (Patagium) di sela antara kaki
depan dan belakang. Memiliki lima jari dengan cakar, berdarah panas, menyusui serta
berbulu.

Gambar 2.4. Kubung
Sumber. Google

Kubung (Galeopterusvariegatus)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Mamalia
Ordo : Dermoptera
Family : Cynocephalidae
Genus : Galeopterus
Spesies : G. variegatus

Karakteristik :

Kaki depan dan belakangnya terdapat cakar yang tajam. Cakar ini berguna untuk
memegang dan mencengkeram dahan pohon. Mereka mempunyai gigi yang sangat kecil,
gigi seri yang mirip seperti sisir berguna untuk menyuapi anaknya dan grooming untuk
menjaga kebersihan tubuhnya. Dermoptera mempunyai taring yang tajam dan geraham
yang lebar. Hewan nocturnal ini mengkonsumsi buah-buahan, daun muda dan juga bunga.

Sistem Gerak

Pada saat di atas pohon, dermoptera selalu melompat dan membuka Selaput terbangnya
untuk berpindah dari satu pohon kepohon lain. Anggota badan terentang ketika hewan
melompat dari ketinggian di pepohonan. Ia memiliki cakar untuk memudahkan memanjat
dan juga mendarat. Dermoptera dapat meluncur hingga jarak 70 meter.

Sistem Pencernaan

Sistem pencernaannya dimulai dari Mulut – Kerongkongan – Ventriculus – Duodenum –
Ileum – Rectum – Anus. Terdapat kantung empedu serta saluran empedu dan saluran getah
pankreas yang bermuara dalam duodenum

Habitat

Habitat kubung sunda ini adalah hutan hujan tropis daerah dataran rendah hingga
ketinggian 1.000 meter di ataspermukaan laut (m dpl). Namun, ia juga dapat beradaptasi di
berbagai habitat seperti hutan bakau, hutan sekunder, dan perkebunan. Di Indonesia,
kubung sunda tersebar di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan

Morfologi

a. Kubung ini memiliki kulit tipis (Patagium) yang digunakan untuk terbang
b. Warna tubuhnya keabu-abuan hingga kemerah-merahan
c. Panjang tubuhnya 34-38 cm
d. Ekornya memiliki panjang kurang lebih 25 cm
e. Berat badannya 0,9 – 1,3 Kg
IV. Chiroptera

Gambar 2.5 Kelelawar

Sumber.https://handokosetyawan212.files.wordpress.com/2014/03/kelelawar-yang
kesepian.jpg

Chiroptera adalah ordo mamalia bersayap yang berada dibawah super-ordo Scrotifera,
memiliki ciri antara lain menyusui, memiliki sayap dengan selaput terbang (patagium),
memiliki organ ekolokasi, pola hidup nokturnal dan memiliki perilaku tidur secara terbalik.

Kelelawar (Chiroptera) merupakan salah satu kelas Mamalia yang memiliki sayap di kedua sisi
kanan dan kiri tubuhnya memiliki kemampuan terbang sempurna bahkan dapat melakukan
hovering atau dapat terbang ditempat dan terbang mundur (Suripto et al. 2001).

Klasifikasi Chiroptera

Tingkatan taksonomi dari Ordo Chiroptera :

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Mammalia

Ordo : Chiroptera

Subordo : 1. Microchiroptera

2. Megachiroptera

Kelelawar tergolong dalam ordo Chiroptera dengan dua sub ordo yang dibedakan atas jenis
makanannya yaitu kelelawar pemakan buah dan pemakan serangga.\ Ordo kelelawar dibagi
berdasarkan anatomi menjadi dua divisi utama atau subordo yakni ordo Megachiroptera atau

kelelawar buah yang hanya ditemukan di daerah tropis dan ordo Microchiroptera atau
kelelawar pemakan serangga yang tersebar di seluruh dunia.

Gambar 2.6 Kelelawar
Sumber https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kelelawar-buah13.jpg
1. Kelelawar Megachiroptera

Kelelawar Megachiroptera atau kelelawar pemakan buah termasuk spesies kelelawar
terbesar, flying foxes, yang beratnya bisa mencapai 2 atau 3 lbs (0,9 sampai 1,4 kg).
Makanan mereka hampir seluruhnya terbatas pada buah, nektar, dan serbuk sari.

Gambar 2.7 Kelelawar Megachiroptera
Sumber. https://s.kaskus.id/images/2020/04/08/10492801_20200408111234.jpg
2. Kelelawar Microchiroptera
Kelelawar Microchiroptera atau kelelawar pemakan serangga termasuk jenis kelelawar
terkecil. Terlepas dari namanya, beberapa dari kelelawar ini hidup seluruhnya atau sebagian
besar dari buah. Sejumlah besar memakan serangga dan dalam beberapa kasus, hewan yang
lebih besar. Anggota dari beberapa spesies kelelawar ini menangkap ikan saat mereka
meluncur di atas air, dan kelelawar vampir Amerika Selatan memakan darah secara
eksklusif
Sistem Gerak

Kelelawar adalah satu-satunya mamalia yang mampu terbang, yaitu terbang yang didukung
oleh gerakan otot yang berbeda dengan meluncur. Sayap adalah selaput ganda kulit yang
direntangkan di antara tulang empat jari yang sangat panjang dan memanjang di sepanjang
tubuh dari kaki depan ketungkai belakang dan dari sana ke ekor. Hampir semua kelelawar aktif
di malam hari dan banyak yang hidup di gua. Meskipun mereka melihat dengan baik, mereka
lebih mengandalkan pendengaran, menggunakan ekolokasi (sonar) untuk menghindari
tabrakan dan untuk menangkap serangga yang sedang terbang.

Gambar 2.7 Sistem Gerak
Sumber. Google

Kelelawar mengeluarkan suara bernada tinggi (hingga 100.000 hertz) yang bergema dari
objek yang ditemuinya. Gema memberikan informasi kepada kelelawar tentang ukuran,
bentuk, dan jarak benda. Kelelawar yang buta dengan mudah menemukan jalan mereka
melalui rintangan yang rumit, tetapi ketulian bias membuat mereka tidak berdaya. Berikut
beberapa ciri-ciri kelelawar pada umumnya, yaitu:
a. Memiliki kemampuan ekolokasi, sehingga mampu memperkirakan jarak mangsa.
b. Merupakan hewan nocturnal atau hewan yang aktif di malam hari.
c. Termasuk dalam hewan frutivora (pemakan buah).
d. Memiliki kemampuan tidur bergantung.
e. Memiliki selaput putih pada sayapnya.
f. Memiliki cakar pada bagian sayapnya.
g. Memiliki Sonar atau gelombang ultrasonik,
h. Hibernasi pada musim dingin.
i. Terbiasa tinggal ditempat yang gelap dan lembap.
j. Memiliki Indra penciumam yang sangat tajam.

Sistem Pencernaan

Saluran pencernaan kelelawar pemakan buah dan pemakan serangga terdiri dari, esofagus,
lambung, usus halus, dan usus besar. Secara makroanatomi, kelelawar pemakan buah dan
pemakan serangga memiliki perbedaan ukuran, dimana organ pencernaan kelelawar
pemakan buah lebih besar dibandingkan dengan kelelawar pemakan serangga. Secara
mikroanatomi, kelelawar pemakan buah dan pemakan serangga memiliki struktur histologi
yang relative sama, yang membedakan hanya pada ukuran selnya saja.

Sistem Reproduksi

Kelelawar adalah salah satu mamalia sehingga ia berkembang biak dengan seperti mamalia
lainnya yaitu dengan cara melahirkan anaknya (vivipar). Laki-laki dan perempuan biasanya
tinggal terpisah kecuali mereka sudah siap untuk kawin. Setelah betina hamil, seratus atau
lebih dari mereka mungkin membentuk koloni bersalin yang merupakan daerah sub dari
koloni yang lebih besar. Musim kawin untuk kelelawar adalah saat musim semi ketika suhu
menjadi lebih hangat. Ini juga tampaknya menjadi waktu tahunan untuk mereka dapat
menemukan persediaan makanan. Meskipun mereka biasanya hanya memiliki satu musim
kawin, ada kemungkinan juga untuk kelelawar betina beranak satu, dua, atau bahkan tiga
kali. Namun, hanya satu yang akan lahir pada suatu waktu.

V. Primata

Primata merupakan salah satu ordo pada kelas mamalia yang memiliki banyak arti penting
bagi kehidupan di alam (Supriatna dan Wahyono, 2000). Primata berperan penting dalam
penyebaran dan pemencaran biji, selain itu primata juga sering digunakan sebagai hewan
model dalam kegiatan riset biomedik. Keberadaan dan manfaat primata ini tidak banyak
diketahui oleh masyarakat karena primata dianggap sebagai hama yang merusak
perkebunan dan ladang masyarakat. Sehingga sering terjadi konflik antara manusia dan
primata (Siburian, 2018).

Terdapat 62 spesies primata di Indonesia yaitu enam spesies dari famili Lorisidae, 13
spesies dari famili Tarsiidae, 31 spesies dari famili Cercpithecidae, sembilan spesies dari
famili Hylobatidae dan tiga spesies dari famili Hominidae (Maryanto dkk, 2019). Salah

satu spesies terbanyak di Indonesia adalah dari famili Cercopithecidae yang terbagi atas
dua sub-famili yaitu Cercopithecinae dan Colobinae. Pada sub-famili Cercopithecinae
hanya genus Macaca yang tersebar di Asia sedangkan genus-genus lain banyak dijumpai
di Afrika. Sub-famili Colobinae banyak di jumpai di Asia.

Gambar 2.8 Contoh Spesies Ordo Primata

Sumber. google

Primata merupakan salah satu satwa penghuni hutan yang memiliki penting dalam
kehidupan alam. Keberadaan primata tidak hanya penghias alam saja, namun penting dalam
regenerasi hutan tropis. Sebagian besar hewan primata ini memakan buah-buahan dan biji-
bijian sehingga mereka dikatakan penting dalam penyebaran biji-bijian. Dari sekitar 195
jenis primata yang ada, 40 jenis yang ditemukan di Indonesia, dan 24 jenis diantaranya
merupakan satwa endemik yang hidup di Indonesia.

Menurut J.R. Napier dan P.H. Napier (1967), klasifikasi ilmiah primata adalah:

Kingdom : Animalia

Phyllum : Chordata

Sub Phyllum : Vertebrata

Class : Mamalia

Ordo : Primata

Gambar 2.9 Klasifikasi ordo primate

Sumber. Google

Berdasarkan catatan fosil, ordo Primata sudah muncul sejak 74.000.000-63.000.000
tahun yang lalu di masa transisi Kapur-Paleogen, berevolusi dari Purgatorius unio,
nenek moyang semua (universal ancestor) dari primata. Spesies primata pertama dan
tertua adalah Altiatlasius koulchii yang muncul di Maroko, Afrika pada 56.000.000
tahun lalu di masa Paleosen akhir. Sementara subordo Strepsirrhini berpisah dengan
subordo Haplorhini pada 63.000.000-56.000.000 tahun yang lalu. Suku Hominidae
muncul pada 15.000.000-20.000.000 tahun yang lalu, marga Hominiuna muncul pada
7.500.000-6.500.000 tahun yang lalu dan genus Homo muncul sejak 35.000 tahun yang
lalu. Pertama kali dideskripsikan secara ilmiah oleh Carl Linnaeus pada tahun 1758,
dalam buku Systema Naturae edisi kesepuluh.

Gambar 2.9 Bagan Evolusi Ordo Primata

Sumber. (Jonathan Kenneth Burns, 2004)

Ordo Primata terdiri dari dua subordo, empat infraordo, dua pavordo, 17 suku dengan
448 spesies. Spesies primata terkecil adalah Lemur Tikus Madame Berthe (Microcebus
berthae) yang memiliki ukuran sekitar 9, 2 centimeter (3, 6 inchi) dan berbobot 30 gram
(1, 1 ons), sementara yang terbesar adalah Gorilla Punggung Perak (Gorilla beringei)
memiliki ukuran tubuh sekitar 170-195 centimeter (5, 6-6, 4 kaki) dengan bobot
mencapai 267 kilogram (589 pon). Sementara spesies primata terbesar sepanjang masa
adalah Gigantopithecus blacki yang hidup pada 9.000.000 tahun yang lalu, memiliki
ukuran mencapai 300 centimeter (9, 8 kaki) dengan bobot sekitar 540–600 kilogram
(1190–1320 pon). Spesies primata dengan populasi terbanyak di dunia adalah Manusia
(Homo sapiens) yang memiliki populasi mencapai 7.600.000.000 jiwa. Merupakan
ordo mamalia paling adaptif di dunia.

Ciri khas dan kelebihan ordo primata

Ciri khas dan kelebihan ordo Primata adalah rasio volume otak dan volume tubuh yang
memiliki ukuran signifikan, yaitu manusia dengan rasio otak-badan mencapai 1201-
1350 centimeter kubik, 469 centimeter kubik pada Gorilla, 400 centimeter kubik

Pada Simpanse dan 397 centimeter kubik pada Orangutan. Tentu hal ini sangat
mempengaruhi sosial, cara berburu hingga cara bertahan dari pemangsa bagi ordo
Primata, sehingga memiliki peluang bertahan hidup lebih besar pada perubahan zaman
dan menjadi lebih adaptif dengan membuat peralatan penunjang kehidupan. Merupakan
hewan pemakan segala (omnivora) yang memiliki musim kawin setiap saat dengan
masa mengandung dan melahirkan rata-rata mencapai 9 bulan 10 hari. Memiliki angka
harapan hidup mencapai 80 tahun.

Gambar 2.10 Perbandingan Tengkorak dalam Ordo Primata

Sumber. (Museum of Comparative Zoology, Harvard University)

Ordo Primata tersebar di seluruh dunia, dari ketinggian nol hingga 5000 meter diatas
permukaan laut dan menguasai seluruh bioma, bahkan menciptakan bioma baru yaitu
perkotaan/urban. Berdasarkan data IUCN, 132 spesies primata berada dalam status
Resiko Rendah (Least Concern), 125 spesies primata dalam status Genting
(Endangered), 79 spesies primata berada dalam status Rentan (Vulnerable), 65 spesies
primata berada dalam status Kritis (Critically Endangered), 25 spesies primata berada
dalam status Terancam Punah (Near Threatened) dan 22 spesies primata belum
mendapatkan status konservasi kerana Kekurangan Data (Data Deficient). Penurunan
populasi ordo Primata karena perburuan, perambahan hutan dan perubahan iklim.

Manusia menjadi anggota ordo primata satu-satunya yang menguasai puncak rantai
makanan biosfer dan melakukan perubahan signifikan terhadap bentang alam. Oleh
karena itu, masa domninasi manusia dalam penanggalan geologi dikenal dengan nama
Anthroposen, setelah masa Holosen, yang berakhir pada 5000 tahun yang lalu pada
masa Kuarter. Sementara primata selain manusia memiliki peran sebagai penyebar biji-
bijian, pengendali populasi serangga hutan dan tanaman konsumsi di hutan. Tentu bila
primata selain manusia ini punah maka tidak ada yang mampu melakukan regenerasi
hutan dan keberlangsungan peradaban manusia terancam.

VI. Pholidota

Pholidota adalah ordo mamalia pemakan serangga yang berada dibawah klad Ferae,
marga Ferungulata dan superordo Scrotifera, yang memiliki ciri utama yaitu tubuhnya

dilapisi oleh sisik bertanduk. Penamaan ilmiahnya diambil dari bahasa Yunani Kuno
yaitu pholidōtos berasal dari kata pholis, pholid- yang berarti "sisik bertanduk".

Gambar 2.11 Contoh Pholidota

Sumber. Google

Berdasarkan catatan fosil, ordo Pholidota muncul sejak 66.000.000 tahun yang lalu,
berevolusi dari Zhangheotherium quinquecuspidens yang muncul pada 150.000.000
tahun yang lalu, berbagi nenek moyang bersama ordo Chiroptera, Artiodactyla,
Carnivora, Perissodactyla, dan Cetacea. Mengembangkan sisik pada 61.000.000 tahun
yang lalu, setelah ordo Carnivora muncul untuk mengisi relung ekologi yang
ditinggalkan oleh dinosaurus. Spesies trenggiling pertama adalah Escavadodon zygus.
Suku Manidae pertama kali muncul pada 55.000.000 tahun yang lalu, yang kemudian
menyebar ke Afrika dan Asia di akhir masa Eosen dan membelah menjadi tiga genus
utama. Pertama kali dideskripsikan oleh Max Carl Wilhelm Weber, ahli biologi Jerman-
Belanda pada tahun 1904, sementara suku Manidae pertama kali dideskripsikan oleh
John Edward Gray, ahli biologi Inggris Raya pada tahun 1821.

Ordo Pholidota memiliki satu subordo, lima suku, 27 genera dengan 44 spesies, namun
kini hanya tersisa satu suku, tiga genus dengan delapan spesies, yaitu suku Manidae
dengan genus Manis, Smutsia dan Phataginus. Spesies Pholidota terkecil adalah
Trenggiling Ekor Panjang (Phataginus tetradactyla) yang memiliki ukuran panjang
tubuh sekitar 30–40 centimeter, dengan panjang ekor sekitar 20-30 centimeter dan
berbobot 2,2,5 kilogram. Spesies terbesar dalam ordo Pholidota adalah Trenggiling
Raksasa (Smutsia gigantea) yang mampu mencapai panjang tubuh hingga 200
centimeter dan berbobot 32 kilogram. Sementara spesies terbesar sepanjang masa
dalam ordo Pholidota adalah Manis paleojavanica yang mampu mencapai panjang
tubuh hingga 300 centimeter, yang hidup sekitar 42.000–47.000 tahun lalu di Paparan
Sunda. Satu-satunya ordo mamalia berzirah yang ada di Asia dan Afrika. Ordo
Pholidota tersebar di kawasan Asia Tenggara, daratan Tiongkok, India, dan kawasan

sub-Sahara Afrika, dapat ditemukan hingga ketinggian 1700 meter diatas permukaan
laut. Berdasarkan data IUCN, empat spesies Trenggiling berada dalam status Rentan
(Vulnerable), empat spesies Trenggiling berada dalam status Kritis (Critically
Endangered) dan dua spesies berada dalam status Genting (Endangered). Dalam
mengawasi perdagangan satwa Trenggiling, CITES menggolongkannya dalam
Appendix I. Di Indonesia berada dibawah perlindungan UU No 5 tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, melalui pasal 21 ayat 2 huruf
a, dan pasal 40 ayat 2 dengan hukuman pidana lima tahun penjara dan denda
100.000.000 rupiah. Dalam tempo satu dekade, populasi Trenggiling menurun hingga
80% akibat perburuan liar untuk diambil sisik dan dianggap sebagai obat tradisional
untuk vitalitas pria. IUCN memperkirakan dalam rentang waktu tahun 2011-2013,
terdapat 116.990-233.980 ekor Trenggiling dibunuh dan diperdagangkan secara illegal.

Klasifikasi dan karakteristik

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Pholidota

Famili : Manidae

Genus : Manis

Spesies : Manis javanica

Karakterisitik

Ordo Pholidota (mamalia bersisik, tak bergigi). Umumnya hewan ordo ini tak bergigi,
tidak terdapat clavicula, tubuh dilindungi sisik dari zat tanduk, bagian tubuh ventral
berambut, makan semut, anai-anai, dan dapat berpegangan dengan ekornya. Salah satu
contoh species dari ordo ini yaitu trenggiling dengan ciri-ciri sbb :

a. Trenggiling biasa ( Manis javanica syn. Paramanis javanica ) adalah wakil dari ordo
Pholidota yang masih ditemukan di Asia Tenggara

b. Hewan ini memakan serangga dan terutama semut dan rayap

c. Trenggiling hidup di hutan hujan tropis dataran rendah. Trenggiling kadang juga
dikenal sebagai anteater.

d. Bentuk tubuhnya memanjang, dengan lidah yang dapat dijulurkan hingga sepertiga
panjang tubuhnya untuk mencari semut di sarangnya

e. Rambutnya termodifikas imenjadi semacam sisik besar yang tersusun membentuk
perisai berlapis sebagai alat perlindungan diri. Jika diganggu, trenggiling akan
menggulungkan badannya seperti bola. Ia dapat pula mengebatkan ekornya,
sehingga "sisik" nya dapat melukai kulit pengganggunya.

Morfologi

Hewan ini juga memiliki morfologi tubuh yang unik. Permukaan tubuh bagian dorsal
terdapat sisik-sisik yang keras dan diantara sisik tersebut terdapat rambut-rambut yang
kasar. Sisik-sisiknya merupakan derivat kulit yang berkembang dari lapisan basal
epidermis. Sisik ini hanya tumbuh pada bagian dorsal tubuhnya dan berwarna coklat
terang, sedangkan pada bagian ventral tubuhnya tidak terdapat sisik dan hanya terdapat
rambut-rambut.

Adapun ketujuh spesies yang masih hidup adalah sebagai berikut :

a. Trenggiling India (Manis crassicaudata), terdapat di India dan Srilangka. Panjang
tubuh dan kepala speses ini 60 cm, panjang ekor 45-50 cm. Sisik berwarna coklat
muda kekuning-kuningan, kulitnya berwarna coklat.

b. Trenggiling Cina (M. Pentadactyla), terdapat di Taiwan dan R.R.Cina Selatan.
Panjang tubuh dan kepalanya 50-60 cm, ekor 30-40 cm. Warna sisik coklat kehitam-
hitaman, sedangkan kulitnya berwarna putih kelabu.

c. Trenggiling Jawa ditemukan di Semenanjung Malaysia, Burma, Indocina
(Vietnam, Laos, Kampuchea) dan pulau-pulau Sumatra, Kalimantan dan Jawa.
Panjang kepala dan tubuh spesies ini 50-60 cm, ekor 50-80 cm. Warna sisik kuning
sawo sampai coklat kehitam-hitaman dan kulit berwarna agak putih. Ketiga spesies
ini berbeda dengan spesies Afrika, antara lain dengan adanya bulu-bulu diantara
sisik.

d. Trenggiling-pohon-bersisik-kecil (M. tricuspis), terdapat di rimba raya tropis,
mulai dari Sierra Leone sampai Afrika tengah. Panjang tubuh sampai kepala 35-45
cm, ekor 40-50 cm. Warna sisik kelabu kecoklat-coklatan sampai coklat tua dan
kulitnya berwarna putih.

e. Trenggiling-berekor-panjang (M. tetradactyla) yang terdapat di daerah-hutan
hujan Afrika lebih panjang dibandingkan dengan trenggiling –pohon-bersisik kecil.
Panjang kepala dan tubuh hewan ini 30-35 cm, ekor 60-70 cm. Sisik berwarna
coklat tua dengan pinggir kekuning-kuningan, sedangkan kulitnya berwarna coklat
tua sampai agak hitam.

f. Trenggiling raksasa (M. gigantea) juga menghuni hutan-hujan tropis. Panjang
tubuh dan kepala hewan ini 75-80 cm, ekor 55-65 cm. Sisik berwarna coklat keabu-
abuan dan kulit berwarna agak putih.

g. Trenggiling Temminck (M. temminck) hidupnya di padang belukar Afrika timur,
mulai dari Enthiopia sampai propinsi Cape.

Pada hewan jantan dan betina terdapat perbedaan, yaitu pada trenggiling jantan
memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan trenggiling betina. Rata-
rata panjang tubuhnya adalah 75-150 cm dengan panjang ekor 45-65% dari panjang
total tubuhnya. Berat tubuh trenggiling sekitar 2 kg. Memiliki ukuran kepala yang kecil
dan mata yang kecil yang dilindungi oleh kelopak mata yang tebal. Kelopak mata ini
berfungsi untuk melundungi mata dari gigitan semut. Trenggiling memiliki daun telinga
berukuran kecil dan bentuknya seperti bulan sabit, juga memiliki lidah yang dapat
menjulur panjang dan dapat dihubungkan oleh oto-otot. Lidah ini bentuknya ramping
dan panjang. Bentuk dari lidahnya akan semakin menipis dan menyempit pada bagian
apex, hal ini membuat lidahtrenggiling menyerupai cacing dan bersifat lengket,
sehingga memudahkan trenggiling untuk mencari makan.

Tubuh trenggiling ditunjang oleh empat kaki yang pendek yang tiap-tiap kaki
dilengkapi lima jari dan kuku cakar yang panjang dan melengkung. Kuku cakar pada
kaki depan biasanya lebih panjang berperan ketika trenggiling menggali lubang semut
atau rayap.

Perilaku hewan ini juga tergolong unik saat mencari makan. Trenggiling merupakan
hewan plantigradi, yaitu hewan yang cara berjalannya dengan suluruh tapak kakinya
diatas tanah, padahal seluruh kakinya dilengkapi oleh kuku-kuku yang panjang, namun
ini tidak menghalangi trenggiling ketika bergerak. Kuku-kukunya akan dilipat ke dalam
dan bertumpu pada bagian luar dari telapak kakinya.

Gambar 2.12 Contoh Trenggiling

Sumber. Google

Keunikan yang dimiliki oleh trenggiling selain hal-hal diatas adalah upaya pertahanan
diri dari predatornya. Trenggiling merupakan satwa yang menjadi mangsa beberapa
jenis karnivora besar di habitat aslinya. Oleh karena itu trenggiling membuat
mekanisme pertahanan diri dengan cara menggulungkan tubuhnya jika terancam.

Menurut tipenya trenggiling memiliki 12-16 ruas tulang punggung, 5-6 ruas tulang
pinggang, 2-4 ruas tulang kelangkang dan 21-47 ruas tulangh ekor. Trenggiling berekor
panjang mempunyai ruas tulang belakang yang paling banyak (46-47) dari semua
binatang menyusui. Juga tonjolan berupa pedang tulang dada pada trenggiling
Malaysia, trenggiling cina. Pada trenggiling pohon bersisik kecil dan trenggiling
berekor panjang tonjolan berbentuk pedang ini bermuara pada dua bagian bertulang
rawan dan yang pada ujungnya tumbuh menjadi satu, kemudian pada kedua sisinya
terdapat tonjolan bertulang rawan yang menjulur ke depan. Bentuk penyesuaian ini ada
kaitan dengan lidahnya yang sangat panjang. Trenggiling tidak mempunyai tulang
selangka. Kaki belakang yang bentuknya seperti tiang dengan sol yang besar berperan
penting dalam gerakan hewan ini. Sering berjalan dengan sikap agak tegak dengan kaki
depan hampir tak menyentuh tanah. Ekor yang diulurkan sedikit ke atas tanah bekerja
sebgai alat keseimbangan. Bila hewan ini mengalami iklim yang buruk bagian depan
tubuh yang diangkat, kaki belakang dan ekor dipakai untuk duduk di atasnya. Semua
trenggiling mampu menggulung seperti bola.

Untuk melakukan gerakan berpindah tempat seperti berjalan dan berlari maka
dibutuhkan sepasang kaki depan dan kaki belakang. Umumnya alat gerak tubuh
dibentuk oleh dua unsur, yaitu alat gerak pasif dan alat gerak aktif. Tulang merupakan
alat gerak pasif yang terbagi menjadi tulang, tulang rawan, ligamentum dan tendo.

Tulang dan tulang rawan membentuk kerangka yang fungsinya untuk memberi bentuk
pada tubuh, melindungi organ-organ tubuh yang lunak, dan tempat melekatnya otot-
otot kerangka. Sedangkan tendo merupakan jaringan yang menghubungkan otot dengan
tulang.
Otot merupakan alat gerak aktif, ketika otot-otot berkontraksi, otot akan menarik tulang
yang menyebabkan terjadinya gerakan. Alat gerak hewan dijalankan oleh tulang-tulang
apendikular, yaitu tulang-tulang anggota gerak tubuh yang terdiri atas tulang
pembentuk kaki depan dan kaki belakang. Kaki depan dan kaki belakang memiliki
perbedaan yaitu kaki belakang memiliki persendian antar tulang dengan tubuh
sedangkan kaki depan dihubungkan oleh otot-otot tubuh. Perbedaan ini dikarenakan
fungsi dari kaki depan sebagai penunjang atau penahan berat tubuh.
Anatomi dan Reproduksi
Trenggiling yang hidup di tanah karena kekuatannya yang luar biasa mampu
membongkar gundukan rayap yang paling keras. Serangga dijilat dengan lidahnya yang
secara teratur dibasahi oleh cairan kelenjar ludah. Lambung bekerja sebagai alat
pengunyah. Karena hewan ini tidak bergigi, semut dan rayap sampai di lambung secara
utuh kemudian dihaluskan disana. Untuk itu, lambung tidak dilapisi selaput lendir
melainkan epitel pipih berlapis zat tanduk. Trenggiling pohon bersisik kecil dapat
memakan serangga sampai 200 gram satu malam. Treenggiling raksasa dapat melahap
lebih banyak lagi. Karena tidak hanya memakan serangga dari gundukan rayap, maka
ia juga memakan berbagai jenis semut dan rayap yang lalu-lalang pada malam hari.

Gambar 2.13 Trenggiling
Sumber. Google

Trenggiling memiliki sepasang puting. Trenggiling berekor panjang dan trenggiling
pohon bersisik kecil hidup sendiri-sendiri. Jantan dan betina hanya bertemu pada
musim kawin. Pada tipe-tipe yang hidup di Asia nampak tinggal berpasangan di
lubang atau goa bawah tanah. Dulu trenggiling dikelompokan sebagai Edentata
bersama kus-kus, pemakan-pemakan semut lain, dan armadilo, tetapi sekarang
dianggap sebagai ordo tersendiri, yakni pholidota. Trenggiling memiliki struktur
anatomi untuk reproduksi yang tidak berbeda dengan mamalia lainnya dan memiliki
kelenjar susu sebanyak dua pasang. Trenggiling diperkirakan berkembangbiak pada
musim gugur atau kemarau dan melahirkan dimusim hujan dan semi. Jumlah anak
yang dilahirkan umumnya satu ekor dan lama kebuntingan rata-rata sekitar empat
bulan. Masa sapih anak trenggiling sekitar tiga bulan dan kematangan seksual dicapai
pada saat anak berumur satu tahun. Induk trenggiling diperkirakan dapat bereproduksi
sepanajang tahun. Tidak banyak informasi yang dapat disampaikan mengenai
reproduksi ini.

VII. Lagomorpha

Kelinci adalah hewan mamalia dari famili Leporidae, yang dapat ditemukan di banyak
bagian bumi. Dulunya, hewan ini adalah hewan liar yang hidup di Afrika hingga ke
daratan Eropa. Pada perkembangannya, tahun 1912, kelinci diklasifikasikan dalam ordo
Lagomorpha. Ordo ini dibedakan menjadi dua famili, yakni Ochtonidae (jenis pika
yang pandai bersiul) dan Leporidae (termasuk didalamnya jenis kelinci dan terwelu).
Asal kata kelinci berasal dari bahasa Belanda, yaitu konijntje yang berarti "anak
kelinci". Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Nusantara mulai mengenali kelinci
saat masa kolonial, padahal di Pulau Sumatera ada satu spesies asli kelinci sumatera
(Nesolagus netscheri) yang baru ditemukan pada tahun 1972 (drh. Wheindrata HS.
Sp.W. 2001)

Sifat

Perbedaan Lagomorpha dengan rodensia sebagai berikut:

a. Mempunyai empat batang gigi acip di rahang atas (berbanding dua kepada
Rodentia);

b. Hampir kesemuanya adalah herbivora (berbeda dengan rodensia yang biasanyanya
memakan omnivora; sedikit pengecualian bagi sekelompok kecil dari famili Lepus

dan Ochotona yang sesekali memburu bangkai sebagai sumber makanan tambahan
pada musim dingin);
c. Penis jantan terletak di hadapan zakar (rodensia di belakang); dan zakarnya tidak
bertulang (bakulum).
d. Walaupun demikian, Lagomorpha menyerupai rodensia karena giginya tumbuh
sepanjang umurnya, oleh sebab itu hewan itu mengunyah supaya gigi tidak tumbuh
terlalu panjang.
Berdasarkan catatan fosil, ordo Lagomorpha sudah muncul sejak 56.000.000 tahun
yang lalu, berevolusi dari Gomphos elkema, berbagi nenek moyang yang samadengan
ordo Rodentia. Kemudian suku Leporidae dan Ochotonidae berpisah dari suku
Prolagidae paad 50.000.000 tahun yang lalu. Spesies lagomorpha pertama adalah
Hypsimylus beijingensis. Menyebar ke seluruh dunia pada 33.900.000 tahun yang lalu
pada masa Oligosen, Mengalami domestikasi ke peradaban manusia pada 13.000 tahun
yang lalu. Pertama kali dideskripsikan secara ilmiah oleh Johann Friedrich von Brandt,
ahli biologi Russia pada tahun 1855. Memiliki sinonim ilmiah antara lain
Duplicidentata (Illiger, 1811), Leporida (Averianov, 1999), Neolagomorpha
(Averianov, 1999), Ochotonida (Averianov, 1999) dan Palarodentia (Haeckel, 1895).

Gambar 2.14 Bagan evolusi ordo Lagomorpha, mamalia bertelinga panjang
Sumber. (Ge Deyan dkk, 2013)

Macam macam Ordo Lagomorpha
Memiliki tiga suku, dengan 75 genera dan 230 spesies, namun kini hanya tersisa dua
suku, 11 genera dengan 91 spesies. Spesies lagomorpha terkecil ada Pika Mongolia
(Ochotona pallasi) yang memiliki ukuran panjang tubuh sekitar 15-22 centimeter (6-9
inchi) dan berbobot sekitar 99-396 gram (3,5-14 ons). Sementara spesies lagomorpha
terbesar adalah Trewelu Alaska (Lepus othus) yang memiliki ukuran panjang tubuh
sekitar 50-70 centimeter (20-28 inchi), dengan panajng ekor mencapai 8 centimeter dan
panjang paha belakang mencapai 20 centimeter, memiliki bobot sekitar 2,9 -7,2
kilogram (6,4-15,9 pon), dengan rata-rata mencapai 4,8 kilogram (11 pon.). Sementara
spesies lagomorpha terbesar sepanjang masa adalah Nuralagus rex, yang memiliki
panjang mencapai 60 centimeter, tinggi mencapai 30 centimeter dan berbobot mencapai
12 kilogram, hidup pada 3.000.000-5.000.000 tahun yang lalu. Spesies lagomorpha
dengan lompatan tertinggi adalah Kelinci Domestik (Oryctolagus cuniculus
domesticus) bernama Mimrelunds Tösen (The Lassie of Quivering Grove) yang
dimiliki oleh Tine Hygom dari Denmark yang mampu melompat setinggi 99.5 cm (39.2
in) pada tanggal 25 Juni 1977.

Gambar 2.15 Ragam spesies dalam ordo Lagomorpha, mamalia bertelinga panjang
Sumber. Google

Ciri-ciri lagomorpha

Ciri khas ordo Lagomorpha adalah telinga panjang (floppy ear) yang memiliki ukuran
panjang rata-rata mencapai 50 centimeter (20 inchi), yang berguna sebagai jendela suhu
untuk melepaskan suhu dan mampu mendengar frekuensi dalam rentang 360-42,000
Hertz dengan jangkauan jarak dengar mencapai 3 kilometer (2 mil) yang digunakan
untuk mendengar pergerakan mangsa. Selain mengandalkan pendengaran, ordo
Lagomorpha juga mengandalkan kaki paha yang lebih panjang dengan otot tebal untuk
berlari dengan kecepatan 48 kilometer.jam dan melompat setinggi 100 centimeter
dengan jarak lompatan mencapai 490 centimeter. Hidup berkelompok dalam jumlah
kecil sekitar 4-5 ekor dan merupakan hewan pemakan tumbuhan. Dalam
berkembangbiak, ordo Lagomorpha tidak memiliki masa kawin yang tetap dan bisa
kawin kapan saja, bahkan bisa kawin berkali-kali dalam setahun. dengan masa
mengandung sekitar 20-52 hari dan mampu melahirkan anakan sekitar 4-14 ekor dalam
sarang bawah tanah sedalam hingga 10 meter. Memiliki angka harapan hidup sekitar 9-
12 tahun. Salah satu ordo mamalia dengan perkambiakan terbanyak dan tercapat setelah
ordo Rodentia dan ordo Primata.

Gambar 2.16 Kelinci Eropa (Oryctolagus cuniculus)
Sumber. (J. J. Harisson/Wikimedia Commons)

Ordo Lagomorpha tersebar di seluruh benua, kecuali di Antartika dan Arktika, dengan
ketinggian hingga 3200 meter diatas permukaan laut, dari habitat perkotaan hingga
pegunungan. Berdasarkan data IUCN, terdapat 63 spesies lagomorpha yang berada
dalam status Resiko Rendah (Least Concern), 14 spesies lagomorpha dalam status
Genting (Endangered), lima spesies dalam status Rentan Punah (Vulnerable), lima

spesies belum mendapatkan kejelasan status karena Kekurangan Data (Data Deficient),
empat spesies berada dalam status Terancam Punah (Near Threatened), dua spesies
berada dalam status Kriris (Critically Endangered) dan spesies Pika Sardinia (Prolagus
sardus) dinyatakan Punah Total (Extinct) sejak tahun 1774. Sementara di Indonesia,
spesies Kelinci asli Nusantara dilindungi oleh Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun
1999. Penurunan populasi ordo Lagomorpha karena perburuan liar, pengurangan
habitat, degradasi lahan, dan pembalakan liar. Di alam liar, ordo Lagomorpha menjadi
mangsa alami bagi ordo Carnivora.

Di Indonesia dikenal dengan nama Kelinci dan Terwelu, sementara di luar negeri
dikenal dengan nama Rabbit dan Hares. Kelinci Domestik kini memiliki 330-390 jenis
varian yang digunakan sebagai sumber makanan, hewan ternak, hewan peliharaan
hingga kebutuhan olahraga. Banyak muncul dalam budaya populer dunia, seperti tokoh
Pikachu yang menjadi maskot waralaba Pokemon yang terinspirasi dari Pika Mongolia
(Ochotona pallasi). Dan menjadi simbol bagi kalangan playboy karena sifat kelinci
yang suka berganti pasangan saat birahi. Salah satu hidangan khas Kabupaten
Semarang, Jawa Tengah adalah Sate Kelinci yang diambil dari Kelinci Domestik
khusus Pedaging.

Morfologi Kelinci

Kelinci merupakan hewan yang memiliki potensi penghasil daging yang cukup baik.
Kelinci digolongkan sebagai ternak herbivora non ruminansia yang mempunyai system
lambung sederhana (tunggal) dengan perkembangan sekum seperti alat pencernaan
ruminansia, sehingga hewan ini disebut ruminansia semu (Mas’ud, Tulung, Umboh, &
Rahasia, 2015). Kelinci ternak dahulu berasal dari kelinci liar yang sudah
didomestikasi. Dalam klasifikasi biologi, kelinci termasuk dalam ordo Lagomorpha
yang tergolong hewan purba (Sarwono, 2006). Ordo ini dibedakan dalam dua family,
yaitu Ochotonidae dan Leporidae. Family Leporidae termasuk hewan setengah besar
dengan kuping panjang dan memiliki ekor berjambul pendek. Family Leporidae
memiliki delapan pasang gigi (enambelas buah) di rahang atas, tujuh pasang gigi
(empatbelas buah) di rahang bawah. Pada rahang atas terdapat dua pasang gigi seri yang
tidak bertaring, tiga pasang geraham besar. Masing-masing gigi terbagi secara merata
yaitu, dua buah gigi seri, tiga buah geraham kecil dan tiga buah geraham besar bagian
kiri dan kanan. Gigi seri rahang atas berjumlah empat buah hanya dua buah yang

tumbuh panjang dan mempunyai bentuk seperti pahat (Sarwono, 2006) Menurut
Sarwono (2006) family Leporidae termasuk hewan setengah besar dengan kuping
panjang dan ekor berjambul pendek. Tubuh pipih di bagian samping, sehingga
membantu aktivitasnya untuk berlari kencang. Ukuran kaki.

Ordo lagomorpha memiliki dua anggota famili yang masih hidup, yaitu:

a. Ochotonidae(pikas) dan
b. Leporidae (kelinci dan hares).

Famili Leporidae

Famili yang paling banyak diketahui kehidupannya serta dimanfaatkan keberadaannya
adalah famili leporidae. Anggota famili ini memiliki ciri ciri antara lain :

1) Memiliki tungkai belakang yang lebih panjang dibanding tungkai depan, dengan
empat jari kaki pada tungkai belakang dan lima jari pada tungkai depan.

2) Memiliki kaki yang berambut, untuk meningkatkan kemampuan mereka saat berlari
danmereka memiliki kuku yang kuat di seluruh jari kakinya.

3) Memiliki tungkai belakang yang lebih panjang daripada tungkai depandenga empan
atau lima jari pada setiap tungkai.

4) Memiliki persebaran yang cukup luas di berbagai benua.
5) Dapat hidup diberbagai bentuk ekosistem, mulai dari kutub, hutan hujan tropis

sampai gurun pasir yang panas.

Famili Ochotonidae

Umumnya berwarna coklat gelap atau kayu manis. Bagian belakangnya kusam,
kekuningan, warnanya abu-abu, dengan ujung-ujung rambut yanggelap sampai hitam

Ciri-ciri famili Ochotonidae:

1) Badannya pendek dengan panjang tubuh hanya 15cm
2) Pika tidak berekor
3) Telinganya pendek
4) Berat tubuhnya sekitar 140gram
5) Hewan ini lebih banyak berjingkat, daripada melompat
6) Pandai bersiul sehingga disebut sebagai "terwelu pesiul" Ochotona princeps

Karakteristik umum hewan lagomorpha

Karakteristik lagomorph, berhubungan dengan zaman Paleosen, antara 65 dan 55 juta
tahun yang lalu. Para spesialis menegaskan bahwa selama waktu itu diversifikasi
mamalia yang lebih besar telah terdaftar. Semua spesies ordo Lagomorpha adalah
terestrial. Habitatnya luas, dapat ditemukan di hutan tropis dan juga di tundra Arktik,
padang rumput, semak, padang pasir dan padang rumput pertanian.

Habitat hewan lagomorpha

Habitat darat, ditemukan di daerah tropis dan Arktik. Tingkat reproduksinya tinggi,
seekor kelinci bisa memiliki sekitar 30 anak anjing per tahun. Habitat alami kelinci
adalah tanah kering, dengan tanah berpasir yang memfasilitasi pembangunan liang
mereka. Beberapa spesies dapat hidup di hutan, meskipun mereka lebih suka ladang
dengan semak, yang memungkinkan mereka bersembunyi dari pemangsa
mereka.Kelinci hidup di tanah yang ditanami, tetapi liang mereka dihancurkan dengan
teknik membajak. Beberapa telah beradaptasi dengan aktivitas manusia, tinggal di
taman atau ladang rumput.

Sistem reproduksi hewan lagomorpha

Sistem efisien untuk mereproduksi dan memperbanyak ini dengan cepat membantu
para lagomorph untuk meningkatkan tekanan yang diberikan oleh pemangsa pada
mereka. Karena itu, menjadi produktif adalah sistem biologis yang berkontribusi pada
pemeliharaan spesiesnya, yang merupakan basis makanan bagi sejumlah besar hewan

Sistem peredaran darah pada hewan lagomorpha

Dalam lagomorphs, sistem peredaran darah terdiri dari jantung dan pembuluh darah.
Jantung adalah otot lurik, yang dikontrak oleh aksi sistem saraf vegetatif. Ini memiliki
4 rongga, dua ventrikel dan dua atrium. Pembuluh darah dibagi menjadi arteri, vena,
dan kapiler. Arteri terbentuk oleh dinding berotot yang kuat, karena mendukung
tekanan yang hebat. Vena memiliki dinding yang lebih tipis, dengan adanya katup
setengah lingkaran, yang mencegah darah kembali.Kapiler sangat tipis dan
memfasilitasi pengangkutan zat ke sel-sel tubuh.Sirkulasi darah ditutup, karena darah
bersirkulasi melalui pembuluh tanpa melewati ruang antarorganik. Ini juga ganda dan
lengkap, karena dibagi menjadi dua rute, di mana darah beroksigen tidak bercampur
dengan karboksigenasi. Darah meninggalkan jantung, melalui arteri pulmonalis, dan
mencapai paru-paru, di mana ia teroksigenasi dan kembali melalui pembuluh darah

pulmonalis ke jantung. Ini dikenal sebagai sirkulasi kecil.Kemudian terjadi sirkulasi
besar, di mana darah yang kaya oksigen meninggalkan jantung melalui aorta, pergi ke
seluruh tubuh, kembali ke jantung dengan kandungan CO2 dan puing-puing sel yang
tinggi
Rumus Gigi Lagomorpha
a. Leporidae

2 0 3 31 0 2 3
b. Ochotonidae

2 0 3 21 0 2 3

Gambar 2.17 Rumus gigi lagomorpha
Sumber.google

VIII. Rodentia
Ordo Rodentia merupakan mamalia yang tidak mempunyai tating sehingga biasanya
mereka hidup sebagai hewan pengerat. Ordo ini memiliki jumlah spesies yang paling
banyak diantara mamalia yang ada dan dapat hidup pada segala habitat.Rodensia
merupakan kelompok mamalia kecil tidak terbang (non-volant) yang memiliki ciri
sebagai berikut :
a. Memiliki depan seperti pahat (gigi seri), dengan diastema memanjang ke belakang
dan permukaan gigi yang kompleks
b. Dapat hidup di segala habitat

Contoh spesies pada ordo rodentia antara lain Rattus sp (Tikus), Sciurus sp (tupai
pohon), Eretyson sp (landak), mencit dan marmut.

1) Rattus sp (Tikus)

Gambar 2.18 Rattus rattus

Sumber. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:Rattus_rattus03.jpg

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Class : Mamalia

Ordo : Rodentia

Famili : Muridae

Genus : Rattus

Spesies : Rattus rattus

Rattus rattus (tikus rumah) merupakan hewan pengerat yang biasanya mudah
ditemukan dirumahan. Tikus rumah memiliki ukuran 15-20 cm, warna biasanya hitam
atau coklat, umurnya mencapai 2-3 tahun, telinga tipis dan lebar, tubuhnya langsing,
ekornya lebih panjang, hidung mancung. Habitatnya berada di got bangunan dan
membuat sarang di bawah atap, pohon, kebun, atau hutan

2) Callosciurus sp (Tupai/Bajing kelapa)

Gambar 2.18 Bajing kelapa

Sumber. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:Callosci_notatus_060924_ipb.jpg

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Class : Mamalia

Ordo : Rodentia

Famili : Sciuridae

Genus : Callosciurus

Spesies : Callosciurus notatus

Bajing/tupai kelapa sering ditemukan di cabang dan ranting pohon, atau melompat di
antara pelepah daun di kebun-kebun kelapa atau kebun lainnya. Bajing kelapa
ditemukan mulai dari Semenanjung Malaya, Sumatra, Borneo, Jawa, Bali dan Lombok
serta pulau-pulau sekitarnya.


Click to View FlipBook Version