Pantun
Kera
“Kalaulah redup sekedar redup,
janganlah panggang meredup bara;
Kalaulah hidup sekedar hidup,
”di tengah hutan pun hidup kera.
Umar Zein, 2021
Kera adalah anggota superfamilia Hominoidea dari ordo
Primata. Dalam sistem taksonomi saat ini ada dua familia
hominoid:
Ÿ familia Hylobatidae terdiri dari 4 genus dan 12 spesies
gibbon, termasuk lar gibbon dan siamang
Ÿ familia Hominidae terdiri dari orangutan, gorila,
simpanse, dan manusia
Banyak spesies kera saat ini memiliki status terancam
karena hilangnya habitat mereka di hutan hujan tropis dan
perburuan. Saat ini ada 8 genus hominoid yang belum punah,
yaitu:
Ÿ Homo (manusia)
Ÿ Pan (simpanse)
Ÿ Gorila
Ÿ Pongo (orangutan)
Ÿ Hylobates
Ÿ Hoolock
Ÿ Nomascus
Ÿ Symphalangus
Sawah
“Kalaulah anja sekedar anja,
jangan terbawa jangan melampau;
Kalaulah kerja sekedar kerja,
”bagai di sawah bekerja kerbau.
Umar Zein, 2021
Sawah adalah tanah yang digarap dan diairi untuk tempat
menanam padi. Untuk keperluan ini, sawah harus mampu
menyangga genangan air karena padi memerlukan
penggenangan pada periode tertentu dalam pertumbuhannya.
Untuk mengairi sawah digunakan sistem irigasi dari mata air,
sungai atau air hujan. Sawah yang terakhir dikenal sebagai
sawah tadah hujan, sementara yang lainnya adalah sawah
irigasi. Padi yang ditanam di sawah dikenal sebagai padi lahan
basah (lowland rice).
Pada lahan yang berkemiringan tinggi, sawah dicetak berteras
atau lebih dikenal terasiring atau sengkedan untuk
menghindari erosi dan menahan air. Sawah berteras banyak
terdapat di lereng-lereng bukit atau gunung di Jawa dan Bali.
Sebuah studi yang dipublikasikan Proceedings of the National
Academy of Sciences of the United States of America
menemukan bahwa semua jenis padi yang dibudidayakan saat
ini, baik dari spesies indica maupun japonica, berasal dari satu
spesies padi liar Oryza rufipogon yang ada pada tahun 8200
tahun hingga 13500 tahun yang lalu di China. Padi sawah
dibudidayakan di berbagai negara seperti Bangladesh, China,
Filipina, India, Indonesia, Iran, Jepang, Kamboja, Korea Selatan,
Korea Utara, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Pakistan, Sri
Lanka, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Padi sawah juga
ditanam di Eropa seperti di Piedmont (Italia) dan Camargue
(Prancis).
Sawah merupakan salah satu sumber utama emisi metana
atmosferik dan diperkirakan mengemisikan antara 50 hingga
100 juta ton gas metana per tahun. Sebuah studi menunjukan
dengan mengeringkan sawah untuk sementara sambil
mengaerasikan tanah bermanfaat untuk mengganggu emisi
gas metana dan juga meningkatkan hasil padi. (Wikipedia)
Tepung Tawar Melayu
“Daun setawar bedak menyatu,
celupkan pandan percik di kepala;
Adat dihantar elok di suku,
”bertuah badan langitkan doa
Syarifah Laila Hayati,
03 November 2021
Tepung tawar adalah
sebuah acara sakral dalam
budaya Melayu, yang tidak
ditinggalkan. Pada hakekatnya
tepung tawar adalah hal yang harus
dilakukan untuk keselamatan dan
kesejahteraan. Dan merupakan
cerminan Si Pemberi dan Si
Penerima Tepung tawar. Si Pemberi
tepung tawar harus dibuka ganjil,
mulai dari yang berkedudukan lebih
tinggi (Tetua) dan di akhiri orang
'alim sebagai pemimpin do'a
selamat.
Gemek Seketem:
Burung Puyuh Dalam Batik Banyumas
“Kain batik dari sokaraja,
gemek seketem memikat hati;
Bersikap cantik di mana saja,
laksana ritem penuh simpati.
”Pensil Kajoe
Gemek Seketem
Kain batik merupakan salah satu warisan budaya
Indonesia yang tercatat di UNESCO. Ragam corak
dan motif berbeda di tiap daerah dipengaruhi oleh
budaya, adat istiadat atau lingkungan setempat. Tidak
hanya di tiga kota yang sudah terkenal sebagai penghasil
batik, seperti: Solo, Pekalongan dan Yogyakarta; di daerah
Kabupaten Banyumas yang lebih dikenal sebagai kota
penginyongan dengan makanan khas, mendoan, pun
ternyata terdapat sentra kerajinan batik, di daerah
Papringan dan Sokaraja.
Motif dan corak batik Banyumas pun beragam, salah
satunya adalah motif Gemek Seketem. Motif Gemek
Setekem merupakan motif batik yang tergolong dari jenis
motif fauna unggas yaitu burung puyuh. Nama Gemek
Setekem terdiri dari dua suku kata yang berasal dari bahasa
Banyumas yaitu gemek dan setekem, gemek berarti burung
puyuh dan setekem berarti sekepal telapak tangan. Jadi
Gemek Setekem dapat diartikan menjadi burung puyuh
berukuran sekepal telapak tangan. Alasan memilih motif
Gemek Setekem diklaim sebagai motif batik khas
Banyumas yaitu bahwa motif ini dibuat berdasarkan
populasi burung puyuh banyak terdapat di daerah
Banyumas dan sekitarnya. (Kajian Estetik dan Simbolik
Batik Banyumas,Skripsi AKA Krisnawan, Mhs Seni Rupa
UNES)