INDONESIA-PAKISTAN
PREFERENTIAL TRADE AGREEMENT
(PTA)
SEKILAS
PAKISTAN
LETAK GEOGRAFIS
Pakistan terletak disebelah selatan Asia, sebelah timur berbatasan dengan India dan
timur laut dengan China. Iran merupakan negara pembatas di sebelah tenggara, dan
Afghanistan sepanjang tepi belahan barat dan utara.
Sebuah negara yang memiliki total area 803. 940 km persegi, 778. 720 km persegi
areanya mendekati 4 kali ukuran negara Inggris. Dari Gwadar Bay di sudut tenggara,
sebuah negara yang terbentang lebih dari 1.800 km sampai ke Khunjerab Pass di garis
batas China.
Pakistan sebuah negara yang memiliki banyak keindahan. Pemandangan yang indah
mulai dari pantai, danau, dan rawa bakau di bagian selatan, sampai gurun pasir,
dataran tinggi yang terpencil, dataran yang subur, lembah yang membelah gunung,
salju yang menutupi puncak dan glacier/sungai es abadi di bagian utara
DEMOGRAFIS
Pakistan (bahasa Urdu: ) ﻧﺎﺗﺴﮑﺎپsecara resmi bernama Republik Islam Pakistan (bahasa
Urdu: ) ﻧﺎﺗﺴﮑﺎپ ﯿﺮوﮨﻤﺞ ﯾﻤﺎﻟﺴﺎadalah sebuah negara di Asia Selatan.
Pakistan merupakan negara federal dengan sistem parlemen yang terdiri dari 4
provinsi dan 4 daerah federal. Dengan penduduk lebih dari 170 juta orang, Pakistan
menjadi salah satu negara terpadat di dunia dan memiliki penduduk Muslim terbanyak
di dunia setelah Indonesia.
DATA PERDAGANGAN 2017
Ekspor : USD 2398,1 juta
Impor : USD 241,1 juta
Neraca : USD 2156,9 juta
STATISTICS
204,9 juta GDP 5,3% 5 FTAs 2,6 miliar
*Sumber: ITC Trade & Market Intelligence
Buku ini bersumber dari Direktorat Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan 1
HUBUNGAN PERDAGANGAN
INDONESIA-PAKISTAN
INSIDE THIS ISSUE
WHAT'S HOT: INDONESIA - PAKISTAN
LONG RELATIONSHIP
EXCLUSIVE: THE INDONESIA - PAKISTAN REVIEW
MUST SEE: PROTOKOL PERUBAHAN PTA
PERDAGANGAN BILATERAL Pakistan merupakan pasar potensial sekaligus
pintu gerbang akses pasar komoditi Indonesia
untuk masuk kawasan Asia Tengah dan kawasan
di sekitarnya. Pakistan menduduki peringkat ke-2
sebagai partner perdagangan Indonesia di wilayah
Asia Selatan. Pakistan menempati posisi ke-19
sebagai negara tujuan ekspor Indonesia dengan
persentase sebesar 1% dari keseluruhan ekspor
Indonesia ke dunia. Sedangkan untuk negara asal
impor Indonesia, Pakistan menempati posisi ke-46
dari keseluruhan impor Indonesia dari dunia.
Total perdagangan bilateral pada tahun 2017
mencapai USD 2,6 miliar dengan surplus sebesar
USD 2,2 miliar bagi Indonesia. Ekspor Indonesia ke
Pakistan tahun 2016 sebesar USD 2,01 miliar dan
impor sebesar USD 241 juta.
Nilai investasi Pakistan di Indonesia untuk periode
tahun 2012-2016 senilai USD 11,5 juta yang tersebar
dalam 109 proyek.
Buku ini bersumber dari Direktorat Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan 2
APA ITU
?I P P T A
Indonesia - Pakistan Preferrential Trade
Agreement) merupakan perjanjian untuk
mengurangi tarif (tarif tidak dihilangkan secara
total, hanya dikurangi) pada beberapa produk
tertentu antara Indonesia dengan Pakistan.
KESEPAKATAN
PERJANJIAN
IPPTA
INDONESIA
1.Pakistan membuka akses pasar untuk 320 produk-produk
unggulan Indonesia
2.Penghapusan tarif rata-rata 5,5%
3.Peningkatan Competitiveness
4.Investasi di industri-industri pendukung
PAKISTAN
1.Indonesia membuka akses pasar 260 produk-produk Pakistan
(HS 2017)
2.Penghapusan tarif rata-rata 5%
3.Lebih tinggi atau setara dari FTA Pakistan dengan China,
Malaysia dan Srilanka
4.Peningkatan Competitiveness
5.Mengamankan posisi di pasar ASEAN
Buku ini bersumber dari Direktorat Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan 3
KOMODITI IMPOR UTAMA
INDONESIA
Kain Tenun dari Kapas
Kapas 1.7%
7.1%
Kapas
20.6% Beras
28.5%
Buah Jeruk 2016 2017
26.9%
Beras
64.6%
Buah Jeruk
48.3%
Beras Buah Jeruk Kapas Benang Kapas Kain Tenun dari Kapas
2016 2016
2016 2016 2016
49.124.112 20.440.955 5.367.503
2017 971.870 113.806
2017 2017 2017 2017
34.793.125 58.975.330 25.162.241
1.059.430 205.7113
*Sumber: ITC Trade & Market Intelligence
KOMODITI EKSPOR UTAMA
INDONESIA Gear Boxes dan Bagiannya
Batu Bara Bitumen 2.6%
3.8%
Batu Bara Bitumen
5%
2016 2017
Minyak Kelapa Sawit Minyak Kelapa Sawit
92.2% 85.8%
Minyak Kelapa Batu Bara Serat Stapel Kertas Hias & Gear Boxes dan
Sawit Bitumen Bagiannya
Artifisial Kertas Karton 2016
2016 2016
52.614.789 2016 2016 14.573.880
1.289.448.043 2017
2017 2017 48.722.563 42.216.894
85.539.487 44.972.500
1.459.742.612 2017 2017
69.438.486 41.237.430
*Sumber: ITC Trade & Market Intelligence
Buku ini bersumber dari Direktorat Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan 4
GRAFIK PERKEMBANGAN PERDAGANGAN
INDONESIA-PAKISTAN
Impor Ekspor 2,500,000,000
273,224,555 1,381,754,474
2012 168,741,979 1,415,437,768 2,000,000,000
2013 159,389,633 2,045,294,361
2014 174,512,383 1,989,563,433 1,500,000,000
2015 157,255,828 2,018,240,904
2016 241,109,575 2,398,093,374 1,000,000,000
2017
500,000,000
0 2013 2014 2015 2016 2017
2012
Dari grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekspor yang dilakukan oleh Indonesia
ke Pakistan cenderung meningkat, dengan jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan
kegiatan impor.
KEUNTUNGAN
KEDUA BELAH PIHAK
1.Menciptakan iklim usaha yang konduksif bagi kerja sama perekonomian antara kedua
negara
2. Menfasilitasi aktivitas pelaku usaha Indonesia-Pakistan
3.Memperluas hubungan ekonomi yang saling menguntungkan antara kedua negara
4. Memperluas pasar
5.Mengurangi hambatan perdagangan kedua negara dengan tujuan akhir untuk
menciptakan Economic Partnership Agreement
PERBANDINGAN TARIF OLP* Indonesia Pakistan
INDONESIA-PAKISTAN
Jumlah Post Tarif 232 313
Tarif MFN Rata-rata 8,7% 16%
Tarif PTA Rata-rata 3,2% 11%
MODALITAS PENURUNAN TARIF MOP*
BERDASARKAN MFN 2012
MFN* Tarif Tarif for PTA
X* ≤ 5% Zero (100% MOP)
5% ≤ X* ≤ 10% 50% MOP
10% ≤ X* ≤ 15% 40% MOP *OLP: O ffer List Product | *MOP: Margin of Preference |
X* 15%≤ 20% MOP *MFN: Most Favoured Nations | *X: Komoditi
Buku ini bersumber dari Direktorat Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan 5
INDONESIA-PAKISTAN
PROTOKOL PERUBAHAN
PERJANJIAN
PREFERENTIAL
TRADE AGREEMENT
(PTA)
Protokol Perubahan Perjanjian
Perdagangan Preferensial antara
Pemerintah Republik Indonesia dan
Pemerintah Republik Islam Pakistan
(Protocol to Amend the Preferential
Trade Agreement between the
Government of the Republic of
Indonesia and the Government of
the Islamic Republic of Pakistan),
ditandatangani pada tanggal 27
Januari 2018 di Islamabad,
Pakistan. Protokol tersebut
merupakan payung hukum dari
proses perluasan dan perubahan
Perjanjian Indonesia-Pakistan PTA.
Pihak Indonesia telah meratifikasi
protokol tersebut melalui Perpres
No. 114 Tahun 2018, tanggal 12
November 2018.
Buku ini bersumber dari Direktorat Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan 6
PERJANJIAN
PTA
PERJANJIAN PREFERENSIAL TARIF
INDONESIA-PAKISTAN
Perjanjian Perdagangan Preferensial antara Indonesia dan Pakistan di tandatangani pada
tanggal 3 Februari 2012 di Jakarta, Indonesia, merupakan payung hukum dari kerja sama
ekonomi Indonesia dengan Pakistan di bidang perdagangan barang yang mencakup 232
pos tarif Indonesia (HS 2012, 10 digit) dan 313 pos tarif Pakistan (HS 2012, 10 digit).
PROTOKOL PERUBAHAN PERJANJIAN PTA
Indonesia dan Pakistan sepakat untuk memulai perundingan dagang yang lebih luas setelah
review IPPTA diselesaikan dengan ditandatanganinya Protokol Perubahan Perjanjian oleh
Menteri Perdagangan RI dan Menteri Perdagangan dan Industri Tekstil Pakistan di sela-sela
Kunjungan Kenegaraan Presiden RI ke Pakistan pada 27 Januari 2018 di Islamabad, Pakistan.
Protokol Perubahan Perjanjian mengubah beberapa pasal dalam Perjanjian Indonesia-
Pakistan PTA serta mengganti Lampiran I dan Lampiran II dalam Perjanjian. Dengan adanya
protokol perubahan (HS tarif 2017 8 digit), maka jumlah schedule of commitment
perdagangan barang Indonesia-Pakistan menjadi 280 pos tarif Indonesia dan 320 pos tarif
Pakistan.
Buku ini bersumber dari Direktorat Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan 7
MANFAAT PROTOKOL PERUBAHAN
PERJANJIAN INDONESIA-PAKISTAN
Protokol Perubahan Perjanjian Indonesia-Pakistan akan
memperoleh beberapa keuntungan, seperti:
Mempertahankan dan bahkan meningkatkan nilai ekspor produk Indonesia ke Pakistan
dalamkerangka Perjanjian Indonesia-Pakistan PTA. Sejak implementasi Perjanjian pada tahun
2013,produk palm oil Indonesia telah menggeser dominasi produk palm oil Malaysia di pasar
Pakistan. Pangsa pasar Indonesia pada tahun 2016 sebesar 82% dan pangsa pasar Malaysia sebesar
18%, sedangkan sebelumnya pada tahun 2013, pangsa pasar Indonesia sebesar 38% dan pangsa pasar
Malaysia sebesar 62%. Perjanjian telah memberikan keuntungan yang sangat signifikan bagi
Indonesia, sedangkan Pakistan mengalami defisit yang cukup tinggi, dan mendapatkan tekanan
domestik di Pakistankarena Pakistan tidak mendapat keuntungan dari Perjanjian tersebut.
Mendorong penguatan industri dalam negeri melalui kestabilan pasokan bahan baku dari luar
negeri;
Memberikan kepastian dan kejelasan dari sisi prosedur kepabeanan bagi pelaku usaha dalam rangka
memperlancar arus barang
Memperluas akses pasar produk Indonesia tidak hanya di Pakistan, tetapi juga kawasan Asia Selatan.
Melalui Persetujuan ini, Pakistan diharapkan dapat menjadi regional hub produk-produk ekspor
Indonesia di pasar nontradisional, Asia Selatan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan sebagai
berikut: Pertama, Pakistan telah memiliki 6 perjanjian perdagangan bebas dengan 12 negara. Hal ini
berarti Pakistan memiliki akses pasar yang cukup luas ke kawasan Asia Selatan. Secara tidak
langsung hal ini berdampak positif terhadap produk-produk Indonesia yang dibutuhkan industri
Pakistan untuk memenuhi permintaan pasar-pasar tersebut.
Mendiversifikasi negara tujuan ekspor Indonesia yang selama ini didominasi pasar tradisional seperti
Amerika Serikat, RRT, dan Jepang.
Buku ini bersumber dari Direktorat Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan 8
REVIEW
IP-PTA
Mengacu pada Article 4 dan 11 FACEP serta Article 7 IP-PTA mengenai review, kedua negara sepakat
untuk melakukan review guna membahas implementasi IP-PTA di kedua negara dan perluasan
cakupan PTA menjadi Indonesia-Pakistan Trade in Goods Agreement (IP-TIGA). Indonesia dan Pakistan
telah melaksanakan tiga kali perundingan review IP-PTA:
Jakarta, 15-16 Agustus 2016
Perundingan ke-1 Review IP-PTA
Islamabad, 16-17 Februari 2017
Perundingan ke-2 Review IP-PTA
Jakarta, 10-11 Agustus 2017
Perundingan ke-3 Review IP-PTA
PROTOKOL PERUBAHAN
IP-PTA
Review IP-PTA ditindaklanjuti dengan penandatanganan Protokol Perubahan IP-PTA pada 27 Januari
2018 di Islamabad oleh kedua Menteri Perdagangan di sela-sela Kunjungan Kenegaraan Presiden RI ke
Pakistan. Dengan protokol perubahan tersebut, jumlah konsesi perdagangan barang Indonesia-Pakistan
(HS 2017) menjadi 279 pos tarif Indonesia dan 320 pos tarif Pakistan. Indonesia dan Pakistan juga
sepakat untuk memperluas perjanjian Indonesia-Pakistan Preferential Trade Agreement (IP-PTA)
menjadi Trade in Goods Agreement. Protokol Perubahan IP-PTA telah diratifikasi melalui Perpres No.
114/2018 yang diterbitkan tanggal 12 November 2018. Protokol dimaksud telah diimplementasikan di
kedua negara sejak 1 Maret 2019.
INDONESIA-PAKISTAN TRADE
IN GOODS AGREEMENT
IP-TIGA
Pertemuan pertama Joint Negotiating Committee (JNC) Indonesia-Pakistan TIGA (IP-TIGA) telah
dilaksanakan di Islamabad pada tanggal 8-9 Agustus 2019. Pada pertemuan tersebut, kedua negara
berhasil menyepakati Terms of Reference (ToR) IP-TIGA yang akan menjadi pedoman dan panduan bagi
jalannya perundingan. Perundingan IP-TIGA akan terbagi ke dalam sejumlah working group (WG), yaitu
WG Perdagangan Barang (Trade in Goods/TIG), WG Aturan Asal Barang, Prosedur Kepabeanan, dan
Fasilitasi Perdagangan (Rules of Origin, Customs Procedures and Trade Facilitation/ROOCPTF), WG
Sanitasi dan Fitosanitari (Sanitary and Phytosanitary/SPS), WG Hambatan Teknis Perdagangan
(Technical Barriers to Trade/TBT), dan WG Masalah Hukum dan Kelembagaan (Legal and Institutional
Issues/LII).
Jika dalam IP-PTA kedua negara hanya memberikan preferensi tarif atas sejumlah produk yang
disepakati bersama, maka IP-TIGA akan mencakup keseluruhan pos tarif Indonesia dan Pakistan untuk
memberikan manfaat maksimal bagi kedua negara.
Putaran kedua JNC IP-TIGA awalnya direncanakan terlaksana di Indonesia pada Januari 2020 untuk
memulai pembahasan konsep draf IP-TIGA, modalitas penurunan tarif, serta pembahasan terkait daftar
request/offer awal, namun tertunda karena pandemi COVID-19. Kedua negara tengah menjajaki
kemungkinan pertemuan kedua JNC IP-TIGA dilaksanakan secara virtual melalui video conference.
Buku ini bersumber dari Direktorat Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan 9
KONTAK PENTING
DIREKTORAT JENDERAL PERUNDINGAN DIREKTORAT PERUNDINGAN BILATERAL
PERDAGANGAN INTERNASIONAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN
KEMENTERIAN PERDAGANGAN
Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5, Gedung II, Lt 8 Kementerian
Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5, Gedung Utama, Lt 8 Perdagangan, Jakarta Pusat
Kementerian Perdagangan,
Jakarta Pusat [email protected]
+62 21 23528600 +62 21 3523459, 3858171/
+62 21 38581879
FREE TRADE AGREEMENT (FTA) CENTER
Jakarta
Kementerian Perdagangan, Gedung 1, Lt 4
Jl. M.I. Ridwan rais No. 5, Jakarta Pusat
Bandung
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat
Jl. Asia Afrika No.146, Kota Bandung
Makassar
Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Provinsi Sulawesi Selatan
Jl. Manunggal 22 No. 40
Semarang
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah Lantai 3.
Jl. Pahlawan No.4, Kota Semarang.
Jakarta (021-3860268)
Bandung (022-20536923)
Semarang (024-8311708)
Makassar (0411-8052115)
Jakarta ([email protected])
Bandung ([email protected])
Semarang ([email protected])
Makassar ([email protected])
ftacenter.kemendag.go.id
Teks perjanjian dapat di unduh di sini