INDONESIA - JAPAN
ECONOMIC PARTNERSHIP AGREEMENT
(IJEPA)
SEKILAS
JEPANG
Negara ekonomi maju dengan nilai GDP ke-3 terbesar
di dunia (setelah AS dan China), yakni sebesar USD 4,8
triliun (2017).
Penghasil industri besar dan berteknologi tinggi seperti
kendaraan bermotor, elektronika, peralatan mesin, baja
dan logam, kapal, bahan kimia, produk tekstil dan
makanan olahan.
Salah satu negara dengan tingkat aging society
terbesar di dunia. Pada 2017, penduduk Jepang
mencapai 127 juta jiwa dimana 27,7% termasuk dalam
golongan usia tidak produktif.
Ekspor Utama: Mobil & kendaraan bermotor,
komponen kendaraan bermotor, sirkuit elektronik,
mesin, kapal, mesin cetak, mesin dan peralatan mekanis,
buldoser, mesin perata, eskavator.
Tujuan Ekspor Utama: Amerika Serikat, China, Korea
Selatan, Taiwan, Hong Kong, Thailand, Singapura,
Jerman, Australia, Vietnam
Impor Utama: Minyak petroleum, gas petroleum dan
hidrokarbon, perangkat telepon, batu bara, sirkuit
elektronik, mesin pengolah data, obat, biji besi dan biji
tembaga.
Asal Impor Utama: China, Amerika Serikat, Australia,
Korea Selatan, Saudi Arabia, Turki, Taiwan, Jerman,
Thailand, UAE, Indonesia.
Buku ini bersumber dari Direktorat Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan 1
HUBUNGAN PERDAGANGAN
BILATERAL
Jepang merupakan negara tujuan ekspor ke-2
dan negara sumber impor ke-3 bagi Indonesia
(2017).
Perdagangan Indonesia - Jepang (2017) mencapai
USD 33,03 miliar. Ekspor sebesar USD 17,79 miliar,
impor sebesar USD 15,24 miliar dan surplus USD 2,55
miliar.
Investasi Jepang (2017) mencapai USD 4.9 miliar
dengan sektor utama investasi yakni sektor listrik,
gas & air, industri alat angkutan & transportasi,
industri logam dasar, barang logam, mesin dan
elektronik.
Ekspor Indonesia ke Jepang didominasi oleh produk
batubara, bijih tembaga, sisa logam berharga, karet
alam, dan kawat berinsulasi.
Impor utama Indonesia dari Jepang yakni
kendaraan bermotor, komponen kendaraan
bermotor, mesin cetak, mobil & kendaraan lain
dan produk besi beton gulung
Kedua negara juga terlibat secara aktif dalam
berbagai forum kerjasama internasional,
diantaranya WTO, APEC, dan FEALAC, Jepang juga
menjadi salah satu negara mitra dialog bagi ASEAN.
Hingga 2016, Jepang memiliki 15 perjanjian
perdagangan (FTA/EPA) yang telah berlaku dan 6
perjanjian yang tengah dinegosisaikan.
Buku ini bersumber dari Direktorat Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan 2
KILAS BALIK
PERUNDINGAN IJEPA
INDONESIA - JAPAN
ECONOMIC PARTNERSHIP AGREEMENT
Tokyo, 23 Juni 2003 Mei 2004
Pertemuan PM Joichiro Koizumi & Presiden Megawati Kedua negara menyelesaikan Joint Study Group (JSG)
Soekarnoputri, sepakat melakukan penjajakan pembentukan pembentukan kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia
- Jepang
kemitraan ekonomi Indonesia - Jepang)
2007
Tokyo, 2 Juni 2005 Penyelesaian Perundingan IJEPA
Pertemuan PM Joichiro Koizumi dan Presiden Susilo Bambang Kedua negara menyelesaikan perundingan IJEPA setelah
Yudhoyono, mengumumkan dimulainya perundingan IJEPA melewati 7 (tujuh) putaran perundingan.
1 Juli 2008 2013
Inisiasi General Review IJEPA
Perjanjian IJEPA resmi berlaku (entry into force).
Indonesia mengambil inisiatif melakukan tinjauan
2015 implementasi (General Review) IJEPA. Review
Pertemuan Komite Bersama dimandatkan dalam perjanjian IJEPA (pasal 151) setalah
5 tahun perjanjian diimplementasikan.
Tim Perunding kedua negara melaksanakan 3 pertemuan di
tingkat Komite Bersama (Joint Committee Meeting/JCM) 2016
Perundingan Terhenti
dalam kerangka General Review IJEPA, yakni pada 27- 28
Mei di Tokyo (JCM-2), 29-30 Juli di Jakarta (JCM-3) dan pada Jepang menolak melanjutkan perundingan General Review
IJEPA dikarenakan adanya isu tarif produk otomotif dan
3-4 Desember di Tokyo (JCM-4). baja.
2017
Kesepakatan Kelanjutan Perundingan
Setelah terhenti selama 1,5 tahun, kedua negara sepakat
melanjutkan kembali perundingan General Review IJEPA.
Tradapat kemajuan yang cukup signifikan sejak dimulainya
kembali pembahasan review.
2018
Kedua pihak sepakat menargetkan penyelesaian
perundingan General Review IJEPA pada 2018, sebagai
salah satu capaian dalam peringatan 60 tahun hubungan
diplomatik Indonesia - Jepang
Buku ini bersumber dari Direktorat Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan 3
CAKUPAN IJEPA
INDONESIA - JAPAN
ECONOMIC PARTNERSHIP AGREEMENT
Kemitraan ekonomi Indonesia Jepang dalam IJEPA merupakan perjanjian bilateral pertama bagi Indonesia.
Secara umum, perjanijan ini memiliki cakupan yang luas dengan tujuan mempererat kemitraan ekonomi diantara
kedua negara, termasuk kerjasama di bidang peningkatan kapasitas, liberalisasi, peningkatan perdagangan dan
investasi yang ditujukan pada peningkatan arus barang di lintas batas, investasi dan jasa, pergerakan tenaga
kerja diantara kedua negara. IJEPA merupakan komplementer untuk kerjasama regional seperti ASEAN plus,
APEC dan WTO, dengan cakupan perjanjian meliputi:
Perdagangan Barang Energi dan Sumber Daya Mineral
Ketentuan Asal Barang Kekayaan Intelektual
Prosedur Kepabeanan Pengasaan Barang & Jasa Pemerintah
Penanaman Modal (Investasi) Penanaman Modal (Investasi)
Perdagangan Jasa Kerja Sama
Perpindahan Orang Perbaikan Lingkungan Usaha dan
Perseorangan (Tenaga Kerja) Peningkatan Kepercayaan Usaha
LIBERALISASI IJEPA
Dalam sektor perdagangan barang IJEPA, Indonesia dan Jepang menyepakati adanya konsesi khusus yang
diberikan berupa penghapusan atau penurunan tarif bea masuk dalam 3 klasifikasi :
Fast Track
Tarif akan diturunkan ke 0% pada saat berlakunya IJEPA.
Normal Track
Tarif diturunkan menjadi 0% pada jangka waktu tertentu yang bervariasi dari minimal tiga tahun hingga maksimal
10 tahun (bagi Jepang) atau 15 tahun (bagi Indonesia) sejak berlakunya IJEPA bagi persentase tertentu dari total
pos tarif.
Exclusion (Pengecualian)
Mengatur pengecualian pemberian konsesi khusus untuk produk-produk yang dilindungi (sensitive) untuk
mencegah adanya dampak negatif terhadap industri domestik
JEPANG Exclusion INDONESIA
10%
Normal Track Exclusion
10% 7%
Fast Track
35%
Fast Track Catatan: Jumlah pos Normal Track
80% tarif Jepang adalah 58%
9,275 dan Indonesia
4
11,163 (HS 2002)
Buku ini bersumber dari Direktorat Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan
TUJUAN & MANFAAT
IJEPABertujuan untuk meningkatkan perdagangan dan investasi
Indonesia & Jepang, serta pasar regional melalui 3 pilar utama yakni
liberalisasi, fasilitasi dan peningkatan kapasitas (capacity building).
T LIBERALISASI PERDAGANGAN
IJEPA menghapuskan/mengurangi hambatan perdagangan (bea masuk) dan
U investasi (perbaikan & kepastian hukum)
FASILITASI PERDAGANGAN
J IJEPA memfasilitasi kedua negara dalam melakukan kerjasama standarisasi, bea
U cukai, pelabuhan dan jasa perdagangan. Disamping itu, IJEPA juga mengatur
perbaikan iklim investasi sehingga dapat meningkatkan kepercayaan
A Investor/pebisnis Jepang untuk berinvestasi di Indonesia
CAPACITY BUILDING
N IJEPA memberikan ruang bagi kedua pihak untuk melakukan kerjasama dalam
rangka meningkatkan daya saing produsen Indonesia.
PENINGKATAN KINERJA PERDAGANGAN BARANG
Perdagangan Indonesia – Jepang setelah implementasi IJEPA (2009-2017) meningkat
sebesar 155% dimana ekspor tumbuh 101.7% dan impor sebesar 322.1%
PENINGKATAN KINERJA PERDAGANGAN JASA M
Secara rata-rata, Indonesia banyak mengekspor jasa bisnis ke Jepang dan A
N
mengimpor jasa bisnis serta jasa rekreasi budaya dari Jepang F
A
PENINGKATAN INVESTASI A
IJEPA akan makin menarik minat Jepang dalam menanamkan investasi di Indonesia. T
Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya tren investasi Jepang di Indonesia
dari kisaran 2.6% (2000-2008) menjadi 28.9% (2009-2017).
PENINGKATAN PENGIRIMAN TENAGA KERJA
Jepang membuka peluang pengiriman tenaga kerja perawat (nurse) dan perawat
lansia (caregiver) untuk bekerja di Jepang. Tercatat selama 2008-2017, Indonesia
telah mengirimkan 622 tenaga perawat dan 1.494 tenaga perawat lansia.
PENINGKATAN DAYA SAING
Adanya skema capacity building dapat mendorong tumbuhnya industri pendukung,
termasuk UKM, yg akan bermanfaat bagi perkembangan industri di Indonesia
PENINGKATAN DAYA BELI MASYARAKAT
Meningkatnya ekspor & investasi, terbukanya lapangan kerja, berkembangnya
industri pendukung, dan pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan daya beli
masyarakat.
Buku ini bersumber dari Direktorat Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan 5
UTILISASI
IJEPA
Perdagangan Barang
Pemanfaatan IJEPA (%) 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Ekspor Indonesia ke Jepang 47.6 59.7 57.9 54.1 47.2 50.7
Impor Indonesia ke Jepang 60.7 62.1 63.6 67.5 67.7 76.2
Indonesia dan Jepang cukup memanfaatkan skema tarif preferensi
IJEPA baik untuk ekspor Indonesia ke Jepang maupun impor
Indonesia dari Jepang. Hal ini tercermin dari data pada tabel diatas
yang menunjukkan kinerja ekpor dan impor Indonesia yang
menggunakan tarif preferensi (Surat Keterangan Asal/SKA) skema
IJEPA. Dapat dilihat bahwa selama periode 2012-2017, sebagian
besar ekspor Indonesia ke Jepang telah menggunakan tarif
preferensi skema IJEPA.
Ditinjau dari perbandingan pemanfaatan SKA ekspor dan impor, Jepang
lebih banyak memanfaatkan skema preferensi IJEPA dibandingkan
Indonesia. Hal ini tercermin dari persentase pemanfaatan untuk impor
Indonesia ke Jepang (60%-76%) dibandingkan dengan ekspor Indonesia ke
Jepang (47%-51%). Untuk itu, para pelaku ekspor perlu didoromg untuk lebih
meningkatkan penggunaan/pemanfaatan skema IJEPA untuk ekspor ke
pasar Jepang.
295
300
233 Perawat Lansia
212 (Careworker)
Total: 1,494 orang
200 189
Perawat Medis
100 146 (Nurse)
Total: 622 orang
104 173 108 66
77 46
0 72
2008 58 48 41 29
47
39 29 2017
2011
2009 2010 2012 2013 2014 2015 2016
Careworker Nurse
Kerja sama Indonesia - Jepang dibawah payung Economic Partnership Agreement (EPA) tidak
hanya mencakup liberalisasi perdagangan barang dan jasa seperti yang lazim tertuang dalam FTA,
tetapi kerjasama ini mencakup agenda ekonomi yang komprehensif termasuk perihal peningkatan
migrasi pekerja (movement of natural persons). Secara spesifik, pemerintah Jepang membuka
peluang bagi tenaga medis Indonesia khususnya nurse dan caregiver untuk dapat bekerja di
Jepang. Skema kerja sama G to G ini telah dimanfaatkan dengan baik oleh tenaga perawat
Indonesia dimana pengiriman tenaga kerja (utamanya careworker) meningkat setiap tahunnya.
Buku ini bersumber dari Direktorat Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan 6
PELUANG PRODUK INDONESIA
DI PASAR JEPANG
Sejak IJEPA berlaku, terdapat beberapa produk yang mengalami kenaikan ekspor yang signifikan,
diantaranya: Sisa logam mulia (HS 7112); Mobil dan kendaraan bermotor (HS 8703); Minyak sawit (HS
1511); Mesin cetak (HS 8443); Timah yang tidak ditempa (HS 2001); Batubara, briket (HS 2701); Alas
kaki (HS 6404); Karet alam (HS 4001); Kertas dan kertas karton tidak dilapisi (HS 4802) dan Kabel
berisolasi (HS 8544).
Namun demikian, masih banyak produk Indonesia yang berpeluang untuk dipasarkan di Jepang.
Mengingat saat ini perjanjian IJEPA sedang ditinjau ulang (General Review), Indonesia berkesempatan
untuk meningkatkan akses pasar produk potensial Indonesia terutama untuk sektor pertanian,
perikanan, industri dan kehutanan.
Grafik di bawah menunjukkan beberapa contoh produk Indonesia yang sangat berpotensi untuk
ditingkatkan nilai ekspornya ke pasar Jepang lantaran produk tersebut diimpor Jepang dari dunia
namun Indonesia belum mengekspornya ke Jepang ataupun nilainya masih relatif kecil, diantaranya:
Bahan Bakar Mineral Mutiara Alam
Alas Kaki
Lemak dan Minyak Aksesoris Pakaian
Hewani/Nabati Besi dan Baja
Perikanan
Mesin dan Peralatan
Listrik
Karet dan Produk
Turunannya
Mesin dan Peralatan
Mekanik
Catatan: 7
Produk di atas merupakan produk yang nilai ekspor Indonesia ke dunia di atas USD 100 juta dan nilai
impor Jepang dari dunia juga di atas USD 100 juta.
Buku ini bersumber dari Direktorat Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan
KEUNTUNGAN IJEPA BAGI PELAKU
USAHA/EKSPORTIR/KONSUMEN
MENINGKATKAN AKSES PASAR BARANG DAN JASA
IJEPA dapat menghilangkan hambatan perdagangan dan meningkatkan impor
Jepang dari Indonesia baik untuk barang dan sektor jasa. Dengan adanya IJEPA,
para pelaku usaha/konsumen dapat memperoleh produk Jepang dengan tarif yang
lebih rendah (preferensi). Disamping itu, Jepang juga membuka sektor jasanya untuk
12 sektor diantaranya jasa travel, transportasi,komunikasi, konstruksi, keuangan,
komputer dan informasi.
MENINGKATKAN INVESTASI (MANUFAKTUR)
IJEPA akan meningkatkan nilai investasi Jepang khususnya pada industri manufaktur.
Dalam IJEPA, terdapat skema khusus yaitu User Specific Duty Free Scheme
(USDFS). Skema ini merupakan pembebasan bea masuk yang diberikan Indonesia
untuk produk bahan baku buatan Jepang yang digunakan dalam proses produksi
industri Jepang yang beroperasi di Indonesia seperti otomotif & komponen, alat listrik
& elektronik, mesin konstruksi, peralatan sektor energi (alat berat untuk migas &
tenaga listrik).
MEMBUKA PELUANG KERJA DI JEPANG
Melalui skema IJEPA, Jepang telah membuka dua lapangan ketenagakerjaan terlatih
yakni tenaga perawat medik (nurse) dan tenaga perawat lansia (caregiver). Dari
tahun 2008-2017, tercatat 622 orang tenaga perawat medik dan 1.494 tenaga
perawat lansia yang telah ditempatkan di Jepang. Melalui General Review IJEPA,
kedua negara tengah membahas penambahan jabatan kerja baru yakni pada sektor
pariwisata (hospitality).
MENINGKATKAN KERJA SAMA PENINGKATAN KAPASITAS
IJEPA juga mengatur peningkatan kerja sama dalam rangka memfasilitasi
perdagangan dan investasi kedua negara yang mencakup sektor industri, pertanian,
kehutanan dan perikanan, pengembangan SDM, pariwisata, teknologi informasi, jasa
keuangan, dan lingkungan hidup. Implementasi program kerja sama dikoordinasikan
oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS). Salah satu
contoh skema kerja sama yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha
(eskportir) diantaranya melalui pelatihan & keterampilan tenaga kerja, promosi ekspor
dan UKM.
Buku ini bersumber dari Direktorat Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan 8
KONTAK PENTING
DIREKTORAT JENDERAL PERUNDINGAN DIREKTORAT PERUNDINGAN BILATERAL
PERDAGANGAN INTERNASIONAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN
KEMENTERIAN PERDAGANGAN
Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5, Gedung II, Lt 8
Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5, Gedung Utama, Lt 8 Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat
Kementerian Perdagangan,
Jakarta Pusat [email protected]
+62 21 23528600 +62 21 3523459, 3858171/
+62 21 38581879
KBRI TOKYO KJRI OSAKA
5-2-9 Higashigotanda, Shinagawa-Ku, 6 Chome-2-40 Nakanoshima, Kita,
Tokyo 141-0022, Japan Osaka Prefecture 530-0005, Japan
[email protected] [email protected]
+81 (03) 3441-4201 (Phone) +81 (03) 3441-4201 (Phone)
+81 03-3447-1697 (Fax) +81 03-3447-1697 (Fax)
FREE TRADE AGREEMENT (FTA) CENTER
Jakarta
Kementerian Perdagangan, Gedung 1, Lt 4
Jl. M.I. Ridwan rais No. 5, Jakarta Pusat
Bandung
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat
Jl. Asia Afrika No.146, Kota Bandung
Makassar
Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Provinsi Sulawesi Selatan
Jl. Manunggal 22 No. 40
Semarang
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah Lantai 3.
Jl. Pahlawan No.4, Kota Semarang.
Jakarta (021-3860268)
Bandung (022-20536923)
Semarang (024-8311708)
Makassar (0411-8052115)
Jakarta ([email protected])
Bandung ([email protected])
Semarang ([email protected])
Makassar ([email protected])
ftacenter.kemendag.go.id
Teks perjanjian dapat di unduh di sini 9
Buku ini bersumber dari Direktorat Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan