The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

KUNINGAN
kelompok Arszya

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by asya, 2023-03-08 21:24:42

KUNINGAN

KUNINGAN
kelompok Arszya

KUNINGAN PENYUSUN ADARSYASAMANTHA FARHANBAGUSSAPUTRA HAWARIMUTIARA SYABANI THALITASAHDA AGUSTIN AF MAGAZINE J A W A B A R A T Kota Kuda


PETA & Klasifikasi DAFTAR ISI Latar Belakang pola ruang desa potensi & Pemberdayaan tradisi / adat istiadat dengan bahasa sunda 0 1 0 2 0 5 keunikan desa 0 7 0 8 0 9


Kuningan merupakan salah satu nama daerah di wilayah Jawa Barat. Wilayah ini dihuni oleh masyarakat bahasa Sunda. Berdasarkan pengamatan awal, Kuningan merupakan wilayah Kabupaten yang identik dengan kuda. Mulai dari logo yang bergambar kuda hingga nama Kuningan itu sendiri sering disebut dengan “Kota Kuda”. Sebutan yang melekat pada Kabupaten Kuningan itu bukan sembarang sebutan. Ada makna dan maksud yang terdapat dalam sebutan Kota Kuda tersebut. Memberikan nama atau sebutan pada suatu objek tidak akan sembarangan. Pasti ada maksud dan tujuan dibalik sebuah nama yang disematkan. Makna yang terkandung pada nama yang disematkan pada suatu objek dilatarbelakangi oleh berbagai hal. Misalnya suatu peristiwa atau legenda yang berkembang di masyarakat pada saat itu, sumber mata air, mata angin, tumbuhan, hewan, nama orang, nama gunung dan lain sebagainya. Ada beberapa penamaan yang terdapat di Kabupaten Kuningan. Dari pengamatan awal, nama-nama tersebut terbilang unik. Dari nama-nama desa tersebut terdapat unsur pembentuk nama didalamnya. Suatu nama desa dapat diuraikan lagi menjadi unsur yang lebih kecil. Unsur pembentuk nama yang lebih kecil tersebut dapat dianalisis makna yang terkandung berdasarkan etimologinya. Kabupaten Kuningan merupakan salah satu daerah yang dihuni oleh masyarakat bahasa Sunda. Oleh karena itu, dalam penamaan geografi seperti nama sungai, nama jalan, nama desa, dan lain sebagainya sebagian besar menggunakan bahasa Sunda. Jika diamati, nama-nama desa di Kabupaten Kuningan Jawa Barat nampaknya ada yang berkaitan dengan sistem penamaan seperti legenda/mitos, penggunaan lambang bilangan, kata nama benda lain, pemanfaatan mata angin, aliran air sungai, penemuan sungai dan sungai atau dengan laut (Kuala), pemanfaatan kata yang bermakna air, pemanfaatan akhiran, kata bermakna pulau, penggunaan kata benda dan pangkalan, bentukan baru, penggunaan kata nama tumbuhan, pemanfaatan nama orang, nama gunung, karang, unsur bumi, penggunaan kata alas, unsur binatang, pemanfaatan nama pulau, dan sebaran bahasa daerah di Indonesia. KJUA NW AINB AGR AA TN 0 1 LATAR BELAKANG


PETA KUNINGAN GEOGRAFIS geografis adalah letak suatu daerah dilihat dari kenyataannya di bumi. Peta Kuningan AF MAGAZINE Kabupaten Kuningan terletak pada titik koordinat 108° 23–108° 47 Bujur Timur dan 6° 47–7° 12 Lintang Selatan. Sedangkan ibu kotanya terletak pada titik koordinat 6° 45–7° 50 Lintang Selatan dan 105° 20– 108° 40 Bujur Timur. Bagian timur wilayah kabupaten ini adalah dataran rendah, sedang di bagian barat berupa pegunungan, dengan puncaknya Gunung Ceremai (3.078 m) di perbatasan dengan Kabupaten Majalengka. Gunung Ceremai adalah gunung tertinggi di Jawa Barat. Dilihat dari posisi geografisnya terletak di bagian timur Jawa Barat berada pada lintasan jalan regional yang menghubungkan Kota Cirebon dengan wilayah Priangan Timur dan sebagai jalan alternatif jalur tengah yang menghubungkan Bandung-Majalengka dengan Jawa Tengah. Geografi s LETAK KUNI NGAN 0 2


K L A S I F I K A S I KUNINGAN AF MAGAZINE Batas Wilayah Secara administratif berbatasan dengan; Sebelah Utara : Kabupaten Cirebon Sebelah Timur : Kabupaten Brebes (Jawa Tengah) Sebelah Selatan : Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Cilacap (Jawa Tengah) Sebelah Barat : Kabupaten Majalengka Topografi Permukaan tanah Kabupaten Kuningan relatif datar dengan variasi berbukitbukit terutama Kuningan bagian Barat dan bagian Selatan yang mempunyai ketinggian berkisar 700 meter di atas permukaan laut, sampai ke dataran yang agak rendah seperti wilayah Kuningan bagian Timur dengan ketinggian antara 120 meter sampai dengan 222 meter di atas permukaan laut. AF MAGAZINE 0 3 Kabupaten Kuningan memiliki 32 kecamatan, 15 kelurahan, dan 361 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduk mencapai 1.132.610 jiwa dengan luas wilayah 1.110,56 km² dan sebaran penduduk 1.020 jiwa/km²


Penduduk Kabupaten Kuningan Tahun 2010 Menurut Hasil Suseda sebanyak 1.122.376 orang dengan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) sebesar 0,48% per tahun dan Angka Harapan Hidup (AHH) 70,76 tahun. Penduduk perempuan sebanyak 580.796 orang dan penduduk lakilaki sebanyak 564.801 orang dengan rasio jenis kelamin sebesar 99,3 % artinya jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibanding penduduk laki-laki. Diperkirakan hampir 25% penduduk Kuningan bersifat komuter, mereka banyak yang bermigrasi ke kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan sebagainya. Penduduk Kuningan umumnya menggunakan bahasa Sunda dialek Kuningan. Mayoritas Penduduk Kuningan beragama Islam sekitar 98% (di daerah desa Manislor terdapat komunitas penduduk yang menganut aliran Ahmadiyah), lainnnya beragama Kristen Katolik yang tersebar di wilayah Cigugur, Cisantana, Citangtu, Cibunut, sedangkan sisanya beragama Protestan dan Buddha yang kebanyakan terdapat di kota Kuningan. Di wilayah Cigugur juga terdapat penduduk yang menganut aliran kepercayaan yang disebut Aliran Jawa Sunda. Sebagain besar penduduk kabupaten Kuningan bermatapencaharian sebagai petani (petani penggarap dan buruh tani), dan lainnya bekerja sebagai Pedagang, Pegawai negeri Sipil, TNI, Polisi, Wiraswasta dan sebagainya. Angka beban tanggungan (Dependency Ratio) Kabupaten Kuningan tahun 2007 kondisinya tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya yaitu mencapai angka 50,00. Angka beban tanggungan (ABT) merupakan perbandingan antara penduduk yang belum/tidak produktif (usia 0–14 tahun dan usia 65 tahun ke atas) dibanding dengan penduduk usia produktif (usia 15–64 tahun), berarti pada tahun 2007 setiap 100 penduduk usia produktif di Kabupaten Kuningan menanggung sebanyak 50 penduduk usia belum/tidak produktif. Untuk lebih lengkapnya data penduduk serta beberapa informasi demografi kami sajikan dalam tabel di bawah ini. KLASIFIKASI KUNINGAN J A W A B A R A T P E N D U D U K 0 4


k u n i n g a n Issue. 1 Pola Keruangan Desa POLA LINEAR MEMANJANG MENGIKUTI ALIRAN SUNGAI ATAU JALAN RAYA 0 5


KEUNIKAN KUNINGAN P E A C E A N D H A P P I N E S S April 2022 Kota Kuda Pintu Gerbang Masuk Jawa Barat 0 6


WISATA KUNINGAN KUNINGAN MERUPAKAN SALAH SATU KABUPATEN DI JAWA BARAT YANG DIKARUNIAI BANYAK DESTINASI WISATA ALAM. LOKASINYA YANG BERDEKATAN DENGAN GUNUNG CIREMAI MEMBUAT KUNINGAN MEMILIKI KONDISI ALAM YANG SANGAT MEMUKAU. ADA TELAGA BIRU CICEREM YANG SESUAI NAMANYA, MENYAJIKAN TELAGA DENGAN AIR YANG JERNIH KEBIRUAN. LALU, ADA CURUG PUTRI, SEBUAH AIR TERJUN YANG TERLETAK DI KAKI GUNUNG CIREMAI. AIR TERJUN INI MENYUGUHKAN SUASANA YANG MASIH ASRI DENGAN ALIRAN AIR YANG SANGAT MENYEGARKAN. TARI BUYUNG TARI BUYUNG MERUPAKAN SIMBOL RASA SYUKUR ATAS NIKMAT YANG TUHAN YANG MEMBERIKAN ALAM SEMESTA YANG INDAH DAN MEMBERIKAN BANYAK MANFAAT BAGI MANUSIA. ASAL NAMA TARIAN INI DIAMBIL DARI KATA BUYUNG YANG BERARTI ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGAMBIL AIR OLEH MASYARAKAT KUNINGAN PADA MASA DULU SAPTONAN MERUPAKAN TRADISI YANG MASIH HIDUP DI KABUPTEN KUNINGAN. TRADISI INI MERUPAKAN LOMBA KETANGKASAN DALAM MENUNGGANGI KUDA DAN TRADISI INI SELALU MENDAPAT SAMBUTAN DARI MASYARAKAT TERUTAMA MASYARAKAT SEKITAR TEMPAT DILAKSANAKANNYA LOMBA SAPTON INI. TEMPAT PELAKSANAAN LOMBA INI MEMANG SELALU BERGANTI SETIAP TAHUNNYA DAN DIADAKAN DI SEBUAH DESA DI KUNINGAN DALAM RANGKA HARI JADI KABUPATEN KUNINGAN. TRADISI SAPTONAN DIKEMAS DENGAN PAGELARAN TRADISIONAL SEBA ATAU PENYERAHAN UPETI, SERTA LOMBA PANAHAN TRADISIONAL. BALAP KUDA SAPTONAN KEUNIKAN KUNINGAN 0 7


0 8 Tahu Lamping Dari segi penampilannya, tahu khas Kuningan yang juga disebut dengan tahu kopeci ini mirip dengan tahu Sumedang yang sudah tersohor hingga ke seantero Nusantara sebagai salah satu makanan khas Sumedang yang paling banyak dicari dan digemari masyarakat. Tahu lamping memiliki tekstur yang berbeda dari tahu Sumedang. Tahu Sumedang memiliki tekstur yang renyah di bagian kulitnya, sedangkan tahu lamping tidak. Baik daging maupun kulit tahunya sama-sama lembut. Serupa dengan tahu Sumedang, tahu lamping juga memiliki cita rasa gurih yang menggoyang lidah. Akan semakin nikmat bila sajian ini dinikmati selagi hangat bersamaan dengan lontong dan cabai rawit. Nah, kalau Anda mampir ke Kabupaten Kuningan, jangan lupa untuk mencicipi tahu lamping atau tahu kopeci ini, ya. KHAS KUNINGAN AF MAGAZINE


Tradisi Babarit k u n i n g a n Masarakat Kuningan geus ngancurkeun rohangan pikeun nyaksian Tradisi Babarit anu pinuh ku ajén-inajén filosofis minangka wujud rasa sukur, ngajaga alam, kaéndahan babagi jeung ngadoa ka karuhun. Sawer hawa opat juru, Tumpeng jeung gamelan dipirig ku tarian ciri tradisi babarit.Kagiatan lumangsung dina runtuyan hajatan Milangkala (ulang taun) Kuningan ka-524, hareupeun Pendopo dina (28/8/2022). Suasana babarit karasa sakral dipirig ku gamelan jeung kacapi suling, diselang ku karawitan Tarawangsa dibarengan ku tarian opat penari jug cai, dicaritakeun ti Juru Kawih Titis nitis mawa lantis, tina keclak ngajadi cikaracak, nu sumerep nyieun lemah, maseuhan kaheman darat. Laju ngaburial cinyusu dina saban madhab, papat kalima madhab tunggal ngawangun talaga wening, nu ngeclak ibarat cahaya anu rosa. Cikahuripan pigeusaneun ngarenghap hurip. Hurip nagri waras hamba Curr...! Bismillahirrohmanirrahim Saparantos kitu Bupati Kuningan H. Acep Purnama, MH nyiramkeun cai tina tong ka opat madhob, tuluy para penari nyokot cai tina dulang nu dieusi ku mayang jambe pikeun dipasrahkeun ka Bupati pikeun nyiram cai, suasanana . malah leuwih gumbira pikeun jalma anu meunang cipratan cai. Dilumangsungkeun kalawan gumbira tur ngabagikeun Tumpeng ka warga nu ngaluuhan tradisi babarit, suasana jadi rame-rame nungguan silih asuh jeung Tobas. Hal ieu miboga kesan sorangan pikeun warga, sakumaha anu didugikeun ku Agus, warga Désa Kertawangunan, kagiatan ieu téh lain ngan ukur jadi tontonan tapi ogé mangrupa pituduh kumaha éndahna babarengan urang bisa silaturahmi jeung boga rasa prihatin kana mata air. Babarit mangrupa bagian tina wujud rasa sukur ka Allah SWT, Nu Maha Kawasa tur Maha Agung kana ni’mat anu geus diturunkeun. Sakaligus ngado’a ka para miheulaan/karuhun anu tos mulih deui kana rahmat sareng barokah Alloh, mugia taqwa. AF MAGAZINE 0 9


Click to View FlipBook Version