1) Mempunyai atau memiliki
Contoh:
- Pejabat itu berumah tiga buah di kota ini.
- Ia beradik satu orang.
2) Memakai atau mengenakan
Contoh:
- Orang yang bertopi itu bukan sava.
- Mahasiswa yang berkaca mata itu mendapat
beasiswa.
3) Mengendarai atau menumpang
Contoh:
- Anak itu bersepeda ke sekolah setiap hari.
- Di desa itu masih banyak orang berkuda ke pasar.
4) Berisi atau mengandung
TRANSPOSISI
Arti kata transposisi dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) adalah
trans.po.si.si [n] (1) perpindahan posisi; (2) Ling proses
atau hasil perubahan fungsi atau kelas kata tanpa
penambahan apa-apa
KATEGORI MORFOLOGI
KELAS KATA DALAM
BAHASA INDONESIA
KATEGORI MORFOLOGI KELAS KATA DALAM
BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia mengenal pengelompokan kosa
dalam bentuk kelas kata. Tata bahasa Indonesia banyak
pendapat para mengenai jumlah dan jenis kelas kata. Kelas
kata terdiri dari seperangkat kategori morfologis yang tersusun
dalam kerangka sistem tertentu yang berbeda dan sistem
kategori morfologis kelas kata lain. Kategori morfologis adalah
sederetan kata yang memiliki bentuk gramatikal dan makna
gramatikal yang sama. Setiap kategori morfologis itu terbentuk
oleh prosede morfologis tertentu. Prosede morfologis adalah
pembentukan kata secara sinkronis. Prosede morfologis itu
ada dua macam yaitu derivasi dan intleksi. Derivasi adalah
prosede morfologis yang menghasilkan kata-kata yang makna
leksikalnya berbeda dari kata pangkal pembentuknya.
Sebaliknya, infleksi menghasilkan kata-kata yang bentuk
gramatikalnya berbeda-beda, tetapi leksemnya tetap seperti
pada kata pangkalnya.
Kategori Morfologi Kelas Kata Bahasa Indonesia dapat
dibedakan atas:
1. Kelas Nomina
• Untuk menentukan suatu kata termasuk nomina, digunakan
penanda valensi sintaktis karena perangkat kategori
morfologis pembangun kerangka sistem morfologi nomina
itu ditandai oleh valensi sintaktis yang sama, yaitu (1)
mempunyai potensi berkombinasi dengan kata bukan, (2)
mempunyai potensi didahului oleh kata di, ke, dari, pada.
• Kelas nomina yang ditemukan dan data terdiri dan: (1)
nomina murni, yakni nomina yang tidak berasal dari kelas
kata lain, (2) nomina deverbal, yakni nomina yang terbentuk
dari verba.
a. Nomina Murni
• Nomina murni terdiri dari nomina dasar (monomorfemis) dan
nomina turunan (polimorfemis). Nomina turunan yang terbentuk
dari kata-kata nomina disebut nomina denominal.
• Ø Nomina Dasar
• Nomina murni berbentuk dasar yang ditemukan pada data ada
lima macam yaitu:
• Contoh: anak,baju, kepala, orang, nasi rumah, pakaian, pasar,
perut, piring, plastik, rejeki, salak, logam lengan, lantai, lekaki, kursi,
kota, panggung, kilometer, kelas, kaos, jalan, huja, gerimis, gelas,
gambar, buah, ujung, uang, tempat, televisi,teh, tangan, tamu,
tali, sisi, sepatu, wong, bulan, mata,
• Ø Nomina Denominal
• Nominal denominal yang d.temukan pada data, terdin dari
beberapa kategori morfologis. Semuanya terbentuk dengan
denvasi, berpangkal pada nomina dasar, yakni:
• Ø Kategori D-an.’
• Kategori ini menyatakan makna
‘daerah/wilayah/komplek/kurnpulan sesuatu yang tersebut pada
pangkal pembentukan’. Contoh: pakaian,
• Ø Kategori D-an”
• Kategori ini menyatakan makna ‘hasil’. Contoh: ikatan, sebutan
• Ø Kategori se-D
• Kategori ini menyatakan makna ‘satu”. Contoh: sebatangkara
• Ø Kategori D-D1-an
• Kategori ini menyatakan makna ‘seperti’. Contoh: orang-
orangan
• Ø Kategori per-D-an’
• Kategori ini menyatakan makna “hal’ . Contoh: perhatian
• Ø Kategori ke-D-an’
• Kategori ini menyatakan makna “hal’ . Contoh:kesempatan
• Ø Kategori pcng-D-an
• Kategori ini menyatakan makna ‘proses’. Contoh: pengalaman
2. Kelas Verba
Untuk menentukan suatu kata termasuk verba, digunakan
valensi sintaktis karena perangkat kategori pembangun kerangka
sisteni morfologi verba itu ditandai oleh valensi sintaktis yang sama,
yaitu mempunya; potensi berkomhinasi dengan kata: tidak, sudah,
sedang, akan, baru, telah, belum, mau, hendak,
Kelas verba yang ditemukan pada data terdiri dari (1) verba
murni, yakni verba yang tidak berasal dari kelas kata lain, (2) verba
denominal, yakni verba yang terbentuk dari nomina, (3) verba
deadjektival, yakni verba yang terbentuk dan adjektiva, (4) verba
denuineral, yakni verba yang terbentuk dari numeralia, dan (5)
verba depronominal, yakni verba yang terbentuk dari pronomina.
a. Verba Murni
Verba murni terdiri dari verba dasar (monomorfemis) dan
verba tur. (polimorfemis). Verba turunan yang terbentuk dan kata-
kata verba disebut verba diverbal.
Ø Verba Dasar
• Verba murni, berbentuk dasar yang ditemukan pada data ada
yaitu: ada, bangkit, pergi, puasa, pulang, balik, makan, mampir,
datang, ucap, ubah, turun, tinggal, terima, singgah ,aman ,
• Ø Verba Deverbal
• Verba deverbal yang ditemukan pada data, terdiri dari beberapa
kategori morfologis, yaitu:
1) Kategori di-D
Kategori ini menyatakan makna ‘tindakan disengaja
berfokus sasaran”.
Contoh: diangkat, à verba 1
2) Kategori ter-D”
Kategori ini menyatakan makna “dapat di’.
Contoh: tersenyum à verb 1
3) Kategori meng-D
Kategori ini menyatakan makna ‘tindakan yang
disengaja berfokus pelaku’.
Contoh: menyeret, menempel, menukar,
mengangguk,memakai, menuju, meniru, mengangkat,
memakai à verba 1
Contoh: menyeret, menempel, menukar,
mengangguk,memakai,
4) Kategori meng-(D-i)
Kategori ini menyatakan makna ‘lokatif.
• Contoh: menyikapi, mempunyai à verba 2
5) Kategori meng-(D-kan)
Kategori ini menyatakan makna ‘benefaktif/direktif
• Contoh: meneruskan, menyilakan, menyebabkan à verba 1
6) Kategori ber-D-an
Kategori ini menyatakan makna ‘malakukan perbuatan
berlangsung lama, bisa sendiri atau dengan orang lain’.
• Contoh: berpandangan à verba 2
7) Kategori ber-D
Kategoii ini menyatakan makna ‘tindakan bcrlangsung lama’.
• Contoh: berakhir, berada, berteduh à verba 2,
8) Kategori meng-D
Kategori ini menyatakan makna ‘proses/keadaan’.
• Contoh: melompatà verba 2
b. Verba Transposisi
• Verba Denominal
• Verba denominal yang ditemukan pada data meliputi enam
kategori morfologis, yaitu.
1) Kategori meng-D
• Kategori ini diderivasikan dari nomina kategori D melalui derivasi
zero sehingga terbentuk verba kategori D yang menyatakan
makna ‘tindakan yang disengaja berfokus pelaku’.
• Contoh: menutup, meningkat à verba I
2) Kategori meng-(D-i)
• Kategori ini berasal dari nomina kategon D kemudian
dMenvasikan verba kategori D-i yang maknanya ‘lokatif. Contoh.
menangani à verba 2
3) Kategori di-(D-i)
• Kategori ini berasal dari nomina kategori D kemudiun
diderivasikan menjadi verba kategori D-i yang mempunyai
makna ‘kausatif.
• Contoh: ditandatangani à verba 2
4) Kategori meng-(D-kan)
Kategori ini berasal dari nomina kategori D kemudian
diderivasikan menjadi verba kategori D-kan yang
menyatakan makna ‘kausatif.
• Contoh: rnerupakan à verba 2
5). Kategori di-(D-kan)
Kategori berasal dari nomina kategori D kemudian
diderivasikan menjadi verba kategori D-kan yang
menyatakan makna ‘kausatif.
• Contoh: disebutkan, dimanfaatkan, disimpulkan,
dilaksanakan, dilakukan à verba 2
6) Kategori ber-D
Kategori ini diderivasikan dari nomina kategori D dan
menyatakan makna ‘tindakan berlangsung lama’.
• Contoh: bertekad àverba 2
Verba Deadjektival
Verba deadjektival yang ditemukan pada data, meliputi dim
macam kategori morfologis, yaitu:
1) Kategori meng-(D-i)
• Kategori ini berasal dari adjektiva kategori D kemudian
diderivasikan menjadi verba kategori D-i yang menyatakan
makna ‘kausatif.
• Contoh: menjiwai, menghargai, menanggapi à verba 2
2) Kategori meng-(D-kan)
• Kategori ini berasal dari adjektiva kategori D kemuadian
diderivasikan menjadi verba kategori D-kan, yang
menyatakan makna ‘kausatif.
• Contoh: melaksanakan menyenangkan, melanjutkan à
verba 2
Ø Verba Demimeral
• Dari data hanya ditemukan salu kalegori morfologis
verba denumeral, yaitu kategori meng-D, yang
diderivasikan dari numeralia bentuk dasar yang
menyatakan makna ‘proses/keadaan’.
• Contoh: menyeluruh -» verba 2
Ø Verba Depronominal
• Dari data hanya ditemukan satu kategori morfologis
verba depronominal, yaitu kategori meng-(D-i), yang
berasal dari pronomina bentuk dasar kemudian
diderivasikan menjadi verba kategori D-i yang
menyatakan makna ‘repetitif. Contoh: mengakui —>•
verba 1
3. Kelas Adjektiva
• Untuk menentukan suatu kata termasuk adjektiva, digunakan
valensi sintaktis karena perangkat kategori morfologis
pembangun kerangka sistem morfologi adjektiva itu ditandai
oleh valensi sintaktis yang sama yaitu mempunyai potensi
berkombinasi dengan kata: sangat, agak, paling, amat, sekali,
• Kelas adjektiva yang ditemukan pada data hanya satu kategori
morfologis, yaitu berupa adjektiva bentuk dasar yang terdiri dari:
• Contoh: apes, aman, akrab, takut, basah, banyak, baik, bodoh,
cukup, kerdil, salam, suka, sudah, tersinggung, berwibawa,
terlalu, spona, serius, sering, cantik, tenang,
• Contoh: sebuah, sederet, dua, tujuh, sembilan, setiap, seorang,
b. Numeralia Denumeral
• Numeralia denumeral tidak ditemuka pada data kartu kata,
4. Kelas Numeralia
• Untuk menentukan suatu kata lermasuk numeralia,
digunakan valensi sintaktis karena perangkat kategori
morfologis pembangun kerangka sistem morfologis
numeralia itu ditandai oleh valensi: sintaktis yang sama
yaitu dapat bergabung dengan nomina.
• Kelas numeralia yang ditemukan pada data hanya
ada satu macam yaitu nrmeralia murni. Adapun yang
dimaksud numeralia murni adalah numeralia yang
tidak berasal dari kelas kata lain. Numeralia murni ini
terdiri dari numeralia dasar
• monomorfemis) dan numeralia tunman (polimortemis).
Numeralia turunan yang terbentuk dari kata-kata
numeralia disebut niimeralia denumeral.
a. Numeralia Dasar
• Numeralia murni berbentuk dasar yang ditemukan
pada data ada dua macam, yaitu:
5. Kelas Adverbia
Untuk menentukan suatu kata termasuk adverbia,
digunakan valensi sintaktis karena perangkat kategori
morfologis pembangun kerangka sistem morfologi
adverbia itu ditandai oleh valensi sintaktis yang sama
yaitu dapat bergabung dengan verba.
Kelas adverbia yang ditemukan pada data hanya
ada satu kategori morfologis, yaitu berupa adverbia
bentuk dasar yang terdiri dari:
Contoh: tak, telah, akan, baru, sudah, sedang, saja,
juga,
6. Kelas Pronomina
• Pronomina yang ditemukan pada data meliputi tiga macam,
yaitu:
a. Pronomina persona:
• Contoh aku, suya,, anda, mereka.
b. Pronomina penunjuk:
• Contoh: itu, adalah
c. Pronomina penanya:
• Contoh: bila, kapan.
7. KataTugas
Dari data yang ada ditemukan kata tugas yang meliputi:
1. Preposisi:
• Contoh: pada, kepada, di, terhadap, olch karena.
• Konjungsi:
• Contoh: lalu, serta, yang, bahkan, sebelum, kulau, karena,
tetapi, muku, ketika. kemudian, scakan-akan.
Prefiks
Awalan ber-
Yang pertama adalah awalan Ber- dimana
awalan yang satu ini dipakai untuk menyatakan
beberapa makna antara lain yaitu : Menyatakan
Penggunaan Ber + dasi = berdasi (memakai dasi) Ber
+ baju = berbaju (memakai baju) Ber + jaket =
berjaket (memakai jaket) Ber + mobil=bermobil
(mengendarai / menaiki mobil) Ber + motor =
bermotor (mengendarai / menaiki sepeda motor)
Menyatakan Kegiatan
Ber + aktivitas = beraktivitas (melakukan kegiatan)
Ber + renang = berenang (melakukan aktivitas
renang) Ber + lari = berlari (melakukan aktivitas lari)
Ber + usaha = berusaha (melakukan usaha) Ber +
dagang = berdagang (melakukan aktivitas jual beli)
Sumber Konten : https://www.ayo-
berbahasa.id/2019/08/pengertian-prefiks.html
Menyatakan Jumlah
Ber + dua = berdua (menyatakan jumlah sebanyak
dua) Ber + tiga = bertiga (menyatakan jumlah
sebanyak tiga) Ber + empat = berempat (menyatakan
jumlah sebanyak empat) Ber + lima= berlima
(menyatakan jumlah sebanyak lima) Ber + sembilan =
bersembilan (menyatakan jumlah sebanyak
sembilan)
Sumber Konten : https://www.ayo-
berbahasa.id/2019/08/pengertian-prefiks.html
Menyatakan kepemilikan
Ber + uang = beruang (mempunyai uang) Ber +
ibu = beribu (mempunyai ibu) Ber + otot =
berotot (mempunyai otot) Ber + rambut =
berambut (mempunyai rambut) Ber + uban =
beruban (mempunyai kumis)
Sumber Konten : https://www.ayo-
berbahasa.id/2019/08/pengertian-prefiks.html
Menyatakan Suasana Hati
Sumber Konten : https://www.ayo-berbahasa.id/2019/08/pengertian-prefiks.html
Berduka = ber + duka (menyatakan perasaan duka) Ber +
gembira = bergembira (menyatakan perasaan gembira)
Berbahagia = ber + bahagia (menyatakan perasaan
bahagia) Bersedih = ber + sedih (menyatakan perasaan
sedih)
Sumber Konten : https://www.ayo-berbahasa.id/2019/08/pengertian-prefiks.html
Prefik me- digunakan untuk menyatakan kata kerja
aktif, baik transitif maupun intransitif. Awalan me-
memiliki beberapa makna, yaitu:
Melakukan perbuatan atau gerakan. Contoh:
membaca, menulis, menari, melompat.
Melakukan dengan alat. Contoh: menyetir,
mencangkul, membajak.
Membuat atau menghasilkan. Contoh: menyambal,
menggulai.
Berbuat sesuatu seperti. Contohnya: menggila.
Mencari atau mengumpulkan sesuatu. Contohnya:
merotan, melaut.
Penggunaan awalan me- dan pe- memiliki beberapa
ketentuan, yaitu sebagai berikut:
Tetap berawalan me- dan pe- jika kata dasar diawali
dengan huruf l, m, n, r, w, y.
Meluluhkan kata dasar apabila kata dasar berawalan
dengan huruf k, t, s, p.
Kata dasar terdiri dari dua suku kata, dan huruf pertama
konsonan diikuti dengan huruf vokal.
Berubah menjadi meng- dan peng- jika diikuti dengan
kata dasar yang diawali huruf vokal (a, i, u, e, o) dan g,h,k.
Berubah menjadi men- dan pen- jika kata dasar diawali
huruf c, d, j, t, z.
Berubah menjadi mem- dan pem- jika kata dasar diawali
huruf b, f, p, v.
Berubah menjadi meny- dan peny- jika kata dasar diawali
huruf s.
THANKS
Sekian
Prefiks Di-
Awalan Di-
Awalan di-, berfungsi sebagai pembentuk kata dasar yang
bermaknakan pasif. Bila berada dalam sebuah kalimat, maka
kata dasar berawalan di- akan menjadikan kalimat tersebut
menjadi kalimat pasif. Contohnya yaitu di- + hibur = dihibur
di- + rusak = dirusak di- + goreng = digoreng di- + siram =
disiram
Sumber Konten : https://www.ayo-
berbahasa.id/2019/08/pengertian-prefiks.html
Imbuhan ‘di-‘ membuat kata dasar yang awalny
aktif menjadi pasif. Kebalikan dari imbuhan ‘me-
‘.
Contoh: di + peluk = dipeluk VS me + peluk =
memeluk. ‘Dipeluk’ artinya menerima pelukan,
sedangkan ‘memeluk’ artinya melakukan
tindakan peluk.
Prefiks Ke-
Ke
Awalan ‘ke-‘ tidak mempunyai bentuk perubahan khusus. Namun
prefiks ‘ke-‘ memiliki makna menyatakan urutan. seperti; kesatu,
kedua, ketiga, keempat dst.
Awalan atau prefiks ke- digunakan untuk menyatakan ukuran.
Misalnya yaitu :
Ke- + dua = kedua (menyatakan urutan kedua)
Ke- + tiga = ketiga (menyatakan urutan ketiga)
Ke- + empat = keempat (menyatakan urutan keempat)
Ke- + delapan = kedelapan (menyatakan urutan kedelapan)
Ke- + sepuluh = kesepuluh (menyatakan urutan kesepuluh)
Ke- + tujuh = ketujuh (menyatakan urutan ketujuh)
Ke- + lima = kelima (menyatakan urutan kelima)
Sumber Konten : https://www.ayo-
berbahasa.id/2019/08/pengertian-prefiks.html
Prefiks per-
Prefisk Per-
Fungsi dari prefiks ini adalah untuk membentuk kata
kerja imperatif (perintah). Beberapa makna dari
imbuhan ini adalah :
•Membuat jadi atau menjadikan. Contoh :
• Perbudakan yang terjadi di negera itu sungguh
memperihatinkan.
•Membuat menjadi lebih. Contoh :
• Pertajamkan semua pisau yang ada di dapur!
• Perkecilkan suara radio itu!
•Membagi menjadi. Contoh :
• Sisakan pertiga kue itu untuk adikmu!
PREFIKS Ter-
• Awalan ter- memiliki fungsi untuk menyatakan kata kerja pasif yang tidak dapat diubah
menjadi kata kerja aktif (kata kerja intransitif). Prefiks ter- memiliki makna sebagai berikut:
• Menyatakan suatu kondisi. Contohnya: terawat, terkuak.
• Menyatakan tingkatan atau superlatif. Contohnya: terbesar, tersayang, tertinggi.
• Menyatakan perbuatan yang tidak disengaja. Contohnya: terjatuh, tersandung.
• Menyatakan kondisi yang dapat atau tidak dapat di. Contohnya: terbaca, terekam.
• Menyatakan situasi yang terjadi tiba-tiba. Contohnya: terkejut, terbangun, teringat
• Menyatakan subjek pelaku. Contohnya: tersangka, terdakwa, terpidana
• Penggunaan awalan ter- memiliki ketentuan, sebagai berikut:
• Jika kata dasar berawal dengan huruf ‘r’, maka salah satu ‘r’ diluluhkan.
• Jika suku awal kata dasar memiliki gugus -er, maka huruf ‘r’ ada yang luluh dan ada yang tidak.
• Khusus untuk kata ‘lanjur’, awalan ter- berubah menjadi te-.
SUFIKS
Pengertian dan Contoh Sufiks
Memahami definisi prefiks, infiks, dan sufiks memang perlu secara lengkap.
Sekarang Anda bisa mengetahui bahwa sufiks adalah imbuhan yang diberikan di
belakang kata dasar. Imbuhan sufiks juga disebut dengan akhiran. Contoh akhiran
adalah: -an, -kan, -nya, -i -man/-wan/-wati, -kah, dan sufiks yang melekat pada kata
asing serapan (-al, -iah, -asi/-isasi, -er, -if, -or, -er, - dan -isme).
Akhiran –an
Penambahan sufiks -an akan mengubah kata menjadi bentuk kata benda. Berikut
adalah beberapa arti/makna yang terbentuk akibat sufiks -an:
• Penambahan akhiran -an pada kata dasar akan mengubah fungsi kata dasar
menjadi kata benda. Sufiks -an mempunyai makna, sebagai berikut:
• Menyatakan tempat. Contohnya: lapangan, tumpuan, jalanan, pangkalan.
• Menyatakan menyerupai sesuatu. Contohnya: rumah-rumahan, mobil-mobilan.
• Menyatakan alat. Contohnya: timbangan, ayunan, meteran.
• Menyatakan bagian. Contohnya: bulanan, harian, kiloan.
• Menyatakan hal atau benda. Contohnya: lukisan, ramalan, gambaran.
Menyatakan keseluruhan/ himpunan : lautan, daratan.
SUFIKS -KAN
Imbuhan jenis ini akan mengubah suatu kata menjadi kata kerja. Kata kerja yang
terbentuk akibat mendapat sufiks –kan menyatakan makna perintah. Contoh kata
yang mendapat imbuhan ini antara lain ambilkan, dengarkan, tumbangkan.
SUFIKS –I
Kata yang mendapat imbuhan ini akan mengubah makna menjadi makna perintah.
Contohnya antara lain cabuti, turuti, lengkapi.
• Akhiran -kan dan -i
• Akhiran -kan dan -i mengubah fungsi kata dasar menjadi kata kerja. Kata kerja
yang dihasilkan dari perubahan kata dasar ini memiliki makna perintah. Contohnya:
bukakan, dengarkan, tuliskan, ambilkan, cabuti, lengkapi, dan lain-lain.
SUFIKS NYA-
AKHIRAN -NYA
Akhiran yang diberikan pada kata dasar ini digunakan untuk kata ganti orang
ketiga tunggal. Selain itu, sufiks -nya juga bermakna penegasan atau
penekanan, dan menggambarkan situasi tertentu.
Contoh kalimat penggunaan akhiran -nya bermakna penegasan, misalnya
‘kembalikan bukunya sekarang juga!’ Sedangkan contoh penggunaan
akhiran -nya dalam kalimat yang menyatakan sebuah situasi, misalnya: Rani
menyambut kedatangan Ibu dengan girangnya.
Kata dengan –nya pada bagian akhiran yang selama ini lebih kita kenal
mengungkapkan keterangan kata ganti orang ketiga tunggal. Akan tetapi
sufiks –nya dapat memberikan makna sebagai berikut:
• Menyatakan kata tugas, contohnya sesungguhnya, sepertinya.
• Menyatakan efek penekanan atau penegasan ketika digunakan dalam
kalimat, contohnya ‘Tutup pintunya sekarang!’.
• Menjelaskan situasi ketika digunakan dalam kalimat, contohnya ‘Roni
belajar dengan semangatnya’.
SUFIKS –MAN, -WAN, -WATI
Sufiks jenis ini digunakan sebagai penjelasan jenis kelamin. Sufiks –man dan
–wan digunakan untuk menjelaskan jenis kelamin laki-laki. Sufiks –wati untuk
jenis kelamin perempuan. Contohnya seniman, wartawan, karyawati,
kameraman.
AKHIRAN -KAH
Sufiks –kah lebih sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Kata
dengan imbuhan jenis ini akan berubah makna menjadi penegasan dalam
pertanyaan. Contohnya bukankah, sudahkah, benarkah.
Akhiran ini digunakan untuk menyatakan penekanan dan sering digunakan
dalam percakapan sehari-hari. Contohnya: bukankah, sudahkah, benarkan,
sudikah, dan lain-lain.
AKHIRAN PADA KATA ASING SERAPAN
Akhiran pada kata dasar yang diserap dari bahasa asing memiliki makna
kata sifat, kata benda, menunjukkan paham atau aliran, dan subjek yang
bertindak untuk melakukan sesuatu pekerjaan.
Contoh kata yang menunjukkan kata sifat adalah aktual, lahiriah, objektif,
aktualisasi, sekunder, antusiasme, dan lain-lain. Sedangkan contoh kata
asing serapan berakhiran yang menunjukkan paham adalah nasionalisme,
patriotisme, dan lain-lain. Akhiran yang menunjukkan sebagai orang yang
melakukan sesuatu adalah aktor, editor, dan lain-lain.
Kata imbuhan serapan ini merupakan kata imbuhan dari bahasa asing
yakni bahasa Arab, bahasa Sansekerta, ataupun bahasa Inggris. Di mana
kata imbuhan tersebut memiliki tambahan kata yakni dalam bahasa
Arab (-ah, -i), bahasa Sanskerta (-man, -wan, -wati), bahasa Inggris (-an, -
en, -is, -if, -al).
KONFIKS
•
•
Fungsi : secara umum , konfiks ke-an berfungsi membentuk kata benda , tetapi dalam jumlah
terbatas , konfiks ke-an juga berfungsi membentuk kata kerja (pasif) dan kata sifat/keadaan
Makna Konfiks ke-an :
• Menyatakn tempat /daerah/wilayah. Contoh : kerajaan , kecamatan , kedutaan , kelurahan ,
kementrian , kesultanan
• Menyatakan hal yang disebut dalam kata dasar. Contoh : kewajiban , kebersihan , kenyataan ,
ketuhanan , kesatuan , keindahan
• Terkena/menderita sesuatu hal. Contoh : kehujanan , kepanasan , kedinginan , kekurangan ,
kesakitan, kelaparan , kehausan
• Perbuatan yang dilakukan secara tidak sengaja. Contoh : kelupaan , ketiduran , kemasukan ,
keguguran , kejatuhan
• Menyatakan terlalu. Contoh : kebesaran, kekecilan, kegemukan, kekurusan, kemahalan,
kematangan
• Mengandung sedikit sifat yang disebut dalam kata dasar, agak, atau menyerupai. Contoh :
kekanak-kanakan, kemerah-merahan, kekuning-kuningan,kebarat-baratan, kebelanda-
belandaan, kesunda-sundaan ,