40
Sajak Kecil tentang Aku
Lusiana
Akulah embun
Yang perlahan beranjak dalam gelap
Berharap berjumpa cahaya dini hari
Kemudian menjadikannya tiada
Akulah pohon yang rimbun
Tempat bahumu bersandar mengusap peluh
Ketika goresan perjalanan hidup
terasa menyesakan dan menghimpit
Akulah lebah penyengat
Menari berputar lalu menusuk
Para pengusik pengintai madu
Dalam kenyamanan sarangku
Akulah pembohong ulung tanpa cela
Yang berucap tak lapar saat perih melilit
Saat makanan yang ada di piring itu
Hanya cukup untuk dirimmu
Akulah luka tanpa suara
Yang diam dihujam kata kata amarah
Dari mulut yang dulu kuajar bertutur kata
Karena percaya kau hanya sedang terlupa
Akulah rumah bagimu
Tempat kau pulang dan mengadu
Lalu sama - sama kita tertawakan
kebodohan di masa lalu
41
Dan akulah si peminta minta
Yang berbisik dengan lirih dan airmata
Kepada Dia Sang Pemilik Hidup
Agar senantiasa engkau terlindungi
Dalam lelap dan terjaga
Jangan takut anakku
lukislah garis hidupmu tanpa cemas dan ragu
Karena untukmu..
Bagimu
Ibu rela jadi segala
Tangerang, 07 Oktober 2019
42
Doa Ibu
Oleh: Anas Basaruddin
Ibumu, ibumu, ibumu
Tiga kali namamu disebut
Oleh Sang Nabi kekasih Allah
Empat puluh minggu engkau membawaku di dalam perut
Melahirkanku dengan bayang-bayang maut
Menyusuiku dua tahun berturut-turut
Membesarkan dan mendidikku dengan penuh lemah lembut
Dengan ridhomu seseorang hidupnya menjadi berkah
Dengan murkamu seseorang hidupnya menjadi petaka
Ingatlah kisah Uwais al Qorni
Pemuda miskin tapi penuh bakti
Kepada ibunda, tanpa sanak famili
Menggembala domba menjadi pekerjaan sehari-hari
Dia ingin mengabulkan permintaan sang ibunda
Untuk pergi haji di depan Ka’bah
Ibunda yang sudah tua pun digendongnya
Dari Yaman hingga kota Mekah
Begitu besar cintanya kepada sang ibunda
Di depan Ka’bah lalu berdoa:
“Ya Allah, ampuni semua dosa ibu”
“Cukuplah ridhomu Ibu yang membawaku ke surga”
pinta Uwais kepada ibunda
Bakti kepada ibunya menjadikannya bukan penduduk bumi
Menjadi penduduk langit yang disegani
Kesalehannya tidak banyak diketahui
43
Hingga maut menjemputnya
Penduduk Yaman dibuat heran karenanya
Pemuda miskin tanpa harta
Hanya seorang penggembala domba
Tetapi saat ajal tiba
Para malaikat turun ke bumi
berebut mengurus jenazahnya
Benarlah sabda Rasulullah tentangnya
44
Ibu Kekuatan Hidupku
Karya : muhana
Ibu disetiap malam engkau bangun
Sebelum azan subuh berkumandang
Ibu engkau kerjakan shalat tahajud di ujung malam
Engkau memohon kepada Allah dengan khusu
Untuk kebaikan kelurga dan anak-anakmu
Ibu aku selalu bangga padamu
Ibu engkau bekerja seorang diri
Tak kata kenal lelah kau bekerja
Walaupun ayah telah tiada
Setiap saat kau selalu berdoa
Ibu kau besarkan anak-anakmu seorang diri
Ibu jasamu begitu besar bagi keluarga
Engkau bekerja keras membanting tulang
Demi mencukupi kebutuhan keluarga
Rasa lelahmu tak kau rasakan
Keringat bercucuran disekujur tubuhmu
Rasa sayang dan cintamu ibu begitu besar
Kau curahkan untuk mereka semua
Kau berikan pendidikan terbaik bagi anakmu
Ibu tak ada kata lelah di dalam dirimu
Aku akan selalu bangga dan cinta padamu
Ibu kini anakmu sudah menjadi sukses
Itu berkat pengorbananmu ibu
Ibu aku ingin seperti dirimu
Pantang menyerah dalam bekerja
Walau engkau dari wanita sederhana
45
Ibu kini usiamu sudah terlalu tua
Tapi engkau tak mau berhenti bekerja
Ibu engkau selalu bekerja dan terus bekerja
Ibu nikmatilah masa hidupmu dengan bahagia
Ibu aku belum bisa membuatmu Bahagia
Ibu kata-katamu begitu menyejukan jiwaku
Kelembutanmu begitu aku rasakan dihati
Ibu bila aku sedih engkau selalu menghiburku
Bila aku sakit ibu selalu merawatku
Bila aku gelisah ibu menenangkan diriku
Ibu aku ingin selalu ada didekapanmu
Aku selalu mengingkat kata kata bijakmu
Ibu bagaimana caranya aku melukiskan dirimu
Kau wanita yang tangguh,lembut dan sederhana
Engkau mengantarkan anak-anakmu
Kepintu gerbang penuh bahagia
46
Ibu adalah Spesial
Oleh Erwinsyah Satria
Tidak ada cinta seperti cinta seorang ibu,
tidak ada ikatan yang lebih kuat di bumi
Seperti ikatan berharga yang datang dari Tuhan,
kepada seorang Ibu ketika dia melahirkan.
Cinta seorang ibu kuat selamanya,
tidak pernah berubah selamanya
Dan ketika anak-anaknya sangat membutuhkannya,
cinta seorang ibu akan memancar.
Tuhan berkatilah para ibu istimewa ini,
Tuhan berkatilah mereka setiap saat
Untuk semua air mata dan sakit hati mereka,
dan untuk semua pekerjaan khusus yang telah mereka lakukan.
Ketika hari-harinya di bumi berakhir,
cinta seorang ibu tetap hidup
Melalui banyak generasi,
dengan berkat Tuhan untuk setiapnya.
Berterimakasihlah untuk ibu kita,
untuk cinta kasih mereka dengan cinta yang tinggi
Dari kuasa yang diberikan Tuhan,
dan kekuatan dari langit.
(Dalam rangka menghormati Ibu)
47
IBU
Oleh: Yulismarika Putri
Beredar bintang digarisnya
Bulan bercahaya pada lintasannya
Waktu bergulir dalam takdirnya
Aku....
Terlahir dari manusia hebat
Sepertinya...
Merupakan anugerah terbesar Tuhan untuk ku
Menjadikan ku pelipur lara jiwanya
Kau....
Perempuan hebat di jiwa lemah ku
Menyayangi tanpa batas
Mendampingi di semua kisah ku...
Kau....
Perempuan terbaik dalam kerajaanku
Motivasi terbaik di setiap lika-liku hidup ku
Ibu...
Aku mencintai mu...
Terimakasih untuk semua waktu dan lelah mu...
Aku mencintai mu...
Kota Malang, Juni 2018
48
Ibu
Karya: Eny Khusnul
Aku rindu belaianmu
Aku rindu dongeng-dongengmu
Aku rindu cubitan sayangmu
Aku rindu pujianmu
Aku ingin bersamamu selalu
Seperti dahulu namun itu hanya ilusi
Hidupku bersama keluargaku
Dan aku tetap merindukanmu
Engkaulah yang telah membuatku begini
Karenamu aku bisa berjalan dan berlari,
karenamu aku bisa melangkah pasti,
Karenamu aku bisa meraih mimpi
Kini Engkau sudah tua renta namun jiwamu tetap muda
Untuk anakmu Engkau selalu rela
Engkau tiada pernah lelah
dan tiada pernah mengeluh karna ulah anakmu
Engkau selalu menjadi tumpuanku
Engkaulah malaikatku
Semoga Engkau selalu sehat dan bahagia
Semoga kelak Engkau akan dapatkan surga firdaus
karena jasamu yang tak terhingga
Kasihmu sepanjang jalan yang tiada pernah ada akhirnya
Dari Engkaulah lahir generasi-generasi hebat
untuk negeri tercinta
49
Ibuku Luar Biasa
Oleh: Joko Susilo
Ibu…
Kaulah yang telah mengandungku
Melahirkanku
Menyusuiku
Mendidikku
Ibu….
Kaulah yang mengenalkanku dengan dunia
Mengajariku berbicara
Berjalan
Makan
Minum
Mandi
Semua itu …
Kau lakukan dengan ikhlas dan kasih sayang
Tanpa imbalan harta dunia
Demi anakmu tercinta
Ibu….
Jasamu tak tergantikan
Dengan seluruh harta dunia
Ibu…
Sungguh dosa besar anak yang durhaka kepadamu
Yang melupakan akan jasamu
Ibu….
Sungguh kau luar biasa
Jasamu tiada tara
Solo, 23 Oktober 2019
Oleh Joko Susilo
Penulis adalah seorang pembelajar yang masih terus mengasah
ilmunya. Ia lulusan IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (sekarang UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta) Fakultas Tarbiyah.
50
KERINDUAN
Oleh : Khususiatul Ubudiyah
Dalam rona wajah yang sudah terpahat waktu
Kau masih julurkan kasih sayang pada anakmu
Yang terkadang tak pernah memahami jiwamu
Dalam menggapai surga dalam genggamanmu
Padahal pengorbananmu begitu nyata bagaikan angka
Yang selalu memberikan kepastian pada manusia
Kini serasa semakin sepi
Menapaki rasa kasih ibu yang terhalang waktu
Masih kuingat dekapan hangat itu
Luncurkan doa lewat suara lembut hangatkan jiwa
Kini aku hanya dapat menapaki jati diri
Seraya mendapatkan kepastian
Untuk bertemu sang ibu yang sudah termakan waktu
Kucoba membuka lembaran kepastian diri
Lewat doa di sepertiga malam
Yang terbungkus angin yang sepi
Dingin menelisik pori-pori bumi
Untuk menyampaikan rasa gundah gulana kerinduan
Pada ibu yang kudambakan
51
Rindu Ibu
Eny Suryaningsih, M.Pd
Sman 25 Kabupaten Tangerang
[email protected]
Ibu... kurindu belaianmu...
Tempat curahan hati dan berbagi cerita
Ibuku penuh ikhlas dan sabar dalam berbagai derita
Tak pernah mengeluh walau penyakit jantung menderitamu
Kegigihanmu membesarkan aku dan saudaraku
Ibu berjuang bekerja untuk biaya sekolahku
Tanpa satu senpun bantuan ayah disisimu
Aku sukses dengan kedua tanganmu
Ibu selalu bedoa dan ikhtiar untukku
Motivasi aku tuk bersabar meniti kehidupan penuh liku
Meredam amarahku tanpa membenci sulitnya kehidupan
Nasehatnya menentramkan jiwa dan raga dalam setiap kesempatan
Saat aku sakit engaku selalu disampingku
Ibu bagaikan obat pendamping peredam panas
Mengajarkan aku bersabar dalam situasi yang memanas
Melatih sabar dan sholat sebagai penolong bagi masalah hidupku
Curahan kasih sayang ibu sepanjang masa
Perhatian dan bimbingan untuk anaknya sama
Mengajarkan aku membersihkan lingkungan bersama
Membesarkan aku adik kakaku dengan tulus tanpa putus asa
Semangat dan kerja keras ibu
Bagaikan obor penyemangat hidupku
Tak pernah padam walau langit hitam kelabu
Sekalipun hujan mengguyur basah masuk ke badan ibuku
52
Ibu tak pernah berhenti berjuang mencari rezeki
Doa usaha ikhtiar tawakal utuk mencari ridho Illahi
Tak satupun orang memandang dengan penuh dengki
Menjadi suri tauladan bagi ibu terkini tanpa suami di sisinya
Kegigihan ibu membesarkan aku
Meluluhkan rasa jiwa di hati dan benak
Satu ibu dapat menghidupkan sepuluh anak
Satu anak belum tentu meringankan derita satu ibu
Rasa kangen akan masakanmu
Tak tergantikan oleh masakan lezat buatanku
Kerinduan canda tawamu memecah kegalauan hatiku
Tak satupun harta benda bisa menggantikan peranmu
Aku berharap setiap hari adalah hari untuk ibu
Tak akan kubiarkan ibu mencari nafkah seorang diri
Aku ingin menolong ibu bekerja dengan kemampuanku sendiri
Kebersamaan adalah hari hari yang dinanti
Andaikan ibu ada disisiku
Tak akan aku biarkan ibu bekerja
Cukup aku sebagai pengganti ibuku
Namun sayang impian telah berlalu
Kapankah kesempatan tuk membahagiakan ibu
Masih adakah kehidupan kelak berjumpa denganmu
Adakah suatu hari aku menjadi pahlawan tuk menolongmu
Sayang ibuku telah tiada untuk meninggalkan aku selama-lamanya
53
Tentang Ibu
Karya: Era Amelia
Ibu...
Engkau laksana cahaya yang menerangi gelapku
Laksana jalan kebaikan yang selalu menuntunku
Laksana harapan untuk masa depanku
Ibu ...
Kita sering tak satu pemikiran
Kita sering berselisih paham
Bahkan kadang terlibat dalam sebuah persoalan
Tapi Ibu ...
Jauh di lubuk hatiku
Aku selalu sayang ibu
Aku selalu mendoakan ibu
Aku selalu berusaha menjadi anak yang berbakti untuk ibu
Kini akupun telah menjadi ibu sepertimu
Terima kasih atas segala doa, kasih sayang dan maaf yang selalu ibu
berikan
Semoga Allah selalu menjaga ibu dan memberi kebahagiaan untuk
ibu
54
Puisi untuk Ibu
Karya : Dicky Dominggus*
Ibu ……
Begitulah keusebutkan namamu
Engkau adalah malaikat tanpa sayap
Yang ditempatkan Tuhan dalam hidupku
Engkaulah superhero atas keberadaanku saat ini
Ibu ……
Kasihmu mengalir indah dan Jasamu tiada batas
Perhatianmu tak kunjung padam
Tak terhitung juga pengorbanan yang engkau berikan padaku
Ibu ……
Dari pribadimu aku banyak belajar
Belajar mengasihi dengan tulus
Belajar berkorban tanpa pamrih
Dan belajar memberi yang terbaik untuk orang yang dikasihi
Ibu …..
Keadaanku sekarang tidak lepas dari jerih payahmu
Tidak lepas dari doa yang terus dinaikan kepada sang Pencipta
Tidak lepas dari air mata yang bercucuran karena keterbatasan
hidup
Tidak lepas dari kegigihanmu menghadapi getirnya kehidupan
Tidak lepas dari sikap mengalahmu dan membiarkanku bahagia
Kini ......
Waktu berlalu begitu cepat dan dirimu terus dimakan usia
Kini engkau telah menua dan mulai lemah
Namun kupecaya kasih dan sayangmu tetap abadi
Akupun terus berdoa kepada Tuhan
Kiranya di masa tuamu, engkau dapat terus merasakan kebahagiaan.
55
Ibu ….
Aku mengasihimu
56
IBU
Karya Adi purnomo
Engkau adalah guru bagiku
Yang selalu menebarkan berbagai benih ilmu untukku
Yang telah tersemai dalam jiwa dan ragaku
Hingga aku dapat berdiri, mengabdi untuk ibu pertiwi
Ibu, Engkau tempatku mengadu
Yang senantiasa turut merasakan tiap butir-butir resahku
Yang mampu memaknai segala rasa-rasa kegelisahanku
Yang tiada seorangpun tahu selain dirimu
Engkau adalah kekuatan besar bagiku
Yang mampu membesarkanku dengan segenap jiwa dan ragamu
Engkau penyejuk hati dan lentera jiwa
Yang mampu menaklukkan segala gundah gulanaku
Yang mampu menerangi jalan untuk hidupku
Begitu kurasa dekapmu, yang muncul dari doa-doamu untukku
Begitu kurasa indah nasehat-nasehatmu untukku
Yang senantiasa menemani langkah langkahku
Terimakasih ibu
Doaku selalu untukmu, dekat nisanmu
57
Boneka mu
Karya : dalilah Nurul hija
Patahkan saja sayapku
Agar kau puas
Ambil semua hak ku
Bagai boneka yang kau mainkan
Atur saja sesukamu
Bertindak pun aku tak bisa
Hanya sebagai tokoh utama dalam cerita yang kau buat
Segala tipu muslihat mu
Membuatku hanya sebagai boneka yang kau mainkan
Angan yang tak tergapai
Kau limpahkan pada ku
Tak mengerti kah dirimu?
Aku pun ingin terbang dengan sayapku
Bukan menuruti jalur mu
Tetapi jalan ku
Ibu...
Ijin kan aku terbang dengan sayapku
Melewati jalur yang entah seperti apa?
Ibu...
Jangan paksa aku
Melewati jalan yang kau persiapkan
Ibu..
Aku ingin terbang
Jangan lemahkan aku
Dukung aku dengan ijin mu
Ridhomu mempengaruhi jalan ku..
Ibu..
Aku ingin terbang
58
Sepenggal Cerita Yang Tersisa
by : Edy Riyanto, M.Pd
Terdiam ku dalam renungan
Menatap dinginnya senja yang perlahan memasuki malam
Teringat ku, akan buaian lembut ibu
Yang kini tak akan bisa kurasakan lagi
Daun – daun menari ditiup angin
Membawaku pada ingatan masa silam
Kain lusuh dan bola mata yang menatap jauh, terlihat rapuh
Mengharap asa dan tujuan pada anak - anaknya
Akan keberhasilan di masa depan
Senja hampir tenggelam , dan sebentar lagi tentu malam
Kulihat tetesan yang sabar
Mungkin air mata dari pilu yang terakhir
Sampai juga, usia tak lebih sepenggalan
Tak lagi kaudengar suara ibu esok pagi
Yang kini damai dalam ketenangan yang abadi
Ketika kupandang lekat pada sudut matamu
Tersimpan derita yang begitu mendalam
Aku tahu disana banyak tersimpan air mata
Untuk kami, anak- anakmu
Terima kasih Ibu
Kau takkan pernah tergantikan di dalam hati
59
Sejuta harapan telah kau tanamkan
Dan kini, hanya doa yang bisa kupanjatkan
Semoga damai disana
Menempati alam keabadian disisiNYA
60
Terima Kasih Tiada Batas
Oleh: Erna Puspita
Penantianmu akan diriku tak lama
Kau sebar kebahagiaan itu bersama kicauan burung di pagi yang cerah
Semua bahagia, terlebih bapak sepulang kerja
Terima kasih pertamaku atas penerimaan penuh cinta
Hari berganti minggu
Keceriaan mengisi hari-hari perkembanganku
Asupan bernutrisi selalu kau pastikan untukku
Walau sering kuganggu nafsu makanmu
Namun, tak pernah kau menyerah melawan kemalasan demi tumbuh
kembangku
Terima kasih keduaku atas perjuanganmu
Lalu,
Aku mulai menunjukkan eksistensiku
Aku menonjolkan perutmu
Tapi tak seperti remaja yang panik akan isi perut akibat kelakuan
bebas tak menentu
Kau begitu girang dengan senyum kebahagiaanmu menatap cermin
seolah berkata padanya lihatlah aku dan anakku
Terima kasih ketigaku atas rasa banggamu terhadapku
Hangat belayanmu saat kau bersenandung kalam suci
Sesekali kurasakan ada yang jatuh menyentuh dinding rumahku
Ku dengar isak syukur dan doamu atas amanah yang dititipkan
padamu
Terima kasih keempatku atas doa dan harapanmu
Akhirnya kita bertemu
Kau tak berhenti menciumiku meski masih basah lukamu
Tak lama ku rasa khas hangat tubuhmu saat menyusuiku
Terima kasih atas penyambutanmu
Aku tumbuh menjadi balita, anak-anak, remaja, dewasa, menua
dengan cinta kasihmu
61
Terima kasih
Terima kasih
Kenapa denganku?
Aku pikir cukup mengatakan terima kasih atas semua yang kau
lakukan untukku
Tidak
Tidak pernah akan cukup rasa terima kasih itu
Untuk semua penyambutan, perjuangan, kebanggaan, doa dan
harapan, kasih sayang, perhatian, pengorbanan, pembelaan,
kesabaran, perpisahaan
Terima kasih tiada batas
Kini kusadari rasa terima kasihku takkan bisa mewakili setiap detail
yang kuterima darimu
Wahai diri,
Berbakti dan mengabdi menjadi satu janji yang harus kau penuhi
Hingga semua berakhir didunia ini
62
Hasrat yang terbungkam
Oleh : Inka Oktina
Langit yang cerah berhiaskan bintang yang bersinar
Mungkinkah hari-hari yang indah ini bisa ku ulang kembali
Sendiri ku tanpamu bagaikan rembulan tanpa di hiasi bintang
Itu yang ku rasakan sekarang
Kesunyian yang terbungkam
Keheningan yang menusuk
Kecerian yang menghilang tergulung bergantikan kesepian
Mengapa kau tega membiarkanku hidup tanpa dirimu disampingku
Mungkinkah diriku sanggup
Mungkinkah diriku dapat menerjang rintangan yang datang silih
berganti
Mungkinkah aku bisa bangkit tanpa uluran tangamu
Hampa hidup ini tanpa dirimu
Setiapku membuka kelopak mata, ku berharap kau dihadapanku
Membelai lembut rambutku
Mengecup keningku
Mendekapku ketika diriku tak sanggup mengadapi hidup ini
Namun semua ini fatamorgana bagiku
Angan-anganku terlalu tinggi tuk bisa bertemu denganmu
Tatapanmu begitu candaku bagiku
Bayanganmu begitu indah melekat dalam fikiranku
Dapatkah aku bisa membuang mentah-mentah semua kenangan
indah bersamamu
Sulit rasanya menghilangkan rasa rindu ini dalam relung hatiku
Sosokmu begitu nyata sampai ku tak sanggup tuk melupakan
Hanya segelincir doa yang dapat ku berikan untukmu
63
Hanya nisan yang bertuliskan namamu yang dapat kulihat sekarang
Angin... dapatkah kau berikan salamku padanya
Hanya tiga kata yang ingin kusampaian untuknya
Ibu aku rindu.
64
Mendung di Mata Ibu
Oleh: Ahmad Fitriyadi Sari
Pagi-pagi terdengar suara ibu
Suara yang tak akan lekang oleh waktu
Muliakan selalu ibu
Karena kita dilahirkan dari sosok seorang ibu
Ibu………
Selama ini kami hanya membisu
Memperhatikan tingkah ibu
Besar perjuangan ibu untuk kami menuntut ilmu
Ibu………
Kami bukan siapa-siapa tanpamu
Karena ibu merupakan malaikat peniru
Mendung di matamu
Merupakan tanda haru
Kami adalah anakmu
Hanya mampu membuat ibu terharu
Sukses kami karena ibu………..
Salam ibu dan bapak guru………
Karya :
Ahmad Fitriyadi Sari
65
Rinduku Padamu Ibu
by : Chairo Ardianto
Di malam yang dingin
Dengan berselimut kesendirian
Kuterbangun menatap jendela kaca kamarku
Terlintas di benakku sosok dirimu
Yang menemaniku dikala pagi hari
Yang menemaniku menikmati panasnya sinar matahari
Yang menemaniku disaat kegelapan malam
Dan kembali mengantarku ke dalam tidur yang panjang
Semua itu kini hanya tinggal kenangan
Karena saat ini ku jauh darimu
Terhalang oleh jarak dan waktu
Hanya wajahmu terpancar di benakku
Menemani aku dalam kesendirian
Ibu………..
Aku rindu dengan kasih sayangmu
Aku rindu dengan belai lembutmu
Aku rindu dengan senyumanmu
Aku rindu akan pelukmu
Ku ingin kau tahu itu
Ibu……….
Kau selalu ada dalam doaku
Di setiap hembusan nafasku
Di setiap langkah kakiku
Di setiap apa yang ku lalui
Karena kau begitu berarti dalam hidupku
66
Syair Rindu dan Ridhomu Ibu
Oleh: Syakhrial Efriadi
Dalam Ridho-Mu...
Seuntai syair kutulis untukmu
Ungkapkan hati yang penuh rindu
Penuh harap akan bertemu
Walau hanya dalam Qolbu
Ibu...
Sembilan bulan engkau kandung aku
Dengan hati yang mengharu biru
Terkadang berbuncah semangat yang menggebu
Menantikan kehadiran diriku...
Ibu...
Kau pertaruhkan nyawamu
Demi statusku menjadi permata hatimu
Hingga lengkap putra putrimu
Mengisi bahtera yang kan terus melaju
Ibu...
Dua tahun curahan air suci darimu
Sebagai sumber kehidupanku
Tak kan pernah terbalas jasamu
Sekalipun purnama kuhantar kepangkuanmu
Ibu...
Begitu bahagianya aku lahir dari rahim sucimu
Bersama enam saudara perempuanku
Sehingga aku laksana pangeran dikeluarga ku
Menjadi pujaan saudara-saudariku
Disaat kupersunting menantu untukmu...
Kusangka haru biru kan berlalu
67
Namun air mata deras masih melaju
Seiring doa tulus untukku
Walau hatimu terkadang berbalut sendu
Disaat kupersembahkan cucu untukmu...
Kusangka haru biru kan berlalu
Namun air mata deras masih melaju
Seiring doa tulus untukku
Walau beban dipundakmu kian membatu
Disaat kemandirian anak-anakmu...
Kusangka haru biru kan berlalu
Namun air mata deras masih melaju
Seiring doa tulus untuk anak-anakmu
Walau beban malu kami hadiahkan untukmu
Ibu...
Tangan itu, empat puluhan tahun lalu
Masih terasa lembut mengusap kepalaku
Memanjakanku saat kerewelanku
Membanggakanku ditengah sang waktu
Ibu...
Mata itu teduh memandangku
Yang kau anggap balita mungil sepanjang waktu
Wajah itu menghias sang Qolbu
Selalu kurindu belai lembutmu
Ibu... kurindu Ayahku...
Waktu seakan berhenti berlalu
Disaat kepergian pendampingmu
Derasnya air matamu
Mengiringi ayahanda kepangkuan pemilik Qolbu
Ibu...
Allahummagfirlahu, warhamhu, wa afihi, wa’fuanhu
Kita panjatkan doa untuk ayahanda yang dirindu
Insya Allah dipintu surga beliau telah menunggu
68
Mari persiapkan bekal Taqwa tuk Jannah yang dituju
Ibu...
Maafkanlah anakmu
Yang selalu menjadi beban hatimu
Namun selalu menuntut Ridhomu
Disepanjang waktu
Ibu...
Disaat diriku, disaat anakmu
Tak berpijak dijalan yang satu
Jalan menuju sang pemilik Qolbu
Jangan ragu tuk mengingatkanku
Ibu...
Engkau harus yakinkan aku
Dirimu, anak, cucu dan menantumu
Sekarang menjadi tanggungjawabku
Tuk teruskan estafet ayahanda yang dirindu
Ibu...
Aku sayang ibu, aku rindu ibu
Aku ingin dekapanmu disepanjang waktuku
Walau aku tak tahu cara membalas jasamu
Namunku terus harapkan Ridhomu
Pejompongan, 31 Oktober 2019
69
Sebening Embun di Pagi Hari
Cipt. Priska a.s.
Ibu.
Pengorbananmu tak pernah mengharap balasan
Tak sedikitpun mengharap imbalan
Kasih sayangmu begitu tulus
Kau tak pernah mengeluh
Meski lelah terlihat dimatamu
Ibu..
Tiada kasih sayang setulus dirimu..
Tiada cinta yang sangat besar selain darimu.. oohh.. ibu..
Bagaikan embun di pagi hari
Seperti itulah rasa sayangku kepadamu
Sebening embun dipagi hari
Terima kasih ibu..
Pengorbananmu takkan pernah terganti..
Engkau bagaikan sinar matahari
Yang selalu menyinariku setiap waktu ..
Dengan kasih sayang dan cintamu
Kau berikan hanya untukku
70
Sebutan Surga Untuk Ibu
Oleh : Daniasih
Peluh di dahi nyaris kering
Hingga terlupa raga memeras tenaganya
Namun senyum itu tetap ada di sana
Dalam raut wajah yang mulai menua
Keriput dan keringnya kulitmu
Tak tergoyah untuk sentuhan jemari akan secolek handbody
Apalagi foundation
Lebih tak kau kenali
Yang kau pahami hanya sebuah hati
Separuh hatimu tlah pergi
Namun kau tak merasa sendiri
Ada Illahi yang kau punyai
Gaman terbesar kuatkan nyali
Meski separuh hatimu pergi
Kau punya satu hati lagi
Buah hati
Yang kan ada tuk dicintai
Hidupku bukan bermewah rasa
Namun ibuku mengajarkan gegap gempitanya sepenuh jiwa
Mencumbui rasa penuh cinta
Yang buatku selalu bangga
Ibu ku hanyalah pedagang kecil di pasar
Namun berjiwa besar
Tak ada jumawa, angguh pun berdusta
Yang ia tau hanya kejujuran dan kehalalan apa yang ia jajakan
71
Ilmu surga mengajarkannya
Betapa hidup hanya sekedar mampir ngombe
Menjadi wayang dalam perannya
Dan berakhir kala ajal memanggilnya
Hakekat hidup tlah kau tanamkan
Pada kami anak-anakmu
Jalani hidup dengan penuh syukur
Dan ikhlas tadahi cobaan dan kebahagiaan
Terimakasih emak, ibu, mama, bunda,umi
Dan semua sebutan surga untukmu
Sayangku tak akan pernah hilang
Dan tak lekang oleh waktu
Solo, 1 Oktober 2019
72
Sepucuk Surat untuk Ibu
Karya: Rr. Myrtha Dewi
Ibu,
Bagaimana kabarmu saat ini?
Masih terbayang dalam ingatanku
Sosokmu yang tegar dan penuh semangat
Sosokmu yang kuat dan tak pernah lelah
Terkadang aku ingin bertanya
Sebesar apakah energi yang engkau miliki
Dan yang telah kau curahkan pada kami, anak-anakmu
Ibu,
Aku doakan semoga engkau selalu baik-baik saja di sana
Ternyata waktu berlalu begitu cepat
Tak terasa tahun demi tahun sudah terlewati tanpa sosokmu
Tapi,
Kenangan tentangmu tetap membekas dalam ingatanku
Masih terngiang-ngiang di telingaku
Segala perkataanmu untukku
Dan masih terasa hangatnya dekapanmu
Saat memelukku waktu itu
Ibu,
Aku di sini selalu berusaha baik-baik saja
Walau pahitnya kehidupan harus kujalani
Gempuran demi gempuran harus kualami
Dan terkadang aku merasa sangat lelah
Keputusasaan juga kerap menderaku
Tapi,
Aku mencoba untuk terus bertahan
73
Karena aku yakin doamu selalu menyertaiku
Ibu,
Maafkan aku atas kesalahan yang pernah kuperbuat padamu
Aku juga seorang ibu
Tapi aku tak mampu seperti dirimu
Yang begitu tegar menghadapi dunia
Berjuang membesarkan aku dan saudara-saudaraku
Hingga aku seperti ini
Ibu,
Terima kasih atas segala yang telah kau perbuat untukku
Terima kasih atas pengorbanan yang telah kau lakukan untukku
Ibu,
Maafkan aku yang belum bisa membalas semua kebaikanmu untukku
Aku mohon doakan supaya aku mampu menghadapi semua ini
Hormatku untukmu
Dari anakmu di sini
74
Surgaku; Yuli Hayati
Karya: Fanny Widyanti
Langkah kakinya tak lagi cepat.
Pipinya memudarkan warna kemerahan.
Sedang tangannya dibalut dengan kulit mengeriput.
Rambutnya tak lagi berwarna hitam legam.
Kecepatan dalam mengingat tak bisa diandalkan.
Serta kakinya tak sekuat waktu muda.
Wanita paruh baya berumur 49 tahun ini
Duduk di ruang di salah satu bilangan tangerang
Katalog dari salah brand ternama selalu menemainya di kala senja
Hari-harinya dipenuhi berbagai warna
Tak hanya warna cerah yang menyenangkan hati
Adapula warna redup sebagai penguat di masa depan
Aku memanggilnya dengan sebutan Mamah
Seorang wanita mancung yang menjadi madrasah bagi keempat
anaknya
Berusaha memberikan rumah ternyaman bagi keluarga
Segala tentangnya kuusahakan baik-baik saja
Mamah mengajarkan kami bagaimana menyenangkan hatinya
Hanya dengan bercerita setiap hari
Adalah sebuah kebahagiaan untuknya
Menjadi anak, tak hanya bertugas mendoakan dan menafkahi orang
tua
Banyak tugas yang perlu dijalani
Anak perlu mengajak orang tua berkomunikasi setiap hari
75
Mengajaknya bercanda, melibatkannya dalam semua aktivitsmu
Menjadikannya orang pertama yang mendengar bahagiamu
Lalu siap menjadi telinga ketika mereka membutuhkan
Darinya, aku belajar banyak hal
Agar kelak menjadi wanita yang punya pengetahuan banyak
Menjadi madrasah bagi anakku kelak
Suksesku sekarang adalah buah hasil dari setiap doanya
Meminta kepad-Nya untuk selalu membuatku bahagia
Terima kasih, Mamah
Sudah berhasil membuatku menjadi wanita yang sangat bersyukur
menjadi anakmu
Terima kasih telah rela mendengar segala cerita hidupku.
Selamat hari ibu, mamah; Yuli Hayati.
76
Tak Ada Kado Istimewa
Oleh: Ishaq Robin
Hari ini aku ulang tahun
Tak ada ucapan, kue, dan perayaan
Hari ini aku hanya ulang tahun
Tak ada jabatan selamat apalagi bingkisan
Hari ini aku ulang tahun dan Ibu seperti biasa
Membangunkanku hingga dewasa
Hari ini, Aku ulang tahun yang ke dua puluh lima
Dan Ibu masih menyuapiku setiap aku buka mata
Lalu aku buka mulut, lebar-lebar kubuka
Nasi dan sebongkah lauk langsung terasa.
Kemarin tanggal Ibu lahir, hari ini Ibu lahir lagi, besok Ibu akan
terlahir lagi, lusa Ibu masih akan terlahir kembali, tulat pun Ibu
masih akan lahir lagi, tubin Ibu akan terlahir lagi dan lagi,
seterusnya Ibu akan berkali-kali lahir lagi, terus berulang, hingga
usang, hingga pulang kehadapan Tuhan.
Ibu berkali-kali ulang tahun, ulang bulan, ulang hari, tapi hanya
pernah sekali Ibu terima satu kado istimewa; kecupan di kening saat
ia menutup mata.
Ciputat, 30 September 2019
Ishaq Robin
77
Tentangmu, Ibu
Oleh : Penny Hendriyati
Tak bisa aku berkata
Aku selalu mengingatnya
Setiap saat kau habiskan waktu bersamaku
Pelukan hangatmu dan cintamu menuntunku
Bijaksanamu mendamaikanku
Terlihat wajah berseri dan senyum tulusmu
Tak pernah terhenti do’amu untukku
Selalu tercipta kasih sayangmu
Tak akan terganti oleh siapapun itu
Disetiap deras detak jantungku
Ibu…
Hari ini akan kuceritakan semua tentangmu
Tentang jiwa yang tulus merawatku sepenuh hati
Dengan penuh kasih, dengan penuh cinta
Kau selalu ada disetiap aku menangis dan tertawa
Ketika aku sedih
Kaulah obat kepada duka laraku
Ketika gelisah menghantui jiwaku
Kau masih bersamaku
Siapalah aku tanpa dirimu?
Di bawah langit yang tak terbatas
Kau pikul semua bebanku di pundakmu
Kau sinari malamku dengan rintihan do’a tulusmu
Kau selalu terlihat Bahagia
Meski kutahu kau menyimpan sejuta luka
78
Andai saja perasaanku sepeka hatimu, selembut kasihmu
Kan ku obati segala luka yang tercipta
Kan ku ubah segala lelah yang tak pernah jadi keluh kesah
Kau wanita terhebat dalam hidupku
Motivator terbaik dalam perjalanan hidupku
Dan kini aku hanya sendiri tanpamu
Tanpa sosok yang selalu aku kagumi
Ibu…
Hari ini aku rindu
Rindu akan hari bersamamu
Apakah kau masih ingat bu?
Aku rindu masa-masa indahku dulu
Apakah aku dapat merasakannya lagi?
Menangis di dalam pelukmu dan tertawa bersamamu
Ibu…
Kini aku telah menjadi ibu bagi cucu-cucumu dan bagi insan-insan
penerus bangsa
Semua ini atas perjuanganmu
Kau selalu jadi yang tehebat di mata dan hatiku
Terima kasih untuk semua waktu dan pengorbananmu
Aku mencintaimu, Ibu.
79
Terima Kasih Ibu
Oleh :
Dody Dadang Firmansyah
Ibu ...
Dari segumpal darah aku didalam rahimmu
Hingga terbentuk mahluk titipan untukmu
Kau rawat dan jaga aku dalam tubuhmu
Sampai nyawa pun kau pertaruhkan untukku
Usiamu kini tak lagi muda
Tak pernah ku ingin kau lelah dalam usia
Selalu kuharapkan kehadiranmu bersamaku
Dengan cinta kau berikan petuahmu
Bekerja tanpa mengenal letih
Tidur tanpa mengenal kata lelap
Terjaga dalam gelapnya langit subuh
Demi mencari sesuap nasi untukku
Ibu ...
Terima kasih atas pengorbananmu
Terima kasih atas perjuanganmu
Terima kasih atas perhatianmu
Terima kasih atas kasih sayangmu
Terima kasih atas setiap tetesan keringat yang tercurah untuk
anakmu
Ibu ...
Maafkan atas kenakalanku
Maafkan atas keegoisanku
Maafkan atas amarahku
Maafkan atas air matamu
80
Ya Allah ...
Berikanlah kesehatan pada ibu ...
Panjangkanlah umurnya ...
Aku ingin membahagiakan dia ...
Sebelum aku atau ibuku yang telah tiada didunia ini ...
81
Terima Kasih Tiada Batas
Oleh: Erna Puspita
Penantianmu akan diriku tak lama
Kau sebar kebahagiaan itu bersama kicauan burung di pagi yang cerah
Semua bahagia, terlebih bapak sepulang kerja
Terima kasih pertamaku atas penerimaan penuh cinta
Hari berganti minggu
Keceriaan mengisi hari-hari perkembanganku
Asupan bernutrisi selalu kau pastikan untukku
Walau sering kuganggu nafsu makanmu
Namun, tak pernah kau menyerah melawan kemalasan demi tumbuh
kembangku
Terima kasih keduaku atas perjuanganmu
Lalu,
Aku mulai menunjukkan eksistensiku
Aku menonjolkan perutmu
Tapi tak seperti remaja yang panik akan isi perut akibat kelakuan
bebas tak menentu
Kau begitu girang dengan senyum kebahagiaanmu menatap cermin
seolah berkata padanya lihatlah aku dan anakku
Terima kasih ketigaku atas rasa banggamu terhadapku
Hangat belayanmu saat kau bersenandung kalam suci
Sesekali kurasakan ada yang jatuh menyentuh dinding rumahku
Ku dengar isak syukur dan doamu atas amanah yang dititipkan
padamu
Terima kasih keempatku atas doa dan harapanmu
Akhirnya kita bertemu
Kau tak berhenti menciumiku meski masih basah lukamu
Tak lama ku rasa khas hangat tubuhmu saat menyusuiku
Terima kasih atas penyambutanmu
Aku tumbuh menjadi balita, anak-anak, remaja, dewasa, menua
dengan cinta kasihmu
82
Terima kasih
Terima kasih
Kenapa denganku?
Aku pikir cukup mengatakan terima kasih atas semua yang kau
lakukan untukku
Tidak
Tidak pernah akan cukup rasa terima kasih itu
Untuk semua penyambutan, perjuangan, kebanggaan, doa dan
harapan, kasih sayang, perhatian, pengorbanan, pembelaan,
kesabaran, perpisahaan
Terima kasih tiada batas
Kini kusadari rasa terima kasihku takkan bisa mewakili setiap detail
yang kuterima darimu
Wahai diri,
Berbakti dan mengabdi menjadi satu janji yang harus kau penuhi
Hingga semua berakhir didunia ini
83
WANITA SURGA
Mokh. Agung Santoso
Dengan apa harus kuungkap rasa bahagia,
Dengan apa harus kuucap rasa bangga,
Dengan apa harus kukata rasa terima kasih tak terkira ,
Telah Engkau hadirkan seorang wanita berharga satu-satunya,
Yang tak pernah henti hembuskan kasih sayang kepada anak-anak
tercinta,
Yang tak pernah putus panjatkan doa,
Yang tak pernah berharap balas jasa,
Wahai wanita yang bersahaja,
Kasihmu adalah jalan panjang tanpa jeda,
Meski kadang berbalut tawa berselimut dusta,
Kala penat mendera engkau berkata tak perlu ada gundah gulana,
Saat lapar melanda engkau berkata kenyang adanya,
Wahai wanita gagah perkasa,
Jangan pernah lagi ada air mata,
Yang selalu engkau tutup dengan tawa ceria,
Begitu banyak derita ciptakan suka cita,
Sudah berjuta pengorbanan agar tercipta bahagia,
Wahai wanita penghalau duka,
Ketika kubuka mata dalam dada,
Tak mampu kuhalau rasa,
Perih, pedih, dan luka menganga,
Kala kuingat masa kita bersama,
Hari-harimu tak ada keluh kesah,
Waktumu adalah pengabdian sepenuh jiwa raga,
84
Wahai wanita surga,
Kelak air susumu akan mengalir ke telaga salsabila,
Peluhmu adalah butir-butir permata,
Rasa lelahmu menjelma menjadi selimut sutra,
Pengorbananmu menjadi istana,
Deritamu menjadi pelayan-pelayan yang siap siaga,
Kasih sayangmu menjadi hidangan penuh cita rasa,
Doa-doamu adalah Rahmat-Nya sepanjang masa,
Wahai wanita mulia,
Kehadiranmu di dunia adalah anugerah yang luar biasa,
Karena sesungguhnya telah titahkan Yang Maha Kuasa,
di bawah telapak kakimu terbentang surga yang luas membahana.
Malang, 27 Oktober 2019