MABOOK KNOWLEDGE WILDANI FIRMANSYAH MENGENDALIKAN DIRI DENGAN FILOSOFI YUNANI-ROMAWI KUNO
KATA PENGANTAR Buku ini adalah buku pertama yang aku buat, dengan berdasarkan hal yang aku pelajari, sumber dari terpercaya dan ahlinya, aku satukan segala sumber tersebut menjadi satu dalam sebuah buku yang berjudul the book of stoicism dengan tujuan buku ini di buat adalah bukan tentang keindahan tampilan atau cover buku nya, tapi isi dari buku ini. ga penting bagaimana orang lain menilai buruk karya yang aku buat karena tujuan utama aku membuat buku ini adalah untuk mengubah pola fikir, pandangan hidup dan mengendalikan diri di segala situasi khusus nya untuk anak muda. jadi aku harap kamu setelah baca buku ini bisa mulai mengubah sudut pandang tentang kehidupan ini, tentang menangani setiap masalah yang terjadi di kehidupan tanpa rasa ngeluh dan amarah yang berlebih Bekasi, 25 januari 2024 Wildani Firmansyah I
cetakan pertama, januari, 2024 The Book Of Stoicism Copyright © mabookknowledge, 2024 Penulis Wildani Firmansyah Penyunting & tata letak Mabookknowladge Desain sampul Mabookknowledge Penerbit Redaksi Jl. rh.umar kp,ceger RT002/RW018 kel.jakasetia kota bekasi. Bekasi selatan. E-mail instagram X Whatsapp II : [email protected] : @mabookknowledge/@iidann_ : @mabookknowledge : 089501031256
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...........................................................I DAFTAR ISI.......................................................................III MENGENAL FILOSOFI......................................................1 DEFINISI DAN ARTI FILOSOFI STOICISM......................2 TOKOH-TOKOH FILOSOFI STOICISM...........................3 A. Zeno of Citium.......................................................3 B. Chrysippus...............................................................4 C. Cleanthes.................................................................5 D. Panaetius..................................................................5 E. Posidonius................................................................6 F. Marcus Tullius Cicero...........................................6 G. Lucius Annaeus Seneca.......................................7 H. Epictetus..................................................................8 I. Marcus Aurelius.....................................................8 PRINSIP-PRINSIP STOIKISME........................................10 KONSEP HIDUP FILOSOFI STOICISM...........................12 FILOSOFI STOICISM MENURUT ISLAM.......................14 FAKTOR INTERNAL & EKSTERNAL STOIKISME..........16 PENERAPAN STOIKISME DI KEHIDUPAN....................18 OBROLAN STOIK...........................................................20 END..................................................................................25 III
APA ITU FILOSOFI? Filsafat, falsafah, atau filosofi (berakar dari kata Yunani φιλοσοφία, filosofia, arti "cinta akan hikmat” adalah metodologi yang mengkaji pertanyaanpertanyaan umum dan asasi, misalnya pertanyaanpertanyaan tentang eksistensi, penalaran, nilai-nilai luhur, akal budi, dan bahasa. Istilah ini kemungkinan pertama kali diungkapkan oleh Pythagoras (570– 495SM). Metode yang digunakan dalam filsafat antara lain mengajukan pertanyaan, diskusi kritikal, dialektik, dan presentasi sistematik. Orang yang mempelajari ilmu filsafat disebut "filsuf" atau "filosof", sementara sesuatu yang berhubungan dengan konsep filsafat disebut "filosofis", "filsafati", atau "falsafi". Filosofi membantu manusia dalam memahami dan memberikan makna lebih dalam terhadap dunia dan diri mereka sendiri. Tujuan utamanya adalah mencari pemahaman yang lebih dalam mengenai pertanyaan-pertanyaan fundamental yang melibatkan kehidupan manusia, realitas, eksistensi, pengetahuan, dan etika. 1 Filosofi memperluas cakrawala pemikiran manusia dan mengajak kita untuk berpikir kritis, reflektif, dan analitis terhadap fenomena-fenomena yang ada di sekitar kita.
2 DEFINISI DAN PENGERTIAN FILOSOFI STOICISM Definisi stoikisme menurut kamus Oxford adalah daya tahan terhadap rasa sakit atau kesulitan tanpa mengeluh. Sementara itu, dalam Stanford Encyclopedia of Philosophy, “stoic” diambil dari kata “teras” (stoa poikilê) dari bahasa Yunani. Disebut demikian karena pengikut aliran ini berkumpul di tangga Agora di Athena, tempat berlangsungnya kuliah stoikisme pada zaman itu. Fakta menarik lainnya, orang Yunani kuno sering memberikan nama pada sekolah filsafat tergantung dari tempat mereka bertemu. Secara umum, stoikisme dipahami sebagai aliran filsafat yang berpandangan bahwa manusia harus mampu mengontrol emosinya agar bisa bersyukur atas apa yang terjadi. Dalam aliran stoikisme ditekankan prinsip bahwa manusia merupakan makhluk yang mudah dipengaruhi emosi. Karena kondisi itu, manusia sering melupakan hal positif yang diterimanya. Stoicism mengajarkan bahwa kita harus memiliki kendali penuh atas emosi, Tindakan, dan reaksi kita terhadap situasi. Mereka percaya kendali diri adalah kunci untuk mencapai kedamaian dalam hidup. Stoicism mengajarkan bahwa kita harus menerima apaun yang tidak dapat kita ubah dalam hidup sebagai bagian dari takdir
3 Banyak orang yang mengira stoicism mengajarkan apatisme (salah satu sikap seseorang yang pasrah dan menarik diri dalam menghadapi suatu keadaan). padahal sebenarnya stoicism atau stoikisme adalah berikhtiar, berusaha dan put effort semaksimal mungkin tetapi selalu siap bahwa hasil akhirnya mungkin ga sesuai kemauan kita TOKOH-TOKOH FILOSOFI STOICISM Semenjak Zeno dari Citium mendirikan aliran Stoa atau Stoikismenya, muncul beberapa filsuf lainnya yang menjadi tokoh Stoa, misalnya Chrisippus dari Soli, Cleanthes dari Assos, Seneca Muda, Cicero, Epictetus, dan Marcus Aurelius. Dalam Kamus Filsafat Cambridge, tokoh dan pandangan Stoa dibagi menjadi tiga 1. Stoa Awal, terdiri dari Zeno (334-262SM) Chrysippus (280-206) dan Cleanthes (331-232) A. Zeno of Citium (334-262SM) Zeno dari Citium (diucapkan ZEE-no dari SISH-um) lahir sekitar tahun 334 SM di Citium, sebuah koloni Fenisia yang terletak di pantai selatan Siprus. Sekitar 300SM, Zeno dari Citium mendirikan salah satu aliran filsafat paling mendalam di dunia Stoicisme. Setelah belajar selama kurang lebih 20 tahun, Zeno akhirnya mendirikan sekolah filsafatnya pada tahun 301SM.
Chrysippus adalah salah satu filsuf paling berpengaruh pada periode Helenistik . Dia biasanya dianggap sebagai pengaruh paling penting dalam Stoicisme. Slogan Stoa kemudian berbunyi, “Jika Chrysippus tidak ada, Stoa juga tidak akan ada.” 4 Zeno dari Citium adalah seorang filsuf berpengaruh dari Siprus, paling dikenal sebagai pendiri Stoicisme , sebuah aliran filsafat Helenistik yang menekankan pentingnya kebajikan dan kebijaksanaan, dengan fokus pada etika pribadi yang diinformasikan oleh sistem logika dan pandangan terhadap alam. Tanggal pasti kematian Zeno tidak diketahui secara pasti, namun diyakini bahwa ia meninggal sekitar tahun 262SM di Athena, Yunani. Penyebab kematiannya juga belum diketahui, namun diyakini meninggal karena sebab alamiah. B. Chrysippus (280-206SM) Chrysippus lahir di Soli, dekat tempat yang sekarang dikenal sebagai Mersin, Turki. Ia meninggal pada Olimpiade ke -143 pada usia tujuh puluh tiga tahun (hidup sekitar tahun 280-207SM). Chrysippus adalah seorang penulis yang produktif. Ia dilaporkan telah menulis lebih dari 705 buku (SVF 2.1). Dengan Stoicisme yang kini menjadi filsafat dominan di Kekaisaran Romawi kemudian, Chrysippus meninggal pada tahun 206SM. Banyak laporan menyatakan bahwa setelah minum terlalu banyak anggur yang belum diencerkan, Chrysippus tertawa sampai mati.
5 C. Cleanthes (331-232SM) Cleanthes lahir di Assos, di pantai Aegean di provinsi Canakkale di Türkiye modern Ketika Zeno meninggal pada tahun 262SM, Cleanthes menggantikannya sebagai pemimpin aliran Stoa. Seorang mantan petinju yang senang bekerja dengan tangannya, Cleanthes datang ke Athena untuk belajar filsafat. Setelah menghadiri ceramah dari Crates dan Zeno, Cleanthes tertarik pada Stoicisme. Cleanthes mulai mengembangkan Stoicisme lebih jauh, menyatukan gagasannya tentang etika, logika, dan metafisika menjadi satu filsafat. Dia mengakui keberadaan jiwa, memasukkan konsep tersebut ke dalam gagasan Stoa tentang bagaimana kehidupan bekerja. 2. Stoa Perantara (Middle Stoicsm), dikembangkan oleh Panaetius (185-110SM) dan Posidonius (135-50SM) dari Rhodes, yang mempengaruhi Cicero (106 SM-43M) D. Panaetius (185-110SM) Panaetius adalah seorang radikal dalam Stoicisme, menolak banyak gagasan tradisional dan mengembangkan teorinya sendiri. Dia merombak metafisika Stoa dengan menyederhanakannya. Lahir di Rhodes sekitar tahun185SM
Panaetius pindah ke Athena di masa mudanya dan mulai belajar dari Diogenes dan filsuf Stoa lainnya. Panaetius adalah salah satu guru terakhir aliran Stoa dan meninggal sekitar tahun 110SM. E. Posidonius (135-50SM) Posidonius adalah seorang politikus, astronom, astrolog, ahli geografi,sejarawan, matematikawan dan guru asal Yunani yang berasal dari Apamea, Suriah. Ia dianggap sebagai orang paling terpelajar pada masanya dan, mungkin, di seluruh aliran Stoa . Posidonius, dijuluki "sang Atlet" (Ἀθλητής), lahir sekitar tahun 135 SM. Ia dilahirkan dalam keluarga Yunani di Apamea, sebuah kota Helenistik di sungai Orontes di Suriah utara. ia menetap di Rhodes sekitar tahun 95SM dan menjadi terkenal sehingga ia menjabat sebagai prytaneis (presiden) Rhodes dan dikirim ke Roma sebagai duta besar. F. Cicero (106SM-43M) 6 Marcus Tullius Cicero lahir pada tanggal 3 Januari 106SM dan dibunuh pada tanggal 7 Desember 43SM. Hidupnya bertepatan dengan kemunduran dan kejatuhan Republik Romawi, dan ia adalah aktor penting dalam banyak peristiwa politik penting pada masanya.
Cicero adalah filsuf, orator yang memiliki keterampilan handal dalam retorika, pengacara, penulis, dan negarawan Romawi kuno yang umumnya dianggap sebagai ahli pidato Latin dan ahli gaya prosa. Cicero merupakan tokoh besar mazhab filsafat Stoa yang populer pada abad 4SM (Sebelum Masehi) sampai abad 2M (Masehi), dan ia merupakan salah satu tokoh pada periode akhir yang lebih terkenal dengan sebutan Stoa Romawi. Selain itu, ia dan pemikirannya juga dianggap dekat dengan aliran Platonisme dan Epikureanisme. Pemikirannya banyak dirujuk dalam pemikiran hukum dan tata negara, serta pemikiran filsafat lainnya. Salah satunya adalah David Hume pada abad 18. G. Seneca Muda (1-65M) 3. Stoa Akhir Stoa Romawi (Roman Stoicsm) terdapat Cicero(106 SM-43M), Seneca Muda(1-65M), Epictetus (55-135M), dan Marcus Aurelius (121-180M) Lucius Annaeus Seneca (1-65M) lahir di Corduba (Spanyol) dan di didik dalam retorika dan filsafat di Roma. Seneca memiliki karier politik yang sangat sukses dan dramatis. 7 Seneca adalah tokoh filosofis utama pada Periode Kekaisaran Romawi. Sebagai seorang filsuf Stoa yang menulis dalam bahasa Latin, Seneca memberikan kontribusi jangka panjang terhadap Stoicisme. Ia menempati tempat sentral dalam literatur Stoicisme pada saat itu, dan membentuk pemahaman pemikiran Stoic yang harus dimiliki
Epictetus Ἐπίκτητος Epíktitos bahasa Yunani Kuno (55/60– 135/138M) adalah seorang sage Yunani Kuno dan tokoh filsuf Stoa. Dia lahir dalam oleh generasi selanjutnya. Karya filosofis Seneca memainkan peran besar dalam kebangkitan ide-ide Stoa di zaman Renaisans. Hingga saat ini, banyak pembaca yang mendekati filsafat Stoa melalui Seneca 8 H. Epictetus (55-135M) Epictetus lahir sekitar tahun 55M di Hierapolis di Frigia (sekarang Pamukkale, di barat daya Turki). masa Perbudakan di Hierapolis, Phrygia (sekarang bernama Pamukkale, Turki) Dia tinggal dan bekerja, pertama sebagai pelajar di Roma, dan kemudian sebagai guru di sekolahnya sendiri di Nicopolis di Yunani. Pengetahuan kita tentang filosofinya dan metodenya sebagai seorang guru diperoleh melalui dua karya yang I. Marcus Aurelius (121-180M) disusun oleh muridnya Arrian, Discourses dan Handbook Marcus Aurelius lahir pada 26 April 121 Masehi di Roma dengan nama lahir Marcus Annius Verus. Perjalanan hidupnya membuat namanya berganti menjadi Caesar Marcus Aurelius Antoninus Augustus atau pendeknya Marcus Aurelius. Marcus Aurelius meninggal pada 17 Maret 180M
Dikenal karena minat filosofisnya, Marcus Aurelius adalah salah satu kaisar paling dihormati dalam sejarah Romawi. Ia dilahirkan dalam keluarga kaya dan terkemuka secara politik. Saat tumbuh dewasa, Marcus Aurelius adalah siswa yang berdedikasi, belajar bahasa Latin dan Yunani. Namun minat intelektual terbesarnya adalah Stoicisme, sebuah filsafat yang menekankan nasib, akal, dan pengendalian diri. Wacana, yang ditulis oleh mantan budak dan filsuf Stoa Epictetus, memiliki pengaruh besar terhadap Marcus Aurelius. 9
PRINSIP-PRINSIP STOIKISME 10 Stoicism adalah filosofi yang di kenalkan oleh zeno ini memiliki prinsip-prinsip utama dalam menjalani kehidupan, Berikut adalah prinsip dari filosofi stoikisme 1. Hidup selaras dengan alam Jika kamu ingin menikmati kehidupan yang lancar, hiduplah selaras dengan alam. Inilah inti dari ajaran stoikisme. Penganut aliran ini meyakini bahwa alam semesta bersifat rasional. Zeno mempercayai bahwa setiap manusia memiliki daimon yang membuatnya terhubung dengan alam semesta. Mereka yang menjaga harmoni dengan alam akan mengalami kebahagiaan, demikian pula sebaliknya. 2. Tidak semua hal bisa dikendalikan Filosofi stoicism mengajarkan bahwa tidak semua hal bisa dikendalikan. Hal yang berada dalam kendali kamu hanya dirimu sendiri, dan pihak diluar hal dirimu adalah hal yang tidak bisa kamu kendalikan. Hal ini perlu dipahami semua orang, karena banyak orang yang tidak bahagia karena memaksakan kehendaknya kepada orang lain. Menurut stoa/stoicism bahwa manusia itu sering galau/cemas itu karena mikirin hal hal yang sebenarnya berada di luar kendali nya, jadi mereka itu percaya yang Namanya dikotomi kendali (Dikotomi kendali adalah pembagian hal dalam hidup terbagi menjadi dua hal, yaitu: yang berada di bawah kendali diri dan di luar kendali diri.) hal yang dibawah kendali itu daftar nya pendek banget Cuma Fikiran, perbuatan dan Tindakan dan sisanya adalah hal yang tidak bisa kendalikan. Fokuslah kepada hal yang bisa kita kendaliin
11 3. Jangan fokus pada hal yang tidak dimiliki Jika kamu pernah merasa iri melihat kesuksesan temantemanmu, atau barang yang dimiliki orang lain, hal itu merupakan contoh tidak bersyukur dengan apa yang dimiliki. Filosofi stoicism tidak melarang penganutnya untuk Orang itu ada keahliannya masing masing, ada yang bisa di lakukan dan ada yang enggak bisa dia lakukan, ketimbang lu melakukan suatu hal yang tidak bisa lu lakukan, mending focus kepada sesuatu yang emng udh ada pada diri lu memiliki barang-barang yang bersifat material. Namun stoicism akan mengajarkan kamu untuk mensyukuri apa yang kamu miliki. 4. Merubah hal negatif menjadi hal positif Kamu mungkin pernah mengalami hal buruk dalam hidup. Dan ketika hal itu menimpamu, kamu malah mengeluh dan menolak hal itu. Filosofi stoicism akan mengajarkan kamu cara pandang yang positif. Dengan mengubah hal negatif, menjadi hal positif. Caranya adalah dengan memahami bahwa apa yang menimpamu hari ini adalah suatu yang akan bermanfaat untuk perkembanganmu di masa depan. Hingga kamu akan berterima kasih pada kejadian itu.
KONSEP HIDUP FILOSOFI STOICISM Dalam filosofi stoicism, ada sebuah konsep yang mengungkapkan bahwa salah satu penyebab dari penderitaan kita adalah karena pikiran kita sendiri. Karena semua kejadian bersifat netral, maka semua kejadian yang kita alami ditafsirkan oleh pikiran kita sendiri, sehingga akan terbentuk persepsi baik atau buruk. Selain itu, dalam filosofi stoicism juga harus bisa membedakan antara hal yang bisa dikendalikan dan hal yang tidak bisa dikendalikan. Ketika kamu mencoba mencari kebahagiaan dari apa yang tidak bisa kamu kendalikan, maka kamu akan kesulitan menemukan kebahagiaan. Secara garis besar konsep filosofi stoicism adalah berfokus kepada hal-hal yang bisa kamu kendalikan dan menyadari ada banyak hal yang berada diluar kendalimu. Oleh karena itu kamu harus berfokus pada hal yang bisa kamu kendalikan, maka hal tersebut akan membuat hidupmu menjadi lebih berarti dan bahagia. Konsep hidup filosofi stoicism dalam kehidupan sebagai berikut : 1. Membedakan antara hal yang bisa dikendalikan dan tidak bisa di kendalikan Dalam praktik filosofi stoicism adalah bisa membedakan hal apa saja yang bisa dikendalikan dan apa yang tidak bisa dikendalikan. Karena dalam kehidupan , sekeras apapun kita untuk merubah hal yang berada di luar kendali kita, ujungnya tetap saja kita tidak akan bisa 12
Sebagai penganut filosofi stoicism kamu akan mempersiapkan diri untuk menghadapi hal-hal buruk yang akan datang. Dan belajarlah berdamai dengan halhal negatif yang datang, maka kamu akan menemukan kebahagiaan serta ketenangan dalam hidup. 2. Mempersiapkan diri untuk menghadapi segala masalah Perlu kita ingat-ingat lagi, sejatinya hidup bukan tentang hal yang indah-indah saja. Akan ada kalanya kita dihampiri oleh masalah, merasa terjatuh, dan kesedihan. Oleh karena itu, kamu harus menerapkan filosofi stoicism dalam kehidupan, dengan menyadari akan selalu ada hal baik dan buruk yang akan menimpa hidupmu. Untuk memikirkan hal terburuk sebelum kejadian Premeditatio Malorum (pikiran yang jelek) (istilah latin yang artinya mengontemplasikan keburukan, atau bayangan masalah yang belum terjadi), para filsuf bilang ga boleh hanya memikirkan yang bagus aja, tapi juga harus mikir apa kemungkinan terburuk, positif thingking berlebihan juga ga baik juga karena bikin orang malah ga prepare 3. Menyadari bahwa kita hanya butiran debu di alam semesta ini Filosofi stoicism menyadarkan bahwa kita hanyalah butiran debu di alam semesta ini. Oleh karena itu kita tidak boleh berekspektasi tinggi dalam hidup, dan menyadari bahwa kita tidak akan mendapatkan semua yang kita mau. 13
PANDANGAN FILOSOFI STOICISM MENURUT ISLAM Filosofi Stoicism dan ajaran Islam memiliki beberapa persamaan dalam pendekatan terhadap kehidupan dan nilai-nilainya. Meskipun Stoikisme berasal dari budaya Yunani kuno dan Islam adalah agama yang melandaskan ajarannya pada wahyu Ilahi. ada beberapa konsep yang dapat bermekaran dengan subur di kedua tradisi tersebut. Faktanya, Filosofi Stoicism mengajarkan penerimaan terhadap takdir dan kehidupan sesuai dengan prinsip “Amor Fati” (cinta akan takdir). Hal ini sejalan dengan konsep Islam tentang tawakkal (percaya sepenuhnya kepada Allah) dan redha terhadap kehendak-Nya. Islam mengajarkan bahwa manusia harus menerima apa yang terjadi dalam hidupnya sebagai bagian dari rencana Allah yang sempurna ُرْوُح ِبَطانًا َوَت ُكْم َكَما َيْرُزُق الَّطْيَر، َتْغُدوا ِخَماصًا َرَز َق ِلِه َل ُتْم َعىَل ِهَّللا َحَّق َتَو ُّك َّن ُكْم َتَو َّكْل ْو َأ "Jika kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenarbenarnya tawakal, niscaya Dia akan menurunkan rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberikannya kepada burung yang pergi pagi-pagi sekali dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang," (HR At Tirmidzi). 14 Seperti penjelasan Hadits Tirmidzi diatas tentang Tawakkal kepada Allah layaknya burung yang terbang dipagi hari untuk mencari makan, dan kembali ke sarangnya dalam keadaan kenyang.
15 di lain sisi, Stoikisme juga mendorong pengembangan akhlak yang baik dan disiplin diri. Prinsip-prinsip ini juga penting dalam Islam, dengan penekanan pada pengendalian diri, pemeliharaan adab, dan pengembangan akhlak yang mulia. Pada dasarnya, bagi tiap muslim yang beriman kepada hari akhir. Kita percaya bahwa kehidupan dunia ini hanyalah kehidupan yang fana. The real purpose kita adalah kampung akhirat. Stoikisme mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati tidak tergantung pada kekayaan materi atau kemewahan dunia. Konsep ini sejalan dengan ajaran Islam tentang pentingnya menjaga ketidakbergantungan pada harta dan dunia material, serta mengutamakan kekayaan spiritual dan akhirat. Pada waktu yang sama, mindset prioritas akhirat ini haruslah membungkus erat kemandirian dan kedewasaan manusia secara emosional. Stoikisme mengajarkan perlunya mengendalikan emosi dan tidak terjebak dalam perasaan negatif atau mengandalkan situasi eksternal untuk kebahagiaan. Ajaran ini juga sejalan dengan Islam yang mengajarkan pengendalian diri terhadap emosi negatif seperti kemarahan, iri hati, atau kebencian.
16 FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL STOIKISME Prinsip dalam stokisme ini adalah Dikotomi Kendali. Yaitu ada hal-hal dalam hidup ini yang bisa kendalikan (Faktor Internal) dan yang tidak bisa kita kendalikan (Faktor Eksternal). Hal apa saja yang termasuk ke dalam prinsip ini menurut stoikisme? Faktor Internal Opini dan persepsi kita Keingininan kita Tujuan kita Segala sesuatu yang merupakan pikiran dan tindakan kita sendiri Faktor Eksternal Tindakan orang lain Opini orang lain Reputasi/popularitas kita Kesehatan Kekayaan Kondisi kita saat lahir, seperti jenis kelamin, orang tua, saudara-saudari, etnis/suku, kebangsaan, warna kulit, dan lain-lain. Kondisi alam filsafat stoikisme ini mengajarkan kita untuk fokus terhadap faktor internal yaitu hal-hal yang bisa kita kendalikan dan jangan pusingkan faktor eksternal yang berada di luar kendalikan seperti tindakan orang lain atau opini orang lain.
17 Simpelnya gini, kita tidak akan merasa kecewa kalo fokus kita terhadap hal-hal di luar kendali kita, seperti opini orang lain, tindakan orang lain atau bahkan kita menyesali jenis kelamin kita, situasi wajah kita, dll. Kadang kala banyak sekali orang yang mempermasalahkan kondisi tubuh mereka saat lahir, “Kenapa rambut gue keriting?” “hidung gue kok pesek?” “Gimana ya pandangan dia ke gue?” Sungguh, kita tidak akan mendapatkan kebahagiaan jika memikirkan hal-hal tersebut. Stoikisme mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati hanya bisa datang dari halhal yang bisa kendalikan. Dengan kata lain kebahagiaan hanya datang dari dalam, yang artinya kita tidak bisa menggantungkan kebahagiaan kita kepada hal-hal yang di luar kendali kita. Menggantungkan kebahagiaan pada hal yang tidak bisa kita kendalikan seperti perlakuan orang lain, opini orang lain, status sosial, kekayaan, popularitas dan lainnya merupakan sikap yang tidak rasional. Epictetus yang merupakan tokoh filsafat stoikisme menyebutkan dalam buku Enchiridion. “Hal-hal yang berada di bawah kendali kita bersifat merdeka, tidak terikat, tidak terhambat; tetapi hal-hal yang tidak di bawah kendali kita bersifat lemah, bagai budak, terikat dan milik orang lain. Karenanya, ingatlah, jika kamu salah mengira hal-hal yang bagaikan budak bersifat bebas, dan hal-hal yang merupakan milik orang lain sebagai milikmu sendiri… maka kamu akan meratap, dan kamu akan selalu menyalahkan para dewa dan manusia.”
18 CARA MENERAPKAN FILOSOFI STOIKISME DALAM KEHIDUPAN Menerapkan filosofi stoikisme dalam kehidupan sehari-hari dapat membuat kualitas hidup lebih meningkat. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan sebagai wujud penerapan filosofi ini, antara lain: 1. Menyadari banyak hal terjadi di luar kendali Menganut filosofi stoikisme, seseorang bisa menjadi lebih tenang dan bahagia. Hal ini karena penganut stoikisme percaya bahwa peristiwa eksternal bukan hal yang bisa dikendalikan. Namun, sikap atau respons terhadap peristiwa itulah yang paling penting. Seseorang tidak perlu merasa bersalah karena apa yang terjadi. 2. Menerima hal yang tidak bisa di ubah Penting untuk memahami bahwa ada hal-hal di dunia ini yang tidak bisa diubah. Selaras dengan prinsip stoikisme bahwa tugas manusia adalah mengendalikan pikirannya, bukan peristiwa eksternal. Dengan demikian, hidup akan menjadi lebih tenang dan bisa ikhlas menerima suatu hal tanpa mempermasalahkannya lebih lanjut. 3. Bersikap positif akan membuat hidup lebih Bahagia Menurut aliran stoikisme, semua hal yang terjadi di dunia ini sebenarnya natural dan netral. Namun, manusia kerap membumbuinya dengan pandangan
dan perasaan diri sehingga menjadi terkesan negatif. Nah, setelah mengetahui hal itu, langkah yang perlu dilakukan adalah memandang suatu peristiwa secara positif sehingga hidup pun lebih bahagia. 19 4. Memilih Bersikap baik Cara untuk merasakan kebahagiaan dengan prinsip stoikisme adalah memilih untuk bersikap baik kepada sesama manusia. Mengejar kebaikan akan membuat seseorang lebih bahagia ketimbang memiliki barangbarang tertentu. Dengan cara pandang seperti ini, penganut stoikisme akan lebih mengutamakan tindakan kebaikan kepada orang lain daripada bersikap konsumtif. 5. Melatih fikiran Prinsip lain yang dipegang oleh filosofi stoicism adalah menyederhanakan suatu masalah, serta tidak melebih-lebihkannya. Latih pikiran kita dengan mengatakan bahwa tidak selamanya hidup akan diisi oleh hal indah. Akan ada kalanya kita akan terluka. Merumitkan masalah adalah sumber masalah, dan penderitaan. Oleh sebab itu, mulailah melatih pikiran untuk menyederhanakan dir
20 OBROLAN STOIK Part terakhir dalam buku ini aku buat khusus untuk kutipan dan kata-kata dari para ahli stoa terdahulu dan para ahli stoic yang sudah lama mempelajari Filosofi Stoicism. Silahkan kamu baca beberapa kutipan yang sudah aku tulis di buku ini “Orang itu ada keahliannya masing masing, ada yang bisa di lakukan dan ada yang enggak bisa dia lakukan, ketimbang lu melakukan suatu hal yang tidak bisa lu lakukan, mending focus kepada sesuatu yang emng udh ada pada diri lu” “Alasan mengapa kita mempunyai dua telinga dan hanya satu mulut adalah agar kita lebih banyak mendengarkan dan lebih sedikit berbicara.” - Zeno- “beberapa hal emang Yaudah anak kan masih berimajinasi, berfantasi, punya citacita dan segala macam itu Let it go gitu loh Tapi beberapa hal Kayak misalnya dia merasa kesulitan untuk sesuatu dan dia udah coba berkali-kali dan dia merasa mulai frustasi dengan itu Yaudah gue bilang “ya Mungkin kamu ga terlalu bagus disini Tapi kamu bisa bagus di tempat lain kok” gitu dan dia menerima itu gitu. kalau orang tua lain kan kayak “ini anak tetangga bisa, kamu kok gak bisa?” “kemarin sepupu papah punya anak pinter dan juara kelas, kenapa kamu gabisa?” Keberanian untuk tahu bahwa mungkin kita ga bagus di situ gitu, tapi its okey gapapa gitu, banyak orang punya keahlian beda beda juga kan!” “Orang gak butuh tau lo pintar, orang Cuma butuh tau kalo dia ngerti”
21 “di stoicism itu kita juga bukan cuman soal penerimaan diri doang, tetapi juga soal fokus pada sesuatu, soal bagaimana kita mencapai tujuan dengan cara paling efektif dan bagaimana kita bisa menerima resiko terburuk, kalo orang itu ada keahlian nya masing masing ada yang bisa dia lakukan dan ada yang engga bisa dia lakukan, ketimbang melakukan sesuatu yang engga bisa di lakukan, mending fokus kepada sesuatu yang bisa lu lakukan atau yang sudah ada pada diri lu” “terus barulah ketemu meditasinya Aurelius ternyata kayak gini toh cara menjalani hidup begini toh Universe ini bekerja dan gue bisa kok Bahagia itu bukan seberapa tinggi yang gue capai tapi seberapa besar ekspektasi yang gue tetapkan ke di awal gitu kalau emang gue berharap 700 tapi yang gue dapet 300 gua bakal sedih tapi kalau gue berharap 100 yang gua dapetin 300 gua bakal oke dan gue jadi nggak peduli atau nggak mikirin orang mau nilai gua apa gitu orang nilai bodoh gua silakan nilai gua jelek ya silakan nilai gua tidak berguna ya silahkan mau merendahkan gua It's Okay gitu injak-injak juga enggak papa jadi lebih kayak enak aja hidup jadinya Bang kalau misalnya gue denger ada orang yang ngomongin gua gitu, lu diomongi jelek tuh sama si A Oh dia dia ga tau kalo gue lebih jelek dari yg Dia pikir dia cuman tahu kejelekan gue setengah doang” “Jika kita tidak malu untuk memikirkannya, maka kita tidak perlu malu untuk mengatakannya.” -Cicero- “Kita tidak diberi hidup yang singkat tetapi kita mempersingkatnya, dan kita tidak kekurangan perbekalan tetapi menyia-nyiakannya.” -Seneca- “kadang orang tuu sakit hati, frustasi, kecewa hanya karena dia berusaha mengontrol sesuatu di luar diri dia dan itu gak kesampaian dan ga akan pernah bisa dia lakukan sebenarnya, tapi itu orang Indonesia banget loh” “Tidak ada sesuatu yang besar yang tercipta secara tibatiba, selain seikat buah anggur atau buah ara. Jika Anda memberi tahu saya bahwa Anda menginginkan buah ara, saya menjawab Anda bahwa pasti ada waktu. Biarkan ia berbunga dulu, lalu berbuah, lalu matang.” -Epictetus-
22 “terus barulah ketemu meditasinya Aurelius ternyata kayak gini toh cara menjalani hidup begini toh Universe ini bekerja dan gue bisa kok Bahagia itu bukan seberapa tinggi yang gue capai tapi seberapa besar ekspektasi yang gue tetapkan ke di awal gitu kalau emang gue berharap 700 tapi yang gue dapet 300 gua bakal sedih, tapi kalau gue berharap 100 yang gua dapetin 300 gua bakal oke dan gue jadi nggak peduli atau nggak mikirin orang mau nilai gua apa gitu. orang nilai bodoh gua silakan, nilai gua jelek ya silakan, nilai gua tidak berguna ya silahkan, mau merendahkan gua It's Okay gitu injak-injak juga enggak papa jadi lebih kayak enak aja hidup jadinya, kalau misalnya gue denger ada orang yang ngomongin gua gitu, lu diomongi jelek tuh sama si A Oh dia dia ga tau kalo gue lebih jelek dari yg Dia pikir dia cuman tahu kejelekan gue setengah doang (hahaha)” “Manusia menaklukkan dunia dengan menaklukkan dirinya sendiri.” - Zeno- “Untuk memanfaatkan kekuatan kita sebaik-baiknya, dan mengambil sisanya saat hal itu terjadi.” -Epictetus- “Saat Anda bangun di pagi hari, katakan pada diri sendiri: Orang yang saya hadapi hari ini adalah orang yang suka ikut campur, tidak tahu berterima kasih, sombong, tidak jujur, iri hati, dan masam. Mereka seperti ini karena mereka tidak bisa membedakan yang baik dan yang jahat.” -Marcus aurelius- “Ya, Anda bisa – jika Anda melakukan segalanya seolah-olah itu adalah hal terakhir yang Anda lakukan dalam hidup Anda, dan berhenti bersikap tanpa tujuan, berhenti membiarkan emosi mengalahkan apa yang pikiran Anda katakan, berhenti bersikap munafik, egois, mudah tersinggung. ” -Marcus aurelius- “Orang bijak tidak kekurangan apa pun, namun membutuhkan banyak hal. Sebaliknya, orang bodoh tidak membutuhkan apa pun, karena mereka tidak mengerti cara menggunakan apa pun, tetapi kekurangan segalanya.” -crysippus-
23 “Dia yang ikut serta dalam perlombaan harus berusaha dan berusaha sekuat tenaga untuk keluar sebagai pemenang; namun sangatlah salah jika dia menjatuhkan pesaingnya, atau mendorongnya ke samping. Jadi dalam hidup, bukanlah hal yang tidak adil jika seseorang mencari sendiri apa yang mungkin bermanfaat bagi dirinya; tetapi tidaklah benar mengambilnya dari orang lain.” “Perasaan buruk adalah gejolak pikiran yang tidak sesuai dengan akal, dan bertentangan dengan alam.” - Zeno- “Non nobis solum nati sumus ( Kita dilahirkan bukan untuk diri kita sendiri )” -Cicero- “Beberapa hal berada dalam kendali kami dan yang lainnya tidak. Hal-hal yang ada dalam kendali kita adalah opini, pengejaran, keinginan, kebencian, dan singkatnya, apa pun tindakan kita. Hal-hal yang tidak berada dalam kendali kita adalah tubuh, properti, reputasi, perintah, dan, dengan kata lain, apa pun yang bukan merupakan tindakan kita sendiri.” -Epictetus- “Banyak hal terjadi pada diri kita, namun yang benar-benar dapat kita kendalikan adalah cara kita merespons hal tersebut.” “Jangan ada kecerobohan dalam tindakanmu. Tidak ada kebingungan dalam kata-kata Anda. Tidak ada ketidaktepatan dalam pikiran Anda.” -Marcus aureliusPikirkan jalan keluar dari kesulitan: kondisi yang sulit dapat diperlunak, kondisi yang terbatas dapat diperluas, dan kondisi yang berat dapat meringankan beban mereka yang mampu menanggungnya.” -Seneca-
24 “Jangan menuntut agar peristiwa terjadi sesuai keinginan Anda; tetapi berharap hal itu terjadi sebagaimana yang terjadi, dan hidupmu akan tenteram.” -Epictetus- “Jangan biarkan imajinasimu dihancurkan oleh kehidupan secara keseluruhan. Jangan mencoba membayangkan semua hal buruk yang mungkin terjadi. Tetaplah bertahan pada situasi yang ada, dan tanyakan, “Mengapa hal ini begitu tak tertahankan? Kenapa aku tidak tahan?” Anda akan malu untuk menjawabnya. -Marcus aurelius- “Biarlah semua aktivitasmu diarahkan pada suatu objek, biarkan ia mempunyai tujuan tertentu.” -Seneca- “Segera tentukan beberapa karakter dan bentuk perilaku pada diri Anda sendiri, yang dapat Anda pertahankan baik sendiri maupun bersama.” -Epictetus- “Saat fajar, ketika Anda kesulitan bangun dari tempat tidur, katakan pada diri sendiri: 'Saya harus pergi bekerja – sebagai manusia. Apa yang harus saya keluhkan, jika saya ingin melakukan apa yang menjadi tujuan saya dilahirkan – hal yang harus saya lakukan saat dilahirkan? Atau untuk itulah aku diciptakan? Meringkuk di bawah selimut dan tetap hangat?'” -Marcus aurelius- “Enam kesalahan yang terus dilakukan umat manusia dari abad ke abad: Percaya bahwa keuntungan pribadi diperoleh dengan menghancurkan orang lain, Khawatir terhadap hal-hal yang tidak dapat diubah atau diperbaiki, Bersikeras bahwa sesuatu itu mustahil karena kita tidak bisa mencapainya, Menolak untuk mengesampingkan preferensi yang sepele, Mengabaikan pengembangan dan pemurnian pikiran, Mencoba memaksa orang lain untuk percaya dan hidup seperti kita.” -Cicero-
END. dari aku Dani mengucapkan terimakasih. 25