The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

BUKU KARYA PP AWARDS 2021 - THE RISING CASPIAN

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by mufidah.s, 2021-05-06 12:52:30

BUKU KARYA PP AWARDS 2021 - THE RISING CASPIAN

BUKU KARYA PP AWARDS 2021 - THE RISING CASPIAN

CONTENTS





The
Rising



8

SURABAYA KOTA PAHLAWAN

Surabaya sangat lekat dengan sebutan kota
pahlawan. Salah satu yang paling dikenang adalah
aksi heroik arek-arek Suroboyo, sebutan untuk
orang Surabaya, pada pertempuran 10 November
1945. Ketika itu, para pemuda Surabaya dengan
bekal bambu runcing berani melawan pasukan
Sekutu, dalam hal ini tentara Inggris. Dalam
peristiwa itu, puluhan ribu warga Surabaya tewas
saat berjuang membela Tanah Air. Peristiwa heroik
tersebut kemudian dikenal sebagai peringatan Hari
Pahlawan yang diperingati setiap tahunnya.

Kota Surabaya adalah ibukota provinsi Jawa
Timur, Indonesia. Kota terbesar kedua di Indonesia
setelah Jakarta dengan jumlah penduduk lebih dari
2,8 juta jiwa (Sensus Penduduk 2020). Surabaya
merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri,
dan pendidikan di kawasan timur Pulau Jawa dan
sekitarnya memiliki berpotensi sebagai tempat
persinggahan dan permukiman bagi kaum
pendatang (imigran). Beragam migrasi, tidak saja
dari berbagai suku bangsa di Nusantara, seperti,
Madura, Sunda, Batak, Borneo, Bali, Sulawesi dan
Papua, tetapi juga dari etnis-etnis di luar Indonesia,
seperti etnis Melayu, China, Arab, India, dan Eropa,
datang, singgah dan menetap, hidup bersama serta
membaur dengan penduduk asli, membentuk
pluralism budaya yang kemudian menjadi ciri khas
Kota Surabaya.

9 serta banyaknya area pedestrian yang
didesain dengan nyaman. Sehingga,
GRAND SUNGKONO LAGOON semua kebutuhan sehari-hari yang
dibutuhkan bisa terpenuhi, mulai dari
Grand Sungkono Lagoon, salah satu hiburan, perbelanjaan, kantor, dan
proyek prestisius dari developer BUMN, PT PP hunian.
Properti Tbk yang berkonsep Mixed-use. Kawasan
Grand Sungkono Lagoon terdiri dari 3 tower Kawasan superblok yang
apartemen, yang dilengkapi dengan Lifestyle Mall berlokasi selangkah dari gerbang tol
yang di dalamnya terdapat Kidzania Surabaya, Satelit, Surabaya Barat ini diwujudkan
terintegrasi dengan Hotel, Office Tower. Grand melalui berbagai aspek green-building
Sungkono Lagoon juga didukung dengan lokasi dan konsep smart-home demi gaya
terbaik yang berada di gerbang Central Business hidup sehat bagi para penghuni. Grand
District kota Surabaya Barat, serta terintegrasi Sungkono Lagoon menyediakan
langsung dengan jalan raya menuju Underpass taman keluarga lebih dari 3,5 hektar
dan Overpass, maupun dengan Gerbang Tol area dan memudahkan akses ke
Satelit. Selain itu konsep yang dinantikan dari berbagai tujuan aktifitas bisnis serta
Grand Sungkono Lagoon adalah adanya fasilitas hiburan bagi penghuni.
Lagoon sebagai center point dari Kawasan yang
dikelilingi jogging track setara dengan 1 kilometer,



11

APARTEMEN CASPIAN

Proyek Apartemen Caspian merupakan
salah satu apartemen di superblock kawasan
Grand Sungkono Lagoon yang berada di
Surabaya bagian barat, tepatnya di Jalan Abdul
Wahab Siamin Kav-9, Kota Surabaya. PT. PP
Properti (Tbk) merupakan owner dari proyek ini,
sedangkan untuk main contractor dipegang oleh
PT. PP (Persero) Tbk. Proyek Apartemen Caspian
memulai masa konstruksinya pada bulan Oktober
Tahun 2016.

Caspian merupakan gedung apartemen
yang memiliki konsep teknologi Smart Home
System sehingga penghuni apartemen dapat
mengontrol berbagai fasilitas seperti kontrol
kunci pintu utama, kontrol televisi, kontrol AC,
kontrol pencahayaan, dan kontrol smart power
hanya dengan satu klik dari Smartphone. Konsep
tersebut, diharapkan pengelolaan dari aspek
elektronik di dalam unit apartemen akan lebih
mudah karena dapat diakses dari Smartphone
para penghuninya. Disamping itu Tower Caspian
juga terintegrasi secara langsung dengan Lagoon
Avenue Mall Sungkono, dan wahana edukasi
anak terbesar di dunia yaitu Kidzania, yang satu-
satunya ada di Indonesia Timur.

12

Luasan Proyek Aprtement Caspian Surabaya ini adalah 3156 m2. Ketinggian bangunan adalah 178 m, dengan
total lantai sebanyak 48 lantai dengan lebar bangunan 42.5 m. Hal itu menjadikan tower Apartemen Caspian
Surabaya ini menjadi salah satu bangunan tertinggi pencakar langit yang berada di area Surabaya khususnya
Surabaya bagian barat. Apartemen Caspian ini memiliki total 539 unit hunian yang terdiri dari unit 1BR (satu kamar
tidur), 2BR (2 kamar tidur) hingga unit gabungan yang terdiri dari 3 kamar tidur (3BR). Satu lantai terdiri dari 13-14
unit hunian, terkecuali untuk lantai refuge yaitu lantai 16,17,37 dan 38 terdiri dari 7 unit hunian karena setengah
luasannya merupakan area terbuka. Untuk lantai 48 terdiri dari 4 unit hunian dengan tipe Penthouse.

Project
Chart

13

14

Project
Milestone

15

16



Green
Construction
For Green Building





21

PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION

Green Construction atau Konstruksi Hijau adalah
suatu perencanaan dan pengelolaan proyek konstruksi
sesuai dengan dokumen kontrak untuk meminimalkan
pengaruh proses konstruksi terhadap lingkungan agar
terjadi keseimbangan antara kemampuan lingkungan dan
kebutuhan hidup manusia untuk generasi sekarang dan
mendatang. Pengertian “meminimalkan pengaruh proses
konstruksi terhadap lingkungan” adalah usaha atau cara
yang digunakan dalam proses konstruksi untuk
menggunakan sumber daya alam secara efesien dan
meminimalkan limbah yang dihasilkan akibat proses
konstruksi untuk menghindari terjadinya pencemaran
lingkungan. Hal ini menjadikan bagian dari salah satu tujuan
manajemen proyek konstruksi, yaitu ramah lingkungan
sehingga turut bertindak proaktif, peduli terhadap
lingkungan selama tahap pelaksanaan proyek konstruksi
melalui efisiensi penggunaan sumber daya alam (konservasi
energi, air, material) dan meminimalkan limbah konstruksi.
Secara garis besar penerapan konsep green construction
terhadap pemakaian material baik fixed material maupun
temporary material adalah mengandung konsep 3-R
(Reduce, Reuse, Recycle). Reduce (pengurangan limbah
material), Reuse (material yang bisa digunakan secara
beulang), Recycle (material yang bisa didaur ulang).

22

konsep Konstruksi Hijau lebih ditekankan
pada proses/aktifitas pada tahap pelaksanaan
sedangkan konsep Bangunan Hijau lebih kepada
fisik suatu bangunan selama masa operasionalnya.
Tentu saja secara umum untuk mengwujudkan hal
tersebut dibutuhkan biaya yang tidak sedikit
sebagai biaya investasi awal namun hal ini akan
memberikan dampak positif jika dilihat dan
dianalisis sepanjang siklus hidup sebuah bangunan
ke depannya, hal ini dikarenakan secara tidak
langsung dapat menekan biaya operasional sebuah
bangunan dan mereduksi dampak negatif terhadap
lingkungan. Dari segi intangible benefit dapat
memberikan dampak positif berupa peningkatkan
produktivitas, kesehatan dan kualitas hidup bagi
penghuninya. Peran kebijakan Pemerintah dalam
hal ini juga dibutuhkan untuk mendorong
terwujudnya masyarakat konstruksi yang lebih
mengedepankan konsep ramah lingkungan dalam
mendukung pembangunan yang berkelanjutan.

Proyek Apartemen Caspian pun telah
menerapkan Green Construction sejak awal
perencanaan Proyek ini. Beberapa manfaat yang
telah dirasakan setelah menerapkan Green
Construction yaitu penghematan energi dapat
meminimalisir pengeluaran, menjaga kebersihan
area proyek dapat menurunkan resiko terkenanya
penyakit dan dengan kondisi area kerja yang bersih
dan asri dapat meningkatkan kenyamanan dalam
bekerja.

I. TEPAT GUNA LAHAN
Memelihara kehijauan Lingkungan serta
mengurangi dan menyerap CO2 dan polutan
dengan cara melakukan penghijauan disekitar
kontraktor keet dan tidak menebang pohon.

II. EFISIENSI DAN KONSERVASI ENERGI
Dengan cara:
- Melakukan pemantauan dan pencatatan pemakaian listrik.
- Penghematan konsumsi energi
- Mengendalikan penggunaan sumber energi yg

memberikan dampak terhadap lingkungan (pengukuran
kebisingan)

III. KONSERVASI AIR
Melakukan pemantauan & pencatatan pemakaian
air serta menggaungkan penghematan konsumsi
air di area proyek, mess dan bedeng pekerja.

23

IV. MANAJEMEN LINGKUNGAN PROYEK
Melakukan Pengelolaan Sampah (Selama Proses
Konstruksi). Mendorong mengurangi terjadinya

J5 sampah sehingga mengurangi beban TPA (Tempat

Pembuangan Sampah).

V. SUMBER DAN SIKLUS MATERIAL
Menggunakan Material Lokal bekas bangunan lama
dan atau tempat lain untuk mengurangi Pemakaian
Material Baru. Contoh : memanfaatkan kontainer
untuk membangun keet, memanfaatkan potongan
bata ringan untuk pengganti urugan.

VI. KESEHATAN DAN KENYAMANAN DI AREA PROYEK
Dengan cara :
- Mengurangi dampak asap rokok
- Mengurangi Polusi Zat Kimia Berbahaya Bagi

Kesehatan
- Menjaga Kebersihan & Kenyamanan lingkungan

proyek

24

25

GREEN BUILDING

Lembaga bangunan hijau Indonesia atau Green Building Council Indonesia (GBC Indonesia) adalah lembaga
swadaya dan nirlaba yang didirikan pada tahun 2009 dan didirikan oleh sinergi para pemangku kepentingan meliputi
profesional bidang jasa konstruksi, kalangan industri sektor bangunan dan properti, pemerintah, institusi pendidikan
dan penelitian, asosiasi profesi, dan masyarakat peduli lingkungan.

GBC Indonesia telah memperoleh status Emerging Member dari World Green Building Council (WGBC) yang
berpusat di Toronto, Kanada. WGBC saat ini beranggotakan 73 negara dan mengakui hanya ada satu GBC di setiap
Negara. Misi dari GBC Indonesia adalah melakukan transformasi menuju masyarakat hijau yang berorientasi pada
keberlanjutan (sustainablility).

Bangunan hijau direncanakan, didirikan, dioperasikan, dan dirawat dengan memperhatikan aspek
keberlanjutan lingkungan berupa penghematan energi, air, material dan kesesuaian lahan, sedemikian rupa sehingga
menurunkan emisi karbon dan menjaga ketersediaan sumber daya alam.

Greenship adalah nama perangkat untuk menilai kinerja bangunan dalam hal penerapan konsep green
building yang mencerminkan kaidah ekologi, sosial, dan industri khas Indonesia. GBC Indonesia menyelenggarakan
sertifikasi bangunan berdasarkan Greenship. Perangkat penilaian yang telah dihasilkan dan siap diterapkan oleh GBC
Indonesia adalah Greenship untuk gedung baru (New Building) dan Greenship untuk gedung terbangun (Existing
Building) di semua sektor bangunan komersial (perkantoran, pertokoan, rumah sakit, hotel, dan apartemen).

26

GREENSHIP New Building adalah sistem sertifikasi gedung yang diperuntukkan bagi gedung-
gedung baru yang berkaitan dengan desain dan konstruksi gedung. Dalam sertifikasi ini tim proyek
diberikan kesempatan untuk membuat green building yang komprehensif dengan pendekatan dan ide
inovatif dan kreatif mulai dari tahap desain hingga operasional.

Jenis proyek yang dapat disertifikasi menjadi Gedung Baru GREENSHIP:
1. Bangunan baru di atas lahan kosong.
2. Proyek renovasi dengan 90% kegiatan renovasi mekanikal elektrikal dan renovasi struktur.
3. Bangunan baru di atas tanah dalam satu kawasan terintegrasi.

Sistem sertifikasi Gedung Baru GREENSHIP memiliki dua (2) tahap penilaian:
1. Tahap Design Recognition (DR), dengan skor maksimum 77 poin.

Pada tahap ini, tim proyek memiliki kesempatan untuk menerima penghargaan sementara untuk proyek
tersebut pada tahap desain dan perencanaan akhir berdasarkan alat penilaian GREENSHIP. Tahapan ini
dimulai selama bangunan tersebut masih dalam tahap perencanaan.
2. Tahap Final Assessment (FA), dengan nilai maksimum 101 poin.
Pada tahap ini, proyek dinilai secara menyeluruh dari aspek desain dan konstruksi dan merupakan tahap
terakhir yang menentukan kinerja bangunan secara keseluruhan.

Sistem sertifikasi Gedung Baru GREENSHIP terdiri dari ketentuan Kelayakan dan 6 kategori penilaian
yaitu:
1. Pengembangan Situs yang Sesuai (ASD)
2. Efisiensi dan Konservasi Energi (EEC)
3. Konservasi Air (WAC)
4. Sumber Daya dan Siklus Material (MRC)
5. Kesehatan dan Kenyamanan Dalam Ruangan (IHC)
6. Pengelolaan Bangunan dan Lingkungan (BEM)
Setiap kategori terdiri dari beberapa kriteria yang memuat Prasyarat, Poin Kredit, dan Poin Bonus.

Ketentuan Kelayakan Gedung Baru GREENSHIP (NB)

27

Ketentuan Kelayakan Gedung Baru GREENSHIP (NB)

Sebelum memulai proses sertifikasi, Proyek harus memenuhi ketentuan
kelayakan yang ditentukan oleh GBC Indonesia. Persyaratannya meliputi:
1. Luas bangunan minimal 2500 m2.
2. Kesediaan pengelola gedung untuk menyerahkan data tersertifikasi

gedung hijau untuk dapat diakses oleh GBC Indonesia.
3. Fungsi bangunan sesuai dengan peruntukan lahan berdasarkan RTRW

tempaan.
4. Kepemilikan rencana AMDAL dan / atau Upaya Pengelolaan Lingkungan

(UKL) / Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).
5. Kepatuhan bangunan dengan standar keamanan untuk proteksi kebakaran.
6. Kesesuaian bangunan dengan standar ketahanan gempa.
7. Kesesuaian bangunan dengan standar aksesibilitas penyandang disabilitas.

28

Contoh penilaian Design Recognition (DR) Apartemen Caspian oleh Green Building Council Indonesia:



Proses
Handover





Lima tahun sudah Proyek Apartemen Caspian membangun, yaitu sejak September 2016 dan masih berlangsung
hingga kini. Regenerasi silih berganti, perubahan personil telah banyak dilalui oleh proyek ini. Selain itu,
beberapa strategi diimplementasikan untuk menyelesaikan proyek ini agar segera melakukan handover ke
owner dan customer. Banyak faktor yang sangat mempengaruhi keterlambatan dalam pelaksanaan handover.
Selain masalah non teknik, banyak lesson learned terkait masalah teknik yang bisa diambil dan dijadikan
pelajaran dari Caspian salah satunya ialah strategi handover.

33

Proyek apartemen yang
memiliki 48 Lantai dengan 539
unit ini tentunya harus memiliki
strategi yang tepat dan bisa
langsung diterapkan pada
proyek serupa. Dengan ini
pembaca dapat menyesuaikan
dan mengidentifikasi apakah
strategi yang dapat langsung
diterapkan pada proyek yang
dihadapinya kedepan. Strategi
handover dibuat untuk
menemukan komposisi strategi
handover yang tepat untuk bisa
diaplikasikan di proyek
apartemen lainnya agar
mencapai target waktu lebih
awal dari yang ditentukan.
Sehingga biaya bisa lebih
diefisiensi dan meningkatkan
laba perusahaan.

34

Manajemen Defect Tabel Ceklist Defect Sebelum

Defect merupakan perbaikan
pekerjaan yang tidak sesuai
dengan spesifikasi yang telah
disetujui dan disepakati
sebelumnya. Sebelum unit
benar-benar bisa diserah
terimakan, maka unit tersebut
harus sudah dianggap zero
defect atau tidak perlu adanya
perbaikan item pekerjaan.
Proses ceklist pekerjaan defect
dilakukan oleh team Quality
Control (QC) dan konsultan
pengawas. Pada saat
pelaksanaan ceklist defect, baik
team QC maupun konsultan
pengawas memiliki form ceklist
defect yang berisi item-item
pekerjaan pada setiap unitnya.
Form ceklist sebelumnya
berupa lembar kosong yang
item pekerjaan defectnya diisi
oleh pihak yang bersangkutan.

35

Dalam pelaksanaannya terkadang terdapat item pekerjaan yang tertinggal, sehingga pada saat ceklist defect
selanjutnya akan menimbulkan pekerjaan yang masih belum sesuai. Sehingga, form ceklist defect diperbarui
seperti pada gambar dibawah ini.

Tabel Ceklist Defect Sekarang

36

Form ceklist defect yang telah
diperbarui langsung menyebutkan item
pekerjaan yang terdapat pilihan “Y”
yang berarti pekerjaan tersebut sudah
sesuai dan tidak perlu adanya defect,
pilihan “N” yang artinya perlu adanya
perbaikan di item pekerjaan tersebut
dan “KET” yang diisi tentang
ketidaksesuaian pekerjaan seperti apa
yang harus diperbaiki. Cara ceklistnya
cukup denga dengan mencentang “N”
atau “Y” serta mengisi “KET” apabila
terdapat item pekerjaan yang perlu
perbaikan. Item Pekerjaan pada form ini
telah disepakati bersama baik dengan
pihak QC, Lapangan maupun Staf
Teknik. Sehingga penggunaan form
ceklist defect yang telah diperbarui ini
akan lebih efektif dan lebih
memudahkan.

37

Matriks Progress

Laporan progress membantu mengetahui
sampai manakah pekerjaan tersebut
dilaksanakan. Untuk mengetahui sampai
mana progress di lapangan maka dibuatlah
form ceklist progress. Form ini berisi tentang
pekerjaan disetiap lantai yang akan diisi oleh
pihak lapangan yang selanjutnya akan
direkapitulasi oleh staf teknik. Ceklist ini
dilakukan setiap hari untuk mengeahui
pekembangan dari pekerjaan tersebut.
Apabila terdapat salah satu pekerjaan yang
tidak ada perubahan progressnya maka
sesegera mungkin dicari tahu penyebabnya
serta akan langsung ditangani, sehingga
progress di lapangan akan tetap terkontrol.
Form ceklist progress berisi nilai progress
disetiap lantai serta nama setiap mandor
dan pelaksana yang bertanggung jawab di
area lantai tersebut. Selain itu juga terdapat
nilai progress hari sebelumnya untuk
mengetahu perkembangan progress dari
item pekerjaan tersebut. Hal ini akan
memudahkan tentang siapa pertama kali
yang akan dihubungi apabila terdapat
progress yang tidak ada perkembangannya.

38

Tabel Form Ceklist Progress Perlantai

Selain form ceklist progress perlantai, juga terdapat form ceklist progress per unit terutama
unit-unit yang menjadi target hand over. Form ini akan menjelaskan lebih detail setiap unit per
lantainya. Sehingga akan lebih tahu unit mana yang progressnya harus lebih diperhatikan dan unit
mana yang perogressnya sudah cukup untuk dilakukan hand over / serah terima. Dengan adanya

39

ceklist progress ini akan mempermudah dalam pengejaran progress dan target akan tetap sesuai.
Form ceklist per unit bisa dilihat pada gambar dibawah ini.

Tabel Form Ceklist Progress Perunit

40

41

Matriks Material Progress

Pendatangan material harus selalu

dilakukan secara rutin supaya

pekerjaan dilapngan terus berjalan.

Karena material merupakan hal

terpenting yang juga

mempengaruhi progress pekerjaan.

Seperti halnya form ceklist progress,

pihak lapangan juga akan mengisi

form ceklist kekurangan kebutuhan

material per unit yang nantinya akan

didatangkan sebelum material lama

telah habis. Form ceklist ini berisi

tipe per unit serta item material

material yang digunakan pada unit tersebut. Pihak lapangan
akan mengisikan berapa total kekurangan material tersebut per
unitnya dan apabila material sudah cukup maka diberi tanda
“√” atau memberi warna pada kolomnya dan apabila terdapat
kekurangan material langsung mengisi berapa total
kekurangannya. Form ceklist material bisa dilihat pada halaman
berikutnya.

42

Tabel Form Ceklist Material

26

27

Dalam pendatangan material juga perlu adanya monitoring terhadap jumlah pengeluaran
material. Hal ini untuk mengontrol biaya yang akan dikeluarkan oleh proyek. Dalam penentuan
jumlah material akan selalu disesuaikan dengan nilai kontrak maupun BOQ proyek, serta pengukuran
baik di shop drawing maupun lapngan. Staf teknik akan membuat form monitoring material yang
berisikan jumlah total kebutuhan material dan jumlah material yang telah diambil per lantainya. Hal
ini untuk mengontrol material agar tidak melebihi jumlah yang telah terploting. Apanila terdapat

43

material yang sudah melebihi batas pengambilan, maka akan diberi tanda pada lantai tersebut dan
untuk selanjutnya tidak dapat mengambil kembali material yang sama. Sehingga selain selalu
mencukupi kebutuhan material di lapangan, dalam segi pengeluaran material akan tetap terkontrol.
Contoh form ceklist pengeluaran material dapat dilihat pada gamabr dibawah ini.

Tabel Form Ceklist Pengeluaran Keramik

44

Tabel Form Ceklist Pengeluaran Material Plesteran

45

Tabel Form Ceklist Pengeluaran Material Acian

Lantai KEB SIPEK Final TOTAL Pengambilan
PENGAMBILAN
6 sak 19-05-20 20-05-20
7 47 24-04-20 14-05-20 15-05-20 16-05-20 17-05-20 18-05-20 21-05-20 22-05-20 23-05-20 24-05-20 25-05-20
8 46 sak sak
9 47 sak sak sak sak sak sak sak sak sak sak sak sak sak
10 47 00
11 47 -0 0 0 0 0 0
12 47
13 46 -0
14 46
15 27 -0
16 47
17 26 -0
18 26
19 46 -0
20 41
21 47 20
22 46
23 46 20
24 46
25 46 30
26 46
27 47 10
28 47
29 46 20
30 46
31 46 40
32 46
33 47 40
34 45
35 46 90
36 45
37 46 80
38 26
39 26 12 0
40 47
41 47 20
42 48
43 48 20
44 48
45 48 11 0
46 48
47 48 37 0
48 48
TOTAL 31 37 0

00

44 0

36 10 10

34 10 10

36 10 10

90

90

36 0

44 0

37 0

46 0

26 0

26 0

37 0

47 0

48 0

48 0

39 0

48 0

48 0

48 0

48 0

31 0

965 30 0 0 0 0 0

46

47

Matriks Tenaga

Penyelesaian pekerjaan di lapangan
tidak terlepas dari jumlah tenaga
kerja atau manpower yang tersedia.
Selain monitoring progress dan
material, juga terdapat monitoring
jumlah manpower perharinya.
Monitoring ini di update setiap hari
dan akan cepat terdeteksi apabila
terdapat manpower yang yang
berkurang. Selanjutnya apabila
terdapat manpower yang berkurang
akan segera diatasi dengan
mengetahui penyebab berkurangnya
tenaga yang kemudian akan segera
diaktifkan kembali sesuai dengan
jumlah manpower yang telah
disepakati. Form monitoring
manpower berisikan jumlah tenaga
disetiap sub pekerjaan per lantainya.
Apabila jumlah manpower selalu
terkontrol maka pekerjaan di
lapangan tidak akan tertunda dan
akan berjalan dengan lancer serta
sesui target. Form monitoring
manpower dapat dilihat pada
gambar di halaman selanjutnya.

48

Tabel Form Monitoring Manpower

Aspek-aspek diatas merupakan hal yang
mendukung terlaksananya Hand Over secara
tepat waktu. Aspek satu sama lain saling memiliki
keterkaitan, sehingga untuk mengoptimalkan
metode pengoptimalan Hand Over, aspek-aspek
tersebut dilakukan secara seimbang dan
bersamaan. Selain aspek-aspek tersebut, hal yang
perlu diperhatikan adalah komunikasi.
Komunikasi pihak-pihak yang terkait akan lebih
memudahlan dalam menjalankan matriks aspek-
aspek tersebut. Semakin baik komunikasi yang
dilakukan, maka matriks penunjang Hand Over
tersebut akan berjalan dengan baik serta optimal.

Sebelum berbicara soal strategi, penting untuk memahami proses dari handover dan
stakeholder yang terlibat disetiap tahapannya. Berikut merupakan flowchart yang
memberikan informasi berupa began alir dari proses handover.

Mulai
Kontraktor menyelesaikan pekerjaan

Cheklist BAPP bersama MK
Cheklist BAST bersama MK, Owner dan BM

Repair NOT OK

OK

BAST oleh BM ke customer
Selesai

49


Click to View FlipBook Version